Setelah selesai mempelajari materi ini peserta mampu:
Menjelaskan perilaku pemandu yang menghambat proses belajar.
Menjelaskan pengertian “Pendidikan” dan “Latihan”.
Menjelaskan definisi “Belajar” dan “Mengajar”.
Menyebutkan dan mendiskusikan “7 Prinsip Belajar Orang Dewasa”.
Menjelaskan Penerapan 7 Prinsip Mengajar Orang Dewasa.
Menjelaskan ciri yang membedakan antara sekolah lapangan dan model pelatihan lainnya.
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Teknik kepemanduan sekolah lapangan
1. StenlyMandagi, SP Fasilitator PL-I PelatihanPemanduLapangan Tingkat II (PL-II) SekolahLapanganPengolahandanPemasaranHasilPertanian (SL-PPHP) DinasPertaniandanPeternakan ProvinsiSulawesi Utara 2010 Teknik KepemanduanSekolah Lapangan (SL)
2. TujuanPembelajaranKhusus Setelah selesai mempelajari materi ini peserta mampu: Menjelaskan perilakupemandu yang menghambatprosesbelajar. Menjelaskanpengertian “Pendidikan” dan “Latihan”. Menjelaskandefinisi “Belajar” dan “Mengajar”. Menyebutkandanmendiskusikan “7 PrinsipBelajarOrangDewasa”. MenjelaskanPenerapan 7 PrinsipMengajarOrangDewasa. Menjelaskanciri yang membedakanantarasekolahlapangandan model pelatihanlainnya.
3. PerilakuPemandu yang MenghambatProsesBelajar Perhatianterpecah Menunjukansikaptidakberminatdantidakbergairah. Menjelaskansebagian – sebagian, memberikanpenjelasan yang kabur, memberikantugassecaratidakjelas. Menggunakanmetode yang tidaktepat, tidakcukupperagaan. Bingungdanragu – raguterhadapprosedur yang ditempuh. Menampakansikaptidaksimpatiterhadapanggotabelajar.
4. lanjutan Memojokananggotabelajar. Pengaturanwaktubelajarkacau. Tidakdipersiapkansecarabaik. Tampaktidakmenguasaitopikpembahasandanpenjelasan yang diberikankacaubalau. Kurangatautidakpercayadiri. Metoda yang digunakantidaksistematis (dari yang belumdiketahuimenujuke yang belumdiketahui, dari yang sederhanake yang lebihrumit). Mempunyaisikapjelek (tidaksabaran, linglung).
5. lanjutan Tidakmenguasaipersoalan yang dibahas, tidakpahamlambang – lambang. Tidakmelaluitahapdemitahap. Memberikaninformasi yang salah. Menunjukankecemasan.
6. KonsepsiSekolahLapangan Sekolahlapangan (SL) adalahsuatu model pelatihan yang dilaksanakansecarabertahapdanberkesinambunaganuntukmempercepatprosespeningkatankompetensisasaran; dimanaprosesberlatihmelatihdilaksanakanmelaluikegiatanbelajarsambilmengerjakandanbelajaruntukmenemukan / memecahkanmasalahsendiri, denganberazaskemitraanantarapelatihdanpeserta.
7. PengertianPendidikan, PelatihandanBelajar Pendidikanadalah : Kamusbergambar Oxford merumuskankata “pendidikan” (education) sebagaipengajaranataupendidikan (sekolah) yang sistematisdalampersiapanuntukkehidupan. Pelatihanadalah : Pendidikanberkenaandenganpemberianpengetahuandankeahlianumum, sedangkanpelatihan (training) berorientasikepadapekerjaan. Pelatihanbertujuanuntukmemperbaikipengetahuandankeahliantertentu yang dibutuhkanuntuksuatupekerjaantertentu, sehinggapesertaakanmelaksanakanpekerjaantersebutdengancara yang lebihefektifdanefisien.
8. lanjutan Belajaradalah : Sulituntukmemberikansuatudefinisi yang memadaidarikata “belajar” (learning). Namundenganbelajar, sesorangterdapatperubahandalamperilakunya. Perilakumanusiaadalahtindakan - tindakan, ucapan - ucapandanreaksi - reaksi yang dapatdiamatidalamsituasi yang berbeda - beda.
9. PrinsipSekolahLapangan Proses berlatih berdasarkan agroekosistem dan sistem sosial Pengembangan kemampuan usaha tani produtif, komersial, berwawasan lingunkungan dan berkelanjutan Pengembangan sumber daya petani dan petugas sebagai subjek kegiatan. Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan orang dewasa (andragogy) dan peningkatan kompetensi kerja sasaran. Pelatihan berorientasi pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta bermanfaat bagi sasaran. Pelatihan dilaksanakan berdasarkan kesesuaian materi dan metoda pelatihan.