tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Rencana Jalan
1. 77
Sedangkan Desa Sumberagung dan Desa Joho bagian
sebagai daerah bahan baku dan pelestarian lahan pertanian untuk
utara dikategorikan sebagai hirarki 2 pusat permukiman. Hal ini
mempertahankan produksi pertanian ke Kabupaten Wonogiri.
disebakan
4.6
karena
Desa
Sumberagung
berfungsi
sebagai
pusat
pelayanan bagi wilayah Pracimantoro di bagian selatan. Desa ini
memiliki
sarana
perdagangan
berupa
pasar
yang
cukup
berkembang sebagai pusat aktivitas. Jaringan infrastruktur yang
dikembangkan menuju desa ini juga sudah cukup baik, sehingga
berdasarkan
potensi-potensi
tersebut,
Desa
Sumberagung
dapat
direncanakan sebagai sub pusat kota Kecamatan Pracimantoro.
Kemudian
Wonodadi,
untuk
desa-desa
Gebangharjo,
Lebak,
lainnya
seperti
Tubokarto,
Glinggang,
Trukan,
Banaran,
Gebangharjo, Gedong, Jimbar, Sambiroto, Suci, Joho, Gambirmanis,
dan Petirsari dikategorikan sebagai hirarki 3 pada struktur sistem
pusat permukiman di Kecamatan Pracimantoro. Berdasarkan hasil
analisis
keterkaitan
antara
pusat-sub
pusat,
desa-desa
tersebut
berfungsi sebagai pusat-pusat produksi pertanian, peternakan dan
kegiatan-kegiatan home industry lainnya.
Perkotaan
pusat
Kecamatan
pelayanan
dan
Pracimantoro
permukiman
disiapkan
dimana
akan
sebagai
dilakukan
pemusatan terkait peletakan sarana perkotaan sehingga dapat
diakses oleh seluruh masyarakat Kecamatan Pracimantoro ataupun
oleh masyarakat luar Kecamatan Pracimantoro. Selain itu, juga
menjadi
lokasi
Pracimantoro
Sedangkan
pemusatan
karena
wilayah
kegiatan
berhubungan
selain
langsung
kawasan
ekonomi
dilakui
perkotaan
Kecamatan
oleh
yang
JJLS.
ditujukan
sebagai fungsi produksi dan permukiman akan lebih diarahkan
Rencana Perkotaan
Perkotaan Pracimantoro terbagi atas dua wilayah perkotaan,
yaitu kawasan perkotaan utama dan wilayah pendukung perkotaan.
Perkotaan utama adalah Desa Pracimantoro, Desa Sambiroto, Desa
Watangrejo,
Desa
Sedayu
dan
Kelurahan
Gedong
sedangkan
kawasan pendukung perkotaan adalah Desa Sumberagung bagian
utara dan termasuk sedikit bagian Desa Joho. Alasan perencanaan
perkotaan
menjadi
2
kawasan
dikarenakan
kawasan
perkotaan
utama dipersiapkan untuk menampung sarana yang dibutuhkan oleh
perkotaan Pracimantoro dan wilayah Kecamatan Pracimantoro secara
keseluruhan, selain itu juga dipersiapkan untuk dapat menampung
aktivitas
perdagangan
berkembang
karena
dan
lokasi
jasa
yang
yang
berada
kemungkinan
di
pusat
dapat
Kecamatan
Pracimantoro yang dilalui oleh JJLS dan jalur alternatif ke DIY.
Selain itu, karena lokasi perkotaan utama rencana terletak di
tengah Kecamatan Pracimantoro memiliki tujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam mendukung semua sarana perkotaan.
Dalam merencanakan perkotaan tentunya diperlukan rencana
matang baik dalam hal struktur ruang dan pola perkotaan. Dalam
rencana
perkotaan
struktur
ruang
perkotaan
dan
bagaimana
hirarki
memuat
internal
rencana
kawasan
jaringan
perkotaan.
Sedangkan dalam rencana pola ruang perkotaan memuat rencana
KDB,
KLB,
GSB,
dan
rencana
tata
guna
lahan
perkotaan.
2. 78
4.6.1 Rencana Struktur Ruang Kota
Rencana struktur ruang perkotaan merupakan rencana yang
1.
2.
perkotaan Pracimantoro yang mandiri sebagai Secondary Hub City.
Rencana struktur ruang perkotaan ini terdiri atas rencana jaringan
Jalan Kabupaten: Jalan Wonogiri
3.
akan diterapkan di kawasan perkotaan Pracimantoro untuk menuju
Jalan Nasional: Jalan Jalur Lintas Selatan
Jalan Desa: Jalan Pracimantoro
Tingkatan
jalan
di
Kecamatan
rencana jaringan drainase, rencana rencana jaringan air bersih,
dalamnya. Lokasi Kecamatan Pracimantoro di bagian selatan
rencana jaringan sanitasi, rencana jaringan persampahan, rencana
kota Wonogiri menjadikannya sebagai kecamatan yang dilalui
jaringan listrik dan rencana jaringan telekomunikasi. Pada dasarnya
oleh
rencana
skala
kecamatan Pracimantoro untuk mampu menyediakan prasarana
wilayah, namun dalam pengelolaannya akan dialokasi ke wilayah
jalan yang memenuhi standar agar menjadikan Kecamatan
perkotaan, sehingga perhitungan kebutuhan untuk setiap jaringan
Pracimantoro lebih berkembang.
ini
merupakan
rencana
jaringan
dalam
diperhitungkan untuk melayani warga satu Kecamatan Pracimantor.
a.
Jaringan Jalan
nasional
lintas
terdapat
selatan.
berbagai
Pracimantoro
tergolong
jalan
karena
ada
perkotaan. Rencana jaringan perkotaan terdiri atas jaringan jalan,
jaringan
variatif
yang
Hal
itu
tingkatan
di
mengharuskan
Berdasarkan peranan jalan, terdapat beberapa syarat yang
harus dipenuhi terkait sistem jaringan jalan yang ada di
Kecamatan Pracimantoro memiliki berbagai tingkatan sistem
Kecamatan Pracimantoro. Sistem jaringan jalan yang ada di
jaringan jalan. Di mana pada masing-masing tingkatan jalan
kecamatan Pracimantoro terbagi menjadi dua, yaitu sistem
memiliki peranan fungsi dan pembinaanya sendiri. Tingkatan
jaringan jalan primer dan sekunder.
jalan yang ada di Kecamatan Pracimantoro sendiri adalah :
1.
Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
Sistem Jaringan Jalan Primer
bagian
tengah
wilayah
kecamatan.
Standar yang
sudah
jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
terpenuhi hanya kecepatan minimal yaitu 60 km/jam. Standar
nasional yang melalui Kecamatan Pracimantoro. Analisis jaringan
yang belum terpenuhi terkait lebar jalan dan kondisinya.
jalan primer yang ada dispesifikasikan sebagai berikut:
Lebar jalan yang sudah memenuhi standar 11 m hanya
Arteri Primer
Sistem
jaringan
sekitar 30% dari jalan lintas selatan yang ada. Diperlukan
jalan
arteri
primer
Kecamatan
Pracimantoro ada pada jalan jalur lintas selatan yang melalui
pengkontrolan lebih agar jalan yang ada dapat memenuhi
standar,
karena
jalan
ini
merupakan
jalan
yang
3. 79
menghubungkan tiga provinsi sekaligus yaitu D.I.Y, Jawa
bagi proses distribusi hasil pertanian karena rusaknya jalan
Tengah,
lingkungan
dan
Jawa
Timur.
Oleh
karena
itu
dilakukan
pelebaran pada 30% jalan yang lebarnya belum mengikuti
Kolektor Primer
Jaringan
lahan
pertanian
dengan
permukiman pedesaan.
Sistem jaringan jalan sekunder yang ada di Kecamatan
Pracimantoro
Pracimantoro digunakan sebagai fungsi pelayanan jasa distribusi
terdapat pada jalan yang menghubungkan simpul kegiatan di
untuk masyarakat dalam kota. Jaringan jalan sekunder dapat
pasar menuju ke arah pusat Wonogiri di bagian utara. Jalan
dispesifikasikan sebagai berikut:
ini
kolektor
menghubungkan
2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder
standar agar memenuhi standar 11 meter.
yang
menghubungkan
primer dari
kecamatan
kecamatan
Eromoko,
Pracimantoro,
Kabupaten Gunung Kidul, dan Paranggupito. Jalan ini sudah
Kolektor Sekunder
Klasifikasi
jalan
kolektor
sekunder
di
kecamatan
memenuhi standar kecepatan minimal yaitu 40 km/jam.
Pracimantoro tidak tersebar di tiap desa. Sehingga terdapat
Namun
di
beberapa desa yang bersifat kekotaan yang memiliki sistem
kecamatan Pracimantoro masih terdapat banyak standar yang
jaringan kolektor sekunder dan desa yang sulit dijangkau
harus
tidak memiliki
dalam
dipenuhi
penyediaan
terkait
prasarana
street
jalan
furniture
yang
maupun
ada
standar
sistem
jaringan
ini.
Kondisi jalan
kolektor
pengguna dan penggunaan jalannya. Oleh karena itu akan
sekunder pun tidak terlalu mendukung dan kurang memenuhi
ditambahkan
standar.
street furniture dan penyesuaian mutu jalan
sesuai dengan standar jalan kolektor primer.
Lingkungan Primer
Lingkungan Sekunder
Merupakan sistem jaringan jalan terendah yang terdapat
Sistem jalan lingkungan primer Kecamatan Pracimantoro
di kecamatan Pracimantoro. Di mana jaringan ini terdapat
ada pada jalan yang menghubungkan antar desa dan dusun.
paling banyak di setiap desa di kecamatan Pracimantoro,
Jaringan ini merupakan jalan alternatif yang menghubungkan
karena
antar desa yang tidak dilalui oleh sistem jaringan jalan
Permasalahan
kolektor sekunder. Kondisi yang ada saat ini pada sistem
jalan ini, di mana pada sistem jaringan jalan inilah pertama
jaringan jalan lingkungan primer di Kecamatan Pracimantoro
kali hasil pertanian mulai didistribusikan.
adalah kualitasnya yang tidak memenuhi standar. Kualitas
yang tidak memenuhi standar tersebut menjadi penghambat
menghubungkan
permukiman
fundamental
ada
pada
pedesaan
yang
standarisasi
ada.
kondisi
4. 80
Jika dilihat dari analisis sistem jaringan jalan yang ada
di kecamatan Pracimantoro, terlihat jelas bahwa kondisi saat
ini belum memenuhi standar yang ada. Meski belum menjadi
(terlampir) maka dapat diketahui tingkat pelayanan jalan pada
titik amatan 1, yaitu :
LOS Pada hari Kerja (Hari Senin, 4 November 2013)
masalah krusial terkait penyediaannya, namun masih banyak
jalan
pada
klasifikasi
ditindaklanjuti
agar
pengembangan
terendah
mampu
kecamatan
yang
mendukung
harus
segera
perencanaan
Pracimantoro
sebagai
dan
pusat
Puncak Sore 16.15-16.30
Puncak Pagi 07.30-07.45
VCR =
VCR =
64,3/ 2082,99
= 0,031
pelayanan daerah selatan. Lokasi kecamatan Pracimantoro
96/ 2082,99
= 0,046
tergolong sangat strategis karena juga dilalui jalan nasional
Berdasarkan hasil perhitungan VCR dapat diketahui
lintas selatan yang menghubungkan tiga provinsi sekaligus.
dari kedua jam puncak memiliki rasio V/C < 0,6 sehingga
Melihat potensi besar di bidang perhubungan ini menjadikan
kategori tingkat pelayanan jalan di
Pracimantoro memiliki keharusan untuk mampu menyediakan
(Perbatasan Kecamatan Giritontro) pada hari kerja adalah
fasilitas yang menunjang, terutama untuk wilayah perkotaan,
karena dapat memicu pertumbuhan kota yang tidak terkontrol.
Selain itu, untuk mengetahui bagaimana tingkat pelayanan
titik amatan 1
A dengan karakteristik arus bebas, volume rendah dan
kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan
yang
dikehendakinya.
daerah
merupakan
perbatasan
Kecamatan
perhitungan LOS (Level of Service). Perhitungan ini dibutuhkan
tergolong jalan arteri primer dengan lebar jalur lalu lintas
data dari hasil perekaman gambar. Perekaman gambar dilakukan
6 meter. Pada kondisi eksisting, volume lalu lintas di
di dua titik :
daerah perbatasan tersebut masih rendah sehingga lalu
Titik Amatan 1 (Perbatasan Kecamatan Giritontro)
tersebut
di
jalan yang berkaitan dengan kapasitas jalan maka dilakukan
Giritontro
Jalan
JJLS
yang
lintas lengang baik pada pagi hari maupun sore hari
Perhitungan tingkat pelayanan jalan pada titik amatan satu
pada
hari
kerja.
Jika
membandingkan
antara
2
jam
dilakukan dengan durasi 15 menit pada hari kerja dan hari libur
puncak, maka pada jam puncak sore jumlah kendaraan
dengan masing-masing dilakukan pada 2 jam puncak, yaitu
lebih banyak yang melintas, sehingga kapasitas jalan pada
puncak
jam puncak sore lebih tinggi dibandingkan dengan jam
pagi
Berdasarkan
(07.30-07.45)
hasil
dan
perhitungan
puncak
volume
sore
dan
(16.15-16.30).
kapasitas
jalan
puncak pagi.
5. 81
LOS Pada hari Libur (Hari Minggu, 3 November 2013)
Puncak Pagi 06.30-07.00
VCR =
=
Puncak Sore 16.00-16.30
49/ 2082,99
VCR = 87,2/ 2082,99
0,024
=
0,042
Titik Amatan 2 (Perempatan Pasar Pracimantoro)
Perhitungan tingkat pelayanan jalan pada titik amatan
kedua dilakukan dengan durasi 15 menit. Titik amatan 2
berada di dekat Perempatan Pasar Pracimantoro dengan
Berdasarkan hasil perhitungan VCR dapat diketahui
mengamati pergerakan kendaraan dari dan menuju arah
dari kedua jam puncak memiliki rasio V/C < 0,6
Kabupaten Gunung Kidul pada hari kerja dan hari libur
sehingga kategori tingkat pelayanan jalan di
dengan masing-masing dilakukan pada 2 jam puncak, yaitu
titik
amatan 1 (Perbatasan Kecamatan Giritontro) pada
hari kerja adalah A dengan karakteristik arus bebas,
volume
rendah
dan
kecepatan
tinggi,
pengemudi
dapat memilih kecepatan yang dikehendakinya. Jalan
di daerah perbatasan Kecamatan Giritontro tersebut
merupakan JJLS yang tergolong jalan arteri primer
dengan lebar jalur lalu lintas 6 meter. Pada kondisi
eksisting,
volume
lalu
lintas
di
daerah
perbatasan
puncak pagi (07.30-07.45) dan puncak sore (16.15-16.30).
Berdasarkan hasil perhitungan volume dan kapasitas jalan
(terlampir) maka dapat diketahui tingkat pelayanan jalan
pada titik amatan 1, yaitu :
LOS Pada hari Kerja
Puncak Pagi 06.30-07.00
VCR =
tersebut masih rendah sehingga lalu lintas lengang
234,1/ 1340,77
=
0,175
Puncak Sore 16.00-16.30
VCR = 212,5/ 1340,77
= 0,158
baik pada pagi hari maupun sore hari pada hari kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan VCR dapat diketahui
Jika membandingkan antara 2 jam puncak, maka pada
dari ketiga puncak memiliki rasio V/C < 0,6 sehingga
jam puncak sore jumlah kendaraan lebih banyak yang
kategori
melintas, sehingga kapasitas jalan pada jam puncak
tingkat pelayanan jalan di
titik amatan 2
(Perempatan Pasar Pracimantoro) pada hari kerja adalah
sore lebih tinggi dibandingkan dengan jam puncak
A dengan karakteristik arus bebas, volume rendah dan
pagi.
kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan
yang dikehendakinya. Meskipun hasil tingkat kapasitas
jalan tergolong A sama dengan titik pertama (Perbatasan
6. 82
Giritontro), tingkat pelayanan jalan di titik amatan kedua
lebih
yang berada di Perempatan Pasar Pracimantoro lebih
Sehingga kendaraan yang melintas lebih sedikit. Jika
tinggi nilainya. Hal tersebut dikarenakan adanya Pasar
membandingkan antara 2 jam puncak, maka pada jam
Pracimantoro yang menjadi faktor tarikan dan bangkitan
puncak
perjalanan orang-orang. Sehingga menjadi ramai dan
banyak
dilalui
oleh
kendaraan.
Jika
lebih
antara 2 jam puncak, maka pada jam puncak pagi
ataupun
lebih tinggi
kerja
kendaraan
pasar.
banyak
yang
dibandingkan
hasil
kolektor,
dengan
perhitungan
keduanya
jam
LOS,
masuk
puncak
pagi.
jalan
arteri
baik
dalam
criteria
A.
Terkait kondisi jalan
yang demikian, maka dilakukan penyesuain berdasarkan
Puncak Sore 16.00-16.30
criteria jalan agar lebih optimal. (Peta Peletakkan rambu
VCR = 85,9/ 1340,77
= 0,053
hari
lebih
lintas guna mengatur lalu lintas.
71,6/ 1340,77
dan
terdapat sebagian jalan yang belum memiliki rambu lalu
LOS Pada hari Libur
VCR =
jumlah
hari
Namun walaupun demikian, lebar jalan belum sesuai serta
dibandingkan dengan jam puncak sore.
Puncak Pagi 06.30-07.00
tinggi
Berdasarkan
jumlah kendaraan lebih banyak yang melintas, sehingga
sore
pada
melintas, sehingga kapasitas jalan pada jam puncak sore
membandingkan
kapasitas jalan pada jam puncak pagi
didominasi
lalu lintas terlampir).
= 0,064
a. Perbaikan Jaringan Jalan Lingkungan Sekunder
Berdasarkan hasil perhitungan VCR dapat diketahui
Sistem
jaringan
jalan
kebanyakan
pelosok
kecamatan
kategori
Pracimantoro. Di mana jalan ini merupakan jalan pertama yang
jalan
di
titik
amatan
(Perempatan Pasar Pracimantoro) pada hari libur
2
adalah
A dengan karakteristik arus bebas, volume rendah dan
kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan
yang dikehendakinya. Pada hari libur, jumlah kendaraan
yang melintasi titik amatan kedua masih lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang melintas
pada
hari
kerja
maupun
hari
pasar.
Hal
tersebut
dikarenakan aktivitas masyarakat di Pasar Pracimantoro
seluruh
pada
permukiman
pelayanan
di
berada
dari ketiga puncak memiliki rasio V/C < 0,6 sehingga
tingkat
pedesaan
ini
digunakan sebagai akses dan distribusi hasil pertanian. Sehingga
diperlukan sebuah peremajaan dan peningkatan kondisi jalan
lingkungan. Karena dilalui banyak moda transportasi dan tidak
didukung
kondisi
dengan
jalan
standar
jalan
lingkungan
ini
yang
sering
memadai,
rusak
menjadikan
dan
menjadi
penghambat mobilisasi.
Sehingga dalam perencanaan kecamatan Pracimantoro terkait
sistem
jaringan
jalan,
yang
menjadi
sasaran
utama
adalah
7. 83
melakukan perbaikan jalan lingkungan yang berada di setiap
permukiman
pedesaan
yang
berfungsi
hasil
pertanian
yang
pengangkutan
sebagai
menjadi
b. Pemenuhan Standar Minimal Jalan
akses
utama
Jika perencanaan perbaikan sistem jaringan jalan sekunder
sektor
utama
telah dilakukan dengan baik, maka langkah berikutnya adalah
perekonomian kecamatan Pracimantoro. Setelah perbaikan jalan
menyesuaikan
merata, kemudian memenuhi standar minimal terkait penyediaan
seluruh sistem jaringan jalan di kecamatan Pracimantoro sudah
sistem jaringan jalan sekunder yang ada di seluruh kecamatan
pada kondisi yang optimal, maka dapat dilakukan pemenuhan
Pracimantoro, dengan tujuan memperkuat akses dan mobilisasi di
standar penyediaannya. Di mana seperti penambahan marka
bagian
jalan, ataupun rambu jalan yang menjadi keperluan klasifikasi
dalam
kecamatan
terlebi
dahulu.
Sehingga
mampu
menciptakan kota Pracimantoro yang lebih mapan dan
siap
sebagai pusat pelayanan yang besar di bagian selatan Wonogiri.
dengan
standar
pelayanan
yang
ada.
Ketika
sistem jaringan jalan yang ada. Berikut penampang rencana
penyesuaian mutu jalan Kecamatan Pracimantoro.
GAMBAR 4.2
Penampang Jalan Arteri
Rencana
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
JJLS yang merupakan jalan arteri sekaligus jalan nasional yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro akan dilakukan penyesuaian terkait
mutu jalannya sesuai dengan standar Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan Oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga. Lebar jalan liap lajur adalah 6 meter dengan lebar median jalan 1 meter.
8. 84
GAMBAR 4.3
Penampang Jalan
Kolektor Rencana
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Sama halnya dengan jalan utama yang merupakan jalan kolektor di Kecamatan Pracimantoro yang juga akan dilakukan penyesuaian
terkait mutu jalannya sesuai dengan standar Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan Oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga. Lebar jalan liap lajur adalah 4 meter dengan lebar median jalan 1 meter.
GAMBAR 4.4
Penampang Jalan
Lingkungan Rencana
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Jalan Lingkungan yang merupakan jalan desa di Kecamatan
Pracimantoro
yang
akan dilakukan
penyesuaian
terkait
mutu
jalannya sesuai dengan standar Panduan Penentuan Klasifikasi
Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan Oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga. Lebar jalan yang direncanakan adalah 4 meter.
9. 85
Selain terkait dengan penyesuaian mutu jalan berdasarkan
dalam menggunakan jalan. Kemudian terkait tingkatan moda
standar oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan penyediaan
kendaraan yang boleh melalui jalan tersebut, di mana diatur
atribut
jalan,
juga
mulai
ditegaskan terkait peraturan dan
setiap
jenis
kendaraan
bermotor
yang
boleh
melalui
jalan
pengaturan struktur pengguna jalan. Peraturan terkait kecepatan
tertentu. Sehingga akan terbagi jenis kendaraannya dan tidak
minimum bagi kendaraan bermotor yang melalui jalan tersebut.
terdapat
Hal itu dimaksudkan, agar pengguna jalan yang lain dapat
mengetahui standar pelayanan yang ada dan dapat lebih bijak
b.
Jaringan Drainase
Penampang Rencana
Saluran Drainase
GAMBAR 4.5
penumpukan
volume
serta
moda
transportasi
yang
melalui jalan tersebut. (Peta rencana Jaringan Jalan Perkotaan
lihat pada lampiran)
Drainase
merupakan
salah
satu
prasarana
yang
harus
diperhitungkan dalam pembangunan wilayah dan kota yang baik
dan
tepat.
Drainase
merupakan
aliran
pembuangan
air
permukaan baik secara grafitasi maupun dengan pompa dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya genangan. Berdasarkan hasil
perhitungan terkait jumlah limbah yang dihasilkan, baik dari
rumah tangga, swasta ataupun pemerintah, dengan perhitungan
tahun dasar yaitu tahun 2004 diketahui bahwa pada tahun 2004
volume debit total drainase adalah 5534395 L/detik, sedangkan
berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2024 diketahui volume
debit
total
drainase
menjadi
6760155
L/detik.
Angka
ini
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah penambahan volume debit
drainase
pada
tahun-tahun
yang
akan
datang.
Penambahan
jumlah debit juga berkaitan dengan jumlah penduduk, karena
semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula limbah
yang akan dihasilkan. Oleh itulah maka diperlukan pendekatan
rencana terkait drainase.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Bahan Saluran Drainase Arteri
: Beton
Bahan Saluran Drainase Kolektor
: Beton
Bahan Saluran Drainase Lingkungan
: Pipa Bawah Tanah
10. 86
Jenis
drainase
Pracimantoro
drainage yaitu
memerlukan
adalah
yang
direncanakan
berupa
drainase
di
buatan
Kecamatan
khusus
arficial
cocok digunakan pada wilayah disekitar permukiman supaya
seperti
penyakit. Selain juga juga cocok diterapkan dikawasan kars
pasangan beton, gorong-gorong dan pipa-pipa. Jenis drainase
buatan ini mendukung kondisi jenis tanah yang terdapat pada
Kecamatan
Pracimantoro
dimana
sebagian
besar
mengalirkan air limbah secara tertutup dan
selokan
atau
drainase yang sengaja dibuat manusia dan
bangunan-bangunan
tertutup ini
merupakan
kars. Sifat kars tersebut dapat langsung menyerap air, sehingga
jika terdapat limbah akan langsung diserap oleh tanah dan
dapat merusak kualitas air tanah tersebut. Sedangkan sistem
yang akan digunakan nantinya adalah drainase primer yang
tidak mengganggu masyarakat dari bau dan dan terhindar dari
sehingga
tidak
mencemari
sumber
air
bawah
tanah.
(Peta
rencana jenis drainse, Peta rencana system drainase dan
perhitungan volume drainase lihat pada lampiran).
c. Jaringan Air Bersih
Analisis
menggunakan
kebutuhan
standar
air
bersih
–
standar
untuk
masa
perhitungan
mendatang
yang
telah
ditetapkan. Kebutuhan air untuk fasilitas – fasilitas sosial ekonomi
memanfaatkan sungai dan anak sungai, drainase sekunder, yaitu
harus dibedakan sesuai peraturan PDAM dan memperhatikan
saluran yang menghubungkan saluran tersier dan primer yang
kapasitas produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran dan
dibangun dengan beton, kemudian drainase tersier, yaitu saluran
pelayanan. Faktor utama dalam analisis kebutuhan air adalah
untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder
jumlah penduduk di Kecamatan Pracimantoro. Dari proyeksi
berupa plasteran atau pipa bawah tanah.
penduduk yang telah dilakukan, dihitung jumlah kebutuhan air
Menurut
letaknya,
drainase
yang
direncanakan
adalah
drainase bawah permukaan tanah, yaitu saluran drainase yang
mengalirkan air limpasan permukaan melalui media bawah tanah
menggunakan
pipa-pipa.
Berdasarkan
fungsinya
dari
sektor
domestik
dan
sektor
non
domestik
berdasarkan
kriteria Ditjen Cipta Karya 1996.
Dengan adanya analisis kebutuhan air bersih ini ditargetkan
maka
kebutuhan air bersih masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat
perencanaan drainase yang akan digunakan adalah drainase
pelayanan hingga 100 % dari jumlah penduduk Kecamatan
multi purpose, yaitu drainase yang berfungsi untuk mengalirkan
Pracimantoro
pada
masa
mendatang
di
mana
dengan
beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun
menggunakan data penduduk terakhir tahun 2012 dengan jangka
bergantian. Jika dilihat dari konstruksinya, maka sistem drainase
waktu 12 tahun ke depan yaitu tahun 2024.
yang digunakan adalah saluran drainase tertutup. Saluran draiase
11. 87
Standar Analisis
Berdasarkan
kriteria
perencanaan
Ditjen
Cipta
Karya
tersebut
Dinas PU, maka :
1.
Konsumsi
sambungan
rumah
tangga
:
70
pemerintah
ataupun
masyarakat.
bisa dimanfaatkan sebagai sumber air jangka panjang
dengan
system
irigasi,
peta
distribusi
air
dengan
menggunakan
30
system perpipaan (Peta rencana jaringan air bersih dan
Perbandingan antara sambungan rumah tangga dan
pelayanan perkotaan, peta dan perhitungan kebutuhan
Konsumsi
sambungan
hidran
umum
:
liter/orang/hari
3.
oleh
Melihat dari banyaknya jumlah sumber air alami yang
liter/orang/hari
2.
baik
hidran umum : SR : HU = 70:30
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
diketahui bahwa kebutuhan air bersih pada tahun 2024
berdasarkan
sarana,
jumlah
baik
sarana
penduduk
yang
proyeksi
ada
serta
ataupun
rencana
penyediaan
jaringan
IPAL
air bersih lihat pada lampiran dan)
d. Jaringan Sanitasi
Kecamatan Pracimantoro mayoritas memiliki sistem sanitasi
jumlah
individu dengan tipe permanen. Kondisi sanitasi di Kecamatan
tambahan,
Pracimantoro sebagian besar dengan kondisi baik. Terdapat di
diketahui bahwa kebutuhan air bersih adalah 155,492
beberapa
Lt/detik per harinya dari 59,302 Lt/detik pada tahun
diantaranya Desa Suci, Desa Sambiroto, dan Desa Sedayu.
2012. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber air yang dapat
desa
yang
memiliki
kondisi
sanitasi
yang
buruk
Dimana masih ada sebagian rumah tangga yang menggunakan
dimanfaatkan sebagai sumber air jangka panjang untuk
WC cubluk atau WC non permanen yang kondisinya masih
Penduduk
buruk.
Kecamatan
Pracimantoro
khususnya
untuk
melayani perkotaan Pracimantoro.
Untuk sumber yang akan dijadikan sebagai sumber
Serta
masih
ada
sebagian
masyarakat
Kecamatan
Pracimantoro yang menggunakan WC umum dan sungai untuk
sanitasi.
Padahal
yang
terhadap
berasal dari sumber mata air alami yang terdapat di
pencemaran air tanah oleh limbah buangan, karena
formasi
Kecamatan Pracimantoro dengan catatan juga dilakukan
batuan tidak memiliki filter seperti yang ada pada karakteristik
pengelolaan dan perlindungan terhadap sumber air alami
tanah pada biasanya.
infrastruktur
sistem
sanitasi
yang
sangat
Pracimantoro
rentan
penyediaan
gamping
lahan
berupa
terhadap
batuan
kondisi
air pemenuhan kebutuhan untuk konsumsi dan pengairan
Sehingga perlu adanya perencanaan dan perhatian khusus
formasi
dengan
memperhatikan aspek lingkungan Kecamatan Pracimantoro agar
tidak mencemari air bawah tanah serta dapat berkelanjutan
12. 88
kedepannya.
Sistem
direncanakan
sanitasi
dengan
Kecamatan
penggunaan
septic
Pracimantoro
tangki
digunakan
dengan kedalamanan air tanah >1,5 m, septik tangki ini terdiri
dari ruang lumpur, ruang basah (ruang cairan) dan ruang udara.
Kapasitas
tangki
septik
biasanya
tergantung
oleh
beberapa
Sedangkan
untuk
daerah
perkotaan
Pracimantoro
yang
memiliki kepadatan >500 jiwa/ha akan direncanakan dengan
sistem off site atau terpusat dan dilengkapi dengan Sarana
instalasi Pengelolahan Air Limbah (IPAL). Dimana air limbah
dari seluruh daerah pelayanan dikumpulkan dalam satu tempat
faktor, diantaranya :
pembuangan kota menuju tempat pengelolahan dan baru di
a. Besarnya aliran air limbah masuk
buang ke badan penerima. Sistem ini lebih aman digunakan
b. Jumlah pemakai, maksimal 300 orang minimal 4 orang
pada
c. Produksi lumpur perorang pertahun
menampung semua air buangan rumah tangga dan jaringan pipa
d. Frekuensi penyedotan (1-3 tahun)
tertanam didalam tanah sehingga pencemaran saluran drainase
e. Pengelolaan air limbah dibedakan atas limbah domestic dan
dan air tanah dapat dihindarkan. Sistem terpusat Air Limbah
daerah
yang
memiliki
kepadatan
tinggi,
karena
non domestic
yang dikembangkan adalah terpisah antara air kotor (dari kamar
Air limbah domestik merupakan air limbah buangan yang
mandi, cuci, dan dapur) dan air kotoran (dari kakus/kloset). Air
berasal dari rumah tangga. Pengelolahan air limbah rumah
kotor
tangga
sedangkan air kotoran di olah di IPAL yang lain untuk bisa
di
Kecamatan
Pracimantoro
dengan
pengembangan
sistem terpusat maupun setempat. Sistem on-site atau setempat
masing-masing
rumah
membuat
sendiri
sistem
pengelolaan
pembuangan air limbahnya, kemudian dibuang ke badan air
diolah
di
IPAL
untuk
menjadi
air
baku
air
bersih.
dibuang ke badan penerima setelah memenuhi persyaratan baku
mutu.
Baik sistem pengelolahan limbah setempat maupun terpusat
penerima. Sistem on-site ini dengan menggunakan sistem Tangki
digunakan dengan jaringan pipa beton. Hal ini untuk pengairan
Septik setempat, khususnya daerah yang memiliki kepadatan
gravitasi karena topografi wilayah Kecamatan Pracimantoro yang
yang rendah yaitu <500 jiwa/ha. Sistem tangki septik ini dengan
bervariasi dari datar hingga agak curam. Serta mencegahnya
bidang resapan yang dapat ditingkatkan menjadi Small Bore
Sewer.
Hal
menampung
tersebut
effluent
untuk
dari
pengolahan
tangki
lanjut
(tidak
untuk
yang
berupa
batuan
gamping
dimana
tidak
memiliki
filter
termasuk
sehingga rentan terhadap pencemaran air bawah tanah. Untuk
lumpurnya) dan air bekas mandi dan cuci sehingga dapat
mencegah korosi terhadap asam yang berasal dari limbah maka
memperbaiki kualitas lingkungan.
septic
lebih
penyerapan air oleh tanah karena kondisi tanah Pracimantoro
13. 89
diberi linning, pemeliharaan kecepatan glontor, ventilasi memadai,
Jaringan Persampahan
e.
dan pembubuhan bahan kimia
Pada
pengolahan
air
limbah
non
domestik
merupakan
Jaringan
diperhitungkan
persampahan
berdasarkan
perkiraan
yang
jumlah
penduduk
rumah tangga. Seperti kegiatan industri, hotel dan restauran
Jika tidak dipersiapkan dari sekarang, maka dapat terjadi
Kecamatan Pracimantoro harus melengkapi sarana pembuangan
penumpukan sampah di satu titik di Kecamatan Pracimantoro
air
terutama daerah perkotaan karena menjadi pusat dari segala
dengan
“Unit
Penangkap
Lemak
dan
kegiatan
perpipaan pengelolaan air limbah terpusat. Hal ini dikarenakan
terdapat sistem persampahan di Kecamatan Pracimantoro.
bersifat
penting,
maka
harus
membuat
studi
AMDAL
direkomendasi pihal yang berwenang sebagaimana telah diatur
dalam
PM
Negara
Lingkungan
Hidup
No.
8
Tahun
2006,
tentang jenis usaha san atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan Analisis mengenai Dampak lingkungan Hidup.
Lokasi pengolahan lumpur tinja atau biasa disebut dengan
Instalasi pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) harus berada tidak
jauh dari pusat produksi lumpur tinja sehingga efisien terhadap
penggunaan
truk
pengangkut
tinja.
Akan
tetapi
TABEL IV.3
yang
dengan
memperhatikan nilai estetika kawasan, IPLT sebaiknya berada
tidak berada di pusat kepadatan penduduk melainkan diluarnya
dengan jarak <20 km dari titik terjauh. (Peta rencana Jaringan
sanitasi beserta lokasi peletakan IPAL lihat pada lampiran)
Berdasarkan
kondisi
Pracimantoro.
Minyak”. Selanjutnya air limbah diperbolehkan masuk ke sistem
kegiatan industri menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang
penduduk.
perkotaan
patut
Kecamatan
dapurnya
ataupun
hal
pengolahan air limbah yang berasal selain dari hasil limbah
limbah
Pracimantoro
merupakan
eksisting
belum
Rencana Jaringan Persampahan
Persampahan
Perhitungan
Eksisting
Rencana
TPA
1
0
1
TPS
3
0
1
mengantisipasi
pertumbuhan
penduduk
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
Untuk
berdasarkan
proyeksi
berdasarkan
SNI
penduduk
03-1733-2004
hingga
tahun
perhitungan
2024,
rencana
persampahan untuk standart penduduk tahun 2024 sebesar
84398 jiwa adalah 3 TPS dan 1 TPA, namun rencana yang
akan
dibuat
adalah
1
TPA
dan
1
TPS
dengan
mempertimbangkan kondisi eksisting wilayah yang sebagian
adalah formasi batuan kars dan memiliki topografi yang
beragam sehingga tidak bisa dibangun TPS ataupun TPA
disembarang tempat. TPA dan TPS akan dibangun pada
wilayah yang memiliki topografi datar dan di daerah nonkars.
14. 90
TPS yang direncanakan akan dibuat di wilayah perkotaan
Berdasarkan hasil tersebut, maka akan dilakukan penambahan
Pracimantoro
daya terhadap saluran voltase listrik Kecamatan Pracimantoro
yaitu
di Kelurahan
Sedayu.
TPS dibuat
di
wilayah perkotaan untuk mengantisipasi tingginya pertumbuhan
penduduk perkotaan. Sedangkan TPA dibuat di Kelurahan
Banaran dengan mempertimbangkan lokasi yang jauh dari
pusat kota, masih sedikit pemukiman, memiliki daerah yang
terutama wilayah perkotaan. (Peta rencana Jaringan Listrik lihat
pada lampiran)
g. Jaringan Telekomunikasi
Kecamatan pracimantoro ini memiliki jaringan telepon yang
datar dan tidak terdapat formasi batuan kars. (Peta rencana
terbilang
persampahan lihat pada lampiran)
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya ketersediian
peletakan TPS dan TPA beserta rute rencana angkutan
f. Jaringan Listrik
kurang
dalam
melayani
kebutuhan
penduduknya
dikarenakan sulitnya perolehan sinyal untuk beberapa provider.
tower BTS namun banyak penduduk yang memakai handphone
Jaringan listrik yang ada di Kecamatan Pracimantoro terhitung
sehingga sulit dalam perolehan sinyal.
sudah cukup tersebar merata. Dapat dikatakan seperti begitu
Selain itu, penduduk di Pracimantoro jarang yang memakai
karena semua desa yang ada di Kecamatan Pracimantoro sudah
telepon rumah di karenakan susahnya mendapatkan sambungan
tersaluri oleh listrik. Akan tetapi masing ada kekurangan terkait
telepon. Oleh karena itu, perlu diadakan kerjasama lebih lanjut
pelayanan listrik yang ada di Kecamatan Pracimantoro
terkait penyediaan tower-tower BTS untuk beberapa provider,
Untuk rencananya, pada tahun 2024 pemenuhan kebutuhan
dimana lokasi peletakan tower-tower itu sendiri sebagian besar
pelayanan listrik terkait daya listriknya akan terpenuhi. Rencana
akan
penambahan atau pengadaan daya listrik pada tahun 2024 akan
dilakukan
didasarkan perhitungan dari jumlah rumah dan jumlah penduduk.
penyelesaian JJLS sudah selesai dan perdagangan kecamatan
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa kebutuhan listrik
Pracimantoro
berkembang
berdasarkan jumlah rumah yang ada pada tahun 2024 adalah
mendatangkan
banyak penduduk ke
21.944.000 watt untuk kebutuhan domestic dan 4.388.800 watt
yang
untuk kebutuhan non-domestik. Sedangkan apabila berdasarkan
jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun 2024, diketahui
bahwa
listrik
yang
dibutuhkan
adalah
38.222.100
VA.
diletakkan
di
mengingat
akan
perkotaan
Pracimantoro.
kemungkinan
membutuhkan
yang
dengan
jaringan
Hal
dapat
pesat.
perlu
terjadi
ketika
Tentunya
Kecamatan
untuk
ini
akan
Pracimantoro
berkomunikasi
satu
sama lain. (Peta rencana Jaringan Telekomunikasi lihat pada
lampiran)
15. 91
Berdasarkan rencana jaringan perkotaan yang telah dilakukan, rencana
struktur ruang perkotaan Pracimantoro terbagi menjadi dua hirarki yaitu
pusat pelayanan kota yang merupakan desa Pracimantoro dan desa lainnya
sebagai sub-pusat pelayanan kota. Pada rencana struktur ruang perkotaan
Kecamatan
Pracimantoro
tidak
terdapat
pelayanan
lingkungan
karena
pelayanan lingkungan nantinya akan terdapat di 13 desa di luar kawasan
perkotaan. Titik-titik pelayanan ini tersebar dengan pusat pelayanan di pusat
kawasan perkotaan dan disekitarnya yaitu hirarki kedua (sub-pusat pelayanan)
tersebar di sekitar pusat pelayanan kota. Pusat pelayanan kota berperan
sebagai pusat kegiatan dari segala aktivitas perkotaan ataupun sebagai pusat
penyediaan sarana. Sedangkan sub pusat pelayanan kota berperan sebagai
pendukung kawasan pusat perkotaan dimana berperan dalam pendukung
kegiatan pusat perkotaan. (Peta Rencana Struktur ruang lebih jelas lihat
pada lampiran)
GAMBAR 4.6
Peta Rencana Struktur
Ruang Kec. Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
16. 92
4.7
4.7.1
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang perkotaan Pracimantoro terdiri atas rencana tata guna lahan dan rencana terkait arahan pemanfaatan lahan.
Rencana Tata Guna Lahan (Land Uses Planning)
GAMBAR 4.7
Peta Tata Guna Lahan Perkotaan Pracimantoro Eksisting dan Rencana
Rencana
Pracimantoro
pola
terbagi
ruang
kedalam
perkotaan
beberapa
yang
terdapat
kawasan.
di
Terdapat
Kecamatan
kawasan
permukiman yang berwarna kuning. Kawasan permukiman tersebut rencananya
hanya akan terdapat beberapa penambahan di beberapa permukiman yang
ada. Pemukiman ini menyebar merata di bagian utara hingga selatan kawasan
perkotaan Pracimantoro. Kawasan permukiman yang direncanakan letaknya
berada
di
belakang
kawasan
campuran
maupun
perdagangan
dan
jasa.
Kawasan perdagangan dan jasa yang direncanakan berada di tengah kawasan
perkotaan yang dimaksudkan lebih memusat.
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
17. 93
Selain kawasan perdagangan dan jasa terdapat pula
kawasan campuran yaitu kawasan dimana merupakan gabungan
antara permukiman dan perdagangan baik rumah yang dilengkapi
toko pribadi maupun ruko.
Kawasan campuran rencana akan
ditempatkan disepanjang jalan utama yang terdapat diperkotaan
sawah
dan
pemanfaatan
maupun
kuantitas
RTH
dari
yang
kawasan
ini.
direncanakan
Terdapat
di
Kawasan
Pracimantoro. Sebagian besar rencana pola
terkait
vegetasi,
sawah
perkotaan
ruang khususnya
mempertahankan
Kecamatan
terbuka
hijau.
Pracimantoro
Rencana
dikembangkan
desa Pracimantoro dan Desa Sedayu, serta pendukung perkotaan
Pracimantoro yang terletak di Desa Sumberagung.
Di sepanjang persimpangan jalan yang terdapat di pusat
kota dimanfaatkan sebagai kawasan perdangan dan jasa serta
kawasan
campuran.
Kemudian
di
sepanjang
jalan
utama
dikembangkan sebagai pusat-pusat perdagangan jasa dan terdapat
terminal sebagai fasilitas pendukung aktivitas transportasi dengan
eksisting sehingga jumlah produksi pertanian yang dihasilkan tidak
skala yang cukup luas yaitu penghubung antara Propinsi D.I.Y,
akan terganggu (berkurang). Dalam rencana pola ruang terdapat
Jawa
pula
dikembangkan kawasan permukiman yang direncanakan berdekatan
kesehatan berupa
tetap
sawah
di
ruang
kondisi
kawasan
RTH,
pula
lahan
serta
dengan mengacu kepada kota utama Pracimantoro yang terletak di
dimana tidak akan banyak merubah kawasan eksisting namun
menambah
tegalan,
posyandu,
klinik,
dan
lainnya
Tengah,
serta
berikutnya
berdekatan dengan kawasan perdagangan dan jasa dengan tujuan
pola ruang perkotaan Pracimantoro.
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas.
Peta rencana arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan
Pracimantorodapat dilihat pada Gambar 4.8 . Pemanfaatan lahan di
Kecamatan
Pracimantoro
akan
direncanakan
menjadi
9
jenis
penggunaan lahan, antara lain permukiman, perdagangan dan jasa,
campuran, pasar, sarana pendidikan, sarana kesehatan, terminal,
itu
di
antara
Kawasan
lapisan
terdapat kawasan pemakaman dan pasar yang terdapat di rencana
Selain
Hijau.
Pada
dengan
Rencana Arahan Pemanfaatan Lahan
Terbuka
Timur.
sebagai pendukung aktivitas perkotaan dan sekitar. Selain itu juga
4.7.2
Ruang
Jawa
kawasan
permukiman
permukiman
juga
didesain
tetap
mempertahankan Ruang Terbuka Hijau sebagai daerah resapan air.
Kemudian
di
sekitar
kawasan
permukiman
juga
dikembangkan
kawasan pendidikan dan kesehatan. dan pada lapisan paling luar
dikembangkan untuk aktivitas pertanian berupa sawah dan tegalan.
18. 94
Kota utama di Desa pracimantoro dan pendukung perkotaan di Desa
Sumberagung dihubungkan oleh sebuah jaringan jalan sebagai akses utama. Di
sepanjang jaringan jalan tersebut dikembangkan Ruang Terbuka Hijau dan
diterapkan kebijakan disinsentif yaitu pembatasan pengembangan lahan terbangun.
Hal ini ditetapkan dengan tujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
urban sprawl di sepanjang akses utama tersebut. Sehingga di sepanjang jalan
tersebut tidak disediakan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan lainnya. Kemudian
untuk wilayah pendukung perkotaan Pracimantoro yang terdapat di bagian selatan
Kecamatan Pracimantoro juga dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan
jasa, campuran, pendidikan, kesehatan, permukiman, sawah dan tegalan, serta tetap
mempertahankan keberadaan Ruang Terbuka Hijau sebagai daerah resapan air.
GAMBAR 4.8
Peta Rencana Arahan Pemanfaatan Lahan Kecamatan Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013