SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Tugas Geografi             http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/




          Tugas Geografi




1 of 14                                         18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                      http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            Menakjubkan, 2 Planet Dalam Satu Orbit
            20:03 sigit prihatin No comments
            Astronesia-Astronom Amerika Serikat menemukan sistem planet jauh
            yang belum pernah dilihat sebelumnya. Astronom ini menemukan dua
            planet dalam satu orbit. Seperti apa?

            Penemuan ini dipastikan menambah keyakinan teori menyatakan awalnya
            Bumi berbagi orbit dengan badan kosmik lain seukuran Planet Mars yang
            kemudian berubah menjadi bulan.

            Sistem baru itu ditemukan teleskop Kepler. Seperti dikutip NewScientist,
            pada sistem itu terdapat empat planet dan dua di antaranya mengorbit
            bintang induk pada orbit yang sama, satu permanen mengorbit 60
            derajat dan lainnya kebalikannya.



            Kemungkinan besar fenomena ini terjadi karena gravitasi ‘titik manis,’
            kata astronom. Ketika satu planet mengorbit tubuh yang jauh lebih besar
            seperti bintang maka akan ada dua titik yang disebut Lagrange di
            sepanjang orbit planet tempat tubuh ketiga bisa mengorbit dengan stabil,
            baik pada 60 derajat di depan atau 60 derajat di belakang orbit.

            Meski dalam teori planet bisa mengorbit bersama, belum ada satu orang
            pun pernah melihat bukti ini sebelumnya.

            “Sistem seperti ini tak umum. Sistem ini satu-satunya yang telah kita
            lihat,” kata Jack Lissauer dari Ames Research Center NASA di Mountain
            View, California.

            Beberapa astronom menduga hal serupa bisa terjadi di sistem surya kita.
            Hal ini merujuk pada bulan kita yang 50 juta tahun silam bertabrakan
            dengan Bumi saat tubuhnya masih seukuran Mars.

            "Temuan ini menunjukkan hal yang sebelumnya kita duga tak bisa
            terjadi," kata astronom Princeton University Richard Gott.




            Adakah Lautan dan Kehidupan di Triton?
            11:52 sigit prihatin No comments
             Citra Triton, bulan terbesar Neptunus, yang diabadikan oleh wahana Voyager 2 pada 24
                                                 Agustus 1989.

            Astronesia-Triton, bulan terbesar milik Planet Neptunus, telah
            ditemukan sejak tahun 1846 oleh astronom Inggris, William Lassell.
            Namun, hingga kini Triton masih menyimpan misteri. Satu hal yang
            dipertanyakan ilmuwan, adakah lautan dan kehidupan di Triton?

            Pertanyaan tersebut masuk akal, setidaknya dengan melihat beberapa
            petunjuk yang diberikan wahana luar angkasa milik Badan Penerbangan
            dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Voyager 2, kala melintasi Triton
            tahun 1989.

            Voyager 2 mengungkap bahwa permukaan Triton terdiri atas es,
            nitrogen, metana, dan karbon dioksida. Karena densitas Triton tinggi,
            ilmuwan menduga bahwa inti Triton berupa batuan silikat besar. Di
            bawah permukaan es, diduga terdapat lautan.

            Ada satu karakteristik Triton yang mungkin membuatnya bisa punya
            lautan di bawah permukaannya. Bulan dengan diameter 2.700 kilometer
            ini punya retrogade orbit, arah orbit yang berlawanan dengan orbit benda
            langit lainnya.

            Orbit Triton berpengaruh pada besarnya pasang surut. Gelombang
            pasang surut bisa memicu hilangnya energi yang kemudian diubah
            menjadi panas. Panas bisa melelehkan es di bawah permukaan sehingga
            menjadi sebuah lautan.

            Ilmuwan, seperti diberitakan Space.com pada Kamis (6/9/2012), juga




2 of 14                                                                                                                  18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                           http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            mengungkap bahwa panas yang dilepaskan punya konsekuensi lain,
            yaitu perubahan bentuk orbit dari elips menjadi lingkaran sempurna.

            Panas di Triton tidak hanya dihasilkan oleh pasang surut, tetapi juga bisa
            berasal dari pemanasan radiogenik. Panas ini berasal dari peluruhan
            radioisotop dalam Triton itu sendiri. Proses ini bisa menghasilkan panas
            selama miliaran tahun.

            Sekilas, terkesan bahwa panas hasil radiogenik lebih berperan dalam
            pembentukan lautan di bahwa permukaan. Namun, ilmuwan
            membuktikan bahwa pemanasan lewat proses ini saja tak akan
            mempertahankan lautan hingga 4,5 miliar tahun.

            Triton terbentuk di wilayah sekitar Planet Neptunus yang disebut Sabuk
            Kuiper. Di suatu masa, Triton tertangkap oleh gravitasi Neptunus dan
            menjadi bulan planet itu. Seiring waktu, orbit Triton semakin menyerupai
            lingkaran.

            Dalam penelitian terbaru, astronom menyelidiki pengaruh ketebalan es
            pada pasang surut dan pemanasan. Jika lapisan es tipis, maka efek
            pasang surut besar sehingga mungkin lautan masih ada. Jika Triton
            mendingin dan lapisan es tebal, maka efeknya akan sebaliknya.

            Berdasarkan studi, Saswata Hier-Majumder dari University of Maryland
            mengatakan, "Saya pikir kemungkinan besar lautan yang kaya akan
            amonia ada di bawah lapisan permukaan Triton. Namun, ada beberapa
            keterbatasan pengetahuan kita tentang interior Triton dan masa lalunya
            sehingga sulit untuk memastikannya."

            Jika lautan itu memang ada, maka kehidupan sederhana yang bisa
            bertahan di lingkungan ekstrem mungkin juga ada. Masih mungkin ada
            enzim makhluk hidup yang bekerja di lautan yang diprediksi bersuhu -97
            derajat Celsius.

            Dugaan lain, kehidupan yang ada mungkin berbasis silikon. Silikon
            diketahui bisa menjadi basis kehidupan seperti halnya karbon. Namun,
            semuanya masih tidak pasti. Riset ini dipublikasikan di jurnal Icarus yang
            terbit pada Agustus 2012.

                                          1. Api Terjun (Horsetail Falls)


            Fenomena Api Terjun ini terdapat di Yosemite National Park yang terletak di California.
            Dinamakan Api terjun karena pada saat air jatuh dari ketinggian sekitar 2000 kaki, mirip
            dengan cairan lava yang sedang jatuh dari atas. Sebenarnya fenomena ini bukanlah lava
            yang jatuh, melainkan air yang sedang terjun mendapatkan efek dari sinar matahari yang
            akan terbenam. Namun fenomena ini harus didukung dengan cuaca yang cerah, keberadaan
            matahari yang tepat saat menyinari air, dan debit air yang cukup banyak untuk bisa
            membuat Air terjun di Yosemite National Park mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh.

                                                   2. Ice Circle

            Fenomena Ice Circle ini bisa terjadi di mana saja. Biasanya fenomena ini sering terjadi di
            daerah sungai yang meiliki arus yang lambat serta iklim yang dingin. Bentuknya mirip
            seperti piringan yang berputar secara perlahan. Fenomena ini juga pernah terjadi sekitar
            tahun 1930 di Toronto, Canada.

                                                  3. Crop Circle

            Mendengar namanya, pasti fenomena ini sudah tak asling lagi di telinga kita. Yah, itulah
            Crop Circle. Sebuah lingkaran yang mempunyai motif berbeda-beda antara satu dengan
            yang lainnya. Fenomena ini pertama kali muncul sekitar akhir tahun 1970-an di London,
            Inggris. Namun di Indonesia juga fenomena ini pernah muncul, yakni di Sleman,
            Yogyakarta pada 23 Januari 2011. Penyebab utama pembuatan Crop Circle ini masih
            menyimpan banyak tanya. Apakah buatan manusia, buatan alam, atau buatan makhluk dari
            luar bumi. Kini masalah itu saling diperdebatkan, tapi kebanyakan dari ilmuwan
            berpendapat bahwa Crop Circle itu dibuat oleh tangang-tangan kreatif manusia.

                                               4. Gelombang Beku

            Fenomena ini terjadi di daerah Antartika. Penyebab utama terjadinya gelombang beku ini
            yaitu reaksi antara salju dengan kondisi di Antartika. Misalnya ketka sebuah gunung es
            yang jatuh ke laut maka akan menimbulkan sebuah gelombang, dari gelombang itu bereaksi
            dengan salju dan akan menghasilkan gelombang beku. Apabila gunung es yang jatuh ke laut
            membawa Alga, maka gelombang yang terbentuk akan memiliki garis-garis warna seperti,



3 of 14                                                                                                                       18/04/2013 20:00
Tugas Geografi   http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/




4 of 14                               18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                      http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


                                                             [1]
             Inklinasi                            1°34'43,3"
                                                  ke Bidang Invariabel
             Bujur node menaik                    348,73936°
             Argumen perihelion                   114,20783°
             Satelit                              1 (Bulan)

             Ciri-ciri fisik
             Jari-jari rata-rata                  6,371.0 km[2]
             Jari-jari khatulistiwa                           [3]
                                                  6.378,1 km
             Jari-jari kutub                                  [4]
                                                  6.356,8 km
             Kepepatan                                       [3]
                                                  0,0033528
                                                  40.075,02 km (khatulistiwa)
             Keliling khatulistiwa                40.007,86 km (meridian)
                                                  40.041,47 km (rata-rata)
                                                                             [5][6][note 2]
                                                  510.072.000 km²
             Luas permukaan                       148.940.000 km² daratan (29,2 %)
                                                  361.132.000 km² perairan (70,8 %)
             Volume                               1,0832073×1012 km3
             Massa                                           24         [7]
                                                  5,9736×10         kg
             Massa jenis rata-rata                                 3
                                                  5,5153 g/cm
                                                                       [8]
             Gravitasi permukaan di               9,780327 m/s²
             khatulistiwa                         0,99732 g
             Kecepatan lepas                      11,186 km/s
                                                  0,99726968 d[9]
             Hari sideris
                                                  23h 56m 4.100s
             Kecepatan rotasi                     1674,4 km/jam
             Kemiringan sumbu                     23,439281°
             Albedo                               0,367[7]
             Suhu permukaan                       min                          rata-rata      maks
              Kelvin                              184 K                        287 K          331 K
              Celsius                             −89 °C                       14 °C          57, 7 °C

             Atmosfer
             Tekanan permukaan                    101,3 kPa (Permukaan laut)
                                                  78,08% Nitrogen (N2)
                                                  20,95% Oksigen (O 2)
             Komposisi                            0,93% Argon
                                                  0,038% Karbon dioksida
                                                  Sekitar 1% uap air (bervariasi sesuai iklim)[7]



            Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai
            4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris:
            Astronomical Unit). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik. Sedangkan kala revolusinya
            adalah 365,25 hari. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut
            (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin surya, sinar ultraviolet dan radiasi dari
            luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan
            udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer.
            Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi Bumi
            dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan Bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C
            bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di Bumi sama dengan
            365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta
            kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit
            perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
            Bumi memiliki diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1
            dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai
            1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan Bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen,
            21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida dan gas lain.
            Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam Bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370
            kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100
            kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi Bumi dan
            akhirnya sekali diselimuti oleh kerak Bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
            Kerak Bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada beberapa
            bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang
            menghasilkan gempa Bumi.
            Titik tertinggi di permukaan Bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam
            adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah
            Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia
            dengan luas 394.299 km2.


            Komposisi dan struktur

            Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan. Hal ini berbeda dibandingkan
            gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet kebumian, baik dalam
            hal massa maupun ukuran. Dari keempat planet kebumian, Bumi juga memiliki kepadatan tertinggi,




5 of 14                                                                                                                                  18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                      http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan
            satu-satunya planet kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif.

            Bentuk




            Putaran rotasi Bumi pada poros
            utara-selatan yang berakibat
            terjadinya siang dan malam
            Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang
            tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa.
            Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar
            dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km,
            atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000
            jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
            Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global,
            variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan
            sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola
            biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan Bumi adalah Gunung Everest (8.848 m di atas
            permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan
            khatulistiwa, bagian Bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah Bumi sebenarnya adalah gunung
            Chimborazo di Ekuador.
            Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga
            alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar
            Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka
            Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai
            bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut,
            menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai
            relief Bumi

            Komposisi kimia
            Massa Bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan              Tabel Kerak oksida F. W. Clarke
            utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon Senyawa                   Formula Komposisi
            (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), Silika                    SiO2        59,71%
            kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2%
                                                                        Alumina               Al2O3        15,41%
            selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka.
            Karena proses pemisahan massa, bagian inti Bumi             kapur                  CaO          4,90%
            dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan         Magnesia               MgO          4,36%
            sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang Natrium oksida          Na2O          3,55%
                                   [10]
            dari 1% unsur langka.                                       Besi(II) oksida        FeO          3,52%
            Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa
                                                                        Kalium oksida          K2O          2,80%
            sekitar 47% kerak Bumi terdiri dari oksigen. Batuan-
            batuan paling umum yang terdapat di kerak Bumi hampir Besi(III) oksida            Fe2O3         2,63%
            semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin Air                     H2O          1,52%
            adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan            Titanium dioksida      TiO2         0,60%
            biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah
                                                                        Fosfor pentaoksida P2O5             0,22%
            silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan
                                                                        Total                              99,22%
            soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang
            membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum.
            Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisis berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa
            99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam
            jumlah yang kecil


            Lapisan Bumi




6 of 14                                                                                                                                  18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                       http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/




            Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
            berikut:

                 Kerak Bumi

                 Mantel Bumi

                 Inti Bumi

            Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)-nya, Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-
            lapisan sebagai berikut:

                 Litosfir

                 Astenosfir

                 Mesosfir

                 Inti Bumi bagian luar

            Inti Bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam Bumi yang melapisi inti Bumi bagian dalam.
            Inti Bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti Bumi
            bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C.

                 Inti Bumi bagian dalam

            Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian Bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti Bumi.
            inti Bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. Inti Bumi terdiri dari besi dan nikel
            berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C




            Diposkan oleh vega septi wulandari di 21.21        Tidak ada komentar:
                                Rekomendasikan ini di Google




            Tata Surya




            Tata Surya[a] adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari
            dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah
            planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami
                                     [b]
            yang telah diidentifikasi , dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
            Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet
            bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort
            diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
            Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km),
            Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430




7 of 14                                                                                                                                   18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                          http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima
            objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres,
            berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk
            asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya
            diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km),
            dan Eris (10.100 juta km).
            Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-
            masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.



            Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di
            antaranya adalah:

            Hipotesis Nebula

                                                                                                   [1]
            Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734
            dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga
                                                            [2]
            dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini,
            yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal,
            Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut
            nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan
            kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi
            bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan
            cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut
            memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace
            berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi
                                        [3]
            dari pembentukan mereka.

            Hipotesis Planetisimal

            Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton
            pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya
            bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari.
            Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama
            proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang
            mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian
            besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan
            menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar
            sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet
            dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

            Hipotesis Pasang Surut Bintang

            Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917.
            Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir
            bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut
                                                                                                [3]
            oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun
            astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak
            mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas
            hipotesis tersebut.[4]

            Hipotesis Kondensasi

            Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper
            (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari
            bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

            Hipotesis Bintang Kembar

            Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
            Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama
            ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
            Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.


            Sejarah penemuan
            Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah
            dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak
            bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia
            untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642)
            dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati
            benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
            Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk
            penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi
            Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris,
            yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh
            Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius
            hingga Saturnus.




8 of 14                                                                                                                                      18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                     http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/




            Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang
            menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
            Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda
            langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum
            Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
            perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
            Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
            menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.
            Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian
            ditemukan pada 1930.
            Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada
            setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan,
            sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh
            dengan Pluto.
            Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui
            Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada
            sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah
            bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper
            di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna
            (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada
            Mei 2004).
            Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki
            satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah
            penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain
            lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit


            Struktur
            Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang
            mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya. [5]
            Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup kira-kira 90
            persen massa selebihnya.[c]
            Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bidang edaran bumi, yang
            umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet
            dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan
            ekliptika.
            Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan
            arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.
            Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling
            Matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan Matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek
            yang berjarak lebih dekat dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu
            yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak antara objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun.
            Jarak terdekat antara objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari
            Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan
            terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran, sedangkan
            komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.
            Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak antara orbit
            yang sama antara satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian,
            semakin jauh letak sebuah planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak antara objek itu
            dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sebagai contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan
            astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus adalah 4,3 SA dari Yupiter, dan
            Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi
            jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tidak satu teori pun telah diterima.
            Hampir semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan adalah benda
            pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet.
            Hampir semua satelit alami yang paling besar terletak di orbit sinkron, dengan satu sisi satelit
            berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang
            berisi partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

            Terminologi
            Secara informal, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup
            empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh, Tata Surya bagian
                                                    [6]
            luar, terdapat empat gas planet raksasa. Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata
            Surya dianggap wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]
            Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan:




9 of 14                                                                                                                                 18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                             http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet adalah sebuah badan yang mengedari
            Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan
            orbitnya dengan menginkorporasikan semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata
            Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus.
            Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tidak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek
                                [8]
            Sabuk Kuiper.
            Planet kerdil adalah benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa
            yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan daerah
                          [8]
            sekitarnya.         Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea,
                                        [9]
            Makemake, dan Eris. Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil adalah:
            Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus biasanya
                               [10]
            disebut "plutoid".      Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari adalah benda kecil
                          [8]
            Tata Surya.
            Ilmuwan ahli planet menggunakan istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang
            terdapat di dalam Tata Surya. Batu digunakan untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar
            dari 500 K), sebagai contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian
            dalam, merupakan komponen pembentuk utama hampir semua planet kebumian dan asteroid. Gas
            adalah bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan
            ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan
                                                                  [11]
            es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida, memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat
            kelvin. Bahan ini merupakan komponen utama dari sebagian besar satelit planet raksasa. Ia juga
            merupakan komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta
            berbagai benda kecil yang terletak di dekat orbit Neptunus.[12]
            Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang
            termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sebagai es, cairan, atau
            gas di berbagai bagian Tata Surya.

            Zona planet




            Di zona planet dalam, Matahari adalah pusat Tata Surya dan letaknya paling dekat dengan planet
                                                    6                                     6
            Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 10 km, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 10 km, 0,72 SA),
                            6                              6
            Bumi (149,6 × 10 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 10 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya antara
            4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis antara 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.
            Antara Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, kumpulan batuan metal dan
            mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar
            asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari kumpulan asteroid
            ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sebagai planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini
            sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).
            Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus
            (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis antara
                     3               3
            0,7 g/cm dan 1,66 g/cm .
            Jarak rata-rata antara planet-planet dengan Matahari bisa diperkirakan dengan menggunakan baris
            matematis Titus-Bode. Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-orbit ini kemungkinan merupakan
            efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tidak muncul di
            baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus
            merupakan hasil tabrakan kosmis.

            Matahari




            Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini.
            Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang
            cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi
            yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi
            eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
            Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi
            nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang




10 of 14                                                                                                                                        18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                       http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            ada di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang
            diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan
            hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang
            yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak
            pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang
            yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang
                                                [13]
            lebih redup dan dingin adalah umum.
            Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari
            sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari
            tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70
                                                   [14]
            persen dari kecermelangan sekarang.
            Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk
            lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih
            berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang
                         [15]
            "populasi II".  Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti
            bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih
            dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
            Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai
            kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai
            pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil
            penggumpalan metal.
            Medium antarplanet




            Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel
            bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar
                                                                 [17]
            kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,      menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang
            merambah Tata Surya paling tidak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut
            medium antarplanet.
            Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan
            lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer,
            menciptakan cuaca ruang angkasa.[18] Struktur terbesar dari heliosfer dinamai lembar aliran heliosfer
            (heliospheric current sheet), sebuah spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari
            terhadap medium antarplanet.[19][20] Medan magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi
            dengan angin surya. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis
                                [21]
            ke luar angkasa.     Interaksi antara angin surya dan medan magnet bumi menyebabkan terjadinya
            aurora, yang dapat dilihat dekat kutub magnetik bumi.
            Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya.
            Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada
            medium antarbintang dan kekuatan medan magnet Matahari mengalami perubahan pada skala
            waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah
            bervariasi, meski tidak diketahui seberapa besar.[22]
            Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah mirip piringan yang
            berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan
            merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid
            yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Daerah kedua membentang antara 10 SA
            sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam
            Sabuk Kuiper.

            Tata Surya bagian dalam
            Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid.
            Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup dekat
            dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus.
            Planet-planet bagian dalam




            Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang
            padat, hampir tidak mempunyai atau tidak mempunyai satelit dan tidak mempunyai sistem cincin.
            Komposisi Planet-planet ini terutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang
            membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari




11 of 14                                                                                                                                  18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                          http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan
            sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di
            antara Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

            Merkurius

            Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055
            massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid
            yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada
            perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom
                                                                               [27]
            yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya.       Besarnya inti besi dan tipisnya
            kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet
            ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh
            energi awal Matahari.

            Venus

            Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini
            memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas
            geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari
            bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai
            400 °C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam
            atmosfer.[30] Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak
            memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus
            berasal dari gunung berapi

            Bumi

            Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya
            yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki mahluk
            hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan
            satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda
            dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang
            menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari
            planet kebumian di dalam Tata Surya.

            Mars

            Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet
            ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang
            dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris,
            menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya
            berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil
            (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars




            Tata Surya bagian luar
            Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran
            planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini.
            Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering
            disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di
            bagian dalam Tata Surya.
            Planet-planet luar




            Yupiter

            Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet
            lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter
            menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita
            awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang
            terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian,
                                                       [44]
            seperti gunung berapi dan inti yang panas.      Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata
            Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius




12 of 14                                                                                                                                     18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                       http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/


            Saturnus

            Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan
            Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume
            Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat
            planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang
            diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus,
                                                                                     [45]
            menunjukan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih
            besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang
            cukup berarti

            Uranus

            Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara
            planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran
            poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa
                                                                    [46]
            lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.      Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui,
            yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda

            Neptunus

            Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga
            membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter
            atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya
            aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya
            terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang
            disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus

             Pluto

            Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum
            24 Agustus 2006, Pluto berstatus sebagai sebuah planet dan setelah pengukuran, merupakan planet
            terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari matahari.
            Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan
            oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan
            data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. [1]
            Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon
            (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra.
            Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak New
            Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak
            terkecil pada Juli 2015




13 of 14                                                                                                                                  18/04/2013 20:00
Tugas Geografi                                                                                                        http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/




            Diposkan oleh vega septi wulandari di 21.13       Tidak ada komentar:
                               Rekomendasikan ini di Google




                                                  Beranda                                       Posting Lama


                                                   Langganan: Entri (Atom)




                                                                  Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.




14 of 14                                                                                                                                   18/04/2013 20:00

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Anggota tata surya
Anggota tata suryaAnggota tata surya
Anggota tata surya
 
Jagat raya
Jagat rayaJagat raya
Jagat raya
 
TATA SURYA
TATA SURYATATA SURYA
TATA SURYA
 
Geografi - Galaksi, Bintang, & Satuan Jarak Di Jagad Raya
Geografi - Galaksi, Bintang, & Satuan Jarak Di Jagad RayaGeografi - Galaksi, Bintang, & Satuan Jarak Di Jagad Raya
Geografi - Galaksi, Bintang, & Satuan Jarak Di Jagad Raya
 
Jagad raya & tata surya ppt
Jagad raya & tata surya pptJagad raya & tata surya ppt
Jagad raya & tata surya ppt
 
Planet
PlanetPlanet
Planet
 
Rangkuman materi bumi dan tata surya
Rangkuman materi bumi dan tata suryaRangkuman materi bumi dan tata surya
Rangkuman materi bumi dan tata surya
 
Remidi IPA SMK Semester II
Remidi IPA SMK Semester IIRemidi IPA SMK Semester II
Remidi IPA SMK Semester II
 
Sistem Tata Surya
Sistem Tata SuryaSistem Tata Surya
Sistem Tata Surya
 
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaMakalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
 
Tata surya.ppt
Tata surya.pptTata surya.ppt
Tata surya.ppt
 
Bumi dan tata surya
Bumi dan tata suryaBumi dan tata surya
Bumi dan tata surya
 
Tata surya~ppt
Tata surya~pptTata surya~ppt
Tata surya~ppt
 
Jagad raya, Galaksi, dan tata surya
Jagad raya, Galaksi, dan tata suryaJagad raya, Galaksi, dan tata surya
Jagad raya, Galaksi, dan tata surya
 
Tatasurya kl 6
Tatasurya kl 6Tatasurya kl 6
Tatasurya kl 6
 
Si stem tata surya
Si stem tata suryaSi stem tata surya
Si stem tata surya
 
Ppt alam semesta dan tata surya
Ppt alam semesta dan tata suryaPpt alam semesta dan tata surya
Ppt alam semesta dan tata surya
 
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.ptAndhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
 
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan BumiMakalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
 
MENGENAL BUMI
MENGENAL BUMIMENGENAL BUMI
MENGENAL BUMI
 

Ähnlich wie Tugas geografi

3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.pptGandesSekarPutri1
 
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.pptDarfin
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumiputu micana
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimKhairullah Khairullah
 
Proses pembentukan BUMI dan teori teorinya.ppt
Proses pembentukan BUMI dan teori teorinya.pptProses pembentukan BUMI dan teori teorinya.ppt
Proses pembentukan BUMI dan teori teorinya.pptmudrikmustafid2
 
Bumi dalam alam semesta
Bumi dalam alam semestaBumi dalam alam semesta
Bumi dalam alam semestaDwi Anom
 
Planet Bumi Bentuk dan Ukuran Bumi
Planet Bumi Bentuk dan Ukuran BumiPlanet Bumi Bentuk dan Ukuran Bumi
Planet Bumi Bentuk dan Ukuran BumiHarianto Ma'tu
 
ppt iad kelompok 2 - brown.pdf
ppt iad kelompok 2 - brown.pdfppt iad kelompok 2 - brown.pdf
ppt iad kelompok 2 - brown.pdfSularti
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaNanda Reda
 
fdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.ppt
fdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.pptfdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.ppt
fdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.pptmudrikmustafid2
 
alam-semesta.ppt
alam-semesta.pptalam-semesta.ppt
alam-semesta.pptdewiesari1
 
Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)AnggraRA
 
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksiJagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksieviza
 
Teori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan Indonesia
Teori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan IndonesiaTeori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan Indonesia
Teori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan IndonesiaMahardika Aulia Syafi'i
 

Ähnlich wie Tugas geografi (20)

3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
 
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
3-TEORI-TERBENTUKNYA-BUMI.ppt
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
 
Proses pembentukan BUMI dan teori teorinya.ppt
Proses pembentukan BUMI dan teori teorinya.pptProses pembentukan BUMI dan teori teorinya.ppt
Proses pembentukan BUMI dan teori teorinya.ppt
 
Bumi dalam alam semesta
Bumi dalam alam semestaBumi dalam alam semesta
Bumi dalam alam semesta
 
oseanografi
oseanografioseanografi
oseanografi
 
Planet Bumi Bentuk dan Ukuran Bumi
Planet Bumi Bentuk dan Ukuran BumiPlanet Bumi Bentuk dan Ukuran Bumi
Planet Bumi Bentuk dan Ukuran Bumi
 
Bumi
BumiBumi
Bumi
 
Alam semesta yang memuai
Alam semesta yang memuaiAlam semesta yang memuai
Alam semesta yang memuai
 
Artikel dynamo effect
Artikel dynamo effectArtikel dynamo effect
Artikel dynamo effect
 
ppt iad kelompok 2 - brown.pdf
ppt iad kelompok 2 - brown.pdfppt iad kelompok 2 - brown.pdf
ppt iad kelompok 2 - brown.pdf
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipba
 
Ipa7 kd11-b
Ipa7 kd11-bIpa7 kd11-b
Ipa7 kd11-b
 
fdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.ppt
fdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.pptfdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.ppt
fdokumen.com_sejarah-terbentuknya-bumi-562d0ce0a5d06.ppt
 
Tata Surya
Tata SuryaTata Surya
Tata Surya
 
alam-semesta.ppt
alam-semesta.pptalam-semesta.ppt
alam-semesta.ppt
 
Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)
 
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksiJagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
 
Teori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan Indonesia
Teori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan IndonesiaTeori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan Indonesia
Teori Terbentuknya Bumi dan Kepulauan Indonesia
 

Tugas geografi

  • 1. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ Tugas Geografi 1 of 14 18/04/2013 20:00
  • 2. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ Menakjubkan, 2 Planet Dalam Satu Orbit 20:03 sigit prihatin No comments Astronesia-Astronom Amerika Serikat menemukan sistem planet jauh yang belum pernah dilihat sebelumnya. Astronom ini menemukan dua planet dalam satu orbit. Seperti apa? Penemuan ini dipastikan menambah keyakinan teori menyatakan awalnya Bumi berbagi orbit dengan badan kosmik lain seukuran Planet Mars yang kemudian berubah menjadi bulan. Sistem baru itu ditemukan teleskop Kepler. Seperti dikutip NewScientist, pada sistem itu terdapat empat planet dan dua di antaranya mengorbit bintang induk pada orbit yang sama, satu permanen mengorbit 60 derajat dan lainnya kebalikannya. Kemungkinan besar fenomena ini terjadi karena gravitasi ‘titik manis,’ kata astronom. Ketika satu planet mengorbit tubuh yang jauh lebih besar seperti bintang maka akan ada dua titik yang disebut Lagrange di sepanjang orbit planet tempat tubuh ketiga bisa mengorbit dengan stabil, baik pada 60 derajat di depan atau 60 derajat di belakang orbit. Meski dalam teori planet bisa mengorbit bersama, belum ada satu orang pun pernah melihat bukti ini sebelumnya. “Sistem seperti ini tak umum. Sistem ini satu-satunya yang telah kita lihat,” kata Jack Lissauer dari Ames Research Center NASA di Mountain View, California. Beberapa astronom menduga hal serupa bisa terjadi di sistem surya kita. Hal ini merujuk pada bulan kita yang 50 juta tahun silam bertabrakan dengan Bumi saat tubuhnya masih seukuran Mars. "Temuan ini menunjukkan hal yang sebelumnya kita duga tak bisa terjadi," kata astronom Princeton University Richard Gott. Adakah Lautan dan Kehidupan di Triton? 11:52 sigit prihatin No comments Citra Triton, bulan terbesar Neptunus, yang diabadikan oleh wahana Voyager 2 pada 24 Agustus 1989. Astronesia-Triton, bulan terbesar milik Planet Neptunus, telah ditemukan sejak tahun 1846 oleh astronom Inggris, William Lassell. Namun, hingga kini Triton masih menyimpan misteri. Satu hal yang dipertanyakan ilmuwan, adakah lautan dan kehidupan di Triton? Pertanyaan tersebut masuk akal, setidaknya dengan melihat beberapa petunjuk yang diberikan wahana luar angkasa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Voyager 2, kala melintasi Triton tahun 1989. Voyager 2 mengungkap bahwa permukaan Triton terdiri atas es, nitrogen, metana, dan karbon dioksida. Karena densitas Triton tinggi, ilmuwan menduga bahwa inti Triton berupa batuan silikat besar. Di bawah permukaan es, diduga terdapat lautan. Ada satu karakteristik Triton yang mungkin membuatnya bisa punya lautan di bawah permukaannya. Bulan dengan diameter 2.700 kilometer ini punya retrogade orbit, arah orbit yang berlawanan dengan orbit benda langit lainnya. Orbit Triton berpengaruh pada besarnya pasang surut. Gelombang pasang surut bisa memicu hilangnya energi yang kemudian diubah menjadi panas. Panas bisa melelehkan es di bawah permukaan sehingga menjadi sebuah lautan. Ilmuwan, seperti diberitakan Space.com pada Kamis (6/9/2012), juga 2 of 14 18/04/2013 20:00
  • 3. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ mengungkap bahwa panas yang dilepaskan punya konsekuensi lain, yaitu perubahan bentuk orbit dari elips menjadi lingkaran sempurna. Panas di Triton tidak hanya dihasilkan oleh pasang surut, tetapi juga bisa berasal dari pemanasan radiogenik. Panas ini berasal dari peluruhan radioisotop dalam Triton itu sendiri. Proses ini bisa menghasilkan panas selama miliaran tahun. Sekilas, terkesan bahwa panas hasil radiogenik lebih berperan dalam pembentukan lautan di bahwa permukaan. Namun, ilmuwan membuktikan bahwa pemanasan lewat proses ini saja tak akan mempertahankan lautan hingga 4,5 miliar tahun. Triton terbentuk di wilayah sekitar Planet Neptunus yang disebut Sabuk Kuiper. Di suatu masa, Triton tertangkap oleh gravitasi Neptunus dan menjadi bulan planet itu. Seiring waktu, orbit Triton semakin menyerupai lingkaran. Dalam penelitian terbaru, astronom menyelidiki pengaruh ketebalan es pada pasang surut dan pemanasan. Jika lapisan es tipis, maka efek pasang surut besar sehingga mungkin lautan masih ada. Jika Triton mendingin dan lapisan es tebal, maka efeknya akan sebaliknya. Berdasarkan studi, Saswata Hier-Majumder dari University of Maryland mengatakan, "Saya pikir kemungkinan besar lautan yang kaya akan amonia ada di bawah lapisan permukaan Triton. Namun, ada beberapa keterbatasan pengetahuan kita tentang interior Triton dan masa lalunya sehingga sulit untuk memastikannya." Jika lautan itu memang ada, maka kehidupan sederhana yang bisa bertahan di lingkungan ekstrem mungkin juga ada. Masih mungkin ada enzim makhluk hidup yang bekerja di lautan yang diprediksi bersuhu -97 derajat Celsius. Dugaan lain, kehidupan yang ada mungkin berbasis silikon. Silikon diketahui bisa menjadi basis kehidupan seperti halnya karbon. Namun, semuanya masih tidak pasti. Riset ini dipublikasikan di jurnal Icarus yang terbit pada Agustus 2012. 1. Api Terjun (Horsetail Falls) Fenomena Api Terjun ini terdapat di Yosemite National Park yang terletak di California. Dinamakan Api terjun karena pada saat air jatuh dari ketinggian sekitar 2000 kaki, mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh dari atas. Sebenarnya fenomena ini bukanlah lava yang jatuh, melainkan air yang sedang terjun mendapatkan efek dari sinar matahari yang akan terbenam. Namun fenomena ini harus didukung dengan cuaca yang cerah, keberadaan matahari yang tepat saat menyinari air, dan debit air yang cukup banyak untuk bisa membuat Air terjun di Yosemite National Park mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh. 2. Ice Circle Fenomena Ice Circle ini bisa terjadi di mana saja. Biasanya fenomena ini sering terjadi di daerah sungai yang meiliki arus yang lambat serta iklim yang dingin. Bentuknya mirip seperti piringan yang berputar secara perlahan. Fenomena ini juga pernah terjadi sekitar tahun 1930 di Toronto, Canada. 3. Crop Circle Mendengar namanya, pasti fenomena ini sudah tak asling lagi di telinga kita. Yah, itulah Crop Circle. Sebuah lingkaran yang mempunyai motif berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Fenomena ini pertama kali muncul sekitar akhir tahun 1970-an di London, Inggris. Namun di Indonesia juga fenomena ini pernah muncul, yakni di Sleman, Yogyakarta pada 23 Januari 2011. Penyebab utama pembuatan Crop Circle ini masih menyimpan banyak tanya. Apakah buatan manusia, buatan alam, atau buatan makhluk dari luar bumi. Kini masalah itu saling diperdebatkan, tapi kebanyakan dari ilmuwan berpendapat bahwa Crop Circle itu dibuat oleh tangang-tangan kreatif manusia. 4. Gelombang Beku Fenomena ini terjadi di daerah Antartika. Penyebab utama terjadinya gelombang beku ini yaitu reaksi antara salju dengan kondisi di Antartika. Misalnya ketka sebuah gunung es yang jatuh ke laut maka akan menimbulkan sebuah gelombang, dari gelombang itu bereaksi dengan salju dan akan menghasilkan gelombang beku. Apabila gunung es yang jatuh ke laut membawa Alga, maka gelombang yang terbentuk akan memiliki garis-garis warna seperti, 3 of 14 18/04/2013 20:00
  • 4. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ 4 of 14 18/04/2013 20:00
  • 5. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ [1] Inklinasi 1°34'43,3" ke Bidang Invariabel Bujur node menaik 348,73936° Argumen perihelion 114,20783° Satelit 1 (Bulan) Ciri-ciri fisik Jari-jari rata-rata 6,371.0 km[2] Jari-jari khatulistiwa [3] 6.378,1 km Jari-jari kutub [4] 6.356,8 km Kepepatan [3] 0,0033528 40.075,02 km (khatulistiwa) Keliling khatulistiwa 40.007,86 km (meridian) 40.041,47 km (rata-rata) [5][6][note 2] 510.072.000 km² Luas permukaan 148.940.000 km² daratan (29,2 %) 361.132.000 km² perairan (70,8 %) Volume 1,0832073×1012 km3 Massa 24 [7] 5,9736×10 kg Massa jenis rata-rata 3 5,5153 g/cm [8] Gravitasi permukaan di 9,780327 m/s² khatulistiwa 0,99732 g Kecepatan lepas 11,186 km/s 0,99726968 d[9] Hari sideris 23h 56m 4.100s Kecepatan rotasi 1674,4 km/jam Kemiringan sumbu 23,439281° Albedo 0,367[7] Suhu permukaan min rata-rata maks Kelvin 184 K 287 K 331 K Celsius −89 °C 14 °C 57, 7 °C Atmosfer Tekanan permukaan 101,3 kPa (Permukaan laut) 78,08% Nitrogen (N2) 20,95% Oksigen (O 2) Komposisi 0,93% Argon 0,038% Karbon dioksida Sekitar 1% uap air (bervariasi sesuai iklim)[7] Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: Astronomical Unit). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik. Sedangkan kala revolusinya adalah 365,25 hari. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin surya, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi Bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan Bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di Bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1. Bumi memiliki diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan Bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida dan gas lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam Bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi Bumi dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak Bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak Bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa Bumi. Titik tertinggi di permukaan Bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2. Komposisi dan struktur Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan. Hal ini berbeda dibandingkan gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet kebumian, baik dalam hal massa maupun ukuran. Dari keempat planet kebumian, Bumi juga memiliki kepadatan tertinggi, 5 of 14 18/04/2013 20:00
  • 6. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif. Bentuk Putaran rotasi Bumi pada poros utara-selatan yang berakibat terjadinya siang dan malam Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis. Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan Bumi adalah Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian Bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah Bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador. Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi Komposisi kimia Massa Bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan Tabel Kerak oksida F. W. Clarke utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon Senyawa Formula Komposisi (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), Silika SiO2 59,71% kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% Alumina Al2O3 15,41% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti Bumi kapur CaO 4,90% dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan Magnesia MgO 4,36% sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang Natrium oksida Na2O 3,55% [10] dari 1% unsur langka. Besi(II) oksida FeO 3,52% Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa Kalium oksida K2O 2,80% sekitar 47% kerak Bumi terdiri dari oksigen. Batuan- batuan paling umum yang terdapat di kerak Bumi hampir Besi(III) oksida Fe2O3 2,63% semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin Air H2O 1,52% adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan Titanium dioksida TiO2 0,60% biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah Fosfor pentaoksida P2O5 0,22% silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan Total 99,22% soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisis berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil Lapisan Bumi 6 of 14 18/04/2013 20:00
  • 7. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut: Kerak Bumi Mantel Bumi Inti Bumi Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)-nya, Bumi dapat dibagi menjadi lapisan- lapisan sebagai berikut: Litosfir Astenosfir Mesosfir Inti Bumi bagian luar Inti Bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam Bumi yang melapisi inti Bumi bagian dalam. Inti Bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti Bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C. Inti Bumi bagian dalam Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian Bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti Bumi. inti Bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. Inti Bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C Diposkan oleh vega septi wulandari di 21.21 Tidak ada komentar: Rekomendasikan ini di Google Tata Surya Tata Surya[a] adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami [b] yang telah diidentifikasi , dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 7 of 14 18/04/2013 20:00
  • 8. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km). Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing- masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain. Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah: Hipotesis Nebula [1] Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga [2] dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi [3] dari pembentukan mereka. Hipotesis Planetisimal Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid. Hipotesis Pasang Surut Bintang Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut [3] oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[4] Hipotesis Kondensasi Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa. Hipotesis Bintang Kembar Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya. Sejarah penemuan Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus. 8 of 14 18/04/2013 20:00
  • 9. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930. Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto. Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit Struktur Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya. [5] Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari Matahari, mencakup kira-kira 90 persen massa selebihnya.[c] Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bidang edaran bumi, yang umumnya dinamai ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika. Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley. Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan Matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari Matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak antara objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara objek dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips. Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak antara orbit yang sama antara satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak sebuah planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak antara objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sebagai contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus adalah 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tidak satu teori pun telah diterima. Hampir semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua satelit alami yang paling besar terletak di orbit sinkron, dengan satu sisi satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak. Terminologi Secara informal, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh, Tata Surya bagian [6] luar, terdapat empat gas planet raksasa. Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua objek melampaui Neptunus.[7] Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: 9 of 14 18/04/2013 20:00
  • 10. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet adalah sebuah badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tidak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek [8] Sabuk Kuiper. Planet kerdil adalah benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan daerah [8] sekitarnya. Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, [9] Makemake, dan Eris. Objek lain yang mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus biasanya [10] disebut "plutoid". Sisa objek-objek lain berikutnya yang mengitari Matahari adalah benda kecil [8] Tata Surya. Ilmuwan ahli planet menggunakan istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu digunakan untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sebagai contoh silikat. Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, merupakan komponen pembentuk utama hampir semua planet kebumian dan asteroid. Gas adalah bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan [11] es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida, memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin. Bahan ini merupakan komponen utama dari sebagian besar satelit planet raksasa. Ia juga merupakan komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut "es raksasa"), serta berbagai benda kecil yang terletak di dekat orbit Neptunus.[12] Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan sebagai es, cairan, atau gas di berbagai bagian Tata Surya. Zona planet Di zona planet dalam, Matahari adalah pusat Tata Surya dan letaknya paling dekat dengan planet 6 6 Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 10 km, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 10 km, 0,72 SA), 6 6 Bumi (149,6 × 10 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 10 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya antara 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis antara 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3. Antara Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari kumpulan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sebagai planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron). Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis antara 3 3 0,7 g/cm dan 1,66 g/cm . Jarak rata-rata antara planet-planet dengan Matahari bisa diperkirakan dengan menggunakan baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-orbit ini kemungkinan merupakan efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tidak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus merupakan hasil tabrakan kosmis. Matahari Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik. Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang 10 of 14 18/04/2013 20:00
  • 11. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ ada di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang [13] lebih redup dan dingin adalah umum. Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 [14] persen dari kecermelangan sekarang. Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang [15] "populasi II". Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini. Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal. Medium antarplanet Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar [17] kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam, menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling tidak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet. Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa.[18] Struktur terbesar dari heliosfer dinamai lembar aliran heliosfer (heliospheric current sheet), sebuah spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Medan magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis [21] ke luar angkasa. Interaksi antara angin surya dan medan magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dekat kutub magnetik bumi. Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan medan magnet Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi, meski tidak diketahui seberapa besar.[22] Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper. Tata Surya bagian dalam Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup dekat dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus. Planet-planet bagian dalam Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, hampir tidak mempunyai atau tidak mempunyai satelit dan tidak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari 11 of 14 18/04/2013 20:00
  • 12. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di antara Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior. Merkurius Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya.[26] Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom [27] yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari. Venus Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi Bumi Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya. Mars Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars Tata Surya bagian luar Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya. Planet-planet luar Yupiter Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, [44] seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius 12 of 14 18/04/2013 20:00
  • 13. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ Saturnus Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, [45] menunjukan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti Uranus Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa [46] lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda Neptunus Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus Pluto Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto berstatus sebagai sebuah planet dan setelah pengukuran, merupakan planet terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari matahari. Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. [1] Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra. Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli 2015 13 of 14 18/04/2013 20:00
  • 14. Tugas Geografi http://vegaseptiwulandari.blogspot.com/ Diposkan oleh vega septi wulandari di 21.13 Tidak ada komentar: Rekomendasikan ini di Google Beranda Posting Lama Langganan: Entri (Atom) Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger. 14 of 14 18/04/2013 20:00