Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang akhlak melalui model pembelajaran Teams Games Tournament.
2. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi selama dua siklus.
3. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman siswa tentang menghindari perilaku tercel
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament
1. UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR AKHLAK Melalui Model Teams
Games Tournament (TGT) Kelas VIII E
SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik
Syafa’atus Saniyah
SMP Negeri 2 Wringin Anom, Gresik
Abstrak :Pendidikan Agama Islam adalah upaya membimbing dan
mengarahkan Peserta Didik untuk menjadi manusia yang mampu memelihara
hubungan baik kepada allah SWT, sesama manusia, dirinya sendiri dan
lingkungannya. Pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha Esa serta berakhlak mulia termasuk dalam tujuan
pendidikan agama islam. Untuk membentuk akhlak yang diinginkan dalam
pembelajaran pendidikan agama islam maka salah satu tawaran peneliti
dalam pembelajaran akhlak itu menggunakan Model Teams Games
Tournament (TGT). Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang
dianggap peneliti dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga
menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah model Teams Games
Tournament (TGT). Karena pada model ini siswa menempati posisi sangat
dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap
kelompok diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang
sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat
ditunjuk untuk mempresentasikan jawabannya, mereka dapat
menyumbangkan skor bagi kelompoknya. Penelitian dilakukan terhadap
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik pada semester
1. Penelitiaan ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk
mengevaluasi adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil
penelitian mengalami peningkatan pemahaman belajar akhlak tentang
menghindari perilaku tercela.
Kata kunci: Pemahaman Belajar, akhlak, Teams Games Tournament.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2004: 4). Dalam Undang-
undang No.23 Tahun 2003 Pasal 3, dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
2. demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2004: 7). Oleh karena itu, peningkatan mutu
pendidikan dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan
berbagai sarana dan prasarana pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi
pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (Anonim,
2005: 15).
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Rendahnya kualitas pendidikan
yang dihadapi bangsa terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan
bahwa selama ini pembelajaran disekolah berorientasi pada target penguasaan materi terbukti
dengan keberhasilan siswa dalam kompetensi mengingat jangka pendek pada materi pelajaran.
Begitupula pada cara pengajaran guru, guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar
dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak
positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu
indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar-
mengajar. Dari prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi
pelajaran. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam sekarang terasa sangat kaku dalam
sistem pembelajarannya, dikarenakan dalam pembelajaran seorang guru agama kurang
menerapkan tujuan dalam kegiatan pembelajaran disekolah dan mereka hanya menerangkan
dengan sistem ceramah yang membuat peserta didik merasa malas dalam mengikuti pelajaran
agama islam.
Keberhasilan mengajar menurut Purwanto dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar dirinya
seperti lingkungan alam, sosial, keadaan bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas serta
administrasi dan faktor yang ada pada dirinya sendiri, seperti kondisi fisik, panca indera, bakat,
minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif, motivasi yang dimaksud adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu(Purwanto, 1988;112), motivasi
juga menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan tersebut,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai(Abu Ahmadi, 1997;109).
3. Pendapat di atas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi intensitas kegiatan belajar seseorang yang pada gilirannya akan mempengaruhi
tingkat pemahaman belajar yang dicapai oleh orang tersebut. Motivasi merupakan faktor yang
penting dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa agar tujuan belajar yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik.
Pada waktu penelitian di kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, praktikan dan
melakukan pengajaran akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. terdapat persoalan yang berkaitan dengan keaktifan
pemahaman dalam materi tersebut dan mereka merasa kesulitan dalam melafalkan dalil-dalil
ytang berkaitan dengan materi tersebut, hal ini disebabkan karena banyaknya siswa, yang kurang
mampu dalam memahami materi pendidikan agama islam, sehingga siswa tidak terlalu
memperhatikan penjelasan dari seorang guru akibatnya pada materi akhlak yaitu menghindari
perilaku tercela dengan materi ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. tingkat
pemahaman belajar siswa tidak sesuai dengan SKBM yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah.
Sehubungan dengan latar belakang yang sudah disebutkan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model teams games tournaments dapat
meningkatkan pemahaman bagi peserta didik? Dan apakah dengan diterapkannya model teams
games tournaments dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik bagi peserta didik?
Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik
pada standar kompetensi akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana motivasi dan hasil belajar peserta
didik meningkat setalah diterapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe teams games
tournaments.
Manfaat dari penelitian ini adalah membiasakan peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2
Wringin Anom Gresik untuk tidak berperilaku tercela, membiasakan peserta didik kelas VIII E
SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik untuk berperilaku terpuji pada orang lain, memberikan
variasi baru model pemeblajaran PAI dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik, menginovasikan teori-teori baru yang bisa diterapkan dalam pembelajaran
sekaligus menerapkannya dengan tujuan memperbaiki pembelajaran agama islam dan
meningkatkan profesionalitas guru agama yang lain.
4. KERANGKA KONSEPTUAL
Pemahaman
Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterimanya(Sadiman, 1946; 109). Sedangkan Menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti
dengan benar(Chaniago, 2002; 427–428). Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman
(comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga
(estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan
contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan(Arikunto, 2009; 118–137).Dengan
pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
di antara fakta – fakta atau konsep. Pembelajaran yang telah dilaksanakan lebih mengaktifkan
siswa untuk telibat selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa
lebih akrab sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik.
Terkait dengan pandangan di atas, saat ini, guru dituntut untuk melakukan inovasi terbaru.
Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu
mempelajari metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari konsep B yang
mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa
memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari
matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang
lalu(Mujiyanto, 2007; 3).
Faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model pembelajaran).
Benyamin Bloom mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu
kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran
adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkait dengan model pembelajaran
yang digunakan.(Syarifuddin, 2007; 3). Kognitif menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah
kepada kemampuan – kemampuan intelektual, kemampuan berpikir maupun kecerdasan yang
akan dicapai. Domain kognitif oleh Benyamin Bloom di bagi menjadi atas 6 kategori yang
cenderung hierarkis.(Uno, 2009; 138) Keenam kategori itu adalah 1). Ingatan, 2). Pemahaman,
3). Aplikasi, 4) Analisis, 5). Sintesis dan 6). Evaluasi. Keenam kategori itu hingga kini masih
5. digunakan sebagai rujukan utama dalam pembuatan rancangan pembelajaran matematika
termasuk pembuatan alat ukur berupa tes(Nasution, 1995; 49)
Kooperatif Learning
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dikelas dengan penerapan suatu
pendekatan pembelajaran. Penelitian ini akan berakhir apabila ketuntasan siswa secara klasikal
mencapai 80% atau lebih. Jadi peneliti dalam melaksanakan penelitian tidak tergantung pada
jumlah siklus yang harus dilalui. Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIII E SMP Negeri 2
Wringin Anom Gresik, Objek penelitian tindakan kelas ini, 35 peserta didik terdri dari (putra 20
dan putri 15) kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, penelitian dilaksanakan selama
tiga bulan, november-desember 2011 dengan standar kompetensi akhlak tentang menghinhadi
perilaku tercela. Sedangkan teknik atau alat yang digunakan untuk memantau dan evaluasi
adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes.
Desain Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini
menggunkan model dari Kemmis dan Taggart ( Hamim dkk. 2009; 69), yaitu Setiap siklus atau
putaran harus meliputi empat komponen yaitu(1) planning (rencana), (2) action (tindakan), (3)
observation (pengamatan), dan (4) reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada
siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral
dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
6. Gambar : Alur Penelitian Tindakan Kelas
Penjelasan alur di atas adalah (1) perencanaa awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran; (2) kegiatan dan pengamatan, meliputi
tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran team game tournament;
(3) refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat; (4)
rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran,
yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing
putaran.
7. Teknik dan alat pengumpulan data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode observasi dan tes. Metode
observasi ini digunakan pada saat proses belajar mengajar belangsung. Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara langsung
terhadap indikator yang tempak pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas VIII E SMP Negeri
2 Wringin Anom Gresik, Sedangkan metode tes digunakan setelah siswa menerima materi
pembelajaran. Sedangkan tes dalam hal ini berfungsi sebagai alat mengukur (evaluasi), dengan
cara yang sudah ditentukan (Arikunto, 2001;53).
