SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sindrom Chusing sering kali digunakan untuk menggambarkan semua bentuk
kelebihan glukokortikoid. Mengikuti yang biasa dilakukan, kami mencadangkan istilah
penyakit Chusing untuk hiperkortisolisme yang disebabkan oleh produksi ACTH hipofisis
yang berlebihan. Istilah sindrom Chusing kadang-kadang digunakan secara khusus untuk
merujuk pada hipersekresi kortisol dari tumor adrenal, tetapi hal ini bersifat ambigu dan harus
dihindari.
Meskipun biasanya dijelaskan secara sangat rinci dan digambarkan dengan foto yang
sangat jelas dalam teks endokrin, penyakit Chusing sangat jarang terjadi pada orang dewasa.
Lebih jauh lagi, banyak orang mempercayai bahwa sindrom Chusing merupakan suatu hal
yang jarang sekali pada anak. Meskipun insidensi sejati sindrom Chusing tidak diketahui, saat
ini kelainan ini semakin jelas bertambah sering dijumpai dibandingkan sebelumnya, terutama
pada anak. Banyak pasien yang pada saat pertama kali dijumpai sudah berada pada usia
dewasa benar-benar mengalami awitan gejala pada masa kanak-kanak atau remaja. Pasien
asli Harvey Chusing waktu itu adalah seorang perempuan muda yang baru berusia 23 tahun
yang riwayat dan tampilan klinisnya mengindikasikan pnyakit yang telah berlangsung lama.
Jadi, banyak pasien dengan sindrom Chusing dapat dideteksi dalam kelompok usia pediatri.
Pada orang dewasa dan anak diatas usia 7 tahun, penyebab sindrom Chusing yang palin
sering adalah penyakit Chusing sejati (hyperplasia adrenal akibat hiperdekresi ACTH
hipofisis). Pada bayi dan anak usia dibawah 7 tahun, tumor adrenal mendominasi. Diantara
60 bayi berusia dibawah 1 tahun dengan sindrom Chusing, 48 memiliki tumor adrenal.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB I, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan
informasi atau wawasaan mengenai “Askep pada Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin
(Sindrom Cushing)”.
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,
penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil
referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai
dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan
rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas
pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis sindrom Chusing (pengertian sindrom Chusing,
anatomi

fisiologi,

etiologi,

manifestasi

klinis,

patofisi,

komplikasi,

pemeriksaan

penunjang,dan penatalaksanaan medis) serta konsep askep sindrom Chusing (pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Sindrom Chusing
 Sindrom cushing adalah causa primer tidak terletak di hipofisis akan tetapi di supraren
sebagai suatu adenoma / karsinoma ( Harvey Cushing, 1932 )
 Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan
dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini
dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawasenyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price,).
 Sindrom Cushing adalah keadaan klinik yang terjadi akibat dari paparan terhadap
glukokortikoid sirkulasi dengan jumlah yang berlebihan untuk waktu yang lama.
(Green

Span,

1998)

Berdasarkan defenisi ahli diatas dapat kami tarik kesimpulan bahwa sindrom Cushing
adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap.
B. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi
Sindrom Chusing disebabkan oleh:
 Glukokortikoid yang berlebih
 Aktifitas korteks adrenal yang berlebih
 Hiperplasia korteks adrenal
 Pemberian kortikosteroid yang berlebih
 Sekresi steroid adrenokortikal yang berlebih terutama kortisol
 Tumor-tumor non hipofisis
 Adenoma hipofisis
 Tumor adrenal
D. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis sindrom Chusing adalah sebagai berikut.
 Rambut kepala menjadi tipis
 Berjerawat dan pipi kemerahan
 Moon face
 Buffalo hump
 Hirsutisme
 Striae kemerahan pada abdomen dan pendolus abdomen
 Kulit cepat memar dan penyembuhan luka sulit
 BB bertambah
 Gangguan emosional
E. Patofisiologi
Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, yang mencakup
tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan menstimulasi korteks adrenal untuk
menigkatkan sekresi hormonnya meskipun hormon tersebut telah diproduksi dengan jumlah
yang adekuat. Penyakit ini terjadi akibat patologi kelenjar hipofisis dimana lup umpan balik
negatif mengalami kegagalan dan hipofisis terus mensekresi ACTH dalam mengahadapi
kortisol plasma yang tinggi ; efek pada metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak pada
keduanya adalah karena pemajanan lama pada tingkat hormon glukokortikoid yang tinggi.
Hiperplasia primer kelenjar adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor hipofisis jarang
terjadi. Pemberian kostikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom cushing.
Penyebab lain sindrom cushing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh
malignitas, karsinoma bronkogenik merupakan tipe malignitas yang paling sering ditemukan.
Tanpa tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan
fungsi korteks adrenal menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal
akan menghilang. Tanda dan gejala cushing sindrom terutam terjadi sebagai akibat dari
sekresi glukokortikoid dan androgen yang berlebihan, meskipun sekresi mineralokortikoid
juga

dapat

terpengaruh.
F. Komplikasi
 Krisis Addisonia
 Efek yang merugikan pada aktivitas koreksi adrenal
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sampel darah, untuk menentukan adanya variasi di urnal yang normal pada kadar
kartisol plasma. Variasi ini biasanya tidak terdapat pada gangguan fungsi adrenal.
2. Test supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab sindrom cushing
apakah dari hipofisis / adrenal. Deksametason diberikan pada pukul 11 malam dan
kadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi berikutnya.
3. Pengukuran kadar kortisol. Bebas dalam urine 24 jam, untuk memeriksa kadar 17hidroksikortikosteroid serta 17-ketosteroid yang merupakan metabolit kortisol &
androgen dalam urine. Pada sindrom cushing kadar metabolit & kadar kortisol plasma
akan meningkat.
4. Stimulasi CRF ( Corticotropin – Releasing Faktor), untuk membedakan tumor hipofisis
dengan tempat-tempat ektopik produksi ACTH.
5. Pemindai CT, USG atau MRI, untuk menentukan lokasi jaringan adrenal & mendeteksi
tumor pada kelenjar adrenal.
H. Penatalaksanaan Medis
1) Operasi pengangkatan tumor melalui hipokisektomi transfenoidalis, biasanya
penyebabnya adalah tumor hipofisis.
2) Radiasi kelenjar hipofisis, untuk mengendalikan gejala
3) Preparat penyekat enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide, mitotone,
ketokonazol) untuk mengurangi hiperadrenalisme jika penyebabnya adalah tumor yang
tidak dapat dihilangkan secara tuntas.
4) Terapi penggantian temporer dengan hidrokortison selama beberapa bulan sampai
kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal
BAB III
PEMBAHASAN
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
(SINDROM CHUSING)
A. Pengkajian
1. Biodata
Penyakit ini dapat terjadi pada wanita, pria, maupun anak-anak.
2. Data Demografi
Penyakit ini dapat terjadi didaerah mana saja yaitu pada daerah dataran tinggi maupun
dataran rendah.
3. Riwayat Kesehatan
4. Pemeriksaan fisik
5. Klasifikasi data
DS :
- Klien mengatakan tubuh terasa lemah, mudah lelah, susah tidur, susah
beraktivitas.
- Klien mengatakan kurang percaya diri terhadap penampilan fisiknya dan susah
melakukan perawatan diri sendiri.
- Klien mengatakan mudah emosi dan depresi.
- Klien mengeluh cemas.
DO :
- Kekuatan otot menurun.
- Kebersihan buruk.
- Adanya bau badan.
- Tekanan darah meningkat.
- Wajah selalu tampak tegang.
- Gelisah, emosi labil, dan mudah marah.
6. Analisa data
No.
1.

Problem
Intoleransi aktivitas

Etiologi
Kelemahan pada otot

Symptom
DS :

↓

- Klien mengatakan

Susah beraktivitas

tubuh terasa lemah,

↓

susah tidur, dan

Intoleransi aktivitas

susah beraktivitas.
DO :
- Kekuatan otot
menurun.

2.

Gangguan

Kelemahan pada otot

pemenuhan

↓

kebutuhan personal
hygene

DS :
- Klien mengatakan

Susah beraktivitas

susah melakukan

↓

perawatan diri

Kurang perawatan diri

sendiri sehingga

↓

kurang percaya diri

Gangguan pemenuhan

terhadap penampilan

kebutuhan personal
hygene

fisiknya
DO :
- Kebersihan buruk.
- Adanya bau badan.

3.

Gangguan proses
berpikir

Kurang perawatan diri

DS :

↓

- Klien mengatakan

Tidak percaya diri

mudah emosi dan

↓
Stress/depresi

stress.
DO :

↓

- Tekanan darah

Gangguan proses

meningkat.

berpikir

- Wajah selalu tampak
tegang.

4.

Ansietas

Perubahan status
kesehatan
↓

DS :
- Klien mengeluh
cemas
Kurang informasi
↓
Stres psikologi
↓

DO :
- Gelisah
- Emosi labil
- Klien mudah marah

Ansietas

7. Prioritas masalah
1. Intoleransi aktivitas
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygene
3. Gangguan proses berpikir
4. Ansietas

B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan:
DS: Klien mengatakan tubuh terasa lemah, mudah lelah, susah tidur, dan susah
beraktivitas.
DO: Kekuatan otot menurun.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygene, ditandai dengan:
DS: Klien mengatakan susah melakukan perawatan diri sendiri sehingga kurang
percaya diri terhadap penampilan fisiknya.
DO: Kebersihan buruk dan adanya bau badan.
3. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan fluktuasi emosi dan depresi, ditandai
dengan:
DS: Klien mengatakan mudah emosi dan stress.
DO: Tekanan darah meningkat dan wajah selalu tampak tegang.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi mengenai
penyakitnya, ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh cemas.
DO: Gelisah, emosi labil, dan klien mudah marah.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Dx

Rencana Tindakan
Tujuan

1.

Setelah diberikan
tindakan keperawatan

Intervensi

Rasional

- Anjurkan klien untuk - Untuk mencegah
beraktivitas ringan.

komplikasi akibat

klien dapat beraktivitas

imobilisasi dan

tanpa bantuan, dengan

meningkatkan rasa

kriteria:

percaya diri .

Secara berangsurangsur klien dapat

- Atur interval wktu
istirahat dan aktivitas.

- Agar klien dapat
beristirahat yang adekuat

memenuhi

dan dapat menghilangkan

kebutuhannya secara

lelah yang dikeluhkan

mandiri.

pasien akibat insomnia.
- Ciptakan lingkungan
yang tenang.

2.

Setelah diberikan

- Diskusikan arti

- Agar klien dapat mencapai
istirahat yang adekuat.
- Beberapa pasien

tindakan keperawatan

perubahan pada

memandang situasi

maka gangguan

pasien.

sebagai tantangan ,

pemenuhan kebutuhan

beberapa sulit menerima

personal hygene dapat

perubahan

teratasi, dengan kriteria:

hidup/penampilan peran

Klien mulai percaya

dan kehilangan

diri terhadap

kemempuan kontrol tubuh

penampilan fisiknya.

sendiri.
- Beri kesempatan pada - Dapat melatih klien untuk
klien untuk

melakukan perawatan diri.

melakukan perawatan
diri secara mandiri.
- Beri penjelasan

- Agar klien dapat

tentang personal
hygene.
3.

Setelah diberikan
tindakan keperawatan

mengetahui pentingnya
personal hygene.

- Evaluasi tingkat stress - Tingkat stress mungkin
individu dan hadapi

meningkat dengan pesat
maka gangguan proses

dengan tepat.

karena perubahan yang

berpikir teratasi serta

baru sedang atau telah

dapat memperlihatkan

terjadi.

perbaikan fungsi mental,
dangan kriteria:
Klien mampu
mempertahankan
tingkat orientasi ralita
sehari-hari, mengenali
peubahan pada
pemikiran dan tingkah
laku.
4.

TUPAN:

- Beri penjelasan pada

Setelah diberikan

klien tentang

tindakan keperawatan

- Klien dapat memahami
penyakitnya.

penyakitnya.

selama ± 7 hari, klien
dapat tenang dan rileks.
TUPEN:

- Berikan buku-buku

- Buku merupakan salah

Setelah diberikan

yang berhubungan

satu sumber informasi

tindakan keperawatan

dengan penyakit yang

untuk menambah

selama ± 3 hari, klien

diderita klien.

pengetahuan.

mulai paham tentang
penyakitnya, dengan
kriteria:
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom Chusing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang
menetap yang ditandai dengan:
 Rambut kepala menjadi tipis
 Berjerawat dan pipi kemerahan
 Moon face
 Buffalo hump
 Hirsutisme
 Striae kemerahan pada abdomen dan pendolus abdomen
 Kulit cepat memar dan penyembuhan luka sulit
 BB bertambah
 Gangguan emosional

B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya
dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary, SPC, MN, dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin.
Jakarta:EGC.
Rumahorbo, Hotma, SKp. 2003. Asuhan Keperawatan Klien denga Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta:EGC.
Tambayong, Jan, dr. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.
http://www.google.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Asma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab munaAsma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab muna
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing SindromAskep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
 
Cushing Syndrome
Cushing SyndromeCushing Syndrome
Cushing Syndrome
 
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 
Ppt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingPpt sindrom cushing
Ppt sindrom cushing
 
Cushing syndrome
Cushing syndromeCushing syndrome
Cushing syndrome
 
Cushing's syndrome
Cushing's syndromeCushing's syndrome
Cushing's syndrome
 
Cushing's syndrome
Cushing's syndromeCushing's syndrome
Cushing's syndrome
 
Cushing's syndrome
Cushing's syndromeCushing's syndrome
Cushing's syndrome
 
Cushing’s powerpoint
Cushing’s powerpointCushing’s powerpoint
Cushing’s powerpoint
 
Cushing syndrome
Cushing syndromeCushing syndrome
Cushing syndrome
 

Ähnlich wie Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA

Ähnlich wie Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA (20)

Askep sindrom cusing indry AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom cusing indry AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom cusing indry AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom cusing indry AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNAAskep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep sindrom cusing indry
Askep sindrom cusing indryAskep sindrom cusing indry
Askep sindrom cusing indry
 
Blok21 skenario 1-b8
Blok21 skenario 1-b8Blok21 skenario 1-b8
Blok21 skenario 1-b8
 
Point b.santy
Point b.santyPoint b.santy
Point b.santy
 
Santi sindrom cusing
Santi sindrom cusingSanti sindrom cusing
Santi sindrom cusing
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
Sindrom cushing
Sindrom cushingSindrom cushing
Sindrom cushing
 
hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrin
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Santi sindrom cusing AKPER PEMKAB MUNA
Santi sindrom cusing AKPER PEMKAB MUNASanti sindrom cusing AKPER PEMKAB MUNA
Santi sindrom cusing AKPER PEMKAB MUNA
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNABab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANGAskep klien dengan addison AKPER SUBANG
Askep klien dengan addison AKPER SUBANG
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
 
HYPERTENSI EMERGENCY.pptx
HYPERTENSI EMERGENCY.pptxHYPERTENSI EMERGENCY.pptx
HYPERTENSI EMERGENCY.pptx
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sindrom Chusing sering kali digunakan untuk menggambarkan semua bentuk kelebihan glukokortikoid. Mengikuti yang biasa dilakukan, kami mencadangkan istilah penyakit Chusing untuk hiperkortisolisme yang disebabkan oleh produksi ACTH hipofisis yang berlebihan. Istilah sindrom Chusing kadang-kadang digunakan secara khusus untuk merujuk pada hipersekresi kortisol dari tumor adrenal, tetapi hal ini bersifat ambigu dan harus dihindari. Meskipun biasanya dijelaskan secara sangat rinci dan digambarkan dengan foto yang sangat jelas dalam teks endokrin, penyakit Chusing sangat jarang terjadi pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, banyak orang mempercayai bahwa sindrom Chusing merupakan suatu hal yang jarang sekali pada anak. Meskipun insidensi sejati sindrom Chusing tidak diketahui, saat ini kelainan ini semakin jelas bertambah sering dijumpai dibandingkan sebelumnya, terutama pada anak. Banyak pasien yang pada saat pertama kali dijumpai sudah berada pada usia dewasa benar-benar mengalami awitan gejala pada masa kanak-kanak atau remaja. Pasien asli Harvey Chusing waktu itu adalah seorang perempuan muda yang baru berusia 23 tahun yang riwayat dan tampilan klinisnya mengindikasikan pnyakit yang telah berlangsung lama. Jadi, banyak pasien dengan sindrom Chusing dapat dideteksi dalam kelompok usia pediatri. Pada orang dewasa dan anak diatas usia 7 tahun, penyebab sindrom Chusing yang palin sering adalah penyakit Chusing sejati (hyperplasia adrenal akibat hiperdekresi ACTH hipofisis). Pada bayi dan anak usia dibawah 7 tahun, tumor adrenal mendominasi. Diantara 60 bayi berusia dibawah 1 tahun dengan sindrom Chusing, 48 memiliki tumor adrenal. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah KMB I, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep pada Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin (Sindrom Cushing)”.
  • 2. C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan. D. Ruang Lingkup Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis sindrom Chusing (pengertian sindrom Chusing, anatomi fisiologi, etiologi, manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan medis) serta konsep askep sindrom Chusing (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi).
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Sindrom Chusing  Sindrom cushing adalah causa primer tidak terletak di hipofisis akan tetapi di supraren sebagai suatu adenoma / karsinoma ( Harvey Cushing, 1932 )  Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawasenyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price,).  Sindrom Cushing adalah keadaan klinik yang terjadi akibat dari paparan terhadap glukokortikoid sirkulasi dengan jumlah yang berlebihan untuk waktu yang lama. (Green Span, 1998) Berdasarkan defenisi ahli diatas dapat kami tarik kesimpulan bahwa sindrom Cushing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. B. Anatomi Fisiologi C. Etiologi Sindrom Chusing disebabkan oleh:  Glukokortikoid yang berlebih  Aktifitas korteks adrenal yang berlebih  Hiperplasia korteks adrenal  Pemberian kortikosteroid yang berlebih  Sekresi steroid adrenokortikal yang berlebih terutama kortisol  Tumor-tumor non hipofisis  Adenoma hipofisis  Tumor adrenal
  • 4. D. Manifestasi Klinis Gambaran klinis sindrom Chusing adalah sebagai berikut.  Rambut kepala menjadi tipis  Berjerawat dan pipi kemerahan  Moon face  Buffalo hump  Hirsutisme  Striae kemerahan pada abdomen dan pendolus abdomen  Kulit cepat memar dan penyembuhan luka sulit  BB bertambah  Gangguan emosional E. Patofisiologi Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, yang mencakup tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan menstimulasi korteks adrenal untuk menigkatkan sekresi hormonnya meskipun hormon tersebut telah diproduksi dengan jumlah yang adekuat. Penyakit ini terjadi akibat patologi kelenjar hipofisis dimana lup umpan balik negatif mengalami kegagalan dan hipofisis terus mensekresi ACTH dalam mengahadapi kortisol plasma yang tinggi ; efek pada metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak pada keduanya adalah karena pemajanan lama pada tingkat hormon glukokortikoid yang tinggi. Hiperplasia primer kelenjar adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor hipofisis jarang terjadi. Pemberian kostikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom cushing. Penyebab lain sindrom cushing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh malignitas, karsinoma bronkogenik merupakan tipe malignitas yang paling sering ditemukan. Tanpa tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan fungsi korteks adrenal menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda dan gejala cushing sindrom terutam terjadi sebagai akibat dari sekresi glukokortikoid dan androgen yang berlebihan, meskipun sekresi mineralokortikoid juga dapat terpengaruh.
  • 5. F. Komplikasi  Krisis Addisonia  Efek yang merugikan pada aktivitas koreksi adrenal G. Pemeriksaan Penunjang 1. Sampel darah, untuk menentukan adanya variasi di urnal yang normal pada kadar kartisol plasma. Variasi ini biasanya tidak terdapat pada gangguan fungsi adrenal. 2. Test supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab sindrom cushing apakah dari hipofisis / adrenal. Deksametason diberikan pada pukul 11 malam dan kadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi berikutnya. 3. Pengukuran kadar kortisol. Bebas dalam urine 24 jam, untuk memeriksa kadar 17hidroksikortikosteroid serta 17-ketosteroid yang merupakan metabolit kortisol & androgen dalam urine. Pada sindrom cushing kadar metabolit & kadar kortisol plasma akan meningkat. 4. Stimulasi CRF ( Corticotropin – Releasing Faktor), untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat-tempat ektopik produksi ACTH. 5. Pemindai CT, USG atau MRI, untuk menentukan lokasi jaringan adrenal & mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal. H. Penatalaksanaan Medis 1) Operasi pengangkatan tumor melalui hipokisektomi transfenoidalis, biasanya penyebabnya adalah tumor hipofisis. 2) Radiasi kelenjar hipofisis, untuk mengendalikan gejala 3) Preparat penyekat enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide, mitotone, ketokonazol) untuk mengurangi hiperadrenalisme jika penyebabnya adalah tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas. 4) Terapi penggantian temporer dengan hidrokortison selama beberapa bulan sampai kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal
  • 6. BAB III PEMBAHASAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN (SINDROM CHUSING) A. Pengkajian 1. Biodata Penyakit ini dapat terjadi pada wanita, pria, maupun anak-anak. 2. Data Demografi Penyakit ini dapat terjadi didaerah mana saja yaitu pada daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. 3. Riwayat Kesehatan 4. Pemeriksaan fisik 5. Klasifikasi data DS : - Klien mengatakan tubuh terasa lemah, mudah lelah, susah tidur, susah beraktivitas. - Klien mengatakan kurang percaya diri terhadap penampilan fisiknya dan susah melakukan perawatan diri sendiri. - Klien mengatakan mudah emosi dan depresi. - Klien mengeluh cemas. DO : - Kekuatan otot menurun. - Kebersihan buruk. - Adanya bau badan. - Tekanan darah meningkat. - Wajah selalu tampak tegang. - Gelisah, emosi labil, dan mudah marah.
  • 7. 6. Analisa data No. 1. Problem Intoleransi aktivitas Etiologi Kelemahan pada otot Symptom DS : ↓ - Klien mengatakan Susah beraktivitas tubuh terasa lemah, ↓ susah tidur, dan Intoleransi aktivitas susah beraktivitas. DO : - Kekuatan otot menurun. 2. Gangguan Kelemahan pada otot pemenuhan ↓ kebutuhan personal hygene DS : - Klien mengatakan Susah beraktivitas susah melakukan ↓ perawatan diri Kurang perawatan diri sendiri sehingga ↓ kurang percaya diri Gangguan pemenuhan terhadap penampilan kebutuhan personal hygene fisiknya DO : - Kebersihan buruk. - Adanya bau badan. 3. Gangguan proses berpikir Kurang perawatan diri DS : ↓ - Klien mengatakan Tidak percaya diri mudah emosi dan ↓ Stress/depresi stress. DO : ↓ - Tekanan darah Gangguan proses meningkat. berpikir - Wajah selalu tampak tegang. 4. Ansietas Perubahan status kesehatan ↓ DS : - Klien mengeluh cemas
  • 8. Kurang informasi ↓ Stres psikologi ↓ DO : - Gelisah - Emosi labil - Klien mudah marah Ansietas 7. Prioritas masalah 1. Intoleransi aktivitas 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygene 3. Gangguan proses berpikir 4. Ansietas B. Diagnosa Keperawatan 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan: DS: Klien mengatakan tubuh terasa lemah, mudah lelah, susah tidur, dan susah beraktivitas. DO: Kekuatan otot menurun. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygene, ditandai dengan: DS: Klien mengatakan susah melakukan perawatan diri sendiri sehingga kurang percaya diri terhadap penampilan fisiknya. DO: Kebersihan buruk dan adanya bau badan. 3. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan fluktuasi emosi dan depresi, ditandai dengan: DS: Klien mengatakan mudah emosi dan stress. DO: Tekanan darah meningkat dan wajah selalu tampak tegang. 4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi mengenai penyakitnya, ditandai dengan: DS: Klien mengeluh cemas. DO: Gelisah, emosi labil, dan klien mudah marah.
  • 9. C. RENCANA KEPERAWATAN Dx Rencana Tindakan Tujuan 1. Setelah diberikan tindakan keperawatan Intervensi Rasional - Anjurkan klien untuk - Untuk mencegah beraktivitas ringan. komplikasi akibat klien dapat beraktivitas imobilisasi dan tanpa bantuan, dengan meningkatkan rasa kriteria: percaya diri . Secara berangsurangsur klien dapat - Atur interval wktu istirahat dan aktivitas. - Agar klien dapat beristirahat yang adekuat memenuhi dan dapat menghilangkan kebutuhannya secara lelah yang dikeluhkan mandiri. pasien akibat insomnia. - Ciptakan lingkungan yang tenang. 2. Setelah diberikan - Diskusikan arti - Agar klien dapat mencapai istirahat yang adekuat. - Beberapa pasien tindakan keperawatan perubahan pada memandang situasi maka gangguan pasien. sebagai tantangan , pemenuhan kebutuhan beberapa sulit menerima personal hygene dapat perubahan teratasi, dengan kriteria: hidup/penampilan peran Klien mulai percaya dan kehilangan diri terhadap kemempuan kontrol tubuh penampilan fisiknya. sendiri. - Beri kesempatan pada - Dapat melatih klien untuk klien untuk melakukan perawatan diri. melakukan perawatan diri secara mandiri. - Beri penjelasan - Agar klien dapat tentang personal hygene. 3. Setelah diberikan tindakan keperawatan mengetahui pentingnya personal hygene. - Evaluasi tingkat stress - Tingkat stress mungkin individu dan hadapi meningkat dengan pesat
  • 10. maka gangguan proses dengan tepat. karena perubahan yang berpikir teratasi serta baru sedang atau telah dapat memperlihatkan terjadi. perbaikan fungsi mental, dangan kriteria: Klien mampu mempertahankan tingkat orientasi ralita sehari-hari, mengenali peubahan pada pemikiran dan tingkah laku. 4. TUPAN: - Beri penjelasan pada Setelah diberikan klien tentang tindakan keperawatan - Klien dapat memahami penyakitnya. penyakitnya. selama ± 7 hari, klien dapat tenang dan rileks. TUPEN: - Berikan buku-buku - Buku merupakan salah Setelah diberikan yang berhubungan satu sumber informasi tindakan keperawatan dengan penyakit yang untuk menambah selama ± 3 hari, klien diderita klien. pengetahuan. mulai paham tentang penyakitnya, dengan kriteria:
  • 11. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sindrom Chusing adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap yang ditandai dengan:  Rambut kepala menjadi tipis  Berjerawat dan pipi kemerahan  Moon face  Buffalo hump  Hirsutisme  Striae kemerahan pada abdomen dan pendolus abdomen  Kulit cepat memar dan penyembuhan luka sulit  BB bertambah  Gangguan emosional B. Saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Baradero, Mary, SPC, MN, dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta:EGC. Rumahorbo, Hotma, SKp. 2003. Asuhan Keperawatan Klien denga Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:EGC. Tambayong, Jan, dr. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:EGC. http://www.google.com