SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Downloaden Sie, um offline zu lesen
ARUS DAN TEGANGAN
 1                LISTRIK


1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current)
Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana
setiap elektron mempunyai muatan yang besarnya sama. Jika kita mempunyai benda
bermuatan negatif berarti benda tersebut mempunyai kelebihan elektron.          Derajat
termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang ada. Muatan
sebuah elektron, sering dinyatakan dengan simbul q atau e, dinyatakan dengan satuan
coulomb, yaitu sebesar


               q ≈ 1,6 × 10-19 coulomb


       Misalkan kita mempunyai sepotong kawat tembaga yang biasanya digunakan
sebagai penghantar listrik dengan alasan harganya relatif murah, kuat dan tahan
terhadap korosi. Besarnya hantaran pada kawat tersebut hanya tergantung pada adanya
elektron bebas (dari elektron valensi), karena muatan inti dan elektron pada lintasan
dalam terikat erat pada struktur kristal.
       Pada dasarnya dalam kawat penghantar terdapat aliran elektron dalam jumlah
yang sangat besar, jika jumlah elektron yang bergerak ke kanan dan ke kiri sama besar
maka seolah-olah tidak terjadi apa-apa.        Namun jika ujung sebelah kanan kawat
menarik elektron sedangkan ujung sebelah kiri melepaskannya maka akan terjadi aliran
elektron ke kanan (tapi ingat, dalam hal ini disepakati bahwa arah arus ke kiri). Aliran
elektron inilah yang selanjutnya disebut arus listrik.
       Besarnya arus listrik diukur dengan satuan banyaknya elektron per detik, namun
demikian ini bukan satuan yang praktis karena harganya terlalu kecil. Satuan yang
dipakai adalah ampere, dimana




                                                             Arus dan Tegangan Listrik 1
i= dq/dt
              1 ampere = 1coulomb/det.


       Contoh di bawah ini menggambarkan besarnya arus listrik untuk beberapa
peralatan:


              Stasiun pembangkit    ...................   1000 A
              Starter mobil         ...................   100 A
              Bola larnpu           ...................   1A
              Radio kecil           ...................   10 mA
              Jam tangan            ...................   1 µA


1.2 Pengertian Tegangan (Voltage)
       Akan mudah menganalogikan aliran listrik dengan aliran air. Misalkan kita
mempunyai 2 tabung yang dihubungkan dengan pipa seperti pada gambar 1.1. Jika
kedua tabung ditaruh di atas meja maka permukaan air pada kedua tabung akan sama
dan dalam hal ini tidak ada aliran air dalam pipa. Jika salah satu tabung diangkat maka
dengan sendirinya air akan mengalir dari tabung tersebut ke tabung yang lebih rendah.
Makin tinggi tabung diangkat makin deras aliran air yang melalui pipa.




                   Gambar 1.1 Aliran air pada bejana berhubungan




       Terjadinya aliran tersebut dapat dipahami dengan konsep energi potensial.
Tingginya tabung menunjukkan besarnya energi potensial yang dimiliki. Yang paling



2 ELEKTRONIKA DASAR
penting dalam hal ini adalah perbedaan tinggi kedua tabung yang sekaligus menentukan
besarnya perbedaan potensial. Jadi semakin besar perbedaan potensialnya semakin
deras aliran air dalam pipa.
          Konsep yang sama akan berlaku untuk aliran elektron pada suatu penghantar.
Yang menentukan seberapa besar arus yang mengalir adalah besarnya beda potensial
(dinyatakan dengan satuan volt). Jadi untuk sebuah konduktor semakin besar beda
potensial akan semakin besar pula arus yang mengalir.
          Perlu dicatat bahwa beda potensial diukur antara ujung-ujung suatu konduktor.
Namun kadang-kadang kita berbicara tentang potensial pada suatu titik tertentu. Dalam
hal ini kita sebenarnya mengukur beda potensial pada titik tersebut terhadap suatu titik
acuan tertentu. Sebagai standar titik acuan biasanya dipilih titik tanah (ground).
          Lebih lanjut kita dapat menganalogikan sebuah baterai atau accu sebagai tabung
air yang diangkat. Baterai ini mempunyai energi kimia yang siap diubah menjadi energi
listrik. Jika baterai tidak digunakan, maka tidak ada energi yang dilepas, tapi perlu
diingat bahwa potensial dari baterai tersebut ada di sana. Hampir semua baterai
memberikan potensial (tepatnya electromotive force - e.m.f) yang hampir sama
walaupun arus dialirkan dari baterai tersebut.


1.3 Hukum Ohm
Pada sebagian besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan potensial
diatur oleh Hukum Ohm. Ohm menggunakan rangkaian percobaan sederhana seperti
pada gambar 1.2. Dia menggunakan rangkaian sumber potensial secara seri, mengukur
besarnya arus yang mengalir dan menemukan hubungan linier sederhana, dituliskan
sebagai


                 V = IR                                                              (1.1)


dimana R = V/I disebut hambatan dari beban. Nama ini sangat cocok karena R menjadi
ukuran seberapa besar konduktor tersebut menahan laju aliran elektron.
          Awas, berlakunya hukum ohm sangat terbatas pada kondisi-kondisi tertentu,
bahkan hukum ini tidak berlaku jika suhu konduktor tersebut berubah. Untuk material-
material atau piranti elektronika tertentu seperti diode dan transistor, hubungan I dan V
tidak linier.



                                                               Arus dan Tegangan Listrik 3
Gambar 1.2 Rangkaian percobaan hukum Ohm




1.4 Daya (Power)
Misalkan suatu potential v dikenakan ke suatu beban dan mengalirlah arus i seperti
diskemakan pada gambar 1.3. Energi yang diberikan ke masing-masing elektron yang
menghasilkan arus listrik sebanding dengan v (beda potensial). Dengan demikian total
energi yang diberikan ke sejumlah elektron yang menghasilkan total muatan sebesar dq
adalah sebanding dengan v × dq.
       Energi yang diberikan pada elektron tiap satuan waktu didefinisikan sebagai
daya (power) p sebesar


              p= v dq/dt = vi                                                 (1.2)


dengan satuan watt


              dimana 1 watt = 1 volt × 1 amper




4 ELEKTRONIKA DASAR
¨




                               




                                                       £   ¤   ¥   ¦   §



                          ¡




                                              ¢




                  Gambar 1.3 Aliran arus pada beban karena potensial v




1.5 Daya pada Hambatan (Resistor)
Jika sebuah tegangan V dikenakan pada sebuah hambatan R maka besarnya arus yang
mengalir adalah


                I=V/R               (hukum Ohm)


dan daya yang diberikan sebesar


                P = V× I
                  = V2/R
                  = I2R                                                                        (1.3)


         Untuk kasus tertentu persoalannya menjadi lain jika potensial yang diberikan
tidak konstan, misalnya berbentuk fungsi sinus terhadap waktu (seperti pada arus bolak-
balik)


                v = V sin ω t
dengan demikian


                i = v/R
                  = (V/R) sin ω t



                                                                           Arus dan Tegangan Listrik 5
dan
               p=v×i
                = (V2/R) sin2 ω t                                                      (1.4)


p selalu berharga positif sehingga daya akan selalu hilang pada setiap saat, berubah
menjadi panas pada hambatan. Daya tersebut selalu berubah setiap saat, berharga nol
saat sin ωt = 0, dan maksimum sebesar V2/ R saat sin ω t = 1.


Untuk menentukan efek pemanasan dari isyarat di atas, persamaan daya di atas dapat
dituliskan sebagai


               p=    1
                     2   (V   2
                                  / R )(1 − cos 2ωt )


cos 2ωt akan berharga positif atau negatif sama seringnya, sehingga rata-ratanya adalah
nol. Dengan demikian daya rata-rata yang hilang sebesar


               P=    1
                     2
                         (V   2
                                         (
                                  / R)= V / 2     )2
                                                        /R


Ini merupakan daya yang hilang pada R jika tegangan konstan V p / 2 dikenakan

padanya. Harga V p / 2 = 0,707 V sering digunakan sebagai ukuran jika tegangan sinus

digunakan pada suatu rangkaian dan harga tegangan tersebut sering disebut sebagai
harga root-mean-square (RMS).                     Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk
menentukan 3 pengukuran yang dipakai, yaitu


       Harga RMS                                = Vp / 2

       Amplitudo puncak                         = Vp
       Harga puncak-ke-puncak                   = 2Vp




