2. Pembelajaran berdasarkan masalah, menggunakan
psikologi kognitif sebagai sumber dukungan teoritisnya.
Pembelajaran berdasarkan masalah berfokus pada apa
yang menjadi pikiran mereka ( kognisi mereka ).
Peran guru dalam Pembelajaran berdasarkan masalah
adalah sebagai pembimbing & fasilitator
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu
setrategi pembelajaran yang dapat membawa siswa pada
pembentukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan
pendekatan ini memberikan peluang bagi siswa untuk
melakukan penelitian dengan berbasis masalah nyata dan
autentik.
3. Menekankan pentingnya penalaran induktif dan dialog
dalam proses mengajar-belajar. (Sokrates)
Berpikir reflektif dan proses-proses yang seharusnya
digunakan untuk membantu siswa menguasai keterampilan
dan proses berpikir induktif. (John Dewey, 1933)
pendidikan melihat sekolah sebagai pencerminan
masyarakat yang lebih besar dan kelas menjadi
labolatorium untuk penyelidikan dan pengentasan masalah
kehidupan nyata. (John Dewey, 1933)
Menekankan pentingnya pembelajaran penemuan dan
bagaimana guru seharusnya membantu siswa menjadi
pengkonstruksi bagi pengetahuan mereka sendiri.(Jerome
Bruner, 1962)
4. pelajar dilibatkan dalam proses mendapat informasi dan
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan melakukan
eksperimen, maka pembelajaran akan menjadi bermakna.
(Piaget)
intelektual berkembang ketika individu menghadapi
pengalaman baru dan membingungkan dan ketika mereka
berusaha mengatasi deskripansi yang timbul oleh
pengalaman-pengalaman ini.
a) Tingkat perkembangan aktual
b) Tingkat perkembangan potensial
(hal 19 – 23)
5. Pembelajaran penemuan menekankan pada pengalaman –
pengalaman aktif dan pembelajaran berpusat pada siswa. Melalui
kegiatan pembelajaran itu siswa menemukan ide-ide mereka sendiri
dan memperoleh makna oleh mereka sendiri.
Discrepant event merupakan situasi penuh teka teki yang menuju
rasa ingin tahu, memotivasi inkuiri dan pencarian hubungan sebab
akibat
Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang
memiliki lebih banyak pengetahuan(guru atau siswa) kepada orang
yang lebih sedikit pengetahuannya guna mengatasi masalah yang
melampaui tingkat perkembangannya saat itu.
(hal 24 & 26)
6. Satu penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa-
mahasiswa PBM menghasilkan penjelasan-
penjelasan yang lebih rinci, menggunakan
kalimat mereka sendiri, dan lebih baik dalam
pengintegrasian pengetahuan baru.
Penelitian lain menemukan bahwa mahasiswa-
mahasiswa PBM menghasilkan penjelasan-
penjelasan yang lebih akurat, koheren, dan
komprehensif
(hal 32)
7. Menekankan pada makna,bukan fakta.
Meningkatkan pengarahan diri.
Pemahaman lebih tinggi dan pengembangan
keterampilan yang lebih baik.
Keterampilan – keterampilan interpersonal
dan kerja tim.
Sikap memotivasi diri sendiri
Hubungan tutor – mahasiswa
Tingkat pembelajaran
(Hal 34)
8. Hasi belajar akademik siswa yang terlibat dalam
pembelajaran berdasarkan masalah.
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
implementasi.
Perubahan peran siswa dalam proses
pembelajaran.
Perubahan peran guru dalam proses
pembelajaran
Perumusan masalah – masalah yang sesuai, dan
Asesmen yang valid atas program dan
pembelajaran siswa
(hal 35)