SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
1
Mata Kuliah Metodologi Penelitian
POPULASI DAN SAMPEL
Oleh:
Sri Handayani, Khairun Nisak, Risnina Wafiqoh, Dan Melly Arthalia.
Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2014
2
A. Populasi
1. Pengertian Populasi
Margono (2010) mengatakan bahwa populasi adalah seluruh data
yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau
setiap manusia memberikan data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan
sama dengan banyaknya manusia. Pendapat lainnya datang dari Sudjana
(2005) yang menyatakan bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai
yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukan
cirri dari populasi tersebut. Diantara yang kita kenal besar-besaran: rata-rata,
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter
populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, bila nilainya
itu berubah, maka berubah pula populasinya.
2. Macam-macam Populasi
Margono (2010), populasi dapat dibedakan berikut ini:
 Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki
batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas.
Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal trahun 1985, dengan
karakteristik masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.
 Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasiyang tidak
dapat ditemukan batas-batasannya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya, guru di Indonesia, yang berarti
jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada samapai sekarang dan
yang akan datang. Dalam keadaan yang seperti itu jumlahnya tidak dapat
dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas
dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang dahulu,
sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi yang seperti ini juga
disebut parameter.
3
Selain itu populasi dapat dibedakan kedalam berikut ini:
 Populasi teoritis, yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan
secara kualitatif. Kemudian, agar hasil penelitian berlaku juga bagi
populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru; berumur 25
sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur tesis dan lain-lain.
 Populasi yang tersedia, yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif
dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari guru yang memilki karakteristik yang telah ditetapkan
dalam populasi teoritik.
Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke
dalam sifat berikut ini:
 Populasi yang bersifat homogeny, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan
darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu
tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama
saja.
 Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan
batas-batasannya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala
dalam kehidupan manusia menhadapi populasi yang heterogen.
Sedangkan menurut Sukmadinata (2010) dalam penelitian, populasi
dibedakan menjadi:
 Populasi terukur, adalah populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam
penentuan sampel, dan secara langsung menjadi lingkup sasaran
keberlakuan kesimpulan. Contoh populasi terukur umpamanya adalah
4
kecakapan berbahasa Indonesia anak-anak kelas empat sekolah dasar di
provinsi Jawa Barat.
 Populasi secara target, adalah populasi dengan alasan yang kuat memiliki
kesamaan karakteristik dengan populasi terukur. Contoh populasi target
berhubungan dengan populasi terukur adalah, karena kecerdasan dan bakat
berbahasa, kematangan berbahasa, usia dan status sosial anak-anak kelas
empat di Jawa Barat berlaku untuk Pulau Jawa . populasi pulau jawa
disebut populasi target.
B. Sampel
1. Pengertian Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel. Penelitian dinamakan penelitian sampel
apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan (mengangkat kesimpulan
penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasiI hasil penelitian sampel
(Arikunto, 2002)
Menurut Arikunto (2002) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010).
2. Alasan Penelitian Menggunakan Sampel
Alasan penelitian menggunakan sampel (Margono, 2010), yaitu:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas berupa parameter yang jumlahya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu
sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi.
2. Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diamati.
3. Masalah waktu
5
Penelitian sampel selalu menggunakan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi
karena dapat merusak atau merugikan.
5. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar
kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti: apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga
yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian?
Menurut Sugiyono (2010) alasan dilakukan penelitian sampel sebagai
berikut: Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi.
Selanjutnya mengenai penetapan besar kecilnya sampel tidaklah ada
suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen
suatu sampel harus diambil (Margono, 2010). Penelitian sampel baru boleh
dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen
(Arikunto, 2002). Apabila keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan
pengambilan sampel harus memperhatikan hal berikut:
1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas
2. Besarnya populasi dalam setiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar sebarapa jauh dapat
diusahakan. Ada cara untuk memperoleh sampel minimal yang harus
diselidiki dengan menggunakan rumus:
6
𝑛 ≥ 𝑝𝑞 (
𝑧
1
2
𝑎
𝑏
)
2
Keterangan:
n = jumlah sampel
p = proporsi populasi persentasi kelompok pertama
q = proporsi sisa di dalam populasi
𝑧
1
2
= derajat koefisien konfidensi pada 99% atau 95%
b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam
menentukan ukuran sampel
(Margono, 2010)
3. Syarat yang Harus Dipenuhi dari Sampel
1. Sampel harus diambil dari populasi
2. Jumlah sampel yang mencukupi
3. Profil sampel yang dipilih harus mewakili
Untuk itu, dibutuhkan cara memilih agar benar-benar mewakili semua
populasi yang ada. Berikut dambar diagramatis alur pemikiran antara
populasi dengan sampel:
Gambar Hubungan populasi dan sampel
(Sugiyono, 2010)
Sampel
Hasil temuan
Populasi akses Populasi target
7
4. Teknik Sampling (Teknik Pengambilan Sampel)
Sampling adalah sampel yang diambil dari suatu populasi (Sudjana, 2005).
Teknik Sampling adalah teknik yang digunakan dalam hal pengambilan
sampel (Usman dan Akbar, 2001).
Tujuan teknik sampling (Usman dan Akbar, 2001), yaitu antara lain:
- Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili
populasinya, sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggunngjawabkan.
- Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak.
- Menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Teknik Sampling dilakukan dengan dua cara yaitu sampling random
(Probability Random) dan sampling non random (non Probability Random).
Adapun penjelasan teknik sampling (Usman dan Akbar, 2001), yaitu sebagai
berikut.
1) Sampling Random (Probability Random)
Sampling Random adalah pengambilan secara acak atau “random”
dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan
sampel (Sukmadinata, 2011). Pengambilan sampel secara acak yang
dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau
dengan komputer.
Tujuan pengambilan sampel secara acak yaitu kesimpulan yang diambil
dapat digeneralisasikan (Sukmadinata, 2011).
Macam-macam teknik sampling random, yaitu sebagai berikut:
a. Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Pada teknik sampling ini, setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Anggota sampel yang didapat mudah dan cepat, namun kadang-
kadang didapatkan data yang tidak lengkap dari populasinya.
Asumsinya data bersifat homogen.
8
Contohnya:
Pengambilan data sampel dari populasinya yaitu Nilai Matematika
Siswa Kelas VII Smp Negeri 1 Palembang. Maka dipilih secara acak
misalnya 30 orang siswa SMP Negeri 1 kelas VII Palembang. Seluruh
siswa SMP Negeri 1 kelas VII Palembang mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih.
b. Teknik Sampling Bertingkat / bertingkat (Stratified Sampling)
Teknik sampling ini disebut juga teknik sampling berlapis, berjenjang
dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasi bersifat heterogen
atau terdiri dari kelompok – kelompok yang bertingkat. Teknik
sampling ini memungkinkan untuk membagi populasi ke dalam
kelompok yang homogen.
Contohnya:
Diperlukan sampel tentang Penilaian Siswa SMP Negeri Buana
Palembang Mengenai Perpustakaan Sekolah. Maka sampel
dikumpulkan dari 3 jenjang atau petala yaitu pendapat dari siswa
kelas 7, 8 dan 9 di SMP Negeri Buana Palembang.
c. Teknik Sampling Kluster (Cluster Sampling)
Teknik sampling ini digunakan apabila populasi tersebar dalam
beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan dan seterusnya.
Dalam teknik sampling ini, populasi dibagi menjadi beberapa klaster
atau kelompok. Kemudian secara acak klaster atau kelompok dipilih.
Anggota dari kluster ini lah yang dijadikan sampel. Teknik sampling
ini mengacu pada kelompok bukan individu.
Contohnya:
Untuk mengetahui nilai matematika siswa SMA Negeri di kota
Palembang. Besar sampel adalah 600 orang. Misalkan jumlah sekolah
SMA di kota Palembang adalah ada 10 SMA. Rata-rata siswa di
setiap sekolah adalah 200 siswa. Maka jumlah cluster yang diambil
adalah 3. Kemudian dipilih secara acak 3 sekolah sebagai sampel dari
10 sekolah.
9
Selain teknik sampling ini, terdapat teknik sampling area.
Teknik Sampling Area adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Teknik sampling
ini, pada dasarnya sama dengan sampling cluster. Bedanya pada
teknik sampling area, pemilihan sampel berdasarkan perbedaan dari
wilayah atau areanya.
d. Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)
Sampling dilakukan secara ordinal, artinya anggota sampel dipilih
berdasarkan urutan tertentu. Dalam sampling sistematis, anggota
sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang atau
urutan yang uniform (Sudjana, 2005). Menurut Usman dan Akbar
(2001), teknik sampling ini masuk ke dalam sampling random, akan
tetapi berdasarkan buku Sugiyono (2010), teknik sampling ini masuk
ke dalam sampling non random.
Contohnya:
Dalam produksi lampu, untuk memeriksa lampu yang dihasilkan maka
dapat dilakukan pada jarak interval waktu setiap 1 jam sekali.
Misalkan suatu populasi dengan 100 subjek penelitian, dipilih 10
sampel. Maka dipilih teknik sampling sistematik, dengan interval 10.
Anggota populasi ke-3 dipilih sebagai anggota ke 1 dalam sampel,
kemudian anggota populasi ke-13 dipilih sebagai anggota ke 2 dalam
sampel, selanjutnya dipilih anggota populasi ke-23 sebagai anggota ke
3 dalam sampel, dan seterusnya.
2) Sampling non Random (non Probbility Random)
Sampling non Random merupakan pengambilan sampel secara tidak acak
(Sukmadinata, 2011). Penelitian bersifat studi kasus, dimana penelitian
tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan umum atau generalisasi.
10
Macam – macam teknik sampling non random, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Anggota sampel dipilih secara kebetulan. Anggota sampel dilakukan
terhadap orang yang kebetulan dijumpai atau mudah ditemui.
Contohnya:
Penelitian untuk mengetahui pendapat mahasiswa matematika
mengenai kegiatan lomba cermat matematika. Maka pertanyaan
diajukan kepada mahasiswa matematika yang kebetulan ada pada saat
kegiatan atau yang kebetulan dijumpai.
b. Teknik Sampling Bertujuan (Purposive Sampling)
Pada teknik ini, anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitian
atau berdasarkan pertimbangan peneliti. Sampling purposive ini akan
baik hasilnya jika berada ditangan seorang ahli yang mengenal
populasi dan mengetahui masalah-masalah yang khas (Sudjana, 2005).
Sampling ini sangat cocok untuk studi kasus.
Contohnya:
Dalam penelitian, peneliti membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok tinggi dan sedang. Kemudian diambil sampel yaitu 4 siswa
dari kelompok tinggi dan 4 siswa dari kelompok sedang. Namun pada
saat penelitian hanya 3 siswa dari kelompok sedang yang datang.
Peneliti menganggap, siswa yang datang dan tidak dari kelompok
sedang memiliki karakteristik yang sama. 1 siswa dari kelompok
sedang sudah cukup mewakili siswa dari kelompok sedang.
c. Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat
dipilih dengan jumlah tertentu. Teknik sampling ini mendasarkan pada
jumlah sampel harus dipenuhi sesuai dengan yang telah ditetapkan
(Arikunto, 2002).
Contohnya:
Perlu keterangan mengenai 40 orang yang tinggal di daerah tertentu,
dalam kategori umur tertentu dan pendapatannya termasuk kelas
11
tertentu pula. Dan dalam pemilihan orangnya, petugas menentukan
sendiri sampel berdasarkan pertimbangannya. (Sudjana, 2005)
Selain tiga teknik sampling di atas, terdapat teknik sampling yang
termasuk ke dalam sampling non random yaitu sampling jenuh dan
snowball sampling. Sugiyono (2010) mengelompokkan sampling jenuh
dan snowball sampling ke dalam sampling non random.
d. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik sampling penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
Contohnya:
Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa SMA kelas X.A tentang
materi trigonometri. Maka seluruh siswa kelas X.A merupakan
populasi sekaligus sebagai sampel dalam penelitian.
e. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2010). Teknik
sampling ini ibarat bola salju yang lama- kelamaan akan membesar.
Penentuan Besarnya Anggota Sampel dipilih berdasarkan Pertimbangan-
Pertimbangan (Usman dan Akbar, 2001), yaitu sebagai berikut:
1. Pertimbangan Praktis
Pertimbangan praktis menyangkut:
a. Unsur – unsur biaya, waktu, tenaga, dan kemampuan.
b. Untuk eksplorasi atau penemuan dan penjajakan, maka anggota
sampel tidak perlu banyak. Sedangkan untuk eksplanari atau
menerangkan, maka nggota sampelnya harus lebih banyak.
c. Jika kita memilih anggota sampel yang banyak, maka tingkat prediksi
relative tepat, kesalahan mentabulasi dan menghitung besar, reabilitas
besar, dan power meningkat demikian pula sebaliknya.
12
2. Ketepatan
Semakin kecil taraf signifikansinya (α), semakin banyak anggota
sampelnya. Hal ini agar tepat atau teliti ramalan kita.
3. Pertimbangan Nonresponden
Pertimbangan nonrespon adalah perkiraan jumlah anggota sampel yang
dapat dijadikan responden setelah seluruh anggota sampel dikurangi
dengan jumlah anggota sampel yang dijadikan kelompok uji coba
instrumen penelitian. Anggota sampel yang dijadikan responden adalah
bukan anggota sampel yang dijadikan kelompok uji coba instrumen
penelitian.
Anggota sampel yang sudah dijadikan kelompok uji coba sebaiknya tidak
dipakai sebagai responden untuk mendapatkan data yang sebenarnya.
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan menentukan besarnya anggota sampel.
Untuk teknik statistika parametrik memerlukan data yang relative besar
(minimal 30). Untuk statistika nonparametrik cukup menggunakan data
yang relative kecil.
Menurut Margono (2010:128-130) penentuan sampel perlu
memperhatikan sifat dan penyebaran populasi. Berkenaan hal itu, dikenal
beberapa kemungkinan dalam menetapkan sampel dari suatu populasi berikut
ini:
1. Sampel Proporsional
Sampel proporsional menunjuk kepada perbandingan penarikan
sampel dari beberapa subpopulasi yang tidak sama jumlahnya. Dengan kata
lain unit sampling pada setiap subsampel sebanding jumlahnya dengan unit
sampling dalam setiap subpopulasi, misalnya, penelitian dengan
menggunakan murid SLTA Negeri sebagai unit sampling yang terdiri dari
3.000 murid SMA Negeri dan 1.500 murid STM Negeri. Dengan demikian
perbandingan subpopulasi adalah 2:1. Dari populasi itu akan diambil
sebanyak 150 murid. Sesuai dengan proporsi setiap subpopulasi, maka harus
13
diambil sebanyak 100 murid SMA Negeri dan 50 murid STM Negeri sebagai
sampel.
2. Area Sampel
Sampel ini memiliki kesamaan dengan proporsional sampel.
Perbedaannya terletak pada subpopulasi yang ditetapkan berdasarkan daerah
penyebaran populasi yang hendak diteliti. Perbandingan besarnya sub
populasi menurut daerah penelitian dijadikan dasar dalam menentukan ukuran
setiap sub sampel. Misalnya, penelitian yang menggunakan guru SMP Negeri
sebagai unit sampling yang tersebar pada lima kota kabupaten. Setiap
kabupaten memiliki populasi guru sebanyak 500, 400, 300, 200 dan 100.
Melihat populasi seperti itu, maka perbandingannya adalah 5:4:3:2:1. Jumlah
sampel yang akan diambil 150. Dengan demikian dari setiap kabupaten harus
diambil sampel sebesar 50, 40. 30, 20 dan 10 orang guru.
3. Sampel Ganda
Penarikan ganda atau sampel kembar dilakukan dengan maksud
menanggulangi kemungkinan sampel minimum yang diharapkan tidak masuk
seluruhnya. Untuk itu jumlah atau ukuran sampel ditetapkan dua kali lebih
banyak dari yang ditetapkan. Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu
dilakukan terutama apabila alat pengumpul data yang dipergunakan adalah
kuesioner atau angket yang dikirimkan melalui pos. Dengan mengirim dua
set kuesioner pada dua unit sampling yang memiliki persamaan, maka dapat
diharapkan salah satu di antaranya akan dikembalikan, sehingga jumlah atau
ukuran sampel yang telah ditetapkan terpenuhi.
4. Sampel Majemuk (multiple samples)
Sampel majemuk ini merupakan perluasan dari sampel ganda.
Pengambilan sampel dilakukan lebih dari dua kali lipat, tetap memiliki
kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan sampel multiple ini
kemungkinan masuknya data sebanyak jumlah sampel yang telah ditetapkan
tidak diragukan lagi. Penarikan sampel majemuk ini hanya dapat dilakukan
apabila jumlah populasi cukup besar.
14
Margono (2010:130) menyatakan bahwa dalam setiap penelitian,
populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari.
Dalam penelitian fertilitas misalnya. Suatu sampel biasanya dipilih dari
populasi wanita usia subur (umur 15-49 tahun) yang pernah kawin. Dalam
penelitian tenaga kerja dipilih populasi peduduk usia kerja; dalam penelitian
transmigrasi, para transmigran yang menjadi populasi sasaran; dan dalam
penelitian memakai alat kontrasepsi, para akseptor yang menjadi sasaran
peneliti.
Unsur-unsur yang diambil sebagai sampel disebut unsur sampling.
Unsur sampling diambil dengan menggunakan kerangka sampling (sampling
frame).
Kerangka sampling ialah daftar dari semua unsur sampling dalam
populasi sampling. Kerangka sampling dapat berupa daftar mengenai jumlah
penduduk, jumlah bangunan, mungkin pula sebuah peta yang unit-unitnya
tergambar secara jelas. Sebuah kerangka sampling yang baik, menurut
Margono (2010:131) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak satu unsur pun yang
tertinggal).
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali;
3. Harus up to date.
4. Batas-batasnya harus jelas, misalnya batas wilayah; rumah tangga (siapa-
siapa yang menjadi anggota rumah tangga); dan
5. Harus dapat dilacak di lapangan; jadi hendaknya tidak terdapat beberapa
desa dengan nama yang sama.
Beberapa contoh dari kerangka sampling adalah sebagai berikut:
1. Kerangka sampling untuk individu atau rumah tangga
Dalam pembentukan kerangka sampel untuk individu atau rumah tangga,
yang terutama perlu diperhatikan ialah syarat 3 dan 5. Misalnya dalam
penelitian fertilitas, masalah up to date-nya data untuk kerangka sampel
adalah sangat penting. Hal ini disebabkan karena banyaknya mobilitas
15
penduduk dan adanya pembentukan keluarga baru, dan semua itu erat
hubungannya dengan perkawinan , kehamilan dan kelahiran. Di masyarakat
kita, banyak istri yang hamil pulang kembali ketempat ibunya pada waktu
akan melahirkan,dan kembali lagi ke tempat suaminya beberapa minggu
setelah melahirkan. Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dianjurkan untuk
tidak menggunakan daftar registrasi penduduk untuk kerangka sampel,
kecuali kalau daftar itu dibuat oleh petugas lapangan atau daftar registrasi itu
baru saja dibuat.
Dibandingkan dengan individu, keluarga kurang mobil. Walaupun demikian,
juga tidak dianjurkan untuk menggunakan daftar keluarga yang dibuat
beberapa bulan yang lalu sebagai kerangka sampling. Di negara-negara
sedang berkembang, hasil dari sensus pun tidak begitu baik digunakan untuk
kerangka sampling keluarga. Dalam praktek, terutama untuk penelitian
fertilitas kerangka sampling harus dikerjakan terlebih dahulu atau dapat juga
digunakan kerangka sampling bangunan sebagai pengganti.
2. Kerangka sampel untuk bangunan
Di jawa, sebuah bangunan pada umumnya terdiri dari sebuah rumah tangga,
namun demikian kadang-kadang ada satu bangunan yang didiami oleh lebih
dari satu rumah tangga. Kerangka sampling bangunan lebih stabil (kurang
mengalami perubahan) dibandingkan dengan rumah tangga. Dalam beberapa
hal, kerangka sampel bangunan dapat menggantikan kerangka sampel rumah
tangga. Setelah menyeleksi sampel bangunan, lalu diteliti semua rumah
tangga yang terdapat pada sampel bangunan itu. Daftar bangunan di daerah
pedesan kurang lengkap, karena sering belum memasukkan bangunan-
bangunan yang sudah di bongkar. Daftar bangunan itu biasanya dapat dibuat
lebih mudah dan cepat, karena tidak harus mewawancarai seseorang. Untuk
memudahkan penentuan lokasinya, bangunan-bangunan itu dapat dipetakan
dan tiap bangunan diberi nomor urut.
3. Kerangka sampel wilayah
Untuk menghemat waktu dan biaya, sampel rumah tangga harus terletak pada
wilayah yang tidak begitu luas. Apabila wilayah tersebut luas, maka kita
16
dapat membaginya menjadi wilayah-wilayah yang lebih sempit dengan
pertolongan peta, dan mempergunakan batas alam (sungai, jalan, pagar dan
sebagainya).
(Margono, 2010:131-133).
17
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Margono S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. 2001. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrikphient_dvero
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
 
Filsafat Ilmu dan Paradigma Penelitian
Filsafat Ilmu dan Paradigma PenelitianFilsafat Ilmu dan Paradigma Penelitian
Filsafat Ilmu dan Paradigma PenelitianAli Murfi
 
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil BelajarTes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil BelajarJenny Givany
 
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampelMenentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampelRian Saifulloh
 
Makalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiMakalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiRfebiola
 
4 .ukuran pemusatan data
4 .ukuran pemusatan data4 .ukuran pemusatan data
4 .ukuran pemusatan dataHafiza .h
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)EDI RIADI
 
Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasUji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasdesty rupalestari
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"Nursa Fatri Nofriati
 
PPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanPPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanDewi_Sejarah
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelNi wulie
 
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMPPedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMPIrma Muthiara Sari
 
Statistik dan Statistika
Statistik dan StatistikaStatistik dan Statistika
Statistik dan StatistikaAnita Juliani
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiBellarmino Krishna Wardhana
 

Was ist angesagt? (20)

Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrik
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Filsafat Ilmu dan Paradigma Penelitian
Filsafat Ilmu dan Paradigma PenelitianFilsafat Ilmu dan Paradigma Penelitian
Filsafat Ilmu dan Paradigma Penelitian
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil BelajarTes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
 
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampelMenentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
 
Makalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiMakalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasi
 
4 .ukuran pemusatan data
4 .ukuran pemusatan data4 .ukuran pemusatan data
4 .ukuran pemusatan data
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitasUji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitas
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 
PPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanPPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik Pendidikan
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMPPedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
 
Statistik dan Statistika
Statistik dan StatistikaStatistik dan Statistika
Statistik dan Statistika
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
 

Andere mochten auch

Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Isra Mardia
 
Variabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitianVariabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitiannina sofhia
 
Proposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi Penelitian
Proposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi PenelitianProposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi Penelitian
Proposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi PenelitianPurwo Adi Wibowo
 
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Fuhr Heri
 
Ketimpangan sosial dalam masyarakat
Ketimpangan sosial dalam masyarakatKetimpangan sosial dalam masyarakat
Ketimpangan sosial dalam masyarakatMaulana Malik
 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Yusrina Fitriani Ns
 
Bagan arus kegiatan penelitian
Bagan arus kegiatan penelitianBagan arus kegiatan penelitian
Bagan arus kegiatan penelitianMAC Co. Ltd.
 
Tugas matematika terapan & statistik (1) dewi ol
Tugas matematika terapan &  statistik (1) dewi olTugas matematika terapan &  statistik (1) dewi ol
Tugas matematika terapan & statistik (1) dewi oldewi rimayani
 
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisIrti Andraini
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional pptAge Hadi
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 

Andere mochten auch (20)

Proposal revisi
Proposal revisiProposal revisi
Proposal revisi
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4
 
Variabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitianVariabel dan desain penelitian
Variabel dan desain penelitian
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Proposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi Penelitian
Proposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi PenelitianProposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi Penelitian
Proposal Metode Penelitian Purwo mata kuliah Metodologi Penelitian
 
Pengertian sampel
Pengertian sampelPengertian sampel
Pengertian sampel
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
 
distribusi sampling
distribusi samplingdistribusi sampling
distribusi sampling
 
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)
 
Ketimpangan sosial dalam masyarakat
Ketimpangan sosial dalam masyarakatKetimpangan sosial dalam masyarakat
Ketimpangan sosial dalam masyarakat
 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
 
Bagan arus kegiatan penelitian
Bagan arus kegiatan penelitianBagan arus kegiatan penelitian
Bagan arus kegiatan penelitian
 
Tugas matematika terapan & statistik (1) dewi ol
Tugas matematika terapan &  statistik (1) dewi olTugas matematika terapan &  statistik (1) dewi ol
Tugas matematika terapan & statistik (1) dewi ol
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional ppt
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan SampelTeknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
 

Ähnlich wie POPULASI DAN SAMPEL DI PENELITIAN

Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxIreclever
 
PPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptx
PPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptxPPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptx
PPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptxAlya Rafita Nurfauzy
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiIda Susanti
 
Populasi dan-sampel
Populasi dan-sampelPopulasi dan-sampel
Populasi dan-sampelAgus Rahmat
 
Sampel dan populasi
Sampel dan populasiSampel dan populasi
Sampel dan populasiimamhamzah
 
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017rizka lailatul fitriya
 
ppt statistika erni sahrul.pptx
ppt statistika erni sahrul.pptxppt statistika erni sahrul.pptx
ppt statistika erni sahrul.pptxArisPurnomo11
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
metode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitianmetode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitianSadad Magrabi
 
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxPPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxArjunaManalu
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Ady Setiawan
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))abiumi01
 
Populasi-dan-Sampel.ppt
Populasi-dan-Sampel.pptPopulasi-dan-Sampel.ppt
Populasi-dan-Sampel.pptmariefmunthe
 

Ähnlich wie POPULASI DAN SAMPEL DI PENELITIAN (20)

Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptx
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
PPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptx
PPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptxPPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptx
PPT METLIT POPULASI DAN SAMPLE_KELOMPOK 2.pptx
 
Presentasi biostatistik
Presentasi biostatistikPresentasi biostatistik
Presentasi biostatistik
 
Bbm 6
Bbm 6Bbm 6
Bbm 6
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
 
Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
 
Populasi sampling.pdf
Populasi sampling.pdfPopulasi sampling.pdf
Populasi sampling.pdf
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Populasi dan-sampel
Populasi dan-sampelPopulasi dan-sampel
Populasi dan-sampel
 
Sampel dan populasi
Sampel dan populasiSampel dan populasi
Sampel dan populasi
 
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
 
ppt statistika erni sahrul.pptx
ppt statistika erni sahrul.pptxppt statistika erni sahrul.pptx
ppt statistika erni sahrul.pptx
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
 
metode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitianmetode dan instrumen penelitian
metode dan instrumen penelitian
 
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxPPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan SampelTeknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 
Populasi-dan-Sampel.ppt
Populasi-dan-Sampel.pptPopulasi-dan-Sampel.ppt
Populasi-dan-Sampel.ppt
 

Mehr von Sri Handayani

Instrumen Penelitian
Instrumen PenelitianInstrumen Penelitian
Instrumen PenelitianSri Handayani
 
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisSri Handayani
 
Simetri Lipat dan Simetri Putar
Simetri Lipat dan Simetri PutarSimetri Lipat dan Simetri Putar
Simetri Lipat dan Simetri PutarSri Handayani
 
Angle and Slope, Isometri
Angle and Slope, IsometriAngle and Slope, Isometri
Angle and Slope, IsometriSri Handayani
 
Pembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. Garfield
Pembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. GarfieldPembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. Garfield
Pembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. GarfieldSri Handayani
 
Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanLandasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanSri Handayani
 
Geometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem Revisited
Geometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem RevisitedGeometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem Revisited
Geometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem RevisitedSri Handayani
 
Geometry: Straigedge and compass
Geometry: Straigedge and compassGeometry: Straigedge and compass
Geometry: Straigedge and compassSri Handayani
 
Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...
Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...
Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...Sri Handayani
 
Pembuktian teorema thales
Pembuktian teorema thalesPembuktian teorema thales
Pembuktian teorema thalesSri Handayani
 
Application sletv in daily life
Application sletv in daily lifeApplication sletv in daily life
Application sletv in daily lifeSri Handayani
 

Mehr von Sri Handayani (12)

Instrumen Penelitian
Instrumen PenelitianInstrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
 
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
 
Simetri Lipat dan Simetri Putar
Simetri Lipat dan Simetri PutarSimetri Lipat dan Simetri Putar
Simetri Lipat dan Simetri Putar
 
Angle and Slope, Isometri
Angle and Slope, IsometriAngle and Slope, Isometri
Angle and Slope, Isometri
 
Pembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. Garfield
Pembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. GarfieldPembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. Garfield
Pembuktian teorema pythagoras oleh presiden James A. Garfield
 
Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanLandasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi Pendidikan
 
Geometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem Revisited
Geometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem RevisitedGeometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem Revisited
Geometry: Area and Equality & The Pythagorean Theorem Revisited
 
Symmetry
SymmetrySymmetry
Symmetry
 
Geometry: Straigedge and compass
Geometry: Straigedge and compassGeometry: Straigedge and compass
Geometry: Straigedge and compass
 
Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...
Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...
Konsepsi Siswa Terhadap Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Ne...
 
Pembuktian teorema thales
Pembuktian teorema thalesPembuktian teorema thales
Pembuktian teorema thales
 
Application sletv in daily life
Application sletv in daily lifeApplication sletv in daily life
Application sletv in daily life
 

POPULASI DAN SAMPEL DI PENELITIAN

  • 1. 1 Mata Kuliah Metodologi Penelitian POPULASI DAN SAMPEL Oleh: Sri Handayani, Khairun Nisak, Risnina Wafiqoh, Dan Melly Arthalia. Program Studi Magister Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya 2014
  • 2. 2 A. Populasi 1. Pengertian Populasi Margono (2010) mengatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Pendapat lainnya datang dari Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukan cirri dari populasi tersebut. Diantara yang kita kenal besar-besaran: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, bila nilainya itu berubah, maka berubah pula populasinya. 2. Macam-macam Populasi Margono (2010), populasi dapat dibedakan berikut ini:  Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal trahun 1985, dengan karakteristik masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.  Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasiyang tidak dapat ditemukan batas-batasannya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya, guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada samapai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan yang seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi yang seperti ini juga disebut parameter.
  • 3. 3 Selain itu populasi dapat dibedakan kedalam berikut ini:  Populasi teoritis, yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian, agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru; berumur 25 sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur tesis dan lain-lain.  Populasi yang tersedia, yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memilki karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoritik. Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:  Populasi yang bersifat homogeny, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja.  Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasannya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menhadapi populasi yang heterogen. Sedangkan menurut Sukmadinata (2010) dalam penelitian, populasi dibedakan menjadi:  Populasi terukur, adalah populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan. Contoh populasi terukur umpamanya adalah
  • 4. 4 kecakapan berbahasa Indonesia anak-anak kelas empat sekolah dasar di provinsi Jawa Barat.  Populasi secara target, adalah populasi dengan alasan yang kuat memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur. Contoh populasi target berhubungan dengan populasi terukur adalah, karena kecerdasan dan bakat berbahasa, kematangan berbahasa, usia dan status sosial anak-anak kelas empat di Jawa Barat berlaku untuk Pulau Jawa . populasi pulau jawa disebut populasi target. B. Sampel 1. Pengertian Sampel Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Penelitian dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan (mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasiI hasil penelitian sampel (Arikunto, 2002) Menurut Arikunto (2002) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). 2. Alasan Penelitian Menggunakan Sampel Alasan penelitian menggunakan sampel (Margono, 2010), yaitu: 1. Ukuran populasi Dalam hal populasi tak terbatas berupa parameter yang jumlahya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi. 2. Masalah biaya Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diamati. 3. Masalah waktu
  • 5. 5 Penelitian sampel selalu menggunakan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. 4. Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. 5. Masalah ketelitian Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Masalah ekonomis Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti: apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Menurut Sugiyono (2010) alasan dilakukan penelitian sampel sebagai berikut: Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Selanjutnya mengenai penetapan besar kecilnya sampel tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil (Margono, 2010). Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen (Arikunto, 2002). Apabila keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan hal berikut: 1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas 2. Besarnya populasi dalam setiap kategori. Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar sebarapa jauh dapat diusahakan. Ada cara untuk memperoleh sampel minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus:
  • 6. 6 𝑛 ≥ 𝑝𝑞 ( 𝑧 1 2 𝑎 𝑏 ) 2 Keterangan: n = jumlah sampel p = proporsi populasi persentasi kelompok pertama q = proporsi sisa di dalam populasi 𝑧 1 2 = derajat koefisien konfidensi pada 99% atau 95% b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran sampel (Margono, 2010) 3. Syarat yang Harus Dipenuhi dari Sampel 1. Sampel harus diambil dari populasi 2. Jumlah sampel yang mencukupi 3. Profil sampel yang dipilih harus mewakili Untuk itu, dibutuhkan cara memilih agar benar-benar mewakili semua populasi yang ada. Berikut dambar diagramatis alur pemikiran antara populasi dengan sampel: Gambar Hubungan populasi dan sampel (Sugiyono, 2010) Sampel Hasil temuan Populasi akses Populasi target
  • 7. 7 4. Teknik Sampling (Teknik Pengambilan Sampel) Sampling adalah sampel yang diambil dari suatu populasi (Sudjana, 2005). Teknik Sampling adalah teknik yang digunakan dalam hal pengambilan sampel (Usman dan Akbar, 2001). Tujuan teknik sampling (Usman dan Akbar, 2001), yaitu antara lain: - Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya, sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggunngjawabkan. - Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak. - Menghemat waktu, tenaga dan biaya. Teknik Sampling dilakukan dengan dua cara yaitu sampling random (Probability Random) dan sampling non random (non Probability Random). Adapun penjelasan teknik sampling (Usman dan Akbar, 2001), yaitu sebagai berikut. 1) Sampling Random (Probability Random) Sampling Random adalah pengambilan secara acak atau “random” dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Sukmadinata, 2011). Pengambilan sampel secara acak yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer. Tujuan pengambilan sampel secara acak yaitu kesimpulan yang diambil dapat digeneralisasikan (Sukmadinata, 2011). Macam-macam teknik sampling random, yaitu sebagai berikut: a. Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling) Pada teknik sampling ini, setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Anggota sampel yang didapat mudah dan cepat, namun kadang- kadang didapatkan data yang tidak lengkap dari populasinya. Asumsinya data bersifat homogen.
  • 8. 8 Contohnya: Pengambilan data sampel dari populasinya yaitu Nilai Matematika Siswa Kelas VII Smp Negeri 1 Palembang. Maka dipilih secara acak misalnya 30 orang siswa SMP Negeri 1 kelas VII Palembang. Seluruh siswa SMP Negeri 1 kelas VII Palembang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. b. Teknik Sampling Bertingkat / bertingkat (Stratified Sampling) Teknik sampling ini disebut juga teknik sampling berlapis, berjenjang dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasi bersifat heterogen atau terdiri dari kelompok – kelompok yang bertingkat. Teknik sampling ini memungkinkan untuk membagi populasi ke dalam kelompok yang homogen. Contohnya: Diperlukan sampel tentang Penilaian Siswa SMP Negeri Buana Palembang Mengenai Perpustakaan Sekolah. Maka sampel dikumpulkan dari 3 jenjang atau petala yaitu pendapat dari siswa kelas 7, 8 dan 9 di SMP Negeri Buana Palembang. c. Teknik Sampling Kluster (Cluster Sampling) Teknik sampling ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan dan seterusnya. Dalam teknik sampling ini, populasi dibagi menjadi beberapa klaster atau kelompok. Kemudian secara acak klaster atau kelompok dipilih. Anggota dari kluster ini lah yang dijadikan sampel. Teknik sampling ini mengacu pada kelompok bukan individu. Contohnya: Untuk mengetahui nilai matematika siswa SMA Negeri di kota Palembang. Besar sampel adalah 600 orang. Misalkan jumlah sekolah SMA di kota Palembang adalah ada 10 SMA. Rata-rata siswa di setiap sekolah adalah 200 siswa. Maka jumlah cluster yang diambil adalah 3. Kemudian dipilih secara acak 3 sekolah sebagai sampel dari 10 sekolah.
  • 9. 9 Selain teknik sampling ini, terdapat teknik sampling area. Teknik Sampling Area adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Teknik sampling ini, pada dasarnya sama dengan sampling cluster. Bedanya pada teknik sampling area, pemilihan sampel berdasarkan perbedaan dari wilayah atau areanya. d. Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling) Sampling dilakukan secara ordinal, artinya anggota sampel dipilih berdasarkan urutan tertentu. Dalam sampling sistematis, anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang atau urutan yang uniform (Sudjana, 2005). Menurut Usman dan Akbar (2001), teknik sampling ini masuk ke dalam sampling random, akan tetapi berdasarkan buku Sugiyono (2010), teknik sampling ini masuk ke dalam sampling non random. Contohnya: Dalam produksi lampu, untuk memeriksa lampu yang dihasilkan maka dapat dilakukan pada jarak interval waktu setiap 1 jam sekali. Misalkan suatu populasi dengan 100 subjek penelitian, dipilih 10 sampel. Maka dipilih teknik sampling sistematik, dengan interval 10. Anggota populasi ke-3 dipilih sebagai anggota ke 1 dalam sampel, kemudian anggota populasi ke-13 dipilih sebagai anggota ke 2 dalam sampel, selanjutnya dipilih anggota populasi ke-23 sebagai anggota ke 3 dalam sampel, dan seterusnya. 2) Sampling non Random (non Probbility Random) Sampling non Random merupakan pengambilan sampel secara tidak acak (Sukmadinata, 2011). Penelitian bersifat studi kasus, dimana penelitian tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan umum atau generalisasi.
  • 10. 10 Macam – macam teknik sampling non random, yaitu sebagai berikut: a. Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling) Anggota sampel dipilih secara kebetulan. Anggota sampel dilakukan terhadap orang yang kebetulan dijumpai atau mudah ditemui. Contohnya: Penelitian untuk mengetahui pendapat mahasiswa matematika mengenai kegiatan lomba cermat matematika. Maka pertanyaan diajukan kepada mahasiswa matematika yang kebetulan ada pada saat kegiatan atau yang kebetulan dijumpai. b. Teknik Sampling Bertujuan (Purposive Sampling) Pada teknik ini, anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitian atau berdasarkan pertimbangan peneliti. Sampling purposive ini akan baik hasilnya jika berada ditangan seorang ahli yang mengenal populasi dan mengetahui masalah-masalah yang khas (Sudjana, 2005). Sampling ini sangat cocok untuk studi kasus. Contohnya: Dalam penelitian, peneliti membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok tinggi dan sedang. Kemudian diambil sampel yaitu 4 siswa dari kelompok tinggi dan 4 siswa dari kelompok sedang. Namun pada saat penelitian hanya 3 siswa dari kelompok sedang yang datang. Peneliti menganggap, siswa yang datang dan tidak dari kelompok sedang memiliki karakteristik yang sama. 1 siswa dari kelompok sedang sudah cukup mewakili siswa dari kelompok sedang. c. Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling) Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu. Teknik sampling ini mendasarkan pada jumlah sampel harus dipenuhi sesuai dengan yang telah ditetapkan (Arikunto, 2002). Contohnya: Perlu keterangan mengenai 40 orang yang tinggal di daerah tertentu, dalam kategori umur tertentu dan pendapatannya termasuk kelas
  • 11. 11 tertentu pula. Dan dalam pemilihan orangnya, petugas menentukan sendiri sampel berdasarkan pertimbangannya. (Sudjana, 2005) Selain tiga teknik sampling di atas, terdapat teknik sampling yang termasuk ke dalam sampling non random yaitu sampling jenuh dan snowball sampling. Sugiyono (2010) mengelompokkan sampling jenuh dan snowball sampling ke dalam sampling non random. d. Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik sampling penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010). Contohnya: Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa SMA kelas X.A tentang materi trigonometri. Maka seluruh siswa kelas X.A merupakan populasi sekaligus sebagai sampel dalam penelitian. e. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2010). Teknik sampling ini ibarat bola salju yang lama- kelamaan akan membesar. Penentuan Besarnya Anggota Sampel dipilih berdasarkan Pertimbangan- Pertimbangan (Usman dan Akbar, 2001), yaitu sebagai berikut: 1. Pertimbangan Praktis Pertimbangan praktis menyangkut: a. Unsur – unsur biaya, waktu, tenaga, dan kemampuan. b. Untuk eksplorasi atau penemuan dan penjajakan, maka anggota sampel tidak perlu banyak. Sedangkan untuk eksplanari atau menerangkan, maka nggota sampelnya harus lebih banyak. c. Jika kita memilih anggota sampel yang banyak, maka tingkat prediksi relative tepat, kesalahan mentabulasi dan menghitung besar, reabilitas besar, dan power meningkat demikian pula sebaliknya.
  • 12. 12 2. Ketepatan Semakin kecil taraf signifikansinya (α), semakin banyak anggota sampelnya. Hal ini agar tepat atau teliti ramalan kita. 3. Pertimbangan Nonresponden Pertimbangan nonrespon adalah perkiraan jumlah anggota sampel yang dapat dijadikan responden setelah seluruh anggota sampel dikurangi dengan jumlah anggota sampel yang dijadikan kelompok uji coba instrumen penelitian. Anggota sampel yang dijadikan responden adalah bukan anggota sampel yang dijadikan kelompok uji coba instrumen penelitian. Anggota sampel yang sudah dijadikan kelompok uji coba sebaiknya tidak dipakai sebagai responden untuk mendapatkan data yang sebenarnya. 4. Analisis Data Analisis data yang digunakan menentukan besarnya anggota sampel. Untuk teknik statistika parametrik memerlukan data yang relative besar (minimal 30). Untuk statistika nonparametrik cukup menggunakan data yang relative kecil. Menurut Margono (2010:128-130) penentuan sampel perlu memperhatikan sifat dan penyebaran populasi. Berkenaan hal itu, dikenal beberapa kemungkinan dalam menetapkan sampel dari suatu populasi berikut ini: 1. Sampel Proporsional Sampel proporsional menunjuk kepada perbandingan penarikan sampel dari beberapa subpopulasi yang tidak sama jumlahnya. Dengan kata lain unit sampling pada setiap subsampel sebanding jumlahnya dengan unit sampling dalam setiap subpopulasi, misalnya, penelitian dengan menggunakan murid SLTA Negeri sebagai unit sampling yang terdiri dari 3.000 murid SMA Negeri dan 1.500 murid STM Negeri. Dengan demikian perbandingan subpopulasi adalah 2:1. Dari populasi itu akan diambil sebanyak 150 murid. Sesuai dengan proporsi setiap subpopulasi, maka harus
  • 13. 13 diambil sebanyak 100 murid SMA Negeri dan 50 murid STM Negeri sebagai sampel. 2. Area Sampel Sampel ini memiliki kesamaan dengan proporsional sampel. Perbedaannya terletak pada subpopulasi yang ditetapkan berdasarkan daerah penyebaran populasi yang hendak diteliti. Perbandingan besarnya sub populasi menurut daerah penelitian dijadikan dasar dalam menentukan ukuran setiap sub sampel. Misalnya, penelitian yang menggunakan guru SMP Negeri sebagai unit sampling yang tersebar pada lima kota kabupaten. Setiap kabupaten memiliki populasi guru sebanyak 500, 400, 300, 200 dan 100. Melihat populasi seperti itu, maka perbandingannya adalah 5:4:3:2:1. Jumlah sampel yang akan diambil 150. Dengan demikian dari setiap kabupaten harus diambil sampel sebesar 50, 40. 30, 20 dan 10 orang guru. 3. Sampel Ganda Penarikan ganda atau sampel kembar dilakukan dengan maksud menanggulangi kemungkinan sampel minimum yang diharapkan tidak masuk seluruhnya. Untuk itu jumlah atau ukuran sampel ditetapkan dua kali lebih banyak dari yang ditetapkan. Penentuan sampel sebanyak dua kali lipat itu dilakukan terutama apabila alat pengumpul data yang dipergunakan adalah kuesioner atau angket yang dikirimkan melalui pos. Dengan mengirim dua set kuesioner pada dua unit sampling yang memiliki persamaan, maka dapat diharapkan salah satu di antaranya akan dikembalikan, sehingga jumlah atau ukuran sampel yang telah ditetapkan terpenuhi. 4. Sampel Majemuk (multiple samples) Sampel majemuk ini merupakan perluasan dari sampel ganda. Pengambilan sampel dilakukan lebih dari dua kali lipat, tetap memiliki kesamaan dengan unit sampling yang pertama. Dengan sampel multiple ini kemungkinan masuknya data sebanyak jumlah sampel yang telah ditetapkan tidak diragukan lagi. Penarikan sampel majemuk ini hanya dapat dilakukan apabila jumlah populasi cukup besar.
  • 14. 14 Margono (2010:130) menyatakan bahwa dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Dalam penelitian fertilitas misalnya. Suatu sampel biasanya dipilih dari populasi wanita usia subur (umur 15-49 tahun) yang pernah kawin. Dalam penelitian tenaga kerja dipilih populasi peduduk usia kerja; dalam penelitian transmigrasi, para transmigran yang menjadi populasi sasaran; dan dalam penelitian memakai alat kontrasepsi, para akseptor yang menjadi sasaran peneliti. Unsur-unsur yang diambil sebagai sampel disebut unsur sampling. Unsur sampling diambil dengan menggunakan kerangka sampling (sampling frame). Kerangka sampling ialah daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Kerangka sampling dapat berupa daftar mengenai jumlah penduduk, jumlah bangunan, mungkin pula sebuah peta yang unit-unitnya tergambar secara jelas. Sebuah kerangka sampling yang baik, menurut Margono (2010:131) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak satu unsur pun yang tertinggal). 2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali; 3. Harus up to date. 4. Batas-batasnya harus jelas, misalnya batas wilayah; rumah tangga (siapa- siapa yang menjadi anggota rumah tangga); dan 5. Harus dapat dilacak di lapangan; jadi hendaknya tidak terdapat beberapa desa dengan nama yang sama. Beberapa contoh dari kerangka sampling adalah sebagai berikut: 1. Kerangka sampling untuk individu atau rumah tangga Dalam pembentukan kerangka sampel untuk individu atau rumah tangga, yang terutama perlu diperhatikan ialah syarat 3 dan 5. Misalnya dalam penelitian fertilitas, masalah up to date-nya data untuk kerangka sampel adalah sangat penting. Hal ini disebabkan karena banyaknya mobilitas
  • 15. 15 penduduk dan adanya pembentukan keluarga baru, dan semua itu erat hubungannya dengan perkawinan , kehamilan dan kelahiran. Di masyarakat kita, banyak istri yang hamil pulang kembali ketempat ibunya pada waktu akan melahirkan,dan kembali lagi ke tempat suaminya beberapa minggu setelah melahirkan. Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dianjurkan untuk tidak menggunakan daftar registrasi penduduk untuk kerangka sampel, kecuali kalau daftar itu dibuat oleh petugas lapangan atau daftar registrasi itu baru saja dibuat. Dibandingkan dengan individu, keluarga kurang mobil. Walaupun demikian, juga tidak dianjurkan untuk menggunakan daftar keluarga yang dibuat beberapa bulan yang lalu sebagai kerangka sampling. Di negara-negara sedang berkembang, hasil dari sensus pun tidak begitu baik digunakan untuk kerangka sampling keluarga. Dalam praktek, terutama untuk penelitian fertilitas kerangka sampling harus dikerjakan terlebih dahulu atau dapat juga digunakan kerangka sampling bangunan sebagai pengganti. 2. Kerangka sampel untuk bangunan Di jawa, sebuah bangunan pada umumnya terdiri dari sebuah rumah tangga, namun demikian kadang-kadang ada satu bangunan yang didiami oleh lebih dari satu rumah tangga. Kerangka sampling bangunan lebih stabil (kurang mengalami perubahan) dibandingkan dengan rumah tangga. Dalam beberapa hal, kerangka sampel bangunan dapat menggantikan kerangka sampel rumah tangga. Setelah menyeleksi sampel bangunan, lalu diteliti semua rumah tangga yang terdapat pada sampel bangunan itu. Daftar bangunan di daerah pedesan kurang lengkap, karena sering belum memasukkan bangunan- bangunan yang sudah di bongkar. Daftar bangunan itu biasanya dapat dibuat lebih mudah dan cepat, karena tidak harus mewawancarai seseorang. Untuk memudahkan penentuan lokasinya, bangunan-bangunan itu dapat dipetakan dan tiap bangunan diberi nomor urut. 3. Kerangka sampel wilayah Untuk menghemat waktu dan biaya, sampel rumah tangga harus terletak pada wilayah yang tidak begitu luas. Apabila wilayah tersebut luas, maka kita
  • 16. 16 dapat membaginya menjadi wilayah-wilayah yang lebih sempit dengan pertolongan peta, dan mempergunakan batas alam (sungai, jalan, pagar dan sebagainya). (Margono, 2010:131-133).
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Margono S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.