SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATA BELAKANG
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses
utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara proses bilogis,
proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling
berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses
perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang
akan menghambat proses perkembangan selanjutnya.
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak
pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain.
Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya
menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat
perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh
karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu
aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang
atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek
biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya.
B. RUMUSAN MASALAH
 Frekuensi perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak
tingkah laku yang menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap
hari , malah beberapa kali dalam sehari maka hal itu pertanda anak bermasalah.
 Intensitas perilaku maksudnya tingkat kedalaman perilaku anak yang bermasalah,
misalnya, rentang perhatian anak untuk konsentrasi sangat pendek, anak mudah
beralih perhatiannya baik dalam belajar atau bermain.
 Usia anak yaitu tingkah laku anak yang mencolok yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak seusianya.
 Ukuran norma budaya, maksudnya, anak dikatakan bermasalah sangat bergantung
pada ukuran budaya setempat.
C. TUJUAN
 Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan anak usia dini
 Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi anak usia dini
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERMASALAHAN ANAK
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang
timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim, 2006:9). Pada anak-
anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentu juga
sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkin digunakan
untuk mengidentifikasikan membesarnya frekuensi atau intensitas perilaku tertentu
sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Ada
tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku itu normatif atau
bermasalah, yaitu kriteria statistik rata-rata, kriteria sosial dan kriteria penyesuaian diri.
Menurut (Rita Eka Izzaty:2005) yang dimaksud dengan kriteria statistik adalah
perkembangan rata-rata fisik seseorang yang sesuai dengan norma statistik. Kriteria
sosial adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah.
Kemudian yang dimaksud dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan individu
menyesuaikan diri. Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiri
ataupun orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
B. JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Pada dasarnya Jenis-jenis masalah Anak Usia Dini terdiri dari masalah fisik dan psiko-
sosial serta permasalahan secara umu. Permasalahan Fisik yang terjadi pada anak usia
dini/taman kanak-kanak sangat beragam. Beberapa permasalahan fisik yang dihadapi anak
usia dini/ taman kanak-kanak adalah masalah motorik, masalah penglihatan, masalah
pendengaran, masalah berbicara atau berbahasa. Permasalahan psiko-sosial yang dihadapi
anak-anak usia dini/ taman kanak-kanak juga sangat beragam. Dari beberapa jenis
permasalahan psikis anak usia dini/ taman kanak-kanak pada kesempatan kali ini penulis
mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah
agresivitas, masalah kecemasan dan masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak
usia dini/ taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dll.
1. Permasalahan Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak
A. Masalah Motorik
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan
untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Permasalahan yang sering
terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah anak masih labil atau sulit
menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap,
ii
melempar. Selain itu juga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar,
misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya.
Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini/ taman kanak-kanak
adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu
antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini
diperlukan untuk persiapan menulis, membaca dan sebagainya. Permasalahan yang
sering muncul adalah anak-anak masih sulit menjiplak, membentuk lingkaran, segitiga dan
sebagainya.
 Ciri khas perkembangan motorik anak TK adalah :
1. memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu mampu
mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang. Keterampilan koordinasi
motorik kasar terbagi atas tiga kelompok yaitu keterampilan lokomotorik (berlari,
melompat, menderap, meluncur, berguling, berhenti, berjalan setelah berhenti sejenak,
menjatuhkan diri, dan mengelak), keterampilan nonlokomotorik (menggerakan
anggota tubuh dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok, mengangkat,
bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar dan mendorong), dan
keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima (dapat dilihat pada waktu anak
menangkap bola, menggiring bola, melempar bola, menendang bola, melambungkan
bola, memukul dan menarik).
2. Anak memiliki motivasi instrinsik sehingga tidak mau berhenti melakukan aktivitas
fisik baik yang melibatkan gerakan motorik halus maupun motorik kasar.
B. Masalah Penglihatan
Pengamatan melalui penglihatan, merupakan keterampilan untuk mampu melihat
persamaan dan perbedaan bentuk, benda dan warna sebagai dasar untuk pengembangan
kognitif. Masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak
adalah sulitnya mengelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya. Selain
itu mereka juga sulit mengamati benda secara jelas.
Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan
gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain:
a. Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya.
b. Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek, misalnya
bentuk, warna, fungsi dan sebagainya.
c. Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar.
d. Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak.
ii
C. Masalah Pendengaran
Pengamatan melalui pendengaran merupakan keterampilan untuk mampu mendengar
perbedaan dan persamaan suara. Pengamatan ini biasanya sudah dikenal anak sebelum
sekolah, misalanya anak sudah mampu membedakan suara di sekelilingnya.
Gangguan pendengaran pada anak-anak usia pra sekolah bukan berarti anak
mengalami tuli. Akan tetapi anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada di
sekelilingnya, seperti suara alam, bisikan arah suara dan sebagainya. Kemudian tidak mampu
menirukan berbagai suara tertentu serta tidak mampu menyanyikan lagu sederhana. Sebagian
besar orang tua menganggap perrmasalahan pendengaran anak merupakan hal sepele,
sehingga yang awalnya hanya gangguan kecil menjadi gangguan yang sulit disembuhkan.
Hal tersebut bisa diminimalisir jika orang tua sedini mungkin sering melatih anak
mendengarkan berbagai suara baik mendengarkan kaset lagu ataupun orang tuanya sendiri
sering bernyanyi saat bermain dengan anaknya. Permasalahan pendengaran yang terjadi pada
anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain:
a. Tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu.
b. Tidak mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak.
c. Tidak mampu menceritakan kembali kejadian.
d. Tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita.
e. Dan lain-lain.
D. Masalah Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Untuk anak usia dini/ taman kanak-kanak, keterampilan yang diutamakan
adalah mendengaran dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman
Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang
diucapkan orang-orang di sekelilingnya.
Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di sekitar
kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu
dianggap sebagai sasuatu yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak
kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya, kemudian
bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan
anak dalam berbahasa sangat mempengruhi kemampuan bicara anak pada tahap
perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial
mereka dengan orang lain.
 Ciri khas perkembangan bahasa anak TK adalah
1. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak dapat
menggunakan kalimat dengan baik dan benar.
ii
2. Telah menguasai 90% dari fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata
seperti kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarnya menjadi satu kata
yang mengandung arti contohnya i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis (tata bahasa, misal
saya memberi makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”) bahasa yang digunakan.
3. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang
lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
4. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.
5. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut; warna, ukuran, bentuk,
rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan
(kasar-halus)
6. Mampu menjadi pendengar yang baik.
7. Percakapan yang dilakukan telah menyangkut berbagai komentar terhadap apa yang
dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya.
8. Sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi.
E. Masalah kognitif
Berarti proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia
sedang berpikir, berkembang secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-
syaraf yang berada di pusat susunan syaraf.
 Ciri khas perkembangan kognitif anak TK adalah :
1. Anak sudah mampu menggambarkan objek yang secara fisik tidak hadir, seperti anak
mampu menyusun balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, menggambar, dll.
2. Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris),
seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari sudut
pengamatannya.
3. Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian,
seperti anak tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll.
2. Permasalahan Psiko-Sosial
Perkembangan psikis dan sosial anal-anak erat hubungannya dengan perkembangan
jati diri anak. Permasalahan psiko-sosial anak bisa berasal dari dalam diri anak itu sendiri
maupun yang berhubungan dengan orang lain. Permasalahan psiko-sosial yang terjadi anak-
anak usia taman Kanak-kanak bukan merupakan hal yang permanen. Hal ini perlu kita
maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak proses berpikirnya masih dalam
periode pra-operasional dimana anak masih sangat dominan dengan sifat egosentrisnya.
 Ciri khas perkembangan psikososial anak TK adalah
1. Sudah dapat mengontrol perilakunya sendiri.
2. Sudah dapat merasakan kelucuan (misalnya, ikut tertawa ketika orang dewasa tertawa
atau ada hal-hal yang lucu).
ii
3. Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung sampai usia 5
tahun.
4. Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk melakukannya.
5. Perasaan humor berkembang lebih lanjut.
6. Sudah dapat mempelajari mana yang benar dan yang salah.
7. Sudah dapat menengkan diri
8. Pada usia 6 tahun anak akan menjadi sangat asertif, sering berperilaku seperti boss
(atasan), medominasi situasi, akan tetapi dapat menerima nasihat.
9. Sering bertengkar tetapi cepat berbaikan kembali.
10. Anak sudah dapat menunjukkan sikap marah.
11. Sudah dapat membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan sudah dapat
menerima peraturan dan disiplin.
A. Masalah Sosio-Emosional anak
Permasalahan sosio-emosional yang terjadi pada anak-anak usia dini/taman kanak-
kanak termasuk permasalahan psikologis. Permasalahan sosio-emosional anak juga berasal
dari dalam dirinya dan berhubungan dengan orang lain. Masalah-masalah sosio-emosional
anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain:
a. Sukar berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasa selain orang
yang sudah dikenalnya, kemudian takut sekolah yang dimungkinkan anak takut dengan
guru atau belum siap berpisah dari orang tuanya.
b. Mudah menangis.
c. Sering membangkan jika keinginannya tidak dituruti.
d. Tidak mau bergaul dengan temannya.
e. Mau menang sendiri.
f. Belum memiliki pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin.
g. Belum dapat mengikuti secara penuh aturan-aturan yang ada.
B. Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan marah atau
permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara fisik,
verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam
atau merendahkan (Rita Eka Izzaty:2005). Perilaku agresif biasa ditunjjukan untuk mencapai
tujuan tertentu bisa berupa pembelaan diri atau untuk meraih keunggulan dengan cara
membuat lawan tidak berdaya.
Sasaran perilaku agresif ini bisa diberikan kepada pendidik, teman bahkan
dilampiaskan pada bangunan misalnya memukul dinding atau menendang benda.
Sasaran lainnya bisa juga berupa mengganggu proses belajar atauupun mengganggu kegiatan
lain yang sedang berlangsung. Perilaku agresivitas ini tidak hanya merugikan
pelaku sendiri, tetapi juga bisa merugikan anak-anak lain atau orang lain disekitarnya.
ii
Menurut Rita Eka Izzaty (2005:106) perilaku agresif ada yang wajar dan ada yang tidak
wajar. Perilaku agresif yang dikategorikan wajar apabila agresivitas tersebut sebagai
pelampiasan emosi dan hambatan psikologis yang berlebihan dan tidak sehat. Perilaku
agresif yang dikategorikan tidak wajar apabila perilaku tersebut menetap bahkan sampai
mengganggu lingkungannya.
C. Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi
interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih cepat, jantung
berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Kecemasan
ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang
dirasakan sebagai suatu ancaman.
Pada umumnya kecemasan pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak berangsur-
angsur akan berkurang seiring bertambahnya usia anak. yang dialami anak-anak Taman
Kanak- kanak ditunjukkan dengan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang timbul
ketika diri merasa tidak aman. Gejala ini disebabkan antara lain karena perilaku orang tua
yang terlalu protektif dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
D. Keberbakatan (Giftedness)
Keberbakatan atau biasa disebut anak berbakat merupakan sebutan bagi anak yang
memiliki kemampuan luar biasa pada hampir semua bidang, mempunyai kreativitas tinggi
serta bertanggung jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan bagi anak itu
sendiri maupun bagi pendidik.
Permasalahan anak berbakat tersebut jika diatasi sejak dini akan menguntungkan
semua pihak. Potensi anak akan tersalurkan dan semakin berkembang, sementara
anak-anak lain yang kemampuannya dibawah anak berbakat juga tidak dirugikan.
Keberbakatan mempunyai definisi yang bersifat multidimensional, digambarkan bahwa
anak berbakat sebagai anak yang menunjukkan prestasi tinggi hampir dalam semua
kecerdasan majemuk.
3. Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum
Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanya muncul pada
anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu:
A. Gangguan fungsi Pancaindra
Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak usia dini/
taman kanak-kanak adalah gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran. Gangguan
penglihatan dapat disebabkan faktor biologis dan juga karena faktor lingkungan seperti
pembiasaan. Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi pada telinga yang dibawa
sejak lahir, atau karena kebersihan lubang telinga yang tidak terjaga. Selain itu juga karena
lingkungan yang terlalu bising atau terlalu berbisik-bisik.
ii
B. Cacat Tubuh
Cacat pada tubuh ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sangat tampak
daiantaranya pada tangan, kaki dan wajah. Cacat pada tubuh diindikatorkan berupa
ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas yang menggunakan anggota tubuh
seperti tangan dan kaki seperti memakai pakaian, memegang benda, mengepal, meloncat,
berjinjit dll. Termasuk permasalahan yang sering diamati adalah kidal pada anak. Cacat pada
wajah biasanya muncul dikarenakan anak memiliki bibir sumbing, gigi tongos, mata yang
berbeda dengan mata anak yang normal, dsb. Hal ini bisa berpengaruh terhadap
perkembangan konsep diri anak sebab biasanya anak-anak ini akan merasa sangat malu dan
rendah diri karena diejek dan disingkirkan oleh teman-temannya.
C. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam menggunakan
tangan kanan, tetapi kidal juga muncul karena kebisaaan anak dalam menggunakan tangan
kirinya. Beberapa faktor penyebab kidal pada anak diantaranya karena hemisphere kanan
dalam otak lebih unggul daripada kiri. Pada anak yang penyebabnya hal tersebut jika
dipakasakan maka umumnya akan mengalami gangguan bicara. Penyebab lainnya juga
karena pembiasaan yang salah atau kerena ketidaksengajaan untuk tidak membiasakan anak
menggunakan tangan kanannya
D. Hiperaktif
Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder (ADD) dikategorikan
pada gagngguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang berlebihan. Anak hiperaktif biasanya
mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu, jangka
waktu perhatiannya sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya, tidak
tenang, tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara, serta tindakannya tidak bertujuan, tidak
mampu berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. Terdapat 3 kategori anak-anak yang
memiliki gangguan hiperaktivitas ini yaitu tidak dapat memusatkan perhatian (Innatention),
menurutkan kehendak (Impulsivitas) dan hiperaktivitas. (Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorder III).
ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun, lama gangguan paling sedikit
6 bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otak minimal atau otak tidak dapat
berfungsi penuh, melainkan hanya sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan
yang tercemar racun, bahan tambahan pada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman
alkohol keturunan dan lingkungan.
E. Ngompol (enuresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya
terjadi pada malam hari (nocturnal) tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang
hari (Diurnal). Faktor penyebab ngompol adalah; kelainan fungsi fisiologis pada vesica
urinaria dan urethra, lubang kencing sempit, epilepsi, tidur yang terlalu nyenyak,
ii
ketidakmatangan fisiologis jaringan syaraf otonom akibatnya ketidakmampuan kandung
kemih untuk menyimpan air kencing menjadi kurang, gangguan tingkah laku, gangguan
emosional, regresi kearah stadium, penelantaran toilet training, intelegensi rendah, dan
keturunan.
F. Gagap ( Stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini
mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat- sendat. Gejala yang sering
diperlihatkan dengan gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang suara suku kata
atau kata-kata, dan sering terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu
arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena adanya pemaksaan menggunakan
tangan kanan pada anak kidal, nervous (gugup) biasanya anak-anak yang cenderung
introvert dan anak-anak yang kurang mampu mengadakan hubungan intrepersonal dan
sosial serta tidak percaya diri, Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatan
berpikir.
G. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan para orang tua dan
para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar dari hukuman, peniruan dari orang
dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong,
karena ingin dipuji, karena imajinasinya
H.Mencuri
Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhan secara
materil, kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalam menaklukan karena
petualangan yang heroik, peniruan, cemburu dan dendam, rasa kepemilikian yang
tinggi terhadap barang orang lain.
I. Autisme
Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yang ditandai dengan
anak tidak menguasai kemampuan untuk melakukan interaksi sosial yang timbal
balik, tidak memiliki kemmapuan untuk berkomunikasi, serta munculnya perilaku,
minat, ataupun aktivitas yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak autisme
adalah; Komunikasi; perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang-
kadang kata-kat yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. interaksi sosial; suka
menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk bermain dengan teman lainnya.
Gangguan sensoris; sangat sensitif terhadap sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb.
Pola bermain; tidak kreatif, tidak imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa
alasan yang jelas, tidak suka pada perubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah,
tertawa-tertawa, menangis tanpa alasan yang jelas, tempertantrum jika dilarang.
Penyebab austisme pada anak disebabkan beberapa hal diantranya adalah
ketidakpedulian orang tua pada saat mengandung sehingga terjadi kerusakan metabolik,
ii
penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saat prenatal seperti ibu mengalami penyakit
rubella, TBS tulang dsb. Atau juga terjadi karena pendarahan pada saat kehamilan,
keracunan makanan, virus, polusi, jamur, dsb.
J. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu
diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau
dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
 Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :
1. Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit
kepala.
2. Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan,
bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
3. Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di
sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan
pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua.
 Penyebab anak memiliki rasa takut :
1. Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut
yang sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
2. Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan
sosial lebih menerima rasa takut perempuan).
3. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang
sehat).
4. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang
berlebihan).
5. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih
penakut).
6. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
7. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana
alam, dll.
8. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan,
hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.
 Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik
1. Mendengarkan cerita anak
2. Lindungi dan hibur anak
3. Ajari kenyataan
4. Memberi hadiah
5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
ii
6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia
harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
7. Mendongeng
8. Melakukan aktivitas penuh tantangan
9. Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
10. Menggambar
K. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan
ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung
melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia
diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
 Gejala anak yang agresif :
1. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.
2. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu
permainan yang dilakukan teman-teman.
3. Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok,
berbicara kotor dengan teman.
4. Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok.
Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi,
merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.
 Penyebab anak agresif
1. Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak
dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau
membenarkan permintaan anak)
2. Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang
tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai
dengan kebutuhannya).
3. Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak
mendapat penguatan dari keluarga atau guru).
 Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Bermain peran
2. Belajar mengenal perasaan
3. Belajar berteman melalui permainan beregu
4. Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
5. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
ii
L. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang,
akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
 Ciri anak pemalu adalah :
1. Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa
2. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
3. Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas
4. Enggan bergabung dengan anak-anak lain
5. Lebih senang bermain sendiri
6. Tidak berani tampil dalam permainan
7. Membatasi diri dalam pergaulan
8. Anak tidak banyak bicara
9. Anak kurang terbuka
 Penyebab anak pemalu
1. Keadaan fisik
2. Kesulitan dalam bicara
3. Kurang terampil berteman
4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi
5. Pola asuh yang mencela
 Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2. Belajar bergabung melalui permainan
3. Mengajar cara mulai berteman
4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASALAHAN ANAK USIA
DINI/ TAMAN KANAK-KANAK
Beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan anak usia dini/ taman kanak-
kanak dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Penyebab permasalahan dari faktor internal dalam diri anak disebabkan karena
kelemahan fisik dan karena psikisnya.
 Penyebab permasalahan anak karena faktor fisik terdiri dari:
a. Kesehatan berupa kondisi tubuh yang menurun.
b. Kecacatan pada beberapa organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik, kelainan
pada sistem otak, gen atau kimia darah
 Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis dan sosial adalah:
a. Kecerdasan.
b. Ingatan.
ii
c. Perasaan.
d. Kemauan.
e. Keluarga.
f. Sekolah.
g. Masyarakat.
h. Media.
D. Respon Guru Tk Dalam Menghadapi Anak Tk Yang Bermasalah
1. Menghadapi emosi-emosi negatif anak, dan saat emosi negatif anak muncul sebaiknya
guru menciptakan hubungan yang akrab
2. Sabar menghadapi anak yang sedih, marah, atau ketakutan, dan tidak menjadi marah
jika menghadapi emosi anak.
3. Sadar dan menghargai emosi-emosinya sendiri.
4. Melihat emosi negatif sebagai arena yang penting dalam mengasuh anak.
5. Peka terhadap keadaan emosi anak, walaupun ungkapan emosinya tidak terlalu
kelihatan.
6. Tidak bingung atau cemas menghadapi ungkapan-ungkapan emosional anak.
7. Tidak menanggapi lucu atau meremehkan perasaan negatif anak.
8. Tidak memerintahkan apa yang harus dirasakan oleh anak.
9. Tidak merasa bahwa guru harus membereskan semua masalah bagi anak.
10. Menggunakan saat-saat emosional sebagai saat untuk mendengarkan anak, berempati
dengan kata-kata yang menyejukkan, menolong anak memberi nama emosi yang
sedang dirasakan, menentukan batas-batas dan mengajarkan ungkapan emosi yang
dapat diterima, dan mengajarkan anak untuk terampil dalam menyelesaikan masalah.
ii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang
disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia dini/taman
kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu perkembangan anak
pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak-
kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam
menjalani kehidupan selanjutnya.
Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal
dan eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya. Permasalahan
anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah saja, tetapi juga harus ada
kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Dengan adanya penanganan sedini
mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan
pada tahapan kehidupan lebih lanjut.
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Dra. Rosmala Dewi, M.Pd. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak.
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta 2005
2. Dr. Martini Jamaris, M.Sc. Ed. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
makalah ini penulis membahas mengenai “PERMASALAHAN ANAK USIA DINI DAN
CARA PENANGANANYA”, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat
membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Juli 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengertian Permasalahan Anak........................................................................... 2
B. jenis-jenis permasalahan anak taman kanak-kanak...............................................2
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Aud .................................... 12
D. Respon Guru Tk Dalam Menghadapi Anak Tk Yang Bermasalah.......................13
BAB III PENUTUP................................................................................................. 14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
ii
PERMASALAHAN ANAK USIA DINI
DAN CARA PENANGANANYA BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Dengan mengingat kondisi petani dan kelompok tani secara makro belum sesuai dengan
harapan, maka dalam rangka pemberdayaan petani, pemerintah telah mengembangkan
metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang diarahkan kepada tercapainya landasan
yang kuat bagi petani untuk berswadaya. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan
tersebut adalah kelompok tani . Yaitu kelompok yang berfungsi sebagai kelas belajar
mengajar, unit produksi, wahana kerja sama, serta kegiatan usaha.
Mekanisme terbentuknya kelompok tani ini adalah melalui interaksi antara para Petani dan
Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal
masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan
Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung
dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut.
Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa petani tidak seluruhnya berpartisipasi
dalam kegiatan - kegiatan kelompok itu. Dengan perkataan lain mengapa kelompok tani
kurang mempunyai daya tarik bagi para anggotanya?. Bukankah tujuan dari kegiatan
kelompok tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta
tingkat kesejahteraan petani.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan utama untuk memperoleh gambaran mengenai :
• Profil secara umum kelompok Tani Rukun Mejing Kalibawang
• Struktur organisasi dan kerjasama kelompok tani
• Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kelompok tani.
• Faktor- faktor yang menentukan kemampuan kelompok tani.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan rekomendasi kebijaksanaan yang
berhubungan dengan tata cara untuk mengembangkan peranan dan pembinaan kelompok tani
dalam memberdayakan petani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan para
anggota kelompok tani itu dapat lebih dikembangkan . Mengetahui tingkat peranan kelompok
tani sama dengan mengukur dinamika kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama.
Untuk itu terlebih dulu penting untuk diketahui motor penggerak dinamika perkembangan
kelompok tani tersebut. Adjid ( 1978 ), mengatakan bahwa suatu kelompok sosial
mempunyai "External Structure atau Sosio Group dan Internal Structure atau Phycho Group".
Yang dimaksud External Structure adalah dinamika dari kelompok untuk menanggapi tugas
yang timbul karena adanya tantangan dari lingkungan dalam rangka mewujudkan cita- cita
yang menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut. Sedangkan Internal Structure adalah
pranata atau norma yang mengatur hubungan antar anggota dalam kelompok sehingga setiap
anggota memperoleh kedudukan, peranan dan kewajiban tertentu yang berkaitan dengan
ketentuan distribusi fasilitas, kekuasaan ,dan prestasi kerja.
ii
Peningkatan prdoduktivitas usahatani merupakan external structure sedangkan internal
structure akan berkembang sebagai hasil interaksi sosial dari kelompok tersebut dalam
melaksanakan tugasnya. (Rusidi, 1978), menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui ciri- ciri
suatu kelompok yang kompak (kohesif). Kekompakan (cohesivenese) yaitu daya lekat yang
terjadi sebagai resultante dari segala kekuatan kegiatan seluruh orang yang terlibat dalam
kelompok tersebut untuk tetap tinggal didalamnya. Tertariknya orang tersebut tetap tinggal
dalam kelompok tersebut serta tetap aktif, dapat ditinjau dari : yang pertama dari segi
mengapa orang- orang tersebut tertarik, dan yang kedua mengapa kelompok itu mempunyai
daya tarik.
Maslow (1954), menyebutkan bahwa motif orang untuk berkelompok, terdorong oleh maksud
untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain : untuk survive, seperti kebutuhan fisik
sehari- hari, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk memeproleh
kekuasaan dan lain- lainnya yang diharapkan dapat dipenuhi dari kelompok tersebut. Dengan
demikian dari pihak kelompok tani harus memiliki daya tarik, hal ini dapat tercermin dari
tujuan kelompok, rencana kelompok, dan posisinya atau perananannya dalam masyarakat.
Atau dengan kata lain bahwa kelompok tani itu menjadi objek kebutuhan atau tujuan
kelompok tersebut dapat memberi kepuasan untuk memperoleh kebutuhan, adanya kesamaan
antara tujuan kelompok tani dengan tujuan pribadinya. Sehingga perlu diteliti latar belakang
yang mendorong usaha atau keinginan untuk melakukan usaha demi pemenuhan dengan
keberhasilan ( hasrat dari petani ) termasuk motif berkelompok.
Setelah diketahui motif yang sebenarnya dari petani , kemudian perlu diteliti factor lain yang
berpengaruh terhadap kekompakan suatu kelompok, antara lain : tergantung dari struktur dan
tingkat kepemimpinan dari kelompok tersebut. Berhubung secara fisik kelompok tani itu
telah mempunyai struktur organisasi, adanya pengurus (ketua, penulis, keuangan), petani
maju, petani peserta, maka sudah dapat diduga bahwa otoritas dan wewenang serta sesuatu
komunikasi akan berjalan menurut hirarhi.
Kartasapoetra (1994), mengatakan kegiatan penyuluhan telah banyak membantu para petani
menolong dirinya sendiri (self helf) yang dari padanya dengan didasari semangat gotong
royong yang tinggi dan penuh toleransi mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Persoalan tersebut timbul karena adanya keinginan untuk hidup sejahtera dengan
meningkatkan income sebesar- besarnya dan kebutuhan akan cara- cara atau teknologi baru
yang mereka yakini dapat meningkatkan prduksi, pendapatan serta kesejahteraan mereka.
Disamping hal tersebut penyuluhan juga dapat menjembatani gap antara praktek yang biasa
dilakukan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi
kebutuhan petani tersebut. Yang tidak kalah pentingnya penyuluhan berfungsi sebagai
penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan
dilaksanakan petani dan sebaliknya program dari para petani dan partisipasinya dapat
diperhatikan oleh Pemerintah.
Kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungannya karena mereka aktif membantu
pemerintah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan Penyuluh Lapangan serta
produktivitas usahataninya cukup tinggi, mempunyai sifat keterbukaan, banyak mebantu para
petani dalam memecahkan pesmasalahan yang dihadapi. Biasanya kontak tani merupakan
petani pemilik atau penggarap tanah yang berpengalaman banyak dalam usahataninya,
dinamis dan mempunyai pandangan positif terhadap teknologi baru. (Kartasapoetra, 1994).
Perkembangan tingkat adopsi inovasi teknologi baru antara lain ditentukan oleh
perkembangan kegiatan penyuluhan. Sedangkan proses penerimaan atau penolakan inovasi
teknologi baru tidak berjalan secara langsung dari sumbernya kepada petani. Akan tetapi
proses ini berjalan melalui penyaring atau filter yang berupa tokoh- tokoh opini formal dan in
formal, yang menyaring bagian- bagian apa dan sampai sejauh mana informasi tersebut
diteruskan kepada petani, dan mau membuka atau menutup pintu social, untuk menerima atau
menolak teknologi baru itu. Dengan kata lain pemindahan teknologi baru tidak berlangsung
ii
menurut langkah tunggal (one step flow of transfer) tetapi langkah ganda (multy step flow of
