SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
BAB 2
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

•
•
•
•

Pradana Ady S.
Sintong Leonardo S.
Yoga Iswara
Ekalanang Fajar S.

•
•
•
•

Hal 2-6 ; hal 21 – 23
Hal 11 – 14 ; hal 25 – 26
Hal 7 – 10 ; hal 24
Hal 15 - 20

Akselerasi 1
SMA Negeri 1 Kotabaru
1
Menampilkan sikap
positif terhadap
sistem hukum dan
peradilan nasional

Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan peradilan nasional.
2.2. peranan lembaga - lembaga peradilan.
2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
Sistem hukum dan peradilan nasional.

2
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI),kata “sistem”
mengandung
arti
susunan kesatuan
masing – masing
untuk membentuk
suatu
kesatuan
secara keseluruhan.
Yang
saling
mengkait satu sama
lain.

Sementara itu dari
berbagai ahli kata
“Hukum”
mempunyai
arti
suatu
himpunan
peraturan (perintah
dan larangan) yang
mengurus
tata
tertib
pada
masyarakat yang di
buat oleh badan –
badan
yang
berwenang
dan
wajib di taati oleh
masyarakat.
Sistem hukum dan peradilan nasional.

Berdasarkan
pengertian
–
pengertian
sebelumnya,dapat
di simpulkan bahwa
“Sistem
Hukum”
adalah
satu
kesatuan
hukum
yang berlaku pada
suatu
negara
tertentu yang wajib
di patuhi setiap
warga negara.

3
Hukum mencakup unsur –
unsur berikut :
 Peraturan mengenai tingkah
laku manusia dalam
pergaulan masyarakat.
 Peraturan itu diadakan oleh
badan – badan resmi yang
berwenang.
 Peraturan bersifat
memaksa,dan
 Adanya sanksi terhadap
pelanggaran peraturan
tersebut..

Hukum memiliki sifat:
 Mengatur
Memaksa.
Hukum memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Ø Adanya
perintah/larangan
Ø Perintah larangan itu
bersifat
memaksa/mengikat
semua orang.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

4
Tujuan Umum

• Untuk mewujudkan ketertiban
dan pergaulan manusia.
• Agar kepentingan masing – masing
orang tidak terganggu
• Untuk mencapai suatu keadilan.

Tujuan Hukum Nasional
Indonesia
Ingin mengatur secara pasti hak dan
kewajiban lembaga – lembaga
negara,semua pejabat negara serta warga
Indonesia agar dapat melaksanakan
kebijaksanaan - kebijaksanaan dan
tindakan – tindakan demi terwujudnya
tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu
terciptanya masyarakat yang terlindungi
oleh hukum,cerdas,terampil,cinta dan
bangga bertanah air Indonesia dalam
suasana kehidupan makmur dan adil
berdasarkan falsafah Pancasila.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

5
SUMBER
HUKUM
MATERIAL

SUMBER
HUKUM
FORMAL

Keyakinan dan
perasaan
hukum individu
dan pendapat
umum
yang
menentukan isi
atau
materi
hukum.

Perwujudan dari
isi
hukum
material
yang
menentukan
perilakunya
berlakunya
hukum
itu
sendiri.

Sumber hukum adalah segala
yang menimbulkan aturan yang
mempunyai kekuatan memaksa,
yakni
aturan-aturan
yang
pelanggarannya dikenai sanksi
yang tegas dan nyata.

Contoh : 1. Undang – Undang.
2. Kebiasaan (Hukum
tak tertulis).
3. Yurisprudensi.
4. Traktrat.
5. Doktrin.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

6
Sistem hukum dan peradilan nasional.

7
KEBIASAAN (HUKUM
TIDAK TERTULIS)

merupakan perbuatan yang diulangulang terhadap hal yang sama dan
kemudian diterima serta diakui oleh
masyarakat. Dalam penerapannya
penyelengaraan negara hukum tidak
tertulis di sebut konvensi.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

8
Dalam membuat yurisprudensi,biasanya
seorang hakim akan melaksanakan
penafsiran sebagai berikut:
 Penafsiran secara gramatikal (tata
bahasa) yaitu dengan berdasarkan
arti kata.
 Penafsiran secara historis, yaitu
penafsiran berdasakan sejarah
terbentuknya undang – undang.
 Penafsiran sistematis, yaitu
penafsiran dengan cara
menghubungkan pasal – pasal
dalam undang – undang.
 Penafsiran teologis, yaitu penafsiran
Yurisprudensi
timbul
dengan jalan mempelajari hakikat
karena adanya peraturan
tujuan undang – undang yang di
– perundang – undangan
sesuaikan dengan perkembangan
yang kurang atau tidak
zaman; dan
jelas
pengertiannya
 Penafsiran otentik, yaitu penafsiran
sehingga
menyulitkan
yang di lakukan oleh si pembentuk
hakim dalam memutuskan
Sistem hukum dan peradilan nasional.
9
undang – undang itu sendiri.
suatu perkara.