Teknik pengumpulan data
a. Metode Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengetahui 35 aktivitas siswa dalam pembelajaran
tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa
yang telah dipersiapkan.
b. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, foto
kegiatan pembelajaran, dan rekaman. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang
diperoleh dari observasi.
c. Angket
Angket dibagikan kepada semua siswa dikelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik
setiap siklus berakhir. Data dari angket ini untuk memperkuat data yang telah diperoleh
berdasarkan lembar observasi.
d. Catatan Lapangan
Sumber informasi yang penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang dibuat
oleh peneliti. Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas,
hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan kegiatan penelitian
semuanya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini. Fungsi catatan lapangan adalah
untuk melakukan cross check dengan data-data yang telah didapatkan.
Teknik analisis data
Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus tindakan. Hal ini
bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya:
8. 1. Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Berdasar pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor keseluruhan untuk
kelas IX C sesuai masing-masing observer
b. Skor keseluruhan untuk setiap observer dikomulatifkan kemudian dicari rataratanya.
c. Skor rata-rata tersebut dipersentase dan dikualifikasi dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:
Tabel 9. Kualifikasi Persentase Skor Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Rentang Skor Kualifikasi
80,01% - 100% Sangat Tinggi
60,01% - 80% Tinggi
40,01 % - 60% Sedang
21,01% – 40% Rendah
0 – 20% Sangat Rendah
2. Analisis Data Hasil Angket
Data hasil angket aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor tiap-tiap butir
pernyataan untuk masing-masing siswa.
b. Skor masing-masing siswa dikomulatifkan dan dicari rata-ratanya.
c. Hasil rata-rata dipersentase dan dikualifikasikan untuk membuat kesimpulan.
Kriteria keberhasilan tindakan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data dari
siklus I dan siklus II dibandingkan. Analisis data tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe
team game rournament (TGT) dapat dilakukan dengan membandingkan skor ketercapaian siklus
I dan siklus II. Setelah diperoleh data serta sajiannya, dilakukan penilaian keberhasilan tindakan.
Penilaian keberhasilan tindakan ditentukan sesuai dengan data yang terkumpul. Dalam penelitian
ini, menentukan keberhasilan tindakan digunakan metode sebagai berikut:
1. Data penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) dalam
pembelajaran secara deskriptif. Pengukuran ini berpedoman pada daftar cek (√) pada setiap
9. aspek yang muncul selama proses pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi
kegiatan guru dalam pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu hasil pengamatan siklus I
dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus II. Sehingga bisa 35 siswa diketahui
apakah terjadi peningkatan kegiatan pembelajaran antara siklus I dan siklus II. Penilaian
terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) disesuaikan
dengan kriteria keberhasilan tindakan, seperti yang terlihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Tindakan
No Rentangan Skor Huruf Klasifikasi
1 80-100 Baik sekali
2 66-79 Baik
3 56-65 cukup baik
4 40-55 Kurang baik
5 30-39 gagal
2. Data hasil belajar
Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah kognitif dan afektif.
Setiap ranah mempunyai pedoman penilaian berbeda. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar
siswa pada ranah kognitif berpedoman pada hasil tes yang berupa tes tulis dalam bentuk
obyektif pilihan ganda, untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah afektif
berpedoman pada hasil lembar observasi kegiatan siswa.
HASIL PENELITIAN
Siklus 1
Daftar Pustaka
Arif Sukadi Sadiman. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I; Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa, 1946) h.109
Amran YS Chaniago. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Cet. V; Bandung: Pustaka Setia,
2002).h. 427 – 428
Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). (Cet.IX; Jakarta: Bumi
Aksara,2009) h. 118 – 137
10. Mujiyanto. Penggunaan Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah.
(diakses dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007) h. 3
Syarifuddin. Pembelajaran Matematika Sekolah. (diakses dari internet:
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html,2007) h. 3
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran. (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h. 138
Nasution. Asas – asas Kurikulum. (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h. 49