1. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT I
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan VII bagian pertama ini adalah:
1. Memahami fungsi dioda sebagai penyearah setengah gelombang.
2. Memahami prinsip kerja dari suatu rangkaian penyearah setengah gelombang.
3. Memahami perbedaan mendasar besaran-besaran berbentuk gelombang sinusoidal.
B. LANDASAN TEORI
Sejumlah besar rangkaian elektronika membutuhkan tegangan DC (direct current)
untuk dapat bekerja dengan baik. Karena tegangan jala-jala adalah tegangan AC (alternating
current), maka yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam setiap peralatan elektronika
adalah mengubah tegangan AC ke tegangan DC. Rangkaian yang melaksanakan konversi ini
disebut sebagai catu daya (Power Supply). Alat pokok dari suatu catu daya adalah dioda
penyearah yang hanya mengalirkan arus dalam satu arah saja.
Untuk memperoleh tegangan DC dari saluran tegangan AC, dapat digunakan
penyearah setengah gelombang seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut.
F D
220 VAC Vin Vout
RL
50 Hz
Gambar 1.1. Penyearah Setengah-gelombang
Sebagaimana diketahui dari teori rangkaian, antara nilai tegangan rms dan nilai
tegangan puncak (peak value) terdapat hubungan :
Vrms = 0,707 Vp (1.1)
Kebalikan persamaan (1.1) adalah :
Vrm s
Vp (1.2)
0,707
1
2. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
Suatu penyearah setengah gelombang akan menghasilkan keluaran setengah
gelombang. Bila dibuat penyearah setengah gelombang di Laboratorium, akan ditemukan
bahwa tegangan rata-ratanya sama dengan 0,318 kali tegangan puncak. Harga rata-rata
tersebut juga dikenal dengan sebutan harga dc. Apa sebabnya ? karena pengukuran tegangan
tersebut dengan sebuah voltmeter dc akan memberi harga rata-rata dari bentuk gelombang
tersebut.
Tugas 1.1.
1. Gambarkan dan jelaskan proses terbentuknya keluaran penyearah
setengah-gelombang !
C. KOMPONEN DAN ALAT UKUR
1. Transformator step-down CT dan Enkel.
2. Dioda penyearah.
3. Resistor
4. Kapasitor.
5. Voltmeter.
6. Osiloskop Sinar Katoda (CRO).
7. Kabel Penghubung.
D. PROSEDUR KERJA
Untuk melaksanakan kegiatan unit VII ini, diharapkan anda sudah terampil dalam
menggunakan osiloskop (syarat mutlak).
Perlu diingat, catat nilai spesifikasi masing-masing komponen yang anda gunakan.
1. Rangkailah kit percobaan seperti pada Gambar (1.1) di atas.
2. Setelah yakin bahwa rangkaian anda telah benar, hubungkan input salah satu
channel osiloskop dengan terminal input (Vin) dari rangkaian untuk mendapatkan
tampilan gelombang puncak ke puncak (Vpp). Catat hasil pengamatan anda ini
sebagai nilai tegangan Vpp, dan gambar bentuk gelombangnya di atas kertas grafik
semilog.
3. Pindahkan probe osiloskop ke output (Vout) rangkaian untuk mengamati tampilan
2
3. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
keluaran. Catat ini sebagai tegangan keluaran (Vout) dan gambar bentuk
gelombangnya.
4. Sekarang gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan keluaran dari rangkaian.
Catat sebagai nilai tegangan dc (Vdc).
E. ANALISIS DATA
Setelah seluruh rangkaian kegiatan di atas telah dilaksanakan, maka anda diharuskan
untuk membuat laporan sementara yang di-ACC oleh asisten pembimbing pada hari itu juga
dan laporan lengkap dirumah dengan teknik analisis sebagai berikut :
1. Sama seperti kegiatan Unit VII, hitung nilai tegangan (Vrms) dari tampilan
osiloskop dengan terlebih dahulu menghitung nilai tegangan puncak (Vp) dari nilai
Vpp untuk masing-masing data hasil pengamatan (Ingat, yang ditampilkan oleh
osiloskop adalah tegangan puncak-ke-puncak (Vpp) ) !
2. Dari nilai tegangan puncak (Vp) yang diperoleh pada (1), hitung tegangan rata-rata
(Vdc) untuk masing-masing jenis penyearah (tentu berbeda antara satu penyearah
dengan penyearah yang lain !). bandingkan dengan hasil pengukuran dengan
menggunakan multimeter (Ingat, nilai yang terukur pada voltmeter adalah
tegangan rata-rata atau Vdc ).
3. Beri pembahasan masing-masing hasil yang anda peroleh dan diakhiri dengan
kesimpulan dan saran.
3
4. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT II
PENYEARAH GELOMBANG PENUH
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan VII bagian pertama ini adalah :
1. Memahami fungsi dioda sebagai penyearah gelombang penuh.
2. Memahami prinsip kerja dari suatu rangkaian penyearah gelombang penuh.
3. Memahami perbedaan mendasar besaran-besaran berbentuk gelombang
sinusoidal.
B. LANDASAN TEORI
Sejumlah besar rangkaian elektronika membutuhkan tegangan DC (direct current)
untuk dapat bekerja dengan baik. Karena tegangan jala-jala adalah tegangan AC (alternating
current), maka yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam setiap peralatan elektronika
adalah mengubah tegangan AC ke tegangan DC. Rangkaian yang melaksanakan konversi ini
disebut sebagai catu daya (Power Supply). Alat pokok dari suatu catu daya adalah dioda
penyearah yang hanya mengalirkan arus dalam satu arah saja.
1. Penyearah Gelombang-Penuh (Full-Wave Rectifier)
Rangkaian dari Gambar 2.1 berikut disebut penyearah gelombang-penuh.
F D1
220 V AC CT
50 Hz
RL Vout
D2
Gambar 2.1. Penyearah Gelombang-Penuh
Kumparan kedua dalam rangkaian di atas mempunyai penyadap tengah (center tap)
yang dihubungkan dengan salah satu ujung dari hambatan beban (melalui ground). Ujung lain
dari hambatan beban dihubungkan dengan diode-diode. Rangkaian ini berfungsi sebagai dua
4
5. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
penyearah setengah-gelombang, masing-masing menghantar selama setengah siklus secara
bergantian. Karena adanya penyadap-tengah pada lilitan sekunder, masing-masing rangkaian
dioda hanya menerima setengah gelombang sekunder. Bila dioda dinggap sempurna, ini
berarti bahwa puncak tegangan keluar yang di searahkan adalah :
Vout(peak) = 0,5 Vp(peak) (2.1)
Nilai rata-rata atau nilai dc dari keluaran gelombang penuh yang disearahkan adalah dua kali
setengah gelombang yang disearahkan yang digerakkan oleh tegangan sekunder yang sama :
Vdc = 0,636 Vout(peak) (2.2)
Persamaan yang lainnya :
2Vout(peak)
Vdc =
Tugas 2.1.
1. Gambarkan dan jelaskan proses terbentuknya keluaran penyearah gelombang penuh!
2. Penyearah Jembatan (Bridge-Rectifier)
Gambar 7.3 merupakan rangkaian dari suatu penyearah jembatan (bridge rectifier),
yang merupakan rangkaian penyearah paling luas penggunaannya.
F
D1 D2
220 VAC
60 HZ
D3 D4 RL Vout
Gambar 2.2. Penyearah Jembatan
Tegangan beban dc yang bersangkutan dengan mengabaikan penurunan tegangan pada dioda
ditentukan oleh persamaan :
5
6. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
Vout(peak) = Vp(peak) (2.3)
Pada rangkaian penyearah jembatan, semua tegangan sekunder yang muncl melintasi
tahanan beban, ini salah satu hal yang membuat penyearah jembatan lebih baik daripada
penyearah gelombang lainnya.
Karena penyearah jembatan adalah sinyal gelombang penuh, nilai rata-rata atau nilai
dc-nya adalah :
Vdc = 0,636 Vout(peak) (2.4)
Tugas 2.2.
1. Gambarkan dan jelaskan proses terbentuknya keluaran penyearah
gelombang penuh!
2. Jelaskan kelebihan penyearah jembatan dibanding penyearah gelombang
lainnya ditinjau dari tegangan keluaran beban dc-nya !
C. KOMPONEN DAN ALAT UKUR
1. Transformator step-down CT dan Enkel.
2. Dioda penyearah.
3. Resistor
4. Kapasitor
5. Voltmeter.
6. Osiloskop Sinar Katoda (CRO).
7. Kabel Penghubung.
D. PROSEDUR KERJA
Untuk melaksanakan kegiatan unit VII ini, diharapkan anda sudah terampil dalam
menggunakan osiloskop (syarat mutlak). Perlu dingat, catat nilai spesifikasi masing-
masing komponen yang anda gunakan.
Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh.
1. Rangkailah kit percobaan seperti pada gambar (2.1) di atas.
2. Setelah yakin bahwa rangkaian anda telah benar, hubungkan input salah satu
channel osiloskop dengan terminal input (Vin) dari rangkaian untuk mendapatkan
6
7. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
tampilan gelombang puncak-ke-puncak (Vpp). Catat hasil pengamatan anda ini
sebagai nilai tegangan Vpp, dan gambar bentuk gelombangnya di atas kertas grafik
semilog.
3. Pindahkan probe osiloskop ke output (Vout) rangkaian untuk mengamati tampilan
keluaran. Catat ini sebagai tegangan keluaran (Vout) dan gambar bentuk
gelombangnya.
4. Sekarang gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan keluaran dari rangkaian.
Catat sebagai nilai tegangan dc (Vdc)
5. Pasang pararel kapasitor dikeluarkan. Catatlah hasil pengukuranmu dengan
menggunakan CRO dan multimeter digital.
Rangkaian Penyearah Jembatan.
- Rangkailah kit percobaan seperti pada gambar (2.2) di atas. (Untuk pengambilan
data, selanjutnya sama dengan bagian pada kegiatan pertama.
E. ANALISIS DATA
Setelah seluruh rangkaian kegiatan di atas telah dilaksanakan, maka anda diharuskan
untuk membuat laporan sementara yang di ACC oleh asisten pembimbing pada hari itu juga
dan laporan lengkap di rumah dengan teknik analisis sebagai berikut :
1. Sama seperti kegiatan Unit VII, hitung nilai tegangan (Vrms) dari tampilan osiloskop
dengan terlebih dahulu menghitung nilai tegangan puncak (Vp) dari nilai Vpp untuk
masing-masing data hasil pengamatan (Ingat, yang ditampilkan oleh osiloskop adalah
tegangan puncak ke puncak (Vpp) ) !
2. Dari nilai tegangan puncak (Vp) yang diperoleh pada (1), hitung tegangan rata-rata
(Vdc) untuk masing-masing jenis penyearah (tentu berbeda antara satu penyearah
dengan penyearah yang lain !). bandingkan dengan hasil pengukuran dengan
menggunakan multimeter (Ingat, nilai yang terukur pada voltmeter adalah tegangan
rata-rata atau Vdc ).
3. Beri pembahasan masing-masing hasil yang anda peroleh dan diakhiri dengan
kesimpulan dan saran.
7
8. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT III
PENGIKUT ZENER
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan
2. memahami prinsip kerja dari pengikut Emiter (Emiter Follower) dan Regulator Zener
3. Memahami prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengakut emitter dengan
regulator zener sebagai regulator tegangan
B. ALAT DAN BAHAN
1. Kit zener follower
2. Voltmeter
3. Amperemeter
4. Variable Power Supply
5. Kabel penghubung
C. DASAR TEORI
PENGIKUT EMITER (Emitter Follower)
Jika suatu sumber impedansi tinggi dihubungkan dengan beban impedansi rendah,
maka penurunan tegangan yang terbesar akan terjadi pada impedansi dalam dari sumber
tersebut. Suatu cara untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan menggunakan pengikut
emitter (emitter follower)antar sumber impedansi tinggi dan beban impedansi rendah.
Pengikut emitter berfungsi menaikkan tingkat impedansi dan mengurangi kehilangan
sinyal. (if do you want to know it, read againt materi of common collector)
PENGIKUT ZENER (Zener follower)
Pengikut emitter dapat memperbaiki kemampuan dari suatu regulator zener. Dalam
gambar berikut, diperlihatkan suatu yang merupakan rangkaian tersusun dari regulator
zener (karakteristik Dioda Zener, red) dan pengikut emitter.
8
9. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
+ VCE
Rs
Vin
(unregulated Vout RL
)
Vz
Figure 1. Zener follower
Cara operasinya adalah sebagai berikut.
Tegangan zener merupakan tegangan masuk DC pada basis transistor. Jadi tegangan
keluar transistor adalah
BOut = Vz -Vbe
Tegangan yang keluar ini merupakan selisih yang konstan antara tegangan zener Vz dan
penurunan tegangan transistor VBE. Jika tegangan catu Vin mengalami perubahan,
tegangan zener akan bertahan kurang lebih pada harga yang sama dan demikian pula Vout
Dalam regulator zener biasa, arus zener merupakan selisih antara arus yang melalui
penghambat seri dan arus beban:
IZ = Is - IL
Untuk melayani arus beban yang beasr, kita harus menggunakan arus zener yang besar
pula. Pengikut zener mempunyai keuntungan penting terhadap regulator zener biasa.
Dalam rangkaian gambar diatas arus zener adalah selisih antara arus melalui R s dan arus
basis;
IZ = Is – IB
Karena arus basis sama dengan
IB = IL/ DC
Maka untuk arus beban yang sama diperlukan arus zener yang kecil. Ini berarti dapat
dipilih diode zener lebih kecil yaitu diode zener dengan batas daya yang lebih rendah.
9
10. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
D. PROSEDUR KERJA
1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:
+ VCE
Is
Rs
Vin
(unregulated) Vout RL
Vz
2. Setelah anda yakin tidak ada kesalahan, aktifkan power supply dan amati
penunjukan alat-alat ukur arus dan tegangan (semua dalam keadaan nol)
3. Atur tegangan power supply hingga penunjukan tegangan (Vin) 2 Volt dan baca
penunjukan amperemeter (Is) dan Voltmeter (Vout) pada kedudukan tersebut
4. Ulangi langkah 3 dengan kenaikan tegangan input 4 Volt, 4,5Volt, 6Volt, 7,5
Volt,……..
5. Catat hasil pengamatan anda pada lembar berikut
Spesifikasi Komponen:
Rs =……………….k.ohm
RL =……………….k.ohm
Z =………………...Volt
NO Vin (Volt) Vout (Volt) Is (A)
1
2
3
4
5
6
7
10
11. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
E. ANALISIS DATA
Setelah semua kegiatan pengambilan data selesai, anda diharuskan membuat laporan
lengkap untuk percobaan pengikut zener dengan langkah sebagai berikut;
1. Dari data tegangan input (Viv), Rs dan VZ yang anda peroleh dari setiap data,
hitung besar arus resistor seri (Is). bandingkan hasilnya dengan yang terukur.
2. Hitung pula tegangan otput (Vout) dengan menggunakan tegangan zener
spesifikasi dan tegangan VBE I(aproksimasi 0.7 Volt). Bandingkan hasilnya
dengan hasil pengukuran.
3. Buatlah grafik hubungan antara tegangan input (Vin) dengan tegangan output
(Vout) disertai dengan analisis dan pembahasan.
11
12. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT IV
RANGKAIAN DASAR LOGIKA
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat;
1. Membuat tabel kebenaran dari gerbang dasar logika
2. Menganalisa prinsip kerja gerbang dasar logika
3. Menyusun kesimpulan hasil praktek
B. TEORI DASAR
Komputer, kalkulator dan peralatan digital lain kadang-kadang dianggap oleh orang
awam sebagai sesuatu yang ajaib. Sebenarnya, peralatan digital sangat logis dalam
operasinya. Bentuk dasar blok dari rangkaian digital adalah suatu gerbang logika. Gerbang
logika yang digunakan untuk operasi bilangan biner, sehingga sering disebut gerbang logika
biner. Gerbang logika merupakan dasar pembentuk sistem digital dan semua sistem digital
disusun dengan menggunakan tiga gerbang logika dasar, yakni gerbang AND, gerbang OR dan
gerbang NOT.
a. Gerbang AND
Gerbang And Kadang-kadang disebut “gerbang Semua atau tidak”. Gerbang And yang
akan kita operasikan kebanyakan tersusun dari dioda dan transistor yang tergabung
dalam suatu IC. Untuk memperlihatkan gerbang AND kita gunakan simbol logika
seperti pada gambar berikut;
A A.B
MASUKAN KELUARAN
B
Suatu tegangan +5V yang dibandingkan terhadap GND muncul pada A, B atau Y yang
disebut sebagai suatu biner 1 atau suatu tegangan TINGGI (HIGH). Suatu biner 0, atau
tegangan RENDAH, didefenisikan sebagai tegangan GND (mendekati 0V
dibandingkan terhadap GND) yang muncul pada A,B atau Y. Kita menggunakan logika
positif karena memerlukan 5V positif untuk menghasilkan apa yang kita sebut biner 1.
12
13. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
b. Gerbang OR
Gerbang OR kadang-kadang disebut “Gerbang setiap atau semua”. Gerbang OR
keluarannya RENDAH apabila semua masukan adalah RENDAH. Simbol logika untuk
gerbang OR dapat dilihat pada gambar berikut
MASUKAN A A+B KELUARAN
B
Gerbang OR keluarannya RENDAH bila semua masukan adalah RENDAH. Hal ini dapat
dilihat pada tabel kebenarannya.
c. Gerbang NOT
Semua gerbang yang telah kita bahas mempunyai paling sedikit dua masukan dan satu
keluaran, akan tetapi gerbang NOT (TIDAK) hanya mempunyai satu masukan dan satu
keluaran. Rangkaian NOT sering kali disebut Rangkaian Pembalik. Tugas rangkaian
NOT (pembalik) ialah memberikan suatu keluaran yang tidak sama dengan masukan.
Simbol logika untuk pembalik (inverter, Rangkaian NOT) dapat dilihat pada gambar
berikut;
MASUKAN A’ KELUARAN
A
C. ALAT DAN BAHAN
1. Power Supply 1 Buah
2. IC 7404 (NOT) 1 Unit
3. IC 7408 (AND) 1 Unit
4. IC 7432 (OR) 1 Unit
5. Bread Board 1 Buah
6. Kabel secukupnya
7. LED secukupnya
D. PROSEDUR KERJA
1. Gerbang AND
1. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A
B
13
14. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
2. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
3. Berikan pulsa input A dan B
4. Amati dan catat level outputnya, sesuai dengan tabel kebenaran berikut;
B A Y
0 0
0 1
1 0
1 1
5. Bandingkan hasil yang anda peroleh dengan teori
2. Gerbang OR
1. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A
B
2. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
3. Berikan pulsa input A dan B
4. Amati dan catat level outputnya, sesuai dengan tabel kebenaran berikut;
B A Y
0 0
0 1
1 0
1 1
5. Bandingkan hasil yang anda peroleh dengan teori
3. Gerbang NOT
1. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A
2. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
3. Berikan pulsa input A dan B
4. Amati dan catat level outputnya, sesuai dengan tabel kebenaran berikut;
A Y = A’
0
14
16. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT V
GERBANG LANJUTAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat;
1. Membuat tabel kebenaran dari gerbang NAND, NOR, X-OR dan Pembalik Ganda
2. Menganalisis prinsip kerja rangkaian
B. TEORI DASAR
1. Gerbang NAND
Gerbang AND, OR, dan NOT merupakan tiga rangkaian dasar yang dapat menghasilkan
semua rangkaian digital. Gerbang NAND ialah suatu NOT AND, atau suatu fungsi AND
yang dibalik. simbol logika standar untuk gerbang NAND digambarkan sebagai berikut,
A
A. B
B
Atau
A A.B
A. B
B
Gambar di atas memperlihatkan suatu gerbang AND dan pembalik yang terpisah dan
digunakan untuk menghasilkan fungsi logika NAND. Tabel kebenaran untuk gerbang
NAND diperlihatkan sebagai berikut;
MASUKAN KELUARAN
B A AND NAND
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
Berdasarkan tabel kebenaran di atas, terlihat bahwa gerbang NAND keluaran RENDAH
apabila semua masukannya TINGGI. Kolom keluaran pada tabel di atas ditunjukkan oleh
baris ke empat, dimana semua masukannya 1 akan menghasilkan keluaran 0 sedangkan
semua baris yang lain menghasilkan keluaran 1.
16
17. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
2. Gerbang NOR
Gerbang NOR sebenarnya merupakan suatu gerbang NOT OR. Dengan kata lain, keluaran
suatu gerbang OR dibalik untuk membentuk suatu gerbang NOR. Simbol logika untuk
gerbang NOR berupa suatu simbol OR dengan gelembung pembalik (lingkaran kecil)
pada sisi sebelah kanan.
A
B
Atau
A A+B A+B
B
Tabel kebenaran untuk gerbang NOR diperlihatkan pada gambar berikut,
MASUKAN KELUARAN
B A OR NOR
0 0 0 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0
Tabel kebenaran di atas memperlihatkan bahwa gerbang NOR keluaran TINGGI bila
semua masukannya adalah RENDAH, diperlihatkan pada baris pertama.
3. Gerbang OR Eksklusif (X-OR)
Gerbang OR Eksklusif kadang-kadang disebut “Gerbang setiap tapi tidak semua”. Istilah
”Gerbang OR Eksklusif” sering disebut “Gerbang XOR”. Simbol logika untuk gerbang XOR
diperlihatkan pada gambar berikut,
A
B
atau,
A A + B
B
17
18. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
Tabel kebenaran gerbang XOR diperlihatkan pada gambar berikut. Kita perhatikan
bahwa bila setiap tetapi tidak semua masukan adalah 1, maka keluaran akan menjadi
suatu biner, atau logis 1. tabel kebenaran gerbang OR juga diberikan sehingga dapat
dilihat perbedaan antara keduanya.
MASUKAN KELUARAN
B A OR XOR
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 1 0
Suatu bilangan ganjil (1,3,5 dst) dari masukan TINGGI pada suatu gerbang XOR
mengeluarkan gerbang TINGGI, sedangkan bilangan genap (0,2,4,dst) dari masukan
TINGGI menghasilkan keluaran RENDAH dari suatu gerbang XOR. Baris ke empat
memperlihatkan suatu bilangan genap (2) dari masukan TINGGI, dan oleh karena itu
keluaran adalah RENDAH. Baris ketiga memperlihatkan suatu bilangan ganjil (1) dari
masukan TINGGI dan oleh karena itu keluaran adalah TINGGI.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Power Supply 1 Buah
2. IC 7404 (NOT) 1 Unit
3. IC 7408 (AND) 1 Unit
4. IC 7432 (OR) 1 Unit
5. Bread Board 1 Buah
6. Kabel secukupnya
7. LED secukupnya
D. PROSEDUR KERJA
1. Gerbang NAND
a. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A
B
18
19. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
b. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
c. berikan pulsa input A dan B
d. Amati dan catat level outputnya, sesuai dengan tabel kebenaran berikut;
MASUKAN KELUARAN
B A AND NAND
0 0
0 1
1 0
1 1
2. Gerbang NOR
a. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A
B
b. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
c. Berikan pulsa input A dan B
d. Amati dan catat level outputnya, sesuai dengan tabel kebenaran berikut;
MASUKAN KELUARAN
B A OR NOR
0 0 0 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0
3. Gerbang XOR
a. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A A + B
B
19
20. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
b. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
c. Berikan pulsa input A dan B
d. Amati dan catat level outputnya, sesuai dengan tabel kebenaran berikut;
4. Gerbang Pembalik Ganda
a. Buatlah Rangkaian seperti berikut;
A A’
b. Berikan sumber tegangan pada IC (tanyakan pada asisten anda)
c. Berikan pulsa input A dan B
d. Amati dan catat level outputnya
20
21. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT VI
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
BASIS DITANAHKAN
A. TUJUAN
1. Memahami karakteristik transistor basis ditanahkan
2. Memahami prinsip kerja transistor basis ditanahkan
B. PENGANTAR
Transistor adalah suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor. Ada
dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan (Field
Effect Transistor-FET).
Transistor dwikutub dibuat dengan menggunakan semikonduktor ekstrinsik jenis p
dan jenis n, yang disusun seperti pada gambar 1 berikut.
E C E C
p n p n p n
basis
emitor colektor
B B
Gambar 1. Susunan Transistor Dwikutub (a) Transistor pnp (b) Transistor npn
Ketiga bagian transistor ini disebut emitor, basis, dan kolektor. Masing-masing bagian tersebut
memiliki makna tersendiri.
Pada dasarnya ada tiga jenis rangkaian hubungan (yang disebut konfigurasi) untuk
mengoperasikan transistor.
1. Basis ditanahkan (Common Base-CB)
2. Emitor ditanahkan (Common Emitter-CE)
3. Kolektor ditanahkan (Common Collector-CC)
Karakteristik dari transistor biasanya disebut juga karakteristik statik, yang
digambarkan dalam suatu kurva yang menghubungkan antara selisih arus dc dan tegangan
pada transistor. Kurva karakteristik statik tersebut sangat membantu dalam mempelajari
21
22. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
operasi dari suatu transistor ketika diterapkan dalam suatu rangkaian. Ada tiga karakteristik
yang sangat penting dari suatu transistor, yaitu :
1. Karakteristik input.
2. Karakteristik output.
3. Karakteristik transfer arus konstan.
Sebagaimana transistor bipolar, karakteristik dari FET sering kali disajikan dalam bentuk
seperangkat grafik yang menghubungkan tegangan dengan arus yang terdapat pada
terminal-terminal transistor.
C. Komponen dan Alat Ukur.
1. Kit percobaan masing-masing untuk :
Konfigurasi CB
2. Power Supply.
3. Voltmeter.
4. Amperemeter.
5. Kabel penghubung.
D. Prosedur kerja.
Rangkai dan pelajari kit Common Base (CB) berikut.
C E
IC IE
VCC VEE
VCB VBE
R1 R2
B
Ciri Statik Masukan :
1. Putarlah kedua potensiometer agar nilai VCB, VEB, dan IE = 0.
2. Putar kembali potensiometer sebelah kanan agar nilai VCB naik menjadi 2 V.
3. Putar potensiometer sebelah kiri agar nilai VEB naik menjadi 0,1 V. Baca pula
penunjukan amperemeter yang menunjukkan IE.
4. Naikkan lagi nilai VEB dengan interval yang sama dengan bagian (4) di atas dan baca
22
23. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
lagi nilai IE.
5. Naikkan terus nilaiVEB sampai maksimum sambil membaca nilai IE.
6. Ulangi kegiatan (3) sampai (6) dengan menaikkan nilai VCB dengan interval yang sama.
7. Ulangi kegiatan (7) sampai nilai VCB maksimum.
8. Catat semua hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan.
Ciri Statik Keluaran :
1. Putarlah kedua potensiometer agar nilai IE, IC, dan VCB = 0.
2. Putar kembali potensiometer sebelah kiri agar nilai I E naik menjadi 1 mA.
3. Putar potensiometer sebelah kanan agar nilai VBC naik menjadi 1 V. Baca pula
penunjukan amperemeter yang menunjukkan IC.
4. Naikkan lagi nilai VCB dengan interval yang sama dengan bagian (4) di atas dan baca
lagi nilai IC.
5. Naikkan terus nilaiVCB sampai maksimum sambil membaca nilai I C.
6. Ulangi kegiatan (3) sampai (6) dengan menaikkan nilai I E dengan interval yang sama.
7. Ulangi kegiatan (7) sampai nilai IE maksimum.
8. Catat semua hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan.
E. TUGAS PENDAHULUAN.
1. Jelaskan prinsip kerja dari transistor bipolar .
2. Apa yang dimaksud dengan :
a. Keadaan cut-off,
b. Keadaan saturasi,
c. Transkonduktansi,
d. Tegangan penjepitan (Pinch-off)
3. Gambarkan dan jelaskan kurva karakteristik masukan dan keluaran jenis konfigurasi
yang akan anda percobakan.
F. HASIL PENGAMATAN.
Judul Percobaaan : …………….
Nama Praktikan : …………….
Nim : …………….
23
24. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
Kelompok : …………….
Partner : 1. …
2. …
3 …
4. …
Asisten : ……………..
Konfigurasi Common-Base
a. Ciri Statik Masukan.
Nilai IE pada VCB tertentu
VCE
12 V
(volt) 0V 2V 4V 6V 8V 10 V
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
.
.
.
b. Ciri Statik Keluaran
VCB Nilai IC pada IE tertentu
(volt) 1 mA 2 mA 3 mA 4 mA 5 mA 6 mA 7 mA
1
2
3
4
5
.
.
.
G. ANALISIS LAPORAN
Setelah anda melakukan semua kegiatan, anda diharuskan menyusun laporan lengkap
dengan analisis sebagai berikut.
1. Buatlah karakteristik ciri keluaran dan masukan berdasarkan data masing-masing
konfigurasi yang anda peroleh.
2. Lukislah garis beban masing-masing grafik dan tentukan titik kerja terbaiknya.
24
26. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
UNIT VII
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
EMITER DITANAHKAN
A. TUJUAN
1. Memahami karakteristik transistor emitor ditanahkan
2. Memahami prinsip kerja transistor emitor ditanahkan
B. PENGANTAR
Transistor adalah suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor. Ada
dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan (Field
Effect Transistor-FET).
Transistor dwikutub dibuat dengan menggunakan semikonduktor ekstrinsik jenis p
dan jenis n, yang disusun seperti pada gambar 1 berikut.
E C E C
p n p n p n
basis
emitor colektor
B B
Gambar 1. Susunan Transistor Dwikutub (a) Transistor pnp (b) Transistor npn
Ketiga bagian transistor ini disebut emitor, basis, dan kolektor. Masing-masing bagian tersebut
memiliki makna tersendiri.
Pada dasarnya ada tiga jenis rangkaian hubungan (yang disebut konfigurasi) untuk
mengoperasikan transistor.
1. Basis ditanahkan (Common Base-CB)
2. Emiter ditanahkan (Common Emitter-CE)
3. Kolektor ditanahkan (Common Collector-CC)
Karakteristik dari transistor biasanya disebut juga karakteristik statik, yang
digambarkan dalam suatu kurva yang menghubungkan antara selisih arus dc dan tegangan
pada transistor. Kurva karakteristik statik tersebut sangat membantu dalam mempelajari
operasi dari suatu transistor ketika diterapkan dalam suatu rangkaian. Ada tiga karakteristik
yang sangat penting dari suatu transistor, yaitu :
26
27. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
1. Karakteristik input.
2. Karakteristik output.
3. Karakteristik transfer arus konstan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Komponen dan Alat Ukur.
2. Kit percobaan masing-masing untuk Konfigurasi CE
3. Power Supply.
4. Voltmeter.
5. Amperemeter.
6. Kabel penghubung.
D. PROSEDUR KERJA.
1. Rangkai dan pelajarilah kit percobaan Common Emitter (CE) berikut.
C
B IC
IB E
VBB VCE VCC
R2 VBE R1
1. Pengukuran karakteristik input menyatakan bagaimana IB bervariasi dengan VBE ketika
VCE dibuat konstan. Pertama, tegangan VCE dibuat konstan dengan suatu nilai tertentu
dan kemudian VBE dan IB akan meningkat dalam setiap rentang nilai Catat nilai-nilai
tersebut. Selanjutnya, prosedur ini diulangi untuk nilai VCE konstan.
2. Pengukuran karakteristik Output menunjukkan bagaimana I C bervariasi dengan
perubahan VCE ketika IB dibuat konstan. Pertama, IB diset pada suatu nilai yang
konstan dan kemudian VCE akan meningkat dalam suatu rentang nilai, IC akan
menunjukkan nilai tertentu dan catat nilai ini. Selanjutnya, VCE dikembalikan ke
keadaan nol dan IB diset pada nilai yang lain dan seterusnya.
E. HASIL PENGAMATAN.
27
28. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
Judul Percobaaan : …………….
Nama Praktikan : …………….
Nim : …………….
Kelompok : …………….
Partner : 1. …
2. …
4 …
5. …
Asisten : ……………..
Konfigurasi Common-Emitter
a. Ciri Statik Masukan.
VEB Nilai IB pada VCE tertentu
(volt) 0V 2V 4V 6V 8V 10 V 12 V
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
.
.
b. Ciri Statik Keluaran
VCE Nilai IC pada IB tertentu
(volt) 1 mA 2 mA 3 mA 4 mA 5 mA 6 mA 7 mA
1
2
3
4
5
.
.
F. ANALISIS LAPORAN
Setelah anda melakukan semua kegiatan, anda diharuskan menyusun laporan lengkap
dengan analisis sebagai berikut.
1. Buatlah karakteristik ciri keluaran dan masukan berdasarkan data masing-masing
konfigurasi yang anda peroleh.
2. Lukislah garis beban masing-masing grafik dan tentukan titik kerja terbaiknya.
28
29. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
TUGAS AKHIR
ELEKTRONIKA DASAR 2
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin pesat
terutama dalam dunia elektronika. Sehingga tidak heran jika kehidupan
manusia dikatakan telah sampai pada peradaban yang sangat tinggi. Namun
demikian Indonesia selaku negara yang berkembang harus mengejar perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Olehnya mahasiswa di tuntut agar semakin kreatif dari hari ke hari.
Salah satu hal yang patut untuk dilakukan dalam memenuhi tuntunan tersebut
adalah menyelesaikan tugas akhir Praktikum Elektronika Dasar 2. Adapun tugas
akhir tersebut adalah kemampuan merakit sebuah rangkaian sederhana yang siap
pakai dan berkualitas.
ALAT DAN BAHAN
Untuk merancang dan menunjang kegiatan tersebut di atas, maka
diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Beberapa komponen aktif elektronika.
b. Beberapa komponen pasif elektronika
c. Timah aluminium solder
d. Solder
e. Beberapa hambatan.
f. Kabel penghubung.
g. Trafo Step down.
h. Beberapa alat dan bahan lainnya yang sangat dibutuhkan.
29
30. Laboratorium FISIKA
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II
Jurusan Pendidikan Fisika
DAFTAR PUSTAKA
Ganti S. Depari, 1985, Teori & Keterampilan Elektronika. Bandung: Armico.
Sutrisno, 1996. Elektronika Dasar Teori dan Penerapannya. Jakarta: ITB Bandung.
Tim Dosen Elektronika, 1998. Penuntun Praktikum Elektronika. Jakarta: ITB Bandung.
Tim Dosen Elektronika Dasar, 2002. Penuntun Praktikum Elektronika. Jurusan Fisika
UNM: Makassar.
30