SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
PENDAHULUAN
   Latar Belakang
   Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa daging
yang nilai ekonomi tinggi dan penting dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah segala jenis
binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,. Produk
tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi, domba, dan
kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai
produk utamanya. Sementara ternak kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya.
         Pemeliharaan sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi
intensif,danintensif,Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang
hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat
gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan dan
digembalakan sepanjang hari
     Iklim di indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai dengan
panas yang konstan, hujan dan kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara berkisar
antara 21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relatir 55-100 persen. Suhu dan kelembaban udara
yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh, respirasi dan denyut
jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak
rendah. Selain itu berbeda dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, maka
iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia.




  Tujuan dan Kegunaan Praktikum
  Tujuan Praktikum

ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
  Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi potong
dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
  Untuk mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi.
  Mempelajari bagai mana cara menghitung respirasi ternak potong
  Mempelajari tentang bagai mana cara mengukur suhu tubuh ternak potong..
  Untuk mengetahui cara menghitung denyut nadi ternak. .
  Mempelajari cara membaca temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.

ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
 Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.

  Kegunaan Praktikum

ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
  praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan
melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
  Agar praktikan mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan
jumlah gigi yang di miliki oleh ternak tersebut.
  Agar praktikan mengetahui suhu tubuh ternak pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan
berbeda, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran.
  Agar praktikan mengetahui cara mengukur respirasi pada ternak terse.
  Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi
potong Agar praktikan mengetahui denyut nadi pada ternak
  Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi
potong.

ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
 Agar praktikan mengetahui semua yang di praktikkan,khususnya kondisi ekstriorsapi potong.


                                    TINJAUAN PUSTAKA
Sapi bali yang depelihara secara tradisional dengan pakan hijauan berupa rumput-rumputan dan
hijauan konvensional memberikan pertambahan bobot Universitas Sumatera Utara badan yang
rendah, yaitu 100-200 g/ekor/hari. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa sapi bali cukup
responsif dalam upaya perbaikan pakan. Pemberian hasil samping kelapa sawit yang diamoniasi
terbukti dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum dari 3,9 kg menjadi 4,3 kg dan
meningkatkan pertambahan bobot badan dari0,3 kg menjadi 0,4 kg/ekor/hari (Hasnudi, 1997).
Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin, kondisi dan aktivitasnya.
Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5-39,6 0C dengan suhu kritis 40 0C (Subronto, 1985).
Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha untuk menjaga suhu
tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis. Kisaran suhu tubuh normal anak
sapi 39,5-40ºC, sedangkan untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000).
Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit. Pernafasan akan lebih cepat
pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja berat dan kondisi udara terlalu panas (Sugeng,
2000).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu tertentu. Semakin
tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang mempunyai
ukuran tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran
tubuh besar (Frandson, 1992).
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam
tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang
dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung
antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen.
Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya
frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara yang tinggi disertai suhu
udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding
rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis
hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai
denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi
meningkat(Housebanri ,2009).
      Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara menempatkan tongkat ukur bagian
permanen dibagian depan tulang persendian pada kaki depan dan cara membacanya harus lurus,
sehingga pengukuran yang dilakukan akurat (Susetyo, 1977).
Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang lingkar
dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar
dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/
kurus (Roche, 1975).
Adapun untuk menentukan umur sapi yang perlu diperhatikan adalah kondisi gigi yang meliputi
pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap, perecupan gigi seri, pergesekan, dan bintang gigi.
Jika gigi seri susu I1 sudah berganti dengan gigi seri tetap dan sudah merecup, berarti umur sapi
2 tahun. Jika gigi seri susu I2 sudah berganti dan merecup, berarti umur sapi 3 tahun. Jika gigi
seri susu I3 sudah berganti dan merecup, umur sapi 3,5 tahun. Jika semua gigi seri telah berganti
(I4) dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda pergesekan, berarti umur sapi 5 tahun.
(Timan 2003).
Sudut mata terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang dan tidak terlihat perubahan
warna di selaput lendir dan kornea matanya. Ekornya selalu aktif mengibas untuk mengusir
lalat. Pernafasan denyut jantung dan ruminansi normal dan dapat dirasakan (Akoso, 1996).

                            MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

Materi Praktikum
 Alat-alat praktikum
 Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
 stetoskop
 termometer
 taimbangan kapasitas 1000 kg
 stop wact
 pita ukur
 tongkat ukur
 Thermo Hygrometer
 Temperatur ruang
 Tabel Pencatatan Data

  Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
  Sapi Jantan Umur 2,5 tahun
  vaselin
  alkohol


Metode Praktikum
Adapun metode-metode yang dilakukan sebelum melakukan praktikum yaitu:
  Membersihkan kandang
  Memandikan ternak
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
 Mempelajari bagai cara menimbang ternak dan mengetahui berat badsan dari ternak tersebut
 Menyiapkan ternak yang akan ditimbang dan diukur, ushakan tidak dalam keadaan setres.
 Memasukkan ternak sapi pada penimbangan ternak besar kapasitas 1000kg.
 Mengukur tubuh ternak dengan menggunakan tongkat ukur dan pita ukur
 Pengukuran di ulangi 1-3 kali untuk mendapatkan hasil yang optimal
 Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran pada table data.


ACARA II STATUS FA’ALI TERNAK SAPI POTONG
  Mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi.
  Sapi dimasukkan dikandang jepit, diusahakan agar keadaan tenang dan tidak menjadi gelisah
sehingga mempermudah pemeriksaan.
    Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah lengan tangan pada muka sapi,
sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi sampai mulut sapi ternganga sehingga giginya
tampak. Agar gigi sapi lebih jelas terlihat, bukalah bibir bawahnya.
  Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa keadaanya.
   Mempelajari suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan
berbeda.



  Penentuan suhu tubuh
  Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam keadaan tenang agar
mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.
  Menyiapkan thermometer dengan cara dikibas-kibas untuk menurunkan permukaan air
raksanya sampai angka terendah, kemudian ujung thermometer dicelupkan kedalam pelicin
(vaselin).
  Memegang ternak dengan hati-hati dan tenang, kemudian angkat ke atas ekornya hingga
kelihatan rektumnya.
  Memasukan thermometer pada rectum ternak selama ± 1 menit
  Memperhatikan letak ujung thermometer masuk ke dalam mukosa rectum
  Membaca suhu yang ditunjukan thermometer dengan melihat posisi permukaan air raksanya.
  Ulangi sebanyak 3 kali
  Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut didalam table lembar pencatatan
data.
  Pengukuran suhu rektal di lakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.

  Mempelajari fungsi respirasi pada ternak sapi potong, serta melatih keterampilan dalam
melakukan pengukuran frekwensi respirasi.

  Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal jenis/bangsa, jenis
kelamin, umur, berat badan dan kondisi tubuh.
  Mengendalikan hewan agar tetap tenang
  Meletakkan punggung telapak tangan di depan hidung sapi
Merasakan tiap hembusan napasnya
  Hitung pernapasan/ tiap hembusan napas selama 1 menit
  Ulangi 1-3 kali, untuk mendapatkan hasil yang optimum
  Catat hasil pengukuran pada lembar table
  Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.

  Mempelajari denyut nadi pada ternak sapi potong. serta melatih keterampilan dalam
melakukan penghitungan denyut nadi pada ternak sapi potong.
  Mencari pusat denyut jantung pada ternak ( sapi ) yaitu dilakukan dengan menekan pada arteri
femoralis sebelah medial bahu kiri
  Hitung dengan countercheck dan mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop
  Ulangi 1-3 kali
  Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut di dalam table lembar pencatatan
data.
  Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
  Mempelajari temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
  Mengamati Termometer Ruang
  Mengamati Higrometer atau Termometer “basah kering”
  Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
  Melakukan hal tersebut 2 kali yaitu pagi dan sore.

ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
 Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.

tempat dan tanggal praktikum
Tempat Praktikum :
Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Terapan ( Teacing Farm ) Fakultas
Peternakan,kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Tanggal Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada tanggal Senin 28,November 2011




                                HASIL DAN PEMBAHASAN

                                       Hasil Praktikum

A.IDENTITAS TERNAK
a. No. Ternak                  :4
b. Jenis Kelamin               : betina
c. Umur Ternak                  : 3-4½ tahun

B.HASIL PENGAMATAN

a. Bobot Badan                  : 215 kg
b. Ukuran-ukuran tubuh ternak :
No Bagian tubuh Ukuran 1 (cm) Ukuran 11 (cm)      Ukuran 111 (cm)   Rata-rata (cm)
1 Panjang badan 116 116 116 116
2 Panjang kepala 39,5 40 40 39,83
3 Panjang metacarpal 29 29 29 29
4 Panjang metakarsal 41 41,5 41,5 41,3
5 Panjang paha 75 75 75 75
6 Lebar kepala 16 17 17 16,6
7 Lebar dada 38 38 38 38
8 Lebar pinggul 37 37 37 37
9 Tinggi gumba 107 108 107 107,3
10 Tinggi punggung 106 105 105 105,3
11 Tinggi pinggul 110 111 111 110,6
12 Lingkar dada 147,5 148 147,5 114,3
13 Lingkar perut 170,5 170 170 170,3
14 Lingkar flank 146 146 147 146,3
15 Linkar metacarpal 15,5 15 15 15,1
16 Lingkar metakarsal 16 16 16,5 16,3
17 Dalam dada 56 57 56 56,3
18 Indeks kepala

ACARA II
a. JUMBLAH GIGI SAPI            : gigi susu tidak ada
b. JUMBLAH LINGKAR TANDUK                 :
b.DATA STATUS FAALI TERNAK
No Parameter Ukuran I Ukuran II Ukuran III Rata-rata
     Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
1 Suhu Tubuh Ternak (C)      38      38       38     38,1
2 Respirasi (kali/menit)   34      34       33     33,3
3 Denyut Nadi (kali/menit)    57       57      55     356

c.DATA LINGKUNGAN
No. Parameter Pagi (jam 06.00-0700) Sore (jam 15.00-16.00)
1 Temperatul Kandang (C) 30,2 ºC 29ºC
2 Kelembaban Kandang(%) 80% 74%

ACARA III PENGAMATAN EKSTERIOR

  Warna sapi : coklat terang
  Gigi rahang bawah depan / gigi susu ompong.
  Koreng di kedua kaki depannya.
  Tanduk melengkung ke belakang.
  Hidung mengkilap berlendir.



                                     PEMBAHASAN
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG

Cara menimbang berat sapi dan mengetahui bobot badan dengan cara mengukur tubuh sapi
dengan teliti dan akurat.
     Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat penting untuk diketahui
guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan ternak. Penimbangan merupakan hal yang
paling tepat dalam mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga dapat
diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau disebut dengan
cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan dalam menduga bobot
badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan, dalam dada serta tinggi dan lebar
kemudi atau pinggul.
Hubungan fungsional antara ukuran tubuh dengan bobot badan telah di laporkan oleh beberapa
peneliti .
Pengukuran bobot badan dengan rumus Schrooel :

BB = /
  =

Lihat panduan praktikum rumusnya



ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
    Cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi dengan melihat jumlah giginya.
Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.
       Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya dengan cara melihat
catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau cincin tanduk dapat pula dilahat
dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat di
perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi lebar (I I)
berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat diperkirakan berumur 2
– 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi
lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-11/2 tahun, dan gigi
tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut kita dapat memperkirakan
umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja lainnya.
   Menghitung suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan
berbeda.
    Ternak Sapi potong adalah ternak ruminansia yang tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.
   Pada umumnya Suhu tubuh pada ternak sapi potong tergantungn pada jenis kelamin, umur dan
suhu lingkungan. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak dapat bervariasi karena adanya
perbedaan jenis kelamin,umur,suhu lingkungan, aktivitas, aktivitasyang di lakukan oleh sapi
tersebut. Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh
terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme thermoregulasi telah
bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Sehingga ketika dilihat suhu rektal sapi potong jantan
dipagi hari dan sore hari berbeda, dapat dikatakan pula bahwa hal tersebut dikarenakan beberapa
faktor yaitu aktivitas, iklim, suhu kandang yang yang berubah.
Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai suhu tubuh adalah dengan melihat suhu
rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan tempat pengukuran terbaik dan dapat
mewakili suhu tubuh secara keseluruhan sehingga dapat disebut sebagai suhu tubuh.
   Fungsi respirasi pada ternak sapi potong.
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimiawi dalam
tubuh organisme pada lingsskungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang
dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung
dari besar badan, aktifitas tubuh,umur dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat
sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi
menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis
dalam tubuh hewan. Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi
menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
   Pada saat penghitungan respirasi sapi potong diwaktu pagi dan sore berbeda, dimana respirasi
di pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, hal itu dikarenakan pula adanya beberapa faktor
yang sama halnya dengan suhu tubuh, dan denyut nadi pada ternak potong sapi, misalnya
kelelahan, aktivitas dan isi rumen ternak sapi potong saat itu.
   Menghitung denyut nadi/jantung pada ternak sapi potong.
   Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding
rongga dada. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan
suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih
frekuensi dari pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat.
Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang menyebabkan meningkatnya
aktivitas otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan
nutrient melalui peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut nadi..
   Frekuensi denyut sapi pada pagi dan sore hari berbeda dikarenakan pula oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi suhu dan respirasi pada ternak potong.Setres juga dapat di jadikan sebagai
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya denyut nadi ternak
   Mengukur temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
   Suhu dan kelembaban udara merupakan dua komponen iklim yang paling penting yang harus
diperhatikan,karena keduanya sangat mempengaruhi kondisi fisiologi ternak. Suhu lingkungan
terutama kandang sangat mempengaruhi respirasi, denyut nadi, dan suhu rektal pada ternak.
Suhu lingkungan terutama suhu kandang yang tunggi dapat menurunkan nafsu makan dan
menambah kebutuhan air.Bila hal ini akan terus terjadi akan menghambat laju pertumbuhan dan
menurunkan reproduksi ternak. Suhu dalam kandang yang baik yaitu rat-rata 33ºC dengan
kelembaban 75%.
   Pada pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkan temperatur kandang dan
kelembaban kandang pada pagi hari berbeda dengan sore hari, dimana temperatur dan
kelembaban pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari, hal tersebut dikarenakan oleh faktor
iklim. Namun dapat dikatakan temperatur dan kelembaban kandang tersebut cukup baik atau
normal.

ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Sapi adalah ternak ruminansia yang dapat ditemui di seluruh belahan dunia. Sapi bali merupakan
domestikal dari banteng(Bibos sondaicus). Pada saat pedet, tubuhnya berwarna merah bata.
Sementara ketika dewasa, sapi betina tetap berwarna merah bata, sedangkan sapi jantan berubah
menjadi kehitam-hitaman. Terdapat warna putih pada keempat kakinya, mulai dari mulut sampai
kebawah, belakng pelvis dengan batas yang tampak jelas dan bentuk setengah bulan, dan garis
belut pada punggung ( aals streep ).
Pada pengamatan yang telah praktikan lakukan didapatkan sapi bali yang memilki warna bulu
merah bata dan jenis sapi tersebut yaitu jantan.
Mata bersinar, hidung yang bersih dan lain sebagainya adalah hal yang dapat dijadikan sebagai
alat untuk mengetahui keadaan sapi pada suhu lingkungan atau suhu kandang tertentu.


                               KESIMPULAN DAN SARAN

                                         Kesimpulan

  Suhu lingkungan atau suhu kandang, aktivitas, jenis kelamin, umur, isi rumen dan kelelahan,
dapat mempengaruhi suhu tubuh, respirasi dan denyut nadi pada ternak sapi potong.
  Umur ternak dapat diperkirakan dengan cara melihat jumlah gigi, dan cicin tanduknya
Bobot badan ternak sapi potong dapat diperkirakan dengan cara mengukur bagian tubuh ternak
sapi.
  Keadaan i eksterior ternak sapi potong yang tidak bermasalah seperti mata bersinar,kuku yang
bersih,hidung tidak ingusan ,dan dapat di simpulkan bahwa sapi yang di amati dalam kondisi
yang sehat.


                                              Saran
   Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati saat melakukan praktikum ternak potong agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
   Di harapkan pada praktikan supaya tidak ribut pada saat praktikum berlangsung agar ternak
supaya ternak tenang dan tidak mengalami stress.




                                    DAFTAR PUSTAKA

Akoso,T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisus: Yogyakartas
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press
Hasanudi. 1997. Pengelolaan Ternak Sapi Pedaging. FP-USU : Medan
Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis Ternak
Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh: Koen Praseno).
Roche. 1975. Pengukuran Berat Badan Ternak berdasarkan Performance. Yogyakarta: Dinas
Peternakan Provinsi DIY.

Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta
Susetyo. 1997. Performance Tubuh Ternak. Jakarta: Cv.Yasaguna
Timan.2003. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie MENGAMATI KONDISI TERNAK SAPI POTONG

Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah Dewi Purwati
 
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulanKajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulanpratiwidm
 
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Dina Hanani
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarAsfar Syafar
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiKrissna Krissna
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganJajat Rohmana
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiKrissna Krissna
 
Teknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broilerTeknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broilerRizki Nurichsan
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingIr. Zakaria, M.M
 
Teknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedagingTeknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedagingsujononasa
 
Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4
Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4
Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4Lalu Firman
 
pdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptx
pdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptxpdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptx
pdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptxTikaMulyasari
 
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialSIlfani Sabila
 
Pembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanPembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanMuharman Taher
 
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdfMenternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdfAhmad Awang
 

Ähnlich wie MENGAMATI KONDISI TERNAK SAPI POTONG (20)

Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah Produksi Ternak Perah
Produksi Ternak Perah
 
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulanKajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapi
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapi
 
Teknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broilerTeknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broiler
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
Manajemen pemeliharaan palembang 31 juli 2018
 
Teknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedagingTeknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedaging
 
Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4
Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4
Pemeliharaan induk ikan lele dan gurame kelompok 4
 
Pretermik Dertik
Pretermik DertikPretermik Dertik
Pretermik Dertik
 
pdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptx
pdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptxpdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptx
pdfslide.tips_ptp-bahan-pangan-hewani (1).pptx
 
Standar Restrim
Standar RestrimStandar Restrim
Standar Restrim
 
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
 
Pembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanPembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macan
 
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdfMenternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
Menternak-Ayam-Penelur. Satu perniagaanpdf
 
