Dokumen tersebut membahas tentang akreditasi sekolah yang meliputi tujuan, proses, evaluasi diri, dan visitasi oleh tim asesor untuk menilai kelayakan dan kinerja sekolah berdasarkan standar yang telah ditetapkan."
2. Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian
(asesmen) sekolah secara sistematis dan
komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan
evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan
kelayakan dan kinerja sekolah.
‘
’
3. Undang Undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 60, Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat
Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002.
5. • yakni dalam rangka mengetahui bagaimana kelayakan & kinerja
sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, mengacu
kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan indikator-
indikator amalan baik sekolah
untuk pengetahuan
• agar sekolah dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan
yang diberikan memenuhi harapan atau keinginan masyarakat
untuk akuntabilitas,
• yakni agar sekolah dapat melakukan peningkatan kualitas atau
pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi
untuk kepentingan pengembangan
6. Objektif informasi objektif tentang kelayakan dan
kinerja sekolah
Efektif hasil akreditasi memberikan informasi yang
dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
Komprehensif meliputi berbagai aspek dan
menyeluruh
Memandirikan sekolah dapat berupaya meningkatkan
mutu dengan bercermin pada evaluasi diri
keharusan (mandatori) akreditasi dilakukan untuk
setiap sekolah sesuai dengan kesiapan sekolah.
7. • keseimbangan fokus antara kelayakan dan
kinerja sekolah
• keseimbangan antara penilaian internal dan
eksternal
• keseimbangan antara penetapan formal
peringkat sekolah dan umpan balik perbaikan
8. Akreditasi sekolah dilaksanakan mencakup :
• Lembaga satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA)
• Program Kejuruan/kekhususan (SDLB, SMPLB,
SMALB, SMK)
10. Masing-masing komponen dijabarkan ke
dalam beberapa aspek. Dari masing-masing
aspek dijabarkan lagi kedalam indikator.
Berdasarkan indikator dibuat item-item yang
tersusun dalam Instrumen Evaluasi Diri dan
Instrumen Visitasi.
12. Sekolah mengajukan
permohonan akreditasi
kepada Badan Akreditasi
Propinsi (BAP)-S/M atau
kepada Unit Pelaksana
Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota
Setelah menerima
instrumen evaluasi diri,
sekolah perlu memahami
bagaimana menggunakan
instrumen dan
melaksanakan evaluasi
diri. Apabila belum
memahami, sekolah
dapat melakukan
konsultasi kepada BAN-
SM mengenai
pelaksanaan dan
penggunaan instrumen
tersebut
1
2
13. • Mengingat jumlah data dan informasi yang
diperlukan dalam proses evaluasi diri cukup banyak,
maka sebelum pengisian instrumen evaluasi diri,
perlu dilakukan pengumpulan berbagai dokumen
yang diperlukan sebagai sumber data dan informasi
3
14. Persyaratan
agar
Mengikuti ?
• memiliki surat keputusan kelembagaan (UPT)
• memiliki siswa pada semua tingkatan
• memiliki sarana dan prasarana pendidikan
• memiliki tenaga kependidikan
• melaksanakan kurikulum nasional
• telah menamatkan siswa.
15. • Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
(BAN-S/M)
BAN-S/M merupakan badan non struktural yang
secara teknis bersifat independen dan profesional
yang terdiri atas unsur-unsur masyarakat,
organisasi penyelenggara pendidikan, perguruan
tinggi, dan organisasi yang relevan yang memiliki
kewenangan untuk menetapkan kebijakan,
standar, sistem,dan perangkat akreditasi secara
nasional.
16. • Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah
(BAP-S/M)
Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP-
S/M) berkewenangan untuk melaksanakan kegiatan
akreditasi SMP, SMA, SMK dan SLB.
• Unit Pelaksana Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota
Sedangkan, Unit Pelaksana Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota berkewenangan melaksanakan
akreditasi untuk TK dan SD.
17. • Sertifikat Akreditasi Sekolah
Sertifikat Akreditasi Sekolah adalah surat yang
menyatakan pengakuan dan penghargaan terhadap
sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui
proses pengukuran dan penilaian kinerja sekolah
terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan
standar yang ditetapkan BAN-SM untuk jenjang
pendidikan tertentu.
• Profil Sekolah, kekuatan dan kelemahan, dan
rekomendasi.
18. Laporan tim asesor yang
memuat hasil visitasi, catatan
verifikasi, dan rumusan saran
bersama dengan hasil evaluasi
diri akan diolah oleh BAN-S/M
untuk menetapkan nilai akhir
dan peringkat akreditasi sekolah
sesuai dengan kondisi nyata di
sekolah.
Penetapan nilai akhir dan
peringkat akreditasi dilakukan
melalui rapat pleno BAN-SM
sesuai dengan kewenangannya.
19. Masa berlaku akreditasi selama 4 tahun.
Permohonan Akreditasi Ulang 6 bulan sebelum masa berlaku
habis.
