SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
SUPERKONDUKTOR
1. Sejarah Superkonduktor
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda,
Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada
tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara
mendinginkan hingga 4 K atau 269oC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes
mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin.
Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika
didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat
mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur
logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ilmuwan pada waktu itu
seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam
konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak,
ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan
menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya
terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat
murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya.
Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya tiba-tiba menjadi hilang.
Arus mengalir melalui kawat merkuri terus-menerus.
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa
kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu
kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian
mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian
ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi
nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel
Fisika pada tahun 1913.
2. Teori Superkonduktor
2.1. Pengertian Superkonduktor
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki
hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya
2
superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya
sumber tegangan. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan
magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner.
Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya.
2.2. Sifat Kelistrikan Superkonduktor
Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika
terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada
umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron
bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan
mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke
segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan
adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Gambar 2. Keadaan normal Atom Kisi pada logam
Gambar 1. Grafik hubungan antara resistivitas terhadap Suhu
3
Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron
dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami
hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS.
Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik
elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan
mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi
lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar elektron
sehingga kedua elektron bergerak berpasangan.
Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan
dengan istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada Cooper Pairs
melewati inti atom kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi akan
bergetar dan memancarkan Phonon. Sedangkan elektron lainnya
menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini mengakibatkan gaya tarik
menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa
gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.
2.3. Sifat Kemagnetan Superkonduktor
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme
sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet,
maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini
terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan
yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek
Gambar 3. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam
4
yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam
suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor.
Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek
Meissner.
2.4. Sifat Quantum Superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui
tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan
teori BCS. Fungsi gelombang BCS menyusun pasangan partikel dan
. Ini adalah bentuk lain dari pasangan partikel yang mungkin
dengan Teori BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa :
a. Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan
dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
b. Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya
energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung
ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan
merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari
deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi
kisi.
c. London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS.
d. Teori BCS memprediksi suhu kritis untuk , yaitu
sebesar :
Gambar 4. Diamagnetik Sempurna
5
2.5. Efek Meissner
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang
lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang
sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan
superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm.
Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek
Meissner dan merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek
Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan
magnet.
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga
tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka
efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.
Gambar 5. Efek Meissner
B
Gambar 6. London Penetration Depth
6
2.6. Suhu dan Medan Magnet Kritis
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron
akan bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika
mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper
Pairs dan bahan kembali ke keadaan normal. Contoh grafik Hambatan
terhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7 sebagai berikut,
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga
bahan superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak
akan mengalami efek meissner lagi.
2.7. Tipe – tipe Superkonduktor
Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka
superkonduktor dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe
I dan Superkonduktor Tipe II.
2.7.1. Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan
Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang
sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang
terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif.
Gambar 7. Grafik Hambatan terhadap Suhu
7
Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan
bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi.
Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis
pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala
penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi)
oleh superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I
akan terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga
mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan
berubah kembali ke keadaan normal.
2.7.2. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS
karena apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS,
efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan
teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan
teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam
parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan
bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan
m
BaBc0
Superkonduktor
Konduktor Biasa
Gambar 8. Grafik Magnetisasi terhadap Medan magnet
8
bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang
terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan
secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh
seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan
masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan
magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang
diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi
secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan
semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi
dari superkonduktor tipe I.
2.8. Kelompok Superkonduktor
Berdasarkan nilai suhu kritisnya, superkonduktor dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
2.8.1. Superkonduktor bersuhu kritis rendah
Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih kecil dari
23 K. Superkonduktor jenis ini sudah ditinggalkan karena biaya
yang mahal untuk mendinginkan bahan.
m
BaBc0 Bc1
Bc2
I
II III
I = Superkonduktor Murni
II = Superkonduktor + Logam biasa
III = Logam Biasa
Gambar 9. Grafik Magnetisasi terhadap Medan magnet
9
2.8.2. Superkonduktor bersuhu kritis tinggi
Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih besar dari
78 K. Superkonduktor jenis ini merupakan bahan yang sedang
dikembangkan sehingga diharapkan memperoleh superkonduktor
pada suhu kamar sehingga lebih ekonomis.
Contoh Superkonduktor bersuhu kritis tinggi adalah sampel bahan
YBa2Cu3O7-x. Bahan ini memiliki struktur kristal orthorombic
( ≠ ≠ = = = 90)
2.9. Suhu Pemadaman
Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat
superkonduktor. Artinya pada suhu ini superkonduktor akan rusak
Gambar 10. Struktur Ortorombik
10
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka struktur kristal
superkonduktor tidak lagi berbentuk ortorombik. Maka dengan adanya
perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan
sifat superkonduktornya.
Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu kritis dengan suhu
bahan superkonduktor. Jika suhu yang diberikan pada bahan
Sumbu kristal Å
400 800 T
| ⃗|
⃗
TC (K)
92 (K)
T (0
C)400 800
11
superkonduktor makin besar, maka suhu kritis bahan akan mendekati
nilai nol kelvin.
2.10.Sintesis Superkonduktor
a. Sampel YBa2Cu3O7
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sampel YBa2Cu3O7
adalah Y2O3, BaCO3, CuO. Langkah-langkah sintesis Sampel
YBa2Cu3O7 diantaranya :
1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.
2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.
Kalsinasi pada suhu 9400
C selama 24 jam.
3. Pendinginan pada suhu kamar.
4. Sintering pada suhu 9400
C.
5. Pendinginan dalam tungku.
b. Sampel BPSCCO-2223
Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan sintesis bahan
Sampel BPSCCO-2223 adalah Bi2O3, PbO, SrCO3,
CuO, CaCO3. Langkah-langkah sintesis Superkonduktor Sampel
BPSCCO-2223 terdiri dari :
1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.
2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.
Kalsinasi pada suhu 8100
C selama 20 jam.
3. Penggerusan kedua.
4. Sintering pada suhu 8300
C.
5. Pendinginan dalam tungku.
Selama proses pembentukan sampel tersebut, sampel akan diujikan
dengan yang diarahkan untuk mengendalikan pewaktuan dari proses
sintering dengan suhu pilihan adalah 8300
C. Setelah proses sintering
selesai dalam waktu yang berkesesuaian (30 jam, 60 jam, 90 jam),
maka akan diadakan beberapa pengujian karakteristik sampel, yaitu:
12
1. Uji Efek Meissner
2. Uji X-ray Diffraction
3. Pengukuran Suhu Kritis (Tc)
4. Pengukuran Fraksi Volume (FV)
3. Perkembangan Superkonduktor
Perkembangan peningkatan suhu kritis Tc pada superkonduktor
ditunjukkan dalam grafik dibawah ini.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dalam suhu
kritis superkonduktor. Pada awalnya suhu kritis superkonduktor itu sangat
rendah yaitu kurang dari 4,2 K untuk logam raksa, tetapi pada perkrmbangan
selanjutnya suhu kritis dari superkonduktor itu meningkat secara perlahan–
lahan hingga mencapai suhu kritis tertinggi pada suhu 138 K untuk
HgBaCaCuO.
Penemuan yang berkaitan dengan superkonduktor terzjadi pada tahun
1933. Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu
superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila
suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan
mengalir dalam konduktor tersebut. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus
yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan
Gambar 11. Grafik Suhu Kritis terhadap tahun penemuan
13
tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan
menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
Diamagnetisme dan efek ini kemudian dinamakan Efek Meissner.
Selanjutnya ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya.
Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat
superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon
bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis adalah logam emas,
tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah
superkonduktor.
Pada tahun 1986 Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di
Laboratorium Riset IBM di Rüschlikon, Switzerland berhasil membuat suatu
keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen
yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K.
Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai
isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang.
Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun
kemudian.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat
superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan
demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya. Karena
suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang
lain, maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi.
Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor saat ini adalah 138 K,
yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus Hg0.8Tl0. 2Ba2Ca2Cu3O8.33.
Bahan Tc (K) Ditemukan
Raksa Hg (α ) 4,2 1911
Timbal Pb 7,2 1913
Niobium nitrida 16,0 1960-an
Niobium-3-timah 18,1 1960-an
14
Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
Niobium germanium 23,2 1973
Lanthanum barium tembaga oksida 28 1985
Yttrium barium tembaga oksida (1-2-3
atau YBCO)
93 1987
Thalium barium kalsium tembaga oksida 125 1987
4. Aplikasi Superkonduktor
Aplikasi Superkonduktor dalam kehidupan diantaranya :
a. Kabel Listrik.
Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak
akan mengalami disipasi karena hambatan pada bahan superkonduktor
bernilai nol. Maka penggunaan energi listrik akan semakin hemat.
b. Alat Transportasi
Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah Kereta
Listrik super cepat yang dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation
(MAGLEV).

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Efek compton
Efek compton Efek compton
Efek compton
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
auto-transformer
auto-transformerauto-transformer
auto-transformer
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasi
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
 
Medan Magnet Konstan
Medan Magnet KonstanMedan Magnet Konstan
Medan Magnet Konstan
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan norton
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)Model atom bohr(eksitasi elektron)
Model atom bohr(eksitasi elektron)
 
Presentasi energi listrik
Presentasi energi listrikPresentasi energi listrik
Presentasi energi listrik
 
Sistem penangkal petir
Sistem penangkal petirSistem penangkal petir
Sistem penangkal petir
 

Ähnlich wie 9 c.superkonduktor

Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdfPertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdftitiek deasy saptaryani
 
Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5radar radius
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomMilla Andista
 
Persentasi kelahiran mekanika kuantum
Persentasi kelahiran mekanika kuantumPersentasi kelahiran mekanika kuantum
Persentasi kelahiran mekanika kuantumAnda Carolline
 
PPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxPPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxBuleFikri2
 
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelBab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelHasna Nabella
 
Bahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. new
Bahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. newBahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. new
Bahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. newIsti Qomah
 

Ähnlich wie 9 c.superkonduktor (20)

Freddy
FreddyFreddy
Freddy
 
Superkonduktor
SuperkonduktorSuperkonduktor
Superkonduktor
 
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdfPertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
 
Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Konsep dan fenomena_kuantum
Konsep dan fenomena_kuantumKonsep dan fenomena_kuantum
Konsep dan fenomena_kuantum
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atom
 
Feromagnetik
FeromagnetikFeromagnetik
Feromagnetik
 
Mekanika kuantum
Mekanika kuantumMekanika kuantum
Mekanika kuantum
 
Persentasi kelahiran mekanika kuantum
Persentasi kelahiran mekanika kuantumPersentasi kelahiran mekanika kuantum
Persentasi kelahiran mekanika kuantum
 
PPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxPPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptx
 
Quantum dot
Quantum dotQuantum dot
Quantum dot
 
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelBab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
 
SEJARAH FISIKA MODREN.pptx
SEJARAH FISIKA MODREN.pptxSEJARAH FISIKA MODREN.pptx
SEJARAH FISIKA MODREN.pptx
 
1.Landasan Fistum.ppt
1.Landasan Fistum.ppt1.Landasan Fistum.ppt
1.Landasan Fistum.ppt
 
Penemuan elektron
Penemuan elektronPenemuan elektron
Penemuan elektron
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Eldas pak andi
Eldas pak andiEldas pak andi
Eldas pak andi
 
Bahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. new
Bahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. newBahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. new
Bahan elektrik konduktivitas listrik dan teori drude. new
 
03 bab2
03 bab203 bab2
03 bab2
 

Kürzlich hochgeladen

sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 

Kürzlich hochgeladen (14)

sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 

9 c.superkonduktor

  • 1. 1 SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 4 K atau 269oC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus-menerus. Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913. 2. Teori Superkonduktor 2.1. Pengertian Superkonduktor Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya
  • 2. 2 superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya. 2.2. Sifat Kelistrikan Superkonduktor Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika terlebih dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada umumnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor. Gambar 2. Keadaan normal Atom Kisi pada logam Gambar 1. Grafik hubungan antara resistivitas terhadap Suhu
  • 3. 3 Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar. Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar elektron sehingga kedua elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi akan bergetar dan memancarkan Phonon. Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini mengakibatkan gaya tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan. 2.3. Sifat Kemagnetan Superkonduktor Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek Gambar 3. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam
  • 4. 4 yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner. 2.4. Sifat Quantum Superkonduktor Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS. Fungsi gelombang BCS menyusun pasangan partikel dan . Ini adalah bentuk lain dari pasangan partikel yang mungkin dengan Teori BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa : a. Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap. b. Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi. c. London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS. d. Teori BCS memprediksi suhu kritis untuk , yaitu sebesar : Gambar 4. Diamagnetik Sempurna
  • 5. 5 2.5. Efek Meissner Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan magnet. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya. Gambar 5. Efek Meissner B Gambar 6. London Penetration Depth
  • 6. 6 2.6. Suhu dan Medan Magnet Kritis Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan kembali ke keadaan normal. Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7 sebagai berikut, Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak akan mengalami efek meissner lagi. 2.7. Tipe – tipe Superkonduktor Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II. 2.7.1. Superkonduktor Tipe I Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Gambar 7. Grafik Hambatan terhadap Suhu
  • 7. 7 Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal. 2.7.2. Superkonduktor Tipe II Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan m BaBc0 Superkonduktor Konduktor Biasa Gambar 8. Grafik Magnetisasi terhadap Medan magnet
  • 8. 8 bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet. Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I. 2.8. Kelompok Superkonduktor Berdasarkan nilai suhu kritisnya, superkonduktor dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 2.8.1. Superkonduktor bersuhu kritis rendah Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih kecil dari 23 K. Superkonduktor jenis ini sudah ditinggalkan karena biaya yang mahal untuk mendinginkan bahan. m BaBc0 Bc1 Bc2 I II III I = Superkonduktor Murni II = Superkonduktor + Logam biasa III = Logam Biasa Gambar 9. Grafik Magnetisasi terhadap Medan magnet
  • 9. 9 2.8.2. Superkonduktor bersuhu kritis tinggi Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih besar dari 78 K. Superkonduktor jenis ini merupakan bahan yang sedang dikembangkan sehingga diharapkan memperoleh superkonduktor pada suhu kamar sehingga lebih ekonomis. Contoh Superkonduktor bersuhu kritis tinggi adalah sampel bahan YBa2Cu3O7-x. Bahan ini memiliki struktur kristal orthorombic ( ≠ ≠ = = = 90) 2.9. Suhu Pemadaman Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat superkonduktor. Artinya pada suhu ini superkonduktor akan rusak Gambar 10. Struktur Ortorombik
  • 10. 10 Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka struktur kristal superkonduktor tidak lagi berbentuk ortorombik. Maka dengan adanya perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan sifat superkonduktornya. Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu kritis dengan suhu bahan superkonduktor. Jika suhu yang diberikan pada bahan Sumbu kristal Å 400 800 T | ⃗| ⃗ TC (K) 92 (K) T (0 C)400 800
  • 11. 11 superkonduktor makin besar, maka suhu kritis bahan akan mendekati nilai nol kelvin. 2.10.Sintesis Superkonduktor a. Sampel YBa2Cu3O7 Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sampel YBa2Cu3O7 adalah Y2O3, BaCO3, CuO. Langkah-langkah sintesis Sampel YBa2Cu3O7 diantaranya : 1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan perbandingan molar off-stokiometri. 2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate. Kalsinasi pada suhu 9400 C selama 24 jam. 3. Pendinginan pada suhu kamar. 4. Sintering pada suhu 9400 C. 5. Pendinginan dalam tungku. b. Sampel BPSCCO-2223 Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan sintesis bahan Sampel BPSCCO-2223 adalah Bi2O3, PbO, SrCO3, CuO, CaCO3. Langkah-langkah sintesis Superkonduktor Sampel BPSCCO-2223 terdiri dari : 1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan perbandingan molar off-stokiometri. 2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate. Kalsinasi pada suhu 8100 C selama 20 jam. 3. Penggerusan kedua. 4. Sintering pada suhu 8300 C. 5. Pendinginan dalam tungku. Selama proses pembentukan sampel tersebut, sampel akan diujikan dengan yang diarahkan untuk mengendalikan pewaktuan dari proses sintering dengan suhu pilihan adalah 8300 C. Setelah proses sintering selesai dalam waktu yang berkesesuaian (30 jam, 60 jam, 90 jam), maka akan diadakan beberapa pengujian karakteristik sampel, yaitu:
  • 12. 12 1. Uji Efek Meissner 2. Uji X-ray Diffraction 3. Pengukuran Suhu Kritis (Tc) 4. Pengukuran Fraksi Volume (FV) 3. Perkembangan Superkonduktor Perkembangan peningkatan suhu kritis Tc pada superkonduktor ditunjukkan dalam grafik dibawah ini. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dalam suhu kritis superkonduktor. Pada awalnya suhu kritis superkonduktor itu sangat rendah yaitu kurang dari 4,2 K untuk logam raksa, tetapi pada perkrmbangan selanjutnya suhu kritis dari superkonduktor itu meningkat secara perlahan– lahan hingga mencapai suhu kritis tertinggi pada suhu 138 K untuk HgBaCaCuO. Penemuan yang berkaitan dengan superkonduktor terzjadi pada tahun 1933. Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan Gambar 11. Grafik Suhu Kritis terhadap tahun penemuan
  • 13. 13 tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah Diamagnetisme dan efek ini kemudian dinamakan Efek Meissner. Selanjutnya ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah superkonduktor. Pada tahun 1986 Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rüschlikon, Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian. Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus Hg0.8Tl0. 2Ba2Ca2Cu3O8.33. Bahan Tc (K) Ditemukan Raksa Hg (α ) 4,2 1911 Timbal Pb 7,2 1913 Niobium nitrida 16,0 1960-an Niobium-3-timah 18,1 1960-an
  • 14. 14 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an Niobium germanium 23,2 1973 Lanthanum barium tembaga oksida 28 1985 Yttrium barium tembaga oksida (1-2-3 atau YBCO) 93 1987 Thalium barium kalsium tembaga oksida 125 1987 4. Aplikasi Superkonduktor Aplikasi Superkonduktor dalam kehidupan diantaranya : a. Kabel Listrik. Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak akan mengalami disipasi karena hambatan pada bahan superkonduktor bernilai nol. Maka penggunaan energi listrik akan semakin hemat. b. Alat Transportasi Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah Kereta Listrik super cepat yang dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation (MAGLEV).