SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 36
1
Metode Penelitian Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan
wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan sebagai sebuah program melibatkan sejumlah komponen
yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Di
bidang pendidikan dan pengajaran siswa sebagai obyek dan sasaran utama bagi setiap
guru sebagai salah satu komponen pendidikan. Antara siswa yang satu dengan yang
lainnya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tidak sama , ada siswa yang dengan
cepat dan mudahnya mampu menyerap materi pelajaran, ada siswa yang membutuhkan
waktu yang lama serta perlakuan kusus untuk memahami atau menguasai materi
pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar pada semua mata pelajaran penggunaan
media dan cara berkomuniai yang baik dengan siswa merupakan factor terpenting dalam
menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima baik oleh siswa.
2
Metode Penelitian Sosial
Pendidikan merupakan upaya manusia dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Oemar Hamalik (2001:79) yaitu :
Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali teknologi yang dapat digunakan
sebagai Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Perpustakaan
yang lengkap dengan buku-buku yang terbaru sebagai Pusat Sumber Belajar masih
sangat dibutuhkan oleh seluruh warga sekolah dalam proses pembelajaran. Demikian
juga pemanfaatan media pembelajaran yang lainnya, yang saat ini sedang digalakkan
yaitu berbagai macam media yang sangat cocok dengan kondisi dan situasi saat ini.
Dalam setiap proses pembelajaran masih sangat sedikit guru yang
merancang/mendesain Media Pembelajaran pada Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), sehingga penggunaan media pembelajaran masih terkesan
seadanya. Dengan keadaan seperti itu sudah barang tentu membawa dampak terhadap
tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu Sosialisasi
tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar
masih sangat dibutuhkan.
Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran
sederhana yang kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga
mengakibatkan prestasi belajar rendah. Banyak guru yang hanya mengandalkan Buku
Paket sebagai media pembelajarannya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang ini, penggunaan media pembelajaran yang baik dan sesuai sangat
diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3
Metode Penelitian Sosial
Minat belajar siswa perlu mendapat perhatian dari guru Sekolah Dasar. Siswa
Sekolah Dasar memiliki sifat mudah bosan terhadap suatu obyek, sehingga diperlukan
sesuatu yang bervariasi. Belajar sambil bermain dapat menumbuhkan minat siswa pada
apa yang dipelajarinya.
Selain media cara berkomunikasi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar,
merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar
dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini
sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang
kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan
efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban
tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan
komunikasi ini.
Tantangan bagi pendidik adalah bagaimana dapat menjelaskan materi pelajaran
dengan baik, memberikan yang esensial dengan cara yang menarik, percaya diri, dan
membangkitkan motivasi para siswanya. Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di
luar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Pendidik yang
menjelaskan, siswa yang bertanya; berbicara dan mendengarkan yang terjadi silih
berganti, semuanya itu merupakan bagian dari pendidikan yang penting serta berlaku
dalam kehidupan yang sejahtera. Bertanya pun harus jelas serta menggunakan bahasa
yang baik dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik dan benar pula. Mereka yang
pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat belajar dan mendapatkan
informasi lebih banyak. Siswa hendaknya didorong untuk bertanya tentang sesuatu yang
4
Metode Penelitian Sosial
belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian guru
dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan siswa memahami semua materi
yang dibahas. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mutu pendidikan sangat tergantung
dari partisipasi dan kontribusi dari semua yang terlibat. Hal tersebut sangat menarik
karena baik guru maupun sisw senang dan merasa perlu datang sekolah. Secara tidak
langsung guru akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta dapat membaca
pikiran atau gagasan siswanya (the unborn ideas) serta membantu siswa mengungkapkan
pikiran dan gagasannya tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, disadari bahwa sebagai seorang pendidik dan
pengajar media pendidikan dan cara berkomunikasi yang baik , akan sangat menentukan
terciptanya media pembelajaran dan budaya komunikasi yang baik antara murid dan guru
sehingga meningkatkan kinerja guru. Fenomena yang terjadi di sekolah Dasar SD Negeri 5
Baruga , media pembelajaran guru masih terlihat rendah dan cara mengkomunikasikan
pelajaran masih kurang baik, sehingga berdampak pada rendahnya kinerja guru
(rendahnya tanggung jawab, disiplin, kemampuan kerja, kreativitas, penguasaan
kompetensi pedagodis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian serta rendahnya
kompetensi dan sikap profesional).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. guru belum menguasai penggunaan media khususnya media elektronik, sehingga
belum mampu memanfaatkan media yang tersedia.
5
Metode Penelitian Sosial
2. Kurangnya motivasi guru dalam membuat media pembelajaran sebagai bahan ajar
3. Terbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah, sehingga guru masih kurang
giat dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
4. Rendahnya motivasi guru dalam mengadakan media pembelajaran.
5. Kurangnya perhatian guru dalam mengkomunikasikan pelajaran dengan baik
6. Kurangnya interaksi antara guru dan murid
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut di atas,
penelitian ini dibatasi pada upaya untuk menganalisis dan mengungkap hubungan
penggunaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru
pada sekolah dasar negeri 05 Baruga. Dengan istilah lain, penelitian dibatasi pada
masalah:
a. Terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pengajaran dengan adanya media
pendidikan disekolah?
b. Terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pembelajaran dengan keterampilan
berkomunikasi guru di sekolah dasar?
c. Terdapat hubungan antara adanya media pembelajaran dan keterampilan
berkomunikasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran ?
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
6
Metode Penelitian Sosial
a. Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pengajaran dengan adanya
media pendidikan disekolah?
b. Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pembelajaran dengan
keterampilan berkomunikasi guru di sekolah dasar?
c. Apakah terdapat hubungan antara adanya media pembelajaran dan keterampilan
berkomunikasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan penggunaan media dalam meningkatkan kinerja guru
dalam proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui hubungan keterampilan berkomunikasi guru dalam menyampaikan
materi disekolah.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian mengenai hubungan pengunaan media pembelajaran dan
keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis :
a. Bagi Guru, sebagai panduan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran dan meningkatakan keterampilan dalam berkomunikasi dalam
rangka peningkatan kinerja guru
b. Bagi Sekolah/Lembaga, sebagai petunjuk dalam penyediaan fasilitas media
pembelajaran yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk memperlancar
proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
7
Metode Penelitian Sosial
c. Bagi siswa, untuk lebih meningkatkan minat dan prestasi belajarnya agar dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Manfaat Teoritis
a. Pengujian manfaat berbagai macam media terhadap kinerja guru khususnya di
Sekolah Dasar.
b. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan
khususnya dalam cara berkomunikasi dengan siswa.
c. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca
lainnya untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam
menganalisis kinerja guru dalam menggunakan media pelajaran.
d. Masukan informasi tambahan bagi guru khususnya di Sekolah dasar
khususnya SD. Negeri 5 Baruga tentang kinerja guru
e. Bahan feed back kinerja guru di Dasar sehingga menjadi lebih berkualitas
f. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan karir dan
pengembangan profesi.
8
Metode Penelitian Sosial
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media
dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber
kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi
berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat
bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan
isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media
tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya
menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
9
Metode Penelitian Sosial
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,
atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara
tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang
besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran
yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar
dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
b. Fungsi media pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi
pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah
sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam
ulasan di bawah ini.
1) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran
yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu,
tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa
media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa
globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar
10
Metode Penelitian Sosial
menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa
apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media.
2) Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media
massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
c. Macam-macam Media dan Karakteristiknya
Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
1) Media auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan
pendengaran.
11
Metode Penelitian Sosial
2) Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang
menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan,
dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak
seperti film bisu, dan film kartun.
3) Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
(a) Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal
dari satu sumberseperti video kaset.
(b) Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya
berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
d. Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat
dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun
secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.
Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1) Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
12
Metode Penelitian Sosial
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film
bingkai, film atau model
b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film
atau gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame
lapse atau high speed photografi
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan
model, diagram, dll
f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)
dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif
anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai masing-masing.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.
13
Metode Penelitian Sosial
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa
juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan
kemempuan dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual
antara lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak
menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.
Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam
proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu
tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan
materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual
sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.
2. Komunikasi dan Pembelajaran
a. Pengertian Komunikasi
Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun
jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai
maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang
Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum,
sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah
14
Metode Penelitian Sosial
kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio,
yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna
kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena
untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion
dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar
menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan
demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran atau hubungan.
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di
dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima
dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh
Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di
dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang
lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang
telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur
Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan
bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang
memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta
ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005)
15
Metode Penelitian Sosial
Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi
yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa :
a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi.
Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain
pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim
dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.
b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang
lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan
dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan
hanya sebagai objek yang pasif.
c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide
yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu
pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini
menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima,
sehingga informasi dapat bermakna.
b. Pengertian Pembelajaran
Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi
dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif.
Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan
secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta
didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi
membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing
16
Metode Penelitian Sosial
mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses
edukatif memiliki ciri-ciri :
a. ada tujuan yang ingin dicapai ;
b. ada pesan yang akan ditransfer ;
c. ada pelajar ;
d. ada guru ;
e. ada metode ;
f. ada situasi ada penilaian.
Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses
pembelajaran, yaitu pengajar, siswa, sumber belajar, alat belajar, dan kurikulum
(Once Kurniawan : 2005). Association for Educational Communication and
Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan
bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya
terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.
Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem
instruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya di saat
mendesain atau mengadakan pemilihan, dan di saat menggunakan, untuk mewujudkan
terjadinya proses belajar yang berarah tujuan dan terkontrol, dan yang : a) didesain
untuk mencapai kompetensi tertentu atau tingkah laku akhir dari suatu pembelajaran;
b) meliputi metodologi instruksional, format, dan urutan sesuai desain; c) mengelola
kondisi tingkah laku; d) meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan; e) dapat diulangi
17
Metode Penelitian Sosial
dan diproduksi lagi; f) telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah
divalidasi secara empirik. (Yusufhadi M, dkk.:1986)
Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara
pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta
memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh
komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar,
penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang
mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi
yang kondusif bagi proses pembelajaran.
c. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
a). Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis.
Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha
mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.
Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang
akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan
oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode
code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau
tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan
18
Metode Penelitian Sosial
komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik,
gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya.
Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan
komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator
yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan komunikasi.
b. Pesan yang disampaikan
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima
pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam
memenuhi kebutuhan penerima.
c. Komunikan (Penerima Pesan)
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan,
sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian
terhadap pesan yang diterima.
d. Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan
yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
e. Sistem Penyampaian
19
Metode Penelitian Sosial
Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang
digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau
karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005)
Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi
yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :
a. Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus,
dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada
komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell.
Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan
komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to
whom, dan with what effect.
a. Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini
proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui
efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila
terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua
arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan
arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima
pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan
terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian
20
Metode Penelitian Sosial
komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan
makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel
yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan
melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan
kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi
pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon
yang disebut dengan umpan balik.
b). Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek
yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan
mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
kebenaran informasi yang disampaikan.
21
Metode Penelitian Sosial
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa
dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan
dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan
dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan
dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan
bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
(Endang Lestari G : 2003)
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunikasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is
in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa
syarat :
a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak
komunikan
22
Metode Penelitian Sosial
d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat
menguntungkan
e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan
peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini
sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang
memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam
kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan
pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh
keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Keterampilan dalam berkomunikasi dalam proses pembelajaran sangat
berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan
efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan
kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi
yang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat dipastikan bahwa
pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para
pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau
pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan
komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan
23
Metode Penelitian Sosial
mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta
kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
3. Kinerja Guru
a) Definisi Kinerja Guru
Akadum (1999:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sulistiyani dan
Rosidah menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Akadum, 1999:67).
Secara definitif Bernandin dan Russell dalam (Akadum, 1999:67) juga
mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Penilaian kinerja adalah
menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang
dihasilkan setiap karyawan. (Hasibuan, 2005:87). Menurut Andrew F. Sikula
dalam Hasibuan (2005), penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.
Dale Yoder mendefinisikan penilaian kinerja sebagai prosedur yang formal
dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta
kepentingan bagi pegawai (Hasibuan, 2005:25). Sedangkan menurut Siswanto
(2003: 231) penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
24
Metode Penelitian Sosial
atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara
membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam
suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Berdasarkan pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang
pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu
terutama atasan pegawai yang bersangkutan.
Tujuan Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan
organisasi secara keseluruhan. Melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui
bagaimana kondisi riil pegawai dilihat dari kinerja dan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Adapun tujuan penilaian menurut Sulistiyani dan Rosidah dalam Akadum
(1999:67) adalah:
1) Untuk mengetahui tujuan dan sasaran manajemen dan pegawai.
2) Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerjanya.
3) Mendistribusikan reward dari organisasi atau instansi yang berupa kenaikan
pangkat dan promosi yang adil.
4) Mengadakan penelitian manajemen personalia.
Secara terperinci manfaat penilaian kinerja bagi organisasi, masih menurut
Sulistiyani dan Rosidah dalam Akadum (1999:89) adalah : 1). Penyesuaian-
penyesuaian kompensasi, 2). Perbaikan kinerja 3). Kebutuhan latihan dan
pengembangan 4). Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
25
Metode Penelitian Sosial
pemecatan, pemberhentian dan perencanaan pegawai. 5). Untuk kepentingan
penelitian pegawai
Kinerja (performance) merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan
tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
tersebut merupakan pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki
seseorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh. Dengan
demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat dari adanya suatu
pekerjaan atau tugas yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
profesi dan job deskcription individu yang bersangkutan. Sebutan guru dapat
menunjukkan suatu profesi atau jabatan fungsional dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran, atau seseorang yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang
pendidikan dan pembelajaran. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidik
yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menegah disebut guru. Sementara
itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 ayat 2 adalah merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Hal ini berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru
juga mempunyai tugas melaksanakan pembimbingan maupun pelatihan pelatihan
bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekitar.
Dalam konteks proses pembelajaran di kelas, guru yang mempunyai
kemampuan professional berarti yang bersangkutan dapat melaksanakan proses
26
Metode Penelitian Sosial
pembelajaran secara efektif. Menurut Davis dan Thomas, bahwa guru yang efektif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Pertama, mempunyai pengetahuan yang terkait
dengan iklim belajar di kelas yang mencakup (1) memiliki keterampilan interpersonal
khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan terhadap peserta
didik, dan ketulusan, (2) menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik, (3)
mampu menerima, mengakui dan memperhatikan peserta didik secara ikhlas, (4)
menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, (5) mampu
menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama dan kohesivitas dalam dan antar
kelompok peserta didik, (6) mampu melibatkan peserta didik dalam mengorganisir
dan merencanakan kegiatan pembelajaran, (7) mampu mendengarkan peserta didik
dan menghargai haknya untuk berbicara dalam setiap diskusi, (8) mampu
meminimalkan friksi-friksi di kelas. Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi
manajemen pembelajaran, yang mencakup (1) mempunyai kemampuan untuk
menghadapi dan menanggapi peserta didik yang tidak mempunyai perhatian, suka
menyela, mengalihkan perhatian, dan mampu memberikan transisi substansi bahan
ajar dalam proses pembelajaran; (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang
memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua peserta didik. Ketiga,
mempunyai kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feed back) dan
penguatan (reinforcement), yang terdiri atas (1) mampu memberikan umpan balik
yang positif terhadap respon peserta didik; (2) mampu memberikan respon yang
bersifat membantu terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar; (3) mampu
memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan;
27
Metode Penelitian Sosial
(4) mampu memberikan bantuan profesional kepada peserta didik jika diperlukan.
Keempat, mempunyai kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri yang
mencakup (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;
(2) mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode
pembelajaran; (3) mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk
menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan dalam
(Suyanto, 2001:3) .
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas
pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai
harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban
sebagai guru di sekolah.
Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
terdapat Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran. Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pda
penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan
profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan
mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya. Unsur-unsur yang perlu
diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto dalam
Lamatenggo (2001:34) adalah sebagai berikut :
28
Metode Penelitian Sosial
1) Kesetiaan.
Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab.
2) Prestasi Kerja.
Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3) Tanggung Jawab.
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan
tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat
waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung
jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan
secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Menurut Westra dalam
Akadum (1999:86) Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari: a).
Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. b).
Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. c). Melaksanakan tugas
dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.
4) Ketaatan.
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan,
peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang
berwenang.
5) Kejujuran.
29
Metode Penelitian Sosial
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang
telah diberikan kepadanya.
6) Kerja Sama.
Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan
orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan
sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria
adanya kerjasama dalam organisasi adalah:
a. Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan.
b. Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas.
c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.
d. Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.
7) Prakarsa.
Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan
langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan..
8) Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain
sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam
membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
30
Metode Penelitian Sosial
mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
serta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru dalam
pendidikan nasional kita memang tidak secerah di negara-negara maju. Baik
institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun
masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi
yang cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan
tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian
yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru.
Jadi guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan
kehidupan kita umumnya.
Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan
hati nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun
karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau komando maka cara-
cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu
diinterpensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan
profesi guru dari sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar.
Bahkan sebagai penatarpun guru tidak memiliki otonomi sama sekali. Selain itu,
ruang gerak guru selalu dikontrol melalui keharusan membuat satuan pelajaran
31
Metode Penelitian Sosial
(SP). Padahal, seorang guru yang telah memiliki pengalaman mengajar di atas
lima tahun sebetulnya telah menemukan pola belajarnya sendiri. Dengan
dituntutnya guru setiap kali mengajar membuat SP maka waktu dan energi guru
banyak terbuang. Waktu dan energi yang terbuang ini dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan dirinya. Akadum (1999:16) menyatakan dunia guru masih
terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya
memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil
kebijakan; (1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah
gajinya. Rendahnya gaji berimplikasi pada kinerjanya; (2) profesionalisme guru
masih rendah. Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya
profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain; (1) masih banyak guru yang
tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang
bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada;
(2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara
maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai
pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak
di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika
profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri
karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada
dosen di perguruan tinggi.
32
Metode Penelitian Sosial
B. Kerangka Berpikir
Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer pengetahuan. Selain
itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai
pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu
guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
yang bekerja dengan kinerja yang tinggi.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan komponen sekolah,
baik media maupun keterampilan dalam berkomunikasi untuk menyampaikan materi
pelajran dengan baik. Dalam perannya sebagai pendidik, guru harus mampu untuk
mengunakan media yang ada dan menyampaikannyapelajran dengan keterampilan
komunikasi yang baik agar dalam proses pembelajran siswa bias menyerap materi
pelajara dengan baik.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul setelah menentapkan anggapan
dasar maka lalu membuat teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji
(Arikunto,1998: 67)
Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis kerja (Ha) yaitu “ada hubungan antara
pengadaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru
dalam pengajaran”
33
Metode Penelitian Sosial
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian ini
adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan - pertanyaan penelitiannya”
(Kerlinger, 1990:483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan
jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Metode ini
dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya
hubungan media pendidikan dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru
dalam pengajaran.
2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
2.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengadaan media pembelajran (X1), keterampilan berkomunikasi dalam
pembelajaran (X2) Sedangkan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel bebas.
34
Metode Penelitian Sosial
2.2. Definisi operasional variabel
Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah,
maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran yang dimaksud kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran
2. Keterampilan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami
dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta
kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
3. Kinerja Guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas
pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:
1. Kuesioner, peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh
responden guna memperoleh data dan informasi tentang ketrampilan manajerial
kepala sekolah SD Negeri 05 Baruga..
2. Dokumentasi , yaitu mencari data yang berupa catatan, dokumen, sebagai
pelengkap data primer.
35
Metode Penelitian Sosial
4. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tipe penelitian, yaitu penelitian kuantitatif, maka data yang
diperoleh selanjutnya dianalisa secara kuantitatif, artinya dari data yang diperoleh
dilakukan pemaparan berupa tabel persentase dan frekwensi serta interpretasi secara
mendalam untuk mengetahui hubungan media pembelajran dan keterampilan
berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran .
Analisis hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan media pembelajran dan
keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran dengan
menggunakan uji statistic dengan menggunakan korelasi ganda, parsial dan
dilanjutkan dengan regresi ganda:
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 05 Baruga
36
Metode Penelitian Sosial
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Administrasi, Alfabet, Bandung.
Lamatenggo, 2001. Kinerja Guru: Korelasi antara Persepsi Guru terhadap Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SD
di Gorontalo” . Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. ” Tesis
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
http://aa-kbk.blogspot.com/2009/04/paradigma-baru-perguruan-tinggi.html di akses pada 3
Januari 2012
http://blog.student.uny.ac.id/aslikhah91/2011/01/15/ict-dalam-pembelajaran-2/ di akses pada
3 Januari 2012

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"suciherna
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkrela eryd
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Tjoetnyak Izzatie
 
2. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 12. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 1Call Vano
 
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...Sherly Jewinly
 
4. Akses Dan Ekuiti
4. Akses Dan Ekuiti4. Akses Dan Ekuiti
4. Akses Dan Ekuitikrys73
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyNona Mere
 
Modul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauhModul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauhFIANAPAI
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunusAnwar Sari
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanSMP Negeri 5 Lahat
 

Was ist angesagt? (20)

MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Media dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaranMedia dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaran
 
1
11
1
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
 
2. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 12. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 1
 
Proposal baru
Proposal baruProposal baru
Proposal baru
 
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
4. Akses Dan Ekuiti
4. Akses Dan Ekuiti4. Akses Dan Ekuiti
4. Akses Dan Ekuiti
 
Bab i modul media
Bab i modul mediaBab i modul media
Bab i modul media
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Modul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauhModul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauh
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
 

Ähnlich wie Media Pembelajaran dan Komunikasi

Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Paulus Robert Tuerah
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Yanwar Sudartono
 
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdfZULPANSSi
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docxIkeAmbarwati1
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"yuniasih331
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...Operator Warnet Vast Raha
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...Alorka 114114
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMAguestf6b63af
 
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdflk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdfTsabitgauzankhoirgau
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajaryazidramdhani1
 

Ähnlich wie Media Pembelajaran dan Komunikasi (20)

sk
sksk
sk
 
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Judul usulan penelitian
Judul usulan penelitianJudul usulan penelitian
Judul usulan penelitian
 
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
 
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdflk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
 

Mehr von Susi Yanti

Presentase hub. masyarakat dan sekolah
Presentase hub. masyarakat dan sekolahPresentase hub. masyarakat dan sekolah
Presentase hub. masyarakat dan sekolahSusi Yanti
 
Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5
Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5
Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5Susi Yanti
 
Power poin kelompok 5
Power poin kelompok 5Power poin kelompok 5
Power poin kelompok 5Susi Yanti
 
Presentase tik value
Presentase tik valuePresentase tik value
Presentase tik valueSusi Yanti
 
Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.
Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.
Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.Susi Yanti
 
msdm susiyanti
msdm susiyantimsdm susiyanti
msdm susiyantiSusi Yanti
 
Jawaban mid kepemimpinan
Jawaban mid kepemimpinanJawaban mid kepemimpinan
Jawaban mid kepemimpinanSusi Yanti
 
Presentase msdm
Presentase msdmPresentase msdm
Presentase msdmSusi Yanti
 
Presentasi hakikat administrasi
Presentasi hakikat administrasiPresentasi hakikat administrasi
Presentasi hakikat administrasiSusi Yanti
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatSusi Yanti
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranSusi Yanti
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
Tugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitianTugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitianSusi Yanti
 
00 solo explained ppt
00 solo explained ppt00 solo explained ppt
00 solo explained pptSusi Yanti
 
Pembelajaran ips
Pembelajaran ipsPembelajaran ips
Pembelajaran ipsSusi Yanti
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaranSusi Yanti
 
Statistik dasar s2
Statistik dasar s2Statistik dasar s2
Statistik dasar s2Susi Yanti
 

Mehr von Susi Yanti (20)

Presentase hub. masyarakat dan sekolah
Presentase hub. masyarakat dan sekolahPresentase hub. masyarakat dan sekolah
Presentase hub. masyarakat dan sekolah
 
Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5
Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5
Presentase upaya penggalian sumber dana pendidikan kel. 5
 
Power poin kelompok 5
Power poin kelompok 5Power poin kelompok 5
Power poin kelompok 5
 
Juknis bos
Juknis bosJuknis bos
Juknis bos
 
Presentase tik value
Presentase tik valuePresentase tik value
Presentase tik value
 
Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.
Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.
Presentase kel. 2 adm. keuangan dan pembiayaan pend.
 
msdm susiyanti
msdm susiyantimsdm susiyanti
msdm susiyanti
 
Jawaban mid kepemimpinan
Jawaban mid kepemimpinanJawaban mid kepemimpinan
Jawaban mid kepemimpinan
 
Presentase msdm
Presentase msdmPresentase msdm
Presentase msdm
 
Presentasi hakikat administrasi
Presentasi hakikat administrasiPresentasi hakikat administrasi
Presentasi hakikat administrasi
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
Tugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitianTugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitian
 
00 solo explained ppt
00 solo explained ppt00 solo explained ppt
00 solo explained ppt
 
Pembelajaran ips
Pembelajaran ipsPembelajaran ips
Pembelajaran ips
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Statistik s2
Statistik  s2Statistik  s2
Statistik s2
 
Statistik dasar s2
Statistik dasar s2Statistik dasar s2
Statistik dasar s2
 
Filsafat
Filsafat Filsafat
Filsafat
 

Kürzlich hochgeladen

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Media Pembelajaran dan Komunikasi

  • 1. 1 Metode Penelitian Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sebagai sebuah program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Di bidang pendidikan dan pengajaran siswa sebagai obyek dan sasaran utama bagi setiap guru sebagai salah satu komponen pendidikan. Antara siswa yang satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tidak sama , ada siswa yang dengan cepat dan mudahnya mampu menyerap materi pelajaran, ada siswa yang membutuhkan waktu yang lama serta perlakuan kusus untuk memahami atau menguasai materi pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar pada semua mata pelajaran penggunaan media dan cara berkomuniai yang baik dengan siswa merupakan factor terpenting dalam menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima baik oleh siswa.
  • 2. 2 Metode Penelitian Sosial Pendidikan merupakan upaya manusia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Oemar Hamalik (2001:79) yaitu : Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali teknologi yang dapat digunakan sebagai Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku yang terbaru sebagai Pusat Sumber Belajar masih sangat dibutuhkan oleh seluruh warga sekolah dalam proses pembelajaran. Demikian juga pemanfaatan media pembelajaran yang lainnya, yang saat ini sedang digalakkan yaitu berbagai macam media yang sangat cocok dengan kondisi dan situasi saat ini. Dalam setiap proses pembelajaran masih sangat sedikit guru yang merancang/mendesain Media Pembelajaran pada Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya. Dengan keadaan seperti itu sudah barang tentu membawa dampak terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu Sosialisasi tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar masih sangat dibutuhkan. Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran sederhana yang kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan prestasi belajar rendah. Banyak guru yang hanya mengandalkan Buku Paket sebagai media pembelajarannya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, penggunaan media pembelajaran yang baik dan sesuai sangat diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
  • 3. 3 Metode Penelitian Sosial Minat belajar siswa perlu mendapat perhatian dari guru Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar memiliki sifat mudah bosan terhadap suatu obyek, sehingga diperlukan sesuatu yang bervariasi. Belajar sambil bermain dapat menumbuhkan minat siswa pada apa yang dipelajarinya. Selain media cara berkomunikasi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar, merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Tantangan bagi pendidik adalah bagaimana dapat menjelaskan materi pelajaran dengan baik, memberikan yang esensial dengan cara yang menarik, percaya diri, dan membangkitkan motivasi para siswanya. Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Pendidik yang menjelaskan, siswa yang bertanya; berbicara dan mendengarkan yang terjadi silih berganti, semuanya itu merupakan bagian dari pendidikan yang penting serta berlaku dalam kehidupan yang sejahtera. Bertanya pun harus jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik dan benar pula. Mereka yang pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat belajar dan mendapatkan informasi lebih banyak. Siswa hendaknya didorong untuk bertanya tentang sesuatu yang
  • 4. 4 Metode Penelitian Sosial belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian guru dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan siswa memahami semua materi yang dibahas. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mutu pendidikan sangat tergantung dari partisipasi dan kontribusi dari semua yang terlibat. Hal tersebut sangat menarik karena baik guru maupun sisw senang dan merasa perlu datang sekolah. Secara tidak langsung guru akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta dapat membaca pikiran atau gagasan siswanya (the unborn ideas) serta membantu siswa mengungkapkan pikiran dan gagasannya tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, disadari bahwa sebagai seorang pendidik dan pengajar media pendidikan dan cara berkomunikasi yang baik , akan sangat menentukan terciptanya media pembelajaran dan budaya komunikasi yang baik antara murid dan guru sehingga meningkatkan kinerja guru. Fenomena yang terjadi di sekolah Dasar SD Negeri 5 Baruga , media pembelajaran guru masih terlihat rendah dan cara mengkomunikasikan pelajaran masih kurang baik, sehingga berdampak pada rendahnya kinerja guru (rendahnya tanggung jawab, disiplin, kemampuan kerja, kreativitas, penguasaan kompetensi pedagodis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian serta rendahnya kompetensi dan sikap profesional). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. guru belum menguasai penggunaan media khususnya media elektronik, sehingga belum mampu memanfaatkan media yang tersedia.
  • 5. 5 Metode Penelitian Sosial 2. Kurangnya motivasi guru dalam membuat media pembelajaran sebagai bahan ajar 3. Terbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah, sehingga guru masih kurang giat dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. 4. Rendahnya motivasi guru dalam mengadakan media pembelajaran. 5. Kurangnya perhatian guru dalam mengkomunikasikan pelajaran dengan baik 6. Kurangnya interaksi antara guru dan murid C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut di atas, penelitian ini dibatasi pada upaya untuk menganalisis dan mengungkap hubungan penggunaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru pada sekolah dasar negeri 05 Baruga. Dengan istilah lain, penelitian dibatasi pada masalah: a. Terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pengajaran dengan adanya media pendidikan disekolah? b. Terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pembelajaran dengan keterampilan berkomunikasi guru di sekolah dasar? c. Terdapat hubungan antara adanya media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran ? D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
  • 6. 6 Metode Penelitian Sosial a. Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pengajaran dengan adanya media pendidikan disekolah? b. Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pembelajaran dengan keterampilan berkomunikasi guru di sekolah dasar? c. Apakah terdapat hubungan antara adanya media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran ? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan penggunaan media dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran 2. Untuk mengetahui hubungan keterampilan berkomunikasi guru dalam menyampaikan materi disekolah. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai hubungan pengunaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis : a. Bagi Guru, sebagai panduan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dan meningkatakan keterampilan dalam berkomunikasi dalam rangka peningkatan kinerja guru b. Bagi Sekolah/Lembaga, sebagai petunjuk dalam penyediaan fasilitas media pembelajaran yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
  • 7. 7 Metode Penelitian Sosial c. Bagi siswa, untuk lebih meningkatkan minat dan prestasi belajarnya agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2. Manfaat Teoritis a. Pengujian manfaat berbagai macam media terhadap kinerja guru khususnya di Sekolah Dasar. b. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam cara berkomunikasi dengan siswa. c. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca lainnya untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam menganalisis kinerja guru dalam menggunakan media pelajaran. d. Masukan informasi tambahan bagi guru khususnya di Sekolah dasar khususnya SD. Negeri 5 Baruga tentang kinerja guru e. Bahan feed back kinerja guru di Dasar sehingga menjadi lebih berkualitas f. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan karir dan pengembangan profesi.
  • 8. 8 Metode Penelitian Sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi teoritis 1. Media Pembelajaran a. Pengertian media pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
  • 9. 9 Metode Penelitian Sosial sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6). Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. b. Fungsi media pembelajaran Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini. 1) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar
  • 10. 10 Metode Penelitian Sosial menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. 2) Media pembelajaran sebagai sumber belajar Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa. c. Macam-macam Media dan Karakteristiknya Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi: 1) Media auditif Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
  • 11. 11 Metode Penelitian Sosial 2) Media visual Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. 3) Media audio visual Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam: (a) Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset. (b) Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. d. Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu: 1) Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
  • 12. 12 Metode Penelitian Sosial a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll. 3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai masing-masing. 4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.
  • 13. 13 Metode Penelitian Sosial Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam: a. Memberikan perangsang yang sama b. Mempersamakan pengalaman c. Menimbulkan persepsi yang sama Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual antara lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran. 2. Komunikasi dan Pembelajaran a. Pengertian Komunikasi Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah
  • 14. 14 Metode Penelitian Sosial kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005)
  • 15. 15 Metode Penelitian Sosial Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa : a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan. b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif. c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna. b. Pengertian Pembelajaran Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing
  • 16. 16 Metode Penelitian Sosial mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri : a. ada tujuan yang ingin dicapai ; b. ada pesan yang akan ditransfer ; c. ada pelajar ; d. ada guru ; e. ada metode ; f. ada situasi ada penilaian. Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu pengajar, siswa, sumber belajar, alat belajar, dan kurikulum (Once Kurniawan : 2005). Association for Educational Communication and Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan. Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem instruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya di saat mendesain atau mengadakan pemilihan, dan di saat menggunakan, untuk mewujudkan terjadinya proses belajar yang berarah tujuan dan terkontrol, dan yang : a) didesain untuk mencapai kompetensi tertentu atau tingkah laku akhir dari suatu pembelajaran; b) meliputi metodologi instruksional, format, dan urutan sesuai desain; c) mengelola kondisi tingkah laku; d) meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan; e) dapat diulangi
  • 17. 17 Metode Penelitian Sosial dan diproduksi lagi; f) telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah divalidasi secara empirik. (Yusufhadi M, dkk.:1986) Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran. c. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran a). Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut. Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan
  • 18. 18 Metode Penelitian Sosial komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya. Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut : a. Komunikator (Pengirim Pesan) Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi. b. Pesan yang disampaikan Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima. c. Komunikan (Penerima Pesan) Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima. d. Konteks Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi. e. Sistem Penyampaian
  • 19. 19 Metode Penelitian Sosial Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005) Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu : a. Model linier Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect. a. Model sirkuler Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan. Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian
  • 20. 20 Metode Penelitian Sosial komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik. b). Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu : a. Kejelasan Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan. b. Ketepatan Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
  • 21. 21 Metode Penelitian Sosial c. Konteks Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. d. Alur Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap e. Budaya Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003) Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat : a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
  • 22. 22 Metode Penelitian Sosial d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Keterampilan dalam berkomunikasi dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan
  • 23. 23 Metode Penelitian Sosial mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran. 3. Kinerja Guru a) Definisi Kinerja Guru Akadum (1999:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sulistiyani dan Rosidah menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Akadum, 1999:67). Secara definitif Bernandin dan Russell dalam (Akadum, 1999:67) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. (Hasibuan, 2005:87). Menurut Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2005), penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan. Dale Yoder mendefinisikan penilaian kinerja sebagai prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan bagi pegawai (Hasibuan, 2005:25). Sedangkan menurut Siswanto (2003: 231) penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
  • 24. 24 Metode Penelitian Sosial atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun. Berdasarkan pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang bersangkutan. Tujuan Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan. Melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui bagaimana kondisi riil pegawai dilihat dari kinerja dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Adapun tujuan penilaian menurut Sulistiyani dan Rosidah dalam Akadum (1999:67) adalah: 1) Untuk mengetahui tujuan dan sasaran manajemen dan pegawai. 2) Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerjanya. 3) Mendistribusikan reward dari organisasi atau instansi yang berupa kenaikan pangkat dan promosi yang adil. 4) Mengadakan penelitian manajemen personalia. Secara terperinci manfaat penilaian kinerja bagi organisasi, masih menurut Sulistiyani dan Rosidah dalam Akadum (1999:89) adalah : 1). Penyesuaian- penyesuaian kompensasi, 2). Perbaikan kinerja 3). Kebutuhan latihan dan pengembangan 4). Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
  • 25. 25 Metode Penelitian Sosial pemecatan, pemberhentian dan perencanaan pegawai. 5). Untuk kepentingan penelitian pegawai Kinerja (performance) merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki seseorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh. Dengan demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat dari adanya suatu pekerjaan atau tugas yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan profesi dan job deskcription individu yang bersangkutan. Sebutan guru dapat menunjukkan suatu profesi atau jabatan fungsional dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, atau seseorang yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menegah disebut guru. Sementara itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 ayat 2 adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru juga mempunyai tugas melaksanakan pembimbingan maupun pelatihan pelatihan bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekitar. Dalam konteks proses pembelajaran di kelas, guru yang mempunyai kemampuan professional berarti yang bersangkutan dapat melaksanakan proses
  • 26. 26 Metode Penelitian Sosial pembelajaran secara efektif. Menurut Davis dan Thomas, bahwa guru yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Pertama, mempunyai pengetahuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas yang mencakup (1) memiliki keterampilan interpersonal khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan terhadap peserta didik, dan ketulusan, (2) menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik, (3) mampu menerima, mengakui dan memperhatikan peserta didik secara ikhlas, (4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, (5) mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok peserta didik, (6) mampu melibatkan peserta didik dalam mengorganisir dan merencanakan kegiatan pembelajaran, (7) mampu mendengarkan peserta didik dan menghargai haknya untuk berbicara dalam setiap diskusi, (8) mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas. Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang mencakup (1) mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi peserta didik yang tidak mempunyai perhatian, suka menyela, mengalihkan perhatian, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran; (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua peserta didik. Ketiga, mempunyai kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feed back) dan penguatan (reinforcement), yang terdiri atas (1) mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon peserta didik; (2) mampu memberikan respon yang bersifat membantu terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar; (3) mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan;
  • 27. 27 Metode Penelitian Sosial (4) mampu memberikan bantuan profesional kepada peserta didik jika diperlukan. Keempat, mempunyai kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri yang mencakup (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif; (2) mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pembelajaran; (3) mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan dalam (Suyanto, 2001:3) . Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terdapat Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pda penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya. Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto dalam Lamatenggo (2001:34) adalah sebagai berikut :
  • 28. 28 Metode Penelitian Sosial 1) Kesetiaan. Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. 2) Prestasi Kerja. Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 3) Tanggung Jawab. Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Menurut Westra dalam Akadum (1999:86) Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari: a). Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. b). Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. c). Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya. 4) Ketaatan. Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang. 5) Kejujuran.
  • 29. 29 Metode Penelitian Sosial Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya. 6) Kerja Sama. Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah: a. Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan. b. Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas. c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran. d. Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas. 7) Prakarsa. Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan.. 8) Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
  • 30. 30 Metode Penelitian Sosial mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru dalam pendidikan nasional kita memang tidak secerah di negara-negara maju. Baik institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi yang cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru. Jadi guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan kehidupan kita umumnya. Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan hati nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau komando maka cara- cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu diinterpensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan profesi guru dari sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar. Bahkan sebagai penatarpun guru tidak memiliki otonomi sama sekali. Selain itu, ruang gerak guru selalu dikontrol melalui keharusan membuat satuan pelajaran
  • 31. 31 Metode Penelitian Sosial (SP). Padahal, seorang guru yang telah memiliki pengalaman mengajar di atas lima tahun sebetulnya telah menemukan pola belajarnya sendiri. Dengan dituntutnya guru setiap kali mengajar membuat SP maka waktu dan energi guru banyak terbuang. Waktu dan energi yang terbuang ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya. Akadum (1999:16) menyatakan dunia guru masih terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan; (1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya. Rendahnya gaji berimplikasi pada kinerjanya; (2) profesionalisme guru masih rendah. Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.
  • 32. 32 Metode Penelitian Sosial B. Kerangka Berpikir Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer pengetahuan. Selain itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, yang bekerja dengan kinerja yang tinggi. Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik media maupun keterampilan dalam berkomunikasi untuk menyampaikan materi pelajran dengan baik. Dalam perannya sebagai pendidik, guru harus mampu untuk mengunakan media yang ada dan menyampaikannyapelajran dengan keterampilan komunikasi yang baik agar dalam proses pembelajran siswa bias menyerap materi pelajara dengan baik. C. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul setelah menentapkan anggapan dasar maka lalu membuat teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (Arikunto,1998: 67) Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis kerja (Ha) yaitu “ada hubungan antara pengadaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran”
  • 33. 33 Metode Penelitian Sosial BAB III METODE PENELITIAN 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian ini adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan - pertanyaan penelitiannya” (Kerlinger, 1990:483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Metode ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya hubungan media pendidikan dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran. 2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 2.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengadaan media pembelajran (X1), keterampilan berkomunikasi dalam pembelajaran (X2) Sedangkan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
  • 34. 34 Metode Penelitian Sosial 2.2. Definisi operasional variabel Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Media pembelajaran yang dimaksud kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran 2. Keterampilan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran. 3. Kinerja Guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: 1. Kuesioner, peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden guna memperoleh data dan informasi tentang ketrampilan manajerial kepala sekolah SD Negeri 05 Baruga.. 2. Dokumentasi , yaitu mencari data yang berupa catatan, dokumen, sebagai pelengkap data primer.
  • 35. 35 Metode Penelitian Sosial 4. Teknik Analisis Data Sesuai dengan tipe penelitian, yaitu penelitian kuantitatif, maka data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara kuantitatif, artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan berupa tabel persentase dan frekwensi serta interpretasi secara mendalam untuk mengetahui hubungan media pembelajran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran . Analisis hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan media pembelajran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran dengan menggunakan uji statistic dengan menggunakan korelasi ganda, parsial dan dilanjutkan dengan regresi ganda: 5. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 05 Baruga
  • 36. 36 Metode Penelitian Sosial DAFTAR PUSTAKA Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Administrasi, Alfabet, Bandung. Lamatenggo, 2001. Kinerja Guru: Korelasi antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SD di Gorontalo” . Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. ” Tesis Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. http://aa-kbk.blogspot.com/2009/04/paradigma-baru-perguruan-tinggi.html di akses pada 3 Januari 2012 http://blog.student.uny.ac.id/aslikhah91/2011/01/15/ict-dalam-pembelajaran-2/ di akses pada 3 Januari 2012