SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
Ahmad Faiz Taymiah (08121006053)
Yulisa Riska Andari (08121006055)
Rizky Sintya (08121006057)
Titis Utami W.N. (08121006059)

anstetik umum & lokal

ANESTETIK UMUM
&
ANESTETIK LOKAL
1. PENGERTIAN

anstetik umum & lokal

Anastesi lokal adalah
diberikan secara lokal
kadar cukup
menghambat hantaran impuls pada saraf
2. RUMUS DASAR ANASTESI DASAR

anstetik umum & lokal

Terdiri dari 3 bagian :
1.
Gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan
gugus residu aromatik lipofil melalui suatu gugus
antara
2.
Gugus amin selalu berupa amin tersier / amin
sekunder
3.
Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan
dengan “ikatan amida” dan “ikatan ester”
3. SIFAT-SIFAT ANASTETIK LOKAL YANG IDEAL
1)

3)
4)

5)
6)
7)

anstetik umum & lokal

2)

Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan
saraf secara permanen
Batas keamanan harus lebar
Masa kerja harus cukup lama
Masa pemulihan tidak terlalu lama
Harus larut dalam air
Stabil dalam larutan
Dapat disentuh tanpa mengalami perubahan
anstetik umum & lokal

ANESTETIK LOKAL
Absorpsi

Metabolisme

anstetik umum & lokal

Farmakokinetik

Aktivitas
permukaan
a.

c.

anstetik umum & lokal

b.

Absorpsi
Anastesi lokal diabsorpsi dari jaringan tempat suntikan
ke sekitar batang saraf.
Dipengaruhi oleh banyaknya aliran darah ke daerah
tempat suntikan
Aktivitas permukaan
Adalah kemampuan untuk menganastesi kulit dan
membran mukosa bila diberikan secara topikal pada
permukaan tubuh
Metabolisme
 Golongan ester
: di degradasi di dalam hati
oleh pseudokolinesterase
 Golongan amida
: di hidrolisis di hati
FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerja :
Membran
sel

Depolarisasi
terganggu

2
Ca
ekstraseluler
meningkat

Memblok
konduksi aksi
potensial

3

7

6
Mencegah
depolarisasi
normal membran

4
5
Influks ion
terganggu

Obat berikatan di
dalam kanal Na

anstetik umum & lokal

1
Kardiovaskular

SSP

Efek
farmakologi

Sistem saraf
simpatis

Suhu
badan

anstetik umum & lokal

Otot
polos
TOKSISITAS
1)

3)

>> Solusi
1)
Alergi = gunakan obat anastetik lokal golongan
amida
2)
Toksisitas berat = terapi simtomatis

anstetik umum & lokal

2)

Reaksi alergi pada obat anastetik lokal golongan
ester
Peningkatan suasana perasaan
Kejang berat yang disertai koma
OBAT ANESTETIKA LOKAL

anstetik umum & lokal

Golongan ester
 Kokain
Indikasi Klinik:
sebagai anestesi topikal, terutama untuk hidung dan
tenggorokan.
Tosisitas:
dosis toksik menimbulkan perangsangan SSP
(iritabilitas, psikosis, kejang) diikuti oleh depresi
pernapasan; potensi kuat menimbulkan
penyalahgunaan (dapat menimbulkan
ketergantungan psikologis).
Farmakodinamik:
Efek kokain yang paling penting yaitu menghambat hantaran
saraf, bila dikenakan secara lokal. Efek sistemiknya yang
paling mencolok yaitu rangsangan SSP.


anstetik umum & lokal

Farmakokinetik:
Walaupun vasokonstriksi lokal menghambat absorpsi
kokain, kecepatan absorpsi masih melebihi kecepatan
detoksikasi dan ekskresinya sehingga kokain sangat toksik.
Kokain di absorpsi dari segala tempat, termasuk selaput
lendir. Pada pemberian oral, kokain tidak efektif karena di
dalam usus sebaagian besar mengalami hidrolisis. Sebagaian
besar kokain mengalami detoksikasi di hati, dan sebagian
kecil diekskresikan bersama urin dalam bentuk utuh.
Diperkirakan hati dapat melakukan detoksikasi kokain
sebanyak satu dosis letal minimal dalam waktu 1 jam;
detoksiksikasi kokain tidak secepat detoksikasi anestetik lokal
sintetik.
Prokain
Indikasi Klinik:
Untuk anestesi lokal dengan suntikan lokal, blokade
saraf dan anestesi spinal; sedangkan secara topikal tidak
efektif; derivat prokainamid digunakan untuk terapi
aritmia jantung
Toksisitas:
Toksisitas sistemik rendah karena masa kerjanya
singkat dan degradasi cepat; over dosis dapat
menyebabkan gawat pernapasan.


anstetik umum & lokal
Klorprokain
Indikasi klinik:
Anestesi infiltrasi, blokade saraf, dan anestesi
epidural.
Toksisitas:
Toksisitas sistemik kecil


anstetik umum & lokal
Tetrakain
Indikasi klinik:
Lebih sering digunakan untuk anaestesi spinal;
penggunaan topikal pada mata dan nasofaring.
Toksisitas:
Mirip prokain, memengaruhi sulfonamida.


anstetik umum & lokal
Golongan amida
Lidokain
Indikasi klinik:
Anestesi topikal, injeksi lokal untuk anaestesi lokal; i.v.
digunakan untuk aritmia jantung.
Toksisitas:
Sedasi, amnesia, dan konvulsi.
Farmakodinamik
Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih
ekstensif daripada yeng ditimbulkan oleh prokain pada
konsentrasi yang sebanding. Anestesi ini efektif bila digunakan
tanapa vasokontriktor, tetapi kecepatan absorpsi dan
toksisitasnya bertambah dan masa kerjanya lebih pendek.
Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang
hipersensitif terhadap anestetik lokal golongan ester.


anstetik umum & lokal
anstetik umum & lokal

Farmakokinetik
Lidokain lebih cepat diserap dari tempat
suntikan, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan
serta dapat melewati sawar darah otak. Kadarnya dalam
plasma fetus dapat mencapai 60 % kadar dalam darah
ibu. Dalam hati, lidokain mengalami deakilasi oleh enzim
oksidase fungsi ganda membentuk etilglisin xilidid dan
glisin xilidid, yang kemudian dapat dimetabolisme lebih
lanjut menjadi mono etilglisin xilidid dan glisin xilidid.
Bupivakain
Indikasi klinik:
Anestesi infiltrasi, untuk blokade saraf, dan anestesi
spinal.
Toksisitas:
Hampir sama dengan prokain.
 Mevikain
Indikasi klinik:
Infiltrasi lokal, blokade saraf, dan anestesi spinal.


anstetik umum & lokal
TEKNIK PEMBERIAN ANESTETIK LOKAL
Anestesi Permukaan
yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal
diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau
faring.


anstetik umum & lokal

Anestesia infiltrasi
penyuntikan larutan analgetik lokal langsung
diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi.
Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah
blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal
atau subkutan.


Anestesia blok
yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama
atau pleksus saraf.
 Anestesia spinal
Yaitu anaestesia blok yang luas.


anstetik umum & lokal
SUMBER

Syarif SKM,SpFK , dr. Amir. dkk . 2007. Farmakologi
dan Terapi. Jakarta : Departemen farmakologi dan
fakultas kedokteran UI

anstetik umum & lokal

Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK
UNSRI.2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi.
jakarta : EGC penerbit buku kedokteran.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonRolly Scavengers
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinTaofik Rusdiana
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaNur Hajriya
 
2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokaltarmizitaher
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 

Was ist angesagt? (20)

Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik Digoxin
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Isk
IskIsk
Isk
 
2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
 

Andere mochten auch

Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 
Presentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPresentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPanji Dammen
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 

Andere mochten auch (10)

Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
Anestesi lokal
Anestesi lokalAnestesi lokal
Anestesi lokal
 
Makalah anestesi
Makalah  anestesiMakalah  anestesi
Makalah anestesi
 
Anestetika
AnestetikaAnestetika
Anestetika
 
Presentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPresentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokal
 
Anestesi MENCITppt
Anestesi MENCITpptAnestesi MENCITppt
Anestesi MENCITppt
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Laporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokalLaporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokal
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Anasthesi
AnasthesiAnasthesi
Anasthesi
 

Ähnlich wie ANESTETIK LOKAL

Ähnlich wie ANESTETIK LOKAL (20)

Anestesi_lokal.pptx
Anestesi_lokal.pptxAnestesi_lokal.pptx
Anestesi_lokal.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tujuan intruksional
Tujuan intruksionalTujuan intruksional
Tujuan intruksional
 
Tujuan intruksional
Tujuan intruksionalTujuan intruksional
Tujuan intruksional
 
anestesi lokal.pptx
anestesi lokal.pptxanestesi lokal.pptx
anestesi lokal.pptx
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Anestesi-Lokal.pptx
Anestesi-Lokal.pptxAnestesi-Lokal.pptx
Anestesi-Lokal.pptx
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Iv. anestetik lokal
Iv. anestetik lokalIv. anestetik lokal
Iv. anestetik lokal
 
Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)
 
Farmakologi i
Farmakologi iFarmakologi i
Farmakologi i
 
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptxpersiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
 
5_6116264494449558898.pptx
5_6116264494449558898.pptx5_6116264494449558898.pptx
5_6116264494449558898.pptx
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI LOKAL DAN REGIONAL.pptx
FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI LOKAL DAN REGIONAL.pptxFARMAKOLOGI OBAT ANESTESI LOKAL DAN REGIONAL.pptx
FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI LOKAL DAN REGIONAL.pptx
 

ANESTETIK LOKAL

  • 1. Ahmad Faiz Taymiah (08121006053) Yulisa Riska Andari (08121006055) Rizky Sintya (08121006057) Titis Utami W.N. (08121006059) anstetik umum & lokal ANESTETIK UMUM & ANESTETIK LOKAL
  • 2. 1. PENGERTIAN anstetik umum & lokal Anastesi lokal adalah diberikan secara lokal kadar cukup menghambat hantaran impuls pada saraf
  • 3. 2. RUMUS DASAR ANASTESI DASAR anstetik umum & lokal Terdiri dari 3 bagian : 1. Gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu aromatik lipofil melalui suatu gugus antara 2. Gugus amin selalu berupa amin tersier / amin sekunder 3. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan dengan “ikatan amida” dan “ikatan ester”
  • 4. 3. SIFAT-SIFAT ANASTETIK LOKAL YANG IDEAL 1) 3) 4) 5) 6) 7) anstetik umum & lokal 2) Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen Batas keamanan harus lebar Masa kerja harus cukup lama Masa pemulihan tidak terlalu lama Harus larut dalam air Stabil dalam larutan Dapat disentuh tanpa mengalami perubahan
  • 5. anstetik umum & lokal ANESTETIK LOKAL
  • 6. Absorpsi Metabolisme anstetik umum & lokal Farmakokinetik Aktivitas permukaan
  • 7. a. c. anstetik umum & lokal b. Absorpsi Anastesi lokal diabsorpsi dari jaringan tempat suntikan ke sekitar batang saraf. Dipengaruhi oleh banyaknya aliran darah ke daerah tempat suntikan Aktivitas permukaan Adalah kemampuan untuk menganastesi kulit dan membran mukosa bila diberikan secara topikal pada permukaan tubuh Metabolisme  Golongan ester : di degradasi di dalam hati oleh pseudokolinesterase  Golongan amida : di hidrolisis di hati
  • 8. FARMAKODINAMIK Mekanisme kerja : Membran sel Depolarisasi terganggu 2 Ca ekstraseluler meningkat Memblok konduksi aksi potensial 3 7 6 Mencegah depolarisasi normal membran 4 5 Influks ion terganggu Obat berikatan di dalam kanal Na anstetik umum & lokal 1
  • 10. TOKSISITAS 1) 3) >> Solusi 1) Alergi = gunakan obat anastetik lokal golongan amida 2) Toksisitas berat = terapi simtomatis anstetik umum & lokal 2) Reaksi alergi pada obat anastetik lokal golongan ester Peningkatan suasana perasaan Kejang berat yang disertai koma
  • 11. OBAT ANESTETIKA LOKAL anstetik umum & lokal Golongan ester  Kokain Indikasi Klinik: sebagai anestesi topikal, terutama untuk hidung dan tenggorokan. Tosisitas: dosis toksik menimbulkan perangsangan SSP (iritabilitas, psikosis, kejang) diikuti oleh depresi pernapasan; potensi kuat menimbulkan penyalahgunaan (dapat menimbulkan ketergantungan psikologis).
  • 12. Farmakodinamik: Efek kokain yang paling penting yaitu menghambat hantaran saraf, bila dikenakan secara lokal. Efek sistemiknya yang paling mencolok yaitu rangsangan SSP.  anstetik umum & lokal Farmakokinetik: Walaupun vasokonstriksi lokal menghambat absorpsi kokain, kecepatan absorpsi masih melebihi kecepatan detoksikasi dan ekskresinya sehingga kokain sangat toksik. Kokain di absorpsi dari segala tempat, termasuk selaput lendir. Pada pemberian oral, kokain tidak efektif karena di dalam usus sebaagian besar mengalami hidrolisis. Sebagaian besar kokain mengalami detoksikasi di hati, dan sebagian kecil diekskresikan bersama urin dalam bentuk utuh. Diperkirakan hati dapat melakukan detoksikasi kokain sebanyak satu dosis letal minimal dalam waktu 1 jam; detoksiksikasi kokain tidak secepat detoksikasi anestetik lokal sintetik.
  • 13. Prokain Indikasi Klinik: Untuk anestesi lokal dengan suntikan lokal, blokade saraf dan anestesi spinal; sedangkan secara topikal tidak efektif; derivat prokainamid digunakan untuk terapi aritmia jantung Toksisitas: Toksisitas sistemik rendah karena masa kerjanya singkat dan degradasi cepat; over dosis dapat menyebabkan gawat pernapasan.  anstetik umum & lokal
  • 14. Klorprokain Indikasi klinik: Anestesi infiltrasi, blokade saraf, dan anestesi epidural. Toksisitas: Toksisitas sistemik kecil  anstetik umum & lokal
  • 15. Tetrakain Indikasi klinik: Lebih sering digunakan untuk anaestesi spinal; penggunaan topikal pada mata dan nasofaring. Toksisitas: Mirip prokain, memengaruhi sulfonamida.  anstetik umum & lokal
  • 16. Golongan amida Lidokain Indikasi klinik: Anestesi topikal, injeksi lokal untuk anaestesi lokal; i.v. digunakan untuk aritmia jantung. Toksisitas: Sedasi, amnesia, dan konvulsi. Farmakodinamik Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yeng ditimbulkan oleh prokain pada konsentrasi yang sebanding. Anestesi ini efektif bila digunakan tanapa vasokontriktor, tetapi kecepatan absorpsi dan toksisitasnya bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap anestetik lokal golongan ester.  anstetik umum & lokal
  • 17. anstetik umum & lokal Farmakokinetik Lidokain lebih cepat diserap dari tempat suntikan, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan serta dapat melewati sawar darah otak. Kadarnya dalam plasma fetus dapat mencapai 60 % kadar dalam darah ibu. Dalam hati, lidokain mengalami deakilasi oleh enzim oksidase fungsi ganda membentuk etilglisin xilidid dan glisin xilidid, yang kemudian dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi mono etilglisin xilidid dan glisin xilidid.
  • 18. Bupivakain Indikasi klinik: Anestesi infiltrasi, untuk blokade saraf, dan anestesi spinal. Toksisitas: Hampir sama dengan prokain.  Mevikain Indikasi klinik: Infiltrasi lokal, blokade saraf, dan anestesi spinal.  anstetik umum & lokal
  • 19. TEKNIK PEMBERIAN ANESTETIK LOKAL Anestesi Permukaan yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.  anstetik umum & lokal Anestesia infiltrasi penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan. 
  • 20. Anestesia blok yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksus saraf.  Anestesia spinal Yaitu anaestesia blok yang luas.  anstetik umum & lokal
  • 21. SUMBER Syarif SKM,SpFK , dr. Amir. dkk . 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen farmakologi dan fakultas kedokteran UI anstetik umum & lokal Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI.2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. jakarta : EGC penerbit buku kedokteran.