Yurisprudensi
adalah
keputusan
hakim
terdahulu terhadap suatu
perkara yang tidak diatur
oleh undang-undang dan
dijadikan pedoman oleh
hakim
lainnya
dalam
memutuskan perkara yang
serupa.
TRAKTAT

DOKTRIN

Perjanjian yang dibuat oleh dua negara
atau lebih mengenai persoalanpersoalan tertentu yang menjadi
kepentingan negara yang bersangkutan.

Pendapat para ahli hukum terkemuka
yang dijadikan dasar atau asas-asas
penting dalam hukum dan
penerapannya.

Traktat bilateral
adalah perjanjian
yang dibuat oleh
negara.

Traktat
multirateral
adalah perjanjian
yang dibuat oleh
lebih
dari
2
negara

Contohnya seperti doktrin dari
montesquieu, yaitu trias politica yang
membagi kekuasaan menjadi 3 bagian
yang
terpisah
yakni
kekuasaan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif

Sistem hukum dan peradilan nasional.

10
Ketentuan Umum Undang –
Undang Nomor 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman
menegaskan bahwa kekuasaan
kehakiman
adalah
kekuasaan
negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan
Pancasila,
demi
terselenggaranya Negara Hukum
Republik Indonesia.

Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh MA dan badan peradilan di
bawahnya dalam lingkungan ;
Peradilan
Umum,
Peradilan
Agama,
Peradilan
Militer, Peradilan Tata Usaha
Negara,
dan
oleh
sebuah
Mahkamah Konstitusi.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

11
Mahkamah
Agung

Pengadilan
Tinggi
Umum/Sipil

Pengadilan
Tinggi

Pengadilan
Tinggi Militer

Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara

Pengadilan
Negeri
Umum/Sipil

Pengadilan
Negeri

Pengadilan
Militer

Pengadilan
Tata Usaha Negara

Sistem hukum dan peradilan nasional.

12
Pengadilan
Militer

Pengadilan Sipil

Pengadilan
Umum

Pengadilan
Khusus

Pengadilan
Tentara

Pengadilan
Negeri

Pengadilan
Agama

Pengadilan
Tentara Tinggi

Pengadilan
Tinggi

Pengadilan Adat

Mahkamah
Tentara Agung

Mahkamah
Agung

Pengadilan Tata
Usaha Negeara
Sistem hukum dan peradilan nasional.

13
PENGADILAN
NEGERI

PENGADILAN
TATA USAHA
NEGARA

PENGADILAN
AGAMA

PENGADILAN
MILITER

Sistem hukum dan peradilan nasional.

14
Pengadian Negeri adalah suatu
peradilan umum yang sehari-hari
memeriksa dan memutuskan
perkara dalam tingkat pertama
dari segala perkara perdata dan
pidana sipil untuk semua golongan
penduduk.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

15
pengadilan agama
adalah pengadlan yang
memeriksa dan
memutuskan perkaraperkara yang timbul
antara orang-orang
beragama islam.

Berkaitan dengan masalah nikah,
rujuk, talak, nafkah, waris, dll.

Berlaku untuk:
 Anggota TNI dan POLRI.
 Sesorang yang menurut UU dapat
dipersamakan dengan anggota TNI
dan POLRI.
 Anggota jawatan atau golongan
yang dapat di persamakan dengan
TNI dan POLRI menurut UU.
 Tidak termasuk A s/d C tetapi
menurut keputusan Menhan yang di
tetapkan dengan persetujuan
menteri kehakiman harus di adili oleh
Pengadilan Militer

Pengadilan militer
adalah pengadilan yang
mengadili hanya dalam
lapangan pidana .
Sistem hukum dan peradilan nasional.

16
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Pengadilan
Tata
Usaha
Negara adalah badan yang
berwenang untuk memeriksa
dan memutuskan sengketa
tata usaha negara

Pengadilan Tata Usaha Negara di laksanakan oleh badan peradilan berikut:
1. Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan tingkat pertama di kab/kota.
2. Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan tingkat banding di propinsi.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

17
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau
yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada di dalam
Rumah Tahanan Negara.
Sistem hukum dan peradilan nasional.

18
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah
hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding).

Fungsi :
1. Menjadi pemimpin bagi pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya.
2. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah
hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu di selesaikan dengan
seksama dan sewajarnya.
3. Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim Pengadilan Negeri di
daerah hukumnya.
4. Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dapat
memberi peringatan,teguran.,dan petunjuk yang di pandang perlu
kepada pengadilan negeri dalam daerah hukumnya.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

19
Wewenang :
1.Mengadili perkara yang diutus oleh Pengadilan Negri dalam
daerah hukumnya yang di mintakan banding.
2.Memerintahkan pengiriman berkas – berkas perkara dan surat –
surat untuk di teliti dan memberi penilaian tetnatng ke cakapan
dan kerajinan para hakim.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

20
MAHKAMAH AGUNG
(PENGADILAN TINGKAT KASASI)
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya
adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala
pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar
hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.
Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang
MA untuk membatalkan putusan
Pimpinan Mahkamah
putusan pengadilan _ pengadilan
Agung terdiri dari
,dikarenakan :
seorang Ketua,seorang
• Tidak berwenang atau melampaui
Wakil Ketua,dan
batas wewenang,
beberapa Ketua Muda
• Salah menerapkan atau karena
yang di bantu oleh
melanggar hukum yang berlaku,
beberapa hakim anggota
• Lalai memenuhi syarat-syarat yang
Mahkamah Agung, yaitu
diwajibkan oleh peraturan
Hakim Agung.
perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan
batalnya putusan yang
Sistem hukum dan peradilan nasional.
21
bersangkutan.
Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :
• Melakukan pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan
peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.
• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim
disemua lingku-ngan peradilan dalam menjalankan
tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatanperbuatan para hakim di semua lingkungan
peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah
Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk
yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri,
maupun dengan surat edaran.
Sistem hukum dan peradilan nasional.

22
Wewenang Mahkamah Agung :
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap
putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari
semua Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan
mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundangundangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu
kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan
tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
memutus perkara.
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
23
MAHKAMAH KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi di pimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi untuk masa
jabatan 5 tahun,yang di pilih dari dan oleh 9 orang Hakim Konstitusi ( 3 orang
oleh Mahkamah Agung , 3 orang dari DPR, dan 3 orang dari Presiden.) dan
dapat di pilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.
Mahkamah Konstitusi sesuai Undang – Undang Dasar 1945 yang selanjutnya
di atur dalam UU No. 24/2003, memiliki
wewenang dan kewajiban :
•

Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
Pemilihan Umum.

•

Kewajiban, yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Sistem hukum dan peradilan nasional.

24
SIKAP SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM
YANG BERLAKU

SIKAP TERBUKA

Sikap terbuka merupakan yang secara
internal menujukan adanya keinginan
dari setiap waga negara untuk membuka
diri dslam memahami hukum yang
berlaku di dalam masyarakat untuk
mengilangkan rasa curiga dan salah
paham.

Sikap ini mencakup hal – hal berikut.
1. sanggup menyatakan suatu
ketentuan hukum itu benar atau
salah.
2. Mau mengatakan apa adanya benar
atau salah.
3. berupaya selalu jujur dalam
memahami ketentuan hukum.
4. berupaya untuk tidak menutup –
nutupi kesalahan.

Sistem hukum dan peradilan nasional.

25
SIKAP
OBJEKTIF/RASIONAL

merupakan sikap yang di
tunjukkan oleh sesorang dalam
memahami ketentuan – ketentuan
hukum yang di kembalikan pada
data fakta dan dapat di terima oleh
akal sehat.
SIKAP MENGUTAMAKAN
KEPENTINGAN UMUM

Contoh :
1. mampu menyatakan bahwa suatu
ketentuan hukum benar atau salah
dengan argumentasi yang baik.
2. Mampu memberi penjelasan yang netral
dan dapat di terima akal sehat bahwa
suatu pelaksanaan ketentuan hukum
benar atau salah.
3. Sanggup menyatakan kekurangan dan
kelemahannya jika orang lain lebih baik.
4. Menghargai orang lain sesuai dengan
kemampuan,keahlian atau profesional.
Contoh:
1. Merelakan tanah atau bangunan di
ambil oleh pemerintah untuk
kepentingan umum.
2. Memberi tempat/pertolongan bagi
yang sangat membutuhkannya.
3. Membayar pajak tepat pada waktunya.

Merupakan sikap sesorang untuk
menghargai kepentingan orang lain
yang lebih membutuhkan untuk
seusatu yang lebih bermanfaat. hukum dan peradilan nasional.
Sistem

26
Sistem hukum dan peradilan nasional.

27

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
Shauqina Saraya
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Aprizal Gauul
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Andri Yulipan
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Dzikri Fauzi
 
X 2 sistem hukum dan peradilan nasional
X   2 sistem hukum dan peradilan nasionalX   2 sistem hukum dan peradilan nasional
X 2 sistem hukum dan peradilan nasional
Feby Febrian
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
dimahana
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
ade_sobara
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesia
 
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanMenganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
 
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi SiswaPkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
 
Lembaga peradilan
Lembaga peradilanLembaga peradilan
Lembaga peradilan
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
 
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
 
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
 
Peradilan
Peradilan Peradilan
Peradilan
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
Kisi kisi-n-soal-sistem-hukum-peradilan-nasional
Kisi kisi-n-soal-sistem-hukum-peradilan-nasionalKisi kisi-n-soal-sistem-hukum-peradilan-nasional
Kisi kisi-n-soal-sistem-hukum-peradilan-nasional
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
X 2 sistem hukum dan peradilan nasional
X   2 sistem hukum dan peradilan nasionalX   2 sistem hukum dan peradilan nasional
X 2 sistem hukum dan peradilan nasional
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
 
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
 
SISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIASISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIA
 
Hukum pidana i
Hukum pidana iHukum pidana i
Hukum pidana i
 

Ähnlich wie Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Pyo Jihoon
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
Poetra Poernama
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
RoyyanFirdausAlpha
 
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdfSistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
suciwulan166
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
Riya Zayn
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
Ica Diennissa
 
Babii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasBabii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nas
Awis Mirad
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Hendrastuti Retno
 

Ähnlich wie Sistem Hukum dan Peradilan Nasional (20)

SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxSISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
 
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
 
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdfSistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
Sistem Hukum & Peradilan Di Indonesia_SUCI WULAN SARI .pdf
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
tugaspkn1-121013082132-phpapp02.pdf
tugaspkn1-121013082132-phpapp02.pdftugaspkn1-121013082132-phpapp02.pdf
tugaspkn1-121013082132-phpapp02.pdf
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
Ppt ppkn
Ppt ppknPpt ppkn
Ppt ppkn
 
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
 
HUKUM KELAS 12.pptx
HUKUM KELAS 12.pptxHUKUM KELAS 12.pptx
HUKUM KELAS 12.pptx
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
 
Shi
ShiShi
Shi
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Babii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasBabii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nas
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukum
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 

Kürzlich hochgeladen

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

  • 1. BAB 2 SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL • • • • Pradana Ady S. Sintong Leonardo S. Yoga Iswara Ekalanang Fajar S. • • • • Hal 2-6 ; hal 21 – 23 Hal 11 – 14 ; hal 25 – 26 Hal 7 – 10 ; hal 24 Hal 15 - 20 Akselerasi 1 SMA Negeri 1 Kotabaru 1
  • 2. Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional Kompetensi Dasar : 2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional. 2.2. peranan lembaga - lembaga peradilan. 2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku Sistem hukum dan peradilan nasional. 2
  • 3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),kata “sistem” mengandung arti susunan kesatuan masing – masing untuk membentuk suatu kesatuan secara keseluruhan. Yang saling mengkait satu sama lain. Sementara itu dari berbagai ahli kata “Hukum” mempunyai arti suatu himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib pada masyarakat yang di buat oleh badan – badan yang berwenang dan wajib di taati oleh masyarakat. Sistem hukum dan peradilan nasional. Berdasarkan pengertian – pengertian sebelumnya,dapat di simpulkan bahwa “Sistem Hukum” adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang wajib di patuhi setiap warga negara. 3
  • 4. Hukum mencakup unsur – unsur berikut :  Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.  Peraturan itu diadakan oleh badan – badan resmi yang berwenang.  Peraturan bersifat memaksa,dan  Adanya sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut.. Hukum memiliki sifat:  Mengatur Memaksa. Hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Ø Adanya perintah/larangan Ø Perintah larangan itu bersifat memaksa/mengikat semua orang. Sistem hukum dan peradilan nasional. 4
  • 5. Tujuan Umum • Untuk mewujudkan ketertiban dan pergaulan manusia. • Agar kepentingan masing – masing orang tidak terganggu • Untuk mencapai suatu keadilan. Tujuan Hukum Nasional Indonesia Ingin mengatur secara pasti hak dan kewajiban lembaga – lembaga negara,semua pejabat negara serta warga Indonesia agar dapat melaksanakan kebijaksanaan - kebijaksanaan dan tindakan – tindakan demi terwujudnya tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi oleh hukum,cerdas,terampil,cinta dan bangga bertanah air Indonesia dalam suasana kehidupan makmur dan adil berdasarkan falsafah Pancasila. Sistem hukum dan peradilan nasional. 5
  • 6. SUMBER HUKUM MATERIAL SUMBER HUKUM FORMAL Keyakinan dan perasaan hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi atau materi hukum. Perwujudan dari isi hukum material yang menentukan perilakunya berlakunya hukum itu sendiri. Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanksi yang tegas dan nyata. Contoh : 1. Undang – Undang. 2. Kebiasaan (Hukum tak tertulis). 3. Yurisprudensi. 4. Traktrat. 5. Doktrin. Sistem hukum dan peradilan nasional. 6
  • 7. Sistem hukum dan peradilan nasional. 7
  • 8. KEBIASAAN (HUKUM TIDAK TERTULIS) merupakan perbuatan yang diulangulang terhadap hal yang sama dan kemudian diterima serta diakui oleh masyarakat. Dalam penerapannya penyelengaraan negara hukum tidak tertulis di sebut konvensi. Sistem hukum dan peradilan nasional. 8
  • 9. Dalam membuat yurisprudensi,biasanya seorang hakim akan melaksanakan penafsiran sebagai berikut:  Penafsiran secara gramatikal (tata bahasa) yaitu dengan berdasarkan arti kata.  Penafsiran secara historis, yaitu penafsiran berdasakan sejarah terbentuknya undang – undang.  Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran dengan cara menghubungkan pasal – pasal dalam undang – undang.  Penafsiran teologis, yaitu penafsiran Yurisprudensi timbul dengan jalan mempelajari hakikat karena adanya peraturan tujuan undang – undang yang di – perundang – undangan sesuaikan dengan perkembangan yang kurang atau tidak zaman; dan jelas pengertiannya  Penafsiran otentik, yaitu penafsiran sehingga menyulitkan yang di lakukan oleh si pembentuk hakim dalam memutuskan Sistem hukum dan peradilan nasional. 9 undang – undang itu sendiri. suatu perkara. Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa.
  • 10. TRAKTAT DOKTRIN Perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalanpersoalan tertentu yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan. Pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya. Traktat bilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh negara. Traktat multirateral adalah perjanjian yang dibuat oleh lebih dari 2 negara Contohnya seperti doktrin dari montesquieu, yaitu trias politica yang membagi kekuasaan menjadi 3 bagian yang terpisah yakni kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif Sistem hukum dan peradilan nasional. 10
  • 11. Ketentuan Umum Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Sistem hukum dan peradilan nasional. 11
  • 12. Mahkamah Agung Pengadilan Tinggi Umum/Sipil Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Militer Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Pengadilan Negeri Umum/Sipil Pengadilan Negeri Pengadilan Militer Pengadilan Tata Usaha Negara Sistem hukum dan peradilan nasional. 12
  • 15. Pengadian Negeri adalah suatu peradilan umum yang sehari-hari memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidana sipil untuk semua golongan penduduk. Sistem hukum dan peradilan nasional. 15
  • 16. pengadilan agama adalah pengadlan yang memeriksa dan memutuskan perkaraperkara yang timbul antara orang-orang beragama islam. Berkaitan dengan masalah nikah, rujuk, talak, nafkah, waris, dll. Berlaku untuk:  Anggota TNI dan POLRI.  Sesorang yang menurut UU dapat dipersamakan dengan anggota TNI dan POLRI.  Anggota jawatan atau golongan yang dapat di persamakan dengan TNI dan POLRI menurut UU.  Tidak termasuk A s/d C tetapi menurut keputusan Menhan yang di tetapkan dengan persetujuan menteri kehakiman harus di adili oleh Pengadilan Militer Pengadilan militer adalah pengadilan yang mengadili hanya dalam lapangan pidana . Sistem hukum dan peradilan nasional. 16
  • 17. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA Pengadilan Tata Usaha Negara adalah badan yang berwenang untuk memeriksa dan memutuskan sengketa tata usaha negara Pengadilan Tata Usaha Negara di laksanakan oleh badan peradilan berikut: 1. Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan tingkat pertama di kab/kota. 2. Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan tingkat banding di propinsi. Sistem hukum dan peradilan nasional. 17
  • 18. Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu : Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara. Sistem hukum dan peradilan nasional. 18
  • 19. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding). Fungsi : 1. Menjadi pemimpin bagi pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya. 2. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu di selesaikan dengan seksama dan sewajarnya. 3. Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim Pengadilan Negeri di daerah hukumnya. 4. Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dapat memberi peringatan,teguran.,dan petunjuk yang di pandang perlu kepada pengadilan negeri dalam daerah hukumnya. Sistem hukum dan peradilan nasional. 19
  • 20. Wewenang : 1.Mengadili perkara yang diutus oleh Pengadilan Negri dalam daerah hukumnya yang di mintakan banding. 2.Memerintahkan pengiriman berkas – berkas perkara dan surat – surat untuk di teliti dan memberi penilaian tetnatng ke cakapan dan kerajinan para hakim. Sistem hukum dan peradilan nasional. 20
  • 21. MAHKAMAH AGUNG (PENGADILAN TINGKAT KASASI) Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya. Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA untuk membatalkan putusan Pimpinan Mahkamah putusan pengadilan _ pengadilan Agung terdiri dari ,dikarenakan : seorang Ketua,seorang • Tidak berwenang atau melampaui Wakil Ketua,dan batas wewenang, beberapa Ketua Muda • Salah menerapkan atau karena yang di bantu oleh melanggar hukum yang berlaku, beberapa hakim anggota • Lalai memenuhi syarat-syarat yang Mahkamah Agung, yaitu diwajibkan oleh peraturan Hakim Agung. perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang Sistem hukum dan peradilan nasional. 21 bersangkutan.
  • 22. Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung : • Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. • Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. • Mengawasi dengan cermat semua perbuatanperbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan. • Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran. Sistem hukum dan peradilan nasional. 22
  • 23. Wewenang Mahkamah Agung : • Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan), • Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili, • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, • Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundangundangan di bawah undang-undang, • Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan, • Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Sistem hukum dan peradilan nasional. 23
  • 24. MAHKAMAH KONSTITUSI Mahkamah Konstitusi di pimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi untuk masa jabatan 5 tahun,yang di pilih dari dan oleh 9 orang Hakim Konstitusi ( 3 orang oleh Mahkamah Agung , 3 orang dari DPR, dan 3 orang dari Presiden.) dan dapat di pilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Mahkamah Konstitusi sesuai Undang – Undang Dasar 1945 yang selanjutnya di atur dalam UU No. 24/2003, memiliki wewenang dan kewajiban : • Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan Pemilihan Umum. • Kewajiban, yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945. Sistem hukum dan peradilan nasional. 24
  • 25. SIKAP SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU SIKAP TERBUKA Sikap terbuka merupakan yang secara internal menujukan adanya keinginan dari setiap waga negara untuk membuka diri dslam memahami hukum yang berlaku di dalam masyarakat untuk mengilangkan rasa curiga dan salah paham. Sikap ini mencakup hal – hal berikut. 1. sanggup menyatakan suatu ketentuan hukum itu benar atau salah. 2. Mau mengatakan apa adanya benar atau salah. 3. berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum. 4. berupaya untuk tidak menutup – nutupi kesalahan. Sistem hukum dan peradilan nasional. 25
  • 26. SIKAP OBJEKTIF/RASIONAL merupakan sikap yang di tunjukkan oleh sesorang dalam memahami ketentuan – ketentuan hukum yang di kembalikan pada data fakta dan dapat di terima oleh akal sehat. SIKAP MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN UMUM Contoh : 1. mampu menyatakan bahwa suatu ketentuan hukum benar atau salah dengan argumentasi yang baik. 2. Mampu memberi penjelasan yang netral dan dapat di terima akal sehat bahwa suatu pelaksanaan ketentuan hukum benar atau salah. 3. Sanggup menyatakan kekurangan dan kelemahannya jika orang lain lebih baik. 4. Menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan,keahlian atau profesional. Contoh: 1. Merelakan tanah atau bangunan di ambil oleh pemerintah untuk kepentingan umum. 2. Memberi tempat/pertolongan bagi yang sangat membutuhkannya. 3. Membayar pajak tepat pada waktunya. Merupakan sikap sesorang untuk menghargai kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan untuk seusatu yang lebih bermanfaat. hukum dan peradilan nasional. Sistem 26
  • 27. Sistem hukum dan peradilan nasional. 27