SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 164
Downloaden Sie, um offline zu lesen
362.11
Ind
s

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
2009
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
c 2008, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI

18 cm x 25 cm
xxii + 143 halaman
ISBN No. 978-979-9254-66-5

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin
penulis dan penerbit

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
362.11

Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik
s
.Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan -- Jakarta
: Departemen Kesehatan RI, 2009
Ind
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat
ALLAH SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
sehingga Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dapat
tersusun dengan baik dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1069/Menkes/SK/XII/2008.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman, Klasifikasi dan
Standar Rumah Sakit Pendidikan ditujukan bagi setiap rumah sakit yang
akan dan telah berfungsi sebagai tempat wahana pembelajaran bagi peserta
pendidikan kedokteran serta menjadi acuan bagi rumah sakit dalam proses
penyelenggaraan pendidikan kedokteran.
Kepada Kontributor, Tim Penyusun dan kepada semua pihak terkait yang
telah turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas buah pikiran,
waktu, dan sumbang saran yang telah diberikan. Semoga segala upaya dan
kerja keras Saudara bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
kedokteran di tanah air.

DEPAR

EM

A

N
TA

T

DirekturEBina Pelayanan Medik Spesialistik,
EN K SEH
RAL
ENDE EDIK
TUR J
M
DIREK LAYANAN
PE
BINA

Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS
NIP. 195208201978071001

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

i
Tim Penyusun

Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS
Dr. Rochman Arif, M.Kes
Dr. Noor Sardono, M.Kes
Drg. Luki Hartanti, MpH
Dr. Ady Iswadi Thomas
Dr. Desriana Elizabeth Ginting
Dr. Indri Yogyaswari

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

iii
Kontributor :

Dr. Mulya A. Hasjmy, SpB. M.Kes
Prof. DR.Dr. Agus Purwadianto, Sp.F, SH, MA
Prof. DR.Dr. Budi Sampurna, Sp.F, SH
DR. Dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOM
Dr. Agung Sutiyoso, SpOT (K), MM. MARS
Prof. DR.Dr. Akmal Taher, SpU (K)
Prof. DR.Dr. Cissy Prawira K, SpA (K)
Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD
DR.Dr. Melianna Zailani, MARS
Prof. Dr. Merdias Almatsier, SpS
DR.Dr. Nanan Sekarwana, Sp.A (K)
Dr. Ratna Rosita, MPHM
Dr. Sumaryono, Sp.PD (K)
Dr. Suryo Purhananto, M.Kes
DR. Dr. Sutoto Cokro, M.Kes
DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, Sp.M (K)
Dr. Tri Hesty, Sp.M
Dr. Untung Suseno, M.Kes
Prof. DR.Dr. Wiguno, Sp.PD (K)
Dr. Luwiharsih, MSc
Drg. Anwarul Amin, MARS
Fresley Hutapea, SH.MH.MARS
Drg. Luki Hartanti, MPH
Dr. Noor Sardono, M.Kes
Dr. Salwa Ahmad, MARS (alm)

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

v
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................i
Tim Penyusun ............................................................................................iii
Kontributor ..................................................................................................v
Daftar Isi ....................................................................................................vii
Sambutan Menteri Kesehatan....................................................................ix
Sambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik .................................xi
Sambutan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI).....................................................................................................xiii
Sambutan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia (AIPKI)………………………………………………......................xv
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasi
dan Standar Rumah Sakit Pendidikan …………………………................xvii
BAB I

BAB II
BAB III
BAB IV

BAB V

BAB VI

Pendahuluan........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Landasan Hukum ................................................................ 2
C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .................................. 4
D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ................................ 5
E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit
Pendidikan ......................................................................... 5
Standar Rumah Sakit Pendidikan……................…….......... 7
Penyelenggaraan dan Pengorganisasian............................ 11
Tata Cara Penetapan Rumah Sakit Pendidikan …….......... 15
A. Persyaratan ........................................................................ 15
B. Prosedur Pengajuan .......................................................... 15
C. Penilaian Kelayakan ........................................................... 16
D. Sertifikasi............................................................................. 18
Standar Rumah Sakit Pendidikan Utama ............................ 19
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan................... 19
B. Standar Manajemen dan Administrasi ….................…….....20
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik …………………........................................23
D. Standar Penunjang Pendidikan...........................................24
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas........................ 25
Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi.......... 29
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ........... ...... 29

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

vii
BAB VII

BAB VIII

BAB IX
BAB X
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
BAB XV
Referensi

viii

B. Standar Manajemen dan Administrasi ................................ 30
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik ………………........................................... 33
D. Standar Penunjang Pendidikan ………………..................... 34
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ….................... 35
Standar Rumah Sakit Pendidikan Satelit …........................ 39
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ................. 39
B. Standar Manajemen dan Administrasi …………................. 40
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk
ProgramPendidikan Klinik……………………….................. 43
D. Standar Penunjang Pendidikan …………………................ 44
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ……............... 45
Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sakit
Pendidikan ............................................................................ 49
A. Rumah Sakit Pendidikan Utama ....................................... 49
B. Rumah Sakit Pendidikan Affiliasi........................................ 79
C. Rumah Sakit Pendidikan Satelit ....................................... 107
Hasil Penilaian dan Status Akreditasi ............................... 139
Pemantauan dan Evaluasi ….............................................. 141
Pembinaan dan Pengawasan ……………........................... 143
Sanksi .................................................................................. 145
Pembiayaan…………………………………..…..................... 146
Ketentuan Peralihan……………………............................... 147
Penutup………...………….................................................... 148
………………........…………………………...........….….......... 149

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
BH
INN
E

K A TUNGGAL

A
IK

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Keberadaan Rumah Sakit Pendidikan mempunyai arti yang sangat
penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik.
Hal ini mengingat misi Rumah Sakit Pendidikan disamping memberikan
pelayanan kesehatan, juga berfungsi sebagai wahana peningkatan
kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Tidak kalah penting juga
bahwa Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta
pengembangan teknologi kedokteran.
Rumah Sakit Pendidikan harus tampil lebih baik, lebih bermutu
karena merupakan etalase mutu pendidikan kedokteran kita. Upaya
peningkatan mutu pendidikan akan berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
Sejalan dengan perkembangannya, Pemerintah telah membuat
beberapa regulasi serta pengaturan tentang pelaksanaan Rumah Sakit
Pendidikan diantaranya Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 544/
Menkes/SKB/X/81; Nomor 0430a/U/1981; Nomor 324 A tentang 14 (empat
belas) Rumah Sakit Pemerintah yang Digunakan Sebagai Tempat
Pendidikan Calon Dokter dan Dokter Spesialis; Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 512/Menkes/PER/2007 pasal 6 ayat 2 bahwa penetapan
rumah sakit, standar rumah sakit pendidikan dan standar rumah sakit atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan
dengan Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan.
Selanjutnya, saya mengharapkan agar buku ini dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sekaligus menyesuaikan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

ix
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

dengan aturan yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan No
1069/Menkes/SK/XI/2008 sebelum disahkannya Undang Undang Rumah
Sakit yang saat ini masih dalam pembahasan di DPR. Kepada tim penyusun
dan para kontributor, saya ucapkan selamat dan penghargaan atas
dedikasinya dalam penyusunan buku Pedoman, Standar dan Klasifikasi
Rumah Sakit Pendidikan.

ME

TE

E
R I K S EH

AN
AT

N

Jakarta, Agustus 2009
Menteri Kesehatan RI

DR.Dr.Siti Fadillah Supari,SpJP (K)

x

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronic : yanmed@ depkes.go.id,seyanmed@depkes.go.id

INDONESIA
SEHAT
2010

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua atas
ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan. Saya menyambut gembira atas upaya menerbitkan buku ini
yang merupakan penyempurnaan dari Standar Rumah Sakit Pendidikan
yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2005.
Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran
dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan
menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang bermutu,
transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Rumah Sakit Pendidikan dalam
penyelenggaraannya berfungsi ganda, yakni disamping berfungsi
memberikan pelayanan medik kepada masyarakat juga berfungsi sebagai
tempat pembelajaran klinik bagi calon dokter/dokter gigi dan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis untuk meningkatkan kompetensi baik dari segi
keilmuan (knowledge), keahlian (skill) dan profesional attitude. Agar tercapai
tujuan tersebut di atas penyelenggaraan rumah sakit pendidikan harus
memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini
merupakan acuan dalam pelaksanaan Standarisasi, Akreditasi serta
Sertifikasi bagi Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan
Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit dimana masing-masing standar
mengacu kepada standar Pendidikan Kedokteran yang ditetapkan oleh
World Federation of Medical Education (WFME), sehingga dalam
penyelenggaraannya sebagai Rumah Sakit Pendidikan diharapkan dapat
mendukung terlaksananya Standar Pendidikan Kedokteran agar
menghasilkan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis
yang berkualitas dan memiliki daya saing serta dapat memberikan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xi
perlindungan hukum bagi pemberi pelayanan, penerima pelayanan, peserta
didik, dan dosen pembimbing klinik.
Saya ucapkan selamat kepada semua pihak yang telah
menyumbangkan gagasan serta pemikiran dalam penyusunan buku ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan kedokteran sekaligus peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di tanah air.
Jakarta,

Juni 2009

T
DEPAR

N
TA

DirekturH Jenderal Bina Pelayanan
EN K E SE A
Medik
EM
RAL
ENDE EDIK
TUR J
M
DIREK LAYANAN
PE
BINA

Farid W. Husain
NIP. 195003091979121001

xii

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
The Indonesian Teaching Hospital Association
(ARSPI)

SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT kami menyambut
gembira diterbitkannya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah
Sakit Pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan
kedokteran tidak dapat dilepaskan dari masa kepaniteraan dan pengalaman
bekerja di Rumah Sakit sehingga keberadaan Rumah Sakit Pendidikan
merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar dalam pendidikan
kedokteran. Era globalisasi menuntut peningkatan mutu dalam berbagai hal
termasuk dalam bidang pendidikan kedokteran. Mengingat Rumah Sakit
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pendidikan kedokteran maka
Rumah Sakit Pendidikan pun dituntut untuk senantiasa meningkatkan
mutunya antara lain melalui pemenuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang
atas nama Pemerintah telah berkenan menetapkan Pedoman dan Standar
Rumah Sakit Pendidikan. Keberadaan buku ini dapat digunakan sebagai
acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran
dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan diterbitkannya buku ini kami berharap seluruh anggota
Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan yang tertera dalam buku pedoman dan standar ini.
Jakarta,

Juli 2009

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia

Dr.dr. Sutoto, M.Kes

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xiii
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA

AIPKI

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA

(INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL EDUCATION INSTITUTION)
SEKRETARIAT : GEDUNG CHS LANTAI II, JL. SALEMBA RAYA 6, JAKARTA PUSAT
TELP : (021) 3100354, FAX : (021) 3907411

SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN
INDONESIA
Rasa syukur kehadirat Allah SWT patutlah dipanjatkan dengan
terbitnya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit
Pendidikan. Bagi institusi pendidikan dokter, Rumah Sakit Pendidikan
merupakan wahana bagi pelaksanaan tridarma pendidikan tinggi serta
pencapaian kompetensi dokter maupun dokter spesialis. Dengan demikian,
Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan kedokteran. Sejak tahun 2006 KKI telah mensahkan standar
pendidikan profesi dan standar pendidikan kompetensi yang harus
dilaksanakan oleh semua institusi pendidikan dokter di Indonesia dalam
menjalankan fungsinya. Dalam standar pendidikan profesi persyaratan
Rumah Sakit Pendidikan merupakan persyaratan mutlak tidak saja dalam
hal keberadaannya, tetapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan,
infrastruktur dan manajemen pengelolaannya sangat berkaitan dengan
kualitas pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, maka jaminan akan
tersedianya wahana pendidikan untuk dokter dan dokter spesialis, serta
pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu kedokteran akan
tercapai.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan yang
berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Terbitnya buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam
penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu
Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan standar pendidikan profesi dokter.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xv
Kami berharap bahwa seluruh institusi pendidikan dokter
mengkordinasikan berbagai ketentuan dalam buku pedoman dan standar ini
dengan pihak Rumah Sakit yang dipergunakan sebagai wahana pendidikan
dokter maupun dokter spesialis.
Jakarta, 31 Juli 2009
Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran Indonesia

Prof. Dr. Irawan Yusuf. Ph.D

xvi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
BH
INN
E

K A TUNGGAL

A
IK

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1069/MENKES/SK/XI/2008
TENTANG
PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan
dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi
Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan
Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program
pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis
memegang peranan penting;
b. bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai
tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter
dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu
menetapkan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah
Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xvii
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4741);
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
9. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah
Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;
1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah
Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;
10.P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
512/MENKES/PER/IV/ 2007 tentang Ijin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
xviii

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

11. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
1575/Menkes/PERXI/ 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/07;
Memperhatikan :

Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan
Nomor 544 Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 324.A Tahun 1981 tentang
Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan
Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang
digunakan untuk Pendidikan Dokter;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

Kesatu

:

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH
SAKIT PENDIDIKAN

Kedua

:

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga

:

Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh
Institusi, Lembaga dan Organisasi Profesi terkait
sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status
akreditasi dalam rangka pembinaan Rumah Sakit
Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

xix
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Keempat

:

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Nopember 2009

ME

TE

H
AN
AT

N

MENTERI KESEHATAN,
E
RI K SE

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K)

xx

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran I
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya
Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama dalam jaringan lahan praktek yang
kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen
Dikti, 2002). Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem
Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus
diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan.
Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan
Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
serta Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,Dokter/Dokter Gigi Spesialis.
Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan
Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi
mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang
diperlukan.
Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di
tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur
sebagai RS Pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran pada
tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan
tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan
calon dokter dan calon dokter spesialis. RS tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

RSU Dr.Pirngadi, Medan
RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta
RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung
RSUP Dr.Kariadi, Semarang
RSUP Dr.Sardjito, Yogjakarta
RSU Dr.Soetomo, Surabaya
RSU Ujung Pandang, Makasar
RSUP Palembang
RSU Gunung Wenang, Manado
RSU Persahabatan, Jakarta

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

1
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

11.
12.
13.
14.

RSU Surakarta, Solo
RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang
RSUP Sanglah, Denpasar
RSUP Dr.M.Jamil, Padang

Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk
satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi
Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah
mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS
Persahabatan.
Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan
Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria
Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005.
Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik
pemerintah maupun swasta, membutuhkan peningkatan jumlah RS
Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
dan Universitas Gajah Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS
yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS
Pendidikan Indonesia (ARSPI), hingga tahun 2009 tercatat hanya ada 39 RS
yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai
RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan
Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang
telah mendapat SK Menteri Kesehatan.
Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen
Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan.
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam
proses pembelajaran klinik bagi peserta didik pendidikan kedokteran
terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun
Standar RS Pendidikan.
B. Landasan Hukum
Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

2

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lembaran Negara Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1045/Menkes/Per/ XI/ 2006
tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen
Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007
tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

3
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
1295/Menkes/Per/XII/2007;

C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan
Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS
Pendidikan (“Teaching Hospital”) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan
untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & Wilkipedia Encyclopedia
mendefinisikan RS Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan
erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik
untuk mahasiswa kedokteran, “internship” dan residen atau peserta
pendidikan spesialis.
Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas
(“University Hospital”). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas
sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan
mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian
klinis.
Di berbagai negara maju saat ini “Academic Health Center” (AHCs) atau
dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat.
Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs
terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau
lebih Rumah Sakit yang ber “Afiliasi”, serta satu atau lebih pendidikan yang
terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan dan kedokteran gigi.
Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi Rumah
Sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS
Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring
Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana
pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka
mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.

4

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih
dari Rumah Sakit non Pendidikan terutama meliputi:
a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran
berbasis bukti.
b. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.
c. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna.
d. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama.
e. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik.
f. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.

D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 yang merupakan salah satu peraturan
pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran salah
satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi
RS Pendidikan, Standar RS Pendidikan dan Standar Rumah Sakit atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Serangkaian seminar, lokakarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh
Departemen Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil
Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh
“stake holder” pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan
Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan yang lebih luas meliputi RS
Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

5
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

yang merupakan Rumah Sakit jejaring pendidikan.
Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring
Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin
meningkatnya jumlah Institusi Pendidikan Kedokteran dan jumlah peserta
didik, serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus maupun ketersediaan
sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran.
E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Tujuan penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai
berikut :
1.
2.

Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan
profesi kedokteran;

3.

6

Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan;

Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran II
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB II
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Standar Rumah Sakit Pendidikan ini disusun mengacu pada standar
pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical
Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar
Pendidikan Profesi Dokter /Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi Spesialis.
1. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan
Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis,
yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang
memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu Institusi
Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan.
Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi
pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku
(attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul
pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama
dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai
dengan standar kompetensi, maka tidak semua Rumah Sakit dapat secara
serta merta menjadi RS Pendidikan. Rumah Sakit yang telah berdiri dan
operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila
akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi
kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran
sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka
dipandang perlu dilakukan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan.
2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan
Peningkatan jumlah peserta didik, pengembangan kapasitas,
keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS
Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran
dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

7
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Konsep dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus
memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh
karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal
satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit
sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki
satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum
dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didiknya.
Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit
Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang
mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya.
Berdasarkan hal tersebut maka disusun Standar RS Pendidikan menjadi
:
1. Standar RS Pendidikan Utama.
2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi).
3. Standar RS Pendidikan Satelit.
Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masingmasing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education
(WFME), sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Standar Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan.
Standar Manajemen dan Administrasi.
Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik.
Standar Penunjang Pendidikan.
Standar perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang
berkualitas.

Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input,
yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap
standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS
Pendidikan, setelah melalui persyaratan Akreditasi Rumah Sakit dari
Departemen Kesehatan RI.
Untuk akreditasi dan reakreditasi, penetapan parameter penilaian
sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan
kedokteran yang disusun bersama oleh para pemangku kepentingan
pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan,

8

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan
Rumah Sakit Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut.
Untuk pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis, Rumah Sakit
yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS
Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran klinik dalam
rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi
dokter/dokter gigi spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran
Spesialis.
Dengan demikian RS Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, dapat
merupakan RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Satelit ataupun RS
Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan
kriteria yang ditetapkan oleh kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan
yang sudah ada.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan
Kedokteran sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi :
a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ;
b. Manajemen dan Administrasi ;
c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ;
d. Penunjang pendidikan ;
e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang
berkualitas

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

9
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran III
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB III
PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Penyelenggaraan.
Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang
menetapkan Standar Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah
difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun
Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan
dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk
pelaksanaan, penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS
Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu
ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI.
B. Pengorganisasian
Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis
dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah
Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan.
1. Tim Pengarah.
Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota
dengan susunan sebagai berikut :
Penanggung Jawab
: Menteri Kesehatan
Ketua I
: Sekretaris Jederal
Ketua II
: Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Sekretaris I
: Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sekretaris II
: Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik
Anggota
: 1. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

11
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2. Konsil Kedokteran Indonesia
3. Ketua ARSPI
4. Ketua AIPKI
5. Ketua MKKI
6. Ketua KKI
Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan :
a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian
dan Pembinaan RS Pendidikan.
b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan RS Pendidikan.
c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan dan pengawasan
RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan.
d. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi
RS Pendidikan.
e. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan.
2. Tim Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan.
Ketua
Sekretaris I
Sekretaris II
Anggota

12

: Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
: Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik
Spesialistik RS Pendidikan
: Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik
: 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik
Spesialistik Non Pendidikan
2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS
3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan
Spesialistik di RS Khusus
4. Kepala Sub Dit Bina Pelapisan Teknologi
Medik Spesialistik
5. Unsur ARSP
6. Unsur AIPKI
7. Unsur MMKI
8. Unsur KKI

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sekretariat

: 1. Kepala Seksi Standarisasi
2. Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi
3. Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik
Spesialistik
4. Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU
Pendidikan

Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan:
a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan
Pelaksanaan Penilaian Rumah Sakit Pendidikan;
b. Menyusun rencana kerja penetapan, pembinaan dan
pengawasan Rumah Sakit Pendidikan;
c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam
pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah
Sakit Pendidikan;
d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah
Sakit Pendidikan;
e. Melaksanakan kajian pengembangan standar Rumah Sakit
Pendidikan;
f.

Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan
pengawasan Rumah Sakit Pendidikan kepada Menteri
Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

13
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran IV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB IV
TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan rumah
sakit yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi
Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik
yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi
berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. Persyaratan
1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin
penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku.
2. Surat penetapan kelas (tipe) Rumah Sakit yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI.
3. Pernyataan kesediaan Pemilik Rumah Sakit untuk menjadikan
Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan
anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk
penyelenggaraan fungsi pendidikan.
4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
5. Naskah Perjanjian Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
7. Profil Rumah Sakit 3 (tiga) tahun terakhir.
B. Prosedur Pengajuan
1. Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit mengajukan S u r a t
Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan,
ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen K e s e h a t a n R I
dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
huruf A.
2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya
Disampaikan kepada :
a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

15
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat
c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
C. Penilaian Kelayakan
1. Pra Visitasi
a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur
Bina Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada
Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk
diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi.
b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan
administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan
surat balasan kepada Rumah Sakit.
c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina
Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik
RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS Pendidikan
(Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan
klasifikasi.
d. Setelah menerima surat balasan Direktur Rumah Sakit
setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian
RS
Pendidikan yang terdiri dari unsur-unsur pemangku
kepentingan Rumah Sakit dan melakukan pengisian Borang
Penilaian RS Pendidikan.
e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah
Sakit dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan.
f. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil
Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah
Sakit.
g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat
berupa ”rekomendasi layak atau belum layak visitasi” dan
rekomendasi tersebut di umpan balikkan kepada Rumah Sakit
bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan Kab/Kota
setempat.
16

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan direkomendasikan ”dipertimbangkan belum layak
”visitasi” maka Rumah Sakit dapat mengajukan permohonan
fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana Akreditasi
RS Pendidikan.
2. Visitasi
a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan direkomendasikan ”layak visitasi” maka kepada
Rumah Sakit dijadualkan waktu kunjungan Tim Visitasi.
b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi melaksanakan
kunjungan ke Rumah Sakit.
c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit
melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta
wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS
Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit, selanjutnya hasil
penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing
Standar dan Parameter.
d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan
Parameter
kemudian direkapitulasi dalam Instrumen
Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir
penilaian.
e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir katagori
penilaian : A, B atau C.
3. Penetapan
a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan
sementara masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan
dan/atau diperbaiki oleh pihak Rumah Sakit, maka pihak
Rumah Sakit wajib menyempurnakan/ memperbaikinya dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan
visitasi.
b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan
mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki
disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak Rumah Sakit dan
dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

17
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Tim Visitasi dan Pihak Rumah Sakit.
c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada
Ketua Tim Pelaksana Akreditasi.
d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan
perbaikan/penyempurnaan dari Rumah Sakit, Tim Visitasi
melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
untuk kemudian dilakukan proses penetapan.
e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan
kelayakan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan berdasarkan
hasil visitasi.
F. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan
kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk
selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS
Pendidikan.
g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik menetapkan Rumah Sakit pemohon sebagai
RS Pendidikan.
D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi)
1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda
tangani oleh Menteri Kesehatan;
b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas
nama Menteri Kesehatan;
c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
2. Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan
selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan
Rumah Sakit.

18

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran V
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB V
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA
RS Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN.
Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara
jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan
perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.
2.

3.

4.
5.

6.

Terdapat visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek
medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan
daya tampung peserta didik.
Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di Rumah
Sakit tersebut.
Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi
minimal 12 pelayanan.
Rumah Sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan
telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS
Pendidikan.
RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan
spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan
kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

19
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI.
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi
RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan,
administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi
kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran.
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan
harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas
dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1.1 Badan
Koordinasi
Pendidikan Kedokteran beranggotakan
unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran.
Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang
berkedudukan di RS.
2.1 Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan

20

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2.4.
2.5.
2.6.

2.7.

Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
sistem
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).
Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan
prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan
dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.

3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke
RS.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap
Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,
pengaturan jadual dan administrasi).
3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai
yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

21
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :
4.1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya
administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak
langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya
disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa.
4.2. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh
koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.3. Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan
Kedokteran.
4.4. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF
dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
5. Evaluasi dan Penjaminan
Administrasi Pendidikan

Mutu Sistem Manajemen dan

Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh

22

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai
dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1. Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama
berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
5.2. Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan
peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik
sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab
bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk
Pembelajaran Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non
medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari
staf medis dan/atau non medis tersebut.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang
ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau
lampirannya.
Kriteria :
1.1. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang
ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan
diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
1.2. Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa
Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

23
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian
kedokteran.
1.3. Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur
RS
Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan
tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS
Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat
dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban baik paruh/purna waktu.
1.4. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi
peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan
kewenangannya.
1.5. Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang
berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada
pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang dilakukan
secara berkala minimal satu tahun sekali.
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi,
komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri.
Kriteria :
2.1. Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga
pendidik.
2.2. Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian di Rumah Sakit dan Badan
Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan
yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.
24

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Kriteria :
1.

Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan
antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran serta realisasinya.

2.

Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran,
ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi
informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual.

3.

Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.

4.

Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.

5.

Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik
memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan,
memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur
dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran:
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran
kilinik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

25
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Kriteria :
1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan)
tersebut dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.
1.3

Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang
terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai
tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau
pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara
staf.
2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga mahasiswa dan
pembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian
kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
Kriteria :
2.1. Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
2.2. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.3. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan

26

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).
2.4. Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu
sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
2.5. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan
dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
·
Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku
panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara
merata oleh staf administrasi pendidikan.
·
Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program
pendidikan kedokteran.
Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan panduan.
2.6. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik,
yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi
sistem supervisi peserta didik.

.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan
memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan efisien sehingga
dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
Kriteria :
3.1. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan
masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF.
3.3. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk
pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

27
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3.4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik,
peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf
medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan
pendidikan dan bimbingan peserta didik.
·
Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal
(cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen
penelitian yang telah dilakukan.
·
Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan
terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data
bagi penelitian.
Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat
jalan oleh tiap bagian/subbagian.

.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran
terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersamasama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses
evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Kriteria :
4.1. RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan klinik
secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi
pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
·
Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya
jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah
dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.
·
Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan
setiap enam bulan sekali.
Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan klinik setiap
semester/modul pendidikan

.

4.2. Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran
yang mempunyai kompetensi sebagai penilai
secara
komprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif.
Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh
Bagian/Departemen/SMF.

28

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran VI
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB VI
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI
(EKSILENSI)
RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit Khusus atau
Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan
pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk
memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka mencapai
kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS
Pendidikan Afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas
proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen Rumah Sakit
perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan)
dan sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.1. Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara
tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi
kedokteran.
1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS
Pendidikan dengan Kepala Bagian yang terkait dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal,
sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana,
manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik.
1.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran.
1.4. Rumah Sakit mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang
pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan
bidang ilmu terkait.
1.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan
Afiliasi/Eksilensi.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

29
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1.6 Mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat
unggulan atau kekhususan.
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi
RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi,
pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan
harus mempunyai badan koordinasi pendidikan yang terdiri atas unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas
dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur
RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan
ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang
berkedudukan di RS.
1.2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan

30

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
sistem
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).
2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan
prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan
dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

31
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

pengaturan jadual dan administrasi).
3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai
yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
4.Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :
4.1

4.2

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh
koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

4.3

Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran.

4.4

32

Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung,
seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis
pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta
biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan
biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa.

Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF
dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan
Administrasi Pendidikan.
Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai
dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
5.2

Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan
peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran
Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung
jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring
Untuk Pembelajaran Klinik.
Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis yang
diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang
kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf
medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan
kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang
ditetapkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang
akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
1.2 Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan
Direktur RS Pendidikan dan mendapat persetujuan dari Institusi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

33
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan
jabatan akademiknya.
1.3 Terdapat SK pengangkatan/penugasan staf medik fungsional yang
ditetapkan Direktur RS Pendidikan yang melaksanakan tugas
kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak
paruh/purna waktu.
1.4 Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai
tugas, tanggung jawab serta kewenangannya.
1.5 Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang
menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria
yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan
proses pengembangan diri.
Kriteria :
2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga
pendidik.
2.2 Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS dan Badan Koordinasi
Pendidikan/ Sekretariat Bersama.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan
yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
1.

34

Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas
fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta
realisasinya.
2.

Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan
audiovisual.

3.

Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.

4.

Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.

5.

Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS.
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik
memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan,
memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur
dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian RS (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam
pendidikan.
Kriteria :
1.1

RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

35
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
1.2

Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan)
dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran terkait.

1.3

Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang
terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan.
Umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data
wawancara staf.

2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran,
sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian
pembelajarannya.
Kriteria :
2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
2.2
2.3

36

Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2.4

Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu
sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

2.5

Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan
dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
·
Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku
panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara
merata oleh staf administrasi pendidikan.
·
Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program
pendidikan kedokteran.
Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian
kegiatan pembelajaran dengan panduan.
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik,
yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi
sistem supervisi peserta didik.

.
2.6

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan
dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :
3.1

Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan
masing-masing Bagian/Departemen/SMF.

3.2

Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.

3.3

Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian,
termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/
pelatihan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

37
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3.4

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik,
peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang
dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam
pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik.
·
Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal
(cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen
penelitian yang telah dilakukan.
·
Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan
terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan
data bagi penelitian.
·
Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat
jalan oleh tiap bagian/subbagian.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik
secara bersama-sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan
dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Kriteria:
4.1

4.2

38

Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya
jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan
di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat
evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali,
termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi klinik.
Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian,
mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan
Kedokteran dan Kolegium terkait.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lampiran VII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
Tanggal : 18 November 2008

BAB VII
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT
RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul
pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar
Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran
dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus
dinyatakan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan
sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.

RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan Rumah Sakit yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran,
termasuk penelitian dan pelayanan.

2.

Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis
antara RS Pendidikan Satelit, Institusi Pendidikan Kedokteran dan
RS Pendidikan utama terkait yang masih berlaku dalam kurun
waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia
(SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan
dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak
RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan
pihak RS Pendidikan Utama.

3.

Kesepakatan bersama harus bersifat saling mengikat dalam hal
seluruh proses pendidikan profesi Dokter/Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dalam bidang tertentu.

4.

RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan.

5.

RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK
penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Satelit.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

39
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

6.

RS Satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit
dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan
penunjang lainnya .

7.

Terikat kerjasama pembinaan dengan RS Pendidikan Utama.

B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi
RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi,
pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.
1. Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus
mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas
dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1.1 Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah
Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan
diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di
Rumah Sakit.
1.2 SK bersama Direktur RS Pendidikan Satelit , RS Pendidikan Utama
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian
tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas Kepala
Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria:
2.1 Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan
RS Pendidikan yang bersangkutan.

40

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2.2

Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal
1: 5.
2.3 Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan,
penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya
termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat
(staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
2.4 Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur
medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
2.6 Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah
di sosialisasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik.
2.7 Kebijakan/ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan
tugas sehari- hari.
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1 Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, tujuan Bagian/Departemen/SMF yang dituju, daftar nama
dan jumlah peserta didik yang akan masuk.
3.2 Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan)
dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3 Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang
bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

41
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan
tahunan progress report pendidikan.
3.4 Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang
tepat waktu.
3.5 Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6 Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah
peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan
kedokteran RS Pendidikan kepada Direktur RS, Kepala Bagian
terkait, dan Dekan fakultas kedokteran.
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :
4.1

Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran yangmeliputi biaya pendidikan langsung,
seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis
pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan
biaya tidak langsung seperti biaya pemeliharaan sarana dan
prasarana.

4.2

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran
yang disusun setahun sekali oleh
Bagian/Departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

4.3

Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, Kepala Bagian,
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai
pendanaan pendidikan kedokteran.

4.4 Terdapat laporan tahunan anggaran biaya pendidikan kedokteran
yang disahkan oleh Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

42

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan
Administrasi Pendidikan
Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai
dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
5.1 Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik.
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK.
Penyiapan tenaga pendidik dan pelatih program pembelajaran klinik
sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab
bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidik dan Monitoring untuk
Pembelajaran Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis
yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan
kategori,tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf
medis dan atau non medis.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan
staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang ditempatkan di RS Pendidikan
Satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
1.1

Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang
ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan
diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.

1.2

Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

43
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Direktur RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan
Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan
akademiknya.
1.3

Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan staf medik fungsional
yang ditetapkan Direktur RS bagi yang melaksanakan tugas
kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak
paruh/purna waktu.

1.4

Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS
sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung
jawab serta kewenangannya.

1.5

Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang
menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria
yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.

2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin
dan proses pengembangan diri.
Kriteria:
2.1

Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga
pendidik.

2.2

Pembuatan data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan oleh
bagian Pendidikan dan Pelatihan RS Pendidikan.

D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan
yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
1.

44

Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas
fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta
realisasinya.
2.

Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan
audiovisual.

3.

Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta
didik.

4.

Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.

5.

Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik
memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan,
memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur
dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian Rumah Sakit (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran:
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam
pendidikan.
Kriteria :
1.1

Rumah Sakit harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas
staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

45
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1.2

Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS
Pendidikan bersama-sama dengan
Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait.

1.3

Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang
terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan.
Umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data
wawancara staf.

2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran,
sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian
pembelajarannya.
Kriteria :
2.1

Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.

2.2 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.3

Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).

2.4

Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu
sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

2.5 Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan
dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
46

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

·n g a r s i p a n , p e n g g a n d a a n , d a n p e n d i s t r i b u s i a n
Pe
buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran
secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
·
Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program
pendidikan kedokteran.
Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian
kegiatan pembelajaran dengan panduan.

.

2.6 Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan
memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga
mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :
3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator masing-masing
Bagian/Departemen/SMF
3.2

Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.

3.3 Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk
pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.
3.4

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik,
peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf
medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan
pendidikan dan bimbingan peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

47
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009
Standar RS Pendidikan Depkes 2009

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...Erlina Wati
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanAmirullah Latarissa
 
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxLAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxtaufikrohman33
 
Sk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpSk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpistirizky1
 
Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medikkhusnuleza
 
Format evaluasi awal dan catatan implementasi mpp 2019
Format evaluasi awal  dan catatan implementasi mpp 2019Format evaluasi awal  dan catatan implementasi mpp 2019
Format evaluasi awal dan catatan implementasi mpp 2019nurilisza
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutudr.Ade Adra
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehataniyandri tiluk wahyono
 
COMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptx
COMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptxCOMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptx
COMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptxLidyaEkawati1
 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)delsyayounartin
 
Formulir general consent
Formulir general consentFormulir general consent
Formulir general consentCut Fathani
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangantitisdwina
 
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitPeran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitSonny Irawan
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxIinUnique
 
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitProgram kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitYain Panggalo
 

Was ist angesagt? (20)

icdx
 icdx icdx
icdx
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
 
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxLAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
 
Sk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpSk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkp
 
PPT rumah sakit
PPT rumah sakitPPT rumah sakit
PPT rumah sakit
 
Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medik
 
Format evaluasi awal dan catatan implementasi mpp 2019
Format evaluasi awal  dan catatan implementasi mpp 2019Format evaluasi awal  dan catatan implementasi mpp 2019
Format evaluasi awal dan catatan implementasi mpp 2019
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
 
Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 
COMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptx
COMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptxCOMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptx
COMPANY PROFILE KLINIK RIDDA (ppt).pptx
 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
 
Formulir general consent
Formulir general consentFormulir general consent
Formulir general consent
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
 
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitPeran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
 
Etik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain managementEtik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain management
 
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitProgram kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
 

Andere mochten auch

Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolrsd kol abundjani
 
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...dr. Sri Yulianti
 
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas bHerii Junior
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur
 
Komite akreditasi rumah sakit
Komite akreditasi rumah sakitKomite akreditasi rumah sakit
Komite akreditasi rumah sakitmochammad rasyiid
 
Kebijakan umum ina drg
Kebijakan umum ina drgKebijakan umum ina drg
Kebijakan umum ina drgReans82
 
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02dhoan Evridho
 
031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002Nick Nick
 
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakitbjahboi
 
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosariPersiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosariSinggih Pudjirahardjo
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Iskandar Taran
 
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah SakitPendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah SakitMelissa Soraya
 

Andere mochten auch (20)

Sk pembentukan kpprs
Sk pembentukan kpprsSk pembentukan kpprs
Sk pembentukan kpprs
 
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kolLaporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
Laporan kegiatan panitia akreditasi rsd kol
 
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
 
Sk sop
Sk sopSk sop
Sk sop
 
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
6. pedoman teknis sarpras rs kelas b
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
 
Ucnunukan
UcnunukanUcnunukan
Ucnunukan
 
Komite akreditasi rumah sakit
Komite akreditasi rumah sakitKomite akreditasi rumah sakit
Komite akreditasi rumah sakit
 
Kebijakan umum ina drg
Kebijakan umum ina drgKebijakan umum ina drg
Kebijakan umum ina drg
 
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
 
031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002
 
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
152111645 kepmenkes-856-2009-ttg-standar-igd-rumah-sakit
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
HBL & MSBL RSU Kartini Mojosari
HBL & MSBL  RSU Kartini MojosariHBL & MSBL  RSU Kartini Mojosari
HBL & MSBL RSU Kartini Mojosari
 
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosariPersiapan akreditasi rsu kartini mojosari
Persiapan akreditasi rsu kartini mojosari
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
 
Tata cara survey
Tata cara surveyTata cara survey
Tata cara survey
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
 
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah SakitPendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 

Ähnlich wie Standar RS Pendidikan Depkes 2009

PERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdf
PERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdfPERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdf
PERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdfssuser2ce16a
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiSainal Edi Kamal
 
Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018asih gahayu
 
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docxFIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docxAhmadJazuli36
 
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdfBuku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdfratihmega3
 
PEDOMAN LAM KPRS 2022.docx
PEDOMAN LAM KPRS 2022.docxPEDOMAN LAM KPRS 2022.docx
PEDOMAN LAM KPRS 2022.docxwiwi411689
 
Buku Acuan Peserta komponen maternal.pdf
Buku Acuan Peserta komponen maternal.pdfBuku Acuan Peserta komponen maternal.pdf
Buku Acuan Peserta komponen maternal.pdfssusera869631
 
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfMODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfmaulianaamirudin
 
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...Eva Va
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxSangidYahya3
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxSangidYahya3
 
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamProfil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamHilmanda Orienski
 
Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014asih gahayu
 
Sosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptx
Sosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptxSosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptx
Sosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptxWawanWahyudi7
 

Ähnlich wie Standar RS Pendidikan Depkes 2009 (20)

Pedoman rs pt
Pedoman rs ptPedoman rs pt
Pedoman rs pt
 
PERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdf
PERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdfPERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdf
PERAN_DIREKTUR_DAN_KETU_TIM_DALAM_PERSIA.pdf
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium Farmasi
 
Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018
 
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docxFIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104
 
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdfBuku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdf
 
PEDOMAN LAM KPRS 2022.docx
PEDOMAN LAM KPRS 2022.docxPEDOMAN LAM KPRS 2022.docx
PEDOMAN LAM KPRS 2022.docx
 
Skdi new
Skdi newSkdi new
Skdi new
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Buku Acuan Peserta komponen maternal.pdf
Buku Acuan Peserta komponen maternal.pdfBuku Acuan Peserta komponen maternal.pdf
Buku Acuan Peserta komponen maternal.pdf
 
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfMODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
 
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamProfil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
 
Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014
 
Sosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptx
Sosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptxSosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptx
Sosialisasi Permenkes 31 thn 2022 (Raker Komkordik) .pptx
 

Mehr von Suprijanto Rijadi

UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)Suprijanto Rijadi
 
Uu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan Jiwa
Uu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan JiwaUu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan Jiwa
Uu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan JiwaSuprijanto Rijadi
 
Uu 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
Uu 36 tahun 2014 ttg Tenaga KesehatanUu 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
Uu 36 tahun 2014 ttg Tenaga KesehatanSuprijanto Rijadi
 
Uu nomor 38 tahun 2014 ttg Keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 ttg KeperawatanUu nomor 38 tahun 2014 ttg Keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 ttg KeperawatanSuprijanto Rijadi
 
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Suprijanto Rijadi
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014
Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014
Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014Suprijanto Rijadi
 
Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014
Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014
Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014Suprijanto Rijadi
 
Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014
Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014
Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014Suprijanto Rijadi
 
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Suprijanto Rijadi
 
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?Suprijanto Rijadi
 
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...Suprijanto Rijadi
 
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten WonosoboDraft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten WonosoboSuprijanto Rijadi
 
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya Kesehatan
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya KesehatanMembangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya Kesehatan
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya KesehatanSuprijanto Rijadi
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumSuprijanto Rijadi
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalSuprijanto Rijadi
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumSuprijanto Rijadi
 
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)Suprijanto Rijadi
 
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerahUU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerahSuprijanto Rijadi
 
Undang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah Terbaru
Undang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah TerbaruUndang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah Terbaru
Undang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah TerbaruSuprijanto Rijadi
 

Mehr von Suprijanto Rijadi (20)

UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
 
Uu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan Jiwa
Uu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan JiwaUu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan Jiwa
Uu nomor 18 tahun 2014 Kesehatan Jiwa
 
Uu 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
Uu 36 tahun 2014 ttg Tenaga KesehatanUu 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
Uu 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
 
Uu nomor 38 tahun 2014 ttg Keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 ttg KeperawatanUu nomor 38 tahun 2014 ttg Keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 ttg Keperawatan
 
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014
Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014
Naskan Penjelasan UU Tenaga Kesehatan Draft Final Sept 2014
 
Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014
Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014
Draft Final UU Tenaga Kesehatan Sept 2014
 
Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014
Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014
Naskah Penjelasan UU Keperawatan Final September 2014
 
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
 
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?
 
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...
 
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten WonosoboDraft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
 
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya Kesehatan
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya KesehatanMembangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya Kesehatan
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya Kesehatan
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
 
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
 
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerahUU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
 
Undang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah Terbaru
Undang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah TerbaruUndang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah Terbaru
Undang Undang Dasar 1045 Dalam Satu Naskah Terbaru
 

Kürzlich hochgeladen

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

Standar RS Pendidikan Depkes 2009

  • 2. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan c 2008, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI 18 cm x 25 cm xxii + 143 halaman ISBN No. 978-979-9254-66-5 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin penulis dan penerbit Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 362.11 Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik s .Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan -- Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2009 Ind
  • 3. KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dapat tersusun dengan baik dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1069/Menkes/SK/XII/2008. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ditujukan bagi setiap rumah sakit yang akan dan telah berfungsi sebagai tempat wahana pembelajaran bagi peserta pendidikan kedokteran serta menjadi acuan bagi rumah sakit dalam proses penyelenggaraan pendidikan kedokteran. Kepada Kontributor, Tim Penyusun dan kepada semua pihak terkait yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas buah pikiran, waktu, dan sumbang saran yang telah diberikan. Semoga segala upaya dan kerja keras Saudara bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kedokteran di tanah air. DEPAR EM A N TA T DirekturEBina Pelayanan Medik Spesialistik, EN K SEH RAL ENDE EDIK TUR J M DIREK LAYANAN PE BINA Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS NIP. 195208201978071001 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan i
  • 4. Tim Penyusun Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS Dr. Rochman Arif, M.Kes Dr. Noor Sardono, M.Kes Drg. Luki Hartanti, MpH Dr. Ady Iswadi Thomas Dr. Desriana Elizabeth Ginting Dr. Indri Yogyaswari Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan iii
  • 5. Kontributor : Dr. Mulya A. Hasjmy, SpB. M.Kes Prof. DR.Dr. Agus Purwadianto, Sp.F, SH, MA Prof. DR.Dr. Budi Sampurna, Sp.F, SH DR. Dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOM Dr. Agung Sutiyoso, SpOT (K), MM. MARS Prof. DR.Dr. Akmal Taher, SpU (K) Prof. DR.Dr. Cissy Prawira K, SpA (K) Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD DR.Dr. Melianna Zailani, MARS Prof. Dr. Merdias Almatsier, SpS DR.Dr. Nanan Sekarwana, Sp.A (K) Dr. Ratna Rosita, MPHM Dr. Sumaryono, Sp.PD (K) Dr. Suryo Purhananto, M.Kes DR. Dr. Sutoto Cokro, M.Kes DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, Sp.M (K) Dr. Tri Hesty, Sp.M Dr. Untung Suseno, M.Kes Prof. DR.Dr. Wiguno, Sp.PD (K) Dr. Luwiharsih, MSc Drg. Anwarul Amin, MARS Fresley Hutapea, SH.MH.MARS Drg. Luki Hartanti, MPH Dr. Noor Sardono, M.Kes Dr. Salwa Ahmad, MARS (alm) Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan v
  • 6. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ............................................................................................i Tim Penyusun ............................................................................................iii Kontributor ..................................................................................................v Daftar Isi ....................................................................................................vii Sambutan Menteri Kesehatan....................................................................ix Sambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik .................................xi Sambutan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI).....................................................................................................xiii Sambutan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI)………………………………………………......................xv Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan …………………………................xvii BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Pendahuluan........................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Landasan Hukum ................................................................ 2 C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .................................. 4 D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ................................ 5 E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan ......................................................................... 5 Standar Rumah Sakit Pendidikan……................…….......... 7 Penyelenggaraan dan Pengorganisasian............................ 11 Tata Cara Penetapan Rumah Sakit Pendidikan …….......... 15 A. Persyaratan ........................................................................ 15 B. Prosedur Pengajuan .......................................................... 15 C. Penilaian Kelayakan ........................................................... 16 D. Sertifikasi............................................................................. 18 Standar Rumah Sakit Pendidikan Utama ............................ 19 A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan................... 19 B. Standar Manajemen dan Administrasi ….................…….....20 C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan Klinik …………………........................................23 D. Standar Penunjang Pendidikan...........................................24 E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas........................ 25 Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi.......... 29 A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ........... ...... 29 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan vii
  • 7. BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI BAB XII BAB XIII BAB XIV BAB XV Referensi viii B. Standar Manajemen dan Administrasi ................................ 30 C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan Klinik ………………........................................... 33 D. Standar Penunjang Pendidikan ………………..................... 34 E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ….................... 35 Standar Rumah Sakit Pendidikan Satelit …........................ 39 A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ................. 39 B. Standar Manajemen dan Administrasi …………................. 40 C. Standar Sumber Daya Manusia untuk ProgramPendidikan Klinik……………………….................. 43 D. Standar Penunjang Pendidikan …………………................ 44 E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ……............... 45 Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sakit Pendidikan ............................................................................ 49 A. Rumah Sakit Pendidikan Utama ....................................... 49 B. Rumah Sakit Pendidikan Affiliasi........................................ 79 C. Rumah Sakit Pendidikan Satelit ....................................... 107 Hasil Penilaian dan Status Akreditasi ............................... 139 Pemantauan dan Evaluasi ….............................................. 141 Pembinaan dan Pengawasan ……………........................... 143 Sanksi .................................................................................. 145 Pembiayaan…………………………………..…..................... 146 Ketentuan Peralihan……………………............................... 147 Penutup………...………….................................................... 148 ………………........…………………………...........….….......... 149 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 8. BH INN E K A TUNGGAL A IK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Keberadaan Rumah Sakit Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik. Hal ini mengingat misi Rumah Sakit Pendidikan disamping memberikan pelayanan kesehatan, juga berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Tidak kalah penting juga bahwa Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan teknologi kedokteran. Rumah Sakit Pendidikan harus tampil lebih baik, lebih bermutu karena merupakan etalase mutu pendidikan kedokteran kita. Upaya peningkatan mutu pendidikan akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan perkembangannya, Pemerintah telah membuat beberapa regulasi serta pengaturan tentang pelaksanaan Rumah Sakit Pendidikan diantaranya Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 544/ Menkes/SKB/X/81; Nomor 0430a/U/1981; Nomor 324 A tentang 14 (empat belas) Rumah Sakit Pemerintah yang Digunakan Sebagai Tempat Pendidikan Calon Dokter dan Dokter Spesialis; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/PER/2007 pasal 6 ayat 2 bahwa penetapan rumah sakit, standar rumah sakit pendidikan dan standar rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan dengan Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan. Selanjutnya, saya mengharapkan agar buku ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sekaligus menyesuaikan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ix
  • 9. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA dengan aturan yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan No 1069/Menkes/SK/XI/2008 sebelum disahkannya Undang Undang Rumah Sakit yang saat ini masih dalam pembahasan di DPR. Kepada tim penyusun dan para kontributor, saya ucapkan selamat dan penghargaan atas dedikasinya dalam penyusunan buku Pedoman, Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan. ME TE E R I K S EH AN AT N Jakarta, Agustus 2009 Menteri Kesehatan RI DR.Dr.Siti Fadillah Supari,SpJP (K) x Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 10. DEPARTEMEN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950 Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872 Surat Elektronic : yanmed@ depkes.go.id,seyanmed@depkes.go.id INDONESIA SEHAT 2010 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua atas ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Saya menyambut gembira atas upaya menerbitkan buku ini yang merupakan penyempurnaan dari Standar Rumah Sakit Pendidikan yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2005. Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang bermutu, transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Rumah Sakit Pendidikan dalam penyelenggaraannya berfungsi ganda, yakni disamping berfungsi memberikan pelayanan medik kepada masyarakat juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran klinik bagi calon dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis untuk meningkatkan kompetensi baik dari segi keilmuan (knowledge), keahlian (skill) dan profesional attitude. Agar tercapai tujuan tersebut di atas penyelenggaraan rumah sakit pendidikan harus memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini merupakan acuan dalam pelaksanaan Standarisasi, Akreditasi serta Sertifikasi bagi Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit dimana masing-masing standar mengacu kepada standar Pendidikan Kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME), sehingga dalam penyelenggaraannya sebagai Rumah Sakit Pendidikan diharapkan dapat mendukung terlaksananya Standar Pendidikan Kedokteran agar menghasilkan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang berkualitas dan memiliki daya saing serta dapat memberikan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xi
  • 11. perlindungan hukum bagi pemberi pelayanan, penerima pelayanan, peserta didik, dan dosen pembimbing klinik. Saya ucapkan selamat kepada semua pihak yang telah menyumbangkan gagasan serta pemikiran dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka penyelenggaraan pendidikan kedokteran sekaligus peningkatan mutu pelayanan kesehatan di tanah air. Jakarta, Juni 2009 T DEPAR N TA DirekturH Jenderal Bina Pelayanan EN K E SE A Medik EM RAL ENDE EDIK TUR J M DIREK LAYANAN PE BINA Farid W. Husain NIP. 195003091979121001 xii Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 12. ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA The Indonesian Teaching Hospital Association (ARSPI) SAMBUTAN KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT kami menyambut gembira diterbitkannya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan kedokteran tidak dapat dilepaskan dari masa kepaniteraan dan pengalaman bekerja di Rumah Sakit sehingga keberadaan Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar dalam pendidikan kedokteran. Era globalisasi menuntut peningkatan mutu dalam berbagai hal termasuk dalam bidang pendidikan kedokteran. Mengingat Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian integral dalam pendidikan kedokteran maka Rumah Sakit Pendidikan pun dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutunya antara lain melalui pemenuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang atas nama Pemerintah telah berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Keberadaan buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan diterbitkannya buku ini kami berharap seluruh anggota Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam buku pedoman dan standar ini. Jakarta, Juli 2009 Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia Dr.dr. Sutoto, M.Kes Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xiii
  • 13. ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA AIPKI ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL EDUCATION INSTITUTION) SEKRETARIAT : GEDUNG CHS LANTAI II, JL. SALEMBA RAYA 6, JAKARTA PUSAT TELP : (021) 3100354, FAX : (021) 3907411 SAMBUTAN KETUA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA Rasa syukur kehadirat Allah SWT patutlah dipanjatkan dengan terbitnya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. Bagi institusi pendidikan dokter, Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana bagi pelaksanaan tridarma pendidikan tinggi serta pencapaian kompetensi dokter maupun dokter spesialis. Dengan demikian, Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan kedokteran. Sejak tahun 2006 KKI telah mensahkan standar pendidikan profesi dan standar pendidikan kompetensi yang harus dilaksanakan oleh semua institusi pendidikan dokter di Indonesia dalam menjalankan fungsinya. Dalam standar pendidikan profesi persyaratan Rumah Sakit Pendidikan merupakan persyaratan mutlak tidak saja dalam hal keberadaannya, tetapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan, infrastruktur dan manajemen pengelolaannya sangat berkaitan dengan kualitas pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, maka jaminan akan tersedianya wahana pendidikan untuk dokter dan dokter spesialis, serta pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu kedokteran akan tercapai. Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan yang berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Terbitnya buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xv
  • 14. Kami berharap bahwa seluruh institusi pendidikan dokter mengkordinasikan berbagai ketentuan dalam buku pedoman dan standar ini dengan pihak Rumah Sakit yang dipergunakan sebagai wahana pendidikan dokter maupun dokter spesialis. Jakarta, 31 Juli 2009 Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia Prof. Dr. Irawan Yusuf. Ph.D xvi Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 15. BH INN E K A TUNGGAL A IK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1069/MENKES/SK/XI/2008 TENTANG PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memegang peranan penting; b. bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu menetapkan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xvii
  • 16. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 10.P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 512/MENKES/PER/IV/ 2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran; xviii Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 17. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 11. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 1575/Menkes/PERXI/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/07; Memperhatikan : Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 544 Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 324.A Tahun 1981 tentang Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang digunakan untuk Pendidikan Dokter; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Kedua : Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Ketiga : Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh Institusi, Lembaga dan Organisasi Profesi terkait sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status akreditasi dalam rangka pembinaan Rumah Sakit Pendidikan. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xix
  • 18. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 18 Nopember 2009 ME TE H AN AT N MENTERI KESEHATAN, E RI K SE Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K) xx Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 19. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama dalam jaringan lahan praktek yang kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen Dikti, 2002). Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan. Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis serta Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,Dokter/Dokter Gigi Spesialis. Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang diperlukan. Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur sebagai RS Pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran pada tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon dokter spesialis. RS tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. RSU Dr.Pirngadi, Medan RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung RSUP Dr.Kariadi, Semarang RSUP Dr.Sardjito, Yogjakarta RSU Dr.Soetomo, Surabaya RSU Ujung Pandang, Makasar RSUP Palembang RSU Gunung Wenang, Manado RSU Persahabatan, Jakarta Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 1
  • 20. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 11. 12. 13. 14. RSU Surakarta, Solo RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang RSUP Sanglah, Denpasar RSUP Dr.M.Jamil, Padang Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan. Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005. Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik pemerintah maupun swasta, membutuhkan peningkatan jumlah RS Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Universitas Gajah Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSPI), hingga tahun 2009 tercatat hanya ada 39 RS yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan. Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan. Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam proses pembelajaran klinik bagi peserta didik pendidikan kedokteran terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun Standar RS Pendidikan. B. Landasan Hukum Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan 2 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 21. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 3
  • 22. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1295/Menkes/Per/XII/2007; C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS Pendidikan (“Teaching Hospital”) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & Wilkipedia Encyclopedia mendefinisikan RS Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik untuk mahasiswa kedokteran, “internship” dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (“University Hospital”). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis. Di berbagai negara maju saat ini “Academic Health Center” (AHCs) atau dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat. Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau lebih Rumah Sakit yang ber “Afiliasi”, serta satu atau lebih pendidikan yang terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan dan kedokteran gigi. Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi Rumah Sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. 4 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 23. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari Rumah Sakit non Pendidikan terutama meliputi: a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti. b. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru. c. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna. d. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama. e. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik. f. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam. D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 yang merupakan salah satu peraturan pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran salah satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi RS Pendidikan, Standar RS Pendidikan dan Standar Rumah Sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Serangkaian seminar, lokakarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh Departemen Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh “stake holder” pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan yang lebih luas meliputi RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 5
  • 24. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA yang merupakan Rumah Sakit jejaring pendidikan. Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin meningkatnya jumlah Institusi Pendidikan Kedokteran dan jumlah peserta didik, serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus maupun ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran. E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan Tujuan penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut : 1. 2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran; 3. 6 Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan; Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 25. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran II Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB II STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Standar Rumah Sakit Pendidikan ini disusun mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter /Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi Spesialis. 1. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan. Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai dengan standar kompetensi, maka tidak semua Rumah Sakit dapat secara serta merta menjadi RS Pendidikan. Rumah Sakit yang telah berdiri dan operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar Rumah Sakit Pendidikan. Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka dipandang perlu dilakukan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. 2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan Peningkatan jumlah peserta didik, pengembangan kapasitas, keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 7
  • 26. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Konsep dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didiknya. Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya. Berdasarkan hal tersebut maka disusun Standar RS Pendidikan menjadi : 1. Standar RS Pendidikan Utama. 2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi). 3. Standar RS Pendidikan Satelit. Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masingmasing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education (WFME), sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Standar Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan. Standar Manajemen dan Administrasi. Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik. Standar Penunjang Pendidikan. Standar perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang berkualitas. Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input, yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS Pendidikan, setelah melalui persyaratan Akreditasi Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan RI. Untuk akreditasi dan reakreditasi, penetapan parameter penilaian sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan kedokteran yang disusun bersama oleh para pemangku kepentingan pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan, 8 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 27. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan Rumah Sakit Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut. Untuk pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis, Rumah Sakit yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran klinik dalam rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Spesialis. Dengan demikian RS Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, dapat merupakan RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Satelit ataupun RS Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan yang sudah ada. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi : a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ; b. Manajemen dan Administrasi ; c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ; d. Penunjang pendidikan ; e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 9
  • 28. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB III PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN A. Penyelenggaraan. Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang menetapkan Standar Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk pelaksanaan, penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI. B. Pengorganisasian Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 1. Tim Pengarah. Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota dengan susunan sebagai berikut : Penanggung Jawab : Menteri Kesehatan Ketua I : Sekretaris Jederal Ketua II : Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Sekretaris I : Kepala Biro Hukum dan Organisasi Sekretaris II : Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik Anggota : 1. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 11
  • 29. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Konsil Kedokteran Indonesia 3. Ketua ARSPI 4. Ketua AIPKI 5. Ketua MKKI 6. Ketua KKI Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan : a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian dan Pembinaan RS Pendidikan. b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RS Pendidikan. c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan. d. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi RS Pendidikan. e. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 2. Tim Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan. Ketua Sekretaris I Sekretaris II Anggota 12 : Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik RS Pendidikan : Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik : 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik Non Pendidikan 2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS 3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Spesialistik di RS Khusus 4. Kepala Sub Dit Bina Pelapisan Teknologi Medik Spesialistik 5. Unsur ARSP 6. Unsur AIPKI 7. Unsur MMKI 8. Unsur KKI Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 30. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Sekretariat : 1. Kepala Seksi Standarisasi 2. Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi 3. Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik Spesialistik 4. Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU Pendidikan Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan: a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan Pelaksanaan Penilaian Rumah Sakit Pendidikan; b. Menyusun rencana kerja penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan; c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan; d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan; e. Melaksanakan kajian pengembangan standar Rumah Sakit Pendidikan; f. Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 13
  • 31. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran IV Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB IV TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan rumah sakit yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. Persyaratan 1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku. 2. Surat penetapan kelas (tipe) Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. 3. Pernyataan kesediaan Pemilik Rumah Sakit untuk menjadikan Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan. 4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat. 5. Naskah Perjanjian Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan dengan Institusi Pendidikan Kedokteran. 6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit. 7. Profil Rumah Sakit 3 (tiga) tahun terakhir. B. Prosedur Pengajuan 1. Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit mengajukan S u r a t Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen K e s e h a t a n R I dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf A. 2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya Disampaikan kepada : a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 15
  • 32. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat C. Penilaian Kelayakan 1. Pra Visitasi a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi. b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan surat balasan kepada Rumah Sakit. c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS Pendidikan (Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan klasifikasi. d. Setelah menerima surat balasan Direktur Rumah Sakit setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang terdiri dari unsur-unsur pemangku kepentingan Rumah Sakit dan melakukan pengisian Borang Penilaian RS Pendidikan. e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. f. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit. g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat berupa ”rekomendasi layak atau belum layak visitasi” dan rekomendasi tersebut di umpan balikkan kepada Rumah Sakit bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat. 16 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 33. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan ”dipertimbangkan belum layak ”visitasi” maka Rumah Sakit dapat mengajukan permohonan fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan. 2. Visitasi a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan ”layak visitasi” maka kepada Rumah Sakit dijadualkan waktu kunjungan Tim Visitasi. b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit. c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit, selanjutnya hasil penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing Standar dan Parameter. d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir penilaian. e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir katagori penilaian : A, B atau C. 3. Penetapan a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan sementara masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak Rumah Sakit, maka pihak Rumah Sakit wajib menyempurnakan/ memperbaikinya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan visitasi. b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak Rumah Sakit dan dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 17
  • 34. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Tim Visitasi dan Pihak Rumah Sakit. c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada Ketua Tim Pelaksana Akreditasi. d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan perbaikan/penyempurnaan dari Rumah Sakit, Tim Visitasi melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan. e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan kelayakan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan berdasarkan hasil visitasi. F. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS Pendidikan. g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik menetapkan Rumah Sakit pemohon sebagai RS Pendidikan. D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi) 1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda tangani oleh Menteri Kesehatan; b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas nama Menteri Kesehatan; c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2. Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit. 18 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 35. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran V Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB V STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA RS Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN. Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku. Kriteria : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terdapat visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi minimal 12 pelayanan. Rumah Sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan. RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 19
  • 36. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI. Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran. Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1 Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. 2.1 Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria : 2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan 20 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 37. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke RS. 3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi). 3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. 3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 21
  • 38. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa. 4.2. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4.3. Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan Kedokteran. 4.4. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 5. Evaluasi dan Penjaminan Administrasi Pendidikan Mutu Sistem Manajemen dan Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh 22 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 39. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria : 5.1. Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. 5.2. Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan/atau non medis tersebut. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria : 1.1. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. 1.2. Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 23
  • 40. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian kedokteran. 1.3. Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu. 1.4. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya. 1.5. Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria : 2.1. Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 2.2. Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama. D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. 24 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 41. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kriteria : 1. Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. 2. Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual. 3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung. 4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian. E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran: Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran kilinik. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 25
  • 42. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kriteria : 1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) tersebut dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. 1.3 Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria : 2.1. Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. 2.2. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.3. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan 26 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 43. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). 2.4. Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. 2.5. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. · Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. · Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. 2.6. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. . 3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan efisien sehingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran. Kriteria : 3.1. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. 3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF. 3.3. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 27
  • 44. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3.4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. · Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. · Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian. Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian. . 4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersamasama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria : 4.1. RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun. · Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian. · Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali. Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan . 4.2. Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. 28 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 45. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran VI Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB VI STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI) RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit Khusus atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan Afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku. Kriteria : 1.1. Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran. 1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS Pendidikan dengan Kepala Bagian yang terkait dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik. 1.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran. 1.4. Rumah Sakit mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan bidang ilmu terkait. 1.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Afiliasi/Eksilensi. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 29
  • 46. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1.6 Mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan atau kekhususan. B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS. 1.2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria : 2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan 30 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 47. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). 2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian. 2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit. 3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 31
  • 48. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA pengaturan jadual dan administrasi). 3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. 3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4.Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1 4.2 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4.3 Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. 4.4 32 Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 49. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan. Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria : 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. 5.2 Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring Untuk Pembelajaran Klinik. Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria : 1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. 1.2 Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan dan mendapat persetujuan dari Institusi Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 33
  • 50. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan akademiknya. 1.3 Terdapat SK pengangkatan/penugasan staf medik fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan yang melaksanakan tugas kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. 1.4 Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung jawab serta kewenangannya. 1.5 Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria : 2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 2.2 Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS dan Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama. D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 1. 34 Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 51. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. 2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual. 3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung. 4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian. E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS. Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian RS (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria : 1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masingmasing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 35
  • 52. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). 1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. 1.3 Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. Kriteria : 2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. 2.2 2.3 36 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 53. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2.4 Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. 2.5 Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. · Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. · Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. . 2.6 3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria : 3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF. 3.2 Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. 3.3 Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 37
  • 54. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. · Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan. · Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian. · Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian. 4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama-sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Kriteria: 4.1 4.2 38 Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali, termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi klinik. Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian, mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kolegium terkait. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 55. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran VII Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008 Tanggal : 18 November 2008 BAB VII STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus dinyatakan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku. Kriteria : 1. RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan Rumah Sakit yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran, termasuk penelitian dan pelayanan. 2. Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis antara RS Pendidikan Satelit, Institusi Pendidikan Kedokteran dan RS Pendidikan utama terkait yang masih berlaku dalam kurun waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia (SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan pihak RS Pendidikan Utama. 3. Kesepakatan bersama harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dalam bidang tertentu. 4. RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan. 5. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Satelit. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 39
  • 56. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 6. RS Satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan penunjang lainnya . 7. Terikat kerjasama pembinaan dengan RS Pendidikan Utama. B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran. 1. Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas. Kriteria : 1.1 Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit. 1.2 SK bersama Direktur RS Pendidikan Satelit , RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan. 2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi. Kriteria: 2.1 Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan. 40 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 57. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2.2 Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal 1: 5. 2.3 Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik). 2.4 Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 2.5 Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan. 2.6 Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah di sosialisasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik. 2.7 Kebijakan/ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas sehari- hari. 3. Administrasi Pendidikan RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat. Kriteria : 3.1 Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, tujuan Bagian/Departemen/SMF yang dituju, daftar nama dan jumlah peserta didik yang akan masuk. 3.2 Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual. 3.3 Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal, Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 41
  • 58. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan tahunan progress report pendidikan. 3.4 Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu. 3.5 Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar). 3.6 Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan kedokteran RS Pendidikan kepada Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan Dekan fakultas kedokteran. 4. Pembiayaan Pendidikan RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan. Kriteria : 4.1 Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yangmeliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak langsung seperti biaya pemeliharaan sarana dan prasarana. 4.2 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Bagian/Departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 4.3 Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, Kepala Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai pendanaan pendidikan kedokteran. 4.4 Terdapat laporan tahunan anggaran biaya pendidikan kedokteran yang disahkan oleh Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. 42 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 59. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria : 5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan. 5.1 Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik. C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK. Penyiapan tenaga pendidik dan pelatih program pembelajaran klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran. 1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidik dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan kategori,tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan atau non medis. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang ditempatkan di RS Pendidikan Satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya. Kriteria : 1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik. 1.2 Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 43
  • 60. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Direktur RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan akademiknya. 1.3 Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan staf medik fungsional yang ditetapkan Direktur RS bagi yang melaksanakan tugas kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu. 1.4 Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung jawab serta kewenangannya. 1.5 Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali. 2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri. Kriteria: 2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. 2.2 Pembuatan data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan RS Pendidikan. D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik. Kriteria : 1. 44 Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 61. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya. 2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual. 3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta didik. 4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. 5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian. E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis. Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif. 1. Perhatian Rumah Sakit (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran: Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan. Kriteria : 1.1 Rumah Sakit harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book). Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 45
  • 62. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait. 1.3 Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf. 2. Program Pendidikan Klinik Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya. Kriteria : 2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan. 2.2 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.3 Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine). 2.4 Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF. 2.5 Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. 46 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
  • 63. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ·n g a r s i p a n , p e n g g a n d a a n , d a n p e n d i s t r i b u s i a n Pe buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan. · Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan. . 2.6 Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik. 3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan. Kriteria : 3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator masing-masing Bagian/Departemen/SMF 3.2 Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi. 3.3 Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan. 3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 47