Akreditasi Ulang untuk perbaikan diajukan sekurang-kurangnya
2 tahun sejak ditetapkan.
20. • Ketidakpuasan terhadap hasil akreditasi dapat
disampaikan kepada BAN-S/M dengan
tembusan BAP-S/M /UPA Kabupaten/Kota
setempat dan BAN-S/M melakukan verifikasi
dan evaluasi, menyampaikan hasilnya kepada
BAP-S/M/UPA Kabupaten/Kota untuk
ditindaklanjuti
21. Hasil akreditasi ditindaklanjuti oleh
Departemen Pendidikan Nasional, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Penyelenggara sekolah
guna kepentingan peningkatan mutu sekolah
23. • Upaya sistematis untuk mengumpulkan, memilih dan
memperoleh data dan informasi yang valid dari fakta
yang dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan,
sehingga diperoleh gambaran menyeluruh tentang
keadaan sekolah untuk dipergunakan dalam rangka
pengambilan tindakan manajemen bagi
pengembangan sekolah.
24.
25. • Kegiatan evaluasi diri tidak boleh dilakukan secara
sembarangan namun harus berdasarkan kondisi
nyata sekolah. Oleh karena itu, agar diperoleh data
evaluasi diri yang akurat dan objektif, maka kepala
sekolah perlu melakukan koordinasi untuk
melakukan pengisian instrumen evaluasi diri.
26. • Sebaiknya di sekolah di bentuk Tim Evaluasi
Diri yang bertugas untuk mendata dan
menyiapkan berbagai bukti fisik yang
diperlukan guna mendukung pengisian
instrumen evaluasi diri.
27. • Pengisian instrumen evaluasi diri dapat
disesuaikan dengan kebutuhan waktu, namun
tidak melewati batas waktu yang telah
ditentukan. Setelah pengisian instrumen
evaluasi diri, sekolah harus menyerahkan
kembali instrumen tersebut dengan
melampirkan dokumen pendukung yang
diperlukan.
28. • Di samping itu, sekolah harus mengisi Surat
Pernyataan bermaterai yang ditandatangani oleh
Kepala Sekolah. Apabila skor evaluasi diri kurang dari
56, maka BAN-S/M tidak akan melakukan visitasi dan
dokumen evaluasi diri akan dikembalikan pada
sekolah yang bersangkutan untuk diperbaiki hingga
mencapai minimal skor 56.
29. • Fungsi evaluasi diri adalah sebagai
penilaian pertama untuk menentukan
kelayakan sekolah dibandingkan dengan
standar kelayakan nasional
30. • membatu sekolah dalam perencanaan dan pengembangan
lebih lanjut
• membantu pemerintah dalam tugas pemberdayaan
sekolah
• sebagai bagian penting dari sistem akreditasi.
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kelayakan sekolah dibandingkan standar kelayakan
nasional yang dijadikan pagu. Dengan mengetahui
kelayakan sekolah, selanjutnya kepada sekolah yang belum
mencapai tingkatan minimal dari pagu mutu, dilakukan
pembinaan secara terus menerus sehingga mencapai pagu
itu.
31. • Bagian pertama tentang butir-butir soal untuk
mengungkap sembilan komponen sekolah, baik
komponen utama maupun komponen tambahan
yang akan diperhitungkan untuk menentukan skor
hasil akreditasi. Terdiri dari 185 butir pernyataan,
bersifat dikotomis ( Ya=1) dan (Tidak=0), setiap
komponen memiliki bobot yang berbeda, skor butir
untuk pernyataan terbuka jika tidak diisi diberi skor 0
dan jika diisi diberi skor 1, dan setiap butir memiliki
skor maksimal = 1. Setiap komponen disertai
dengan data tentang analisis kelemahan dan
kekuatan masing-masing komponen
32. • Bagian kedua berupa isian data penunjang
tentang keadaan sekolah. Data ini hanya
merupakan penunjang atas data yang
tercantum pada Bagian Pertama dan tidak
akan diolah menjadian skor akreditasi
33. • Menghitung skor komponen utama :Jumlah skor
total komponen utama dibagi dengan jumlah butir
komponen Utama dikali 70 %. Contoh : jumlah butir
komponen I (utama) adalah 40, skor jawaban
pernyataan = 30, maka skor komponen utama =
30/40 x 70 % = 0,53.
• Menghitung skor komponen tambahan : Jumlah
skor jawaban komponen tambahan dibagi dengan
jumlah butir komponen tambahan dikali 30 %.
Contoh : jumlah butir komponen tambahan) adalah
15, skor jawaban pernyataan = 10, maka skor
komponen tambahan = 10/15 x 30% = 0,19
34. • Menghitung untuk mendapatkan nilai ratusan :
Jumlahkan skor komponen utama dan tambahan
pada masing-masing komponen, kemudian dikalikan
100. Contoh : skor komponen utama = 0,53 Skor
komponen tambahan = 0,19, maka skor komponen
total = (0,53+0,19) x 100 = 72
• Menghitung nilai akhir evaluasi diri : Nilai
komponen dikalikan dengan bobotnya masing-
masing. Setelah itu dijumlahkan dan dibagi dengan
100 untuk mendapatkan nilai ratusan.
35. • Untuk menentukan klasikasi peringkat
akreditasi, selanjutnya nilai akhir
dibandingkan dengan kritria berikut ini :A
(Amat Baik) dengan nilai 86 -100, B (Baik)
dengan niali 71 – 85, C (Cukup) dengan
nilai 56 -70. Tidak terakreditasi jika kurang
dari 56
37. • Visitasi adalah kunjungan tim asesor ke
sekolah dalam rangka pengamatan
lapangan, wawancara dengan warga
sekolah, verifikasi data pendukung, serta
pendalaman hal-hal khusus yang
berkaitan dengan komponen dan aspek
akreditasi.
38. meningkatkan keabsahan dan kesesuaian
data/informasi
memperoleh data/informasi yang akurat dan valid
untuk menetapkan peringkat akreditasi
memperoleh informasi tambahan (pengamatan,
wawancara, dan pencermatan data pendukung)
mendukung pengambilan keputusan yang tepat
dan tidak merugikan pihak manapun, dengan
berpegang pada prinsip-prinsip: obyektif, efektif,
efisien, dan mandiri.
39. Pelaksana Visitasi adalah asesor yang memiliki
persyaratan dan kewenangan, sebagai berikut :
• memiliki kompetensi, integritas diri dan komitmen
untuk melaksanakan tugasnya
• berpengalaman minimal 5 tahun dalam pelaksanaan
dan pengelolaan pendidikan
• kualifikasi pendidikan minimal D3/Sarmud (TK/SD), dan
S1/sederajat (SMP dst)
• memahami dan menguasai konsep/prinsip akreditasi
termasuk mekanisme visitasi
40. • telah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat yang
dikeluarkan oleh BAS/BAN-SM
• bertanggung-jawab untuk melaksanakan tugasnya sesuai
prosedur dan norma
• bertanggung-jawab terhadap kerahasiaan hasil visitasi,
dan melaporkannya secara obyektif ke BAN-SM
• memiliki wewenang untuk menggali data/-informasi dari
berbagai sumber di sekolah
• diangkat sesuai surat tugas (waktu), dan dapat diangkat
kembali (jika layak dalam tugas tsb).
41. • Proses visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan
akreditasi yang melekat dengan fungsi evaluasi diri
dan sekolah diharapkan untuk senantiasa menjamin
kelengkapan dan ketepatan data dan informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah
Visitasi dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari dua
orang Asesor..
42. • Agar visitasi berjalan sesuai dengan tujuannya,
sehingga dapat mendukung hasil akreditasi yang
komprehensif, valid, dan akurat, serta dapat
memberikan manfaat, maka kegiatan visitasi harus
mengikuti tata cara pelaksanaan yang baku.
• Visitasi dilaksanakan jika suatu sekolah dinyatakan
layak berdasarkan penilaian evaluasi diri.
• Visitasi dilaksanakan segera (maksimal 5 bulan) setelah
sekolah mengirimkan evaluasi diri.
43. (a) Persiapan;
Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M/UPA menunjuk dan
mengirimkan asesor. Asesor diangkat oleh BAP-S/M /UPA untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mekanisme, prosedur,
norma, dan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan;
(b) Verifikasi data dan informasi
Asesor datang ke sekolah menemui Kepala Sekolah menyampaikan
tujuan dari visitasi, melakukan klarifikasi, verifikasi dan validasi atau
cek-ulang terhadap data dan informasi kuantitatif maupun kualitatif.
Kegiatan klarifikasi, verifikasi dan validasi dilakukan dengan cara
membandingkan data dan informasi tersebut dengan kondisi nyata
sekolah melalui pengamatan lapangan, observasi kelas,
wawancara.
44. (c) Klarifikasi Temuan
Tim asesor melakukan pertemuan dengan warga sekolah
untuk mengklarifikasi berbagai temuan penting atau ketidak
sesuaian yang sangat signifikan antara fakta lapangan
dengan data/informasi yang terjaring dalam instrument
evaluasi diri.
(d) Penyusunan dan Penyerahan Laporan
Asesor menyusun perangkat laporan, baik individual maupun
tim yang terdiri dari (1) tabel pengolahan data; (2) instrumen
visitasi, (3) rekomendasi atas temuan, dan (4) berita acara
visitasi untuk selanjutnya diserahkan kepada BAP-S/M /UPA.
45. • Sekolah dilarang keras melakukan kegiatan yang
menghambat visitasi.
• Sekolah dilarang keras memanipulasi data dan
memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan
kondisi nyata sekolah.
• Sekolah dilarang keras memberikan apapun kepada
asesor yang akan mengurangi objektifitas hasil
visitasi