SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
ASFIKSIA NEONATORUM
Ni Made Desi Suzika Dewi
Putu Shine Amanda
Definisi Asfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum adalah suatu
keadaan bayi baru lahir yang gagal
Bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir.(Hutchinso, 1967).
Asfiksia neonatorum
GAGAL BERNAPAS SECARA SPONTAN DAN
TERATUR PADA SAAT LAHIR ATAU
BEBERAPA SAAT SETELAH LAHIR
90 % NAPAS SPONTAN
10 % GAGAL
ETIOLOGI
Towell (1996)
mengajukan
penggolongan
penyebab kegagalan
pernafasan pada
bayi terdiri dari :
Faktor ibu
Faktor plasenta
Faktor fetus
Faktor neonatus
a
Hipoksia
Maternal
Hipoksia
Janin
Asfiksia
• MATERNAL FACTOR
• FETAL FACTOR
• PLACENTAL FACTOR
AsfiksiaAsfiksiaAsfiksia Neonaorum
• FAKTOR IBU
• FAKTOR JANIN
• FAKTOR PLASENTA
Faktor ibu
Hipoksia
ibu
Gangguan
aliran
darah
uterus dan
plasenta
Faktor
plasenta
Pertukaran gas
antara ibu dan
janin dipengaruhi
oleh luas dan
kondisi plasenta.
Asfiksia janin
atas terjadi bila
terdapat
gangguan
mendadak pada
plasenta,misalny
a solusi
plasenta, perdar
ahan plsenta
Faktor Fetus
Kompresi umbilikus
akan mengakibatkan
terganggunya aliran
darah ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini
dapat ditemukan pada
keadaan tali pusat
menumbung, tali pusat
melilit leher, kompresi tali
pusat antara janin dan
jalan lahir
.Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan
pada bayi baru lahir yang
dapat terjadi beberapa hal
yaitu :
Pemakaian alat anastesi
(analgetika yang berlebihan
pada ibu)
Trauma yang terjadi pada
persalinan (perdarahan
intracranial)
. Kelainan congenital pada
bayi (hernia
diafragmatika, atesi/stnosis
saluran
pernafasan, hipoplasia)
PATOFISIOLOGI
CLINICAL CHANGES
death
CLINICAL CHANGES
Denyut jantung
Apnea Sekunder apnea ----------- Kulit pucat
death
PERUBAHAN KLINIS
Gasping primer
Apnea primer ---------------- Kulit Sianosis
Gasping Sekunder
MatiDenyut jantung
PERUBAHAN BIOKIMIAWI
ONSET
pO2 pCO2
pH
Metabolisme Aerob
Metabolisme An aerob
Apnu primer & apnu sekunder
Pernapasan cepat
Apnu primer
Pernapasan megap-megap
Apnu sekunder
DIAGNOSA
Anamnesis
• Gangguan atau kesulitan
waktu lahir (lilitan tali
pusat, sungsang,
ekstraksi vakum,
ekstraksi forcsep)
• Lahir tidak
bernafas/menangis
• Air ketuban bercampur
mekonium
Pemeriksaan fisik
• Bayi tidak bernapas
atau bernapas
megap-megap
• Denyut jantung
<100x/menit
• Kulit sianosis, pucat
• Tonus otot menurun
Tanda 0 1 2
Frekuensi Jantung Tidak ada Kurang dari 100x/menit Lebih dari 100x/menit
Usaha Bernafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat
Tonus Otot Lunglai Ekstrimitas Flexi Sedikit Gerakan Aktif
Refleks saat jalan nafas
dibersihkan
Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
Warna Biru / pucat Tubuh kemerahan ekstrimitas
biru
Seluruh tubuh kemerahan
APGAR SCORE
Nilai 0-3 : Asfiksia berat
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
• Dilakukan pemantauan nilai APGAR pada menit ke-1
dan menit ke-5, bila nilai APGAR 5 menit masih kurang
dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7.
• Nilai APGAR berguna untuk menilai keberhasilan
resusitasi bayi baru lahir dan menentukan
prognosis, bukan untuk memulai resusitasi dimulai 30
detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.(bukan 1
menit seperti penilaian skor APGAR)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto Polos dada
• USG kepala
• Laboratorium : Darah rutin, analisis gas
darah, serum elektrolit
Penyulit
Penyulit meliputi berbagai organ yaitu :
Otak : Hipoksik iskemik ensefalopati, edema
serebri, palsi serebralis.
Jantung dan Paru : Hipertensi pulmonal
persisten pada neonatus, perdarahan paru,
edema paru.
Gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans
Ginjal : Tubular nekrosis akut, Syndrome of
Inapropriate Antidiuretics Hormone (SIADH)
Hematologi : Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC)
Berdasarkan pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum
dapat dibagi dalam :
1. "Vigorous baby'' skor apgar 7-
10, dalam hal ini bayi
dianggap sehat dan tidak
memerkikan istimewa.
2. "Mild-moderate asphyxia"
(asfiksia sedang) skor apgar
4-6 pada pemeriksaan fisis
akan terlihat
• frekuensi jantung lebih
dari l00x/menit,
• tonus otot kurang baik
atau baik, sianosis,
• refick iritabilitas tidak ada
3.Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan‘
• frekuensi jantung kurang dari
l00x/menit,
• tonus otot buruk, sianosis
berat dan kadang-kadang
pucat,
• reflek iritabilitas tidak ada
4.Asfiksia berat dengan henti
jantung yaitu keadaan :
• Bunyi jantung fetus
menghilang tidak lebih dari
10 menit sebelum lahir
lengkap.
• Bunyi jantung bayi
menghilang post partum.
PENATALAKSANAAN
Resusitasi
• Prinsip dasar
resusitasi ialah
• Memberi lingkungan
yang baik pada bayi
dan mengusahakan
saluran pernafasan
tetap bebas serta
merangsang
timbulnya pernafasan
• Memberikan bantuan
pernafasan secara
aktif pada bayi yang
menunjukkan usaha
nafas lemah.
• Melakukan koreksi
terhadap asidosis
yang terjadi
• Menjaga agar
sirkulasi darah tetap
baik
PENATALAKSAAN
Tidakan umum
a. Pengawasan suhu
Tidak membiarkan bayi
kedinginan agar tidak memperoleh
kondisi asifiksia. Dapat dilakukan
dengan pemakaian lampu yang
cukup kuat untuk pemanasan luar
dan pengeringan tubuh bayi perlu
dikerjakan untuk mengurangi
evaporasi
b. Pembersihan jalan nafas
Pada saat pembersihan saluran
nafas bagian atas dari lender dan
cairan amnion letak kepala harus
lebih rendah untuk memudahkan
dan melancarkan keluarnya
lender.
c. Rangsangan untuk menimbulkan
pernafasan
a. Sebagian besar dapat
dilakukan dengan
penghisapan lender dan
cairan amnion melalui
nasofaring
b. Pengaliran O2 yang cepat
kedalam mukosa hidung
c. Rangsangan nyeri dapat
ditimbulkan dengan memukul
kedua telapak kaki bayi
menekan tendom achilles
Tindakan Khusus
a. Asfiksia berat (skor apgar 0-3)
1) Memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan O2
dengan tekanan dari intermiten / melakukan intubasi
endotrakeal
2) Meletakkan Katter dalam trakea, O2 diberikan dengan
tekanan tidak lebih dari 30 cm H2O untuk mencegah
kemungkinan terjadinya inflasi paru berlebihan yang
dapat menimbulkan rupture alvedi
3) Memberikan antibiotika profilaksi pada bayi yang
mendapat tindakan pemasangan kateter
4) Asfiksia yang disertai asidosis paru perlu diberikan bikar
bonas natrikus dengan dosis 2-4 mEg/kgbb atau larutan
bikarbonas natrikus 7,5 % ditambah dengan glukosa 15-
20 % dengan dosis 2-4 ,l/kgbb (kedua obat ini disuntikan
secara intravena dengan perlahan-lahan melalui
umbilikalis)
5) Jika setelah 3x inflasi tidak ada perbaikan pernafasan
maka harus segera masase jantng eksternal dengan
frekuensi 80-100 x / menit. Dilakukan dengan cara 1 kali
ventilisasi tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding
toraks
b. Asfikisa sedang (skor apgar 4-
6)
1) Melakukan stimulasi dalam
waktu 30-60 detik bila tidak
timbul pernafasan spontan
maka ventilisasi aktif harus
segar dilakukan
2) Cara ventilisasi aktif yaitu
dengan meletakkan kateter O2
intranasal dan O2 dialirkan
dengan aliran 1-2 1/menit
3) Memberikan posisi dorsoflkeis
kepala pada bayi
4) Lakukan gerakan membuika
dan menutup nares dan mulut
secara teratur disertai gerakan
dagu keatas da ke bawah
dalam frekuensi 20x/menit
sambil memperhatikan
gerakan dinding toraks dan
abdomen
5) Jika tidak ada hasil yang
diperlihatkan oleh bayi maka
lakukan ventilisasi mulut ke
mulut atau ventilisasi kantong
masker.
Ventilisasi dilakukan secara
teratur dengan frekuensi 20 –
30 x/menit sambil
memperhatikan gerakan
pernafasan spontan yang
timbul.
MEDIKAMENTOSA
Epinefrin
Indikasi :
Denyut jantung bayi< 60x/menit setelah paling tidak 30 detik
dilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada
Asistolik
Dosis :
0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 :10.000 (0,01-0,03 mg/Kg BB)
cara : i.v atau endotrakeal.Dapat diulang 3-5 menit bila perlu.
Indikasi:
Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak
ada respon dengan resusitasi.
Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok.Klinis
ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah , dan pada
resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat.
Jenis cairan :
Larutan Kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9% Ringer laktat).
Transfusi darah golongan O negative jika diduga kehilangan darah banyak.
Dosis :
Dosis awal 10 ml/Kg BB i.v pelan selama 5-10 menit.Dapat diulang sampai
menunjukkan respon klinis.
Bicarbonate
Indikasi :
Asidosis metabolic, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi.Diberikan bila
ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
Penggunaan bicarbonate pada keadaan asidosis metabolic dan hiperkalemia harus
disertai dengan pemeriksaan gas darah dan kimiawi.
Dosis:
1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/kg BB (4,2%) atau 1ml/KgBB (7,4%)
Cara :
Diencerkan dengan aquabides atau dextrose 5% sama banyak diberikan secara
intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping :
Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi
miokardium dan otak.
Naloxone
Naloxone Hydrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak
menyebabkan depresi pernafasan.Sebelum diberikan Naloxone :
ventilasi harus adekuat dan stabil.
Indikasi :
Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan
narkotik 4 jam sebelum persalinan
Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai
sebagai pengguna obat narkotik sebab akan menyebabkan tanda-
tanda withdrawal tiba-tiba pada sebagian bayi.
Dosis :
0,1mg/Kg BB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml)
Komplikasi
asfiksia
neonatorum
Edema
otak/perdarahan
otak
Anuria atau
oligouria
Disfungsi
ventrikel
jantung
Kejang
Koma
KESIMPULAN
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat
menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Dari etiologinya, asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak
faktor, diantaranya:
Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus
Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta
Faktor fetus: kompresi umbilicus
Faktor neonatus: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir
Asfiksia Neonatorum
berdasarkan klasifikasinya
Vigorous
baby
Mild
Moderate
asfiksia
/asfiksia
sedang
Asfiksia
berat
TERIMAKASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteriKiki Kino
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakArnas Pamungkas
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.pptdrfauzulna
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermiaasniarah
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANDokter Tekno
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensiveYoseph Buga
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiDokter Tekno
 

Was ist angesagt? (20)

Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteri
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorumFetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Asma pada anak
Asma pada anakAsma pada anak
Asma pada anak
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 

Ähnlich wie Referat asfiksia neonatorum desi pupu final

Askep asfi ksia neonatorum
Askep asfi ksia neonatorumAskep asfi ksia neonatorum
Askep asfi ksia neonatorumSehabAlGaruty
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksiaWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumSehabAlGaruty
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumSeptian Muna Barakati
 

Ähnlich wie Referat asfiksia neonatorum desi pupu final (20)

Asfiksia
AsfiksiaAsfiksia
Asfiksia
 
Askep asfi ksia neonatorum
Askep asfi ksia neonatorumAskep asfi ksia neonatorum
Askep asfi ksia neonatorum
 
Bab i8
Bab i8Bab i8
Bab i8
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
 
Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorumAsfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum
 
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah asfeksia
Makalah asfeksiaMakalah asfeksia
Makalah asfeksia
 

Referat asfiksia neonatorum desi pupu final

  • 1. ASFIKSIA NEONATORUM Ni Made Desi Suzika Dewi Putu Shine Amanda
  • 2. Definisi Asfiksia Neonatorum Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal Bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.(Hutchinso, 1967).
  • 3. Asfiksia neonatorum GAGAL BERNAPAS SECARA SPONTAN DAN TERATUR PADA SAAT LAHIR ATAU BEBERAPA SAAT SETELAH LAHIR 90 % NAPAS SPONTAN 10 % GAGAL
  • 4. ETIOLOGI Towell (1996) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari : Faktor ibu Faktor plasenta Faktor fetus Faktor neonatus
  • 5. a Hipoksia Maternal Hipoksia Janin Asfiksia • MATERNAL FACTOR • FETAL FACTOR • PLACENTAL FACTOR AsfiksiaAsfiksiaAsfiksia Neonaorum • FAKTOR IBU • FAKTOR JANIN • FAKTOR PLASENTA
  • 6. Faktor ibu Hipoksia ibu Gangguan aliran darah uterus dan plasenta Faktor plasenta Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin atas terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,misalny a solusi plasenta, perdar ahan plsenta
  • 7. Faktor Fetus Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir .Faktor neonatus Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir yang dapat terjadi beberapa hal yaitu : Pemakaian alat anastesi (analgetika yang berlebihan pada ibu)
  • 8. Trauma yang terjadi pada persalinan (perdarahan intracranial) . Kelainan congenital pada bayi (hernia diafragmatika, atesi/stnosis saluran pernafasan, hipoplasia)
  • 10. CLINICAL CHANGES death CLINICAL CHANGES Denyut jantung Apnea Sekunder apnea ----------- Kulit pucat death PERUBAHAN KLINIS Gasping primer Apnea primer ---------------- Kulit Sianosis Gasping Sekunder MatiDenyut jantung
  • 12. Apnu primer & apnu sekunder Pernapasan cepat Apnu primer Pernapasan megap-megap Apnu sekunder
  • 13. DIAGNOSA Anamnesis • Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat, sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forcsep) • Lahir tidak bernafas/menangis • Air ketuban bercampur mekonium Pemeriksaan fisik • Bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap • Denyut jantung <100x/menit • Kulit sianosis, pucat • Tonus otot menurun
  • 14. Tanda 0 1 2 Frekuensi Jantung Tidak ada Kurang dari 100x/menit Lebih dari 100x/menit Usaha Bernafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat Tonus Otot Lunglai Ekstrimitas Flexi Sedikit Gerakan Aktif Refleks saat jalan nafas dibersihkan Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin Warna Biru / pucat Tubuh kemerahan ekstrimitas biru Seluruh tubuh kemerahan APGAR SCORE Nilai 0-3 : Asfiksia berat Nilai 4-6 : Asfiksia sedang Nilai 7-10 : Normal
  • 15. • Dilakukan pemantauan nilai APGAR pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai APGAR 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. • Nilai APGAR berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.(bukan 1 menit seperti penilaian skor APGAR)
  • 16. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Foto Polos dada • USG kepala • Laboratorium : Darah rutin, analisis gas darah, serum elektrolit
  • 17. Penyulit Penyulit meliputi berbagai organ yaitu : Otak : Hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis. Jantung dan Paru : Hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru, edema paru. Gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans Ginjal : Tubular nekrosis akut, Syndrome of Inapropriate Antidiuretics Hormone (SIADH) Hematologi : Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
  • 18. Berdasarkan pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat dibagi dalam : 1. "Vigorous baby'' skor apgar 7- 10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerkikan istimewa. 2. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan fisis akan terlihat • frekuensi jantung lebih dari l00x/menit, • tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, • refick iritabilitas tidak ada 3.Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan‘ • frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, • tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, • reflek iritabilitas tidak ada 4.Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan : • Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap. • Bunyi jantung bayi menghilang post partum.
  • 19. PENATALAKSANAAN Resusitasi • Prinsip dasar resusitasi ialah • Memberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernafasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernafasan • Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi yang menunjukkan usaha nafas lemah. • Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi • Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik
  • 20.
  • 21. PENATALAKSAAN Tidakan umum a. Pengawasan suhu Tidak membiarkan bayi kedinginan agar tidak memperoleh kondisi asifiksia. Dapat dilakukan dengan pemakaian lampu yang cukup kuat untuk pemanasan luar dan pengeringan tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi evaporasi b. Pembersihan jalan nafas Pada saat pembersihan saluran nafas bagian atas dari lender dan cairan amnion letak kepala harus lebih rendah untuk memudahkan dan melancarkan keluarnya lender. c. Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan a. Sebagian besar dapat dilakukan dengan penghisapan lender dan cairan amnion melalui nasofaring b. Pengaliran O2 yang cepat kedalam mukosa hidung c. Rangsangan nyeri dapat ditimbulkan dengan memukul kedua telapak kaki bayi menekan tendom achilles
  • 22. Tindakan Khusus a. Asfiksia berat (skor apgar 0-3) 1) Memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan O2 dengan tekanan dari intermiten / melakukan intubasi endotrakeal 2) Meletakkan Katter dalam trakea, O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari 30 cm H2O untuk mencegah kemungkinan terjadinya inflasi paru berlebihan yang dapat menimbulkan rupture alvedi 3) Memberikan antibiotika profilaksi pada bayi yang mendapat tindakan pemasangan kateter
  • 23. 4) Asfiksia yang disertai asidosis paru perlu diberikan bikar bonas natrikus dengan dosis 2-4 mEg/kgbb atau larutan bikarbonas natrikus 7,5 % ditambah dengan glukosa 15- 20 % dengan dosis 2-4 ,l/kgbb (kedua obat ini disuntikan secara intravena dengan perlahan-lahan melalui umbilikalis) 5) Jika setelah 3x inflasi tidak ada perbaikan pernafasan maka harus segera masase jantng eksternal dengan frekuensi 80-100 x / menit. Dilakukan dengan cara 1 kali ventilisasi tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding toraks
  • 24. b. Asfikisa sedang (skor apgar 4- 6) 1) Melakukan stimulasi dalam waktu 30-60 detik bila tidak timbul pernafasan spontan maka ventilisasi aktif harus segar dilakukan 2) Cara ventilisasi aktif yaitu dengan meletakkan kateter O2 intranasal dan O2 dialirkan dengan aliran 1-2 1/menit 3) Memberikan posisi dorsoflkeis kepala pada bayi 4) Lakukan gerakan membuika dan menutup nares dan mulut secara teratur disertai gerakan dagu keatas da ke bawah dalam frekuensi 20x/menit sambil memperhatikan gerakan dinding toraks dan abdomen 5) Jika tidak ada hasil yang diperlihatkan oleh bayi maka lakukan ventilisasi mulut ke mulut atau ventilisasi kantong masker. Ventilisasi dilakukan secara teratur dengan frekuensi 20 – 30 x/menit sambil memperhatikan gerakan pernafasan spontan yang timbul.
  • 25. MEDIKAMENTOSA Epinefrin Indikasi : Denyut jantung bayi< 60x/menit setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada Asistolik Dosis : 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 :10.000 (0,01-0,03 mg/Kg BB) cara : i.v atau endotrakeal.Dapat diulang 3-5 menit bila perlu.
  • 26. Indikasi: Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi. Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok.Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah , dan pada resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat. Jenis cairan : Larutan Kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9% Ringer laktat). Transfusi darah golongan O negative jika diduga kehilangan darah banyak. Dosis : Dosis awal 10 ml/Kg BB i.v pelan selama 5-10 menit.Dapat diulang sampai menunjukkan respon klinis.
  • 27. Bicarbonate Indikasi : Asidosis metabolic, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi.Diberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik. Penggunaan bicarbonate pada keadaan asidosis metabolic dan hiperkalemia harus disertai dengan pemeriksaan gas darah dan kimiawi. Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/kg BB (4,2%) atau 1ml/KgBB (7,4%) Cara : Diencerkan dengan aquabides atau dextrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit. Efek samping : Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak.
  • 28. Naloxone Naloxone Hydrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak menyebabkan depresi pernafasan.Sebelum diberikan Naloxone : ventilasi harus adekuat dan stabil. Indikasi : Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan narkotik 4 jam sebelum persalinan Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai sebagai pengguna obat narkotik sebab akan menyebabkan tanda- tanda withdrawal tiba-tiba pada sebagian bayi. Dosis : 0,1mg/Kg BB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml)
  • 30. KESIMPULAN Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Dari etiologinya, asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak faktor, diantaranya: Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta Faktor fetus: kompresi umbilicus Faktor neonatus: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir