SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor
pertanian sebagai mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor
pertanian merupakan penopang perekonomian di Indonesia karena pertanian membentuk
proporsi yang sangat besar dan memberikan sumbangan untuk kas pemerintah. Hal ini
kemudian menjadikan sektor pertanian sebagai pasar yang potensial bagi produk-produk
dalam negeri baik untuk barang produksi maupun untuk barang konsumsi, terutama produk
yang dihasilkan oleh sub sektor tanaman pangan.
Pangan dapat didefinisikan sebagai kebutuhan pokok manusia, sehingga semua orang pasti
menginginkan kecukupan pangannya. Kebutuhan akan pangan ini berkembang seiring
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk suatu wilayah terkhusus di Sulawesi
Tenggara. Pangan berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi manusia termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Salah satu komoditi tanaman pangan yang penting dan mengambil peran dalam
pembangunan sektor pertanian adalah komoditi ubi jalar. Ubi jalar merupakan bahan
substitusi bagi beras dan jagung. Bagi orang Indonesia ubi jalar merupakan makanan pokok
setelah beras dan jagung.
Ubi jalar merupakan tanaman palawija yang mengandung sumber karbohidrat yang cukup
potensial sebagai bahan penganekaragaman pangan dan agroindustri. Selain sebagai sumber
karbohidrat, ubi jalar juga kaya akan vitamin A dan C serta mineral Ca. Pengolahan ubi jalar
menjadi bentuk setengah jadi misalnya tepung dan pati sangat memungkinkan komoditas ini
dapat disimpan lebih lama dan lebih praktis sehingga kesinambungan penyediaan bahan baku
bagi industri menjadi lebih terjamin.
Disamping sebagai bahan konsumsi juga banyak digunakan sebagai pakan ternak. Kebutuhan
ubi jalar akan terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup
ekonomi masyarakat dan kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan
produksi.
Peningkatan produksi ubi jalar juga ditujukan untuk peningkatan pendapatan petani dan
memperluas kesempatan kerja. Dalam peningkatan pembangunan di sektor pertanian,
merupakan suatu tantangan dalam peningkatan secara kontiniu produksi usahatani yang
senatiasa menguntungkan sehingga kesejahteraan baik petani maupun masyarakat luas terus
meningkat.
Pengembangan tanaman ubi jalar di Sulawesi Tenggara khususnya di Desa UPT. Asinua Jaya
adalah merupakan salah satu wilayah yang berpotensi seiring dengan luas lahan budidaya ±
200 Ha yang dimiliki oleh petani dengan luasan rata ± 1 Ha dalam setiap kepala keluarga
(KK) dengan total keseluruhan kepala keluarga berkisar 200 KK yang sangat memadai serta
sarana dan prasaran yang menunjang.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pendapatan Usahatani Ubi jalar di Desa UPT. Asinua Jaya Kec. Asinua Kabupaten
Konawe.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bahwa seberapa besar
pendapatan pada usahatani ubi jalar di Desa UPT Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten
Konawe.

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani ubi jalar pada petani di Desa
UPT Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti pada khususnya dan petani
pada umumnya dalam hal ini sebagai sumber informasi dalam upaya pengembangan
usahatani ubi jalar.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan
Menurut Renville (2003), Pendapatan merupakan selisih total jumlah penerimaan dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha, sedangkan laba bersih adalah
jumlah pendapatan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan.
Pendapatan usahatani adalah keuntungan yang diperoleh petani dengan mengurangkan biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi dengan penerimaan usahatani (Firman dkk., 2010),
dimana pendapatan tunai merupakan hasil perhitungan dari pengurangan jumlah penerimaan
tunai dengan pengeluaran tunai usahatani.
Tujuan utama dari analisis pendapatan usahatani adalah menggambarkan keadaan sekarang
suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau
tindakan (Firman dkk., 2010). Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua keterangan
pokok, yaitu keadaan pengeluaran selama usahatani dikerjakan atau dijalankan dalam waktu
yang telah ditentukan dan penerimaan (hasil produksi x harga jual). Sehingga dari dua faktor
tersebut dapat dianalisis pendapatan yang diperoleh petani baik itu pendapatan bersih maupun
pendapatan kotor karena melibatkan perhitungan biaya yang tidak tunai dan biaya yang
diperhitungkan sesuai dengan perhitungan pendapatan usahatani.
Besarnya pendapatan petani yang diperoleh merupakan ukuran keberhasilan dari sesuatu
yang dikelola dengan jumlah dan bentuk pendapatan yang mempunyai fungsi yang sama
yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat
melanjutkan kegiatannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Fadholi dalam Harmawati (2011),
bahwa besarnya pendapatan tunai dari usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi
usahatani spesialisasi dan pembagian kerja. Selanjutnya besarnya tingkat pendapatan ini juga
dapat digunakan untuk membandingkan keberhasilan petani yang satu terhadap petani yang
lain.
Pendapatan petani timbul bila perbandingan jumlah penerimaan dari hasil produksi lebih
besar

dibadingkan

dengan

jumlah

biaya

atau

pengeluaran

selama

proses

produksi. Selanjutnya dari pendapat Soeharjo dan Dahlan dalam Harmawati (2011),
menyatakan bahwa pendapatan sebagai selisih dari penerimaan dan biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi berlangsung. Jadi dapat diketahui nilai pendapatan atau keuntungan
yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani, yaitu dengan mengetahui besarnya penerimaan
yang dikali dengan harga yang berlangsung, kemudian dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan sejak dari pengolahan tanah sampai pasca panen.
Secara ekonomi, masalah pendapatan adalah merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara atau daerah. Oleh karena itu yang dimaksud
dengan pendapatan dapat dijelaskan dari dua sisi yaitu : rumah tangga negara atau individu
yang dikenal dengan pendapatan nasional atau regional, dan rumah tangga masyarakat atau
individu yang dikenal dengan pendapatan masyarakat atau individu yang dikenal dengan
sebutan pendapatan masyarakat. Ada beberapa yang mempengaruhi pendapatan antara lain :

a.

Modal

Dalam perkembangan usaha modal mempunyai arti yang sangat penting karena masalah
modal merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat modal itu mengandung
berbagai aspek penting dalam kelangsungan usaha. Modal kerja sebagai keseluruhan aktiva
lancar perusahaan yang terdiri atas kas piutang dan persediaan. Dalam memperoleh dan
menggunakan harta lancar kadang timbul kewajiban yang harus segera dibayar, maka
sebagian harta lancarnya yang dimiliki perusahaan akan digunakan untuk memenuhi
kewajiban tersebut.

b.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan seluruh produk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan
jasa. Menurut Benggolo dalam Agus (2011), tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja
yakni berumur 15-54 tahun, namun di Indonesia yang dipakai adalah seluruh penduduk yang
berumur l0 tahun keatas. Selanjutnya dikatakan bahwa tenaga kerja adalah jumlah penduduk
suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap mereka
dau mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

c.

Peralatan Kerja

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan proses produksi barang dan jasa senantiasa
disesuaikan dengan pertimbangan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sebagaimana faktor
produksi lainnya, peralatan juga ikut memegang peranan penting yang akan menentukan
berhasil tidaknya produksi.

d.

Keahlian

Dalam suatu negara atau daerah cukup tersedia faktor produksi tanah, modal dan tenaga kerja
yang belum dapat menjadi jaminan dalam suatu proses produksi yang terlaksana penuh
karena faktor produksi tersebut belum mampu menghasilkan seperti yang diinginkan.
Menurut Soekartawi (1995), bahwa besar kecilnya pendapatan sangat dipengaruhi tiga faktor
yaitu : faktor produksi, harga dan biaya produksi. Dengan menaikkan produksi maka
pendapatan usahatani bertambah seiring dengan jumlah produksi, tetapi mutu produksi naik
bukan berarti harga satuan naik pula. Semakin tinggi jumlah produksi yang dihasilkan dan
diikuti oleh pendapatan yang besar, dapat merangsang badan usaha yang bersangkutan untuk
menaikkan produksi secara terus-menerus.
Menurut Tohir dalam Harmawati (2011), bahwa pendapatan dalam spesialisasi pembagian
kerja bagi seorang petani umunnya kurang mengetahui pasti berapa besar biaya yang
dikorbankan untuk menghasilkan sejumlah produksi yang optimal. Analisis pendapatan
dapat menyumbangkan bantuan untuk mengukur apakah kegiatan petani berhasil atau tidak.
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usaha disebut pendapatan
bersih usahatani menyangkut imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan
fakfor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang
diinvestasikan kedalam usahatani. Karena itu merupakan ukuran keuntungan usaha tani yang
dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Karena modal tidak
dihitung sebagai pengeluaran, maka perbandingan tidak dikacaukan oleh perbedaan tingkat
uang. Bagaimanpun juga, pendapatan bersih usahatani merupakan langkah untuk
menghitung ukuran-ukuran keuntungan lainnya yang mampu memberikan penjelasan lebih
banyak (Soekartawi, l995). Dengan cara mengurangi nilai berbagai komponen sumber daya
dari pendapatan bersih usahatani, maka pengembalian hasil yang diperoleh lainnya dapat
dihitung. Mengukur dan menilai faktor produksi pengelolaan tidak mudah, karena itu
umumnya faktor produksi ini tidak dinilai, tetapi dicerminkan dengan makin tingginya atau
makin rendahnya pengembalian hasil yang diperoleh faktor produksi lainnya.
Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi dilapangan pertanian pada
akhirnya akan dinilai dari tingkat pendapatan yang diperoleh. Pendapatan adalah keseluruhan
nilai produksi dari suatu usahatani dalam jangka waktu tertentu yang dinilai dengan uang
setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa produksi. Bentuk dan
jumlah pada kualitas mempunyai fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan memberi kesempatan pada petani agar dapat melanjutkan usahanya karena dalam
kegiatan itu seorang petani bertindak sebagai pengelola penanaman modal pada usahataninya,
maka pendapatan dapat digambarkan sebagai balas jasa dari kerja sama antara faktor-faktor
produksi dalam kegiatan pengelolaan usahatani.
Tingkat kemakmuran keluarga petani dapat diukur dengan pendapatan keluarga petani itu
sendiri. Hal ini seiring dengan pendapat Poerwadarminta dalam Agus (2011), menyatakan
bahwa kesejahteraan berarti kemakmuran atau kesenangan hidup sedangkan kemakmuran
berarti sudah cukup. Maka jelas lah bahwa setiap peningkatan akan membawa harapan bagi
peningkatan atau perbaikan taraf hidup penduduk, oleh sebab itu tidak berlebihan dikatakan
bahwa pendapatan merupakan jantung kehidupan seseorang.

1.1.1.

Produksi

Produksi adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari bekerjanya faktor-faktor produksi
secara sekaligus yakni tanah, tenaga kerja, dan modal. Tingginya produksi yang diikuti oleh
semakin besarnya pendapatan akan lebih merangsang petani dalam meningkatkan
produksinya.
Produksi merupakan sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu. Selanjutnya
Soekartawi (1995), menyatakan bahwa hasil akhir dari suatu produksi adalah produk
atau output, produksi dalam pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain
disebabkan karena perbedaan kualitas dimana kualitas yang baik dihasilkan oleh proses
produksi yang baik dan begitu pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi kurang baik bila
usaha dilaksanakan dengan kurang baik.

1.1.2.

Penerimaan

Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima dalam menjalankan usaha
(Renvilte Siagian, 2003). Pada hakekatnya perkataan penerimaan (revenue) merupakan
sinonim dari pendapatan (income). Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari pengertian
kedua perkataan tersebut tidak ada perbedaan yang prinsip. Dimana penerimaan adalah
sejumlah uang yang diterima dari sumber tertentu. Dengan kata lain dapat dikemukakan
bahwa penerimaan adalah sebagian dari keseluruhan pendapatan (Wasis, 1992).
Soekartawi (2005) menyatakan bahwa total penerimaan usahatani diperoleh dari produksi
fisik dikalikan dengan harga produksi. Bila keadaan memungkinkan,maka sebaiknya petani
mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik yang
harganya relatif tinggi dan akhimya juga akan mendatangkan total penerimaan atau total
keuntungan yang lebih besar.
Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu : (1) hasil penjualan tanaman,temak, ikan atau
produksi yang dijual, (2) produksi yang konsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan
kegiatan, (3) kenaikan nilai inventaris. Besar kecilnya pendapatan dalam usahatani ditentukan
efisiensi biaya produksi, pengadaan bahan, faktor produksi dan efisiensi-efisiensi biaya tata
niaga. Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima dalam menjalankan
usaha (Kasmir dan Jakfar, 2005).

1.1.3.

Biaya

Biaya adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan dapat diperkirakan untuk
menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan dengan uang. Sedangkan pengorbanan
ekonomi merupakan sarana produksi yang habis terpakai selama satu siklus produksi. Biaya
yang diperlukan merupakan suatu pengorbanan yang perlu biaya dan dapat diperkirakan,
dimana biaya yang digunakan dapat dipastikan pada saat pelaksanaannya, dan dapat diukur
serta harus dapat dihitung jumlahnya dan dinyatakan dalam bentuk uang pada waktu
penghitungan.
Lebih lanjut Makhruf dalam Agus (2011), menyatakan beberapa komponen biaya suatu
usahatani yaitu : Biaya sarana produksi, biaya bunga, modal, biaya tanah,biaya alat-alat
produksi yang tahan lama,biaya tenaga kerja. Biaya tetap adalah biaya yang ada hubungannya
dengan usahatani sebagai aparat produksi, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang
berubah-ubah sejalan dengan proses produksi.
Suatu usahatani dikatakan sukses apabila pendapatan yang diperoleh sebanding dengan
seluruh pengorbanan yang digunakan selama proses produksi. Dalam hal ini nilai dari
pendapatan mempunyai hasil untuk membayar semua pembelian sarana produksi, bunga,
modal, dan upah tenaga kerja maupun bentuk- bentuk upah lainnya. Olehnya itu untuk
mencapai tujuan tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses produksi maupun menghitung
pengelolaan serta bebas pula menjual hasil usahataninya pada tingkat harga yang tinggi,
dengan demikian penerimaan yang diperoleh akan lebih tinggi dari biaya-biaya yang telah
dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahataninya.
Biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dengan satuan uang baik yang telah
terjadi maupun yang kemungkinan akan tejadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah
semua jenis pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha penjualan.
Biaya-biaya tersebut terbagi menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap terdiri atas
biaya sewa lahan, upah tenaga kerja, biaya listrik, dan pemeliharaan gedung. Sedangkan
biaya tidak tetap terdiri atas biaya pengadaan benih dan bibit, biaya transportasi, biaya
administrasi, biaya retribusi dan pajak hasil penjualan (Renville Siagian, 2003).
Pada dasarnya setiap produksi tidak terlepas dari penggunan atau pengeluaran biaya. Biaya
mempunyai peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan produksi ataupun
usahatani. Dalam suatu perencanaan produksi ataupun usahatani. Dalam suatu perencanaan
produksi pertanian ataupun produksi lainnya, persoalan biaya menempati kedudukan yang
amat

penting,

karena

pengambilan

keputusan

menggunakan

pertimbangan-

pertimbangan. Biaya sering menjadi masalah bagi petani terutama dalam pengadaan sarana
produksi. Karena kurangnya biaya yang tersedia tidak jarang petani mengalami kerugian
dalam usahataninya (Mosher, 2004).

2.2. Usahatani
Usahatani adalah suatu kegitan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi
berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya.
Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasi
penggunaan faktor-faklor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Hadija. dkk, 2009).
Tujuan usahatani adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya. Apabila motif berusahatani ditujukan dengan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, baik melalui atau tanpa melalui peredaran uang, maka usahatani yang demikian
disebut usahatani pencukup kebutuhan keluarga. Bila motif berusahatani didorong oleh
keinginan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besamya, maka usahatani yang demikian
disebut komersial. Selanjutnya Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa usahatani sebagai
ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Sedangkan usahatani menurut Soeharjo dalam Harmawati (2011), adalah setiap organisasi
dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada lapangan pertanian.
Mosher (2004) menyatakan bahwa usahatani adalah bagian dari permukaan bumi dimana
seorang petani, sebuah keluarga tari atau bagian usaha lainnya bercocok tanam/memelihara
ternak

dalam

kegiatan

usahataninya. Seorang

petani

mempunyai

peran

sebagai

penggerak/pelaksana dari seluruh kegiatan yang diperlukan untuk pertanian. Ini berarti
pertanian

yang

menggerakkan

produk. Anwas dalam Harmawati

setiap

elemen

yang

(2011),

menyatakan

akan
bahwa

menghasilkan
setiap

usaha

suatu
dalam

berusahatani memerlukan pengusahaan sumberdaya yang meliputi tenaga kerja, modal, tanah,
sarana produksi serta alat-alat lainnya. Usahatani yang dimaksud disini adalah suatu kegiatan
produksi

dalam

bidang

pertanian

dalam

arti

luas

(pertanian

tanaman

pangan, perkebunan, petemakan dan perikanan).
Usahatani mempunyai suatu ciri yang utama adalah adanya ketergantungan kepada alam atau
lingkungan. Petani secara individu tidak dapat mempengaruhi keadaan lingkungan misalnya
keadaan iklim, harga barang sebab pada umumnya hasil pertanian berada dalam persaingan
pasar sempurna. Selanjutnya Tohir dalam Harmawati (2011), menyatakan bahwa pada
hakikatnya tindakan pengelolaan usahatani diarahkan pada keseimbangan faktor produksi
sedemikian rupa sehingga diperoleh peningkatan produksi sebesar mungkin. Dengan
berdasarkan pendapat tersbut diatas, maka dapat dikatakan bahwa suatu usahatani pada
dasarnya adalah merupakan usaha yang dijadikan oleh seorang petani diatas sebidang tanah
dengan menggunakan faktor-faktor produksi, tenaga kerja dan modal untuk mendapatkan
hasil produksi.
Dalam membangun usaha ada 4 faktor produksi yang memegang peranan penting yaitu alam,
modal, tanaga kerja dan pengelolaan. Faktor produksi ini sangat diperlukan untuk
mendapatkan tingkat produksi tertentu, olehnya itu harus diatur penggunaannya sebaik
mungkin (Harmawati, 2011).
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari keikut sertaan petani didalam mengelola usahanya
dibidang pertanian. Petani adalah orang yang selalu berhubungan dengan tanah dan tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti dinyatakan oleh
Hernanto dalam Harmawati (2011), bahwa petani adalah setiap orang yang melakukan usaha
untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan dan kehidupannya dibidang pertanian.
Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang secara efektif dan
efisien untuk tujuan memperoleh kuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Sedangkan
usahatani menurut Soeharjo dalam Harmawati (2011), adalah setiap organisasi dari alam,
tenaga kerja dan modal yang ditujukan kedalam lapangan pertanian.
Upaya memperoleh pendapatan maksimal diperlukan pemilihan cabang usahatani yang
tingkat produksinya dari satuan luas tertentu dan mempunyai prospek pemasaran yang paling
menguntungkan. Mengelola usahataninya petani dihadapkan pada pengambilan keputusan
yang diperoleh dari beberapa alternatif yang tersedia. Petani sebagai pelaksana dan sebagai
pengelola yang menentukan pola tanamnya dalam kurun waktu semusim atau yang sesuai
dengan kebutuhannya.

2.3. Ubi Jalar (Ipomoea batatas. L)
Ubi jalar (Ipamoea batatas. L) merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi,
jagung, dan ubi kayu, serta mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan,
maupun bahan baku industri. Dari segi nutrisi, ubi jalar merupakan sumber energi yang baik,
mengandung protein, vitamin, dan mineral berkualitas tinggi (Horton dalamZuraida, 2001).
Di samping itu, ubi jalar rebus merupakan sumber gizi yang cukup baik, yaitu thiamin (0,09
mg), riboflavin (0,06 mg), niacin (0,6 mg), K (243 mg, P (47mg), Fe (0,7 mg), dan Ca (32
mg) dibandingkan dengan gizi yang terkandung di dalam nasi. Ubi jalar mudah diproduksi
pada berbagai lahan dengan produktivitas antara 15-30 t/ha umbi segar. Ubi jalar dapat
tumbuh tanpa memilih jenis tanah karena hampir setiap jenis tanah cocok. Namun idealnya
dalam budidaya sebaiknya mengacu syarat tumbuh tanaman ubi jalar.
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan sumber karbohidrat yang dapat dipanen pada umur
3-8 bulan. Selain karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral serta
antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya
digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak
(BPTP, 2011).
Di Indonesia, ubi jalar umumnya sebagai bahan pangan sampingan. Sedangkan di Irian Jaya,
ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Komoditas ini ditanam baik pada lahan sawah
maupun lahan tegalan. Luas panen ubu jalar di Indonesia sekitar 230.000 ha dengan
produktivitas sekitar 10 ton/ha. Padahal dengan teknologi maju beberapa varietas unggul ubi
jalar dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah/ha (BPTP, 2011).
Ubi jalar merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi besar di Indonesia. Areal
panen ubi jalar di Indonesia tiap tahun seluas 229 hektar, tersebar di seluruh propinsi baik di
lahan sawah maupun tegalan dengan produksi rata-ratanasional 10 ton/hektar. Penghasil
utama ubi jalar di Indonesia adalah Jawa dan Irian Jaya yang menempati porsi sekitar 59
persen. Peluang perluasan areal panen masih sangat terbuka. Dengan perbaikan teknik
budidaya dan penggunaan varietas unggul nasional, produktivitas bisa dinaikkan menjadi 30
ton/hektar. Ubi jalar bisa ditanam sepanjang tahun baik secara terus menerus, bergantian
maupun secara tumpang sari (Dwi, 2008).
Menurut Zuraida dalam Dwi (2008), ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan sumber
kalori (energi) yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat ubi jalar menduduki peringkat
keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar juga merupakan sumber vitamin dan
mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan masyarakat.
Keistimewaan ubi jalar dalam hal kandungan gizi terletak pada kandungan beta karoten yang
cukup tinggi dibanding dengan jenis tanaman pangan lainnya. Namun, tidak semua varietas
atau jenis ubi jalar mengandung beta karoten yang tinggi. Ubi jalar yang mengandung beta
karoten yang tinggi hanya varietas ubi jalar yang daging umbinya jingga kemerah-merahan.
Sedangkan varietas ubi jalar yang daging umbinya berwarna kuning atau putih memiliki beta
karoten lebih rendah Zuraida dalamDwi (2008).

2.4. Usahatani Ubi Jalar
2.4.1. Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa
stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada
skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.

a.

Persyaratan Bibit

Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang
atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi
syarat sebagai berikut: a) Bibit berasal dari varietas atau klon unggul. b) Bahan tanaman
berumur 2 bulan atau lebih. c) Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam
keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur. d) Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk
antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e) Mengalami masa
penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari (BPP, 2010).
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas umbi yang
secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek
batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil
pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus
diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
b.

Penyiapan Bibit

Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai
berikut: a) Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan
pertumbuhannya sehat dan normal. b) Potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang
atau stek pucuk sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan
pada pagi hari. c) Kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daundaunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. d) Ikat bahan tanaman (bibit) ratarata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak
bertumpuk (BPP, 2010).

2.4.2.
a.

Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau
tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur,
kemudian dibiarkan selama ± 1 minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan.
b) Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan.

b.

Pembentukan Bedengan

Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami
dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang dipergunakan adalah
tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan
pada tanah-tanah yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur
sesuai dengan miringnya tanah.
Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang ringan(pasir
mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak
antar gulu 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah ± 40 cm, tinggi
25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan sebaiknya memanjang utaraselatan, dan ukuran panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.
Lahan ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi. Tata
laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar untuk lahan tegalan adalah sebagai
berikut : 1). Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma) 2). Olahan tanah dengan
cangkul atau bajak hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput liar. 3). Biarkan
tanah kering selama minimal 1 minggu. 4). Buat guludan-guludan dengan ukuran lebar
bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan. 5). Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air
diantara guludan.
Hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran tinggi tidak melebihi
40 cm. Guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran
panjang dan dalam sehinggga menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu
dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi, dan
memudahkan serangan hama boleng atau lanas oleh Cylas sp (BPP, 2010).

2.4.3.
a.

Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam

Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan tumpangsari dengan
kacang tanah. Sistem monokultur meliputi : 1). Buat larikan-larikan dangkal arah memanjang
di sepanjang puncak guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal,
jarak antar lubang 25-30 cm.2). Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan
kanan lubang tanam untuk tempat pupuk.3). Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau
larikan hingga dangkal batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian padatkan
tanah dekat pangkal setek (bibit). 4). Masukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah
TSP seluruh bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan,
kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90 kg
N/ha (100-200 kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha
(100 kg KCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg
ditambah KCl 34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk
N (urea) dan K (KCl). Sedangkan sistem tumpangsari dilakukan dengan tujuan antara lain
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang
serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman sistem
tumpangsari prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya diantara barisan tanaman ubi
jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm,
dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.

b.

Cara Penanaman

Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas bedengan. Bibit
dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan tanah kemudian disirami air.
Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu
alur ditanam satu batang, bagian batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha
dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang. Penanaman ubi jalar di lahan kering
biasanya dilakukan pada awal musim hujan atau awal musim kemarau bila keadaan cuaca
normal. Dilahan sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan
atau padi gadu, yakni pada awal musim kemarau.

2.4.4.
a.

Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman

Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus harus diamati kontinu,
terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera
disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan
bibit yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak
terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya
dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
b.

Penyiangan

Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya mudah ditumbuhi
rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tanaman ubijalar, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera
disiangi.

Bersama-sama

kegiatan

penyiangan

dilakukan

pembumbunan,

yaitu

menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.

c.

Pembubunan

Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam,
kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan
meliputi tahap-tahap sebagai berikut: a) Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau
cangkul secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar. b) Gemburkan tanah
disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke
dalam saluran antar guludan. c) Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian
lakukan pengairan hingga tanah cukup basah.

d.

Pemupukan

Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi, yaitu terdiri dari
70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (± 42 kg TSP), dan 110 kg K2O (± 220 kg KCl) per
hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara
yang terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi
tanaman.
Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman didaerah
setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg
urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (± 50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (± 100 kg
KCl/ha).
Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan
dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10
cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam
larikan sambil ditimbun dengan tanah.

e.

Pengairan dan Penyiraman

Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal pertumbuhan memerlukan
ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau guludan tempat pertanaman
ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya
dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu
hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan
ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Di daerah yang sumber
airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal Yang penting
diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air
menggenang).
2.4.5.
a.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama

Hama yang biasa dijumpai dalam pertanaman ubi jalar yakni penggerek batang yang merusak
tanaman ubi jalar berupa larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil memanjang
(korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Didalam lubang tersebut dapat ditemukan larva
(ulat). Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian batang mudah patah, daundaun menjadi layu, dan akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian: (1) rotasi
tanaman untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada stadium umur
muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama > 5 %, perlu dilakukan
pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang
terserang berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Curacron
500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.
Hama Boleng atau Lanas yakni Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.) berupa
kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya berwarna
merah. Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur
ditempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat
akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di permukaan tanah
terbuka. Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran
berwarna hijau dan berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang
sudah berumbi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi
hingga menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara nyata. Pengendalian: (1)
pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar,
misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi
yang terbuka; (3) pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat; (4)
pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan tingkat
serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian hama secara kimiawi; (5)
penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau Monitor 200
LC dengan konsentrasi yang dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan
bergetah banyak; (7) pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang
lebih berat.
Tikus (Rattus sp) yakni hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang berumur
cukup tua atau sudah pada stadium membentuk umbi. Hama Ini menyerang ubi dengan cara
mengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas
gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang diikuti dengan gejala
pembusukan ubi. Pengendalian: (1) sistem gropyokan untuk menangkap tikus dan langsung
dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak banyak sarang tikus disekitar
ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, seperti Ramortal atau Klerat.
b.

Penyakit

Kudis atau Scab yakni penyakit yang disebabkan oleh cendawan Elsinoe batatas. Gejala:
adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk.
Tingkat serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif dalam melakukan
fotosintesis

sehingga

hasil

ubi

menurun

bahkan

tidak

menghasilkan

sama

sekali. Pengendalian: (1) pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit; (2)
penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3) teknik
budidaya secara intensif; (4) penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat.
Layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum F.
batatas. Gejala: tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya
mati. Cendawan fusarium dapat bertahan selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan
penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian: (1)
penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran/rotasi tanaman yang serasi
disuatu daerah dengan tanaman yang bukan famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar
yang tahan terhadap penyakit Fusarium (BPP, 2010).
2.4.6.
a.

Panen
Ciri dan Umur Panen

Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila umbinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi
jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar
serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair.
Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar
berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur
panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan.
Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat
sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama
boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil ubi.

b.

Cara Panen

Tata cara panen ubi jalar melalui tahapan sebagai berikut: a) Tentukan pertanaman ubi jalar
yang telah siap dipanen. b) Potong (pangkas) batang ubi jalar dengan menggunakan parang
atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan. c)
Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak umbinya. d) Ambil dan kumpulkan ubi jalar
di suatu tempat pengumpulan hasil. e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang
masih menempel.

f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi

secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun
terserang oleh hama atau penyakit. g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu
angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil.

c.

Prakiraan Produksi

Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang
berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah perhektar. Varietas unggul
seperti borobudur dapat menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara 31,247,5 ton per hektar.

2.4.7.
a.

Pasca Panen
Pengumpulan

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh
angkutan.
b.

Penyortiran dan Penggolongan

Pemilihan atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan
berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi jalar dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut
dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang
berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari
ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.

c.

Penyimpanan

Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan.
Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan
ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut: a) Angin-anginkan ubi yang baru
dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari. b) Siapkan tempat penyimpanan
berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya
baik.

c) Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering

atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup.
Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi jalar
yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang
manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen.
Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan pemilihan ubi
yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu
rendah antara 27-30 0C (suhu kamar) dengan kelembaban udara antara 85-90 % (BPP, 2010,
13:16)
d.

Gambaran Peluang Agribisnis

Selama ini masyarakat mengenal ubi jalar sebagai makanan pangan pengganti/tambahan
dalam keadaan darurat atau untuk konsumsi masyarakat bawah. Akan tetapi saat ini potensi
ubi jalar cukup baik yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri pakan dan industri
lainnya. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan di Singapura, Belanda, Amerika
Serikat, Jepang dan Malaysia akan ubi jalar sebagai bahan baku berbagai industri. Begitu
pula kebutuhan dalam negeri cukup tinggi dimana pada tahun 2000 ini pemerintah
merencanakan kebutuhan akan umbi-umbian sekitar 17 juta ton. Sedangkan rata-rata
produksi ubi jalar dari tahun 1983-1991 hanya 1,8 juta ton (BPP, 2010, 14;16).

III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2012, yang
bertempat di Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. Terpilihnya
Desa UPT. Asinua Jaya sebagai lokasi penelitian atas dasar pertimbangan bahwa mata
pencaharian sebagian besar penduduk merupakan petani tegalan dengan usahatani ubi jalar.

3.2. Populasi Penelitian
Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani di Desa UPT.
Asinua Jaya yang berusahatani ubi jalar yang berjumlah 20 responden. Penentuan sampel
akan dilakukan dengan metode sensus yaitu dengan mengambil seluruh anggota populasi.

3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder.
a.

Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan dari petani responden melalui

wawancara dengan menggunakan daftar kuisioner.
b.

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari institusi terkait dengan cara

pencatatan data dari kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Konawe, kantor
Desa UPT Asinua Jaya dan kantor BP3K Kecamatan Asinua serta dari beberapa teori dan
kutipan dari buku-buku dan artikel internet yang berhubungan dengan kajian penelitian.
3.4. Variabel Yang Diamati
Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yakni meliputi sebagai berikut:
a.

Variabel identitas responden meliputi: umur, pendidikan, pengalaman berusahatani,

jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan garapan.
b.

Variabel karakteristik usahatani meliputi: pendapatan dan efisiensi penggunaan biaya

petani, produksi, harga produk dan biaya usahatani.
3.5. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dikumpulkan kemudian ditabulasi sesuai model analisis yang akan
digunakan.
a.

Untuk mengetahui besarnya pendapatan petani responden digunakan analisis

pendapatan yang diformulasikan sebagai berikut :
I = TR – TC
Keterangan :
I

= Pendapatan

TR = Penerimaan
TC = Total Biaya (Soekartawi, 1995)
b.

R/C

Ratio

merupakan

Model analisis R/C

ratio secara matematis diformulasikan sebagai berikut :

Dengan kriteria :
·

Jika R/C ratio > 1 maka usahatani yang dikelola menguntungkan

·

Jika R/C ratio =1 maka usatratani yang dikelola tidak menguntungkan dan

tidak merugikan
·

Jika R/C < 1 maka usahatani yang dikelola merugikan.

3.6. Konsep Operasional
Untuk memudahkan dan memberikan batasan-batasan dari istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka digunakan konsep operasional yaitu :
a.

Petani responden adalah petani yang melaksanakan usahatani ubi jalar hingga

penelitian ini berlangsung
b.

Umur petani adalah usia pada saat dilakukan dalam penelitian ini (tahun).

c.

Luas lahan adalah luas lahan yang dikelola petani (Ha).

d.

Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani mengusahakan ubi jalar (tahun).

e.

Tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal didalam satu rumah,

hidupnya ditanggung oleh petani yang bersangkutan (jiwa).
f.

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani (Rp/Ha).

g.

Penerimaan adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga produksi(Rp/Ha).

h.

Produksi adalah jumlah keluaran yang dihasilkan oleh suatu usahatani (Kg/Ha).

i.

Biaya produksi adalah nilai seluruh masukan yang digunakan dalam suatu usahatani

(Rp/Ha).
IV.

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Ubi jalar merupakan tanaman palawija yang banyak di kembangkan di Desa UPT. Asinua
Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. Ubi jalar mengandung karbohidrat, vitamin A
dan C serta mineral Ca. Selain sebagai bahan konsumsi, ubi jalar juga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak dan produk bahan induustri lainnya.
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari keikut sertaan petani didalam mengelola usahanya
dibidang pertanian. Petani adalah orang yang selalu berhubungan dengan tanah dan tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Usahatani adalah suatu kegitan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi
berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya.
Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasi
penggunaan faktor-faklor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan semaksimal mungkin

DAFTAR PUSTAKA

Agus., 2011. Analisis Pemasaran Kopi Serbuk Di Pasar Sentral Wawotobi dan Pasar Sentral
Unaaha Kabupaten Konawe. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lakidende. Unaaha.

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)., 2010. Budidaya Pertanian Ubi Jalar (Ipomoea
batatas L.).Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)., 2011. Teknologi Budidaya Ubi Jalar.
Sulawesi Selatan.

Dwi Bhekti Wulandari., 2008. Analisa Tanggapan dan Minat Petani Terhadap Usaha
Pengolahan Ubi Jalar. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Firman Wahyudi, Lif Rahmat Fauzi, Rina Kusrina, Heni Habibah., 2010. Pola Usahatani
Padi, Ubi Jalar, dan Katuk Untuk Mengakumulasi Modal dan Meningkatkan Pendapatan
Petani. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Hadija dan Najamuddin., 2009. Analisa Usaha Jagung. Balisereal Maros. Sulawesi Selatan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Jogo Hera
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )adhyriyadi clever
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Dasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeDasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeIhsan Amruh
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianJoel mabes
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniJoel mabes
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMasalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMagdalena Palma Renia
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie
 
contoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaancontoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaanRISA ANDRIANI
 

Was ist angesagt? (20)

Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
 
9.tenaga kerja dalam produksi pertanian
9.tenaga kerja dalam produksi pertanian9.tenaga kerja dalam produksi pertanian
9.tenaga kerja dalam produksi pertanian
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Dasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeDasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of trade
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Makalah ubi jalar
Makalah ubi jalarMakalah ubi jalar
Makalah ubi jalar
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
3.masalah ekonomi pertanian
3.masalah ekonomi pertanian3.masalah ekonomi pertanian
3.masalah ekonomi pertanian
 
Perekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektorPerekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektor
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMasalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
contoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaancontoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaan
 

Andere mochten auch

Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiPerencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiDian Anggita
 
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...Jiantari Marthen
 
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...Audria
 
Proposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentolProposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentolUmi Fauziah
 
Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Ismi Islamia
 
Business plan-Pisang Goreng crispy
Business plan-Pisang Goreng crispyBusiness plan-Pisang Goreng crispy
Business plan-Pisang Goreng crispyArayma123
 
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNISMETODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNISAna Puja Prihatin
 
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiahKarya tulis ilmiah metodologi ilmiah
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiahJoel mabes
 
Contoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPAContoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPANurulFitriSap
 
Peluang Bisnis Counter Handphone
Peluang Bisnis Counter HandphonePeluang Bisnis Counter Handphone
Peluang Bisnis Counter HandphoneRoni Darmanto
 
Presentation dewi
Presentation dewiPresentation dewi
Presentation dewidewi asmara
 
Proposal kwu
Proposal kwuProposal kwu
Proposal kwuasemki
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanDesy Rahmawati
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
 

Andere mochten auch (20)

Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiPerencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
 
Proposal ubi jalar
Proposal ubi jalarProposal ubi jalar
Proposal ubi jalar
 
Makalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkongMakalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkong
 
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
 
Tugas 2 bisnis plan
Tugas 2 bisnis planTugas 2 bisnis plan
Tugas 2 bisnis plan
 
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
 
Proposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentolProposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentol
 
Proposal usaha
Proposal usahaProposal usaha
Proposal usaha
 
Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul
 
Business plan-Pisang Goreng crispy
Business plan-Pisang Goreng crispyBusiness plan-Pisang Goreng crispy
Business plan-Pisang Goreng crispy
 
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNISMETODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
 
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiahKarya tulis ilmiah metodologi ilmiah
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah
 
Contoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPAContoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPA
 
Proposal bisnis usaha elektronik rumah tangga
Proposal bisnis usaha elektronik rumah tanggaProposal bisnis usaha elektronik rumah tangga
Proposal bisnis usaha elektronik rumah tangga
 
Peluang Bisnis Counter Handphone
Peluang Bisnis Counter HandphonePeluang Bisnis Counter Handphone
Peluang Bisnis Counter Handphone
 
Presentation dewi
Presentation dewiPresentation dewi
Presentation dewi
 
Proposal kwu
Proposal kwuProposal kwu
Proposal kwu
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 
Proposal siomay
Proposal siomayProposal siomay
Proposal siomay
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
 

Ähnlich wie Proposal ubi jalar

Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianJoel mabes
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanianElisabeth Marina
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma Al-ma'arij
 
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 111410268 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026adhi nugraha
 
Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1
Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1
Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1HappyZulfi
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniWarnet Raha
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptnovri7
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptnovri7
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomianvia ultuflia
 
Analisa usaha tanaman kentang
Analisa usaha tanaman kentangAnalisa usaha tanaman kentang
Analisa usaha tanaman kentangWarnet Raha
 
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxPROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxputri894680
 
strategi akselerasi transformasi pertanian
strategi akselerasi transformasi pertanianstrategi akselerasi transformasi pertanian
strategi akselerasi transformasi pertanianArismansyah Aris
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanianNursyidah alit
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianEem Masitoh
 

Ähnlich wie Proposal ubi jalar (20)

125 225-1-sm
125 225-1-sm125 225-1-sm
125 225-1-sm
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor Pertanian
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 111410268 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
 
Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1
Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1
Ppt perekonomian di indonesia (klmpk 6) 1
 
1
11
1
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat ini
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Analisa usaha tanaman kentang
Analisa usaha tanaman kentangAnalisa usaha tanaman kentang
Analisa usaha tanaman kentang
 
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxPROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
 
strategi akselerasi transformasi pertanian
strategi akselerasi transformasi pertanianstrategi akselerasi transformasi pertanian
strategi akselerasi transformasi pertanian
 
Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Proposal ubi jalar

  • 1. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian di Indonesia karena pertanian membentuk proporsi yang sangat besar dan memberikan sumbangan untuk kas pemerintah. Hal ini kemudian menjadikan sektor pertanian sebagai pasar yang potensial bagi produk-produk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun untuk barang konsumsi, terutama produk yang dihasilkan oleh sub sektor tanaman pangan. Pangan dapat didefinisikan sebagai kebutuhan pokok manusia, sehingga semua orang pasti menginginkan kecukupan pangannya. Kebutuhan akan pangan ini berkembang seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk suatu wilayah terkhusus di Sulawesi Tenggara. Pangan berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Salah satu komoditi tanaman pangan yang penting dan mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah komoditi ubi jalar. Ubi jalar merupakan bahan substitusi bagi beras dan jagung. Bagi orang Indonesia ubi jalar merupakan makanan pokok setelah beras dan jagung. Ubi jalar merupakan tanaman palawija yang mengandung sumber karbohidrat yang cukup potensial sebagai bahan penganekaragaman pangan dan agroindustri. Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar juga kaya akan vitamin A dan C serta mineral Ca. Pengolahan ubi jalar menjadi bentuk setengah jadi misalnya tepung dan pati sangat memungkinkan komoditas ini dapat disimpan lebih lama dan lebih praktis sehingga kesinambungan penyediaan bahan baku bagi industri menjadi lebih terjamin. Disamping sebagai bahan konsumsi juga banyak digunakan sebagai pakan ternak. Kebutuhan ubi jalar akan terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi. Peningkatan produksi ubi jalar juga ditujukan untuk peningkatan pendapatan petani dan memperluas kesempatan kerja. Dalam peningkatan pembangunan di sektor pertanian, merupakan suatu tantangan dalam peningkatan secara kontiniu produksi usahatani yang senatiasa menguntungkan sehingga kesejahteraan baik petani maupun masyarakat luas terus meningkat. Pengembangan tanaman ubi jalar di Sulawesi Tenggara khususnya di Desa UPT. Asinua Jaya adalah merupakan salah satu wilayah yang berpotensi seiring dengan luas lahan budidaya ±
  • 2. 200 Ha yang dimiliki oleh petani dengan luasan rata ± 1 Ha dalam setiap kepala keluarga (KK) dengan total keseluruhan kepala keluarga berkisar 200 KK yang sangat memadai serta sarana dan prasaran yang menunjang. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pendapatan Usahatani Ubi jalar di Desa UPT. Asinua Jaya Kec. Asinua Kabupaten Konawe. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bahwa seberapa besar pendapatan pada usahatani ubi jalar di Desa UPT Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani ubi jalar pada petani di Desa UPT Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti pada khususnya dan petani pada umumnya dalam hal ini sebagai sumber informasi dalam upaya pengembangan usahatani ubi jalar.
  • 3. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Menurut Renville (2003), Pendapatan merupakan selisih total jumlah penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha, sedangkan laba bersih adalah jumlah pendapatan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan. Pendapatan usahatani adalah keuntungan yang diperoleh petani dengan mengurangkan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dengan penerimaan usahatani (Firman dkk., 2010), dimana pendapatan tunai merupakan hasil perhitungan dari pengurangan jumlah penerimaan tunai dengan pengeluaran tunai usahatani. Tujuan utama dari analisis pendapatan usahatani adalah menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan (Firman dkk., 2010). Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran selama usahatani dikerjakan atau dijalankan dalam waktu yang telah ditentukan dan penerimaan (hasil produksi x harga jual). Sehingga dari dua faktor tersebut dapat dianalisis pendapatan yang diperoleh petani baik itu pendapatan bersih maupun pendapatan kotor karena melibatkan perhitungan biaya yang tidak tunai dan biaya yang diperhitungkan sesuai dengan perhitungan pendapatan usahatani. Besarnya pendapatan petani yang diperoleh merupakan ukuran keberhasilan dari sesuatu yang dikelola dengan jumlah dan bentuk pendapatan yang mempunyai fungsi yang sama yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan kegiatannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Fadholi dalam Harmawati (2011), bahwa besarnya pendapatan tunai dari usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani spesialisasi dan pembagian kerja. Selanjutnya besarnya tingkat pendapatan ini juga dapat digunakan untuk membandingkan keberhasilan petani yang satu terhadap petani yang lain. Pendapatan petani timbul bila perbandingan jumlah penerimaan dari hasil produksi lebih besar dibadingkan dengan jumlah biaya atau pengeluaran selama proses produksi. Selanjutnya dari pendapat Soeharjo dan Dahlan dalam Harmawati (2011), menyatakan bahwa pendapatan sebagai selisih dari penerimaan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Jadi dapat diketahui nilai pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani, yaitu dengan mengetahui besarnya penerimaan yang dikali dengan harga yang berlangsung, kemudian dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan sejak dari pengolahan tanah sampai pasca panen. Secara ekonomi, masalah pendapatan adalah merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara atau daerah. Oleh karena itu yang dimaksud dengan pendapatan dapat dijelaskan dari dua sisi yaitu : rumah tangga negara atau individu yang dikenal dengan pendapatan nasional atau regional, dan rumah tangga masyarakat atau
  • 4. individu yang dikenal dengan pendapatan masyarakat atau individu yang dikenal dengan sebutan pendapatan masyarakat. Ada beberapa yang mempengaruhi pendapatan antara lain : a. Modal Dalam perkembangan usaha modal mempunyai arti yang sangat penting karena masalah modal merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat modal itu mengandung berbagai aspek penting dalam kelangsungan usaha. Modal kerja sebagai keseluruhan aktiva lancar perusahaan yang terdiri atas kas piutang dan persediaan. Dalam memperoleh dan menggunakan harta lancar kadang timbul kewajiban yang harus segera dibayar, maka sebagian harta lancarnya yang dimiliki perusahaan akan digunakan untuk memenuhi kewajiban tersebut. b. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan seluruh produk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa. Menurut Benggolo dalam Agus (2011), tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yakni berumur 15-54 tahun, namun di Indonesia yang dipakai adalah seluruh penduduk yang berumur l0 tahun keatas. Selanjutnya dikatakan bahwa tenaga kerja adalah jumlah penduduk suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap mereka dau mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. c. Peralatan Kerja Peralatan yang digunakan dalam kegiatan proses produksi barang dan jasa senantiasa disesuaikan dengan pertimbangan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sebagaimana faktor produksi lainnya, peralatan juga ikut memegang peranan penting yang akan menentukan berhasil tidaknya produksi. d. Keahlian Dalam suatu negara atau daerah cukup tersedia faktor produksi tanah, modal dan tenaga kerja yang belum dapat menjadi jaminan dalam suatu proses produksi yang terlaksana penuh karena faktor produksi tersebut belum mampu menghasilkan seperti yang diinginkan. Menurut Soekartawi (1995), bahwa besar kecilnya pendapatan sangat dipengaruhi tiga faktor yaitu : faktor produksi, harga dan biaya produksi. Dengan menaikkan produksi maka pendapatan usahatani bertambah seiring dengan jumlah produksi, tetapi mutu produksi naik bukan berarti harga satuan naik pula. Semakin tinggi jumlah produksi yang dihasilkan dan diikuti oleh pendapatan yang besar, dapat merangsang badan usaha yang bersangkutan untuk menaikkan produksi secara terus-menerus. Menurut Tohir dalam Harmawati (2011), bahwa pendapatan dalam spesialisasi pembagian kerja bagi seorang petani umunnya kurang mengetahui pasti berapa besar biaya yang
  • 5. dikorbankan untuk menghasilkan sejumlah produksi yang optimal. Analisis pendapatan dapat menyumbangkan bantuan untuk mengukur apakah kegiatan petani berhasil atau tidak. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usaha disebut pendapatan bersih usahatani menyangkut imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan fakfor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani. Karena itu merupakan ukuran keuntungan usaha tani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Karena modal tidak dihitung sebagai pengeluaran, maka perbandingan tidak dikacaukan oleh perbedaan tingkat uang. Bagaimanpun juga, pendapatan bersih usahatani merupakan langkah untuk menghitung ukuran-ukuran keuntungan lainnya yang mampu memberikan penjelasan lebih banyak (Soekartawi, l995). Dengan cara mengurangi nilai berbagai komponen sumber daya dari pendapatan bersih usahatani, maka pengembalian hasil yang diperoleh lainnya dapat dihitung. Mengukur dan menilai faktor produksi pengelolaan tidak mudah, karena itu umumnya faktor produksi ini tidak dinilai, tetapi dicerminkan dengan makin tingginya atau makin rendahnya pengembalian hasil yang diperoleh faktor produksi lainnya. Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi dilapangan pertanian pada akhirnya akan dinilai dari tingkat pendapatan yang diperoleh. Pendapatan adalah keseluruhan nilai produksi dari suatu usahatani dalam jangka waktu tertentu yang dinilai dengan uang setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa produksi. Bentuk dan jumlah pada kualitas mempunyai fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberi kesempatan pada petani agar dapat melanjutkan usahanya karena dalam kegiatan itu seorang petani bertindak sebagai pengelola penanaman modal pada usahataninya, maka pendapatan dapat digambarkan sebagai balas jasa dari kerja sama antara faktor-faktor produksi dalam kegiatan pengelolaan usahatani. Tingkat kemakmuran keluarga petani dapat diukur dengan pendapatan keluarga petani itu sendiri. Hal ini seiring dengan pendapat Poerwadarminta dalam Agus (2011), menyatakan bahwa kesejahteraan berarti kemakmuran atau kesenangan hidup sedangkan kemakmuran berarti sudah cukup. Maka jelas lah bahwa setiap peningkatan akan membawa harapan bagi peningkatan atau perbaikan taraf hidup penduduk, oleh sebab itu tidak berlebihan dikatakan bahwa pendapatan merupakan jantung kehidupan seseorang. 1.1.1. Produksi Produksi adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari bekerjanya faktor-faktor produksi secara sekaligus yakni tanah, tenaga kerja, dan modal. Tingginya produksi yang diikuti oleh semakin besarnya pendapatan akan lebih merangsang petani dalam meningkatkan produksinya. Produksi merupakan sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu. Selanjutnya Soekartawi (1995), menyatakan bahwa hasil akhir dari suatu produksi adalah produk
  • 6. atau output, produksi dalam pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas dimana kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik dan begitu pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi kurang baik bila usaha dilaksanakan dengan kurang baik. 1.1.2. Penerimaan Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima dalam menjalankan usaha (Renvilte Siagian, 2003). Pada hakekatnya perkataan penerimaan (revenue) merupakan sinonim dari pendapatan (income). Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari pengertian kedua perkataan tersebut tidak ada perbedaan yang prinsip. Dimana penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima dari sumber tertentu. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa penerimaan adalah sebagian dari keseluruhan pendapatan (Wasis, 1992). Soekartawi (2005) menyatakan bahwa total penerimaan usahatani diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi. Bila keadaan memungkinkan,maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik yang harganya relatif tinggi dan akhimya juga akan mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar. Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu : (1) hasil penjualan tanaman,temak, ikan atau produksi yang dijual, (2) produksi yang konsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan kegiatan, (3) kenaikan nilai inventaris. Besar kecilnya pendapatan dalam usahatani ditentukan efisiensi biaya produksi, pengadaan bahan, faktor produksi dan efisiensi-efisiensi biaya tata niaga. Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima dalam menjalankan usaha (Kasmir dan Jakfar, 2005). 1.1.3. Biaya Biaya adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan dapat diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan dengan uang. Sedangkan pengorbanan ekonomi merupakan sarana produksi yang habis terpakai selama satu siklus produksi. Biaya yang diperlukan merupakan suatu pengorbanan yang perlu biaya dan dapat diperkirakan, dimana biaya yang digunakan dapat dipastikan pada saat pelaksanaannya, dan dapat diukur serta harus dapat dihitung jumlahnya dan dinyatakan dalam bentuk uang pada waktu penghitungan. Lebih lanjut Makhruf dalam Agus (2011), menyatakan beberapa komponen biaya suatu usahatani yaitu : Biaya sarana produksi, biaya bunga, modal, biaya tanah,biaya alat-alat produksi yang tahan lama,biaya tenaga kerja. Biaya tetap adalah biaya yang ada hubungannya dengan usahatani sebagai aparat produksi, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah-ubah sejalan dengan proses produksi.
  • 7. Suatu usahatani dikatakan sukses apabila pendapatan yang diperoleh sebanding dengan seluruh pengorbanan yang digunakan selama proses produksi. Dalam hal ini nilai dari pendapatan mempunyai hasil untuk membayar semua pembelian sarana produksi, bunga, modal, dan upah tenaga kerja maupun bentuk- bentuk upah lainnya. Olehnya itu untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses produksi maupun menghitung pengelolaan serta bebas pula menjual hasil usahataninya pada tingkat harga yang tinggi, dengan demikian penerimaan yang diperoleh akan lebih tinggi dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahataninya. Biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dengan satuan uang baik yang telah terjadi maupun yang kemungkinan akan tejadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah semua jenis pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha penjualan. Biaya-biaya tersebut terbagi menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap terdiri atas biaya sewa lahan, upah tenaga kerja, biaya listrik, dan pemeliharaan gedung. Sedangkan biaya tidak tetap terdiri atas biaya pengadaan benih dan bibit, biaya transportasi, biaya administrasi, biaya retribusi dan pajak hasil penjualan (Renville Siagian, 2003). Pada dasarnya setiap produksi tidak terlepas dari penggunan atau pengeluaran biaya. Biaya mempunyai peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan produksi ataupun usahatani. Dalam suatu perencanaan produksi ataupun usahatani. Dalam suatu perencanaan produksi pertanian ataupun produksi lainnya, persoalan biaya menempati kedudukan yang amat penting, karena pengambilan keputusan menggunakan pertimbangan- pertimbangan. Biaya sering menjadi masalah bagi petani terutama dalam pengadaan sarana produksi. Karena kurangnya biaya yang tersedia tidak jarang petani mengalami kerugian dalam usahataninya (Mosher, 2004). 2.2. Usahatani Usahatani adalah suatu kegitan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan faktor-faklor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Hadija. dkk, 2009). Tujuan usahatani adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Apabila motif berusahatani ditujukan dengan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik melalui atau tanpa melalui peredaran uang, maka usahatani yang demikian disebut usahatani pencukup kebutuhan keluarga. Bila motif berusahatani didorong oleh keinginan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besamya, maka usahatani yang demikian disebut komersial. Selanjutnya Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
  • 8. Sedangkan usahatani menurut Soeharjo dalam Harmawati (2011), adalah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada lapangan pertanian. Mosher (2004) menyatakan bahwa usahatani adalah bagian dari permukaan bumi dimana seorang petani, sebuah keluarga tari atau bagian usaha lainnya bercocok tanam/memelihara ternak dalam kegiatan usahataninya. Seorang petani mempunyai peran sebagai penggerak/pelaksana dari seluruh kegiatan yang diperlukan untuk pertanian. Ini berarti pertanian yang menggerakkan produk. Anwas dalam Harmawati setiap elemen yang (2011), menyatakan akan bahwa menghasilkan setiap usaha suatu dalam berusahatani memerlukan pengusahaan sumberdaya yang meliputi tenaga kerja, modal, tanah, sarana produksi serta alat-alat lainnya. Usahatani yang dimaksud disini adalah suatu kegiatan produksi dalam bidang pertanian dalam arti luas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, petemakan dan perikanan). Usahatani mempunyai suatu ciri yang utama adalah adanya ketergantungan kepada alam atau lingkungan. Petani secara individu tidak dapat mempengaruhi keadaan lingkungan misalnya keadaan iklim, harga barang sebab pada umumnya hasil pertanian berada dalam persaingan pasar sempurna. Selanjutnya Tohir dalam Harmawati (2011), menyatakan bahwa pada hakikatnya tindakan pengelolaan usahatani diarahkan pada keseimbangan faktor produksi sedemikian rupa sehingga diperoleh peningkatan produksi sebesar mungkin. Dengan berdasarkan pendapat tersbut diatas, maka dapat dikatakan bahwa suatu usahatani pada dasarnya adalah merupakan usaha yang dijadikan oleh seorang petani diatas sebidang tanah dengan menggunakan faktor-faktor produksi, tenaga kerja dan modal untuk mendapatkan hasil produksi. Dalam membangun usaha ada 4 faktor produksi yang memegang peranan penting yaitu alam, modal, tanaga kerja dan pengelolaan. Faktor produksi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan tingkat produksi tertentu, olehnya itu harus diatur penggunaannya sebaik mungkin (Harmawati, 2011). Pembangunan pertanian tidak terlepas dari keikut sertaan petani didalam mengelola usahanya dibidang pertanian. Petani adalah orang yang selalu berhubungan dengan tanah dan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti dinyatakan oleh Hernanto dalam Harmawati (2011), bahwa petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan dan kehidupannya dibidang pertanian. Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh kuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Sedangkan usahatani menurut Soeharjo dalam Harmawati (2011), adalah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kedalam lapangan pertanian. Upaya memperoleh pendapatan maksimal diperlukan pemilihan cabang usahatani yang tingkat produksinya dari satuan luas tertentu dan mempunyai prospek pemasaran yang paling menguntungkan. Mengelola usahataninya petani dihadapkan pada pengambilan keputusan
  • 9. yang diperoleh dari beberapa alternatif yang tersedia. Petani sebagai pelaksana dan sebagai pengelola yang menentukan pola tanamnya dalam kurun waktu semusim atau yang sesuai dengan kebutuhannya. 2.3. Ubi Jalar (Ipomoea batatas. L) Ubi jalar (Ipamoea batatas. L) merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi, jagung, dan ubi kayu, serta mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, maupun bahan baku industri. Dari segi nutrisi, ubi jalar merupakan sumber energi yang baik, mengandung protein, vitamin, dan mineral berkualitas tinggi (Horton dalamZuraida, 2001). Di samping itu, ubi jalar rebus merupakan sumber gizi yang cukup baik, yaitu thiamin (0,09 mg), riboflavin (0,06 mg), niacin (0,6 mg), K (243 mg, P (47mg), Fe (0,7 mg), dan Ca (32 mg) dibandingkan dengan gizi yang terkandung di dalam nasi. Ubi jalar mudah diproduksi pada berbagai lahan dengan produktivitas antara 15-30 t/ha umbi segar. Ubi jalar dapat tumbuh tanpa memilih jenis tanah karena hampir setiap jenis tanah cocok. Namun idealnya dalam budidaya sebaiknya mengacu syarat tumbuh tanaman ubi jalar. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan sumber karbohidrat yang dapat dipanen pada umur 3-8 bulan. Selain karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral serta antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak (BPTP, 2011). Di Indonesia, ubi jalar umumnya sebagai bahan pangan sampingan. Sedangkan di Irian Jaya, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Komoditas ini ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan. Luas panen ubu jalar di Indonesia sekitar 230.000 ha dengan produktivitas sekitar 10 ton/ha. Padahal dengan teknologi maju beberapa varietas unggul ubi jalar dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah/ha (BPTP, 2011). Ubi jalar merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi besar di Indonesia. Areal panen ubi jalar di Indonesia tiap tahun seluas 229 hektar, tersebar di seluruh propinsi baik di lahan sawah maupun tegalan dengan produksi rata-ratanasional 10 ton/hektar. Penghasil utama ubi jalar di Indonesia adalah Jawa dan Irian Jaya yang menempati porsi sekitar 59 persen. Peluang perluasan areal panen masih sangat terbuka. Dengan perbaikan teknik budidaya dan penggunaan varietas unggul nasional, produktivitas bisa dinaikkan menjadi 30 ton/hektar. Ubi jalar bisa ditanam sepanjang tahun baik secara terus menerus, bergantian maupun secara tumpang sari (Dwi, 2008). Menurut Zuraida dalam Dwi (2008), ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori (energi) yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat ubi jalar menduduki peringkat keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar juga merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan masyarakat.
  • 10. Keistimewaan ubi jalar dalam hal kandungan gizi terletak pada kandungan beta karoten yang cukup tinggi dibanding dengan jenis tanaman pangan lainnya. Namun, tidak semua varietas atau jenis ubi jalar mengandung beta karoten yang tinggi. Ubi jalar yang mengandung beta karoten yang tinggi hanya varietas ubi jalar yang daging umbinya jingga kemerah-merahan. Sedangkan varietas ubi jalar yang daging umbinya berwarna kuning atau putih memiliki beta karoten lebih rendah Zuraida dalamDwi (2008). 2.4. Usahatani Ubi Jalar 2.4.1. Pembibitan Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru. a. Persyaratan Bibit Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Bibit berasal dari varietas atau klon unggul. b) Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih. c) Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur. d) Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e) Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari (BPP, 2010). Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas umbi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan. b. Penyiapan Bibit Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut: a) Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat dan normal. b) Potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari. c) Kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daundaunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. d) Ikat bahan tanaman (bibit) ratarata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk (BPP, 2010). 2.4.2. a. Pengolahan Media Tanam Persiapan
  • 11. Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama ± 1 minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan. b) Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan. b. Pembentukan Bedengan Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang ringan(pasir mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar gulu 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah ± 40 cm, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan sebaiknya memanjang utaraselatan, dan ukuran panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan. Lahan ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi. Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar untuk lahan tegalan adalah sebagai berikut : 1). Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma) 2). Olahan tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput liar. 3). Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu. 4). Buat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan. 5). Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan. Hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran tinggi tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran panjang dan dalam sehinggga menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi, dan memudahkan serangan hama boleng atau lanas oleh Cylas sp (BPP, 2010). 2.4.3. a. Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanam Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan tumpangsari dengan kacang tanah. Sistem monokultur meliputi : 1). Buat larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar lubang 25-30 cm.2). Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk.3). Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau
  • 12. larikan hingga dangkal batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit). 4). Masukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP seluruh bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCl 34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl). Sedangkan sistem tumpangsari dilakukan dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman sistem tumpangsari prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya diantara barisan tanaman ubi jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm. b. Cara Penanaman Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas bedengan. Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan tanah kemudian disirami air. Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, bagian batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan. Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang. Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal musim hujan atau awal musim kemarau bila keadaan cuaca normal. Dilahan sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan atau padi gadu, yakni pada awal musim kemarau. 2.4.4. a. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan dan Penyulaman Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh. b. Penyiangan Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tanaman ubijalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera
  • 13. disiangi. Bersama-sama kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut. c. Pembubunan Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: a) Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar. b) Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan. c) Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup basah. d. Pemupukan Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi, yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (± 42 kg TSP), dan 110 kg K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman didaerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (± 50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (± 100 kg KCl/ha). Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah. e. Pengairan dan Penyiraman Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan. Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Di daerah yang sumber airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
  • 14. 2.4.5. a. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama Hama yang biasa dijumpai dalam pertanaman ubi jalar yakni penggerek batang yang merusak tanaman ubi jalar berupa larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Didalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat). Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian batang mudah patah, daundaun menjadi layu, dan akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian: (1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama > 5 %, perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan. Hama Boleng atau Lanas yakni Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.) berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur ditempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka. Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah berumbi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara nyata. Pengendalian: (1) pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka; (3) pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat; (4) pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian hama secara kimiawi; (5) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau Monitor 200 LC dengan konsentrasi yang dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat. Tikus (Rattus sp) yakni hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang berumur cukup tua atau sudah pada stadium membentuk umbi. Hama Ini menyerang ubi dengan cara mengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang diikuti dengan gejala pembusukan ubi. Pengendalian: (1) sistem gropyokan untuk menangkap tikus dan langsung
  • 15. dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak banyak sarang tikus disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, seperti Ramortal atau Klerat. b. Penyakit Kudis atau Scab yakni penyakit yang disebabkan oleh cendawan Elsinoe batatas. Gejala: adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian: (1) pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3) teknik budidaya secara intensif; (4) penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat. Layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum F. batatas. Gejala: tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati. Cendawan fusarium dapat bertahan selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran/rotasi tanaman yang serasi disuatu daerah dengan tanaman yang bukan famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium (BPP, 2010). 2.4.6. a. Panen Ciri dan Umur Panen Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila umbinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil ubi. b. Cara Panen Tata cara panen ubi jalar melalui tahapan sebagai berikut: a) Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen. b) Potong (pangkas) batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan. c) Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak umbinya. d) Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil. e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel. f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun
  • 16. terserang oleh hama atau penyakit. g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil. c. Prakiraan Produksi Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah perhektar. Varietas unggul seperti borobudur dapat menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara 31,247,5 ton per hektar. 2.4.7. a. Pasca Panen Pengumpulan Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan. b. Penyortiran dan Penggolongan Pemilihan atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi jalar dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi. c. Penyimpanan Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut: a) Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari. b) Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik. c) Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup. Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen. Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30 0C (suhu kamar) dengan kelembaban udara antara 85-90 % (BPP, 2010, 13:16)
  • 17. d. Gambaran Peluang Agribisnis Selama ini masyarakat mengenal ubi jalar sebagai makanan pangan pengganti/tambahan dalam keadaan darurat atau untuk konsumsi masyarakat bawah. Akan tetapi saat ini potensi ubi jalar cukup baik yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri pakan dan industri lainnya. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan di Singapura, Belanda, Amerika Serikat, Jepang dan Malaysia akan ubi jalar sebagai bahan baku berbagai industri. Begitu pula kebutuhan dalam negeri cukup tinggi dimana pada tahun 2000 ini pemerintah merencanakan kebutuhan akan umbi-umbian sekitar 17 juta ton. Sedangkan rata-rata produksi ubi jalar dari tahun 1983-1991 hanya 1,8 juta ton (BPP, 2010, 14;16). III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2012, yang bertempat di Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. Terpilihnya Desa UPT. Asinua Jaya sebagai lokasi penelitian atas dasar pertimbangan bahwa mata pencaharian sebagian besar penduduk merupakan petani tegalan dengan usahatani ubi jalar. 3.2. Populasi Penelitian Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani di Desa UPT. Asinua Jaya yang berusahatani ubi jalar yang berjumlah 20 responden. Penentuan sampel akan dilakukan dengan metode sensus yaitu dengan mengambil seluruh anggota populasi. 3.3. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan dari petani responden melalui wawancara dengan menggunakan daftar kuisioner. b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari institusi terkait dengan cara pencatatan data dari kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Konawe, kantor Desa UPT Asinua Jaya dan kantor BP3K Kecamatan Asinua serta dari beberapa teori dan kutipan dari buku-buku dan artikel internet yang berhubungan dengan kajian penelitian. 3.4. Variabel Yang Diamati Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yakni meliputi sebagai berikut: a. Variabel identitas responden meliputi: umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan garapan. b. Variabel karakteristik usahatani meliputi: pendapatan dan efisiensi penggunaan biaya petani, produksi, harga produk dan biaya usahatani.
  • 18. 3.5. Analisis Data Data yang diperoleh akan dikumpulkan kemudian ditabulasi sesuai model analisis yang akan digunakan. a. Untuk mengetahui besarnya pendapatan petani responden digunakan analisis pendapatan yang diformulasikan sebagai berikut : I = TR – TC Keterangan : I = Pendapatan TR = Penerimaan TC = Total Biaya (Soekartawi, 1995) b. R/C Ratio merupakan Model analisis R/C ratio secara matematis diformulasikan sebagai berikut : Dengan kriteria : · Jika R/C ratio > 1 maka usahatani yang dikelola menguntungkan · Jika R/C ratio =1 maka usatratani yang dikelola tidak menguntungkan dan tidak merugikan · Jika R/C < 1 maka usahatani yang dikelola merugikan. 3.6. Konsep Operasional Untuk memudahkan dan memberikan batasan-batasan dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka digunakan konsep operasional yaitu : a. Petani responden adalah petani yang melaksanakan usahatani ubi jalar hingga penelitian ini berlangsung b. Umur petani adalah usia pada saat dilakukan dalam penelitian ini (tahun). c. Luas lahan adalah luas lahan yang dikelola petani (Ha). d. Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani mengusahakan ubi jalar (tahun). e. Tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal didalam satu rumah, hidupnya ditanggung oleh petani yang bersangkutan (jiwa). f. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani (Rp/Ha). g. Penerimaan adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga produksi(Rp/Ha). h. Produksi adalah jumlah keluaran yang dihasilkan oleh suatu usahatani (Kg/Ha). i. Biaya produksi adalah nilai seluruh masukan yang digunakan dalam suatu usahatani (Rp/Ha).
  • 19. IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Ubi jalar merupakan tanaman palawija yang banyak di kembangkan di Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. Ubi jalar mengandung karbohidrat, vitamin A dan C serta mineral Ca. Selain sebagai bahan konsumsi, ubi jalar juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan produk bahan induustri lainnya. Pembangunan pertanian tidak terlepas dari keikut sertaan petani didalam mengelola usahanya dibidang pertanian. Petani adalah orang yang selalu berhubungan dengan tanah dan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Usahatani adalah suatu kegitan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan faktor-faklor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin DAFTAR PUSTAKA Agus., 2011. Analisis Pemasaran Kopi Serbuk Di Pasar Sentral Wawotobi dan Pasar Sentral Unaaha Kabupaten Konawe. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lakidende. Unaaha. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)., 2010. Budidaya Pertanian Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.).Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)., 2011. Teknologi Budidaya Ubi Jalar. Sulawesi Selatan. Dwi Bhekti Wulandari., 2008. Analisa Tanggapan dan Minat Petani Terhadap Usaha Pengolahan Ubi Jalar. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Firman Wahyudi, Lif Rahmat Fauzi, Rina Kusrina, Heni Habibah., 2010. Pola Usahatani Padi, Ubi Jalar, dan Katuk Untuk Mengakumulasi Modal dan Meningkatkan Pendapatan Petani. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. Hadija dan Najamuddin., 2009. Analisa Usaha Jagung. Balisereal Maros. Sulawesi Selatan.