6 ELEKTRONIKA DASAR

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
auliarika
 
2.hukum ohm
2.hukum ohm2.hukum ohm
2.hukum ohm
udiajjah
 
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
edmundtanjaya
 
Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1
Sihaqqul Firdaus
 
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Modul kelas x unit 8   listrik dinamisModul kelas x unit 8   listrik dinamis
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Eko Supriyadi
 
1.teori dasar listrik
1.teori dasar listrik1.teori dasar listrik
1.teori dasar listrik
Wicah
 
2. listrik dinamis
2. listrik dinamis2. listrik dinamis
2. listrik dinamis
asepsopian23
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
bayu dewangga
 

Was ist angesagt? (20)

3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
Modul ardyanto
Modul ardyantoModul ardyanto
Modul ardyanto
 
listrik dinamik
 listrik dinamik listrik dinamik
listrik dinamik
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
2.hukum ohm
2.hukum ohm2.hukum ohm
2.hukum ohm
 
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
 
Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1Listrik dinamis sma kelas 1
Listrik dinamis sma kelas 1
 
Listrik Dinamis SMP
Listrik Dinamis SMPListrik Dinamis SMP
Listrik Dinamis SMP
 
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Modul kelas x unit 8   listrik dinamisModul kelas x unit 8   listrik dinamis
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
1.teori dasar listrik
1.teori dasar listrik1.teori dasar listrik
1.teori dasar listrik
 
listrik dinamis
listrik dinamis listrik dinamis
listrik dinamis
 
2. listrik dinamis
2. listrik dinamis2. listrik dinamis
2. listrik dinamis
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian ListrikRangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
Fsk!!
Fsk!!Fsk!!
Fsk!!
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
5 daya listrik
5 daya listrik5 daya listrik
5 daya listrik
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 

Ähnlich wie Arus dan tegangan Listrik

Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikBab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
DE Trisna
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Resti3
 
P11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamikP11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamik
Student
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
somad79
 
pres_7_fis(1).pptx
pres_7_fis(1).pptxpres_7_fis(1).pptx
pres_7_fis(1).pptx
CVLK2
 

Ähnlich wie Arus dan tegangan Listrik (20)

Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikBab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Modul pet
Modul petModul pet
Modul pet
 
kls x bab 7
kls x bab 7kls x bab 7
kls x bab 7
 
08 bab 7
08 bab 708 bab 7
08 bab 7
 
08 bab 7
08 bab 708 bab 7
08 bab 7
 
12211221000
1221122100012211221000
12211221000
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Iistrik dinamis
Iistrik dinamisIistrik dinamis
Iistrik dinamis
 
Pendahuluan Pengantar Teknik Elektro
Pendahuluan Pengantar Teknik ElektroPendahuluan Pengantar Teknik Elektro
Pendahuluan Pengantar Teknik Elektro
 
Final efp (repaired)
Final efp (repaired)Final efp (repaired)
Final efp (repaired)
 
P11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamikP11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamik
 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
 
dasar-dasar-listrik
dasar-dasar-listrikdasar-dasar-listrik
dasar-dasar-listrik
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
Hukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronikaHukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronika
 
pres_7_fis(1).pptx
pres_7_fis(1).pptxpres_7_fis(1).pptx
pres_7_fis(1).pptx
 
Narasi device semikonduktor 2
Narasi device semikonduktor 2Narasi device semikonduktor 2
Narasi device semikonduktor 2
 

Mehr von Syihab Ikbal

Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
Syihab Ikbal
 
Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
Syihab Ikbal
 
Dioda Semikonduktor
Dioda SemikonduktorDioda Semikonduktor
Dioda Semikonduktor
Syihab Ikbal
 
Bab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorBab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktor
Syihab Ikbal
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Syihab Ikbal
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
Syihab Ikbal
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
Syihab Ikbal
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda
Syihab Ikbal
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
Syihab Ikbal
 
Pedoman praktikum fisika dasar
Pedoman   praktikum   fisika   dasarPedoman   praktikum   fisika   dasar
Pedoman praktikum fisika dasar
Syihab Ikbal
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik
Syihab Ikbal
 
4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen
Syihab Ikbal
 
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
Syihab Ikbal
 
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
Syihab Ikbal
 
2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik
Syihab Ikbal
 
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
Syihab Ikbal
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Syihab Ikbal
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
Syihab Ikbal
 

Mehr von Syihab Ikbal (19)

Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
 
Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
 
Dioda Semikonduktor
Dioda SemikonduktorDioda Semikonduktor
Dioda Semikonduktor
 
Bab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorBab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktor
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
 
Alat Ukur Listrik
Alat Ukur ListrikAlat Ukur Listrik
Alat Ukur Listrik
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
 
Pedoman praktikum fisika dasar
Pedoman   praktikum   fisika   dasarPedoman   praktikum   fisika   dasar
Pedoman praktikum fisika dasar
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik
 
4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen
 
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
 
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
 
2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik
 
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
 

Kürzlich hochgeladen

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 

Arus dan tegangan Listrik

  • 1. ARUS DAN TEGANGAN 1 LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang besarnya sama. Jika kita mempunyai benda bermuatan negatif berarti benda tersebut mempunyai kelebihan elektron. Derajat termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang ada. Muatan sebuah elektron, sering dinyatakan dengan simbul q atau e, dinyatakan dengan satuan coulomb, yaitu sebesar q ≈ 1,6 × 10-19 coulomb Misalkan kita mempunyai sepotong kawat tembaga yang biasanya digunakan sebagai penghantar listrik dengan alasan harganya relatif murah, kuat dan tahan terhadap korosi. Besarnya hantaran pada kawat tersebut hanya tergantung pada adanya elektron bebas (dari elektron valensi), karena muatan inti dan elektron pada lintasan dalam terikat erat pada struktur kristal. Pada dasarnya dalam kawat penghantar terdapat aliran elektron dalam jumlah yang sangat besar, jika jumlah elektron yang bergerak ke kanan dan ke kiri sama besar maka seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun jika ujung sebelah kanan kawat menarik elektron sedangkan ujung sebelah kiri melepaskannya maka akan terjadi aliran elektron ke kanan (tapi ingat, dalam hal ini disepakati bahwa arah arus ke kiri). Aliran elektron inilah yang selanjutnya disebut arus listrik. Besarnya arus listrik diukur dengan satuan banyaknya elektron per detik, namun demikian ini bukan satuan yang praktis karena harganya terlalu kecil. Satuan yang dipakai adalah ampere, dimana Arus dan Tegangan Listrik 1
  • 2. i= dq/dt 1 ampere = 1coulomb/det. Contoh di bawah ini menggambarkan besarnya arus listrik untuk beberapa peralatan: Stasiun pembangkit ................... 1000 A Starter mobil ................... 100 A Bola larnpu ................... 1A Radio kecil ................... 10 mA Jam tangan ................... 1 µA 1.2 Pengertian Tegangan (Voltage) Akan mudah menganalogikan aliran listrik dengan aliran air. Misalkan kita mempunyai 2 tabung yang dihubungkan dengan pipa seperti pada gambar 1.1. Jika kedua tabung ditaruh di atas meja maka permukaan air pada kedua tabung akan sama dan dalam hal ini tidak ada aliran air dalam pipa. Jika salah satu tabung diangkat maka dengan sendirinya air akan mengalir dari tabung tersebut ke tabung yang lebih rendah. Makin tinggi tabung diangkat makin deras aliran air yang melalui pipa. Gambar 1.1 Aliran air pada bejana berhubungan Terjadinya aliran tersebut dapat dipahami dengan konsep energi potensial. Tingginya tabung menunjukkan besarnya energi potensial yang dimiliki. Yang paling 2 ELEKTRONIKA DASAR
  • 3. penting dalam hal ini adalah perbedaan tinggi kedua tabung yang sekaligus menentukan besarnya perbedaan potensial. Jadi semakin besar perbedaan potensialnya semakin deras aliran air dalam pipa. Konsep yang sama akan berlaku untuk aliran elektron pada suatu penghantar. Yang menentukan seberapa besar arus yang mengalir adalah besarnya beda potensial (dinyatakan dengan satuan volt). Jadi untuk sebuah konduktor semakin besar beda potensial akan semakin besar pula arus yang mengalir. Perlu dicatat bahwa beda potensial diukur antara ujung-ujung suatu konduktor. Namun kadang-kadang kita berbicara tentang potensial pada suatu titik tertentu. Dalam hal ini kita sebenarnya mengukur beda potensial pada titik tersebut terhadap suatu titik acuan tertentu. Sebagai standar titik acuan biasanya dipilih titik tanah (ground). Lebih lanjut kita dapat menganalogikan sebuah baterai atau accu sebagai tabung air yang diangkat. Baterai ini mempunyai energi kimia yang siap diubah menjadi energi listrik. Jika baterai tidak digunakan, maka tidak ada energi yang dilepas, tapi perlu diingat bahwa potensial dari baterai tersebut ada di sana. Hampir semua baterai memberikan potensial (tepatnya electromotive force - e.m.f) yang hampir sama walaupun arus dialirkan dari baterai tersebut. 1.3 Hukum Ohm Pada sebagian besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan potensial diatur oleh Hukum Ohm. Ohm menggunakan rangkaian percobaan sederhana seperti pada gambar 1.2. Dia menggunakan rangkaian sumber potensial secara seri, mengukur besarnya arus yang mengalir dan menemukan hubungan linier sederhana, dituliskan sebagai V = IR (1.1) dimana R = V/I disebut hambatan dari beban. Nama ini sangat cocok karena R menjadi ukuran seberapa besar konduktor tersebut menahan laju aliran elektron. Awas, berlakunya hukum ohm sangat terbatas pada kondisi-kondisi tertentu, bahkan hukum ini tidak berlaku jika suhu konduktor tersebut berubah. Untuk material- material atau piranti elektronika tertentu seperti diode dan transistor, hubungan I dan V tidak linier. Arus dan Tegangan Listrik 3
  • 4. Gambar 1.2 Rangkaian percobaan hukum Ohm 1.4 Daya (Power) Misalkan suatu potential v dikenakan ke suatu beban dan mengalirlah arus i seperti diskemakan pada gambar 1.3. Energi yang diberikan ke masing-masing elektron yang menghasilkan arus listrik sebanding dengan v (beda potensial). Dengan demikian total energi yang diberikan ke sejumlah elektron yang menghasilkan total muatan sebesar dq adalah sebanding dengan v × dq. Energi yang diberikan pada elektron tiap satuan waktu didefinisikan sebagai daya (power) p sebesar p= v dq/dt = vi (1.2) dengan satuan watt dimana 1 watt = 1 volt × 1 amper 4 ELEKTRONIKA DASAR
  • 5. ¨   £ ¤ ¥ ¦ § ¡ ¢ Gambar 1.3 Aliran arus pada beban karena potensial v 1.5 Daya pada Hambatan (Resistor) Jika sebuah tegangan V dikenakan pada sebuah hambatan R maka besarnya arus yang mengalir adalah I=V/R (hukum Ohm) dan daya yang diberikan sebesar P = V× I = V2/R = I2R (1.3) Untuk kasus tertentu persoalannya menjadi lain jika potensial yang diberikan tidak konstan, misalnya berbentuk fungsi sinus terhadap waktu (seperti pada arus bolak- balik) v = V sin ω t dengan demikian i = v/R = (V/R) sin ω t Arus dan Tegangan Listrik 5
  • 6. dan p=v×i = (V2/R) sin2 ω t (1.4) p selalu berharga positif sehingga daya akan selalu hilang pada setiap saat, berubah menjadi panas pada hambatan. Daya tersebut selalu berubah setiap saat, berharga nol saat sin ωt = 0, dan maksimum sebesar V2/ R saat sin ω t = 1. Untuk menentukan efek pemanasan dari isyarat di atas, persamaan daya di atas dapat dituliskan sebagai p= 1 2 (V 2 / R )(1 − cos 2ωt ) cos 2ωt akan berharga positif atau negatif sama seringnya, sehingga rata-ratanya adalah nol. Dengan demikian daya rata-rata yang hilang sebesar P= 1 2 (V 2 ( / R)= V / 2 )2 /R Ini merupakan daya yang hilang pada R jika tegangan konstan V p / 2 dikenakan padanya. Harga V p / 2 = 0,707 V sering digunakan sebagai ukuran jika tegangan sinus digunakan pada suatu rangkaian dan harga tegangan tersebut sering disebut sebagai harga root-mean-square (RMS). Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk menentukan 3 pengukuran yang dipakai, yaitu Harga RMS = Vp / 2 Amplitudo puncak = Vp Harga puncak-ke-puncak = 2Vp 6 ELEKTRONIKA DASAR