transfer) (Hamijoyo,1974).
Perkembangan dari kelompok tani, disamping ditentukan oleh aktivitas dari kelompok tani itu
sendiri, juga dipenganruhi dan ditentukan oleh kegiatan Penyuluh Pertanian. Implementasi
rencana kerja dari kelompok tani akan tergantung kepada adanya kegiatan yang dilakukan
oleh Penyuluh untuk mendukungnya. Program kerja penyuluhan yang baik apabila dibuat
dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran yang tersusun dalam
monografi wilayah, terutama kondisi dan situasi serta problema yang dihadapi para petani,
peranan dan kemampuan penyuluh, alat bantu penyuluhan serta kesulitan atau hambatan yang
mungkin timbul selama pelaksanaannya. (Kartasapoetra, 1994).
Manusia banyak belajar dengan mencoba serangkaian tindakan yang beragam. Tingkat
tindakan yang dilakukan tergantung pada penghargaan yang diterima. Jika memperoleh
penghargaan , percobaan akan sering dilakukan tetapi jika gagal maka akan ragu- ragu untuk
memulai kegiatan baru lagi dengan demikian penyuluh mempunyai tugas untuk meneguhkan
pendirian petani. Seseorang dengan tingkat penilaian diri atau pengendalian perilaku yang
tinggi, apabila mereka gagal dalam berusaha akan mengulanginya lagi sampai berhasil
dengan baik dan begitu juga sebaliknya.
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN.
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian/survey ini dilaksanakan diwilayah Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang
Kabupaten Kulon Progo, dengan mengambil waktu selama satu bulan mulai dari perencanaan
sampai dengan pembuatan laporan.
3.2 Materi Penelitian
Materi yang dipergunakan dalam penelitian/survey ini adalah Petani anggota kelompok tani,
pengurus kelompok tani, tokoh informal maupun formal, petugas pertanian diwilayah
penelitian sebagai responden untuk memperoleh data primer. Sedangkan untuk melengkapi
informasi yang diperlukan, juga mengambil data sekunder dari monografi wilayah serta data
lain yang mendukung materi penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dipergunakan metode Study Kasus, dengan pemilihan contoh secara
Purposive Sampling yaitu mengambil contoh secara sengaja, dimana peneliti menentukan
dengan sengaja contoh yang akan diteliti yang bertujuan menggambarkan beberapa sifat
populasi. Untuk memperoleh informasi dari responden dipergunakan metode wawancara
mempergunakan kuesener yang telah dipersiapkan lebih dulu. Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan cara menganalisa data monografi wilayah penelitian.
3.4 Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dipergunakan cara analisa tabel bagi
kepentingan mengetahui hubungan profil Kelompok Tani Rukun. Sedangkan pembahasannya
dilakukan secara diskriptif, dan data yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel agar
mudah dalam membacanya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. IDENTITAS KELOMPOK
ii
1. Nama kelompok : R U K U N
2. Satus kelompok : Kelas Madya No. 11/BAR/XII/2002
3. Jumlah anggota : 40 orang
4. Alamat : Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Prop.
D.I. Yogyakarta
5. Tanggal Pembentukan : 10 Januari 1980
6. Nama Ketua Kelompok :Samingan,
7. Pendidikan terakhir ketua kelompok : Diploma 2 (D2)
8. Usaha kelompok :
Sapi potong pembibitan
Hortikultura (cabai, semangka, melon, tomat, kacang panjang,)
Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai, ubikayu)
Perkebunan (kakao, kelapa)
Perikanan (lele)
Ternak unggas (ayam kampung, ayam ras)
Ternak kecil (kambing, kelinci)
Pengolahan kompos dan pupuk cair (urine)
Jasa penggilingan tepung
Simpan pinjam
9. Jumlah populasi ternak di kelompok :
Induk : 139 ekor
Pejantan : 32 ekor
Calon Induk : 16 ekor
Jumlah : 187 ekor
10. Penghargaan yang pernah diperoleh :
Juara I lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2009
Juara I lomba kelompok sapi potong Kabupaten Kulon Progo 2008
Juara III lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2001
Juara IV lomba sapi potong tingkat Propinsi DIY tahun 2005
Juara III lomba Pengembangan Areal Dampak UPSA Prop. 1991
Juara III lomba Penghijauan Swadaya Kabupaten Kulon Progo 1991
B. GAMBARAN UMUM LOKASI KELOMPOK
1. Letak Geografis
Kelompok Peternak Sapi Potong " Rukun " adalah salah satu dari 151 lembaga tani yang ada
di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Terletak di Dukuh Mejing, Desa
Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta dan
secara geografis berada di kaki Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo.
Adapun batas-batas wilayah Kelompok Peternak " Rukun " sebagai berikut :Sebelah Utara
Dukuh Sentul Desa Banjararum Kalibawang, sebelah Timur Dukuh Degan Desa Banjararum
Kalibawang , sebelah Selatan Dukuh Klepu Desa Banjartarum Kalibawang dan sebelah Barat
Dukuh Brajan Desa Banjararum Kalibawang
2. Topografi
Keadaan wilayah Kelompok Peternak " Rukun ", 72% merupakan perbukitan dan 28%
merupakan daerah landai sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 0-45%,
sedang ketinggian tempat dari permukaan laut antara 200-600 meter dpl.
ii
3. Tata guna lahan
Luas wilayah 61,4200 hektar, terdiri dari sawah pengairan teknis 4,5000 ha, sawah pengairan
sederhana 10,4000 ha, sawah tadah hujan 2,2000 ha, tanah tegal 4,8000 ha, tanah pekarangan
28,2000 ha, dan kolam ikan seluas 0,0200 ha
4. Keadaan iklim dan sumberdaya alam
Keadaan curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebagai berikut : bulan kering dengan
CH < 60 mm selama 3 bulan, bulan lembab dengan CH 60-80 mm selama 1 bulan dan bulan
basah dengan CH > 80 mm selama 8 C dan C, suhu minimum 28 bulan, sedangkan keadaan
suhu rata-rata : 32,5 C dan mengenai kelembaban, rata-rata dengan kelembaban suhu
maksimum 37 72,5%, kelembaban minimum 70% dan kelembaban maksimum 75%.
Keadaan tanah meliputi : dataran rendah : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah
antara 10 - 30 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang dan pada
dataran tinggi : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 20 cm, sedangkan
kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang.
C. ASPEK USAHA AGRIBISNIS
a. Aspek Usaha Agribisnis Hulu
1. Perbibitan
Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah penyediaan bibit. Di
kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah
diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki
penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan
(IB). Pelaksanaan IB dilaksanakan secara mandiri, karena kelompok telah memiliki seorang
Inseminator yaitu Sdr. Waljito. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan IB. Di Kelompok
Peternak Rukun, berdasarkan data PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) dari UPTD Kesehatan
Hewan Kalibawang keberhasilan IB telah dicapai dengan rasio S/C sebesar 1,75 yang berarti
setiap ekor induk sapi untuk bunting dikawinkan dengan IB antara 1 - 2 kali saja. Sebagai
gambaran keberhasilan IB kami sajikan data hasil pemeriksaan kebuntingan selama tiga
tahun terakhir sebagai berikut :
No Tahun Frekuensi IB Kebuntingan Ratio S/C
1 2007 39 21 1.85
2 2008 31 19 1.63
3 2009 37 21 1.76
Jumlah 107 61 5.24
Rata-rata 36 20 1.75
Selain itu di kelompok kami juga melaksanakan program sapi lahir kembar, dengan
pemberian tambahan vitamin kepada induk ternak dan kegiatan ini ada kerjasama dengan
BPTP Yogyakarta.
2. Pakan
Pakan pokok hijauan dari jenis rumput gajah, selain itu juga memanfaatkan limbah hasil
pertanian seperti jerami, batang kedelai, jagung, kacang tanah dan cleresede. Sedangkan
pakan tambahan berupa konsentrat, bekatul dan ubikayu. Pakan konsentrat pengadaanya
menjalin kerjasama dengan KUD Sido Tentrem Banjararum Kalibawang Kulon Progo, dan
untuk ubikayu para peternak mengusahakan sendiri dilahan pertanian yang dimiliki.
Kelompok juga melakukan kegiatan fermentasi jerami guna meningkatkan kualitas pakan.
3. Obat-obatan / Vaksin
Untuk menjaga kesehatan ternak peternak melakukan sanitasi kandang dan kebersihan ternak
ii
secara rutin serta pemberian obat cacing setiap empat bulan sekali. Dalam pemeriksaan
kesehatan ternak kelompok melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan dan
kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Untuk memudahkan pelayanan terhadap
kebutuhan anggota, kelompok menyediakan vaksin dan obat-obatan ternak, antara lain :
vaksin, obat cacing, mineral, stardec/starbio, GBN 1, obat lalat, EM4, tetes tebu serta obat-
obatan buatan sendiri alami. Untuk vaksin dan obat-obatan kimia pengadaanya bekerjasama
dengan Kios Kartika Tani di Semaken Banjararum Kalibawang Kulon Progo.
b. Aspek Usaha Budidaya
1. Perkembangan Ternak
Proses produksi usaha ternak sapi potong didalam kelompok bervariasi, meliputi individu
dalam kawasan maupun terpencar dalam lingkup satu pedukuhan. Populasi ternak sapi dari
tahun ketahun perkembanganya cenderung meningkat dan pemilikan ternak rata rata setiap
anggota diantara 4 - 5 ekor ,
Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik populasi ternak selama tiga tahun terakhir
adalah sebagai berikut :
No Tahun Populasi Awal Lahir Mati Jual Populasi Akhir
1 2007 139 40 0 34 145
2 2008 145 45 0 26 178
3 2009 178 43 0 36 187
2. Sistem dan Konstruksi Perkandangan
Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan sinar matahari, angin, hujan dan
penyakit. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ideal agar mudah dibersihkan serta untuk
mencegah terjadinya prolapsus uteri pada sapi betina bunting. Faktor sanitasi kandang
merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap peternak, hal ini akan menguntungan bagi
derajat kesehatan ternak dan pemiliknya. Agar sanitasi kandang tetap terpelihara minimal
perlu pengaturan letak penampungan kotoran ternak dan usaha pengolahanya.
Kelompok peternak Rukun telah mengusahakan sistem kandang permanen yang merupakan
kandang koloni milik kelompok yang dilengkapi dengan rumah fermentasi dan rumah
kompos untuk pengolahan kompos padat maupun cair. Rehab kandang koloni diperhitungkan
menghabiskan biaya sebanyak Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Untuk kandang
perorangan juga dengan konstruksi permanen dan dibuat dengan jarak 10 meter dari rumah
pemukiman.
3. Upaya Perbaikan Reproduksi
Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah bibit. Di kelompok Rukun,
bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan
memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan
tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan dan dalam pelaksanaan IB
kelompok tani Rukun telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito, sehingga
keberhasilan IB yang telah dicapai adalah dengan rasio S/C sebesar 1,75. Peternak telah
melakukan pencatatan perkawinan dan kelahiran. Sedangkan untuk peremajaan induk
dilakukan setelah umur delapan tahun atau setelah beranak enam kali. Selanjutnya guna
meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi potong, kelompok peternak Rukun bekerjasama
dengan BPTP Yogyakarta dalam menerapkan program sapi beranak kembar.
4. Formulasi Ransum
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak merupakan faktor penting dalam usaha ternak sapi
potong. Hal tersebut diperoleh dengan pemberian pakan dan air minum yang cukup dalam
jumlah dan kandungan gizinya. Pakan diberikan dalam sehari dua kali serta perlu
memperhatikan bobot sapi, usia dan status kesehatan. Rata-rata kebutuhan pokok pakan
sehari sebagai berikut : hijauan (HMT) sebanyak 20 kg, konsentrat sebanyak 3 kg dan hasil
ii
fermentasi sebanyak 10 kg. Pemberian pakan untuk sapi yang bunting 5 bulan keatas dan sapi
menyusui perlu penambahan porsi, hal ini dimaksudkan agar produksi susu dan kegemukan
sapi dapat terjaga. Dengan pemberian ransum yang tepat diharapkan kenaikan bobot badan
(ADG) sebesar 0,6 kg per hari dapat tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya
konsentrat dan bekatul kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan KUD Sido Tentrem
Kalibawang Kulon Progo.
5. Pencegahan dan Penanganan Penyakit
Sistem pencegahan dan penanganan penyakit di kelompok tani Rukun dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain : pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali, penambahan mineral,
pemberian obat-obatan alami, sanitasi kandang secara rutin dan menjaga kebersihan ternak
dengan cara memandikan ternak. Berkaitan dengan kesehatan ternak Kelompok telah
melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan di Kecamatan Kalibawang.
6. Penanganan Limbah
Kelompok peternak Rukun telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk
organik padat (kompos) dan pupuk cair urine sapi. Produksi hasil pengolahan limbah menjadi
tambahan pendapatan bagi peternak. Penjualan kompos dari tahun ke tahun ada peningkatan
dan sebagai gambaran penjualan pupuk organik selama tiga tahun terakhir kami sajikan data
dan grafik poduksi dan nilai jual pupuk kompos sebagai berikut :
No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp)
1 2007 76 38.000.000
2 2008 81 40.500.000
3 2009 82 41.000.000
Tahun 2009 kelompok melengkapi sarana dan peralatan pembuatan kompos padat maupun
cair. Guna meningkatkan teknologi pengolahan limbah kotoran ternak, kelompok
bekerjasama dengan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan dalam penjualan
pupuk organik bekerjasama dengan Gapoktan Tani Manunggal Desa Banjararum
Kalibawang.
c. Aspek Usaha Agribisnis Hilir
1. Pemasaran
Produk utama usaha ternak sapi potong adalah bibit sapi. Penjualan ternak di kelompok tani
Rukun dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan sebagai gambaran penjualan ternak
selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2008 sebanyak 26 ekor dan tahun
2009 sebanyak 36 ekor. Dalam pemasaran ternak kelompok bekerjasama dengan pedagang
ternak yaitu Bapak Budiyono di Semaken Banjararum Kalibawang.
2. Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil ternak sapi potong untuk sementara ini difokuskan pada pengolahan kotoran
ternak. Fases diolah menjadi kompos dan urine diolah menjadi pupuk cair. Selain itu kotoran
ternak juga dimanfaatkan untuk memperoleh energi alternatif berupa bio energi (biogas)dari
pembuatan biodegester. Manfaat ganda dari pembuatan biodegester selain sebagai sumber
energi alternatif, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak dan kesehatan
lingkungan karena kandang ternak selalu dalam keadaan bersih. Selain itu juga diperoleh
pupuk cair dari limbah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat
baik. Sedangkan untuk produksi pupuk cair dari urine sapi rata-rata tiap bulan menghasilkan
1.000 liter, dan setelah di fermentasi dapat dijual dengan harga per liter Rp. 4.000,- dengan
demikian ada penambahan pendapatan peternak sapi yang berada di kandang koloni setiap
bulanya sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah).
d. Aspek Kelembagaan
ii
1. Pembentukan Kelompok
Adanya permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh masing masing peternak seperti
terhambatnya penyebaran informasi, kesulitan mencari bibit yang baik, mahalnya sarana
produksi pakan, harga jual ternak yang selalu ada permain dari pedagang dan seringnya ada
gangguan kesehatan ternak, sehingga masyarakat bersepakat dalam musyawarah untuk
membentuk kelompok.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Kelompok Tani Rukun sebagai berikut :
a. Pelindung : Wartoyo (Kepala Desa)
b. Ketua : I. Samingan
: II. Pujiman
c. Sekretaris : I. Juwito
: II. Waljito
d. Bendahara : I. Mujiyono
: II. Muji
e. Sie Keswan & Pemasaran : Maryono
f. Sie Pengolahan Kompos : Pujiman
g. Sie HMT : Ali Usman
h. Sie Sarana Produksi : Saratun
3. Pemilihan Pengurus
Pengurus dipilih melalui musyawarah secara demokratis, dan ketentuan mengenai pemilihan
pengurus ini telah diatur dalam AD/ART dan mengenai masa bakti pengurus adalah selama 5
tahun.
4. Kegiatan Pelayanan Anggota
Kelompok peternak Rukun memiliki tiga fungsi utama yaitu berfungsi sebagai wahana
belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi bagi para anggota kelompok.
Anggota menerima informasi teknologi dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi melalui
media pertemuan rutin setiap malam Selasa Pon. Selain itu pada saat pertemuan juga ada
kegiatan pelayanan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi seperti pakan konsentrat, vaksin dan
obat-obatan dapat dilayani melalui TPK (Tempat Pelayanan Kelompok).
5. Rencana Kerja Kelompok
Dalam rangka untuk mengembangkan kegiatan dan usaha agribisnis sapi potong pembibitan,
anggota bersepakat dalam musyawarah kelompok menetapkan rencana kerja sebagai berikut :
a. Pembuatan rumah fermentasi jerami dan kompos
b. Perbaikan jalan produksi
c. Melengkapi Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
d. Gerakan sanitasi kandang
e. Pembuatan fermentasi jerami
f. Pengobatan cacing
g. Uji laboratorium hasil kompos ke UPN Yogyakarta
h. Pemeriksaan kesehatan dan kebuntingan
i. Pengadaan pakan tambahan (konsentrat)
j. Kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan kelompok
k. Pembuatan packing produksi kompos
l. Pemekaran kandang kelompok
6. Program Pelatihan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dilaksanakan melalui kerjasama
dengan BPTP Yogyakarta, Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta dan Dinas terkait.
Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah diikuti oleh peternak antara
lain : pelatihan, magang dan studi banding.
ii
7. Perkembangan Pendapatan
Berdasarkan hasil analisa usahatani ternak sapi potong dapat disimpulkan bahwa pendapatan
peternak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sebagai gambaran kami sajikan
data dan grafik besaran pendapatan peternak sapi potong selama tiga tahun terakhir sebagai
berikut :
No Tahun Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) B/C ratio
1 2007 1.043.804.160 1.583.500.000 1.52
2 2008 1.223.004.160 1.904.500.000 1.56
3 2009 1.303.644.100 2.298.400.000 1.76
8. Sumber-sumber Modal Kelompok
Modal kelompok yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha agribisnis dan kegiatan
lainya pada akhir tahun 2009 sebesar Rp.524.450.000,- berasal dari berbagai sumber antara
lain :
PKP tahun 1999 sebesar Rp.300.000.000,-
Modal pinjaman kepada anggota sebesar Rp.50.000.000,-
Penjualan kompos selama empat tahun sebesar Rp.155.000.000,-
Jasa gilingan tepung Rp.600.000, per tahun
Jasa pompa air Rp.1.000.000,- per tahun
Persewaan kursi Rp.250.000,- per tahun
Retribusi penjualan ternak selama 3 tahun terakhir sebanyak 96 ekor @ Rp.10.000,- =
Rp.960.000,-
Retribusi jasa IB selama 3 tahun terakhir sebanyak 128 ekor @ Rp.5.000,- = Rp.640.000,-
Bantuan pembuatan pupuk organik dari Dinas Pertanian Propinsi DIY sebesar
Rp.16.000.000,-
9. Tingkat Keuntungan dan Manfaat
Dari pengembangan modal kelompok tersebut diatas digunakan untuk membangun fasilitas
umum maupun sarana dan prasrana yang terkait dengan usaha agribisnis pembibitan sapi
potong :
a. Perbaikan rumah fermentasi kompos senilai Rp.15.000.000,-
b. Membangun jalan aspal sepanjang 1,5 km senilai Rp.102.000.000,-
c. Pembelian TV Kelompok senilai Rp.600.000,-
d. Pengadaan gilingan tepung 1 buah senilai Rp.3.000.000,-
e. Pengadaan pompa air 1 buah senilai Rp.3.000.000,-
f. Pengadaan kursi 100 buah senilai Rp.2.800.000,-
g. Pengadaan kompresor 1 buah senilai Rp.3.500.000,-
h. Perluasan kandang kelompok untuk 16 ekor senilai Rp.25.000.000,-
i. Pemasangan listrik kandang kelompok Rp.1.000.000,-
j. Membangun tempat pakan ternak di kandang koloni senilai Rp.15.000.000,-
k. Biaya sewa lokasi kandang untuk seluas 1.000 meter setiap 5 tahun Rp.3.000.000,-
l. Perbaikan kandang kelompok tahun 2010 sebesar Rp.70.000.000,-
m. Pembelian alat pengolah urine senilai Rp.3.000.000,
D. MITRA KERJA KELOMPOK
Dalam mengembangkan usaha, kelompok melakukan pengembangan jejaring kemitraan
dengan berbagai pihak, seperti dalam tabel berikut ini :
No Nama Alamat Bentuk Kerjasama
1. Poskeswan Banjararum Kalibawang Kulon Progo Pemeriksaan Kesehatan ternak
2. Budiyono Semaken Banjararum Kalibawang Kln Progo Penyediaan bibit dan pemasaran
ternak
3. Kios Kartika Tani Semaken, Banjararum Kalibawang, Kln Progo Penyediaan vaksin dan
obat-obatan
4. KUD Sido Tentrem Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Pengadaan konsentrat, bekatul
ii
dan pupuk
5. LKM Binangun Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Permodalan
6. Gapoktan / LKM-A Tani Manunggal Banjararum, Kalibawang Kulon Progo 1. Permodalan
2. Pemasaran
pupuk organik
7. BPTP Yogyakarta 1. Pengembangan teknologi dan SDM 2. Program PSDS
8. Perguruan Tinggi UPN Yogyakarta Pengembangan teknologi & SDM
E. KEUNGGULAN KELOMPOK
Jiwa semangat bekerja dari pengurus dan anggota kelompok merupakan asset yang sangat
berharga untuk menuju pengembangan usaha agribisnis sapi potong perbibitan yang
diharapkan.
Adanya kandang koloni kelompok mempercepat sampainya informasi teknologi diterima
anggota serta berbagai permasalahan segera dapat diselesaikan.
Dilengkapinya fasilitas pembuatan kompos dan pupuk urine sapi memungkinkan pembuatan
pupuk organik skala besar.
Jaringan kemitraan yang telah terbangun dari berbagai pihak memberikan peluang
peningkatan keuntungan usaha ternak sapi potong.
Dimilikinya sorang Inseminator sehingga keberhasilan kebuntingan dapat dicapai dengan
ratio S/C sama dengan 1,75.
Dikembangkanya program pertanian terpadu, sehingga memberi peluang besar terhadap
pengembangan usaha agribisnis ternak sapi.
Kelompok peternak sapi potong Rukun terpilih menjadi salah satu sample Program P2SDS
oleh BPTP Yogyakarta.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Mekanisme terbentuknya kelompok tani , melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh
Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa
setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani
sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari
kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut
Kegiatan kelompok ternak Rukun meliputi agribisnis hulu, aspek budidaya dan agribisnis
hilir berjalan cukup baik terbukti dengan berhasilnya pelaksanaan kegiatan masing- masing
aspek tersebut sesuai anjuran.
Salah satu penentu keberhasilan dan dinamika kelompok adalah karena berfungsinya
hubungan baik antar kelompok maupun pihak lain yang mendukung melalui perjanjian
kerjasama saling menguntungkan melalui kemitraan.
Dari segi ekonomi kelompok ternak Rukun ditunjang dengan adanya pemupukan modal baik
dari iuran anggota, simpanan , serta pendapatan lain yang sah sesuai AD / ART. Sedangkan
secara individu berdasarkan perhitungan analisa usahatani ternyata usaha ternak sapi sangat
menguntungkan .
2. Saran - Saran
Agar kemampuan kelompok semakin tinggi dan kuat maka pendampingan rutin dan
berkelanjutan sangat diperlukan dengan berbagai metode maupun modifikasinya.
Untuk meningkatkan pendapatan peternak serta menjaga kelestarian lingkungan maka
pengolahan limbah kotoran ternak perlu terus digalakkan baik untuk keperluan sendiri
maupun dijual sebagai pupuk organic bagi tanaman pangan.
Kemampuan masing- masing anggota perlu ditingkatkan baik dari segi teknis budidaya
maupun perekonomiannya sehingga mampu mempertahankan kualitas budidaya ternak sapi
yang akhirnya dapat diperoleh keuntungan yang optimal..
ii
BAB V
PENUTUP
Dengan berakhirnya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan pendampingan kelompok tani sehingga materi dan metode
nya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pembinaan kelompok ternak sapi potong
,semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan
dalam menentukan arah kebijaksanaan dikemudian hari.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Dengan mengingat kondisi petani dan kelompok tani secara makro belum sesuai dengan
harapan, maka dalam rangka pemberdayaan petani, pemerintah telah mengembangkan
metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang diarahkan kepada tercapainya landasan
yang kuat bagi petani untuk berswadaya. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan
tersebut adalah kelompok tani . Yaitu kelompok yang berfungsi sebagai kelas belajar
mengajar, unit produksi, wahana kerja sama, serta kegiatan usaha.
Mekanisme terbentuknya kelompok tani ini adalah melalui interaksi antara para Petani dan
Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal
masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan
Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung
dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut.
Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa petani tidak seluruhnya berpartisipasi
dalam kegiatan - kegiatan kelompok itu. Dengan perkataan lain mengapa kelompok tani
kurang mempunyai daya tarik bagi para anggotanya?. Bukankah tujuan dari kegiatan
kelompok tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta
tingkat kesejahteraan petani.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan utama untuk memperoleh gambaran mengenai :
• Profil secara umum kelompok Tani Rukun Mejing Kalibawang
• Struktur organisasi dan kerjasama kelompok tani
• Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kelompok tani.
• Faktor- faktor yang menentukan kemampuan kelompok tani.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan rekomendasi kebijaksanaan yang
berhubungan dengan tata cara untuk mengembangkan peranan dan pembinaan kelompok tani
dalam memberdayakan petani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan para
anggota kelompok tani itu dapat lebih dikembangkan . Mengetahui tingkat peranan kelompok
tani sama dengan mengukur dinamika kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama.
Untuk itu terlebih dulu penting untuk diketahui motor penggerak dinamika perkembangan
kelompok tani tersebut. Adjid ( 1978 ), mengatakan bahwa suatu kelompok sosial
mempunyai "External Structure atau Sosio Group dan Internal Structure atau Phycho Group".
Yang dimaksud External Structure adalah dinamika dari kelompok untuk menanggapi tugas
ii
yang timbul karena adanya tantangan dari lingkungan dalam rangka mewujudkan cita- cita
yang menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut. Sedangkan Internal Structure adalah
pranata atau norma yang mengatur hubungan antar anggota dalam kelompok sehingga setiap
anggota memperoleh kedudukan, peranan dan kewajiban tertentu yang berkaitan dengan
ketentuan distribusi fasilitas, kekuasaan ,dan prestasi kerja.
Peningkatan prdoduktivitas usahatani merupakan external structure sedangkan internal
structure akan berkembang sebagai hasil interaksi sosial dari kelompok tersebut dalam
melaksanakan tugasnya. (Rusidi, 1978), menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui ciri- ciri
suatu kelompok yang kompak (kohesif). Kekompakan (cohesivenese) yaitu daya lekat yang
terjadi sebagai resultante dari segala kekuatan kegiatan seluruh orang yang terlibat dalam
kelompok tersebut untuk tetap tinggal didalamnya. Tertariknya orang tersebut tetap tinggal
dalam kelompok tersebut serta tetap aktif, dapat ditinjau dari : yang pertama dari segi
mengapa orang- orang tersebut tertarik, dan yang kedua mengapa kelompok itu mempunyai
daya tarik.
Maslow (1954), menyebutkan bahwa motif orang untuk berkelompok, terdorong oleh maksud
untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain : untuk survive, seperti kebutuhan fisik
sehari- hari, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk memeproleh
kekuasaan dan lain- lainnya yang diharapkan dapat dipenuhi dari kelompok tersebut. Dengan
demikian dari pihak kelompok tani harus memiliki daya tarik, hal ini dapat tercermin dari
tujuan kelompok, rencana kelompok, dan posisinya atau perananannya dalam masyarakat.
Atau dengan kata lain bahwa kelompok tani itu menjadi objek kebutuhan atau tujuan
kelompok tersebut dapat memberi kepuasan untuk memperoleh kebutuhan, adanya kesamaan
antara tujuan kelompok tani dengan tujuan pribadinya. Sehingga perlu diteliti latar belakang
yang mendorong usaha atau keinginan untuk melakukan usaha demi pemenuhan dengan
keberhasilan ( hasrat dari petani ) termasuk motif berkelompok.
Setelah diketahui motif yang sebenarnya dari petani , kemudian perlu diteliti factor lain yang
berpengaruh terhadap kekompakan suatu kelompok, antara lain : tergantung dari struktur dan
tingkat kepemimpinan dari kelompok tersebut. Berhubung secara fisik kelompok tani itu
telah mempunyai struktur organisasi, adanya pengurus (ketua, penulis, keuangan), petani
maju, petani peserta, maka sudah dapat diduga bahwa otoritas dan wewenang serta sesuatu
komunikasi akan berjalan menurut hirarhi.
Kartasapoetra (1994), mengatakan kegiatan penyuluhan telah banyak membantu para petani
menolong dirinya sendiri (self helf) yang dari padanya dengan didasari semangat gotong
royong yang tinggi dan penuh toleransi mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Persoalan tersebut timbul karena adanya keinginan untuk hidup sejahtera dengan
meningkatkan income sebesar- besarnya dan kebutuhan akan cara- cara atau teknologi baru
yang mereka yakini dapat meningkatkan prduksi, pendapatan serta kesejahteraan mereka.
Disamping hal tersebut penyuluhan juga dapat menjembatani gap antara praktek yang biasa
dilakukan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi
kebutuhan petani tersebut. Yang tidak kalah pentingnya penyuluhan berfungsi sebagai
penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan
dilaksanakan petani dan sebaliknya program dari para petani dan partisipasinya dapat
diperhatikan oleh Pemerintah.
Kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungannya karena mereka aktif membantu
pemerintah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan Penyuluh Lapangan serta
produktivitas usahataninya cukup tinggi, mempunyai sifat keterbukaan, banyak mebantu para
petani dalam memecahkan pesmasalahan yang dihadapi. Biasanya kontak tani merupakan
petani pemilik atau penggarap tanah yang berpengalaman banyak dalam usahataninya,
dinamis dan mempunyai pandangan positif terhadap teknologi baru. (Kartasapoetra, 1994).
Perkembangan tingkat adopsi inovasi teknologi baru antara lain ditentukan oleh
perkembangan kegiatan penyuluhan. Sedangkan proses penerimaan atau penolakan inovasi
ii
teknologi baru tidak berjalan secara langsung dari sumbernya kepada petani. Akan tetapi
proses ini berjalan melalui penyaring atau filter yang berupa tokoh- tokoh opini formal dan in
formal, yang menyaring bagian- bagian apa dan sampai sejauh mana informasi tersebut
diteruskan kepada petani, dan mau membuka atau menutup pintu social, untuk menerima atau
menolak teknologi baru itu. Dengan kata lain pemindahan teknologi baru tidak berlangsung
menurut langkah tunggal (one step flow of transfer) tetapi langkah ganda (multy step flow of
transfer) (Hamijoyo,1974).
Perkembangan dari kelompok tani, disamping ditentukan oleh aktivitas dari kelompok tani itu
sendiri, juga dipenganruhi dan ditentukan oleh kegiatan Penyuluh Pertanian. Implementasi
rencana kerja dari kelompok tani akan tergantung kepada adanya kegiatan yang dilakukan
oleh Penyuluh untuk mendukungnya. Program kerja penyuluhan yang baik apabila dibuat
dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran yang tersusun dalam
monografi wilayah, terutama kondisi dan situasi serta problema yang dihadapi para petani,
peranan dan kemampuan penyuluh, alat bantu penyuluhan serta kesulitan atau hambatan yang
mungkin timbul selama pelaksanaannya. (Kartasapoetra, 1994).
Manusia banyak belajar dengan mencoba serangkaian tindakan yang beragam. Tingkat
tindakan yang dilakukan tergantung pada penghargaan yang diterima. Jika memperoleh
penghargaan , percobaan akan sering dilakukan tetapi jika gagal maka akan ragu- ragu untuk
memulai kegiatan baru lagi dengan demikian penyuluh mempunyai tugas untuk meneguhkan
pendirian petani. Seseorang dengan tingkat penilaian diri atau pengendalian perilaku yang
tinggi, apabila mereka gagal dalam berusaha akan mengulanginya lagi sampai berhasil
dengan baik dan begitu juga sebaliknya.
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN.
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian/survey ini dilaksanakan diwilayah Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang
Kabupaten Kulon Progo, dengan mengambil waktu selama satu bulan mulai dari perencanaan
sampai dengan pembuatan laporan.
3.2 Materi Penelitian
Materi yang dipergunakan dalam penelitian/survey ini adalah Petani anggota kelompok tani,
pengurus kelompok tani, tokoh informal maupun formal, petugas pertanian diwilayah
penelitian sebagai responden untuk memperoleh data primer. Sedangkan untuk melengkapi
informasi yang diperlukan, juga mengambil data sekunder dari monografi wilayah serta data
lain yang mendukung materi penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dipergunakan metode Study Kasus, dengan pemilihan contoh secara
Purposive Sampling yaitu mengambil contoh secara sengaja, dimana peneliti menentukan
dengan sengaja contoh yang akan diteliti yang bertujuan menggambarkan beberapa sifat
populasi. Untuk memperoleh informasi dari responden dipergunakan metode wawancara
mempergunakan kuesener yang telah dipersiapkan lebih dulu. Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan cara menganalisa data monografi wilayah penelitian.
3.4 Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dipergunakan cara analisa tabel bagi
kepentingan mengetahui hubungan profil Kelompok Tani Rukun. Sedangkan pembahasannya
dilakukan secara diskriptif, dan data yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel agar
mudah dalam membacanya
ii
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. IDENTITAS KELOMPOK
1. Nama kelompok : R U K U N
2. Satus kelompok : Kelas Madya No. 11/BAR/XII/2002
3. Jumlah anggota : 40 orang
4. Alamat : Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Prop.
D.I. Yogyakarta
5. Tanggal Pembentukan : 10 Januari 1980
6. Nama Ketua Kelompok :Samingan,
7. Pendidikan terakhir ketua kelompok : Diploma 2 (D2)
8. Usaha kelompok :
Sapi potong pembibitan
Hortikultura (cabai, semangka, melon, tomat, kacang panjang,)
Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai, ubikayu)
Perkebunan (kakao, kelapa)
Perikanan (lele)
Ternak unggas (ayam kampung, ayam ras)
Ternak kecil (kambing, kelinci)
Pengolahan kompos dan pupuk cair (urine)
Jasa penggilingan tepung
Simpan pinjam
9. Jumlah populasi ternak di kelompok :
Induk : 139 ekor
Pejantan : 32 ekor
Calon Induk : 16 ekor
Jumlah : 187 ekor
10. Penghargaan yang pernah diperoleh :
Juara I lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2009
Juara I lomba kelompok sapi potong Kabupaten Kulon Progo 2008
Juara III lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2001
Juara IV lomba sapi potong tingkat Propinsi DIY tahun 2005
Juara III lomba Pengembangan Areal Dampak UPSA Prop. 1991
Juara III lomba Penghijauan Swadaya Kabupaten Kulon Progo 1991
B. GAMBARAN UMUM LOKASI KELOMPOK
1. Letak Geografis
Kelompok Peternak Sapi Potong " Rukun " adalah salah satu dari 151 lembaga tani yang ada
di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Terletak di Dukuh Mejing, Desa
Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta dan
secara geografis berada di kaki Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo.
Adapun batas-batas wilayah Kelompok Peternak " Rukun " sebagai berikut :Sebelah Utara
Dukuh Sentul Desa Banjararum Kalibawang, sebelah Timur Dukuh Degan Desa Banjararum
Kalibawang , sebelah Selatan Dukuh Klepu Desa Banjartarum Kalibawang dan sebelah Barat
Dukuh Brajan Desa Banjararum Kalibawang
2. Topografi
ii
Keadaan wilayah Kelompok Peternak " Rukun ", 72% merupakan perbukitan dan 28%
merupakan daerah landai sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 0-45%,
sedang ketinggian tempat dari permukaan laut antara 200-600 meter dpl.
3. Tata guna lahan
Luas wilayah 61,4200 hektar, terdiri dari sawah pengairan teknis 4,5000 ha, sawah pengairan
sederhana 10,4000 ha, sawah tadah hujan 2,2000 ha, tanah tegal 4,8000 ha, tanah pekarangan
28,2000 ha, dan kolam ikan seluas 0,0200 ha
4. Keadaan iklim dan sumberdaya alam
Keadaan curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebagai berikut : bulan kering dengan
CH < 60 mm selama 3 bulan, bulan lembab dengan CH 60-80 mm selama 1 bulan dan bulan
basah dengan CH > 80 mm selama 8 C dan C, suhu minimum 28 bulan, sedangkan keadaan
suhu rata-rata : 32,5 C dan mengenai kelembaban, rata-rata dengan kelembaban suhu
maksimum 37 72,5%, kelembaban minimum 70% dan kelembaban maksimum 75%.
Keadaan tanah meliputi : dataran rendah : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah
antara 10 - 30 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang dan pada
dataran tinggi : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 20 cm, sedangkan
kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang.
C. ASPEK USAHA AGRIBISNIS
a. Aspek Usaha Agribisnis Hulu
1. Perbibitan
Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah penyediaan bibit. Di
kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah
diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki
penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan
(IB). Pelaksanaan IB dilaksanakan secara mandiri, karena kelompok telah memiliki seorang
Inseminator yaitu Sdr. Waljito. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan IB. Di Kelompok
Peternak Rukun, berdasarkan data PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) dari UPTD Kesehatan
Hewan Kalibawang keberhasilan IB telah dicapai dengan rasio S/C sebesar 1,75 yang berarti
setiap ekor induk sapi untuk bunting dikawinkan dengan IB antara 1 - 2 kali saja. Sebagai
gambaran keberhasilan IB kami sajikan data hasil pemeriksaan kebuntingan selama tiga
tahun terakhir sebagai berikut :
No Tahun Frekuensi IB Kebuntingan Ratio S/C
1 2007 39 21 1.85
2 2008 31 19 1.63
3 2009 37 21 1.76
Jumlah 107 61 5.24
Rata-rata 36 20 1.75
Selain itu di kelompok kami juga melaksanakan program sapi lahir kembar, dengan
pemberian tambahan vitamin kepada induk ternak dan kegiatan ini ada kerjasama dengan
BPTP Yogyakarta.
2. Pakan
Pakan pokok hijauan dari jenis rumput gajah, selain itu juga memanfaatkan limbah hasil
pertanian seperti jerami, batang kedelai, jagung, kacang tanah dan cleresede. Sedangkan
pakan tambahan berupa konsentrat, bekatul dan ubikayu. Pakan konsentrat pengadaanya
menjalin kerjasama dengan KUD Sido Tentrem Banjararum Kalibawang Kulon Progo, dan
ii
untuk ubikayu para peternak mengusahakan sendiri dilahan pertanian yang dimiliki.
Kelompok juga melakukan kegiatan fermentasi jerami guna meningkatkan kualitas pakan.
3. Obat-obatan / Vaksin
Untuk menjaga kesehatan ternak peternak melakukan sanitasi kandang dan kebersihan ternak
secara rutin serta pemberian obat cacing setiap empat bulan sekali. Dalam pemeriksaan
kesehatan ternak kelompok melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan dan
kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Untuk memudahkan pelayanan terhadap
kebutuhan anggota, kelompok menyediakan vaksin dan obat-obatan ternak, antara lain :
vaksin, obat cacing, mineral, stardec/starbio, GBN 1, obat lalat, EM4, tetes tebu serta obat-
obatan buatan sendiri alami. Untuk vaksin dan obat-obatan kimia pengadaanya bekerjasama
dengan Kios Kartika Tani di Semaken Banjararum Kalibawang Kulon Progo.
b. Aspek Usaha Budidaya
1. Perkembangan Ternak
Proses produksi usaha ternak sapi potong didalam kelompok bervariasi, meliputi individu
dalam kawasan maupun terpencar dalam lingkup satu pedukuhan. Populasi ternak sapi dari
tahun ketahun perkembanganya cenderung meningkat dan pemilikan ternak rata rata setiap
anggota diantara 4 - 5 ekor ,
Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik populasi ternak selama tiga tahun terakhir
adalah sebagai berikut :
No Tahun Populasi Awal Lahir Mati Jual Populasi Akhir
1 2007 139 40 0 34 145
2 2008 145 45 0 26 178
3 2009 178 43 0 36 187
2. Sistem dan Konstruksi Perkandangan
Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan sinar matahari, angin, hujan dan
penyakit. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ideal agar mudah dibersihkan serta untuk
mencegah terjadinya prolapsus uteri pada sapi betina bunting. Faktor sanitasi kandang
merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap peternak, hal ini akan menguntungan bagi
derajat kesehatan ternak dan pemiliknya. Agar sanitasi kandang tetap terpelihara minimal
perlu pengaturan letak penampungan kotoran ternak dan usaha pengolahanya.
Kelompok peternak Rukun telah mengusahakan sistem kandang permanen yang merupakan
kandang koloni milik kelompok yang dilengkapi dengan rumah fermentasi dan rumah
kompos untuk pengolahan kompos padat maupun cair. Rehab kandang koloni diperhitungkan
menghabiskan biaya sebanyak Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Untuk kandang
perorangan juga dengan konstruksi permanen dan dibuat dengan jarak 10 meter dari rumah
pemukiman.
3. Upaya Perbaikan Reproduksi
Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah bibit. Di kelompok Rukun,
bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan
memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan
tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan dan dalam pelaksanaan IB
kelompok tani Rukun telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito, sehingga
keberhasilan IB yang telah dicapai adalah dengan rasio S/C sebesar 1,75. Peternak telah
melakukan pencatatan perkawinan dan kelahiran. Sedangkan untuk peremajaan induk
dilakukan setelah umur delapan tahun atau setelah beranak enam kali. Selanjutnya guna
meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi potong, kelompok peternak Rukun bekerjasama
dengan BPTP Yogyakarta dalam menerapkan program sapi beranak kembar.
ii
4. Formulasi Ransum
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak merupakan faktor penting dalam usaha ternak sapi
potong. Hal tersebut diperoleh dengan pemberian pakan dan air minum yang cukup dalam
jumlah dan kandungan gizinya. Pakan diberikan dalam sehari dua kali serta perlu
memperhatikan bobot sapi, usia dan status kesehatan. Rata-rata kebutuhan pokok pakan
sehari sebagai berikut : hijauan (HMT) sebanyak 20 kg, konsentrat sebanyak 3 kg dan hasil
fermentasi sebanyak 10 kg. Pemberian pakan untuk sapi yang bunting 5 bulan keatas dan sapi
menyusui perlu penambahan porsi, hal ini dimaksudkan agar produksi susu dan kegemukan
sapi dapat terjaga. Dengan pemberian ransum yang tepat diharapkan kenaikan bobot badan
(ADG) sebesar 0,6 kg per hari dapat tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya
konsentrat dan bekatul kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan KUD Sido Tentrem
Kalibawang Kulon Progo.
5. Pencegahan dan Penanganan Penyakit
Sistem pencegahan dan penanganan penyakit di kelompok tani Rukun dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain : pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali, penambahan mineral,
pemberian obat-obatan alami, sanitasi kandang secara rutin dan menjaga kebersihan ternak
dengan cara memandikan ternak. Berkaitan dengan kesehatan ternak Kelompok telah
melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan di Kecamatan Kalibawang.
6. Penanganan Limbah
Kelompok peternak Rukun telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk
organik padat (kompos) dan pupuk cair urine sapi. Produksi hasil pengolahan limbah menjadi
tambahan pendapatan bagi peternak. Penjualan kompos dari tahun ke tahun ada peningkatan
dan sebagai gambaran penjualan pupuk organik selama tiga tahun terakhir kami sajikan data
dan grafik poduksi dan nilai jual pupuk kompos sebagai berikut :
No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp)
1 2007 76 38.000.000
2 2008 81 40.500.000
3 2009 82 41.000.000
Tahun 2009 kelompok melengkapi sarana dan peralatan pembuatan kompos padat maupun
cair. Guna meningkatkan teknologi pengolahan limbah kotoran ternak, kelompok
bekerjasama dengan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan dalam penjualan
pupuk organik bekerjasama dengan Gapoktan Tani Manunggal Desa Banjararum
Kalibawang.
c. Aspek Usaha Agribisnis Hilir
1. Pemasaran
Produk utama usaha ternak sapi potong adalah bibit sapi. Penjualan ternak di kelompok tani
Rukun dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan sebagai gambaran penjualan ternak
selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2008 sebanyak 26 ekor dan tahun
2009 sebanyak 36 ekor. Dalam pemasaran ternak kelompok bekerjasama dengan pedagang
ternak yaitu Bapak Budiyono di Semaken Banjararum Kalibawang.
2. Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil ternak sapi potong untuk sementara ini difokuskan pada pengolahan kotoran
ternak. Fases diolah menjadi kompos dan urine diolah menjadi pupuk cair. Selain itu kotoran
ternak juga dimanfaatkan untuk memperoleh energi alternatif berupa bio energi (biogas)dari
pembuatan biodegester. Manfaat ganda dari pembuatan biodegester selain sebagai sumber
energi alternatif, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak dan kesehatan
lingkungan karena kandang ternak selalu dalam keadaan bersih. Selain itu juga diperoleh
pupuk cair dari limbah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat
baik. Sedangkan untuk produksi pupuk cair dari urine sapi rata-rata tiap bulan menghasilkan
1.000 liter, dan setelah di fermentasi dapat dijual dengan harga per liter Rp. 4.000,- dengan
ii
demikian ada penambahan pendapatan peternak sapi yang berada di kandang koloni setiap
bulanya sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah).
d. Aspek Kelembagaan
1. Pembentukan Kelompok
Adanya permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh masing masing peternak seperti
terhambatnya penyebaran informasi, kesulitan mencari bibit yang baik, mahalnya sarana
produksi pakan, harga jual ternak yang selalu ada permain dari pedagang dan seringnya ada
gangguan kesehatan ternak, sehingga masyarakat bersepakat dalam musyawarah untuk
membentuk kelompok.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Kelompok Tani Rukun sebagai berikut :
a. Pelindung : Wartoyo (Kepala Desa)
b. Ketua : I. Samingan
: II. Pujiman
c. Sekretaris : I. Juwito
: II. Waljito
d. Bendahara : I. Mujiyono
: II. Muji
e. Sie Keswan & Pemasaran : Maryono
f. Sie Pengolahan Kompos : Pujiman
g. Sie HMT : Ali Usman
h. Sie Sarana Produksi : Saratun
3. Pemilihan Pengurus
Pengurus dipilih melalui musyawarah secara demokratis, dan ketentuan mengenai pemilihan
pengurus ini telah diatur dalam AD/ART dan mengenai masa bakti pengurus adalah selama 5
tahun.
4. Kegiatan Pelayanan Anggota
Kelompok peternak Rukun memiliki tiga fungsi utama yaitu berfungsi sebagai wahana
belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi bagi para anggota kelompok.
Anggota menerima informasi teknologi dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi melalui
media pertemuan rutin setiap malam Selasa Pon. Selain itu pada saat pertemuan juga ada
kegiatan pelayanan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi seperti pakan konsentrat, vaksin dan
obat-obatan dapat dilayani melalui TPK (Tempat Pelayanan Kelompok).
5. Rencana Kerja Kelompok
Dalam rangka untuk mengembangkan kegiatan dan usaha agribisnis sapi potong pembibitan,
anggota bersepakat dalam musyawarah kelompok menetapkan rencana kerja sebagai berikut :
a. Pembuatan rumah fermentasi jerami dan kompos
b. Perbaikan jalan produksi
c. Melengkapi Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
d. Gerakan sanitasi kandang
e. Pembuatan fermentasi jerami
f. Pengobatan cacing
g. Uji laboratorium hasil kompos ke UPN Yogyakarta
h. Pemeriksaan kesehatan dan kebuntingan
i. Pengadaan pakan tambahan (konsentrat)
j. Kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan kelompok
k. Pembuatan packing produksi kompos
l. Pemekaran kandang kelompok
ii
6. Program Pelatihan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dilaksanakan melalui kerjasama
dengan BPTP Yogyakarta, Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta dan Dinas terkait.
Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah diikuti oleh peternak antara
lain : pelatihan, magang dan studi banding.
7. Perkembangan Pendapatan
Berdasarkan hasil analisa usahatani ternak sapi potong dapat disimpulkan bahwa pendapatan
peternak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sebagai gambaran kami sajikan
data dan grafik besaran pendapatan peternak sapi potong selama tiga tahun terakhir sebagai
berikut :
No Tahun Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) B/C ratio
1 2007 1.043.804.160 1.583.500.000 1.52
2 2008 1.223.004.160 1.904.500.000 1.56
3 2009 1.303.644.100 2.298.400.000 1.76
8. Sumber-sumber Modal Kelompok
Modal kelompok yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha agribisnis dan kegiatan
lainya pada akhir tahun 2009 sebesar Rp.524.450.000,- berasal dari berbagai sumber antara
lain :
PKP tahun 1999 sebesar Rp.300.000.000,-
Modal pinjaman kepada anggota sebesar Rp.50.000.000,-
Penjualan kompos selama empat tahun sebesar Rp.155.000.000,-
Jasa gilingan tepung Rp.600.000, per tahun
Jasa pompa air Rp.1.000.000,- per tahun
Persewaan kursi Rp.250.000,- per tahun
Retribusi penjualan ternak selama 3 tahun terakhir sebanyak 96 ekor @ Rp.10.000,- =
Rp.960.000,-
Retribusi jasa IB selama 3 tahun terakhir sebanyak 128 ekor @ Rp.5.000,- = Rp.640.000,-
Bantuan pembuatan pupuk organik dari Dinas Pertanian Propinsi DIY sebesar
Rp.16.000.000,-
9. Tingkat Keuntungan dan Manfaat
Dari pengembangan modal kelompok tersebut diatas digunakan untuk membangun fasilitas
umum maupun sarana dan prasrana yang terkait dengan usaha agribisnis pembibitan sapi
potong :
a. Perbaikan rumah fermentasi kompos senilai Rp.15.000.000,-
b. Membangun jalan aspal sepanjang 1,5 km senilai Rp.102.000.000,-
c. Pembelian TV Kelompok senilai Rp.600.000,-
d. Pengadaan gilingan tepung 1 buah senilai Rp.3.000.000,-
e. Pengadaan pompa air 1 buah senilai Rp.3.000.000,-
f. Pengadaan kursi 100 buah senilai Rp.2.800.000,-
g. Pengadaan kompresor 1 buah senilai Rp.3.500.000,-
h. Perluasan kandang kelompok untuk 16 ekor senilai Rp.25.000.000,-
i. Pemasangan listrik kandang kelompok Rp.1.000.000,-
j. Membangun tempat pakan ternak di kandang koloni senilai Rp.15.000.000,-
k. Biaya sewa lokasi kandang untuk seluas 1.000 meter setiap 5 tahun Rp.3.000.000,-
l. Perbaikan kandang kelompok tahun 2010 sebesar Rp.70.000.000,-
m. Pembelian alat pengolah urine senilai Rp.3.000.000,
D. MITRA KERJA KELOMPOK
Dalam mengembangkan usaha, kelompok melakukan pengembangan jejaring kemitraan
dengan berbagai pihak, seperti dalam tabel berikut ini :
ii
No Nama Alamat Bentuk Kerjasama
1. Poskeswan Banjararum Kalibawang Kulon Progo Pemeriksaan Kesehatan ternak
2. Budiyono Semaken Banjararum Kalibawang Kln Progo Penyediaan bibit dan pemasaran
ternak
3. Kios Kartika Tani Semaken, Banjararum Kalibawang, Kln Progo Penyediaan vaksin dan
obat-obatan
4. KUD Sido Tentrem Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Pengadaan konsentrat, bekatul
dan pupuk
5. LKM Binangun Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Permodalan
6. Gapoktan / LKM-A Tani Manunggal Banjararum, Kalibawang Kulon Progo 1. Permodalan
2. Pemasaran
pupuk organik
7. BPTP Yogyakarta 1. Pengembangan teknologi dan SDM 2. Program PSDS
8. Perguruan Tinggi UPN Yogyakarta Pengembangan teknologi & SDM
E. KEUNGGULAN KELOMPOK
Jiwa semangat bekerja dari pengurus dan anggota kelompok merupakan asset yang sangat
berharga untuk menuju pengembangan usaha agribisnis sapi potong perbibitan yang
diharapkan.
Adanya kandang koloni kelompok mempercepat sampainya informasi teknologi diterima
anggota serta berbagai permasalahan segera dapat diselesaikan.
Dilengkapinya fasilitas pembuatan kompos dan pupuk urine sapi memungkinkan pembuatan
pupuk organik skala besar.
Jaringan kemitraan yang telah terbangun dari berbagai pihak memberikan peluang
peningkatan keuntungan usaha ternak sapi potong.
Dimilikinya sorang Inseminator sehingga keberhasilan kebuntingan dapat dicapai dengan
ratio S/C sama dengan 1,75.
Dikembangkanya program pertanian terpadu, sehingga memberi peluang besar terhadap
pengembangan usaha agribisnis ternak sapi.
Kelompok peternak sapi potong Rukun terpilih menjadi salah satu sample Program P2SDS
oleh BPTP Yogyakarta.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Mekanisme terbentuknya kelompok tani , melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh
Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa
setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani
sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari
kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut
Kegiatan kelompok ternak Rukun meliputi agribisnis hulu, aspek budidaya dan agribisnis
hilir berjalan cukup baik terbukti dengan berhasilnya pelaksanaan kegiatan masing- masing
aspek tersebut sesuai anjuran.
Salah satu penentu keberhasilan dan dinamika kelompok adalah karena berfungsinya
hubungan baik antar kelompok maupun pihak lain yang mendukung melalui perjanjian
kerjasama saling menguntungkan melalui kemitraan.
Dari segi ekonomi kelompok ternak Rukun ditunjang dengan adanya pemupukan modal baik
dari iuran anggota, simpanan , serta pendapatan lain yang sah sesuai AD / ART. Sedangkan
secara individu berdasarkan perhitungan analisa usahatani ternyata usaha ternak sapi sangat
menguntungkan .
2. Saran - Saran
Agar kemampuan kelompok semakin tinggi dan kuat maka pendampingan rutin dan
berkelanjutan sangat diperlukan dengan berbagai metode maupun modifikasinya.
Untuk meningkatkan pendapatan peternak serta menjaga kelestarian lingkungan maka
ii
pengolahan limbah kotoran ternak perlu terus digalakkan baik untuk keperluan sendiri
maupun dijual sebagai pupuk organic bagi tanaman pangan.
Kemampuan masing- masing anggota perlu ditingkatkan baik dari segi teknis budidaya
maupun perekonomiannya sehingga mampu mempertahankan kualitas budidaya ternak sapi
yang akhirnya dapat diperoleh keuntungan yang optimal..
BAB V
PENUTUP
Dengan berakhirnya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan pendampingan kelompok tani sehingga materi dan metode
nya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pembinaan kelompok ternak sapi potong
,semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan
dalam menentukan arah kebijaksanaan dikemudian hari.
DISUSUN OLEH :
kelompok ii
1. mukmina (21114167)
2. nurbayani syah (21114168)
3. sartina (21114169)
4. sitti zalna sese (21114170)
JURUSAN : pgaud
semester : iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2013

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia diniMateri model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dinifachrul rozie
 
Materi seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digital
Materi seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digitalMateri seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digital
Materi seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digitalNamin AB Ibnu Solihin
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyahaqiemisme
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuAndhinaFitrianitaPutri
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Wulan Yulian
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Istna Zakia Iriana
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Portofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama IslamPortofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama IslamYossrizal Ramadhan
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhaniTeori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhanielmakrufi
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajaryunidwinovika
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Komara Yusuf
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkNur Arifaizal Basri
 
Hasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguHasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguArina Latifah
 
KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013Istna Zakia Iriana
 

Was ist angesagt? (20)

RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
 
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia diniMateri model pengembangan sosial emosional anak usia dini
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dini
 
Materi seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digital
Materi seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digitalMateri seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digital
Materi seminar parenting kiat sukses mendidik anak di era digital
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnya
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Portofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama IslamPortofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama Islam
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhaniTeori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
 
KESULITAN BELAJAR
KESULITAN BELAJARKESULITAN BELAJAR
KESULITAN BELAJAR
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
Aqidah akhlak mi.sd
Aqidah akhlak mi.sdAqidah akhlak mi.sd
Aqidah akhlak mi.sd
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
 
Hasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguHasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak Tunarungu
 
KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
KB 2 Strategi Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
 
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paudPeran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 

Andere mochten auch

Pengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudPengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudkarinaarisutha
 
Makalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia diniMakalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia diniSeptian Muna Barakati
 
Psikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anakPsikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anakdena sundari alief
 
SEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONAL
SEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONALSEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONAL
SEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONALWoro Handayani
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunHariyatunnisa Ahmad
 
Bahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia diniBahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia diniMuhaimin Abu Faiz
 

Andere mochten auch (11)

Makalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkapMakalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkap
 
Makalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia diniMakalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia dini
 
Pengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudPengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paud
 
Makalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasnaMakalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasna
 
Makalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia diniMakalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia dini
 
Psikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anakPsikologi Abnormal Enuresis pada anak
Psikologi Abnormal Enuresis pada anak
 
SEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONAL
SEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONALSEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONAL
SEJARAH DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONAL
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
 
Bahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia diniBahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia dini
 

Ähnlich wie PERMASALAHAN ANAK

Makalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkapMakalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkapSeptian Muna Barakati
 
Makalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk harianiMakalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk harianiSeptian Muna Barakati
 
PAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docx
PAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docxPAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docx
PAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docxrevayolanda
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiSeptian Muna Barakati
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriPoetra Chebhungsu
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
 

Ähnlich wie PERMASALAHAN ANAK (20)

Makalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkapMakalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkap
 
Permasalahan pgaud
Permasalahan pgaudPermasalahan pgaud
Permasalahan pgaud
 
Makalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk harianiMakalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk hariani
 
Makalah permasalahan anak pgaud
Makalah permasalahan anak pgaudMakalah permasalahan anak pgaud
Makalah permasalahan anak pgaud
 
Makalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk harianiMakalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk hariani
 
Makalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlinaMakalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlina
 
Makalah permasalahan anak pgaud
Makalah permasalahan anak pgaudMakalah permasalahan anak pgaud
Makalah permasalahan anak pgaud
 
Permasalahan pgaud 2
Permasalahan pgaud 2Permasalahan pgaud 2
Permasalahan pgaud 2
 
Makalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlinaMakalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlina
 
Makalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlinaMakalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlina
 
Makalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasnaMakalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasna
 
PAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docx
PAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docxPAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docx
PAUD 4104 ELNA NOFITA-856258933 TUGAS 1.docx
 
Makalah permasalahan anak tk 1
Makalah permasalahan anak tk 1Makalah permasalahan anak tk 1
Makalah permasalahan anak tk 1
 
Makalah permasalahan anak tk 1
Makalah permasalahan anak tk 1Makalah permasalahan anak tk 1
Makalah permasalahan anak tk 1
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
 
Makalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukiaMakalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukia
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kürzlich hochgeladen

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

PERMASALAHAN ANAK

  • 1. ii BAB I PENDAHULUAN A. LATA BELAKANG Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara proses bilogis, proses sosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan selanjutnya. Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya. B. RUMUSAN MASALAH  Frekuensi perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak tingkah laku yang menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap hari , malah beberapa kali dalam sehari maka hal itu pertanda anak bermasalah.  Intensitas perilaku maksudnya tingkat kedalaman perilaku anak yang bermasalah, misalnya, rentang perhatian anak untuk konsentrasi sangat pendek, anak mudah beralih perhatiannya baik dalam belajar atau bermain.  Usia anak yaitu tingkah laku anak yang mencolok yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak seusianya.  Ukuran norma budaya, maksudnya, anak dikatakan bermasalah sangat bergantung pada ukuran budaya setempat. C. TUJUAN  Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan anak usia dini  Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi anak usia dini
  • 2. ii BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PERMASALAHAN ANAK Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim, 2006:9). Pada anak- anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkin digunakan untuk mengidentifikasikan membesarnya frekuensi atau intensitas perilaku tertentu sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku itu normatif atau bermasalah, yaitu kriteria statistik rata-rata, kriteria sosial dan kriteria penyesuaian diri. Menurut (Rita Eka Izzaty:2005) yang dimaksud dengan kriteria statistik adalah perkembangan rata-rata fisik seseorang yang sesuai dengan norma statistik. Kriteria sosial adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah. Kemudian yang dimaksud dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan individu menyesuaikan diri. Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiri ataupun orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. B. JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Pada dasarnya Jenis-jenis masalah Anak Usia Dini terdiri dari masalah fisik dan psiko- sosial serta permasalahan secara umu. Permasalahan Fisik yang terjadi pada anak usia dini/taman kanak-kanak sangat beragam. Beberapa permasalahan fisik yang dihadapi anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah masalah motorik, masalah penglihatan, masalah pendengaran, masalah berbicara atau berbahasa. Permasalahan psiko-sosial yang dihadapi anak-anak usia dini/ taman kanak-kanak juga sangat beragam. Dari beberapa jenis permasalahan psikis anak usia dini/ taman kanak-kanak pada kesempatan kali ini penulis mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah agresivitas, masalah kecemasan dan masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dll. 1. Permasalahan Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak A. Masalah Motorik Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah anak masih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap,
  • 3. ii melempar. Selain itu juga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya. Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk persiapan menulis, membaca dan sebagainya. Permasalahan yang sering muncul adalah anak-anak masih sulit menjiplak, membentuk lingkaran, segitiga dan sebagainya.  Ciri khas perkembangan motorik anak TK adalah : 1. memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu mampu mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang. Keterampilan koordinasi motorik kasar terbagi atas tiga kelompok yaitu keterampilan lokomotorik (berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling, berhenti, berjalan setelah berhenti sejenak, menjatuhkan diri, dan mengelak), keterampilan nonlokomotorik (menggerakan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar dan mendorong), dan keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima (dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring bola, melempar bola, menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik). 2. Anak memiliki motivasi instrinsik sehingga tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik baik yang melibatkan gerakan motorik halus maupun motorik kasar. B. Masalah Penglihatan Pengamatan melalui penglihatan, merupakan keterampilan untuk mampu melihat persamaan dan perbedaan bentuk, benda dan warna sebagai dasar untuk pengembangan kognitif. Masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah sulitnya mengelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya. Selain itu mereka juga sulit mengamati benda secara jelas. Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain: a. Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya. b. Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek, misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya. c. Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar. d. Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak.
  • 4. ii C. Masalah Pendengaran Pengamatan melalui pendengaran merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan suara. Pengamatan ini biasanya sudah dikenal anak sebelum sekolah, misalanya anak sudah mampu membedakan suara di sekelilingnya. Gangguan pendengaran pada anak-anak usia pra sekolah bukan berarti anak mengalami tuli. Akan tetapi anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada di sekelilingnya, seperti suara alam, bisikan arah suara dan sebagainya. Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu serta tidak mampu menyanyikan lagu sederhana. Sebagian besar orang tua menganggap perrmasalahan pendengaran anak merupakan hal sepele, sehingga yang awalnya hanya gangguan kecil menjadi gangguan yang sulit disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir jika orang tua sedini mungkin sering melatih anak mendengarkan berbagai suara baik mendengarkan kaset lagu ataupun orang tuanya sendiri sering bernyanyi saat bermain dengan anaknya. Permasalahan pendengaran yang terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain: a. Tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu. b. Tidak mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak. c. Tidak mampu menceritakan kembali kejadian. d. Tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita. e. Dan lain-lain. D. Masalah Berbahasa Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk anak usia dini/ taman kanak-kanak, keterampilan yang diutamakan adalah mendengaran dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sasuatu yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya, kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengruhi kemampuan bicara anak pada tahap perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain.  Ciri khas perkembangan bahasa anak TK adalah 1. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.
  • 5. ii 2. Telah menguasai 90% dari fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata seperti kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti contohnya i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis (tata bahasa, misal saya memberi makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”) bahasa yang digunakan. 3. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. 4. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata. 5. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut; warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar-halus) 6. Mampu menjadi pendengar yang baik. 7. Percakapan yang dilakukan telah menyangkut berbagai komentar terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. 8. Sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi. E. Masalah kognitif Berarti proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir, berkembang secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf- syaraf yang berada di pusat susunan syaraf.  Ciri khas perkembangan kognitif anak TK adalah : 1. Anak sudah mampu menggambarkan objek yang secara fisik tidak hadir, seperti anak mampu menyusun balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, menggambar, dll. 2. Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris), seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya. 3. Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti anak tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll. 2. Permasalahan Psiko-Sosial Perkembangan psikis dan sosial anal-anak erat hubungannya dengan perkembangan jati diri anak. Permasalahan psiko-sosial anak bisa berasal dari dalam diri anak itu sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain. Permasalahan psiko-sosial yang terjadi anak- anak usia taman Kanak-kanak bukan merupakan hal yang permanen. Hal ini perlu kita maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak proses berpikirnya masih dalam periode pra-operasional dimana anak masih sangat dominan dengan sifat egosentrisnya.  Ciri khas perkembangan psikososial anak TK adalah 1. Sudah dapat mengontrol perilakunya sendiri. 2. Sudah dapat merasakan kelucuan (misalnya, ikut tertawa ketika orang dewasa tertawa atau ada hal-hal yang lucu).
  • 6. ii 3. Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung sampai usia 5 tahun. 4. Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk melakukannya. 5. Perasaan humor berkembang lebih lanjut. 6. Sudah dapat mempelajari mana yang benar dan yang salah. 7. Sudah dapat menengkan diri 8. Pada usia 6 tahun anak akan menjadi sangat asertif, sering berperilaku seperti boss (atasan), medominasi situasi, akan tetapi dapat menerima nasihat. 9. Sering bertengkar tetapi cepat berbaikan kembali. 10. Anak sudah dapat menunjukkan sikap marah. 11. Sudah dapat membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan sudah dapat menerima peraturan dan disiplin. A. Masalah Sosio-Emosional anak Permasalahan sosio-emosional yang terjadi pada anak-anak usia dini/taman kanak- kanak termasuk permasalahan psikologis. Permasalahan sosio-emosional anak juga berasal dari dalam dirinya dan berhubungan dengan orang lain. Masalah-masalah sosio-emosional anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain: a. Sukar berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasa selain orang yang sudah dikenalnya, kemudian takut sekolah yang dimungkinkan anak takut dengan guru atau belum siap berpisah dari orang tuanya. b. Mudah menangis. c. Sering membangkan jika keinginannya tidak dituruti. d. Tidak mau bergaul dengan temannya. e. Mau menang sendiri. f. Belum memiliki pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin. g. Belum dapat mengikuti secara penuh aturan-aturan yang ada. B. Agresivitas Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara fisik, verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan (Rita Eka Izzaty:2005). Perilaku agresif biasa ditunjjukan untuk mencapai tujuan tertentu bisa berupa pembelaan diri atau untuk meraih keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya. Sasaran perilaku agresif ini bisa diberikan kepada pendidik, teman bahkan dilampiaskan pada bangunan misalnya memukul dinding atau menendang benda. Sasaran lainnya bisa juga berupa mengganggu proses belajar atauupun mengganggu kegiatan lain yang sedang berlangsung. Perilaku agresivitas ini tidak hanya merugikan pelaku sendiri, tetapi juga bisa merugikan anak-anak lain atau orang lain disekitarnya.
  • 7. ii Menurut Rita Eka Izzaty (2005:106) perilaku agresif ada yang wajar dan ada yang tidak wajar. Perilaku agresif yang dikategorikan wajar apabila agresivitas tersebut sebagai pelampiasan emosi dan hambatan psikologis yang berlebihan dan tidak sehat. Perilaku agresif yang dikategorikan tidak wajar apabila perilaku tersebut menetap bahkan sampai mengganggu lingkungannya. C. Kecemasan Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Kecemasan ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Pada umumnya kecemasan pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak berangsur- angsur akan berkurang seiring bertambahnya usia anak. yang dialami anak-anak Taman Kanak- kanak ditunjukkan dengan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang timbul ketika diri merasa tidak aman. Gejala ini disebabkan antara lain karena perilaku orang tua yang terlalu protektif dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. D. Keberbakatan (Giftedness) Keberbakatan atau biasa disebut anak berbakat merupakan sebutan bagi anak yang memiliki kemampuan luar biasa pada hampir semua bidang, mempunyai kreativitas tinggi serta bertanggung jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan bagi anak itu sendiri maupun bagi pendidik. Permasalahan anak berbakat tersebut jika diatasi sejak dini akan menguntungkan semua pihak. Potensi anak akan tersalurkan dan semakin berkembang, sementara anak-anak lain yang kemampuannya dibawah anak berbakat juga tidak dirugikan. Keberbakatan mempunyai definisi yang bersifat multidimensional, digambarkan bahwa anak berbakat sebagai anak yang menunjukkan prestasi tinggi hampir dalam semua kecerdasan majemuk. 3. Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanya muncul pada anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu: A. Gangguan fungsi Pancaindra Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran. Gangguan penglihatan dapat disebabkan faktor biologis dan juga karena faktor lingkungan seperti pembiasaan. Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi pada telinga yang dibawa sejak lahir, atau karena kebersihan lubang telinga yang tidak terjaga. Selain itu juga karena lingkungan yang terlalu bising atau terlalu berbisik-bisik.
  • 8. ii B. Cacat Tubuh Cacat pada tubuh ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sangat tampak daiantaranya pada tangan, kaki dan wajah. Cacat pada tubuh diindikatorkan berupa ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas yang menggunakan anggota tubuh seperti tangan dan kaki seperti memakai pakaian, memegang benda, mengepal, meloncat, berjinjit dll. Termasuk permasalahan yang sering diamati adalah kidal pada anak. Cacat pada wajah biasanya muncul dikarenakan anak memiliki bibir sumbing, gigi tongos, mata yang berbeda dengan mata anak yang normal, dsb. Hal ini bisa berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri anak sebab biasanya anak-anak ini akan merasa sangat malu dan rendah diri karena diejek dan disingkirkan oleh teman-temannya. C. Kidal Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam menggunakan tangan kanan, tetapi kidal juga muncul karena kebisaaan anak dalam menggunakan tangan kirinya. Beberapa faktor penyebab kidal pada anak diantaranya karena hemisphere kanan dalam otak lebih unggul daripada kiri. Pada anak yang penyebabnya hal tersebut jika dipakasakan maka umumnya akan mengalami gangguan bicara. Penyebab lainnya juga karena pembiasaan yang salah atau kerena ketidaksengajaan untuk tidak membiasakan anak menggunakan tangan kanannya D. Hiperaktif Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder (ADD) dikategorikan pada gagngguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang berlebihan. Anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu, jangka waktu perhatiannya sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya, tidak tenang, tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara, serta tindakannya tidak bertujuan, tidak mampu berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. Terdapat 3 kategori anak-anak yang memiliki gangguan hiperaktivitas ini yaitu tidak dapat memusatkan perhatian (Innatention), menurutkan kehendak (Impulsivitas) dan hiperaktivitas. (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder III). ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun, lama gangguan paling sedikit 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otak minimal atau otak tidak dapat berfungsi penuh, melainkan hanya sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan tambahan pada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan lingkungan. E. Ngompol (enuresis) Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya terjadi pada malam hari (nocturnal) tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang hari (Diurnal). Faktor penyebab ngompol adalah; kelainan fungsi fisiologis pada vesica urinaria dan urethra, lubang kencing sempit, epilepsi, tidur yang terlalu nyenyak,
  • 9. ii ketidakmatangan fisiologis jaringan syaraf otonom akibatnya ketidakmampuan kandung kemih untuk menyimpan air kencing menjadi kurang, gangguan tingkah laku, gangguan emosional, regresi kearah stadium, penelantaran toilet training, intelegensi rendah, dan keturunan. F. Gagap ( Stuttering) Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat- sendat. Gejala yang sering diperlihatkan dengan gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang suara suku kata atau kata-kata, dan sering terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena adanya pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal, nervous (gugup) biasanya anak-anak yang cenderung introvert dan anak-anak yang kurang mampu mengadakan hubungan intrepersonal dan sosial serta tidak percaya diri, Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatan berpikir. G. Berbohong Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan para orang tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar dari hukuman, peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuji, karena imajinasinya H.Mencuri Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhan secara materil, kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalam menaklukan karena petualangan yang heroik, peniruan, cemburu dan dendam, rasa kepemilikian yang tinggi terhadap barang orang lain. I. Autisme Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yang ditandai dengan anak tidak menguasai kemampuan untuk melakukan interaksi sosial yang timbal balik, tidak memiliki kemmapuan untuk berkomunikasi, serta munculnya perilaku, minat, ataupun aktivitas yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak autisme adalah; Komunikasi; perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang- kadang kata-kat yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. interaksi sosial; suka menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk bermain dengan teman lainnya. Gangguan sensoris; sangat sensitif terhadap sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb. Pola bermain; tidak kreatif, tidak imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa alasan yang jelas, tidak suka pada perubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa, menangis tanpa alasan yang jelas, tempertantrum jika dilarang. Penyebab austisme pada anak disebabkan beberapa hal diantranya adalah ketidakpedulian orang tua pada saat mengandung sehingga terjadi kerusakan metabolik,
  • 10. ii penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saat prenatal seperti ibu mengalami penyakit rubella, TBS tulang dsb. Atau juga terjadi karena pendarahan pada saat kehamilan, keracunan makanan, virus, polusi, jamur, dsb. J. Penakut Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.  Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut : 1. Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit kepala. 2. Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan, bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah. 3. Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua.  Penyebab anak memiliki rasa takut : 1. Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut yang sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya). 2. Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan sosial lebih menerima rasa takut perempuan). 3. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang sehat). 4. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang berlebihan). 5. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut). 6. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut. 7. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll. 8. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan, hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.  Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik 1. Mendengarkan cerita anak 2. Lindungi dan hibur anak 3. Ajari kenyataan 4. Memberi hadiah 5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
  • 11. ii 6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri). 7. Mendongeng 8. Melakukan aktivitas penuh tantangan 9. Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian 10. Menggambar K. Agresif Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.  Gejala anak yang agresif : 1. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi. 2. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu permainan yang dilakukan teman-teman. 3. Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok, berbicara kotor dengan teman. 4. Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok. Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi, merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.  Penyebab anak agresif 1. Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau membenarkan permintaan anak) 2. Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya). 3. Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak mendapat penguatan dari keluarga atau guru).  Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik : 1. Bermain peran 2. Belajar mengenal perasaan 3. Belajar berteman melalui permainan beregu 4. Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya 5. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
  • 12. ii L. Pemalu Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.  Ciri anak pemalu adalah : 1. Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa 2. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara 3. Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas 4. Enggan bergabung dengan anak-anak lain 5. Lebih senang bermain sendiri 6. Tidak berani tampil dalam permainan 7. Membatasi diri dalam pergaulan 8. Anak tidak banyak bicara 9. Anak kurang terbuka  Penyebab anak pemalu 1. Keadaan fisik 2. Kesulitan dalam bicara 3. Kurang terampil berteman 4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi 5. Pola asuh yang mencela  Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik : 1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka 2. Belajar bergabung melalui permainan 3. Mengajar cara mulai berteman 4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASALAHAN ANAK USIA DINI/ TAMAN KANAK-KANAK Beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan anak usia dini/ taman kanak- kanak dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab permasalahan dari faktor internal dalam diri anak disebabkan karena kelemahan fisik dan karena psikisnya.  Penyebab permasalahan anak karena faktor fisik terdiri dari: a. Kesehatan berupa kondisi tubuh yang menurun. b. Kecacatan pada beberapa organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik, kelainan pada sistem otak, gen atau kimia darah  Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis dan sosial adalah: a. Kecerdasan. b. Ingatan.
  • 13. ii c. Perasaan. d. Kemauan. e. Keluarga. f. Sekolah. g. Masyarakat. h. Media. D. Respon Guru Tk Dalam Menghadapi Anak Tk Yang Bermasalah 1. Menghadapi emosi-emosi negatif anak, dan saat emosi negatif anak muncul sebaiknya guru menciptakan hubungan yang akrab 2. Sabar menghadapi anak yang sedih, marah, atau ketakutan, dan tidak menjadi marah jika menghadapi emosi anak. 3. Sadar dan menghargai emosi-emosinya sendiri. 4. Melihat emosi negatif sebagai arena yang penting dalam mengasuh anak. 5. Peka terhadap keadaan emosi anak, walaupun ungkapan emosinya tidak terlalu kelihatan. 6. Tidak bingung atau cemas menghadapi ungkapan-ungkapan emosional anak. 7. Tidak menanggapi lucu atau meremehkan perasaan negatif anak. 8. Tidak memerintahkan apa yang harus dirasakan oleh anak. 9. Tidak merasa bahwa guru harus membereskan semua masalah bagi anak. 10. Menggunakan saat-saat emosional sebagai saat untuk mendengarkan anak, berempati dengan kata-kata yang menyejukkan, menolong anak memberi nama emosi yang sedang dirasakan, menentukan batas-batas dan mengajarkan ungkapan emosi yang dapat diterima, dan mengajarkan anak untuk terampil dalam menyelesaikan masalah.
  • 14. ii BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak- kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal dan eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya. Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah saja, tetapi juga harus ada kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Dengan adanya penanganan sedini mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan pada tahapan kehidupan lebih lanjut. B. SARAN Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
  • 15. ii DAFTAR PUSTAKA 1. Dra. Rosmala Dewi, M.Pd. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta 2005 2. Dr. Martini Jamaris, M.Sc. Ed. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
  • 16. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. makalah ini penulis membahas mengenai “PERMASALAHAN ANAK USIA DINI DAN CARA PENANGANANYA”, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya. Raha, Juli 2013 Penyusun
  • 17. ii DAFTAR ISI Kata pengantar......................................................................................................... i Daftar isi.................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1 A. Latar Belakang.................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1 C. Tujuan....................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2 A. Pengertian Permasalahan Anak........................................................................... 2 B. jenis-jenis permasalahan anak taman kanak-kanak...............................................2 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Aud .................................... 12 D. Respon Guru Tk Dalam Menghadapi Anak Tk Yang Bermasalah.......................13 BAB III PENUTUP................................................................................................. 14 A. Kesimpulan........................................................................................................... 14 B. Saran..................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
