2. Definisi Asfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum adalah suatu
keadaan bayi baru lahir yang gagal
Bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir.(Hutchinso, 1967).
3. Asfiksia neonatorum
GAGAL BERNAPAS SECARA SPONTAN DAN
TERATUR PADA SAAT LAHIR ATAU
BEBERAPA SAAT SETELAH LAHIR
90 % NAPAS SPONTAN
10 % GAGAL
7. Faktor Fetus
Kompresi umbilikus
akan mengakibatkan
terganggunya aliran
darah ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini
dapat ditemukan pada
keadaan tali pusat
menumbung, tali pusat
melilit leher, kompresi tali
pusat antara janin dan
jalan lahir
.Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan
pada bayi baru lahir yang
dapat terjadi beberapa hal
yaitu :
Pemakaian alat anastesi
(analgetika yang berlebihan
pada ibu)
8. Trauma yang terjadi pada
persalinan (perdarahan
intracranial)
. Kelainan congenital pada
bayi (hernia
diafragmatika, atesi/stnosis
saluran
pernafasan, hipoplasia)
10. CLINICAL CHANGES
death
CLINICAL CHANGES
Denyut jantung
Apnea Sekunder apnea ----------- Kulit pucat
death
PERUBAHAN KLINIS
Gasping primer
Apnea primer ---------------- Kulit Sianosis
Gasping Sekunder
MatiDenyut jantung
12. Apnu primer & apnu sekunder
Pernapasan cepat
Apnu primer
Pernapasan megap-megap
Apnu sekunder
13. DIAGNOSA
Anamnesis
• Gangguan atau kesulitan
waktu lahir (lilitan tali
pusat, sungsang,
ekstraksi vakum,
ekstraksi forcsep)
• Lahir tidak
bernafas/menangis
• Air ketuban bercampur
mekonium
Pemeriksaan fisik
• Bayi tidak bernapas
atau bernapas
megap-megap
• Denyut jantung
<100x/menit
• Kulit sianosis, pucat
• Tonus otot menurun
14. Tanda 0 1 2
Frekuensi Jantung Tidak ada Kurang dari 100x/menit Lebih dari 100x/menit
Usaha Bernafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat
Tonus Otot Lunglai Ekstrimitas Flexi Sedikit Gerakan Aktif
Refleks saat jalan nafas
dibersihkan
Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
Warna Biru / pucat Tubuh kemerahan ekstrimitas
biru
Seluruh tubuh kemerahan
APGAR SCORE
Nilai 0-3 : Asfiksia berat
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
15. • Dilakukan pemantauan nilai APGAR pada menit ke-1
dan menit ke-5, bila nilai APGAR 5 menit masih kurang
dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7.
• Nilai APGAR berguna untuk menilai keberhasilan
resusitasi bayi baru lahir dan menentukan
prognosis, bukan untuk memulai resusitasi dimulai 30
detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.(bukan 1
menit seperti penilaian skor APGAR)
16. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto Polos dada
• USG kepala
• Laboratorium : Darah rutin, analisis gas
darah, serum elektrolit
17. Penyulit
Penyulit meliputi berbagai organ yaitu :
Otak : Hipoksik iskemik ensefalopati, edema
serebri, palsi serebralis.
Jantung dan Paru : Hipertensi pulmonal
persisten pada neonatus, perdarahan paru,
edema paru.
Gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans
Ginjal : Tubular nekrosis akut, Syndrome of
Inapropriate Antidiuretics Hormone (SIADH)
Hematologi : Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC)
18. Berdasarkan pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum
dapat dibagi dalam :
1. "Vigorous baby'' skor apgar 7-
10, dalam hal ini bayi
dianggap sehat dan tidak
memerkikan istimewa.
2. "Mild-moderate asphyxia"
(asfiksia sedang) skor apgar
4-6 pada pemeriksaan fisis
akan terlihat
• frekuensi jantung lebih
dari l00x/menit,
• tonus otot kurang baik
atau baik, sianosis,
• refick iritabilitas tidak ada
3.Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan‘
• frekuensi jantung kurang dari
l00x/menit,
• tonus otot buruk, sianosis
berat dan kadang-kadang
pucat,
• reflek iritabilitas tidak ada
4.Asfiksia berat dengan henti
jantung yaitu keadaan :
• Bunyi jantung fetus
menghilang tidak lebih dari
10 menit sebelum lahir
lengkap.
• Bunyi jantung bayi
menghilang post partum.
19. PENATALAKSANAAN
Resusitasi
• Prinsip dasar
resusitasi ialah
• Memberi lingkungan
yang baik pada bayi
dan mengusahakan
saluran pernafasan
tetap bebas serta
merangsang
timbulnya pernafasan
• Memberikan bantuan
pernafasan secara
aktif pada bayi yang
menunjukkan usaha
nafas lemah.
• Melakukan koreksi
terhadap asidosis
yang terjadi
• Menjaga agar
sirkulasi darah tetap
baik
20.
21. PENATALAKSAAN
Tidakan umum
a. Pengawasan suhu
Tidak membiarkan bayi
kedinginan agar tidak memperoleh
kondisi asifiksia. Dapat dilakukan
dengan pemakaian lampu yang
cukup kuat untuk pemanasan luar
dan pengeringan tubuh bayi perlu
dikerjakan untuk mengurangi
evaporasi
b. Pembersihan jalan nafas
Pada saat pembersihan saluran
nafas bagian atas dari lender dan
cairan amnion letak kepala harus
lebih rendah untuk memudahkan
dan melancarkan keluarnya
lender.
c. Rangsangan untuk menimbulkan
pernafasan
a. Sebagian besar dapat
dilakukan dengan
penghisapan lender dan
cairan amnion melalui
nasofaring
b. Pengaliran O2 yang cepat
kedalam mukosa hidung
c. Rangsangan nyeri dapat
ditimbulkan dengan memukul
kedua telapak kaki bayi
menekan tendom achilles
22. Tindakan Khusus
a. Asfiksia berat (skor apgar 0-3)
1) Memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan O2
dengan tekanan dari intermiten / melakukan intubasi
endotrakeal
2) Meletakkan Katter dalam trakea, O2 diberikan dengan
tekanan tidak lebih dari 30 cm H2O untuk mencegah
kemungkinan terjadinya inflasi paru berlebihan yang
dapat menimbulkan rupture alvedi
3) Memberikan antibiotika profilaksi pada bayi yang
mendapat tindakan pemasangan kateter
23. 4) Asfiksia yang disertai asidosis paru perlu diberikan bikar
bonas natrikus dengan dosis 2-4 mEg/kgbb atau larutan
bikarbonas natrikus 7,5 % ditambah dengan glukosa 15-
20 % dengan dosis 2-4 ,l/kgbb (kedua obat ini disuntikan
secara intravena dengan perlahan-lahan melalui
umbilikalis)
5) Jika setelah 3x inflasi tidak ada perbaikan pernafasan
maka harus segera masase jantng eksternal dengan
frekuensi 80-100 x / menit. Dilakukan dengan cara 1 kali
ventilisasi tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding
toraks
24. b. Asfikisa sedang (skor apgar 4-
6)
1) Melakukan stimulasi dalam
waktu 30-60 detik bila tidak
timbul pernafasan spontan
maka ventilisasi aktif harus
segar dilakukan
2) Cara ventilisasi aktif yaitu
dengan meletakkan kateter O2
intranasal dan O2 dialirkan
dengan aliran 1-2 1/menit
3) Memberikan posisi dorsoflkeis
kepala pada bayi
4) Lakukan gerakan membuika
dan menutup nares dan mulut
secara teratur disertai gerakan
dagu keatas da ke bawah
dalam frekuensi 20x/menit
sambil memperhatikan
gerakan dinding toraks dan
abdomen
5) Jika tidak ada hasil yang
diperlihatkan oleh bayi maka
lakukan ventilisasi mulut ke
mulut atau ventilisasi kantong
masker.
Ventilisasi dilakukan secara
teratur dengan frekuensi 20 –
30 x/menit sambil
memperhatikan gerakan
pernafasan spontan yang
timbul.
25. MEDIKAMENTOSA
Epinefrin
Indikasi :
Denyut jantung bayi< 60x/menit setelah paling tidak 30 detik
dilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada
Asistolik
Dosis :
0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 :10.000 (0,01-0,03 mg/Kg BB)
cara : i.v atau endotrakeal.Dapat diulang 3-5 menit bila perlu.
26. Indikasi:
Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak
ada respon dengan resusitasi.
Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok.Klinis
ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah , dan pada
resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat.
Jenis cairan :
Larutan Kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9% Ringer laktat).
Transfusi darah golongan O negative jika diduga kehilangan darah banyak.
Dosis :
Dosis awal 10 ml/Kg BB i.v pelan selama 5-10 menit.Dapat diulang sampai
menunjukkan respon klinis.
27. Bicarbonate
Indikasi :
Asidosis metabolic, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi.Diberikan bila
ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
Penggunaan bicarbonate pada keadaan asidosis metabolic dan hiperkalemia harus
disertai dengan pemeriksaan gas darah dan kimiawi.
Dosis:
1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/kg BB (4,2%) atau 1ml/KgBB (7,4%)
Cara :
Diencerkan dengan aquabides atau dextrose 5% sama banyak diberikan secara
intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping :
Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi
miokardium dan otak.
28. Naloxone
Naloxone Hydrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak
menyebabkan depresi pernafasan.Sebelum diberikan Naloxone :
ventilasi harus adekuat dan stabil.
Indikasi :
Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan
narkotik 4 jam sebelum persalinan
Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai
sebagai pengguna obat narkotik sebab akan menyebabkan tanda-
tanda withdrawal tiba-tiba pada sebagian bayi.
Dosis :
0,1mg/Kg BB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml)
30. KESIMPULAN
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat
menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Dari etiologinya, asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak
faktor, diantaranya:
Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus
Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta
Faktor fetus: kompresi umbilicus
Faktor neonatus: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir