SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
KESEIMBANGAN DAN
MULTIPLIER
DALAM PEREKONOMIAN
TIGA SEKTOR
Oleh: April Akbarani (225040100111034)
Dasar Filsafat Kaum Klasik
 Kaum Klasik adalah orang-orang yang percaya akan sistem ekonomi Liberal.
 Liberal : Setiap orang benar-benar bebas untuk melakukan kegiatan
ekonomi,mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis.
 Di dalam sistem liberal, campur tangan pemerintah adalah minimal. Pasar
dianggap mempunya kemampuan self regulating, artinya mempunyai
kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangannya secara otomatis.
 Menurut kaum klasik, sistem ekonomi liberal bisa menjamin tercapainya:
1. 1. Kegiatan ekonomi nasional yang optimal (sering dijuluki dengan Full
2. Employement)
3. 2. Alokasi sumber-sumber alam dan faktor-faktor produksi secara efisien
2
Pasar Barang
3
Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin terjadi
kelebihan produksi atau kekurangan produksi untuk jangka waktu
yang lama. (ingat kembali kemampuasnelf regulating)
Landasan pemikiran kaum Klasik:
1. 1. Hukum Say (Say’s Law): “Setiap barang yang diproduksi
selalu ada yang membutuhkannya (Supply creates its own
demand)”
2. 2. Harga-harga barang dan saja adalah fleksibel atau mudah
berubah sesuai supply dan demandnya.
4
Pasar Tenaga Kerja
 Pasar TK tidak ada bedanya dengan pasar barang
 Tidak ada kemungkinan timbulnya pengangguran sukarela
 Mereka yang menganggur, adalah mereka yang tidak bersedia
 bekerja pada tingkat upah yang berlaku. Jadi, mereka inilah yang
 disebut sebagai pengangguran “sukarela”
Penawaran Uang
Jumlah uang beredar, yaitu uang
kartal dan uang giral yang diatur
oleh kebijakan Moneter
Pasar Uang
Permintaan Uang
Terkait permintaan uang, Klasik
memiliki suatu teori yaitu, Teori
Kuantitas, yang mengatakan bahwa
masyarakat memerlukan uang untuk
keperluan transaksi tukar-menukar
5
6
Komentar Mengenai Teori
Klasik
7
Kaum Klasik menyetujui 2 macam campur pemerintah di bidang
ekonomi:
 Campur tangan ditingkat mikro :
Pengaturan-pengaturan atas industri-industri yang bersifat
monopoli dan pengapusan hambatan-hambatan kelembagaan
yang menghalangi fleksibilitas harga.
 Campur tangan ditingkat makro:
Pengaturan terhadap jumlah uang yang beredar (Ms) yang hanya
berlaku pada standar kertas. Tugas utama pemerintah dalam
standar ini adalah mengendalikan Ms agar tidak terjadi inflasi
Teori Klasik dan Realita
Sejarah
Liberalisme memiliki andil dalam sejarah perekonomian negara-
negara Barat. GDP mengalami pertumbuhan yang pesat dan
harga-harga cukup stabil. Namun, ada 2 segi keresahan yang
ditimbulkan:
1. Segi distribusi pendapatan, yang perkembangannya tidak
seindah perkembangan GDP dan tingkat harga
2. Segi masalah pengangguran dan fluktuasi GDP dari tahun ke
tahun. GDP memang menunjukkan pertumbuhan yang pesat,
namun ada masa-masa depresi yang parah, dimana produksi
menurun dan buruh di PHK dan menganggur dalam waktu yang
cukup lama
8
Arus Melingkar dalam
Perekonomian Tiga Sektor
9
Syarat Keseimbangan
Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi tiga
jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan pengeluaran
pemerintan membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan
Keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah:
Y = C + 1 + G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran
pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan aliran
ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Gambar pada slide sebelumnya
menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga digunakan untuk tiga tujuan: membiayai
konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan kepada
aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut:
Y = C + S + T
10
Syarat Keseimbangan
11
Keseimbangan berlaku kesamaan berikut: Y = C + I + G. Sedangkan pada setiap tingkat
pendapatan nasional berlaku kesamaan: Y= C + S + T. Dengan demikian pada
keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut:
C + I + G = C + S + T
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:
I + G = S + T
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dengan demikian, dalam keseimbangan
ekonomi tiga sektor juga berlaku keadaan: suntikan = bocoran. Sebagai kesimpulan
dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan
akan berlaku
keadaan yang berikut:
i. Y= C + I + G, dan
ii. I + G = S + T
Pembayaran Transfer oleh
Pemerintah
12
Pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya balas jasa yang
langsung kepada orang atau badan tertentu, yang disebut government transfer
atau transfer pemerintah (Tr). Dengan demikian transfer pemerintah akan
mengurangi kebocoran pajak yang berasal dari sektor pemerintah, sama halnya
seperti pengurangan pajak secara langsung. Jadi pembayaran transfer Tr dapat
dipandang sebagai suatu pajak negatif.
Dengan demikian Yd = Y + Tr – Tx dan keseimbangan pendapatan nasional
tercapai bila:
Dimana: I = investasi G = pengeluaran pemerintah S = tabungan Tx = pajak Tr =
transfer pemerintah
I+G+ Tr = S + Tx
Multiplier Sektor Pemerintah
13
Penambahan sektor pemerintah ke dalam model, menimbulkan adanya multiplier pajak,
pembayaran transfer, anggaran belanja berimbang dan multiplier pengeluaran.
Multiplier Pengeluaran
14
Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0, ceteris paribus; maka
perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan (3.5)
sebagai:
Multiplier Pajak (Tetap) atau
Pembayaran Transfer
15
Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam Tx0, ceteris paribus; maka
perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan (3.5)
sebagai:
Multiplier Anggaran Belanja
Berimbang
16
Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0 dan Tx0, ceteris
paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium adalah:
Hubungan Pajak dengan Tingkat
Pendapatan
17
Pajak bisa berupa pajak tetap atau pajak langsung, yang besaran jumlahnya tertentu; ataupun berupa pajak
proporsional, yang besarannya merupakan proporsi terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh.
Jadi pajak sebenarnya mempunyai nilai sama dengan Tx0 + t.Y, dimana:
Tx0 = pajak tetap (misalnya pajak kekayaan atau yang dikenakan atas milik)
t.Y = pajak proporsional (diasumsikan sebagai pajak pendapatan yang proporsional dan konstan)
t = beban pajak yang dikaitkan dengan pendapatan yang diterima
Bila penerimaan pajak dihubungkan dengan tingkat pendapatan, m
aka terdapat suatu kebocoran tabungan terdorong (induced saving leakage) yang akan mengganggu
efekmultiplier dari perubahan otonom dalam pengeluaran.
Multiplier Pengeluaran
18
Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0, ceteris paribus; maka
perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan
(3.6) sebagai:
Multiplier Pajak atau Pembayaran
Transfer
19
Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam Tr0, ceteris paribus;
maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh
persamaan (3.6) sebagai:
Multiplier Anggaran Belanja
Berimbang
20
Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0 dan Tx0, ceteris
paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium adalah:
21
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie keseimbangan dan multiplier dalam perekonomian tiga sektor

TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxTEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxSenLord
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorDwi Andriyanto
 
Ekomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdf
Ekomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdfEkomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdf
Ekomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdfDandaTPC
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomiemi halimi
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalMulyadi Yusuf
 
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptxPPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptxDindaSyahdaini
 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiHaidar Bashofi
 
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBrawijaya University
 
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptBab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptRahmat751392
 
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptBab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppthasanasysyadzily
 
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptTeori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptRizka85
 
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasimahasiswaunida
 
Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Tri Yani
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroBayu Setiarbi
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroBayu Setiarbi
 
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkanTegar Adi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 

Ähnlich wie keseimbangan dan multiplier dalam perekonomian tiga sektor (20)

TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxTEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
 
Homework
HomeworkHomework
Homework
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
 
Ekomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdf
Ekomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdfEkomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdf
Ekomakro 8 PPt Danda_2210223037.pdf
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskal
 
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptxPPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
 
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
 
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptBab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
 
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptBab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Bab 2 Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
 
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.pptTeori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness.ppt
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)
 
Teori Ekonomi Makro
Teori Ekonomi MakroTeori Ekonomi Makro
Teori Ekonomi Makro
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
 
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makroKuliah pie 06 xii-ekonomi makro
Kuliah pie 06 xii-ekonomi makro
 
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 

Kürzlich hochgeladen

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 

Kürzlich hochgeladen (17)

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 

keseimbangan dan multiplier dalam perekonomian tiga sektor

  • 1. KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR Oleh: April Akbarani (225040100111034)
  • 2. Dasar Filsafat Kaum Klasik  Kaum Klasik adalah orang-orang yang percaya akan sistem ekonomi Liberal.  Liberal : Setiap orang benar-benar bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi,mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis.  Di dalam sistem liberal, campur tangan pemerintah adalah minimal. Pasar dianggap mempunya kemampuan self regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangannya secara otomatis.  Menurut kaum klasik, sistem ekonomi liberal bisa menjamin tercapainya: 1. 1. Kegiatan ekonomi nasional yang optimal (sering dijuluki dengan Full 2. Employement) 3. 2. Alokasi sumber-sumber alam dan faktor-faktor produksi secara efisien 2
  • 3. Pasar Barang 3 Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin terjadi kelebihan produksi atau kekurangan produksi untuk jangka waktu yang lama. (ingat kembali kemampuasnelf regulating) Landasan pemikiran kaum Klasik: 1. 1. Hukum Say (Say’s Law): “Setiap barang yang diproduksi selalu ada yang membutuhkannya (Supply creates its own demand)” 2. 2. Harga-harga barang dan saja adalah fleksibel atau mudah berubah sesuai supply dan demandnya.
  • 4. 4 Pasar Tenaga Kerja  Pasar TK tidak ada bedanya dengan pasar barang  Tidak ada kemungkinan timbulnya pengangguran sukarela  Mereka yang menganggur, adalah mereka yang tidak bersedia  bekerja pada tingkat upah yang berlaku. Jadi, mereka inilah yang  disebut sebagai pengangguran “sukarela”
  • 5. Penawaran Uang Jumlah uang beredar, yaitu uang kartal dan uang giral yang diatur oleh kebijakan Moneter Pasar Uang Permintaan Uang Terkait permintaan uang, Klasik memiliki suatu teori yaitu, Teori Kuantitas, yang mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang untuk keperluan transaksi tukar-menukar 5
  • 6. 6
  • 7. Komentar Mengenai Teori Klasik 7 Kaum Klasik menyetujui 2 macam campur pemerintah di bidang ekonomi:  Campur tangan ditingkat mikro : Pengaturan-pengaturan atas industri-industri yang bersifat monopoli dan pengapusan hambatan-hambatan kelembagaan yang menghalangi fleksibilitas harga.  Campur tangan ditingkat makro: Pengaturan terhadap jumlah uang yang beredar (Ms) yang hanya berlaku pada standar kertas. Tugas utama pemerintah dalam standar ini adalah mengendalikan Ms agar tidak terjadi inflasi
  • 8. Teori Klasik dan Realita Sejarah Liberalisme memiliki andil dalam sejarah perekonomian negara- negara Barat. GDP mengalami pertumbuhan yang pesat dan harga-harga cukup stabil. Namun, ada 2 segi keresahan yang ditimbulkan: 1. Segi distribusi pendapatan, yang perkembangannya tidak seindah perkembangan GDP dan tingkat harga 2. Segi masalah pengangguran dan fluktuasi GDP dari tahun ke tahun. GDP memang menunjukkan pertumbuhan yang pesat, namun ada masa-masa depresi yang parah, dimana produksi menurun dan buruh di PHK dan menganggur dalam waktu yang cukup lama 8
  • 10. Syarat Keseimbangan Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan pengeluaran pemerintan membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan Keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah: Y = C + 1 + G Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Gambar pada slide sebelumnya menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut: Y = C + S + T 10
  • 11. Syarat Keseimbangan 11 Keseimbangan berlaku kesamaan berikut: Y = C + I + G. Sedangkan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku kesamaan: Y= C + S + T. Dengan demikian pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut: C + I + G = C + S + T Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka: I + G = S + T Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dengan demikian, dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor juga berlaku keadaan: suntikan = bocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan yang berikut: i. Y= C + I + G, dan ii. I + G = S + T
  • 12. Pembayaran Transfer oleh Pemerintah 12 Pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya balas jasa yang langsung kepada orang atau badan tertentu, yang disebut government transfer atau transfer pemerintah (Tr). Dengan demikian transfer pemerintah akan mengurangi kebocoran pajak yang berasal dari sektor pemerintah, sama halnya seperti pengurangan pajak secara langsung. Jadi pembayaran transfer Tr dapat dipandang sebagai suatu pajak negatif. Dengan demikian Yd = Y + Tr – Tx dan keseimbangan pendapatan nasional tercapai bila: Dimana: I = investasi G = pengeluaran pemerintah S = tabungan Tx = pajak Tr = transfer pemerintah I+G+ Tr = S + Tx
  • 13. Multiplier Sektor Pemerintah 13 Penambahan sektor pemerintah ke dalam model, menimbulkan adanya multiplier pajak, pembayaran transfer, anggaran belanja berimbang dan multiplier pengeluaran.
  • 14. Multiplier Pengeluaran 14 Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0, ceteris paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan (3.5) sebagai:
  • 15. Multiplier Pajak (Tetap) atau Pembayaran Transfer 15 Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam Tx0, ceteris paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan (3.5) sebagai:
  • 16. Multiplier Anggaran Belanja Berimbang 16 Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0 dan Tx0, ceteris paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium adalah:
  • 17. Hubungan Pajak dengan Tingkat Pendapatan 17 Pajak bisa berupa pajak tetap atau pajak langsung, yang besaran jumlahnya tertentu; ataupun berupa pajak proporsional, yang besarannya merupakan proporsi terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh. Jadi pajak sebenarnya mempunyai nilai sama dengan Tx0 + t.Y, dimana: Tx0 = pajak tetap (misalnya pajak kekayaan atau yang dikenakan atas milik) t.Y = pajak proporsional (diasumsikan sebagai pajak pendapatan yang proporsional dan konstan) t = beban pajak yang dikaitkan dengan pendapatan yang diterima Bila penerimaan pajak dihubungkan dengan tingkat pendapatan, m aka terdapat suatu kebocoran tabungan terdorong (induced saving leakage) yang akan mengganggu efekmultiplier dari perubahan otonom dalam pengeluaran.
  • 18. Multiplier Pengeluaran 18 Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0, ceteris paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan (3.6) sebagai:
  • 19. Multiplier Pajak atau Pembayaran Transfer 19 Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam Tr0, ceteris paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan (3.6) sebagai:
  • 20. Multiplier Anggaran Belanja Berimbang 20 Jika diasumsikan ada perubahan otonom dalam G0 dan Tx0, ceteris paribus; maka perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium adalah: