SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 181
ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT. PERTAMINA ( PERSERO )

DENGAN ANAK PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES




                              SKRIPSI



                     Diajukan Untuk Persyaratan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat unuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
              Pada Program Akuntansi Strata Satu (S-I)




                           Disusun Oleh :

                      NAMA      : SIDIK ABDULLAH
                      NIM       : 2009 131 031




         SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU
                        CIBINONG
                           2012




                                  i
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU
PROGRAM STRATA SATU



LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA                 : SIDIK ABDULLAH

NIM                  : 2009 131 031

JUDUL SKRIPSI        : ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT.
                       PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK
                       PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY
                       SERVICES


Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian
skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalpataru.



                          Cibinong, 12 Mei 2012
                                Menyetujui




      ( Kikin Sadikin, SE, MM, M.Ak.)         ( Heri Nazir, Ir. MM )
            Pembimbing Materi                   Pembimbing Teknis




                           Mengetahui,
                  SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
                          KALPATARU



                         ( Nurussalam, SE. MM. )
                                 Ketua




                                      ii
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU
PROGRAM STRATA SATU


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI

Pada hari ini tanggal ………………..telah diadakan ujian skripsi jenjang Strata
Satu ( S-1 ) Program Studi Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kalpataru atas mahasiswa :

NAMA                : SIDIK ABDULLAH

NIM                 : 2009 131 031

JUDUL SKRIPSI       : ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG
                      PT. PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK
                      PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY
                      SERVICES




                           PANITIA PENGUJI

        NAMA                   JABATAN              TANDA TANGAN

          1.                     Ketua


          2.                    Anggota


          3.                    Anggota




                           Mengetahui,
                  SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
                          KALPATARU



                         ( Nurussalam, SE. MM. )
                                 Ketua




                                     iii
ABSTRAKSI


    Sidik Abdullah (NIM 2009 131 031), “ANALISIS PEMBAYARAN
HUTANG PT. PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK PERUSAHAAN
PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES.” Akuntansi memegang peranan sangat
penting dalam proses laporan keuangan, laporan keuangan konsolidasi yang
menyajikan informasi keuangan dari suatu kelompok perusahaan sebagai satu
kesatuan ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam kelompok tersebut
merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Induk perusahaan
yang memenuhi kriteria konsolidasi, tidak boleh menyajikan tersendiri laporan
keuangannya (tanpa konsolidasi) sebagai laporan keuangan untuk tujuan
pelaporan keuangan Dalam upaya minimalisasi adanya selisih pengakuan
hutang/piutang hubungan istimewa dan optimalisasi mekanisme rekonsiliasi pada
PT Pertamina (Persero) dengan anak perusahaan sudah dilakukan secara efektif
dan efisien atau belum. Pengelolaan hutang merupakan salah satu unsur keuangan
yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan sebesar PT. Pertamina (Persero)
karena merupakan unsur dari neraca dalam laporan keuangan dan salah satu
indikator penyelesaian pembayaran yang telah ditentukan.
     Tujuan utama penelitian yang di lakukan adalah untuk mengetahui
sistematika proses pembayaran hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT.
Pertamina Energy Services, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan PT.
Pertamina (Persero) dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dan untuk
menganalisa perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero) terhadap
PT. Pertamina Energy Services.

     Dalam mencari permasalahan pada PT. Pertamina (persero) dan pemecahan,
penulis mengadakan pendekatan dan menganalisa laporan keuangan mengenai
sistematika pembayaran hutang; aktiva lancar terhadap kewajiban lancarnya; kas.
Surat berharga dan piutang dagang terhadap kewajiban lancarnya; kas dan surat
berharga terhadap hutang lancarnya; serta bagaimana perlakuan akuntansi yang
diterapkan di PT. Pertamina (Persero).




                                      iv
KATA PENGANTAR



    Ucapan Alhamdulillah yang tiada terhingga kehadirat ALLAH SWT. Serta

segala rahmat dan karuni-NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

    Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi     KALPATARU.       Berangkat       dari   segala   keterbatasan   maupun

pengetahuan yang penulis tuang dalam skripsi ini, bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangannya, namun penulis berusaha

menyajikannya dengan sebaik mungkin dengan harapan semoga dapat bermanfaat

bagi yang membutuhkannya dan penulis mengharapkan saran serta kritik yang

bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

    Melalui kesempatan ini pula penulis dengan segala kerendahan hati tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


    1.   Ketua (BPH) Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Kalpataru

         Bapak Ir. Thamrin Tanjung, MM. MBA.

    2.   Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalpataru

         .Bapak Nurussalam SE. MM.

    3.    Pembantu Ketua I Bidang Akademik

         Bapak Tata Suhendi, SE. MM.

    4.    Pembantu Ketua II Bidang Keuangan

         Ibu Evalia Shufa Meilviyani, Msf




                                         v
5.   Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan

            Bapak Akhmad Agusdin, SH

       6.   Ketua Program Studi Manajemen & Akuntansi

       7.   Bapak Pembimbing Materi Bapak Kikin Sadikin, SE, MM, M.Ak

       8.   Bapak Pembimbing Teknis Bapak Heri Nazir, Ir. MM.

       9.   Para Jajaran Staff dan pengajar STIE Kalpataru

       10. Para Pimpinan dan Staff PT. Pertamina (Persero)

       11. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.


Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha

Esa.


       Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca. Akhir kata

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, sehingga apa yang telah dihasilkan dapat

bermanfaat dan berguna bagi kita semua.


                                                        Cibinong, 12 Mei 2012


                                                                 Penulis




                                          vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ……………………………………..              ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ………………………….            iii

ABSTRAKSI ……………………………………………………………….                      iv

KATA PENGANTAR ...……………………………………………………                   vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..                    viii



  BAB 1 : PENDAHULUAN


         A. Latar Belakang…………………………………………...            01

         B. Identifikasi Masalah……………………………………..         04

         C. Rumusan Masalah……………………………………….              05

         D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………...   05

         E. Hipotesis…………………………………………………                 06

         F. Ruang Lingkup Pembahasan…………………………….         06

         G. Metode Penelitian………………………………………..           07

         H. Lokasi, Tempat dan Waktu………………………………         08

         I. Sistematika………………………………………………                08




  BAB 2 : LANDASAN TEORI


         A. Pengertian Akuntansi…………………………………….          10

         B. Pengertian Ekonomi……………………………………..           10

         C. Pengertian Hutang…………………………………….…            10




                            vii
D. Metode Pencatatan Hutang………………….…………..                    15

       E. Jenis-jenis Hutang……………………………...…..……                     15

       F. Konsep Pencatatan Hutang…………………………..….                    25



BAB 3 : GAMBARAN PERUSAHAAN


       A. Latar Belakang PT. Pertamina (Persero)………...………           33

       B. Sejarah PT. Pertamina (Persero)…………………...…….              34

       C. Visi dan Misi Perusahaan………………………..………                    39

       D. Tata Nilai………………………………………..……….                           41

       E. Struktur Organisasi…………………………….………..                      42

       F. Sumber Daya Manusia……………………….………….                        43

       G. Modal……………………………………………………                                 44

       H. Teknologi……………………………………….………..                            45

       I. Strategi Bisnis……………………………………..……..                       46




BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN


       A. Sistematika Proses Pembayaran Hutang PT. Pertamina

          (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services........…... 67

       B. Kemapuan PT. Pertamina (Persero) dalam Melunasi

          Kewajiban Jangka Pendek……………………………….. 78

       C. Perlakuan Akuntansi atas Hutang Pertamina (Persero)….. 86




                               viii
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN


      A. Kesimpulan………………………………………………. 88

      B. Saran-saran……………………………………………….. 91




                        ix
1




                                  BAB I

                            PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

       Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang

   Minyak dan Gas Bumi yang berimplikasi pada perubahan struktur bisnis

   dunia usaha bidang migas. Dimana pemenuhan kebutuhan Migas sektor hilir

   yang semula adalah sektor tertutup dan merupakan tanggungjawab Pertamina

   kemudian dirubah menjadi sektor terbuka bagi badan usaha lain.

   Konsekuensinya adalah Pertamina harus mampu beradaptasi terhadap

   persaingan usaha tersebut dengan melakukan perubahan mindset (Visi &

   Misi) dan pelaksanaan sebagai sebuah entitas bisnis yang berorientasi pada

   profit/keuntungan dan juga harus mampu memperluas market share di dalam

   maupun di luar negeri.

       Untuk itu pada tanggal 17 September 2003, perubahan terjadi pada

   Pertamina yang awalnya hanya sebagai Perusahaan Negara berubah menjadi

   PT. Pertamina (Persero). Dimana Pertamina sekarang dituntut harus bisa

   menciptakan profit maksimal di dalam memenuhi kebutuhan Migas sektor

   hilir dalam negeri untuk produk BBM & NBBM.

       Dengan perubahan tersebut dan kondisi persaingan yang ada telah

   mendorong perusahaan untuk dapat mengatur sendiri kebijakan dan strategi

   yang berorientasi pada keuntungan dan pertumbuhan. Strategi dan kebijakan

   yang tepat hanya dapat dihasilkan jika perusahaan mempunyai sistem
2




perhitungan dan pelaporan yang tepat, akurat, dapat diuji kebenarannya dan

informasi dapat tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

    Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero), pada

tanggal 30 Januari 2008, telah menetapkan PT Pertamina (Persero) menjadi

perusahaan publik yang tidak didaftarkan di pasar modal (non listed public

company). Merupakan keharusan bagi PT Pertamina (Persero) untuk menjadi

sebuah entitas bisnis murni dalam menjalankan usahanya sesuai dengan

koridor Good Corporate Governance dan meningkatkan akuntabilitas serta

transparansi perusahaan dalam pelaksanaan Public Service Obligation.

Dengan menjadi perusahaan publik, maka PT Pertamina (Persero) diharapkan

dapat lebih transparan, karena untuk kemudian hal ini akan berkaitan dengan

peraturan pasar yang harus diikuti BUMN migas ini. Dalam rangka

mewujudkan hal tersebut, PT Pertamina (Persero) menjalankan program 6 C

yang ditanamkan sebagai budaya perusahaan, yaitu Clean, Confident,

Customer Focus, Capable, Competitive, dan Commercial.

    Dalam pengelolaan, transparan di mata stakeholder dan terpercaya di

mata masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, akan

mempercepat program “6C”,      dalam rangka bergerak menuju non listed

public company dan mewujudkan transparansi pada stakeholder, maka

dipandang sebagai suatu keharusan bagi PT Pertamina (Persero) untuk

menyediakan informasi keuangan yang relevan dan reliable. Para pengguna

laporan keuangan pada umumnya ingin mengetahui dan mendapatkan
3




informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dari suatu

kelompok perusahaan secara keseluruhan.

    Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui penyajian laporan keuangan

konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dari suatu kelompok

perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing

perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang

terpisah satu sama lain. Induk perusahaan yang memenuhi kriteria

konsolidasi, tidak boleh menyajikan tersendiri laporan keuangannya (tanpa

konsolidasi) sebagai laporan keuangan untuk tujuan pelaporan keuangan

(general purpose financial statement). Laporan keuangan tersendiri induk

perusahaan hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalaml aporan

keuangan konsolidasi (PSAK 04).

    Apakah upaya minimalisasi adanya selisih pengakuan hutang/piutang

hubungan istimewa dan optimalisasi mekanisme rekonsiliasi pada PT

Pertamina (Persero) dengan anak perusahaan sudah dilakukan secara efektif

dan efisien atau belum.

    Pengelolaan hutang merupakan salah satu unsur keuangan yang sangat

penting dilakukan oleh perusahaan sebesar PT. Pertamina (Persero) karena

merupakan unsur dari neraca dalam laporan keuangan dan salah satu

indikator penyelesaian pembayaran yang telah ditentukan.

    Kaitannya    dengan   pendapatan      merupakan   komponen    didalam

menentukan aliran cash flow PT. Pertamina (Persero) apakah sudah dilakukan
4




   dengan tepat dan benar atau menyimpang jauh dari sasaran yang ingin di

   capai perusahaan.

        Dengan melihat paparan di atas, betapa besar peran dari system hutang

   usaha pada PT. Pertamina (Persero), maka dalam hal ini penulis tertarik untuk

   membahas masalah tersebut dan menuangkan dalam bentuk skripsi dengan

   judul     “ANALISIS    PEMBAYARAN          HUTANG       PT.   PERTAMINA

   (PERSERO)      DENGAN      ANAK      PERUSAHAAN         PT.   PERTAMINA

   ENERGY SERVICES”. Dalam penulisan ini PT. Pertamina (Persero) adalah

   yang menjadi objek penelitian yang bergerak di bidang Minyak dan Gas

   Bumi.



B. Identifikasi Masalah

        Memberikan deskripsi mengenai keadaan dan gejala permasalahan,

   dimensi    permasalahan, dan perumusan pokok           permasalahan terkait

   mekanisme hutang PT Pertamina (Persero) dengan Anak Perusahaan PT.

   Pertamina Energy Services penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

   1.   Sejauh mana sistematika proses pembayaran hutang antara PT. Pertamina

        (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services.

   2.   Sejauh mana kemampuan PT. Pertamina (Persero) dalam melunasi

        kewajiban jangka pendeknya.

   3.   Sejauh mana perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero)
5




C. Rumusan Masalah

        Dari beberapa identifikasi masalah penulis menarik beberapa rumusan

   masalah, diantaranya :

   1. Apakah Proses pembayaran hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT.

        Pertamina Energy Services sudah sistematis?

   2. Apakah kemampaun untuk melunasi kewajiban jangka pendek PT.

        Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services sudah

        terpenuhi?

   3. Apakah perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero) dengan

        PT. Pertamina Energy Services sudah sesuai?



D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

   Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah:

   1.   Untuk mengetahui sistematika proses pembayaran hutang PT. Pertamina

        (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services.

   2.   Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan PT. Pertamina (Persero)

        dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.

   3.   Untuk menganalisa perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina

        (Persero) terhadap PT. Pertamina Energy Services



   Kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah :

   1.   Bagi penulis adalah untuk menguji dan membandingkan antara teori

        yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan yang ada dalam
6




        Perusahaan PT. Pertamina (Persero) mengenai pentingnya perlakuan

        akuntansi atas proses pembayaran hutang usaha perusahaan.

   2.   Bagi pembaca adalah untuk menambah pengetahuan dan memperluas

        wawasan mengenai sistematika proses pembayaran hutang PT.

        PErtamina (Persero) terhadap anak perusahaan.

   3.   Bagi perusahaan adalah untuk menambah bahan masukan dan informasi

        bagi PT. Pertamina (Persero) dalam rangka meningkatkan hubungan baik

        dengan anak perusahaan



E. Hipotesis

        Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis

   sebagai berikut :

   1.   Penulis menduga bahwa PT. Pertamina (Persero) dapat melunasi hutang

        jangka pendeknya terhadap PT. Pertamina Energy Services agar

        hubungan baik antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina

        Energy Services tetap terjaga dengan baik.



F. Ruang Lingkup Pembahasan

        Dalam penulisan skripsi ini diberikan batasan-batasan atau ruang lingkup

   agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terfokus kepada suatu

   permasalahan. Lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini

   adalah mencakup:
7




   1.   Dampak dari hutang hubungan istimewa di PT Pertamina (Persero) dan

        anak perusahaannya, sehubungan dengan minimalisasi pengakuan

        hutang/piutang hubungan istimewa.

   2.   Data yang digunakan dalam melakukan analisis adalah transaksi

        hubungan istimewa yang terjadi pada PT.Pertamina (Persero) dan PT.

        Pertamina Energy Services.



G. Metode penelitian

        Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

   Pendekatan analisis deskriptif, membuat gambaran secara sistematis, faktual,

   dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena

   yang diselidiki. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam

   penelitian ini penulis melakukan studi lapangan dan studi pustaka. Studi

   lapangan dilakukan dengan cara Pengumpulan data primer yang dilakukan

   dengan meninjau objek secara langsung melalui observasi dan wawancara

   pada fungsi terkait guna menghimpun data dan keterangan yang diperlukan.

   Metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini adalah :

   1.   Data Primer, pengumpulan data primer dilakukan dengan meninjau objek

        secara langsung melalui observasi dan wawancara pada fungsi terkait

        guna menghimpun keterangan yang diperlukan.

   2.   Data   Sekunder,    pengumpulan     data   sekunder    dilakukan   dengan

        memperoleh literatur-literatur terkait yang dapat dijadikan dasar teori dan

        acuan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.
8




     3.   Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian

          dengan cara mengadakan pencatatan data-data yang ada di lingkup PT.

          Pertamina (Persero)

     4.   Interview, yaitu melakukan pengumpulan data-data dengan mengadakan

          wawaancara atau Tanya jawab langsung kepada beberapa karyawan, baik

          pimpinan maupun staff perusahaan yang dapat memberikan data yang

          dibutuhkan secara benar guna menunjang penyempurnaan dalam

          penyusunan skripsi penulis.



H. Lokasi,Tempat dan waktu

          Lokasi Penelitian penulis adalah di Fungsi Account Payables Direktorat

     Account and Reporting Gedung Annex PT. Pertamina (Persero) yang

     berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta Pusat. Lokasi ini

     dipilih berdasarkan penulis melakukan analisis karena penulis bekerja di

     tempat tersebut dari bulan April sampai dengan bulam Mei 2012



I.   Sistematika

          Untuk mempermudah penyajian Skripsi ini, penulis mengelompokkan

     materi kedalam empat bab yang sistematikanya disajikan sebagai berikut :
9




BAB 1 : PENDAHULUAN

       Merupakan pendahuluan dari skripsi, berupa penjelasan mengenai latar

       belakang, ruang lingkup perusahaan, Identifikasi masalah, rumusan

       masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis, metode penelitian,

       lokasi tempat dan waktu, sistematika.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

       Bab ini diuraiakan secara teoritis mengenai teori dan definisi

       diantaranya pengertian akuntansi, pengertian ekonomi, pengertian

       hutang, metode pencatatan hutang, jenis-jenis hutang dan konsep

       pencatatan hutang

BAB 3 : GAMBARAN PERUSAHAAN

       Bab ini membahas latar belakang Perusahaan,sejarah perusahaan, visi

       dan misi perusahaan, tata nilai, struktur organisasi,sumber daya

       manusia, modal, teknologi dan strategi bisnis.

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

       Bab ini membahas hasil dari analisa dan pembahasan materi yang lebih

       dalam atas hasil penelitian yang dilakukan diantaranya timbulnya

       hutang antara PT. Pertamina dengan PT. Pertamina Energy Services,

       prosedur pembayaran minyak mentah, proses pencatatan akuntansi

       untuk pengadaan Hydro, proses pembayaran hutang PT. Pertamina

       dengan PT. Pertamina Energy Services.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

       Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran.
10




                                    BAB II

                             LANDASAN TEORI

A. Pengertian Akuntansi

       Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,

   mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan

   dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya

   dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan

   lainnya.



B. Pengertian Ekonomi

              Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas

   manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap

   barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu

   oikos yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos yang berarti "peraturan,

   aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah

   tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli

   ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data

   dalam bekerja.



C. Pengertian Hutang

       Ada beberapa pengertian hutang yang saya kutip dari beberapa sumber

   diantaranya adalah :
11




1.   Menurut Chariri dan Ghozali (2005 : 157)            yaitu “hutang adalah

     pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang

     mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas

     untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain dimasa

     mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu”.

2.   Munawir (2004 : 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban

     keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana

     hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari

     kreditor”, sedangkan dalam hal ini Hongren, et al. (2006 : 505) menyatakan

     bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau

     memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi

     di atas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan

     perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang, atau

     jasa pada saat jatuh tempo.

3.   Hutang adalah sesuatu yang dipinjam.Seseorang atau badan usaha yang

     meminjam disebut debitur.Entitas yang memberikan utang disebut kreditur.

     (http://id.wikipedia.org/wiki/Hutang)

4.   Hutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi

     pinjamankepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai

     perjanjian dengan jumlah yang sama.
12




     (http://organisasi.org/hutang_piutang_menurut_ajaran_islam_definisi_penge

     rtian_hukum_rukun_manfaat_dari_hutang_piutang_pendidikan_agama_isla

     m)

5.   Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau

     transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang

     pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan

     penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan

     menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan

     ataupun kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan

     misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan

     sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan,        misalnya    sewa yang

     diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari

     para pembeli. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban_%28akuntansi%29)

6.   Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah utang yang harus dilunasi atau

     pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas

     adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh

     liabilitas adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang

     belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.

     (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban)

     Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk menggantikan

     istilah sebelumnya, kewajiban.Kini kata kewajiban digunakan untuk merujuk

     pada istilah bahasa Inggris obligation.
13




Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normalkredit, dan

biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a)   Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk

     dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri

     dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya),

     pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh

     tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari

     pembelian peralatan), dan lain-lain.

b) Yusuf (2005 : 230) mendefinisikannya sebagai berikut “kewajiban

     lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka

     waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, (2)

     dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan kewajiban

     lancar yang lain”. Lebih jelas lagi Niswonger, et al. (2000 : 441)

     berpendapat bahwa “kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus

     dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam jangka pendek,

     biasanya satu tahun”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat

     disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan

     jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal

     perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta

     kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.

c)   Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu

     periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang
14




jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain. Hutang jangka panjang

menurut Kieso (2002 : 242) “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi

yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang

tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan,

mana yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh

Dyckman, et al. (2000 : 218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu

yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana

yang lebih lama”.Baridwan (2000 : 365) mengatakan bahwa “hutang

jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang

pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau

akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva

lancar”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunadi (2005

: 83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang tidak

akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya

tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan definisi dan

penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang

jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari

pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun,

dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta

jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah

modal sendiri.
15




D. Metode pencatatan utang

         Ada dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan

    voucher payable procedure.

    1.   Dalam account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang

         yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan

         mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah

         pembayaran, dan saldo utang.

    2.   Dalam voucher payable procedure, tidak menggunakan kartu utang. Tapi

         menggunakan arsip voucher yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau

         menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai

         catatan utang.



E. Jenis – jenis hutang

         Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi jangka waktu hutang yang

    dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka

    panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut, jenis hutang antara

    lain:



    1.   Hutang Jangka Pendek

         Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu

         tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu

         siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang
16




lebih panjang). Sumber pendanaan Hutang jangka pendek dikelompokkan

menjadi:

a)   Variable Keputusan Pasif, jumlah sumber dana tersebut akan tergantung

     pada keputusan aspek yang lainnya sesuai dengan aktivitas perusahaan.

     Misalnya: pembelian bahan baku secara kredit, rekening-rekening

     accruals.

b) Variable Keputusan Aktif, perusahaan harus secara aktif mencari dan

     mendapatkan sumber dana dan dalam memperolehnya harus mempunyai

     perjanjian-perjanjian formal kepada Kreditor. Misalnya: hutang Bank.



Ada beberapa jenis hutang jangka pendek yaitu :

a)   Hutang Dagang

     Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih

     harus dibayarkan kepada pemasok, karena perusahaan melakukan

     pembelian barang atau jasa. Salah satu contoh hutang dagang adalah

     pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara kredit. Hutang

     ini   tidak   memerlukansurat    atau   perjanjian    tertulis   sehingga

     pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya.



b) Hutang wesel atau Promes

     Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan

     janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
17




     tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari. Oleh karena itu dapat

     dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal dibandingkan dengan

     hutang dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu kurang

     dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar.

     Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari

     kegiatan pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi

     pada awalnya merupakan hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan

     untuk lebih memberikan kepastian bagi kreditur maka hutang dagang

     tersebut berubah menjadi hutang wesel.

c)   Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual liabilities)

     Beban-beban yang harus dibayar adalah kewajiban terhadap beban-

     beban yang telah terjadi, tapi belum dibayar karena belum jatuh tempo

     pada akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk dalam kelompok

     ini adalah hutang gaji dan upah, hutang komisi, dan hutang bunga.

     Dalam contoh di atas telah diberikan contoh mengenai bunga yang

     masih harus dibayar atau hutang bunga.Gaji dan upah yang dibayarkan

     kepada karyawan dan buruh perusahaan pada umumnya telah dipotong

     dengan bermacam–macam potongan. Misalnya :



     1) Pajak Pendapatan.

     2) Pensiun.

     3) Asuransi hari tua.
18




     4) Tabungan wajib.

     5) Iuran wajib.

     Selama dana–dana tersebut belum digunakan harus nampak sebagai pos

     hutang di dalam neraca perusahaan.

d) Hutang Deviden

     Hutang deviden adalah deviden yang dapat dibayar sebagaimana

     diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan tapi pada akhir periode

     belum dibayar dan dicatat sebagai hutang deviden.Perseroan Terbatas

     yang sudah mengumumkan adanya pembagian deviden kepada para

     pemegang saham sudah harus mengakui adanya hutang pada saat

     pengumuman.

e)   Pendapatan yang diterima di muka

     Kadang-kadang ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima

     lebih dahulu seperti uang langganan majalah atau sewa.Pos ini

     dinyatakan sebagai hutang, karena menggambarkan suatu klaim

     terhadap perusahaan.Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan

     menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya.Jika

     terdapat penerimaan di muka melampaui satu periode akuntansi

     berikutnya harus dilaporkan dalam neraca sebagai kelompok tersendiri

     (terpisah dari hutang jangka pendek).

f)   Bagian dari Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo
19




         Terdapat beberapa hutang jangka panjang dan wesel bayar jangka

         panjang yang harus dibayar secara angsuran. Bagian dari hutang jangka

         panjang yang jatuh tempo atau harus dibayar dalam waktu 12 bulan,

         harus digolongkan sebagai hutang    jangka pendek. Jumlah ini tidak

         termasuk jumlah beban bunga yang harus dibayar karena beban bunga

         ini akan dibukukan dalam akun hutang bunga.

     g) Penyajian Hutang Lancar dalam Neraca

         Menurut PSAK No.1 suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai

         kewajiban jangka pendek, jika: 1) diperkirakan akan diselesaikan dalam

         jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau 2) jatuh tempo

         dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Semua

         kewajiban di luar itu harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

         panjang.

     Hutang lancar adalah kelompok hutang yang harus dilaporkan paling atas

     dalam neraca. Dalam kelompok ini, setiap jenis hutang dicantumkan secara

     terpisah dan informasi mengenai jangka waktu hutang wesel serta informasi

     penting lainnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

     Cara penyajian yang umum dalam praktik adalah dengan mencantumkan

     hutang wesel paling atas kemudian hutang dagang, dan berikutnya utang

     lancar lainnya.

2.   Hutang Jangka Panjang
20




Pada umumnya hutang jangka panjang mempunyai waktu sekitar 1 sampai 5

tahun, bahkan ada yang beranggapan bahwa hutang ini mempunyai jangka

waktu 10 tahun, hutang jangka panjang mempunyai kaitan dengan struktur

modal. Apabila perusahaan meminjam dana dan mengembalikannya dalam

jangka waktu yang relatif lama maka pinjaman/hutang tersebut akan menjadi

bagian dari struktur modal perusahaan. Perbandingan antara hutang jangka

panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri biasanya didefinisikan

sebagai   modal.    Hutang    jangka   panjang    juga   terbentuk   akibat

diperpanjangnya pinjaman/ hutang jangka pendek maupun hutang jangka

menengah, hal itu dilihat atas dasar waktu pembayaran hutang tersebut.

Pertimbangan Dalam Keputusan Hutang Semakin lama pinjaman/hutang

maka semakin aman perusahaan karena semakin kecil menanggung resiko

kebangkrutan, akan tetapi biaya bunganya semakin besar. Semakin besar

kemungkinan dalam memperpanjang jangka waktu hutang, maka semakin

besar biaya perpanjangan yang harus dikeluarkan dan kemungkinan akan

menanggung resiko kebangkrutan.

(http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/08/struktur-

hutang.html)



Timbulnya Hutang Jangka Panjang, hutang jangka panjang umumnya timbul

apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan

digunakan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan hasil
21




dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau

pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh

dari hutang jangka panjang atau modal sendiri.

Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang, didalam praktik kita mempunyai

berbagai jenis hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya hutang jangka

panjang dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a)   hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak

     bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam

     yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika

     peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi

     pinjaman dapat menjual         jaminan untuk diperhitungkan dengan

     pinjaman yang bersangkutan.

     Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat

     dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil peinjaman dari

     suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak

     bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.

     Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka

     akuntansi untuk hipotik relatif sederhana.

b) Hutang Obligasi ialah hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-

     surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang

     bertindak sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan
22




ketentuan-ketentuan    lain   sesuai   dengan   jenis   obligasi   yang

bersangkutan.

pinjaman obligasi     mengandung berbagai masalah dan variasi yang

berpengaruh pula pada akuntnasinya.

Jenis-jenis Obligasi dalam masyarakat berbagai macam obligasi yang

diperlukan untuk pembelanjaan perusahaan. Jenis yang paling banyak

dikenal ialah:

1) Obligasi terjamin, adalah obligasi terjamin yang masih dibedakan

    menurut jenis kekayaan yang dijadikan jaminan seperti misalnya :

    1.a) Dijamin Harta Tak Bergerak Tanah Atau Gedung

    1.b) Dijamin Harta Bergerak Seperti Mesin, Perlengkapan Dan

          Kekayaan Lainnya.

    Apabila obligasi terjamin tidak dapat dilunasi pada tanggal jatuh

    temponya maka kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual untuk

    melunasi obligasi tersebut.

2) Obligasi tak terjamin, obligasi semacam ini tidak dijamin dengan

    harta kekayaan tertentu sehingga laku tidaknya obligasi ini di

    pasaran surat berharga sangat tergantung pada kepercayaan

    masyarakat terhadap perusahaan yang mengeluarkannya.

    Obligasi terjamin kadang-kadang dibedakan lagi menjadi beberapa

    tingkatan seperti obligasi pertama, kedua, atau bahkan ketiga. Hal

    ini berarti bahwa jika obligasi tidak dapat dilunasi pada saat jatuh
23




temponya maka kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual atau

dilelang. Hasil penjualan kekayaan tersebut pertama-tama akan

dipakai melunasi obligasi-obligasi terjamin pertama, jika masih ada

sisanya barulah digunakan untuk melunasi obligasi terjamin

berikutnya.

Pencatatan Pengeluaran Obligasi, untuk dapat memahami akuntansi

obligasi perlu dipahami dahulu beberapa istilah penting yang

berhubungan dengan obligasi.

1.a) Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada

     tanggal jatuh tempo obligasi.

1.b) Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus

     dilunasi.

1.c) Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada

     pemegang obligasi. Bunga obligasi dinyatakan dalam

     persentase tertentu.

1.d) Tanggal bunga yaitu tanggal di mana bunga obligasi akan

     dibayar. Kadang-kadang bunga obligsi dibayar tiap setengah

     tahunan sehingga pada tiap tahun terdapat dua tanggal bunga.

     Misalnya tanggal bunga 1/4 dan 1/10 berarti bahwa pada

     tanggal 1 April dibayar bunga untuk periode 6 bulan dan pada

     tanggal 1 Oktober dibayar bunga untuk periode 6 bulan lagi.

     Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang.
24




    Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan

    tanggal bunga tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak

    dengan jelas pada tiap-tiap lembar sertifikat obligasi.

Pencatatan hutang obligasi, hutang obligasi perusahaan sebagai pihak

debitur yang aktif mengeluarkan surat–surat tanda hutang itu, maka

perlu   diadakan    pembahasan     yang     sedikit   mendalam   tentang

pembukuannya.

Pencatatan selama peredaran Hutang obligasi, bilamana perusahaan

berhasil menjual sejumlah surat obligasi yang dikeluarkannya, berarti

perusahaan berhasil memperoleh sejumlah uatng jangka panjang yang

nantinya setelah tiba saat jatuh temponya akan dilunasi sebesar nilai

nominalnya. Oleh sebab itu hasil penjualan obligasi dibukukan pula

sebesar nilai nominalnya ke dalam akun hutang obligasi. Sedangkan

selisih antara harga penjualan (harga kurs) dengan harga nominal

tersebut, dibukukan tersendiri ke akun Diskonto obligasi, jika harga kurs

dibawah nilai nominalnya dan dibukukan ke dalam akun Premi obligasi

jika harga kurs di atas nilai nominalnya.

Pengeluaran Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto, apabila tingkat

bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga obligasi, maka pembeli

(investor) akan bersedia membayar dengan harga harga lebih tinggi

darui nilai nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor bersedia
25




             membayar dengan premi. Premi akan mengurangi beban bunga.

             Sebaliknya diskonto akan menambah beban bunga.

             Pengeluaran Obligasi Di Antara Tanggal Bunga, obligasi kadang-

             kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal bunga tetapi pada

             suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga.Mengingat bahwa

             bunga obligasi selalu dibayar untuk periode waktu tetap, maka pembeli

             obligasi dikenakan bunga berjalan yaitu bunga antara tanggal

             pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan tanggal pengeluaran

             (penjualan) obligasi.

        c)   Amortisasi Premi dan Diskonto, keuntungan ataupun kerugian sebagai

             akibat adanya premi atau diskonto dari penjualan obligasi bukanlah

             merupakan laba atau rugi pada periode di mana penjualan itu terjadi,

             melinkan merupakan keuntungan atau kerugian sepanjang umur dari

             Hutang obligasi yang bersangkutan.Oleh karena itu setiap akhir periode

             (tahun) perlu disusun jurnal pembebanan keuntungan atau kerugian

             tersebut ke akun “Beban bunga”, melalui jurnal penyesuaian.



F. Konsep Pencatatan Akuntansi

   ada dua metode pencatatan akuntansi, yaitu :

   1.   Cash Basis

   2.   Accrual Basis
26




     Metode Cash Basis, Cash Basis merupakan salah satu konsep yang sangat

penting dalam akuntansi, dimana Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan

ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan.

Dengan kata lain Akuntansi Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima

atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan

pembiayaan.

     Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah

diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran

belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak

dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat

seperti halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang

dilakukan, kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan

keuangan, jika menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan

yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga

berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash

basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya

terjadi.



Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :

1.   Pengakuan Pendapatan :
27




     Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah

     pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash

     basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak

     untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode

     penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi

     piutang tak tertagih.

2.   Pengakuan Biaya :

     Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan

     pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima

     pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha

     tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis,

     contoh: usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek

     kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada

     yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash

     basis).



     Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga

mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :

1.   Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

     b) Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan,

         belanja dan pembiayaan.
28




     c) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas

          walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan

          dalam penghitungan pendapatan.

     d) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar

          mencerminkan posisi yang sebenanya.

     e) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.

     f) Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan

          yang ada pada saat laporan tersebut.

     g) Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk

          kas yang belum tertagih.

2.   Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

     a)   Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.

     b) Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya

          pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.

     c)   Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal

          adanya estimasi piutang tak tertagih.

     d) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti

          toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter,

          pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi

          ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).

     e)   Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
29




    f)   Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena

         pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.

    g) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya

         karena selalu berpatokan kepada kas.



    Metode accrual basis, basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual

memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi

tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi

dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar diterima atau

dikeluarkan.

    Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban

dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu

terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:

1. Pengakuan pendapatan :

   Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan

   mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan.

   Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan

   kas benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian muncul

   adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal

   kas belum diterima.
30




2. Pengakuan biaya :

     Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.

     Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi,

     maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya

     meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini,

     perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep accrual

     basis ini.



      Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga

mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :

1.    Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

      b) Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan

           ekuitas dana.

      c)   Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan

           lebih handal dan terpercaya.

      d) Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang

           diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.

      e)   Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan

           Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu

           perusahaan untuk menggunakan basis akural).

      f)   Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi

           akan dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
31




    g) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-

         masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.

    h) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum

         diterima dapat diakui sebagai pendapatan.

    i)   Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam

         menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.

    j)   Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih,

         sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.



2. Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

     a) Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.

     b) Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai

         biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.

     c) Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat

         mengurangi pendapatan perusahaan.

     d) Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi

         pendapatan perusahaan.

     e) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang

         belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima



    Metode Mana yang Lebih Baik?, metode akuntansi yang digunakan suatu

perusahaan dapat mempengaruhi pendapatan total suatu perusahaan pada laporan
32




keuangannya, begitu pula dengan beban perusahaan. Didalam metode cash basis

pada saat transaksi beban tidak akan diakui sampai uang dibayarkan walaupun

beban terjadi terjadi pada bulan itu. Demikian juga dengan pendapatan, tidak

diakui sampai dengan uang diterima.Sehingga metode cash basis tidak

mencerminkan besarnya uang yang ada sebenarnya.Pada metode accrual basis

beban dan pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi.Sehingga informasi

yang disediakan lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu

perusahaan mengeluarkan uang atau menerima uang dalam setiap bulannya.

Pencatatan menggunakan metode ini mengakui beban pada saat transaksi terjadi

walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan, dicatat pada

saat transaksi terjadi walaupun kas atas transaksi pendapatan tersebut baru

diterima bulan depan.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencatatan menggunakan metode accrual

basis lebih mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya.Tetapi

metode pencatatan accrual basis lebih sulit untuk diterapkan karena akuntan

harus melakukan pencatatan lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan

metode cash basis.Tapi dengan menggunakan software akuntansi, informasi yang

handal dan efisiensi pekerjaan dapat tercapai dengan baik.
33




                                   BAB III

                         PROFILE PERUSAHAAN



A. Latar Belakang PT. PERTAMINA (Persero)

       PT. PERTAMINA (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang

   dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak

   tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961

   perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan

   PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA.

   Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan

   menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah

   status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17

   September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22

   tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

       PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny

   Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri

   Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09

   Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan

   yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan

   Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan

   (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas

   Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31
34




   Tahun     2003    "TENTANG       PENGALIHAN        BENTUK       PERUSAHAAN

   PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA)

   MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)"

        Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk

   menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun

   di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan

   usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.



B. Sejarah PT.Pertamina (Persero)

   1.   1871 – 1885 masa awal pencarian dan penemuan minyak di Indonesia, masa

        industri minyak Indonesia mulai di awal abad 19 :

        a)   12 tahun setelah pemboran minyak pertama di Titusville, Pensylvania,

             AS 1859

        b) Reering 1871 - Zilker 1885 masa pencarian dan penemuan minyak

             (mulai pemboran 1883 di Telaga Tiga)

   2.   Masa 1885 – 1945 masa eksploitasi minyak oleh penjajah,        Pasca 1885

        Berdiri Royal Dutch Company di Pangkalan Berandan (Sumatera Utara) :

        a)   1887 - Pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya)

        b) 1888 - Konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sanga

        c)   1890 - Pendirian kilang Wonokromo & Cepu

        d) 1892 - Pembangunan kilang minyak di Pangkalan Berandan

        e)   1894 - Pendirian kilang Balikpapan oleh Shell Transport and Trading
35




     f)   1899 - UU Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische

          Mijnwet) yang mengatur kegiatan pencarian minyak bumi di Indonesia

3.   Masa AS dan Belanda

     a)   AS berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda.

          Namun karena tekanan AS kepada Den Haag, akhirnya muncul

          perusahaan patungan AS dan Belanda yakni SHELL dan NIAM (Jambi,

          Bunyu, dan Sumatera Utara)

     b) Standard Oil masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey

          (membentuk    Anak    Perusahaan      American   petroleum   Co)     dan

          Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM).

     c)   NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan

          lapangan terbesar di Hindia Belanda

     d) Mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell

     e)   1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan

          Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum

          Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya

          ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama

          Mobil Oil.

     f)   1922 Standard Oil of California masuk ke Kalimantan dan Irian Jaya

     g) 1928 Gulf Oil (AS) masuk ke Sumatera Utara

     h) 1929 Standard Oil of California masuk ke Sumatera Utara
36




     i)   1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan

          Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum

          Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya

          ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama

          Mobil Oil.

     j)   1947 Penggabungan SVPM diubah statusnya menjadi PT Standard

          Vacuum Petroleum (Stanvac).

     Di zaman Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi

     lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman.

4.   1945 – 1957 masa Perjuangan Minyak Pra-Pertamina Selama perang

     kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti.

     a)   Perjuangan Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, dan Aceh Timur

     b) Muncul "Laskar Minyak" mensuplai keperluan pesawat terbang dan

          kendaraan lain

     c)   Berdiri perusahaan minyak pribumi:

          1) 1945 didirikan PTMSU

          2) 1945 didirikan PTMN Cepu di lokasi ex SHELL (Lap. Nglobo,

              Semanggi Ledok dan Wonokromo)

          3) 1950 PTMN Cepu berubah menjadi PTMNRI Cepu

          4) 1950 PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMRI Sumatera

              Utara

          5) 1954 PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU
37




          6) 22 Juli 1957 TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi)

     d) Agustus 1951 Mosi Mohammad Hasan

          1) Gubernur Sumatera Mr. Teuku H. Moh. Hasan mengajukan sebuah

              mosi yang memperjuangkan pertambangan minyak dan disokong

              oleh kabinet secara bulat pada 2 Agustus 1951 dan dibentuk sebuah

              komisi.

          2) Perjuangan di parlemen salah satunya adalah merintis UU

              pertambangan yang mengganti Indische Mijnwet

     e)   24 Oktober 1956 Ã PP No. 24/1956

          Diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan kepada

          SHELL

5.   Masa 1957

     a)   Juli 1957 Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas tambang

          minyak Sumut. Rehabilitasi lapangan dan ekspor hasil untuk

          pembangunan.

     b) 1957 Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan Belanda di

          Indonesia.    (Kecuali      SHELL   karena   kepemilikannya   bersifat

          internasional)

     c)   Perubahan nuansa kedaerahan menjadi nasional (AH Nasution, 1957)

     d) 10 Desember 1957 berdirinya PT Permina sebagai perusahaan minyak

          pertama bersifat nasional
38




6.   Pasca 1957

     a)   1959     berdiri   NV   NIAM   (NV   Nederlands   Indische     Aardolie

          Maatschappij)

          1) Perusahaan patungan AS dan Belanda

          2) 31 Des 1959 50% saham diambil alih pemerintah RI dan NV NIAM

              berubah jadi PT Permindo

     b) 1961 PT Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan

     c)   Tahun 1961 : PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PTMN

          menjadi PN. PERMIGAN

     d) 4 Jan 1966 Permigan dilikuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum)

     e)   Aset Permigan diberikan kepada PN Pertamin dan PN Permina

     f)   1968 PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PN Pertamina

     g) 1971 diterbitkan UU No. 8 tahun 1971 yang mengukuhkan PN

          Pertamina menjadi Pertamina

     h) 2001 diterbitkan UU Migas No 22 tahun 2001 yang akhirnya mengantar

          Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero)

     i)   2003 Pertamina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero)

     j)   Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player



7.   Era Persero

     a)   Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk

          menjadi PT. Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan
39




            usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di

            luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.

        b) Modal Setor PT. Pertamina (Persero) :

            1) PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang 100% sahamnya

                dimiliki oleh Negara.

            2) Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina

                (Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.

            3) Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari "Seluruh Kekayaan

                Negara yang selama ini tertanam pada Pertamina, yang meliputi

                Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan, termasuk

                Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai

                Independen,    dikurangi   dengan    semua   Kewajiban   (Hutang)

                Pertamina".



C. Visi dan Misi Perusahaan

        PT PERTAMINA menempatkan visi, misi dan tata nilai sebagai pedoman

   dalam menjalankan bisnisnya baik dalam skala lokal maupun skala global.

   Atribut-atribut tentang visi, misi dan tata nilai tersebut terpampang menghiasi

   dinding setiap ruangan rapat dan ruangan utama.

   Visi dan misi dari PT. Pertamina (Persero) adalah :

   1.   Visi PT. PERTAMINA (Persero) adalah Menjadi Perusahaan Energi

        Nasional Kelas Dunia (To be the world class national oil company).
40




     Merupakan visi PT Pertamina (Persero) yang ingin dicapai pada tahun 2023.

     Dalam rangka mewujudkan visinya, PT Pertamina (Persero) harus dapat

     berlaku sebagaimana perusahaan minyak kelas dunia lainnya. Salah satu

     usaha yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan

     mengimplementasikan     konsep    mutakhir    ERP   (Enterprise   Resource

     Planning). Implementasi ERP dengan teknologi SAP (System Application

     and Productsin Data Processing) memungkinkan penerapan bisnis proses

     yang mengacu pada best practices, penggunaan teknologi yang up to date,

     membuat pekerjanya terampil dalam menganalisa suatu permasalahan,

     memudahkan proses kerja mereka, dan mendapatkan informasi secara cepat,

     tepat dan akurat. PT Pertamina (Persero) mulai menggunakan SAP sejak

     tahun 2003, dan melakukan migrasi mySAP pada tahun 2009. Salah satu

     proses bisnis yang sangat penting adalah “Procurement to Pay” dan “Order

     to Cash”. Procurement to Pay melibatkan pengakuan hutang kepada vendor,

     sedangkan Order to Cash melibatkan pengakuan piutang kepada konsumen

     baik pihak ketiga maupun hubungan istimewa.

2.   Misi PT. Pertamina (Persero) adalah menjalankan usaha minyak, gas, serta

     energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip

     komersial yang kuat.
41




D. Tata Nilai

        Menjabarkan Tata Nilai Perusahaan 6C sebagai landasan etika yang harus

   diikuti oleh insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas yang menjadi acuan

   perilaku insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

   masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.

   1.   Clean    (Bersih)   dikelola   secara   profesional,   menghindari   benturan

        kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan

        integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

   2.   Competitive (Kompetitif) mampu berkompetisi dalam skala regional maupun

        internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun

        budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

   3.   Confident (Percaya Diri) berperan dalam pembangunan ekonomi nasional,

        menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan

        bangsa

   4.   Costumer Focused (Fokus Pada Pelanggan) berorientasi pada kepentingan

        pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

        pelanggan.

   5.   Commercial (Komersial) menciptakan nilai tambah dengan orientasi

        komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang

        sehat.
42




   6.   Capable (Berkemampuan) dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang

        profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen

        dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.



E. Struktur Organisasi

        Struktur   Organisasi    sebagai   suatu    perusahaan   multinasional,   PT

   PERTAMINA mempunyai struktur organisasi yang sangat komplek tidak hanya

   dikoordinasi secara lokal tetapi juga regional yaitu:
43




F. Sumber Daya Manusia

        Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien,

   profesional, berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai

   hal tersebut di atas, Perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk

   pengembangan SDM :

   1.   Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan

        konsisten sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi,

        kinerja dan produktivitas yang tinggi.

   2.   Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang

        kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan

        standar perusahaan migas di Indonesia dan peraturan yang berlaku.

   3.   Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk

        menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung

        produktivitas yang tinggi.

        Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program

   pengembangan SDM. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan

   SDM merupakan investasi jangka panjang sehingga Perusahaan memiliki

   komitmen terhadap program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan

   untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis.

        Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi

   pekerja yang transparan guna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk
44




   regenerasi. Proses rekruitmen dan seleksi awal dilaksanakan melalui pihak ketiga

   yang independent seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan

   Universitas Padjadjaran.

        Melanjutkan kebijakan tahun 2001, Perusahaan telah mengembangkan

   sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit

   system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas

   dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina di masa

   mendatang.

   Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung proses transformasi,

   Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulan yang

   dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence and Mutual

   Respect).

   Untuk pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan

   Indeks Produktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang

   berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf

   internasional.



G. Modal

   Modal Setor PT. Pertamina (Persero) :

   1.   PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang 100% sahamnya dimiliki

        oleh Negara.
45




   2.   Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina (Persero)

        pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.

        Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari "Seluruh Kekayaan Negara

        yang selama ini tertanam pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina

        beserta seluruh Anak Perusahaan, termasuk Aktiva Tetap yang telah

        direvaluasi oleh Perusahaan Penilai Independen, dikurangi dengan semua

        Kewajiban (Hutang) Pertamina".



H. Teknologi

        Salah satu usaha yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan

   mengimplementasikan konsep mutakhir ERP (Enterprise Resource Planning).

   Implementasi ERP dengan teknologi SAP (System Application and Productsin

   Data Processing) memungkinkan penerapan bisnis proses yang mengacu pada

   best practices, penggunaan teknologi yang up to date, membuat pekerjanya

   terampil dalam menganalisa suatu permasalahan, memudahkan proses kerja

   mereka, dan mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan akurat.

        PT Pertamina (Persero) mulai menggunakan SAP sejak tahun 2003, dan

   melakukan migrasi mySAP pada tahun 2009. Salah satu proses bisnis yang

   sangat penting adalah „Procurement to Pay dan Order to Cash. Procurement to

   Pay melibatkan pengakuan hutang kepada vendor, sedangkan Order to Cash

   melibatkan pengakuan piutang kepada konsumen baik pihak ketiga maupun

   hubungan istimewa.
46




I.   Strategi Bisnis

     1.   Sektor Hulu, kegiatan Direktorat Hulu Pertamina mencakup bidang-bidang

          eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Aktivitas lainnya

          terdiri atas pengusahaan energi Coal Bed Methane (CBM) dan panas bumi.

          Di samping itu, untuk mendukung gerak laju seluruh kegiatan tersebut,

          Pertamina mengembangkan pusat riset dan teknologi sektor hulu serta

          menekuni bisnis jasa pengeboran. Pada umumnya wilayah kerja migas

          Pertamina berada di Indonesia dan sebagian di luar negeri.Bisnis Pertamina

          di sektor hulu dilaksanakan melalui operasi sendiri (own operation) dan

          lewat pola kemitraan.Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang migas,

          aktivitas eksplorasi dan produksi panasbumi serta CBM sepenuhnya

          dilakukan di Indonesia.Hal ini karena potensi sumber daya panasbumi dan

          CBM di dalam negeri cukup kaya untuk dikembangkan.

          Untuk menjaga kesinambungan produksi gas, Pertamina memantapkan

          langkahnya dalam investasi bidang pengusahaan CBM.              Pertamina

          menandatangani empat Kontrak Kerja Sama (KKS) baru di bidang CBM.

          Ketiga KKS tersebut adalah:

          a)   PHE Metana Kalimantan A mengelola Blok Sangatta I, Kalimantan

               Timur

          b) PHE Metana Kalimantan B mengelola Blok Sangatta II, Kalimantan

               Timur
47




 c)   PHE Metana Sumatera Tanjung Enim mengelola wilayah kerja Blok

      Tanjung Enim, Sumatera Selatan

 d) PHE Metana Sumatera 2 mengelola Blok Muara Enim.



 Eksplorasi dan Produksi.

 a)   Meningkatkan produksi dari lapangan eksisting.

 b) Melakukan ekspansi kegiatan usaha dan operasi termasuk melalui cara

      anorganik (akuisisi).

 c)   Mengembangkan potensi CBM di wilayah Pertamina.

 d) Melakukan aliansi strategis untuk ekspansi maupun membangun

      kemampuan spesifik.



Non Eksplorasi dan Produksi

 a)   Meningkatkan     bisnis   perniagaan   gas   di   dalam   negeri   serta

      memanfaatkan peluang untuk memperbesar bisnis transportasi dan

      pemrosesan gas melalui sinergisitas dengan AP Pertamina lainnya.

 b)   Pro aktif dalam perumusan pricing policy selaras dengan kebijakan

      nasional.

 c)   Peningkatan kapasitas dan kemampuan spesifik jasa pengeboran untuk

      menunjang rencana ekspansi perusahaan.

 Saat ini, Direktorat Hulu mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di

 bisnis hulu industri migas dan panasbumi, yaitu: PT Pertamina EP (PEP), PT
48




Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina Gas, PT Pertamina Geothermal

Energy (PGE), PT Pertamina EP Cepu (PEP Cepu), dan PT Pertamina

Drilling Services Indonesia (PDSI). Selain itu Direktorat Hulu juga

mengembangkan fungsi penunjang teknologi bidang hulu, yaitu Exploration

& Production Technology Center (EPTC).



Masing-masing anak perusahaan dan fungsi penunjang tersebut menjalankan

tugas sebagai berikut:



PT PERTAMINA EP

                         PEP dibentuk pada 13 September 2005, dengan

maksud untuk mengelola pengusahaan minyak dan gas (operasi sendiri)

berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Migas yang

ditandatangani pada 17 September 2005.

Sebagai anak perusahaan bidang hulu, PEP bergerak dalam operasi

eksplorasi dan produksi minyak dan gas di wilayah-wilayah kerja dalam

negeri seluas 140.000 km2 yang selama ini dikelola oleh Pertamina.

Wilayah operasi PEP dibagi dalam tiga region, yaitu:

a) Region Sumatera

b) Region Jawa

c) Region Kawasan Timur Indonesia (KTI).
49




Region Sumatera meliputi:

a)   Lapangan Rantau

b) Pangkalan Susu

c)   Jambi

d) Pendopo

e)   Prabumulih

f)   Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Jambi

g) Limau

h) Lirik

i)   Adera (ex. JOB-EOR Pertamina Lekomaras, 22 April 2009).



Region Jawa terdiri atas:

a)   Lapangan Cepu

b) Jatibarang

c)   Subang

d) Tambun.



Sementara Region Kawasan Timur Indonesia (KTI) meliputi:

a)   Lapangan Bunyu

b) Sangatta

c)   Sorong UBEP Tanjung dan Sangasanga-Tarakan.
50




PT PERTAMINA GAS

           Pada 23 Februari 2007, Pertamina mendirikan anak perusahaan

          PT Pertagas yang kemudian diubah menjadi PT Pertamina Gas

          pada 2008. PT Pertamina Gas bergerak di bidang transportasi,

niaga, dan pemrosesan gas.

Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina telah memiliki jaringan pipa

dengan volume total sekitar 34.000 km-inci yang terletak di Sumatera

Bagian Utara, Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Bagian Selatan, Jawa

Bagian Barat, Jawa Bagian Timur, dan Kalimantan Timur.

Pada Januari 2009 PT Pertamina Gas mendapatkan Izin Transportasi dan

pada Februari 2009 PT Pertamina Gas memperoleh Hak Khusus dari BPH

Migas untuk pengangkutan gas bumi melalui pipa di 43 ruas transmisi.

Keluarnya Izin Transportasi dan Hak Khusus itu melengkapi terbitnya Izin

Niaga pada September 2008. Dengan izin usaha dan hak khusus tersebut, PT

Pertamina Gas telah memiliki landasan regulasi untuk menjadi pemain

utama dalam bisnis gas di Indonesia.



PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

                      PGE berdiri pada 12 Desember 2006. Anak

                      perusahaan Pertamina ini bergerak dalam bidang

eksplorasi dan eksploitasi panasbumi di 15 wilayah kerja pengusahaan

(WKP) panas bumi Indonesia, yaitu:
51




a) Sibayak-Sinabung,

b) Sibual-buali–Sarulla,

c) Sungai Penuh-Sumurup,

d) Tambang Sawah-Hululais,

e) Lumut Balai,

f)   Waypanas-Ulubelu,

g) Cibereum-Parabakti,

h) Pengalengan (Patuha-Wayang Windu),

i)   Kamojang-Darajat,

j)   Karaha-Telagabodas,

k) Dieng,

l)   Iyang-Argopuro,

m) Tabanan-Bali,

n) Lahendong-Tompaso,

o) dan Kotamobagu.



PT PERTAMINA EP CEPU

                         PEP Cepu, berdiri pada 14 September 2005,

                         merupakan   anak   perusahaan   PT   Pertamina

(Persero) yang bergerak di bidang usaha hulu migas. Di Blok Cepu,

Pertamina memiliki interest sebesar 45%, bermitra dengan Mobil Cepu Ltd
52




(selaku operator) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mengelola KKS

Blok Cepu.



PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA

                        PT. PDSI didirikan pada 13 Juni 2008 sebagai entitas

                        bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang

manajemen jasa pengeboran. Jasa yang diberikan meliputi pengeboran,

workover, serta jasa pengeboran dengan sistem Daily Rate dan Manajemen

Pengeboran Terpadu (MPT) untuk sumur minyak, gas, dan panasbumi.

Saat ini, PT PDSI memiliki 34 unit rig pengeboran (28 milik sendiri dan 6

alih kelola dari PT Usayana)



EXPLORATION AND PRODUCTION TECHNOLOGY CENTER

Direktorat Hulu mengembangkan pusat penelitian dan perekayasaan bidang

teknologi hulu migas, panasbumi, dan CBM disebut EPTC.Tujuan pendirian

EPTC untuk meningkatkan kemandirian, penguatan nilai unggulan, serta

penyedia solusi teknologi untuk percepatan pengembangan usaha seluruh

anak perusahaan di lingkungan hulu.Penelitian dan perekayasaan yang

dilakukan EPTC menghasilkan berbagai inovasi, baik dalam rangka mencari

wilayah eksplorasi baru maupun optimalisasi manajemen reservoir secara

intensif dan terarah.
53




Dalam rangka menjaga kemandirian teknologi bidang hulu migas kehadiran

EP Technology Center (EPTC) menjadi sangat penting. EPTC adalah

penghasil inovasi teknologi migas untuk anak perusahan (AP), baik melalui

riset dan pengembangan yang dilakukan sendiri maupun bekerja sama

dengan pihak lain. Tidak kalah penting, EPTC adalah penyedia dan

pengembang solusi teknologi EP yang dibutuhkan Direktorat Hulu

Pertamina dan AP-AP.

Di sisi lain, EPTC pun bisa berfungsi sebagai pengarah sekaligus pelaksana

kebijakan teknologi Direktorat Hulu di AP, sehingga bisa dikatakan fungsi

ini merupakan penyelaras kebijakan teknis Direktorat Hulu di tingkat AP,

sekaligus pengembang kompetensi teknis sumber daya manusia di bidang

Hulu.Peran berikutnya, EPTC merupakan center of excellence untuk

dukungan teknologi pada tataran operasional AP di Direktorat Hulu

Pertamina. Untuk mendukung strategi peningkatan dan pengembangan

bisnis hulu, EPTC menggunakan berbagai perangkat teknologi baik

perangkat lunak maupun keras untuk desain parameter penyelidikan seismik,

pengolahan data seismik, pengolahan modeling seismik, interpretasi seismik,

pemodelan cekungan, pemodelan geologi untuk karakterisasi reservoir,

evaluasi petrofisika, simulasi reservoir, analisis produksi, analisis well

testing, analisis well performance, analisis stimulasi sumur, proses dan

fasilitas desain, serta perangkat visualisasi 3D untuk well design sebagai
54




pendukung kegiatan kolaborasi para ahli eksplorasi dan produksi, baik di

migas maupun panasbumi.

Bidang Geodesi dan Geomatika menggunakan perangkat/aplikasi survei dan

pemetaan guna mendukung seluruh kegiatan surface &sub-surface.Selain

itu, pengembangan teknologi Geographic Information System (GIS) dan

Global Positioning System (GPS) juga diterapkan untuk memastikan

penentuan posisi yang efektif dan efisien.

Pengelolaan data fisik dan digital dilakukan secara terintegrasi, sehingga

memudahkan para ahli dan spesialis di lingkungan Pertamina Hulu dalam

melakukan kajian dan evaluasi GGR dalam upaya pengembangan bisnis

hulu.



PT PERTAMINA HULU ENERGI

                        PHE merupakan salah satu anak perusahaan di

                        jajaran Direktorat Hulu Pertamina yang bergerak di

bidang usaha hulu minyak dan gas bumi serta menjadi vehicle usaha hulu

dalam mengelola portofolio wilayah kerja sama di dalam dan di luar negeri

dalam format: Production Sharing Contract (PSC), Joint Operating Body-

Production Sharing Contract (JOB-PSC), Indonesian Participating /

Pertamina Participating Interest (IP/PPI) dan Badan Operasi Bersama

(BOB). Wilayah kerja PHE meliputi:

a) Blok 3 Western Desert, Irak;
55




     b) Blok 10 & 11.1 Lepas Pantai Vietnam Selatan;

     c)   Blok SK-305, Lepas Pantai Sarawak, Malaysia;

     d) Blok Sabratah 17-3, Lepas Pantai Libya;

     e)   Blok Sirte 123-3, Libya;

     f)   Blok-13, Laut Merah Lepas Pantai Sudan;

     g) Blok-3, Lepas Pantai Qatar;

     h) Blok Basker Manta Gummy, Australia.



2.   Sektor Hilir

     Usaha Hilir PT Pertamina (Persero) terdiri dari :

     a)   Pengolahan

     b) Pemasaran dan Niaga



     Di Bidang Pengolahan

     Bisnis Pengolahan PERTAMINA memiliki dan mengoperasikan 6 (enam)

     buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 Ribu

     Barrel.Beberapa kilang minyak seperti kilang UP-III Plaju dan Kilang UP-

     IV Cilacap terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-

     produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene.

     Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan produk LPG, seperti di

     Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan

     Mundu. Kilang LPG P.Brandan dan Mundu merupakan kilang LPG yang
56




operasinya terpisah dari kilang minyak, dengan bahan bakunya berupa gas

alam.

Kilang Minyak UP IV Cilacap menghasilkan Lube Base Oil dengan Group I

dan II dari jenis HVI- 60, HVI - 95, HVI -160 S, HVI - 160 B dan HVI -

650. Produksi Lube Base Oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant

(LOBP) di Unit Produksi Pelumas PERTAMINA yang berada di Jakarta,

Surabaya dan Cilacap untuk diproduksi menjadi produk pelumas, dan

kelebihan produksi Lube Base Oil (exces product) dijual di pasar dalam

negeri dan luar negeri.

"Sejak April 2008, Pertamina bersama dengan SK Corp dari Korea, telah

memproduksi Lube Oil Base Group III dari LBO Plant yang berada di

Kilang UP II Dumai. Jenis Lube Base yang dihasilkan adalah type 100-N

dan 150-N. LBO ini akan menjadi           produk unggulan internasional

Pertamina di pasar pelumas."

Di samping kilang minyak di atas, PERTAMINA memiliki 2 (dua)

Operating Company, PT Arun LNG yang mengoperasikan kilang LNG di

Arun dan PT Badak LNG yang mengoperasikan kilang LNG di Bontang.

Kilang LNG Arun dengan 6 (enam) buah train LNG memiliki total kapasitas

12.5 Juta Ton per tahun, sedangkan, Kilang LNG Badak di Bontang dengan

8 (delapan) buah train LNG memiliki total kapasitas mencapai 22,5 Juta Ton

per tahun.
57




Kapasitas Kilang Pertamina

                                              Kapasitas
NO Unit Pengolahan
                                              ( MBSD )

     1      UP II Dumai                             170.0

     2      UP III Plaju                            133.7

     3      UP IV Cilacap                           348.0

     4      UP V Balikpapan                         260.0

     5      UP VI Balongan                          125.0

     6      UP VII Kasim                            10.0



Di Bidang Pemasaran dan Niaga

a)       BBM Retail

         Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat

         Pemasaran dan Niaga yang menangani pemasaran BBM retail untuk

         sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran

         BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini

         tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM

         Untuk Umum), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak

         Solar (APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD).
58




   Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di

   segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang

   dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi

   pelayanan SPBU Pertamina.Pertamina berkomitmen memberikan

   pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way.Penjabaran Pertamina

   Way adalah STAF, KUALITAS DAN KUANTITAS, PERALATAN

   DAN     FASILITAS,      FORMAT        FISIK   dan    PRODUK       DAN

   PELAYANAN.

   Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh

   Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di

   seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan

   kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU.

   SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak

   mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor

   independen bertaraf Internasional.

   URL : http://pastipas.pertamina.com

          http://spbu.pertamina.com



b) BBM Industri & Marine

   Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi

   Pemasaran BBM       dengan tugas pokok menangani semua usaha
59




marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen

Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High

Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan

Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil).

Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine

mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di

Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero),

TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas,

Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak

Kerja Sama, transportasi lair dan industri lainnya.

Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan.

Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua

Pelabuhan penting di Indonesia.

Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan

dan supply BBM. Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh

daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung oleh dan 7 kilang milik

Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana

angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot,

Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu

produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta

memenuhi standard Internasional .
60




c)   Pelumas

     Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat PERTAMINA

     merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari

     30 tahun.Bisnis Pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam negeri

     untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar

     negeri.Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani

     kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio

     2008).Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan

     58% di segmen industri.

     Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA

     memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri

     sebanyak 18 Brand.Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan

     3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri.Untuk

     Lube Base Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk

     LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III.

     Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7

     Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang

     sampai Merauke.

     URL : http://pelumas.pertamina.com/
61




d) Gas Domestik

   Sejak 1968, Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani

   seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan

   baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan

   industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji

   menjadi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya

   program Pemerintah untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang

   ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan

   dibanding Minyak Tanah.

   Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan

   penting dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak

   tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas

   dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand

   "BBG". "Musicool", hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan,

   yang telah diluncurkan pada tahun 2004, menjadi satu bukti dari

   komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik

   dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan

   Global.

   Saat ini, diversifikasi energi merupakan suatu keharusan dalam rangka

   mengantisipasi   krisis   minyak   bumi   yang   disebabkan   adanya

   kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi. Bersama dengan

   Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit Gas
62




     Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV

     (Liquefied Gas for Vehicle) dibawah brand "Vi-Gas" dan GPC

     (Gassified Petroleum Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai

     bahan   bakar    untuk   memasak   seperti   Elpiji.   Perbaikan   yang

     berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan oleh Unit Gas Domestik

     dalam mengembangkan produk-produknya, didukung oleh infrastruktur

     yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih

     baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah Indonesia,

     masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang terbaik

     dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan

     mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.

e)   Niaga

     Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat

     Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan

     penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk

     Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135

     trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik

     tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha

     Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan fungsi

     perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi

     Reneval Niaga.
63




Bisnis inti Niaga Minyak mentah & BBM adalah melakukan trading

dibidang impor BBM sekitar 120.000.000 (seratus duapuluh juta) Barrel

per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar 7.000.000 (tujuh juta)

Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak 33.000.000 Barrel

per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel per tahun,

produk Decant Oil sekitar 2,600.000 (dua juta enam ratus ribu) Barrel

per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus

ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan

PERTAMINA.

Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk NBBM

baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang

Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per

tahun mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue

sekitar 11 (sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah.

Sejalan dengan berubahnya       PERTAMINA menjadi PT PERSERO

yang mulai fokus pada orientasi profit, Niaga Non BBM mulai

menjalankan trading (jual-beli) produk NBBM dengan melakukan impor

untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terutama untuk produk

yang mengalami shortage of supply/production dalam rangka untuk

meningkatkan profit sekaligus untuk meningkatkan pangsa pasar

PERTAMINA.
64




     Adapun Reneval Niaga adalah Fungsi yang melakukan perencanaan,

     evaluasi, pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke

     dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni Fungsi Niaga Minyak Mentah &

     BBM dan Fungsi Niaga Non BBM.

f)   Aviasi

     Sebagai salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang

     bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang

     melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan

     bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA

     Aviasi memiliki aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan

     bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global. Hal ini

     tertuang pada Visi PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen

     dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions

     perusahaan bagi pelanggan dan stakeholders lainnya.

     Dalam penyediaan produk dan layanan, kami memiliki kebijakan,

     sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama pada

     keselamatan   penerbangan     melalui   pengimplementasian   standar

     internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk

     dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan

     lindungan lingkungan. URL :http://aviation.pertamina.com
65




g) Perkapalan

   PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi

   dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan.Merupakan suatu

   kebanggaan bagi PERTAMINA untuk memberikan pelayanan di bidang

   pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di

   era baru.

   Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang

   tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain

   sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di

   Tanjung Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan

   terbaik untuk pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia.

   Dengan Misi menjadi penyedia layanan logistik yang professional

   untuk produk minyak, gas, petrokimia, dan produk - produk kilang

   lainnya,     PERTAMINA       Perkapalan    saat   ini   mengelola   dan

   mengoperasikan lebih dari 130 kapal charter dengan berbagai tipe kapal

   dari Bulk Lighter hingga VLCC (Very Large Crude Carrier). Tiap

   tahun, kami mendedikasikan diri untuk mengangkut sekitar 70 juta Long

   Ton. Armada kami mencakup lebih dari 135 pelabuhan di segala

   penjuru tanah air.

   Kami senantiasa menjunjung tinggi budaya perusahaan , membangun

   citra perusahaan yang lebih baik, menerapkan prinsip kerja yang

   transparan, dan good corporate governance.
66




URL:http://www.pertaminashipping.com/
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina
Analisis Pembayaran Hutang Pertamina

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ppt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khPpt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khKhoirKH
 
Skala Pengukuran data Statistika
Skala Pengukuran data StatistikaSkala Pengukuran data Statistika
Skala Pengukuran data StatistikaAzlan Abdurrahman
 
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiPPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiirfan baihaqi
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataSriwijaya University
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingEka Wahyuliana
 
Makalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaMakalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaLusi Kurnia
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
 
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekKesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekSultan Habib
 
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)Gilang Antono
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanDwi Wahyu
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahRizki Kamaratih
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkTIUPH2013
 

Was ist angesagt? (20)

Ppt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khPpt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi kh
 
Skala Pengukuran data Statistika
Skala Pengukuran data StatistikaSkala Pengukuran data Statistika
Skala Pengukuran data Statistika
 
Business analysis telkom
Business analysis telkomBusiness analysis telkom
Business analysis telkom
 
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiPPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asing
 
P6
P6P6
P6
 
Makalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaMakalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhana
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Critical jurnal pertemuan kedua
Critical jurnal pertemuan keduaCritical jurnal pertemuan kedua
Critical jurnal pertemuan kedua
 
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekKesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
 
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Manajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAIManajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAI
 

Andere mochten auch

Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epProposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epNorman Adi
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanMarobo United
 
Scp analysis of pulp & paper industry
Scp analysis of pulp & paper industryScp analysis of pulp & paper industry
Scp analysis of pulp & paper industryindonesiabelajar
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...gitathiananda
 
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...Uofa_Unsada
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiWahyu Hidayat
 
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiahSkripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiahMada Imma
 
Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Anna Septiyani
 
Base oil sadikun
Base oil sadikunBase oil sadikun
Base oil sadikunbocah666
 
surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminan
surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminansurat pernyataan pelunasan hutang dan jaminan
surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminanLegal Akses
 
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )safitridewie
 
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...Uofa_Unsada
 

Andere mochten auch (20)

Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina epProposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
Proposal kerja praktek pemboran di pt pertamina ep
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
 
Scp analysis of pulp & paper industry
Scp analysis of pulp & paper industryScp analysis of pulp & paper industry
Scp analysis of pulp & paper industry
 
Lube oil complex
Lube oil complexLube oil complex
Lube oil complex
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
 
Proposal design production casing geothermal
Proposal design production casing geothermalProposal design production casing geothermal
Proposal design production casing geothermal
 
Paper akuntansi hutang
Paper   akuntansi hutangPaper   akuntansi hutang
Paper akuntansi hutang
 
Proposal hoisting system geothermal
Proposal hoisting system geothermalProposal hoisting system geothermal
Proposal hoisting system geothermal
 
contoh-proposal-penelitian-ilmiah
contoh-proposal-penelitian-ilmiahcontoh-proposal-penelitian-ilmiah
contoh-proposal-penelitian-ilmiah
 
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
 
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
 
Kls 6 bhs ind a
Kls 6 bhs ind aKls 6 bhs ind a
Kls 6 bhs ind a
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesi
 
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiahSkripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
Skripsi lengkap feb manajemen-nurafiah
 
Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable)
 
Base oil sadikun
Base oil sadikunBase oil sadikun
Base oil sadikun
 
surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminan
surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminansurat pernyataan pelunasan hutang dan jaminan
surat pernyataan pelunasan hutang dan jaminan
 
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
 
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
 
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjangMakalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
 

Ähnlich wie Analisis Pembayaran Hutang Pertamina

Laporan pkl lora anjis s. (09102135)
Laporan pkl lora anjis s. (09102135)Laporan pkl lora anjis s. (09102135)
Laporan pkl lora anjis s. (09102135)Lora Anjis
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...Ryan Isni
 
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PENCAP...
KERTAS KERJA PERSEORANGAN  (KKP)   RENCANA KERJA PENINGKATAN  KINERJA  PENCAP...KERTAS KERJA PERSEORANGAN  (KKP)   RENCANA KERJA PENINGKATAN  KINERJA  PENCAP...
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PENCAP...Direktorat Produktivitas -Kemnakertrans
 
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...Uofa_Unsada
 
contoh laporan magang.pptx
contoh laporan magang.pptxcontoh laporan magang.pptx
contoh laporan magang.pptxSArminJass
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...Uofa_Unsada
 
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaShelly Intan Permatasari
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019agusaprianto
 
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...Uofa_Unsada
 
Ekonomi teknik 1
Ekonomi teknik 1Ekonomi teknik 1
Ekonomi teknik 1Nimas Putri
 
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...Uofa_Unsada
 
Makalah UAS EVAKINKOM maharani
Makalah UAS EVAKINKOM maharaniMakalah UAS EVAKINKOM maharani
Makalah UAS EVAKINKOM maharanimaharani04
 
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdfLAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdfWandaAfnison2
 
LAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdf
LAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdfLAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdf
LAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdfnastijenni
 

Ähnlich wie Analisis Pembayaran Hutang Pertamina (20)

Laporan pkl lora anjis s. (09102135)
Laporan pkl lora anjis s. (09102135)Laporan pkl lora anjis s. (09102135)
Laporan pkl lora anjis s. (09102135)
 
Cover
CoverCover
Cover
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
 
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PENCAP...
KERTAS KERJA PERSEORANGAN  (KKP)   RENCANA KERJA PENINGKATAN  KINERJA  PENCAP...KERTAS KERJA PERSEORANGAN  (KKP)   RENCANA KERJA PENINGKATAN  KINERJA  PENCAP...
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PENCAP...
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Tugas Akhir
Tugas Akhir Tugas Akhir
Tugas Akhir
 
PERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxPERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptx
 
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
 
contoh laporan magang.pptx
contoh laporan magang.pptxcontoh laporan magang.pptx
contoh laporan magang.pptx
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
 
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER TH AJARAN 2018/2019
 
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
 
Ekonomi teknik 1
Ekonomi teknik 1Ekonomi teknik 1
Ekonomi teknik 1
 
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
 
Makalah UAS EVAKINKOM maharani
Makalah UAS EVAKINKOM maharaniMakalah UAS EVAKINKOM maharani
Makalah UAS EVAKINKOM maharani
 
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdfLAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
 
Modul span
Modul spanModul span
Modul span
 
LAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdf
LAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdfLAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdf
LAPORAN MAGANG SHELLY BI BAB BOLD.pdf
 

Mehr von Sidik Abdullah

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Sidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSidik Abdullah
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSidik Abdullah
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSidik Abdullah
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Sidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Sidik Abdullah
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan formSidik Abdullah
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sidik Abdullah
 
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)Sidik Abdullah
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1Sidik Abdullah
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessSidik Abdullah
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiaSidik Abdullah
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuanganSidik Abdullah
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarSidik Abdullah
 

Mehr von Sidik Abdullah (20)

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja bakti
 
Surat pengantar
Surat pengantarSurat pengantar
Surat pengantar
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat domisili
Surat domisiliSurat domisili
Surat domisili
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisili
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
PMK 146 2013
PMK 146 2013PMK 146 2013
PMK 146 2013
 
Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan form
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
 
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesia
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminar
 

Analisis Pembayaran Hutang Pertamina

  • 1. ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT. PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES SKRIPSI Diajukan Untuk Persyaratan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat unuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Akuntansi Strata Satu (S-I) Disusun Oleh : NAMA : SIDIK ABDULLAH NIM : 2009 131 031 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU CIBINONG 2012 i
  • 2. SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU PROGRAM STRATA SATU LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI NAMA : SIDIK ABDULLAH NIM : 2009 131 031 JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT. PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalpataru. Cibinong, 12 Mei 2012 Menyetujui ( Kikin Sadikin, SE, MM, M.Ak.) ( Heri Nazir, Ir. MM ) Pembimbing Materi Pembimbing Teknis Mengetahui, SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU ( Nurussalam, SE. MM. ) Ketua ii
  • 3. SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU PROGRAM STRATA SATU LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI Pada hari ini tanggal ………………..telah diadakan ujian skripsi jenjang Strata Satu ( S-1 ) Program Studi Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalpataru atas mahasiswa : NAMA : SIDIK ABDULLAH NIM : 2009 131 031 JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT. PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES PANITIA PENGUJI NAMA JABATAN TANDA TANGAN 1. Ketua 2. Anggota 3. Anggota Mengetahui, SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU ( Nurussalam, SE. MM. ) Ketua iii
  • 4. ABSTRAKSI Sidik Abdullah (NIM 2009 131 031), “ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT. PERTAMINA ( PERSERO ) DENGAN ANAK PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES.” Akuntansi memegang peranan sangat penting dalam proses laporan keuangan, laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dari suatu kelompok perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Induk perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi, tidak boleh menyajikan tersendiri laporan keuangannya (tanpa konsolidasi) sebagai laporan keuangan untuk tujuan pelaporan keuangan Dalam upaya minimalisasi adanya selisih pengakuan hutang/piutang hubungan istimewa dan optimalisasi mekanisme rekonsiliasi pada PT Pertamina (Persero) dengan anak perusahaan sudah dilakukan secara efektif dan efisien atau belum. Pengelolaan hutang merupakan salah satu unsur keuangan yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan sebesar PT. Pertamina (Persero) karena merupakan unsur dari neraca dalam laporan keuangan dan salah satu indikator penyelesaian pembayaran yang telah ditentukan. Tujuan utama penelitian yang di lakukan adalah untuk mengetahui sistematika proses pembayaran hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan PT. Pertamina (Persero) dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dan untuk menganalisa perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero) terhadap PT. Pertamina Energy Services. Dalam mencari permasalahan pada PT. Pertamina (persero) dan pemecahan, penulis mengadakan pendekatan dan menganalisa laporan keuangan mengenai sistematika pembayaran hutang; aktiva lancar terhadap kewajiban lancarnya; kas. Surat berharga dan piutang dagang terhadap kewajiban lancarnya; kas dan surat berharga terhadap hutang lancarnya; serta bagaimana perlakuan akuntansi yang diterapkan di PT. Pertamina (Persero). iv
  • 5. KATA PENGANTAR Ucapan Alhamdulillah yang tiada terhingga kehadirat ALLAH SWT. Serta segala rahmat dan karuni-NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KALPATARU. Berangkat dari segala keterbatasan maupun pengetahuan yang penulis tuang dalam skripsi ini, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangannya, namun penulis berusaha menyajikannya dengan sebaik mungkin dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya dan penulis mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Melalui kesempatan ini pula penulis dengan segala kerendahan hati tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ketua (BPH) Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Kalpataru Bapak Ir. Thamrin Tanjung, MM. MBA. 2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalpataru .Bapak Nurussalam SE. MM. 3. Pembantu Ketua I Bidang Akademik Bapak Tata Suhendi, SE. MM. 4. Pembantu Ketua II Bidang Keuangan Ibu Evalia Shufa Meilviyani, Msf v
  • 6. 5. Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan Bapak Akhmad Agusdin, SH 6. Ketua Program Studi Manajemen & Akuntansi 7. Bapak Pembimbing Materi Bapak Kikin Sadikin, SE, MM, M.Ak 8. Bapak Pembimbing Teknis Bapak Heri Nazir, Ir. MM. 9. Para Jajaran Staff dan pengajar STIE Kalpataru 10. Para Pimpinan dan Staff PT. Pertamina (Persero) 11. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Cibinong, 12 Mei 2012 Penulis vi
  • 7. DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI …………………………………….. ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI …………………………. iii ABSTRAKSI ………………………………………………………………. iv KATA PENGANTAR ...…………………………………………………… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. viii BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………... 01 B. Identifikasi Masalah…………………………………….. 04 C. Rumusan Masalah………………………………………. 05 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………... 05 E. Hipotesis………………………………………………… 06 F. Ruang Lingkup Pembahasan……………………………. 06 G. Metode Penelitian……………………………………….. 07 H. Lokasi, Tempat dan Waktu……………………………… 08 I. Sistematika……………………………………………… 08 BAB 2 : LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi……………………………………. 10 B. Pengertian Ekonomi…………………………………….. 10 C. Pengertian Hutang…………………………………….… 10 vii
  • 8. D. Metode Pencatatan Hutang………………….………….. 15 E. Jenis-jenis Hutang……………………………...…..…… 15 F. Konsep Pencatatan Hutang…………………………..…. 25 BAB 3 : GAMBARAN PERUSAHAAN A. Latar Belakang PT. Pertamina (Persero)………...……… 33 B. Sejarah PT. Pertamina (Persero)…………………...……. 34 C. Visi dan Misi Perusahaan………………………..……… 39 D. Tata Nilai………………………………………..………. 41 E. Struktur Organisasi…………………………….……….. 42 F. Sumber Daya Manusia……………………….…………. 43 G. Modal…………………………………………………… 44 H. Teknologi……………………………………….……….. 45 I. Strategi Bisnis……………………………………..…….. 46 BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sistematika Proses Pembayaran Hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services........…... 67 B. Kemapuan PT. Pertamina (Persero) dalam Melunasi Kewajiban Jangka Pendek……………………………….. 78 C. Perlakuan Akuntansi atas Hutang Pertamina (Persero)….. 86 viii
  • 9. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………. 88 B. Saran-saran……………………………………………….. 91 ix
  • 10. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang berimplikasi pada perubahan struktur bisnis dunia usaha bidang migas. Dimana pemenuhan kebutuhan Migas sektor hilir yang semula adalah sektor tertutup dan merupakan tanggungjawab Pertamina kemudian dirubah menjadi sektor terbuka bagi badan usaha lain. Konsekuensinya adalah Pertamina harus mampu beradaptasi terhadap persaingan usaha tersebut dengan melakukan perubahan mindset (Visi & Misi) dan pelaksanaan sebagai sebuah entitas bisnis yang berorientasi pada profit/keuntungan dan juga harus mampu memperluas market share di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu pada tanggal 17 September 2003, perubahan terjadi pada Pertamina yang awalnya hanya sebagai Perusahaan Negara berubah menjadi PT. Pertamina (Persero). Dimana Pertamina sekarang dituntut harus bisa menciptakan profit maksimal di dalam memenuhi kebutuhan Migas sektor hilir dalam negeri untuk produk BBM & NBBM. Dengan perubahan tersebut dan kondisi persaingan yang ada telah mendorong perusahaan untuk dapat mengatur sendiri kebijakan dan strategi yang berorientasi pada keuntungan dan pertumbuhan. Strategi dan kebijakan yang tepat hanya dapat dihasilkan jika perusahaan mempunyai sistem
  • 11. 2 perhitungan dan pelaporan yang tepat, akurat, dapat diuji kebenarannya dan informasi dapat tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero), pada tanggal 30 Januari 2008, telah menetapkan PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan publik yang tidak didaftarkan di pasar modal (non listed public company). Merupakan keharusan bagi PT Pertamina (Persero) untuk menjadi sebuah entitas bisnis murni dalam menjalankan usahanya sesuai dengan koridor Good Corporate Governance dan meningkatkan akuntabilitas serta transparansi perusahaan dalam pelaksanaan Public Service Obligation. Dengan menjadi perusahaan publik, maka PT Pertamina (Persero) diharapkan dapat lebih transparan, karena untuk kemudian hal ini akan berkaitan dengan peraturan pasar yang harus diikuti BUMN migas ini. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, PT Pertamina (Persero) menjalankan program 6 C yang ditanamkan sebagai budaya perusahaan, yaitu Clean, Confident, Customer Focus, Capable, Competitive, dan Commercial. Dalam pengelolaan, transparan di mata stakeholder dan terpercaya di mata masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, akan mempercepat program “6C”, dalam rangka bergerak menuju non listed public company dan mewujudkan transparansi pada stakeholder, maka dipandang sebagai suatu keharusan bagi PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan informasi keuangan yang relevan dan reliable. Para pengguna laporan keuangan pada umumnya ingin mengetahui dan mendapatkan
  • 12. 3 informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui penyajian laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dari suatu kelompok perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Induk perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi, tidak boleh menyajikan tersendiri laporan keuangannya (tanpa konsolidasi) sebagai laporan keuangan untuk tujuan pelaporan keuangan (general purpose financial statement). Laporan keuangan tersendiri induk perusahaan hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalaml aporan keuangan konsolidasi (PSAK 04). Apakah upaya minimalisasi adanya selisih pengakuan hutang/piutang hubungan istimewa dan optimalisasi mekanisme rekonsiliasi pada PT Pertamina (Persero) dengan anak perusahaan sudah dilakukan secara efektif dan efisien atau belum. Pengelolaan hutang merupakan salah satu unsur keuangan yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan sebesar PT. Pertamina (Persero) karena merupakan unsur dari neraca dalam laporan keuangan dan salah satu indikator penyelesaian pembayaran yang telah ditentukan. Kaitannya dengan pendapatan merupakan komponen didalam menentukan aliran cash flow PT. Pertamina (Persero) apakah sudah dilakukan
  • 13. 4 dengan tepat dan benar atau menyimpang jauh dari sasaran yang ingin di capai perusahaan. Dengan melihat paparan di atas, betapa besar peran dari system hutang usaha pada PT. Pertamina (Persero), maka dalam hal ini penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dan menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS PEMBAYARAN HUTANG PT. PERTAMINA (PERSERO) DENGAN ANAK PERUSAHAAN PT. PERTAMINA ENERGY SERVICES”. Dalam penulisan ini PT. Pertamina (Persero) adalah yang menjadi objek penelitian yang bergerak di bidang Minyak dan Gas Bumi. B. Identifikasi Masalah Memberikan deskripsi mengenai keadaan dan gejala permasalahan, dimensi permasalahan, dan perumusan pokok permasalahan terkait mekanisme hutang PT Pertamina (Persero) dengan Anak Perusahaan PT. Pertamina Energy Services penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana sistematika proses pembayaran hutang antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services. 2. Sejauh mana kemampuan PT. Pertamina (Persero) dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. 3. Sejauh mana perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero)
  • 14. 5 C. Rumusan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah penulis menarik beberapa rumusan masalah, diantaranya : 1. Apakah Proses pembayaran hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services sudah sistematis? 2. Apakah kemampaun untuk melunasi kewajiban jangka pendek PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services sudah terpenuhi? 3. Apakah perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services sudah sesuai? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui sistematika proses pembayaran hutang PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan PT. Pertamina (Persero) dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. 3. Untuk menganalisa perlakuan akuntansi atas hutang PT. Pertamina (Persero) terhadap PT. Pertamina Energy Services Kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagi penulis adalah untuk menguji dan membandingkan antara teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan yang ada dalam
  • 15. 6 Perusahaan PT. Pertamina (Persero) mengenai pentingnya perlakuan akuntansi atas proses pembayaran hutang usaha perusahaan. 2. Bagi pembaca adalah untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai sistematika proses pembayaran hutang PT. PErtamina (Persero) terhadap anak perusahaan. 3. Bagi perusahaan adalah untuk menambah bahan masukan dan informasi bagi PT. Pertamina (Persero) dalam rangka meningkatkan hubungan baik dengan anak perusahaan E. Hipotesis Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Penulis menduga bahwa PT. Pertamina (Persero) dapat melunasi hutang jangka pendeknya terhadap PT. Pertamina Energy Services agar hubungan baik antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Energy Services tetap terjaga dengan baik. F. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini diberikan batasan-batasan atau ruang lingkup agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terfokus kepada suatu permasalahan. Lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mencakup:
  • 16. 7 1. Dampak dari hutang hubungan istimewa di PT Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya, sehubungan dengan minimalisasi pengakuan hutang/piutang hubungan istimewa. 2. Data yang digunakan dalam melakukan analisis adalah transaksi hubungan istimewa yang terjadi pada PT.Pertamina (Persero) dan PT. Pertamina Energy Services. G. Metode penelitian Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan analisis deskriptif, membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini penulis melakukan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan dengan cara Pengumpulan data primer yang dilakukan dengan meninjau objek secara langsung melalui observasi dan wawancara pada fungsi terkait guna menghimpun data dan keterangan yang diperlukan. Metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Data Primer, pengumpulan data primer dilakukan dengan meninjau objek secara langsung melalui observasi dan wawancara pada fungsi terkait guna menghimpun keterangan yang diperlukan. 2. Data Sekunder, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan memperoleh literatur-literatur terkait yang dapat dijadikan dasar teori dan acuan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.
  • 17. 8 3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian dengan cara mengadakan pencatatan data-data yang ada di lingkup PT. Pertamina (Persero) 4. Interview, yaitu melakukan pengumpulan data-data dengan mengadakan wawaancara atau Tanya jawab langsung kepada beberapa karyawan, baik pimpinan maupun staff perusahaan yang dapat memberikan data yang dibutuhkan secara benar guna menunjang penyempurnaan dalam penyusunan skripsi penulis. H. Lokasi,Tempat dan waktu Lokasi Penelitian penulis adalah di Fungsi Account Payables Direktorat Account and Reporting Gedung Annex PT. Pertamina (Persero) yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta Pusat. Lokasi ini dipilih berdasarkan penulis melakukan analisis karena penulis bekerja di tempat tersebut dari bulan April sampai dengan bulam Mei 2012 I. Sistematika Untuk mempermudah penyajian Skripsi ini, penulis mengelompokkan materi kedalam empat bab yang sistematikanya disajikan sebagai berikut :
  • 18. 9 BAB 1 : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan dari skripsi, berupa penjelasan mengenai latar belakang, ruang lingkup perusahaan, Identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis, metode penelitian, lokasi tempat dan waktu, sistematika. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini diuraiakan secara teoritis mengenai teori dan definisi diantaranya pengertian akuntansi, pengertian ekonomi, pengertian hutang, metode pencatatan hutang, jenis-jenis hutang dan konsep pencatatan hutang BAB 3 : GAMBARAN PERUSAHAAN Bab ini membahas latar belakang Perusahaan,sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, tata nilai, struktur organisasi,sumber daya manusia, modal, teknologi dan strategi bisnis. BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil dari analisa dan pembahasan materi yang lebih dalam atas hasil penelitian yang dilakukan diantaranya timbulnya hutang antara PT. Pertamina dengan PT. Pertamina Energy Services, prosedur pembayaran minyak mentah, proses pencatatan akuntansi untuk pengadaan Hydro, proses pembayaran hutang PT. Pertamina dengan PT. Pertamina Energy Services. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran.
  • 19. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. B. Pengertian Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. C. Pengertian Hutang Ada beberapa pengertian hutang yang saya kutip dari beberapa sumber diantaranya adalah :
  • 20. 11 1. Menurut Chariri dan Ghozali (2005 : 157) yaitu “hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu”. 2. Munawir (2004 : 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”, sedangkan dalam hal ini Hongren, et al. (2006 : 505) menyatakan bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo. 3. Hutang adalah sesuatu yang dipinjam.Seseorang atau badan usaha yang meminjam disebut debitur.Entitas yang memberikan utang disebut kreditur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hutang) 4. Hutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi pinjamankepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama.
  • 21. 12 (http://organisasi.org/hutang_piutang_menurut_ajaran_islam_definisi_penge rtian_hukum_rukun_manfaat_dari_hutang_piutang_pendidikan_agama_isla m) 5. Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari para pembeli. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban_%28akuntansi%29) 6. Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban) Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban.Kini kata kewajiban digunakan untuk merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.
  • 22. 13 Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normalkredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a) Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain. b) Yusuf (2005 : 230) mendefinisikannya sebagai berikut “kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, (2) dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain”. Lebih jelas lagi Niswonger, et al. (2000 : 441) berpendapat bahwa “kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam jangka pendek, biasanya satu tahun”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. c) Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang
  • 23. 14 jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain. Hutang jangka panjang menurut Kieso (2002 : 242) “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000 : 218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.Baridwan (2000 : 365) mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunadi (2005 : 83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan definisi dan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.
  • 24. 15 D. Metode pencatatan utang Ada dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure. 1. Dalam account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. 2. Dalam voucher payable procedure, tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan arsip voucher yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang. E. Jenis – jenis hutang Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut, jenis hutang antara lain: 1. Hutang Jangka Pendek Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang
  • 25. 16 lebih panjang). Sumber pendanaan Hutang jangka pendek dikelompokkan menjadi: a) Variable Keputusan Pasif, jumlah sumber dana tersebut akan tergantung pada keputusan aspek yang lainnya sesuai dengan aktivitas perusahaan. Misalnya: pembelian bahan baku secara kredit, rekening-rekening accruals. b) Variable Keputusan Aktif, perusahaan harus secara aktif mencari dan mendapatkan sumber dana dan dalam memperolehnya harus mempunyai perjanjian-perjanjian formal kepada Kreditor. Misalnya: hutang Bank. Ada beberapa jenis hutang jangka pendek yaitu : a) Hutang Dagang Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu contoh hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara kredit. Hutang ini tidak memerlukansurat atau perjanjian tertulis sehingga pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya. b) Hutang wesel atau Promes Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
  • 26. 17 tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal dibandingkan dengan hutang dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu kurang dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar. Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya merupakan hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi kreditur maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel. c) Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual liabilities) Beban-beban yang harus dibayar adalah kewajiban terhadap beban- beban yang telah terjadi, tapi belum dibayar karena belum jatuh tempo pada akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah hutang gaji dan upah, hutang komisi, dan hutang bunga. Dalam contoh di atas telah diberikan contoh mengenai bunga yang masih harus dibayar atau hutang bunga.Gaji dan upah yang dibayarkan kepada karyawan dan buruh perusahaan pada umumnya telah dipotong dengan bermacam–macam potongan. Misalnya : 1) Pajak Pendapatan. 2) Pensiun. 3) Asuransi hari tua.
  • 27. 18 4) Tabungan wajib. 5) Iuran wajib. Selama dana–dana tersebut belum digunakan harus nampak sebagai pos hutang di dalam neraca perusahaan. d) Hutang Deviden Hutang deviden adalah deviden yang dapat dibayar sebagaimana diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan tapi pada akhir periode belum dibayar dan dicatat sebagai hutang deviden.Perseroan Terbatas yang sudah mengumumkan adanya pembagian deviden kepada para pemegang saham sudah harus mengakui adanya hutang pada saat pengumuman. e) Pendapatan yang diterima di muka Kadang-kadang ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan majalah atau sewa.Pos ini dinyatakan sebagai hutang, karena menggambarkan suatu klaim terhadap perusahaan.Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya.Jika terdapat penerimaan di muka melampaui satu periode akuntansi berikutnya harus dilaporkan dalam neraca sebagai kelompok tersendiri (terpisah dari hutang jangka pendek). f) Bagian dari Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo
  • 28. 19 Terdapat beberapa hutang jangka panjang dan wesel bayar jangka panjang yang harus dibayar secara angsuran. Bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo atau harus dibayar dalam waktu 12 bulan, harus digolongkan sebagai hutang jangka pendek. Jumlah ini tidak termasuk jumlah beban bunga yang harus dibayar karena beban bunga ini akan dibukukan dalam akun hutang bunga. g) Penyajian Hutang Lancar dalam Neraca Menurut PSAK No.1 suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika: 1) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau 2) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Semua kewajiban di luar itu harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Hutang lancar adalah kelompok hutang yang harus dilaporkan paling atas dalam neraca. Dalam kelompok ini, setiap jenis hutang dicantumkan secara terpisah dan informasi mengenai jangka waktu hutang wesel serta informasi penting lainnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Cara penyajian yang umum dalam praktik adalah dengan mencantumkan hutang wesel paling atas kemudian hutang dagang, dan berikutnya utang lancar lainnya. 2. Hutang Jangka Panjang
  • 29. 20 Pada umumnya hutang jangka panjang mempunyai waktu sekitar 1 sampai 5 tahun, bahkan ada yang beranggapan bahwa hutang ini mempunyai jangka waktu 10 tahun, hutang jangka panjang mempunyai kaitan dengan struktur modal. Apabila perusahaan meminjam dana dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang relatif lama maka pinjaman/hutang tersebut akan menjadi bagian dari struktur modal perusahaan. Perbandingan antara hutang jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri biasanya didefinisikan sebagai modal. Hutang jangka panjang juga terbentuk akibat diperpanjangnya pinjaman/ hutang jangka pendek maupun hutang jangka menengah, hal itu dilihat atas dasar waktu pembayaran hutang tersebut. Pertimbangan Dalam Keputusan Hutang Semakin lama pinjaman/hutang maka semakin aman perusahaan karena semakin kecil menanggung resiko kebangkrutan, akan tetapi biaya bunganya semakin besar. Semakin besar kemungkinan dalam memperpanjang jangka waktu hutang, maka semakin besar biaya perpanjangan yang harus dikeluarkan dan kemungkinan akan menanggung resiko kebangkrutan. (http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/08/struktur- hutang.html) Timbulnya Hutang Jangka Panjang, hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan hasil
  • 30. 21 dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau modal sendiri. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang, didalam praktik kita mempunyai berbagai jenis hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya hutang jangka panjang dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: a) hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil peinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana. b) Hutang Obligasi ialah hutang yang diperoleh melalui penjualan surat- surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan
  • 31. 22 ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi yang bersangkutan. pinjaman obligasi mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntnasinya. Jenis-jenis Obligasi dalam masyarakat berbagai macam obligasi yang diperlukan untuk pembelanjaan perusahaan. Jenis yang paling banyak dikenal ialah: 1) Obligasi terjamin, adalah obligasi terjamin yang masih dibedakan menurut jenis kekayaan yang dijadikan jaminan seperti misalnya : 1.a) Dijamin Harta Tak Bergerak Tanah Atau Gedung 1.b) Dijamin Harta Bergerak Seperti Mesin, Perlengkapan Dan Kekayaan Lainnya. Apabila obligasi terjamin tidak dapat dilunasi pada tanggal jatuh temponya maka kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual untuk melunasi obligasi tersebut. 2) Obligasi tak terjamin, obligasi semacam ini tidak dijamin dengan harta kekayaan tertentu sehingga laku tidaknya obligasi ini di pasaran surat berharga sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang mengeluarkannya. Obligasi terjamin kadang-kadang dibedakan lagi menjadi beberapa tingkatan seperti obligasi pertama, kedua, atau bahkan ketiga. Hal ini berarti bahwa jika obligasi tidak dapat dilunasi pada saat jatuh
  • 32. 23 temponya maka kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual atau dilelang. Hasil penjualan kekayaan tersebut pertama-tama akan dipakai melunasi obligasi-obligasi terjamin pertama, jika masih ada sisanya barulah digunakan untuk melunasi obligasi terjamin berikutnya. Pencatatan Pengeluaran Obligasi, untuk dapat memahami akuntansi obligasi perlu dipahami dahulu beberapa istilah penting yang berhubungan dengan obligasi. 1.a) Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada tanggal jatuh tempo obligasi. 1.b) Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus dilunasi. 1.c) Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada pemegang obligasi. Bunga obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu. 1.d) Tanggal bunga yaitu tanggal di mana bunga obligasi akan dibayar. Kadang-kadang bunga obligsi dibayar tiap setengah tahunan sehingga pada tiap tahun terdapat dua tanggal bunga. Misalnya tanggal bunga 1/4 dan 1/10 berarti bahwa pada tanggal 1 April dibayar bunga untuk periode 6 bulan dan pada tanggal 1 Oktober dibayar bunga untuk periode 6 bulan lagi. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang.
  • 33. 24 Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan tanggal bunga tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak dengan jelas pada tiap-tiap lembar sertifikat obligasi. Pencatatan hutang obligasi, hutang obligasi perusahaan sebagai pihak debitur yang aktif mengeluarkan surat–surat tanda hutang itu, maka perlu diadakan pembahasan yang sedikit mendalam tentang pembukuannya. Pencatatan selama peredaran Hutang obligasi, bilamana perusahaan berhasil menjual sejumlah surat obligasi yang dikeluarkannya, berarti perusahaan berhasil memperoleh sejumlah uatng jangka panjang yang nantinya setelah tiba saat jatuh temponya akan dilunasi sebesar nilai nominalnya. Oleh sebab itu hasil penjualan obligasi dibukukan pula sebesar nilai nominalnya ke dalam akun hutang obligasi. Sedangkan selisih antara harga penjualan (harga kurs) dengan harga nominal tersebut, dibukukan tersendiri ke akun Diskonto obligasi, jika harga kurs dibawah nilai nominalnya dan dibukukan ke dalam akun Premi obligasi jika harga kurs di atas nilai nominalnya. Pengeluaran Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto, apabila tingkat bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga obligasi, maka pembeli (investor) akan bersedia membayar dengan harga harga lebih tinggi darui nilai nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor bersedia
  • 34. 25 membayar dengan premi. Premi akan mengurangi beban bunga. Sebaliknya diskonto akan menambah beban bunga. Pengeluaran Obligasi Di Antara Tanggal Bunga, obligasi kadang- kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal bunga tetapi pada suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga.Mengingat bahwa bunga obligasi selalu dibayar untuk periode waktu tetap, maka pembeli obligasi dikenakan bunga berjalan yaitu bunga antara tanggal pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan tanggal pengeluaran (penjualan) obligasi. c) Amortisasi Premi dan Diskonto, keuntungan ataupun kerugian sebagai akibat adanya premi atau diskonto dari penjualan obligasi bukanlah merupakan laba atau rugi pada periode di mana penjualan itu terjadi, melinkan merupakan keuntungan atau kerugian sepanjang umur dari Hutang obligasi yang bersangkutan.Oleh karena itu setiap akhir periode (tahun) perlu disusun jurnal pembebanan keuntungan atau kerugian tersebut ke akun “Beban bunga”, melalui jurnal penyesuaian. F. Konsep Pencatatan Akuntansi ada dua metode pencatatan akuntansi, yaitu : 1. Cash Basis 2. Accrual Basis
  • 35. 26 Metode Cash Basis, Cash Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, dimana Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi. Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu : 1. Pengakuan Pendapatan :
  • 36. 27 Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih. 2. Pengakuan Biaya : Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh: usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis). Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut : 1. Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis b) Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
  • 37. 28 c) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan pendapatan. d) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenanya. e) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan. f) Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut. g) Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum tertagih. 2. Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis a) Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia. b) Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas. c) Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih. d) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis). e) Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
  • 38. 29 f) Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar. g) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu berpatokan kepada kas. Metode accrual basis, basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu: 1. Pengakuan pendapatan : Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
  • 39. 30 2. Pengakuan biaya : Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis ini. Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut : 1. Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis b) Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. c) Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpercaya. d) Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima. e) Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis akural). f) Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
  • 40. 31 g) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing- masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi. h) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat diakui sebagai pendapatan. i) Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan perusahaan kedepanya. j) Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian. 2. Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis a) Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan. b) Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. c) Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi pendapatan perusahaan. d) Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan perusahaan. e) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima Metode Mana yang Lebih Baik?, metode akuntansi yang digunakan suatu perusahaan dapat mempengaruhi pendapatan total suatu perusahaan pada laporan
  • 41. 32 keuangannya, begitu pula dengan beban perusahaan. Didalam metode cash basis pada saat transaksi beban tidak akan diakui sampai uang dibayarkan walaupun beban terjadi terjadi pada bulan itu. Demikian juga dengan pendapatan, tidak diakui sampai dengan uang diterima.Sehingga metode cash basis tidak mencerminkan besarnya uang yang ada sebenarnya.Pada metode accrual basis beban dan pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi.Sehingga informasi yang disediakan lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu perusahaan mengeluarkan uang atau menerima uang dalam setiap bulannya. Pencatatan menggunakan metode ini mengakui beban pada saat transaksi terjadi walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan, dicatat pada saat transaksi terjadi walaupun kas atas transaksi pendapatan tersebut baru diterima bulan depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencatatan menggunakan metode accrual basis lebih mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya.Tetapi metode pencatatan accrual basis lebih sulit untuk diterapkan karena akuntan harus melakukan pencatatan lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan metode cash basis.Tapi dengan menggunakan software akuntansi, informasi yang handal dan efisiensi pekerjaan dapat tercapai dengan baik.
  • 42. 33 BAB III PROFILE PERUSAHAAN A. Latar Belakang PT. PERTAMINA (Persero) PT. PERTAMINA (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31
  • 43. 34 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)" Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. B. Sejarah PT.Pertamina (Persero) 1. 1871 – 1885 masa awal pencarian dan penemuan minyak di Indonesia, masa industri minyak Indonesia mulai di awal abad 19 : a) 12 tahun setelah pemboran minyak pertama di Titusville, Pensylvania, AS 1859 b) Reering 1871 - Zilker 1885 masa pencarian dan penemuan minyak (mulai pemboran 1883 di Telaga Tiga) 2. Masa 1885 – 1945 masa eksploitasi minyak oleh penjajah, Pasca 1885 Berdiri Royal Dutch Company di Pangkalan Berandan (Sumatera Utara) : a) 1887 - Pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya) b) 1888 - Konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sanga c) 1890 - Pendirian kilang Wonokromo & Cepu d) 1892 - Pembangunan kilang minyak di Pangkalan Berandan e) 1894 - Pendirian kilang Balikpapan oleh Shell Transport and Trading
  • 44. 35 f) 1899 - UU Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische Mijnwet) yang mengatur kegiatan pencarian minyak bumi di Indonesia 3. Masa AS dan Belanda a) AS berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda. Namun karena tekanan AS kepada Den Haag, akhirnya muncul perusahaan patungan AS dan Belanda yakni SHELL dan NIAM (Jambi, Bunyu, dan Sumatera Utara) b) Standard Oil masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey (membentuk Anak Perusahaan American petroleum Co) dan Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM). c) NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan lapangan terbesar di Hindia Belanda d) Mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell e) 1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama Mobil Oil. f) 1922 Standard Oil of California masuk ke Kalimantan dan Irian Jaya g) 1928 Gulf Oil (AS) masuk ke Sumatera Utara h) 1929 Standard Oil of California masuk ke Sumatera Utara
  • 45. 36 i) 1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama Mobil Oil. j) 1947 Penggabungan SVPM diubah statusnya menjadi PT Standard Vacuum Petroleum (Stanvac). Di zaman Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman. 4. 1945 – 1957 masa Perjuangan Minyak Pra-Pertamina Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti. a) Perjuangan Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, dan Aceh Timur b) Muncul "Laskar Minyak" mensuplai keperluan pesawat terbang dan kendaraan lain c) Berdiri perusahaan minyak pribumi: 1) 1945 didirikan PTMSU 2) 1945 didirikan PTMN Cepu di lokasi ex SHELL (Lap. Nglobo, Semanggi Ledok dan Wonokromo) 3) 1950 PTMN Cepu berubah menjadi PTMNRI Cepu 4) 1950 PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMRI Sumatera Utara 5) 1954 PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU
  • 46. 37 6) 22 Juli 1957 TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi) d) Agustus 1951 Mosi Mohammad Hasan 1) Gubernur Sumatera Mr. Teuku H. Moh. Hasan mengajukan sebuah mosi yang memperjuangkan pertambangan minyak dan disokong oleh kabinet secara bulat pada 2 Agustus 1951 dan dibentuk sebuah komisi. 2) Perjuangan di parlemen salah satunya adalah merintis UU pertambangan yang mengganti Indische Mijnwet e) 24 Oktober 1956 Ã PP No. 24/1956 Diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan kepada SHELL 5. Masa 1957 a) Juli 1957 Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas tambang minyak Sumut. Rehabilitasi lapangan dan ekspor hasil untuk pembangunan. b) 1957 Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan Belanda di Indonesia. (Kecuali SHELL karena kepemilikannya bersifat internasional) c) Perubahan nuansa kedaerahan menjadi nasional (AH Nasution, 1957) d) 10 Desember 1957 berdirinya PT Permina sebagai perusahaan minyak pertama bersifat nasional
  • 47. 38 6. Pasca 1957 a) 1959 berdiri NV NIAM (NV Nederlands Indische Aardolie Maatschappij) 1) Perusahaan patungan AS dan Belanda 2) 31 Des 1959 50% saham diambil alih pemerintah RI dan NV NIAM berubah jadi PT Permindo b) 1961 PT Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan c) Tahun 1961 : PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PTMN menjadi PN. PERMIGAN d) 4 Jan 1966 Permigan dilikuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum) e) Aset Permigan diberikan kepada PN Pertamin dan PN Permina f) 1968 PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PN Pertamina g) 1971 diterbitkan UU No. 8 tahun 1971 yang mengukuhkan PN Pertamina menjadi Pertamina h) 2001 diterbitkan UU Migas No 22 tahun 2001 yang akhirnya mengantar Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero) i) 2003 Pertamina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero) j) Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player 7. Era Persero a) Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT. Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan
  • 48. 39 usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar. b) Modal Setor PT. Pertamina (Persero) : 1) PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh Negara. 2) Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina (Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun. 3) Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari "Seluruh Kekayaan Negara yang selama ini tertanam pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan, termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai Independen, dikurangi dengan semua Kewajiban (Hutang) Pertamina". C. Visi dan Misi Perusahaan PT PERTAMINA menempatkan visi, misi dan tata nilai sebagai pedoman dalam menjalankan bisnisnya baik dalam skala lokal maupun skala global. Atribut-atribut tentang visi, misi dan tata nilai tersebut terpampang menghiasi dinding setiap ruangan rapat dan ruangan utama. Visi dan misi dari PT. Pertamina (Persero) adalah : 1. Visi PT. PERTAMINA (Persero) adalah Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia (To be the world class national oil company).
  • 49. 40 Merupakan visi PT Pertamina (Persero) yang ingin dicapai pada tahun 2023. Dalam rangka mewujudkan visinya, PT Pertamina (Persero) harus dapat berlaku sebagaimana perusahaan minyak kelas dunia lainnya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan mengimplementasikan konsep mutakhir ERP (Enterprise Resource Planning). Implementasi ERP dengan teknologi SAP (System Application and Productsin Data Processing) memungkinkan penerapan bisnis proses yang mengacu pada best practices, penggunaan teknologi yang up to date, membuat pekerjanya terampil dalam menganalisa suatu permasalahan, memudahkan proses kerja mereka, dan mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan akurat. PT Pertamina (Persero) mulai menggunakan SAP sejak tahun 2003, dan melakukan migrasi mySAP pada tahun 2009. Salah satu proses bisnis yang sangat penting adalah “Procurement to Pay” dan “Order to Cash”. Procurement to Pay melibatkan pengakuan hutang kepada vendor, sedangkan Order to Cash melibatkan pengakuan piutang kepada konsumen baik pihak ketiga maupun hubungan istimewa. 2. Misi PT. Pertamina (Persero) adalah menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
  • 50. 41 D. Tata Nilai Menjabarkan Tata Nilai Perusahaan 6C sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas yang menjadi acuan perilaku insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan. 1. Clean (Bersih) dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik. 2. Competitive (Kompetitif) mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. 3. Confident (Percaya Diri) berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa 4. Costumer Focused (Fokus Pada Pelanggan) berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial) menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
  • 51. 42 6. Capable (Berkemampuan) dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan. E. Struktur Organisasi Struktur Organisasi sebagai suatu perusahaan multinasional, PT PERTAMINA mempunyai struktur organisasi yang sangat komplek tidak hanya dikoordinasi secara lokal tetapi juga regional yaitu:
  • 52. 43 F. Sumber Daya Manusia Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai hal tersebut di atas, Perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM : 1. Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi. 2. Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesia dan peraturan yang berlaku. 3. Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi. Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program pengembangan SDM. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen terhadap program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis. Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparan guna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk
  • 53. 44 regenerasi. Proses rekruitmen dan seleksi awal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran. Melanjutkan kebijakan tahun 2001, Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina di masa mendatang. Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung proses transformasi, Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulan yang dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence and Mutual Respect). Untuk pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan Indeks Produktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf internasional. G. Modal Modal Setor PT. Pertamina (Persero) : 1. PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh Negara.
  • 54. 45 2. Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina (Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun. Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari "Seluruh Kekayaan Negara yang selama ini tertanam pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan, termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai Independen, dikurangi dengan semua Kewajiban (Hutang) Pertamina". H. Teknologi Salah satu usaha yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan mengimplementasikan konsep mutakhir ERP (Enterprise Resource Planning). Implementasi ERP dengan teknologi SAP (System Application and Productsin Data Processing) memungkinkan penerapan bisnis proses yang mengacu pada best practices, penggunaan teknologi yang up to date, membuat pekerjanya terampil dalam menganalisa suatu permasalahan, memudahkan proses kerja mereka, dan mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan akurat. PT Pertamina (Persero) mulai menggunakan SAP sejak tahun 2003, dan melakukan migrasi mySAP pada tahun 2009. Salah satu proses bisnis yang sangat penting adalah „Procurement to Pay dan Order to Cash. Procurement to Pay melibatkan pengakuan hutang kepada vendor, sedangkan Order to Cash melibatkan pengakuan piutang kepada konsumen baik pihak ketiga maupun hubungan istimewa.
  • 55. 46 I. Strategi Bisnis 1. Sektor Hulu, kegiatan Direktorat Hulu Pertamina mencakup bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Aktivitas lainnya terdiri atas pengusahaan energi Coal Bed Methane (CBM) dan panas bumi. Di samping itu, untuk mendukung gerak laju seluruh kegiatan tersebut, Pertamina mengembangkan pusat riset dan teknologi sektor hulu serta menekuni bisnis jasa pengeboran. Pada umumnya wilayah kerja migas Pertamina berada di Indonesia dan sebagian di luar negeri.Bisnis Pertamina di sektor hulu dilaksanakan melalui operasi sendiri (own operation) dan lewat pola kemitraan.Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang migas, aktivitas eksplorasi dan produksi panasbumi serta CBM sepenuhnya dilakukan di Indonesia.Hal ini karena potensi sumber daya panasbumi dan CBM di dalam negeri cukup kaya untuk dikembangkan. Untuk menjaga kesinambungan produksi gas, Pertamina memantapkan langkahnya dalam investasi bidang pengusahaan CBM. Pertamina menandatangani empat Kontrak Kerja Sama (KKS) baru di bidang CBM. Ketiga KKS tersebut adalah: a) PHE Metana Kalimantan A mengelola Blok Sangatta I, Kalimantan Timur b) PHE Metana Kalimantan B mengelola Blok Sangatta II, Kalimantan Timur
  • 56. 47 c) PHE Metana Sumatera Tanjung Enim mengelola wilayah kerja Blok Tanjung Enim, Sumatera Selatan d) PHE Metana Sumatera 2 mengelola Blok Muara Enim. Eksplorasi dan Produksi. a) Meningkatkan produksi dari lapangan eksisting. b) Melakukan ekspansi kegiatan usaha dan operasi termasuk melalui cara anorganik (akuisisi). c) Mengembangkan potensi CBM di wilayah Pertamina. d) Melakukan aliansi strategis untuk ekspansi maupun membangun kemampuan spesifik. Non Eksplorasi dan Produksi a) Meningkatkan bisnis perniagaan gas di dalam negeri serta memanfaatkan peluang untuk memperbesar bisnis transportasi dan pemrosesan gas melalui sinergisitas dengan AP Pertamina lainnya. b) Pro aktif dalam perumusan pricing policy selaras dengan kebijakan nasional. c) Peningkatan kapasitas dan kemampuan spesifik jasa pengeboran untuk menunjang rencana ekspansi perusahaan. Saat ini, Direktorat Hulu mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di bisnis hulu industri migas dan panasbumi, yaitu: PT Pertamina EP (PEP), PT
  • 57. 48 Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina Gas, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertamina EP Cepu (PEP Cepu), dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI). Selain itu Direktorat Hulu juga mengembangkan fungsi penunjang teknologi bidang hulu, yaitu Exploration & Production Technology Center (EPTC). Masing-masing anak perusahaan dan fungsi penunjang tersebut menjalankan tugas sebagai berikut: PT PERTAMINA EP PEP dibentuk pada 13 September 2005, dengan maksud untuk mengelola pengusahaan minyak dan gas (operasi sendiri) berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Migas yang ditandatangani pada 17 September 2005. Sebagai anak perusahaan bidang hulu, PEP bergerak dalam operasi eksplorasi dan produksi minyak dan gas di wilayah-wilayah kerja dalam negeri seluas 140.000 km2 yang selama ini dikelola oleh Pertamina. Wilayah operasi PEP dibagi dalam tiga region, yaitu: a) Region Sumatera b) Region Jawa c) Region Kawasan Timur Indonesia (KTI).
  • 58. 49 Region Sumatera meliputi: a) Lapangan Rantau b) Pangkalan Susu c) Jambi d) Pendopo e) Prabumulih f) Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Jambi g) Limau h) Lirik i) Adera (ex. JOB-EOR Pertamina Lekomaras, 22 April 2009). Region Jawa terdiri atas: a) Lapangan Cepu b) Jatibarang c) Subang d) Tambun. Sementara Region Kawasan Timur Indonesia (KTI) meliputi: a) Lapangan Bunyu b) Sangatta c) Sorong UBEP Tanjung dan Sangasanga-Tarakan.
  • 59. 50 PT PERTAMINA GAS Pada 23 Februari 2007, Pertamina mendirikan anak perusahaan PT Pertagas yang kemudian diubah menjadi PT Pertamina Gas pada 2008. PT Pertamina Gas bergerak di bidang transportasi, niaga, dan pemrosesan gas. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina telah memiliki jaringan pipa dengan volume total sekitar 34.000 km-inci yang terletak di Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Tengah, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Timur, dan Kalimantan Timur. Pada Januari 2009 PT Pertamina Gas mendapatkan Izin Transportasi dan pada Februari 2009 PT Pertamina Gas memperoleh Hak Khusus dari BPH Migas untuk pengangkutan gas bumi melalui pipa di 43 ruas transmisi. Keluarnya Izin Transportasi dan Hak Khusus itu melengkapi terbitnya Izin Niaga pada September 2008. Dengan izin usaha dan hak khusus tersebut, PT Pertamina Gas telah memiliki landasan regulasi untuk menjadi pemain utama dalam bisnis gas di Indonesia. PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY PGE berdiri pada 12 Desember 2006. Anak perusahaan Pertamina ini bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi panasbumi di 15 wilayah kerja pengusahaan (WKP) panas bumi Indonesia, yaitu:
  • 60. 51 a) Sibayak-Sinabung, b) Sibual-buali–Sarulla, c) Sungai Penuh-Sumurup, d) Tambang Sawah-Hululais, e) Lumut Balai, f) Waypanas-Ulubelu, g) Cibereum-Parabakti, h) Pengalengan (Patuha-Wayang Windu), i) Kamojang-Darajat, j) Karaha-Telagabodas, k) Dieng, l) Iyang-Argopuro, m) Tabanan-Bali, n) Lahendong-Tompaso, o) dan Kotamobagu. PT PERTAMINA EP CEPU PEP Cepu, berdiri pada 14 September 2005, merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang usaha hulu migas. Di Blok Cepu, Pertamina memiliki interest sebesar 45%, bermitra dengan Mobil Cepu Ltd
  • 61. 52 (selaku operator) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mengelola KKS Blok Cepu. PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA PT. PDSI didirikan pada 13 Juni 2008 sebagai entitas bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang manajemen jasa pengeboran. Jasa yang diberikan meliputi pengeboran, workover, serta jasa pengeboran dengan sistem Daily Rate dan Manajemen Pengeboran Terpadu (MPT) untuk sumur minyak, gas, dan panasbumi. Saat ini, PT PDSI memiliki 34 unit rig pengeboran (28 milik sendiri dan 6 alih kelola dari PT Usayana) EXPLORATION AND PRODUCTION TECHNOLOGY CENTER Direktorat Hulu mengembangkan pusat penelitian dan perekayasaan bidang teknologi hulu migas, panasbumi, dan CBM disebut EPTC.Tujuan pendirian EPTC untuk meningkatkan kemandirian, penguatan nilai unggulan, serta penyedia solusi teknologi untuk percepatan pengembangan usaha seluruh anak perusahaan di lingkungan hulu.Penelitian dan perekayasaan yang dilakukan EPTC menghasilkan berbagai inovasi, baik dalam rangka mencari wilayah eksplorasi baru maupun optimalisasi manajemen reservoir secara intensif dan terarah.
  • 62. 53 Dalam rangka menjaga kemandirian teknologi bidang hulu migas kehadiran EP Technology Center (EPTC) menjadi sangat penting. EPTC adalah penghasil inovasi teknologi migas untuk anak perusahan (AP), baik melalui riset dan pengembangan yang dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain. Tidak kalah penting, EPTC adalah penyedia dan pengembang solusi teknologi EP yang dibutuhkan Direktorat Hulu Pertamina dan AP-AP. Di sisi lain, EPTC pun bisa berfungsi sebagai pengarah sekaligus pelaksana kebijakan teknologi Direktorat Hulu di AP, sehingga bisa dikatakan fungsi ini merupakan penyelaras kebijakan teknis Direktorat Hulu di tingkat AP, sekaligus pengembang kompetensi teknis sumber daya manusia di bidang Hulu.Peran berikutnya, EPTC merupakan center of excellence untuk dukungan teknologi pada tataran operasional AP di Direktorat Hulu Pertamina. Untuk mendukung strategi peningkatan dan pengembangan bisnis hulu, EPTC menggunakan berbagai perangkat teknologi baik perangkat lunak maupun keras untuk desain parameter penyelidikan seismik, pengolahan data seismik, pengolahan modeling seismik, interpretasi seismik, pemodelan cekungan, pemodelan geologi untuk karakterisasi reservoir, evaluasi petrofisika, simulasi reservoir, analisis produksi, analisis well testing, analisis well performance, analisis stimulasi sumur, proses dan fasilitas desain, serta perangkat visualisasi 3D untuk well design sebagai
  • 63. 54 pendukung kegiatan kolaborasi para ahli eksplorasi dan produksi, baik di migas maupun panasbumi. Bidang Geodesi dan Geomatika menggunakan perangkat/aplikasi survei dan pemetaan guna mendukung seluruh kegiatan surface &sub-surface.Selain itu, pengembangan teknologi Geographic Information System (GIS) dan Global Positioning System (GPS) juga diterapkan untuk memastikan penentuan posisi yang efektif dan efisien. Pengelolaan data fisik dan digital dilakukan secara terintegrasi, sehingga memudahkan para ahli dan spesialis di lingkungan Pertamina Hulu dalam melakukan kajian dan evaluasi GGR dalam upaya pengembangan bisnis hulu. PT PERTAMINA HULU ENERGI PHE merupakan salah satu anak perusahaan di jajaran Direktorat Hulu Pertamina yang bergerak di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi serta menjadi vehicle usaha hulu dalam mengelola portofolio wilayah kerja sama di dalam dan di luar negeri dalam format: Production Sharing Contract (PSC), Joint Operating Body- Production Sharing Contract (JOB-PSC), Indonesian Participating / Pertamina Participating Interest (IP/PPI) dan Badan Operasi Bersama (BOB). Wilayah kerja PHE meliputi: a) Blok 3 Western Desert, Irak;
  • 64. 55 b) Blok 10 & 11.1 Lepas Pantai Vietnam Selatan; c) Blok SK-305, Lepas Pantai Sarawak, Malaysia; d) Blok Sabratah 17-3, Lepas Pantai Libya; e) Blok Sirte 123-3, Libya; f) Blok-13, Laut Merah Lepas Pantai Sudan; g) Blok-3, Lepas Pantai Qatar; h) Blok Basker Manta Gummy, Australia. 2. Sektor Hilir Usaha Hilir PT Pertamina (Persero) terdiri dari : a) Pengolahan b) Pemasaran dan Niaga Di Bidang Pengolahan Bisnis Pengolahan PERTAMINA memiliki dan mengoperasikan 6 (enam) buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 Ribu Barrel.Beberapa kilang minyak seperti kilang UP-III Plaju dan Kilang UP- IV Cilacap terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk- produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene. Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan produk LPG, seperti di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Mundu. Kilang LPG P.Brandan dan Mundu merupakan kilang LPG yang
  • 65. 56 operasinya terpisah dari kilang minyak, dengan bahan bakunya berupa gas alam. Kilang Minyak UP IV Cilacap menghasilkan Lube Base Oil dengan Group I dan II dari jenis HVI- 60, HVI - 95, HVI -160 S, HVI - 160 B dan HVI - 650. Produksi Lube Base Oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) di Unit Produksi Pelumas PERTAMINA yang berada di Jakarta, Surabaya dan Cilacap untuk diproduksi menjadi produk pelumas, dan kelebihan produksi Lube Base Oil (exces product) dijual di pasar dalam negeri dan luar negeri. "Sejak April 2008, Pertamina bersama dengan SK Corp dari Korea, telah memproduksi Lube Oil Base Group III dari LBO Plant yang berada di Kilang UP II Dumai. Jenis Lube Base yang dihasilkan adalah type 100-N dan 150-N. LBO ini akan menjadi produk unggulan internasional Pertamina di pasar pelumas." Di samping kilang minyak di atas, PERTAMINA memiliki 2 (dua) Operating Company, PT Arun LNG yang mengoperasikan kilang LNG di Arun dan PT Badak LNG yang mengoperasikan kilang LNG di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6 (enam) buah train LNG memiliki total kapasitas 12.5 Juta Ton per tahun, sedangkan, Kilang LNG Badak di Bontang dengan 8 (delapan) buah train LNG memiliki total kapasitas mencapai 22,5 Juta Ton per tahun.
  • 66. 57 Kapasitas Kilang Pertamina Kapasitas NO Unit Pengolahan ( MBSD ) 1 UP II Dumai 170.0 2 UP III Plaju 133.7 3 UP IV Cilacap 348.0 4 UP V Balikpapan 260.0 5 UP VI Balongan 125.0 6 UP VII Kasim 10.0 Di Bidang Pemasaran dan Niaga a) BBM Retail Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD).
  • 67. 58 Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina.Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way.Penjabaran Pertamina Way adalah STAF, KUALITAS DAN KUANTITAS, PERALATAN DAN FASILITAS, FORMAT FISIK dan PRODUK DAN PELAYANAN. Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf Internasional. URL : http://pastipas.pertamina.com http://spbu.pertamina.com b) BBM Industri & Marine Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha
  • 68. 59 marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil). Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi lair dan industri lainnya. Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia. Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM. Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta memenuhi standard Internasional .
  • 69. 60 c) Pelumas Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun.Bisnis Pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri.Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008).Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di segmen industri. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand.Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri.Untuk Lube Base Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke. URL : http://pelumas.pertamina.com/
  • 70. 61 d) Gas Domestik Sejak 1968, Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah. Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool", hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan Global. Saat ini, diversifikasi energi merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis minyak bumi yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi. Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit Gas
  • 71. 62 Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle) dibawah brand "Vi-Gas" dan GPC (Gassified Petroleum Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung oleh infrastruktur yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas. e) Niaga Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga.
  • 72. 63 Bisnis inti Niaga Minyak mentah & BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar 120.000.000 (seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar 7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak 33.000.000 Barrel per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel per tahun, produk Decant Oil sekitar 2,600.000 (dua juta enam ratus ribu) Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA. Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk NBBM baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per tahun mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar 11 (sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah. Sejalan dengan berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli) produk NBBM dengan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terutama untuk produk yang mengalami shortage of supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus untuk meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA.
  • 73. 64 Adapun Reneval Niaga adalah Fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni Fungsi Niaga Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM. f) Aviasi Sebagai salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global. Hal ini tertuang pada Visi PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan dan stakeholders lainnya. Dalam penyediaan produk dan layanan, kami memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan lingkungan. URL :http://aviation.pertamina.com
  • 74. 65 g) Perkapalan PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan.Merupakan suatu kebanggaan bagi PERTAMINA untuk memberikan pelayanan di bidang pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di era baru. Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Dengan Misi menjadi penyedia layanan logistik yang professional untuk produk minyak, gas, petrokimia, dan produk - produk kilang lainnya, PERTAMINA Perkapalan saat ini mengelola dan mengoperasikan lebih dari 130 kapal charter dengan berbagai tipe kapal dari Bulk Lighter hingga VLCC (Very Large Crude Carrier). Tiap tahun, kami mendedikasikan diri untuk mengangkut sekitar 70 juta Long Ton. Armada kami mencakup lebih dari 135 pelabuhan di segala penjuru tanah air. Kami senantiasa menjunjung tinggi budaya perusahaan , membangun citra perusahaan yang lebih baik, menerapkan prinsip kerja yang transparan, dan good corporate governance.