Jurnal pemijahan
Jurnal pemijahanJurnal pemijahan
Jurnal pemijahan
 

MENGAMATI KONDISI TERNAK SAPI POTONG

  • 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa daging yang nilai ekonomi tinggi dan penting dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah segala jenis binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,. Produk tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi, domba, dan kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Sementara ternak kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya. Pemeliharaan sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi intensif,danintensif,Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan dan digembalakan sepanjang hari Iklim di indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai dengan panas yang konstan, hujan dan kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara berkisar antara 21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relatir 55-100 persen. Suhu dan kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh, respirasi dan denyut jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak rendah. Selain itu berbeda dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, maka iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia. Tujuan dan Kegunaan Praktikum Tujuan Praktikum ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi potong dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi. ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG Untuk mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi. Mempelajari bagai mana cara menghitung respirasi ternak potong Mempelajari tentang bagai mana cara mengukur suhu tubuh ternak potong.. Untuk mengetahui cara menghitung denyut nadi ternak. . Mempelajari cara membaca temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong. ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong. Kegunaan Praktikum ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
  • 2. ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG Agar praktikan mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi yang di miliki oleh ternak tersebut. Agar praktikan mengetahui suhu tubuh ternak pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran. Agar praktikan mengetahui cara mengukur respirasi pada ternak terse. Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong Agar praktikan mengetahui denyut nadi pada ternak Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong. ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG Agar praktikan mengetahui semua yang di praktikkan,khususnya kondisi ekstriorsapi potong. TINJAUAN PUSTAKA Sapi bali yang depelihara secara tradisional dengan pakan hijauan berupa rumput-rumputan dan hijauan konvensional memberikan pertambahan bobot Universitas Sumatera Utara badan yang rendah, yaitu 100-200 g/ekor/hari. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa sapi bali cukup responsif dalam upaya perbaikan pakan. Pemberian hasil samping kelapa sawit yang diamoniasi terbukti dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum dari 3,9 kg menjadi 4,3 kg dan meningkatkan pertambahan bobot badan dari0,3 kg menjadi 0,4 kg/ekor/hari (Hasnudi, 1997). Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin, kondisi dan aktivitasnya. Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5-39,6 0C dengan suhu kritis 40 0C (Subronto, 1985). Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis. Kisaran suhu tubuh normal anak sapi 39,5-40ºC, sedangkan untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000). Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit. Pernafasan akan lebih cepat pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja berat dan kondisi udara terlalu panas (Sugeng, 2000). Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu tertentu. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar (Frandson, 1992). Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi. Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai
  • 3. denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat(Housebanri ,2009). Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara menempatkan tongkat ukur bagian permanen dibagian depan tulang persendian pada kaki depan dan cara membacanya harus lurus, sehingga pengukuran yang dilakukan akurat (Susetyo, 1977). Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/ kurus (Roche, 1975). Adapun untuk menentukan umur sapi yang perlu diperhatikan adalah kondisi gigi yang meliputi pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap, perecupan gigi seri, pergesekan, dan bintang gigi. Jika gigi seri susu I1 sudah berganti dengan gigi seri tetap dan sudah merecup, berarti umur sapi 2 tahun. Jika gigi seri susu I2 sudah berganti dan merecup, berarti umur sapi 3 tahun. Jika gigi seri susu I3 sudah berganti dan merecup, umur sapi 3,5 tahun. Jika semua gigi seri telah berganti (I4) dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda pergesekan, berarti umur sapi 5 tahun. (Timan 2003). Sudut mata terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang dan tidak terlihat perubahan warna di selaput lendir dan kornea matanya. Ekornya selalu aktif mengibas untuk mengusir lalat. Pernafasan denyut jantung dan ruminansi normal dan dapat dirasakan (Akoso, 1996). MATERI DAN METODE PRAKTIKUM Materi Praktikum Alat-alat praktikum Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: stetoskop termometer taimbangan kapasitas 1000 kg stop wact pita ukur tongkat ukur Thermo Hygrometer Temperatur ruang Tabel Pencatatan Data Bahan-bahan praktikum Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: Sapi Jantan Umur 2,5 tahun vaselin alkohol Metode Praktikum Adapun metode-metode yang dilakukan sebelum melakukan praktikum yaitu: Membersihkan kandang Memandikan ternak
  • 4. ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG Mempelajari bagai cara menimbang ternak dan mengetahui berat badsan dari ternak tersebut Menyiapkan ternak yang akan ditimbang dan diukur, ushakan tidak dalam keadaan setres. Memasukkan ternak sapi pada penimbangan ternak besar kapasitas 1000kg. Mengukur tubuh ternak dengan menggunakan tongkat ukur dan pita ukur Pengukuran di ulangi 1-3 kali untuk mendapatkan hasil yang optimal Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran pada table data. ACARA II STATUS FA’ALI TERNAK SAPI POTONG Mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi. Sapi dimasukkan dikandang jepit, diusahakan agar keadaan tenang dan tidak menjadi gelisah sehingga mempermudah pemeriksaan. Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah lengan tangan pada muka sapi, sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi sampai mulut sapi ternganga sehingga giginya tampak. Agar gigi sapi lebih jelas terlihat, bukalah bibir bawahnya. Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa keadaanya. Mempelajari suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda. Penentuan suhu tubuh Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam keadaan tenang agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal. Menyiapkan thermometer dengan cara dikibas-kibas untuk menurunkan permukaan air raksanya sampai angka terendah, kemudian ujung thermometer dicelupkan kedalam pelicin (vaselin). Memegang ternak dengan hati-hati dan tenang, kemudian angkat ke atas ekornya hingga kelihatan rektumnya. Memasukan thermometer pada rectum ternak selama ± 1 menit Memperhatikan letak ujung thermometer masuk ke dalam mukosa rectum Membaca suhu yang ditunjukan thermometer dengan melihat posisi permukaan air raksanya. Ulangi sebanyak 3 kali Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut didalam table lembar pencatatan data. Pengukuran suhu rektal di lakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Mempelajari fungsi respirasi pada ternak sapi potong, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran frekwensi respirasi. Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal jenis/bangsa, jenis kelamin, umur, berat badan dan kondisi tubuh. Mengendalikan hewan agar tetap tenang Meletakkan punggung telapak tangan di depan hidung sapi
  • 5. Merasakan tiap hembusan napasnya Hitung pernapasan/ tiap hembusan napas selama 1 menit Ulangi 1-3 kali, untuk mendapatkan hasil yang optimum Catat hasil pengukuran pada lembar table Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Mempelajari denyut nadi pada ternak sapi potong. serta melatih keterampilan dalam melakukan penghitungan denyut nadi pada ternak sapi potong. Mencari pusat denyut jantung pada ternak ( sapi ) yaitu dilakukan dengan menekan pada arteri femoralis sebelah medial bahu kiri Hitung dengan countercheck dan mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop Ulangi 1-3 kali Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut di dalam table lembar pencatatan data. Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Mempelajari temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong. Mengamati Termometer Ruang Mengamati Higrometer atau Termometer “basah kering” Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan. Melakukan hal tersebut 2 kali yaitu pagi dan sore. ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong. tempat dan tanggal praktikum Tempat Praktikum : Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Terapan ( Teacing Farm ) Fakultas Peternakan,kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Tanggal Praktikum Adapun praktikum ini dilaksanakan pada tanggal Senin 28,November 2011 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Praktikum A.IDENTITAS TERNAK a. No. Ternak :4 b. Jenis Kelamin : betina c. Umur Ternak : 3-4½ tahun B.HASIL PENGAMATAN a. Bobot Badan : 215 kg
  • 6. b. Ukuran-ukuran tubuh ternak : No Bagian tubuh Ukuran 1 (cm) Ukuran 11 (cm) Ukuran 111 (cm) Rata-rata (cm) 1 Panjang badan 116 116 116 116 2 Panjang kepala 39,5 40 40 39,83 3 Panjang metacarpal 29 29 29 29 4 Panjang metakarsal 41 41,5 41,5 41,3 5 Panjang paha 75 75 75 75 6 Lebar kepala 16 17 17 16,6 7 Lebar dada 38 38 38 38 8 Lebar pinggul 37 37 37 37 9 Tinggi gumba 107 108 107 107,3 10 Tinggi punggung 106 105 105 105,3 11 Tinggi pinggul 110 111 111 110,6 12 Lingkar dada 147,5 148 147,5 114,3 13 Lingkar perut 170,5 170 170 170,3 14 Lingkar flank 146 146 147 146,3 15 Linkar metacarpal 15,5 15 15 15,1 16 Lingkar metakarsal 16 16 16,5 16,3 17 Dalam dada 56 57 56 56,3 18 Indeks kepala ACARA II a. JUMBLAH GIGI SAPI : gigi susu tidak ada b. JUMBLAH LINGKAR TANDUK : b.DATA STATUS FAALI TERNAK No Parameter Ukuran I Ukuran II Ukuran III Rata-rata Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore 1 Suhu Tubuh Ternak (C) 38 38 38 38,1 2 Respirasi (kali/menit) 34 34 33 33,3 3 Denyut Nadi (kali/menit) 57 57 55 356 c.DATA LINGKUNGAN No. Parameter Pagi (jam 06.00-0700) Sore (jam 15.00-16.00) 1 Temperatul Kandang (C) 30,2 ºC 29ºC 2 Kelembaban Kandang(%) 80% 74% ACARA III PENGAMATAN EKSTERIOR Warna sapi : coklat terang Gigi rahang bawah depan / gigi susu ompong. Koreng di kedua kaki depannya. Tanduk melengkung ke belakang. Hidung mengkilap berlendir. PEMBAHASAN
  • 7. ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG Cara menimbang berat sapi dan mengetahui bobot badan dengan cara mengukur tubuh sapi dengan teliti dan akurat. Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat penting untuk diketahui guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan ternak. Penimbangan merupakan hal yang paling tepat dalam mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga dapat diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau disebut dengan cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan dalam menduga bobot badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan, dalam dada serta tinggi dan lebar kemudi atau pinggul. Hubungan fungsional antara ukuran tubuh dengan bobot badan telah di laporkan oleh beberapa peneliti . Pengukuran bobot badan dengan rumus Schrooel : BB = / = Lihat panduan praktikum rumusnya ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG Cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi dengan melihat jumlah giginya. Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di manfaatkan tenaganya. Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya dengan cara melihat catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau cincin tanduk dapat pula dilahat dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat di perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi lebar (I I) berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat diperkirakan berumur 2 – 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-11/2 tahun, dan gigi tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut kita dapat memperkirakan umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja lainnya. Menghitung suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda. Ternak Sapi potong adalah ternak ruminansia yang tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di manfaatkan tenaganya. Pada umumnya Suhu tubuh pada ternak sapi potong tergantungn pada jenis kelamin, umur dan suhu lingkungan. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak dapat bervariasi karena adanya perbedaan jenis kelamin,umur,suhu lingkungan, aktivitas, aktivitasyang di lakukan oleh sapi tersebut. Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh
  • 8. terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme thermoregulasi telah bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Sehingga ketika dilihat suhu rektal sapi potong jantan dipagi hari dan sore hari berbeda, dapat dikatakan pula bahwa hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu aktivitas, iklim, suhu kandang yang yang berubah. Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai suhu tubuh adalah dengan melihat suhu rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan tempat pengukuran terbaik dan dapat mewakili suhu tubuh secara keseluruhan sehingga dapat disebut sebagai suhu tubuh. Fungsi respirasi pada ternak sapi potong. Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimiawi dalam tubuh organisme pada lingsskungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung dari besar badan, aktifitas tubuh,umur dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dalam tubuh hewan. Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi. Pada saat penghitungan respirasi sapi potong diwaktu pagi dan sore berbeda, dimana respirasi di pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, hal itu dikarenakan pula adanya beberapa faktor yang sama halnya dengan suhu tubuh, dan denyut nadi pada ternak potong sapi, misalnya kelelahan, aktivitas dan isi rumen ternak sapi potong saat itu. Menghitung denyut nadi/jantung pada ternak sapi potong. Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding rongga dada. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuensi dari pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan nutrient melalui peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut nadi.. Frekuensi denyut sapi pada pagi dan sore hari berbeda dikarenakan pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhi suhu dan respirasi pada ternak potong.Setres juga dapat di jadikan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya denyut nadi ternak Mengukur temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong. Suhu dan kelembaban udara merupakan dua komponen iklim yang paling penting yang harus diperhatikan,karena keduanya sangat mempengaruhi kondisi fisiologi ternak. Suhu lingkungan terutama kandang sangat mempengaruhi respirasi, denyut nadi, dan suhu rektal pada ternak. Suhu lingkungan terutama suhu kandang yang tunggi dapat menurunkan nafsu makan dan menambah kebutuhan air.Bila hal ini akan terus terjadi akan menghambat laju pertumbuhan dan menurunkan reproduksi ternak. Suhu dalam kandang yang baik yaitu rat-rata 33ºC dengan kelembaban 75%. Pada pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkan temperatur kandang dan kelembaban kandang pada pagi hari berbeda dengan sore hari, dimana temperatur dan kelembaban pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari, hal tersebut dikarenakan oleh faktor iklim. Namun dapat dikatakan temperatur dan kelembaban kandang tersebut cukup baik atau normal. ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
  • 9. Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong. Sapi adalah ternak ruminansia yang dapat ditemui di seluruh belahan dunia. Sapi bali merupakan domestikal dari banteng(Bibos sondaicus). Pada saat pedet, tubuhnya berwarna merah bata. Sementara ketika dewasa, sapi betina tetap berwarna merah bata, sedangkan sapi jantan berubah menjadi kehitam-hitaman. Terdapat warna putih pada keempat kakinya, mulai dari mulut sampai kebawah, belakng pelvis dengan batas yang tampak jelas dan bentuk setengah bulan, dan garis belut pada punggung ( aals streep ). Pada pengamatan yang telah praktikan lakukan didapatkan sapi bali yang memilki warna bulu merah bata dan jenis sapi tersebut yaitu jantan. Mata bersinar, hidung yang bersih dan lain sebagainya adalah hal yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui keadaan sapi pada suhu lingkungan atau suhu kandang tertentu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Suhu lingkungan atau suhu kandang, aktivitas, jenis kelamin, umur, isi rumen dan kelelahan, dapat mempengaruhi suhu tubuh, respirasi dan denyut nadi pada ternak sapi potong. Umur ternak dapat diperkirakan dengan cara melihat jumlah gigi, dan cicin tanduknya Bobot badan ternak sapi potong dapat diperkirakan dengan cara mengukur bagian tubuh ternak sapi. Keadaan i eksterior ternak sapi potong yang tidak bermasalah seperti mata bersinar,kuku yang bersih,hidung tidak ingusan ,dan dapat di simpulkan bahwa sapi yang di amati dalam kondisi yang sehat. Saran Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati saat melakukan praktikum ternak potong agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Di harapkan pada praktikan supaya tidak ribut pada saat praktikum berlangsung agar ternak supaya ternak tenang dan tidak mengalami stress. DAFTAR PUSTAKA Akoso,T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisus: Yogyakartas Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press Hasanudi. 1997. Pengelolaan Ternak Sapi Pedaging. FP-USU : Medan Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis Ternak Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh: Koen Praseno).
  • 10. Roche. 1975. Pengukuran Berat Badan Ternak berdasarkan Performance. Yogyakarta: Dinas Peternakan Provinsi DIY. Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta Susetyo. 1997. Performance Tubuh Ternak. Jakarta: Cv.Yasaguna Timan.2003. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis.