SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Konsep Lansia Dengan Osteoporosis
 Lansia adalah individu yang
berusia diatas 60 tahun, pada
umumnya memiliki tanda-
tanda terjadinya penurunan
fungsi-fungsi biologis,
psikologis, sosial, dan
ekonomi. (Suzanne C.
Smeltzer,2001 : 168)
 Osteoporosis adalah suatu
penyakit tulang metabolik yang
ditandai oleh reduksi kepadatan
tulang sehingga mudah terjadi
patah tulang. Osteoporosis
terjadi sewaktu kecepatan
absopsi tulang melebihi
kecepatan pembentukan tulang.
(Elizabeth J. Corwin, 2000 : 302)
 Lansia mengalami
penurunan pada sistem
muskuloskeletal. Salah
satu diantaranya adalah
osteoporosis yaitu
berkurangnya kepadatan
tulang yang progresif,
sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.
(Mickey Stanley, 2006 :
158)
Tanda dan Gejala
Nyeri tulang akut :
 Nyeri dapat dengan atau
tanpa fraktur yang nyata dan
nyeri timbul mendadak
 Nyeri berkurang pada saat
beristirahat di tempat tidur
 Nyeri bertambah bila
melakukan aktivitas
• Nyeri terutama
terasa pada tulang
belakang, pangkal
paha dan
pergelangan tangan
 Deformitas
tulang
Dapat terjadi
fraktur
traumatic pada
vertebra
Perubahan bentuk tubuh
Kecenderungan penurunan
tinggi badan atau postur
tubuh kelihatan memendek.
(Elizabeth J. Corwin, 2000
: 303)
Etiologi
Faktor resiko yang tidak
dapat diubah :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga/keturunan
d) Bentuk tubuh
Faktor risiko yang dapat diubah :
a) Defisiensi mineral, vitamin dan gizi
b) Rokok dan kopi
c) Menopause dini
d) Aktivitas fisik
(Mickey Stanley, 2006 : 158)
Patofisiologi
 Jika sudah mencapai umur 30 tahun
struktur tulang sudah tidak terlindungi
karena adanya penyerapan mineral
tulang sehingga akan mengalami
penipisan tulang bagian korteks
sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian
trabekula pada usia lebih muda.
 Jika kepadatan tulang sangat
berkurang sehingga tulang menjadi
kolaps, maka akan timbul nyeri tulang
dan kelainan bentuk tulang.
 (Mickey Stanley, 2006 : 158)
Jika beberapa tulang belakang kolaps, maka
akan terbentuk kelengkungan yang abnormal
dari tulang belakang (punuk Dowager), yang
menyebabkan spasme otot dan nyeri. Tulang
belakang yang rapuh memiliki resiko
mengalami fraktur secara spontan atau
karena tekanan ringan yang dapat
menimbulkan risiko cedera. Tulang lainnya
juga dapat terjadi fraktur.
Klasifikasi
Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer terjadi bukan sebagai akibat
penyakit yang lain, yang dibedakan lagi atas :
 Tipe 1 (pasca menopause)
 Tipe 2 (senilis)
Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh
penyakit lain.
Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan
ditemukan pada :
- Usia kanak-kanak (juvenile)
- Usia remaja (adolesen)
- Wanita pra-menopause
- Pria usia pertengahan
(Boedhi Darmojo, 1999 : 197)
Komplikasi
 Osteoporosis mengakibatkan
tulang secara progresif
menjadi rapuh dan mudah
patah.
 Osteoporosis sering
mengakibatkan fraktur. Bisa
terjadi fraktur kompresi
vertebra torakalis dan
lumbalis, fraktur daerah kolum
femoris dan daerah
trokhanter, dan fraktur colles
pada pergelangan tangan.
(Elizabeth J. Corwin, 2000 :
304)
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan x-ray
 Bone Mineral Density
 Densitometer-USG
 Pemeriksaan biopsy
(Elizabeth J. Corwin, 2000 : 303)
Penatalaksanaan
Diit
 Diit tinggi kalsium (melindungi
terhadap demineralisasi tulang)
Hormon
 Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti
hormone berupa estrogen diselingi dengan
progesterone. (Boedhi Darmojo, 1999 : 200)
 Terapi testosterone untuk mengurangi osteoporosis
pada pria. (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 304)
Obat-obatan
 Obat-obatan yang membantu
pembentukan tulang (steroid anabolic,
fluoride). Obat-obatan yang mengurangi
perusakan tulang (estrogen, kalsium,
difosfonat, kalsitonin). (Boedhi Darmojo,
1999 : 200)
Alat Penyangga
Pemasangan penyangga
tulang belakang (spinal
brace) untuk
mengurangi nyeri
punggung.
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
Data Umum
Nama : Ny. D
Umur : 70 th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam taat
Pekerjaan : pensiunan
Alamat : panyuran village
Suku bangsa : jawa, indonesia
Keluhan Utama :
Nyeri tulang belakang
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Klien mengeluh nyeri pada kaki kanan,
nyeri timbul secara tiba-tiba dan nyeri
berkurang pada saat beristirahat di
tempat tidur dan akan bertambah bila
melakukan aktivitas. Klien tampak
meringis menahan nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Adanya penyakit endokrin: diabetes
mellitus, hipertiroid, hiperparatiroid,
Sindrom Cushing, akromegali,
Hipogonadisme.
Riwayat Psikososial
 timbul kecemasan, takut melakukan
aktivitas, dan perubahan konsep diri.
Pemeriksaan Fisik
 Punggung : Terdapat nyeri tekan atau nyeri pergerakan, posisi klien
yang nampak membungkuk (kifosis).
 Ekstremitas : Ada perubahan gaya berjalan.
Pengkajian KDM
 Nutrisi : Keadaan nutrisi (mis, kurang vitamin D dan C, serta
kalsium)
 Aktivitas : Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun.
Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas secara mandiri.
Terdapat penurunan tinggi badan. Klien terlihat lambat saat
melakukan aktivitas. Klien kurang berpartisipasi dalam aktivitas
yang diinginkan/diperlukan .
Pemeriksaan Penunjang
 Hasil Densitometer-USG = -2,5 berarti osteoporosis (keropos
tulang)
 Hasil Pemeriksaan x-ray : menunjukkan degenerasi tipikal dalam
tulang punggung bagian bawah.
Analisa Data
No. Data Senjang Masalah
keperawatan
Etiologi
1. DS :
Klien mengeluh nyeri pada kaki
kanan, nyeri timbul secara tiba-
tiba dan nyeri berkurang pada
saat beristirahat di tempat tidur
dan akan bertambah bila
melakukan aktivitas
DO :
 Klien tampak meringis menahan
nyeri
 Posisi klien yang nampak
membungkuk (kifosis)
Nyeri akut Dampak spasme otot
akibat deformitas
skeleta (kifosis)
Jika beberapa tulang
belakang kolaps,
maka akan terbentuk
kelengkungan yang
abnormal dari tulang
belakang (punuk
Dowager), yang
menyebabkan spasme
otot dan nyeri
2. DS :
Klien mengatakan sulit
melakukan aktivitas secara
mandiri
DO :
 Terdapat penurunan tinggi
badan
 Klien terlihat lambat saat
melakukan aktivitas
 Klien kurang berpartisipasi
dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan
 Hasil Densitometer-USG =
-2,5 berarti osteoporosis
(keropos tulang)
 Hasil Pemeriksaan x-ray :
menunjukkan degenerasi
tipikal dalam tulang
punggung bagian bawah.
Hambatan
mobilitas fisik
Disfungsi sekunder
akibat perubahan
skeletal (kifosis).
Jumlah tulang yang
diserap lebih besar
dari jumlah tulang
baru yang
menggantikan. Hal
inilah yang
mengakibatkan
terjadinya penurunan
massa tulang.
3. DS :
Klien mengeluh
kemampuan gerak
cepat menurun
DO :
• Posisi klien yang
nampak membungkuk
(kifosis)
•Ada perubahan gaya
berjalan
Risiko cedera Dampak sekunder
perubahan skeletal
dan
ketidakseimbangan
tubuh.
Tulang belakang
yang rapuh
memiliki resiko
mengalami fraktur
secara spontan
atau karena
tekanan ringan
yang dapat
menimbulkan risiko
cedera
Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan dampak spasme
otot akibat perubahan skeletal (kifosis)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
disfungsi sekunder akibat perubahan
skeletal (kifosis)
3. Risiko cedera berhubungan dengan dampak
sekunder perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan tubuh
Rencana Intervensi
Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan dampak spasme
otot akibat perubahan skeletal (kifosis)
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria
hasil :
Nyeri berkurang
Klien dapat tenang dan istirahat
Intervensi Rasional
1) Evaluasi keluhan
nyeri/ketidaknyamanan,
perhatikan lokasi dan
karakteristik termasuk
intensitas (skala 1-10).
Perhatikan petunjuk nyeri
nonverbal (perubahan pada
tanda vital dan emosi/prilaku)
Mempengaruhi
pilihan/pengawasan
keefektifan intervensi
2) Ajarkan klien tentang
alternatif lain untuk mengatasi
dan mengurangi rasa nyerinya
Alternatif lain untuk
mengatasi nyeri misalnya
kompres hangat, mengatur
posisi untuk mencegah
kesalahan posisi pada
tulang/jaringan yang cedera
3) Kolaborasi dalam pemberian
obat sesuai indikasi
Diberikan untuk menurunkan
nyeri
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi
sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan klien mampu melakukan mobilitas
fisik dengan kriteria hasil :
Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik,
berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan
Klien mampu melakukan aktivitas hidup
sehari-hari secara mandiri.
Intervensi Rasional
1) Kaji tingkat kemampuan
klien yang masih ada
Memberikan alternatif dan
latihan gerak sesuai
kemampuannya
2) Rencanakan tentang
pemberian program latihan,
ajarkan klien tentang
aktivitas hidup sehari-hari
yang dapat dikerjakan
Latihan akan meningkatkan
pergerakan otot dan stimulasi
sirkulasi darah
3) Berikan dorongan
melakukan aktivitas
/perawatan diri secara
bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan
Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatan kerja
jantung tiba-tiba, memberikan
bantuan sebatas kebutuhan
mendorong kemandirian klien
c. Risiko cedera berhubungan dengan dampak
sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan
tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan cedera tidak terjadi dengan
kriteria hasil :
Klien tidak jatuh dan tidak mengalami fraktur
Klien dapat menghindari aktivitas yang
mengakibatkan fraktur.
Intervensi Rasional
1) Ciptakan lingkungan yang bebas dari
bahaya misal : tempatkan klien pada
tempat tidur rendah, berikan
penerangan yang cukup
Menciptakan lingkungan yang aman
mengurangi risiko terjadinya
kecelakaan
2) Ajarkan pada klien untuk berhenti
secara perlahan,tidak naik tangga dan
mengangkat beban berat
Pergerakan yang cepat akan
memudahkan terjadinya fraktur
kompresi vertebra pada klien
osteoporosis
3) Observasi efek samping obat-
obatan yang digunakan
Obat-obatan seperti diuretik,
fenotiazin dapat menyebabkan
pusing, mengantuk dan lemah yang
merupakan predisposisi klien untuk
jatuh
Implementasi 1
 1) mengevaluasi keluhan
nyeri/ketidaknyamanan, memperhatikan lokasi
dan karakteristik termasuk intensitas (skala 1-
10). memperhatikan petunjuk nyeri nonverbal
(perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku)
 2) mengajarkan klien tentang alternatif lain untuk
mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya
 3) berkolaborasi dalam pemberian obat sesuai
indikasi
Implementasi 2
 1) mengkaji tingkat kemampuan klien
yang masih ada
 2) merencanakan tentang pemberian
program latihan, mengajarkan klien
tentang aktivitas hidup sehari-hari yang
dapat dikerjakan
 3) memberikan dorongan melakukan
aktivitas /perawatan diri secara bertahap
jika dapat ditoleransi. memberikan
bantuan sesuai kebutuhan
Evaluasi 1
Hari/tanggal Nomer
Diagnos
a
evaluasi TTD
Selasa,
10/10/2012 1
S : ny. D sudah tak merasa
nyeri lagi
O:
oSkala nyeri 4-6
oTak terlihat merintih
kesakitan
oBisa istirahat dg baik
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Evaluasi 2
Hari/tanggal Nomer
Diagnos
a
evaluasi TTD
Selasa,
10/10/2012 2
S : ny.D sudah tidak mengalami
gangguan mobilitas fisik
O:
oTTV : S : 37C
N : 84x/menit
RR: 30x/menit
o mampu melakukan aktivitas dg
baik
o densitometer USG 1,5
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Maka akan lebih baik jika disadari sejak dini dan segera
melakukan tindakan pencegahan seperti :
Pilihlah makanan
sehari-hari yang kaya
kalsium seperti ikan
teri, brokoli, tempe,
tahu, , susu, keju dan
kacang-kacangan.
Menerapkan gaya
hidup sehat seperti
melakukan olah raga
dan berjemur untuk
paparan sinar UV B
matahari (pagi dan
sore).
Serta hindari obat-
obatan tertentu.
Terimakasih

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie fdokumen.com_osteoporosis-ppt-55c0937b773b4.pptx

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptx
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptxPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptx
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptxDirgaYusa4
 
Materi osteoporosis keperawatan 001.pptx
Materi osteoporosis keperawatan 001.pptxMateri osteoporosis keperawatan 001.pptx
Materi osteoporosis keperawatan 001.pptxmutiaraahmad2
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tikrizkiadi
 
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptxPPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptxcetakpsb
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaSeptian Muna Barakati
 
NYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbx
NYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbxNYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbx
NYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbxssuserd986061
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordSiLvi Fata
 
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaanyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaaklinikanugerah2021
 

Ähnlich wie fdokumen.com_osteoporosis-ppt-55c0937b773b4.pptx (20)

Ppt tutorial
Ppt tutorialPpt tutorial
Ppt tutorial
 
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptx
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptxPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptx
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL PADA KASUS METABOLIK.pptx
 
Low back pain
Low back painLow back pain
Low back pain
 
Materi osteoporosis keperawatan 001.pptx
Materi osteoporosis keperawatan 001.pptxMateri osteoporosis keperawatan 001.pptx
Materi osteoporosis keperawatan 001.pptx
 
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptxPPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
 
Nyeri sendi
Nyeri sendiNyeri sendi
Nyeri sendi
 
Osteoartritis
OsteoartritisOsteoartritis
Osteoartritis
 
NYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbx
NYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbxNYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbx
NYERI OSTEOARTRITIS.basgfsfsfgsyyhwbvscxcvbx
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cord
 
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaanyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
 

Kürzlich hochgeladen

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

fdokumen.com_osteoporosis-ppt-55c0937b773b4.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3. Konsep Lansia Dengan Osteoporosis  Lansia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda- tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Suzanne C. Smeltzer,2001 : 168)
  • 4.  Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang metabolik yang ditandai oleh reduksi kepadatan tulang sehingga mudah terjadi patah tulang. Osteoporosis terjadi sewaktu kecepatan absopsi tulang melebihi kecepatan pembentukan tulang. (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 302)
  • 5.
  • 6.  Lansia mengalami penurunan pada sistem muskuloskeletal. Salah satu diantaranya adalah osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. (Mickey Stanley, 2006 : 158)
  • 7. Tanda dan Gejala Nyeri tulang akut :  Nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak  Nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur  Nyeri bertambah bila melakukan aktivitas
  • 8. • Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, pangkal paha dan pergelangan tangan
  • 10. Perubahan bentuk tubuh Kecenderungan penurunan tinggi badan atau postur tubuh kelihatan memendek. (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 303)
  • 11. Etiologi Faktor resiko yang tidak dapat diubah : a) Usia b) Jenis kelamin c) Riwayat keluarga/keturunan d) Bentuk tubuh
  • 12. Faktor risiko yang dapat diubah : a) Defisiensi mineral, vitamin dan gizi b) Rokok dan kopi c) Menopause dini d) Aktivitas fisik (Mickey Stanley, 2006 : 158)
  • 13. Patofisiologi  Jika sudah mencapai umur 30 tahun struktur tulang sudah tidak terlindungi karena adanya penyerapan mineral tulang sehingga akan mengalami penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda.  Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk tulang.  (Mickey Stanley, 2006 : 158)
  • 14. Jika beberapa tulang belakang kolaps, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan spasme otot dan nyeri. Tulang belakang yang rapuh memiliki resiko mengalami fraktur secara spontan atau karena tekanan ringan yang dapat menimbulkan risiko cedera. Tulang lainnya juga dapat terjadi fraktur.
  • 15. Klasifikasi Osteoporosis Primer Osteoporosis primer terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, yang dibedakan lagi atas :  Tipe 1 (pasca menopause)  Tipe 2 (senilis) Osteoporosis Sekunder Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit lain. Osteoporosis Idiopatik Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada : - Usia kanak-kanak (juvenile) - Usia remaja (adolesen) - Wanita pra-menopause - Pria usia pertengahan (Boedhi Darmojo, 1999 : 197)
  • 16. Komplikasi  Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi rapuh dan mudah patah.  Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan tangan. (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 304)
  • 17. Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan laboratorium  Pemeriksaan x-ray  Bone Mineral Density  Densitometer-USG  Pemeriksaan biopsy (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 303)
  • 18. Penatalaksanaan Diit  Diit tinggi kalsium (melindungi terhadap demineralisasi tulang) Hormon  Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone berupa estrogen diselingi dengan progesterone. (Boedhi Darmojo, 1999 : 200)  Terapi testosterone untuk mengurangi osteoporosis pada pria. (Elizabeth J. Corwin, 2000 : 304)
  • 19. Obat-obatan  Obat-obatan yang membantu pembentukan tulang (steroid anabolic, fluoride). Obat-obatan yang mengurangi perusakan tulang (estrogen, kalsium, difosfonat, kalsitonin). (Boedhi Darmojo, 1999 : 200)
  • 20. Alat Penyangga Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung.
  • 22. Pengkajian Data Umum Nama : Ny. D Umur : 70 th Jenis kelamin : perempuan Agama : islam taat Pekerjaan : pensiunan Alamat : panyuran village Suku bangsa : jawa, indonesia
  • 23. Keluhan Utama : Nyeri tulang belakang Riwayat Penyakit Sekarang :  Klien mengeluh nyeri pada kaki kanan, nyeri timbul secara tiba-tiba dan nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas. Klien tampak meringis menahan nyeri.
  • 24. Riwayat Penyakit Dahulu  Adanya penyakit endokrin: diabetes mellitus, hipertiroid, hiperparatiroid, Sindrom Cushing, akromegali, Hipogonadisme. Riwayat Psikososial  timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri.
  • 25. Pemeriksaan Fisik  Punggung : Terdapat nyeri tekan atau nyeri pergerakan, posisi klien yang nampak membungkuk (kifosis).  Ekstremitas : Ada perubahan gaya berjalan. Pengkajian KDM  Nutrisi : Keadaan nutrisi (mis, kurang vitamin D dan C, serta kalsium)  Aktivitas : Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun. Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas secara mandiri. Terdapat penurunan tinggi badan. Klien terlihat lambat saat melakukan aktivitas. Klien kurang berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan . Pemeriksaan Penunjang  Hasil Densitometer-USG = -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang)  Hasil Pemeriksaan x-ray : menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah.
  • 26. Analisa Data No. Data Senjang Masalah keperawatan Etiologi 1. DS : Klien mengeluh nyeri pada kaki kanan, nyeri timbul secara tiba- tiba dan nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas DO :  Klien tampak meringis menahan nyeri  Posisi klien yang nampak membungkuk (kifosis) Nyeri akut Dampak spasme otot akibat deformitas skeleta (kifosis) Jika beberapa tulang belakang kolaps, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan spasme otot dan nyeri
  • 27. 2. DS : Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas secara mandiri DO :  Terdapat penurunan tinggi badan  Klien terlihat lambat saat melakukan aktivitas  Klien kurang berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan  Hasil Densitometer-USG = -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang)  Hasil Pemeriksaan x-ray : menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah. Hambatan mobilitas fisik Disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis). Jumlah tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang.
  • 28. 3. DS : Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun DO : • Posisi klien yang nampak membungkuk (kifosis) •Ada perubahan gaya berjalan Risiko cedera Dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh. Tulang belakang yang rapuh memiliki resiko mengalami fraktur secara spontan atau karena tekanan ringan yang dapat menimbulkan risiko cedera
  • 29. Diagnosa Keperawatan No. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan dampak spasme otot akibat perubahan skeletal (kifosis) 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) 3. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh
  • 31. a. Nyeri akut berhubungan dengan dampak spasme otot akibat perubahan skeletal (kifosis) Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang Klien dapat tenang dan istirahat
  • 32. Intervensi Rasional 1) Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas (skala 1-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku) Mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi 2) Ajarkan klien tentang alternatif lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya Alternatif lain untuk mengatasi nyeri misalnya kompres hangat, mengatur posisi untuk mencegah kesalahan posisi pada tulang/jaringan yang cedera 3) Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi Diberikan untuk menurunkan nyeri
  • 33. b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik dengan kriteria hasil : Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan Klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri.
  • 34. Intervensi Rasional 1) Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada Memberikan alternatif dan latihan gerak sesuai kemampuannya 2) Rencanakan tentang pemberian program latihan, ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari-hari yang dapat dikerjakan Latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah 3) Berikan dorongan melakukan aktivitas /perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba, memberikan bantuan sebatas kebutuhan mendorong kemandirian klien
  • 35. c. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cedera tidak terjadi dengan kriteria hasil : Klien tidak jatuh dan tidak mengalami fraktur Klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur.
  • 36. Intervensi Rasional 1) Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya misal : tempatkan klien pada tempat tidur rendah, berikan penerangan yang cukup Menciptakan lingkungan yang aman mengurangi risiko terjadinya kecelakaan 2) Ajarkan pada klien untuk berhenti secara perlahan,tidak naik tangga dan mengangkat beban berat Pergerakan yang cepat akan memudahkan terjadinya fraktur kompresi vertebra pada klien osteoporosis 3) Observasi efek samping obat- obatan yang digunakan Obat-obatan seperti diuretik, fenotiazin dapat menyebabkan pusing, mengantuk dan lemah yang merupakan predisposisi klien untuk jatuh
  • 37. Implementasi 1  1) mengevaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, memperhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas (skala 1- 10). memperhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku)  2) mengajarkan klien tentang alternatif lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya  3) berkolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi
  • 38. Implementasi 2  1) mengkaji tingkat kemampuan klien yang masih ada  2) merencanakan tentang pemberian program latihan, mengajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari-hari yang dapat dikerjakan  3) memberikan dorongan melakukan aktivitas /perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi. memberikan bantuan sesuai kebutuhan
  • 39. Evaluasi 1 Hari/tanggal Nomer Diagnos a evaluasi TTD Selasa, 10/10/2012 1 S : ny. D sudah tak merasa nyeri lagi O: oSkala nyeri 4-6 oTak terlihat merintih kesakitan oBisa istirahat dg baik A: masalah teratasi P: hentikan intervensi
  • 40. Evaluasi 2 Hari/tanggal Nomer Diagnos a evaluasi TTD Selasa, 10/10/2012 2 S : ny.D sudah tidak mengalami gangguan mobilitas fisik O: oTTV : S : 37C N : 84x/menit RR: 30x/menit o mampu melakukan aktivitas dg baik o densitometer USG 1,5 A: masalah teratasi P: hentikan intervensi
  • 41. Maka akan lebih baik jika disadari sejak dini dan segera melakukan tindakan pencegahan seperti : Pilihlah makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu, , susu, keju dan kacang-kacangan.
  • 42. Menerapkan gaya hidup sehat seperti melakukan olah raga dan berjemur untuk paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore). Serta hindari obat- obatan tertentu.