  • 18. ii PERMASALAHAN ANAK USIA DINI DAN CARA PENANGANANYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Dengan mengingat kondisi petani dan kelompok tani secara makro belum sesuai dengan harapan, maka dalam rangka pemberdayaan petani, pemerintah telah mengembangkan metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang diarahkan kepada tercapainya landasan yang kuat bagi petani untuk berswadaya. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan tersebut adalah kelompok tani . Yaitu kelompok yang berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja sama, serta kegiatan usaha. Mekanisme terbentuknya kelompok tani ini adalah melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa petani tidak seluruhnya berpartisipasi dalam kegiatan - kegiatan kelompok itu. Dengan perkataan lain mengapa kelompok tani kurang mempunyai daya tarik bagi para anggotanya?. Bukankah tujuan dari kegiatan kelompok tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta tingkat kesejahteraan petani. 1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Penelitian ini bertujuan utama untuk memperoleh gambaran mengenai : • Profil secara umum kelompok Tani Rukun Mejing Kalibawang • Struktur organisasi dan kerjasama kelompok tani • Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kelompok tani. • Faktor- faktor yang menentukan kemampuan kelompok tani. Dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan rekomendasi kebijaksanaan yang berhubungan dengan tata cara untuk mengembangkan peranan dan pembinaan kelompok tani dalam memberdayakan petani. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan para anggota kelompok tani itu dapat lebih dikembangkan . Mengetahui tingkat peranan kelompok tani sama dengan mengukur dinamika kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu terlebih dulu penting untuk diketahui motor penggerak dinamika perkembangan kelompok tani tersebut. Adjid ( 1978 ), mengatakan bahwa suatu kelompok sosial mempunyai "External Structure atau Sosio Group dan Internal Structure atau Phycho Group". Yang dimaksud External Structure adalah dinamika dari kelompok untuk menanggapi tugas yang timbul karena adanya tantangan dari lingkungan dalam rangka mewujudkan cita- cita yang menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut. Sedangkan Internal Structure adalah pranata atau norma yang mengatur hubungan antar anggota dalam kelompok sehingga setiap anggota memperoleh kedudukan, peranan dan kewajiban tertentu yang berkaitan dengan ketentuan distribusi fasilitas, kekuasaan ,dan prestasi kerja.
  • 19. ii Peningkatan prdoduktivitas usahatani merupakan external structure sedangkan internal structure akan berkembang sebagai hasil interaksi sosial dari kelompok tersebut dalam melaksanakan tugasnya. (Rusidi, 1978), menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui ciri- ciri suatu kelompok yang kompak (kohesif). Kekompakan (cohesivenese) yaitu daya lekat yang terjadi sebagai resultante dari segala kekuatan kegiatan seluruh orang yang terlibat dalam kelompok tersebut untuk tetap tinggal didalamnya. Tertariknya orang tersebut tetap tinggal dalam kelompok tersebut serta tetap aktif, dapat ditinjau dari : yang pertama dari segi mengapa orang- orang tersebut tertarik, dan yang kedua mengapa kelompok itu mempunyai daya tarik. Maslow (1954), menyebutkan bahwa motif orang untuk berkelompok, terdorong oleh maksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain : untuk survive, seperti kebutuhan fisik sehari- hari, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk memeproleh kekuasaan dan lain- lainnya yang diharapkan dapat dipenuhi dari kelompok tersebut. Dengan demikian dari pihak kelompok tani harus memiliki daya tarik, hal ini dapat tercermin dari tujuan kelompok, rencana kelompok, dan posisinya atau perananannya dalam masyarakat. Atau dengan kata lain bahwa kelompok tani itu menjadi objek kebutuhan atau tujuan kelompok tersebut dapat memberi kepuasan untuk memperoleh kebutuhan, adanya kesamaan antara tujuan kelompok tani dengan tujuan pribadinya. Sehingga perlu diteliti latar belakang yang mendorong usaha atau keinginan untuk melakukan usaha demi pemenuhan dengan keberhasilan ( hasrat dari petani ) termasuk motif berkelompok. Setelah diketahui motif yang sebenarnya dari petani , kemudian perlu diteliti factor lain yang berpengaruh terhadap kekompakan suatu kelompok, antara lain : tergantung dari struktur dan tingkat kepemimpinan dari kelompok tersebut. Berhubung secara fisik kelompok tani itu telah mempunyai struktur organisasi, adanya pengurus (ketua, penulis, keuangan), petani maju, petani peserta, maka sudah dapat diduga bahwa otoritas dan wewenang serta sesuatu komunikasi akan berjalan menurut hirarhi. Kartasapoetra (1994), mengatakan kegiatan penyuluhan telah banyak membantu para petani menolong dirinya sendiri (self helf) yang dari padanya dengan didasari semangat gotong royong yang tinggi dan penuh toleransi mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya. Persoalan tersebut timbul karena adanya keinginan untuk hidup sejahtera dengan meningkatkan income sebesar- besarnya dan kebutuhan akan cara- cara atau teknologi baru yang mereka yakini dapat meningkatkan prduksi, pendapatan serta kesejahteraan mereka. Disamping hal tersebut penyuluhan juga dapat menjembatani gap antara praktek yang biasa dilakukan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Yang tidak kalah pentingnya penyuluhan berfungsi sebagai penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan petani dan sebaliknya program dari para petani dan partisipasinya dapat diperhatikan oleh Pemerintah. Kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungannya karena mereka aktif membantu pemerintah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan Penyuluh Lapangan serta produktivitas usahataninya cukup tinggi, mempunyai sifat keterbukaan, banyak mebantu para petani dalam memecahkan pesmasalahan yang dihadapi. Biasanya kontak tani merupakan petani pemilik atau penggarap tanah yang berpengalaman banyak dalam usahataninya, dinamis dan mempunyai pandangan positif terhadap teknologi baru. (Kartasapoetra, 1994). Perkembangan tingkat adopsi inovasi teknologi baru antara lain ditentukan oleh perkembangan kegiatan penyuluhan. Sedangkan proses penerimaan atau penolakan inovasi teknologi baru tidak berjalan secara langsung dari sumbernya kepada petani. Akan tetapi proses ini berjalan melalui penyaring atau filter yang berupa tokoh- tokoh opini formal dan in formal, yang menyaring bagian- bagian apa dan sampai sejauh mana informasi tersebut diteruskan kepada petani, dan mau membuka atau menutup pintu social, untuk menerima atau menolak teknologi baru itu. Dengan kata lain pemindahan teknologi baru tidak berlangsung
  • 20. ii menurut langkah tunggal (one step flow of transfer) tetapi langkah ganda (multy step flow of transfer) (Hamijoyo,1974). Perkembangan dari kelompok tani, disamping ditentukan oleh aktivitas dari kelompok tani itu sendiri, juga dipenganruhi dan ditentukan oleh kegiatan Penyuluh Pertanian. Implementasi rencana kerja dari kelompok tani akan tergantung kepada adanya kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh untuk mendukungnya. Program kerja penyuluhan yang baik apabila dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran yang tersusun dalam monografi wilayah, terutama kondisi dan situasi serta problema yang dihadapi para petani, peranan dan kemampuan penyuluh, alat bantu penyuluhan serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya. (Kartasapoetra, 1994). Manusia banyak belajar dengan mencoba serangkaian tindakan yang beragam. Tingkat tindakan yang dilakukan tergantung pada penghargaan yang diterima. Jika memperoleh penghargaan , percobaan akan sering dilakukan tetapi jika gagal maka akan ragu- ragu untuk memulai kegiatan baru lagi dengan demikian penyuluh mempunyai tugas untuk meneguhkan pendirian petani. Seseorang dengan tingkat penilaian diri atau pengendalian perilaku yang tinggi, apabila mereka gagal dalam berusaha akan mengulanginya lagi sampai berhasil dengan baik dan begitu juga sebaliknya. BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian/survey ini dilaksanakan diwilayah Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, dengan mengambil waktu selama satu bulan mulai dari perencanaan sampai dengan pembuatan laporan. 3.2 Materi Penelitian Materi yang dipergunakan dalam penelitian/survey ini adalah Petani anggota kelompok tani, pengurus kelompok tani, tokoh informal maupun formal, petugas pertanian diwilayah penelitian sebagai responden untuk memperoleh data primer. Sedangkan untuk melengkapi informasi yang diperlukan, juga mengambil data sekunder dari monografi wilayah serta data lain yang mendukung materi penelitian. 3.3 Metode Penelitian Dalam penelitian ini dipergunakan metode Study Kasus, dengan pemilihan contoh secara Purposive Sampling yaitu mengambil contoh secara sengaja, dimana peneliti menentukan dengan sengaja contoh yang akan diteliti yang bertujuan menggambarkan beberapa sifat populasi. Untuk memperoleh informasi dari responden dipergunakan metode wawancara mempergunakan kuesener yang telah dipersiapkan lebih dulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara menganalisa data monografi wilayah penelitian. 3.4 Analisa Data Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dipergunakan cara analisa tabel bagi kepentingan mengetahui hubungan profil Kelompok Tani Rukun. Sedangkan pembahasannya dilakukan secara diskriptif, dan data yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel agar mudah dalam membacanya BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTITAS KELOMPOK
  • 21. ii 1. Nama kelompok : R U K U N 2. Satus kelompok : Kelas Madya No. 11/BAR/XII/2002 3. Jumlah anggota : 40 orang 4. Alamat : Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Prop. D.I. Yogyakarta 5. Tanggal Pembentukan : 10 Januari 1980 6. Nama Ketua Kelompok :Samingan, 7. Pendidikan terakhir ketua kelompok : Diploma 2 (D2) 8. Usaha kelompok : Sapi potong pembibitan Hortikultura (cabai, semangka, melon, tomat, kacang panjang,) Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai, ubikayu) Perkebunan (kakao, kelapa) Perikanan (lele) Ternak unggas (ayam kampung, ayam ras) Ternak kecil (kambing, kelinci) Pengolahan kompos dan pupuk cair (urine) Jasa penggilingan tepung Simpan pinjam 9. Jumlah populasi ternak di kelompok : Induk : 139 ekor Pejantan : 32 ekor Calon Induk : 16 ekor Jumlah : 187 ekor 10. Penghargaan yang pernah diperoleh : Juara I lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2009 Juara I lomba kelompok sapi potong Kabupaten Kulon Progo 2008 Juara III lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2001 Juara IV lomba sapi potong tingkat Propinsi DIY tahun 2005 Juara III lomba Pengembangan Areal Dampak UPSA Prop. 1991 Juara III lomba Penghijauan Swadaya Kabupaten Kulon Progo 1991 B. GAMBARAN UMUM LOKASI KELOMPOK 1. Letak Geografis Kelompok Peternak Sapi Potong " Rukun " adalah salah satu dari 151 lembaga tani yang ada di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Terletak di Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta dan secara geografis berada di kaki Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo. Adapun batas-batas wilayah Kelompok Peternak " Rukun " sebagai berikut :Sebelah Utara Dukuh Sentul Desa Banjararum Kalibawang, sebelah Timur Dukuh Degan Desa Banjararum Kalibawang , sebelah Selatan Dukuh Klepu Desa Banjartarum Kalibawang dan sebelah Barat Dukuh Brajan Desa Banjararum Kalibawang 2. Topografi Keadaan wilayah Kelompok Peternak " Rukun ", 72% merupakan perbukitan dan 28% merupakan daerah landai sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 0-45%, sedang ketinggian tempat dari permukaan laut antara 200-600 meter dpl.
  • 22. ii 3. Tata guna lahan Luas wilayah 61,4200 hektar, terdiri dari sawah pengairan teknis 4,5000 ha, sawah pengairan sederhana 10,4000 ha, sawah tadah hujan 2,2000 ha, tanah tegal 4,8000 ha, tanah pekarangan 28,2000 ha, dan kolam ikan seluas 0,0200 ha 4. Keadaan iklim dan sumberdaya alam Keadaan curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebagai berikut : bulan kering dengan CH < 60 mm selama 3 bulan, bulan lembab dengan CH 60-80 mm selama 1 bulan dan bulan basah dengan CH > 80 mm selama 8 C dan C, suhu minimum 28 bulan, sedangkan keadaan suhu rata-rata : 32,5 C dan mengenai kelembaban, rata-rata dengan kelembaban suhu maksimum 37 72,5%, kelembaban minimum 70% dan kelembaban maksimum 75%. Keadaan tanah meliputi : dataran rendah : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 30 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang dan pada dataran tinggi : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 20 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang. C. ASPEK USAHA AGRIBISNIS a. Aspek Usaha Agribisnis Hulu 1. Perbibitan Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah penyediaan bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan (IB). Pelaksanaan IB dilaksanakan secara mandiri, karena kelompok telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan IB. Di Kelompok Peternak Rukun, berdasarkan data PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) dari UPTD Kesehatan Hewan Kalibawang keberhasilan IB telah dicapai dengan rasio S/C sebesar 1,75 yang berarti setiap ekor induk sapi untuk bunting dikawinkan dengan IB antara 1 - 2 kali saja. Sebagai gambaran keberhasilan IB kami sajikan data hasil pemeriksaan kebuntingan selama tiga tahun terakhir sebagai berikut : No Tahun Frekuensi IB Kebuntingan Ratio S/C 1 2007 39 21 1.85 2 2008 31 19 1.63 3 2009 37 21 1.76 Jumlah 107 61 5.24 Rata-rata 36 20 1.75 Selain itu di kelompok kami juga melaksanakan program sapi lahir kembar, dengan pemberian tambahan vitamin kepada induk ternak dan kegiatan ini ada kerjasama dengan BPTP Yogyakarta. 2. Pakan Pakan pokok hijauan dari jenis rumput gajah, selain itu juga memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami, batang kedelai, jagung, kacang tanah dan cleresede. Sedangkan pakan tambahan berupa konsentrat, bekatul dan ubikayu. Pakan konsentrat pengadaanya menjalin kerjasama dengan KUD Sido Tentrem Banjararum Kalibawang Kulon Progo, dan untuk ubikayu para peternak mengusahakan sendiri dilahan pertanian yang dimiliki. Kelompok juga melakukan kegiatan fermentasi jerami guna meningkatkan kualitas pakan. 3. Obat-obatan / Vaksin Untuk menjaga kesehatan ternak peternak melakukan sanitasi kandang dan kebersihan ternak
  • 23. ii secara rutin serta pemberian obat cacing setiap empat bulan sekali. Dalam pemeriksaan kesehatan ternak kelompok melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan dan kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Untuk memudahkan pelayanan terhadap kebutuhan anggota, kelompok menyediakan vaksin dan obat-obatan ternak, antara lain : vaksin, obat cacing, mineral, stardec/starbio, GBN 1, obat lalat, EM4, tetes tebu serta obat- obatan buatan sendiri alami. Untuk vaksin dan obat-obatan kimia pengadaanya bekerjasama dengan Kios Kartika Tani di Semaken Banjararum Kalibawang Kulon Progo. b. Aspek Usaha Budidaya 1. Perkembangan Ternak Proses produksi usaha ternak sapi potong didalam kelompok bervariasi, meliputi individu dalam kawasan maupun terpencar dalam lingkup satu pedukuhan. Populasi ternak sapi dari tahun ketahun perkembanganya cenderung meningkat dan pemilikan ternak rata rata setiap anggota diantara 4 - 5 ekor , Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik populasi ternak selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut : No Tahun Populasi Awal Lahir Mati Jual Populasi Akhir 1 2007 139 40 0 34 145 2 2008 145 45 0 26 178 3 2009 178 43 0 36 187 2. Sistem dan Konstruksi Perkandangan Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan sinar matahari, angin, hujan dan penyakit. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ideal agar mudah dibersihkan serta untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri pada sapi betina bunting. Faktor sanitasi kandang merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap peternak, hal ini akan menguntungan bagi derajat kesehatan ternak dan pemiliknya. Agar sanitasi kandang tetap terpelihara minimal perlu pengaturan letak penampungan kotoran ternak dan usaha pengolahanya. Kelompok peternak Rukun telah mengusahakan sistem kandang permanen yang merupakan kandang koloni milik kelompok yang dilengkapi dengan rumah fermentasi dan rumah kompos untuk pengolahan kompos padat maupun cair. Rehab kandang koloni diperhitungkan menghabiskan biaya sebanyak Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Untuk kandang perorangan juga dengan konstruksi permanen dan dibuat dengan jarak 10 meter dari rumah pemukiman. 3. Upaya Perbaikan Reproduksi Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan dan dalam pelaksanaan IB kelompok tani Rukun telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito, sehingga keberhasilan IB yang telah dicapai adalah dengan rasio S/C sebesar 1,75. Peternak telah melakukan pencatatan perkawinan dan kelahiran. Sedangkan untuk peremajaan induk dilakukan setelah umur delapan tahun atau setelah beranak enam kali. Selanjutnya guna meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi potong, kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan BPTP Yogyakarta dalam menerapkan program sapi beranak kembar. 4. Formulasi Ransum Pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak merupakan faktor penting dalam usaha ternak sapi potong. Hal tersebut diperoleh dengan pemberian pakan dan air minum yang cukup dalam jumlah dan kandungan gizinya. Pakan diberikan dalam sehari dua kali serta perlu memperhatikan bobot sapi, usia dan status kesehatan. Rata-rata kebutuhan pokok pakan sehari sebagai berikut : hijauan (HMT) sebanyak 20 kg, konsentrat sebanyak 3 kg dan hasil
  • 24. ii fermentasi sebanyak 10 kg. Pemberian pakan untuk sapi yang bunting 5 bulan keatas dan sapi menyusui perlu penambahan porsi, hal ini dimaksudkan agar produksi susu dan kegemukan sapi dapat terjaga. Dengan pemberian ransum yang tepat diharapkan kenaikan bobot badan (ADG) sebesar 0,6 kg per hari dapat tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya konsentrat dan bekatul kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan KUD Sido Tentrem Kalibawang Kulon Progo. 5. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Sistem pencegahan dan penanganan penyakit di kelompok tani Rukun dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali, penambahan mineral, pemberian obat-obatan alami, sanitasi kandang secara rutin dan menjaga kebersihan ternak dengan cara memandikan ternak. Berkaitan dengan kesehatan ternak Kelompok telah melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan di Kecamatan Kalibawang. 6. Penanganan Limbah Kelompok peternak Rukun telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk cair urine sapi. Produksi hasil pengolahan limbah menjadi tambahan pendapatan bagi peternak. Penjualan kompos dari tahun ke tahun ada peningkatan dan sebagai gambaran penjualan pupuk organik selama tiga tahun terakhir kami sajikan data dan grafik poduksi dan nilai jual pupuk kompos sebagai berikut : No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp) 1 2007 76 38.000.000 2 2008 81 40.500.000 3 2009 82 41.000.000 Tahun 2009 kelompok melengkapi sarana dan peralatan pembuatan kompos padat maupun cair. Guna meningkatkan teknologi pengolahan limbah kotoran ternak, kelompok bekerjasama dengan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan dalam penjualan pupuk organik bekerjasama dengan Gapoktan Tani Manunggal Desa Banjararum Kalibawang. c. Aspek Usaha Agribisnis Hilir 1. Pemasaran Produk utama usaha ternak sapi potong adalah bibit sapi. Penjualan ternak di kelompok tani Rukun dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan sebagai gambaran penjualan ternak selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2008 sebanyak 26 ekor dan tahun 2009 sebanyak 36 ekor. Dalam pemasaran ternak kelompok bekerjasama dengan pedagang ternak yaitu Bapak Budiyono di Semaken Banjararum Kalibawang. 2. Pengolahan Hasil Pengolahan hasil ternak sapi potong untuk sementara ini difokuskan pada pengolahan kotoran ternak. Fases diolah menjadi kompos dan urine diolah menjadi pupuk cair. Selain itu kotoran ternak juga dimanfaatkan untuk memperoleh energi alternatif berupa bio energi (biogas)dari pembuatan biodegester. Manfaat ganda dari pembuatan biodegester selain sebagai sumber energi alternatif, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak dan kesehatan lingkungan karena kandang ternak selalu dalam keadaan bersih. Selain itu juga diperoleh pupuk cair dari limbah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat baik. Sedangkan untuk produksi pupuk cair dari urine sapi rata-rata tiap bulan menghasilkan 1.000 liter, dan setelah di fermentasi dapat dijual dengan harga per liter Rp. 4.000,- dengan demikian ada penambahan pendapatan peternak sapi yang berada di kandang koloni setiap bulanya sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah). d. Aspek Kelembagaan
  • 25. ii 1. Pembentukan Kelompok Adanya permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh masing masing peternak seperti terhambatnya penyebaran informasi, kesulitan mencari bibit yang baik, mahalnya sarana produksi pakan, harga jual ternak yang selalu ada permain dari pedagang dan seringnya ada gangguan kesehatan ternak, sehingga masyarakat bersepakat dalam musyawarah untuk membentuk kelompok. 2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kelompok Tani Rukun sebagai berikut : a. Pelindung : Wartoyo (Kepala Desa) b. Ketua : I. Samingan : II. Pujiman c. Sekretaris : I. Juwito : II. Waljito d. Bendahara : I. Mujiyono : II. Muji e. Sie Keswan & Pemasaran : Maryono f. Sie Pengolahan Kompos : Pujiman g. Sie HMT : Ali Usman h. Sie Sarana Produksi : Saratun 3. Pemilihan Pengurus Pengurus dipilih melalui musyawarah secara demokratis, dan ketentuan mengenai pemilihan pengurus ini telah diatur dalam AD/ART dan mengenai masa bakti pengurus adalah selama 5 tahun. 4. Kegiatan Pelayanan Anggota Kelompok peternak Rukun memiliki tiga fungsi utama yaitu berfungsi sebagai wahana belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi bagi para anggota kelompok. Anggota menerima informasi teknologi dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi melalui media pertemuan rutin setiap malam Selasa Pon. Selain itu pada saat pertemuan juga ada kegiatan pelayanan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi seperti pakan konsentrat, vaksin dan obat-obatan dapat dilayani melalui TPK (Tempat Pelayanan Kelompok). 5. Rencana Kerja Kelompok Dalam rangka untuk mengembangkan kegiatan dan usaha agribisnis sapi potong pembibitan, anggota bersepakat dalam musyawarah kelompok menetapkan rencana kerja sebagai berikut : a. Pembuatan rumah fermentasi jerami dan kompos b. Perbaikan jalan produksi c. Melengkapi Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) d. Gerakan sanitasi kandang e. Pembuatan fermentasi jerami f. Pengobatan cacing g. Uji laboratorium hasil kompos ke UPN Yogyakarta h. Pemeriksaan kesehatan dan kebuntingan i. Pengadaan pakan tambahan (konsentrat) j. Kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan kelompok k. Pembuatan packing produksi kompos l. Pemekaran kandang kelompok 6. Program Pelatihan Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dilaksanakan melalui kerjasama dengan BPTP Yogyakarta, Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta dan Dinas terkait. Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah diikuti oleh peternak antara lain : pelatihan, magang dan studi banding.
  • 26. ii 7. Perkembangan Pendapatan Berdasarkan hasil analisa usahatani ternak sapi potong dapat disimpulkan bahwa pendapatan peternak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik besaran pendapatan peternak sapi potong selama tiga tahun terakhir sebagai berikut : No Tahun Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) B/C ratio 1 2007 1.043.804.160 1.583.500.000 1.52 2 2008 1.223.004.160 1.904.500.000 1.56 3 2009 1.303.644.100 2.298.400.000 1.76 8. Sumber-sumber Modal Kelompok Modal kelompok yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha agribisnis dan kegiatan lainya pada akhir tahun 2009 sebesar Rp.524.450.000,- berasal dari berbagai sumber antara lain : PKP tahun 1999 sebesar Rp.300.000.000,- Modal pinjaman kepada anggota sebesar Rp.50.000.000,- Penjualan kompos selama empat tahun sebesar Rp.155.000.000,- Jasa gilingan tepung Rp.600.000, per tahun Jasa pompa air Rp.1.000.000,- per tahun Persewaan kursi Rp.250.000,- per tahun Retribusi penjualan ternak selama 3 tahun terakhir sebanyak 96 ekor @ Rp.10.000,- = Rp.960.000,- Retribusi jasa IB selama 3 tahun terakhir sebanyak 128 ekor @ Rp.5.000,- = Rp.640.000,- Bantuan pembuatan pupuk organik dari Dinas Pertanian Propinsi DIY sebesar Rp.16.000.000,- 9. Tingkat Keuntungan dan Manfaat Dari pengembangan modal kelompok tersebut diatas digunakan untuk membangun fasilitas umum maupun sarana dan prasrana yang terkait dengan usaha agribisnis pembibitan sapi potong : a. Perbaikan rumah fermentasi kompos senilai Rp.15.000.000,- b. Membangun jalan aspal sepanjang 1,5 km senilai Rp.102.000.000,- c. Pembelian TV Kelompok senilai Rp.600.000,- d. Pengadaan gilingan tepung 1 buah senilai Rp.3.000.000,- e. Pengadaan pompa air 1 buah senilai Rp.3.000.000,- f. Pengadaan kursi 100 buah senilai Rp.2.800.000,- g. Pengadaan kompresor 1 buah senilai Rp.3.500.000,- h. Perluasan kandang kelompok untuk 16 ekor senilai Rp.25.000.000,- i. Pemasangan listrik kandang kelompok Rp.1.000.000,- j. Membangun tempat pakan ternak di kandang koloni senilai Rp.15.000.000,- k. Biaya sewa lokasi kandang untuk seluas 1.000 meter setiap 5 tahun Rp.3.000.000,- l. Perbaikan kandang kelompok tahun 2010 sebesar Rp.70.000.000,- m. Pembelian alat pengolah urine senilai Rp.3.000.000, D. MITRA KERJA KELOMPOK Dalam mengembangkan usaha, kelompok melakukan pengembangan jejaring kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dalam tabel berikut ini : No Nama Alamat Bentuk Kerjasama 1. Poskeswan Banjararum Kalibawang Kulon Progo Pemeriksaan Kesehatan ternak 2. Budiyono Semaken Banjararum Kalibawang Kln Progo Penyediaan bibit dan pemasaran ternak 3. Kios Kartika Tani Semaken, Banjararum Kalibawang, Kln Progo Penyediaan vaksin dan obat-obatan 4. KUD Sido Tentrem Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Pengadaan konsentrat, bekatul
  • 27. ii dan pupuk 5. LKM Binangun Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Permodalan 6. Gapoktan / LKM-A Tani Manunggal Banjararum, Kalibawang Kulon Progo 1. Permodalan 2. Pemasaran pupuk organik 7. BPTP Yogyakarta 1. Pengembangan teknologi dan SDM 2. Program PSDS 8. Perguruan Tinggi UPN Yogyakarta Pengembangan teknologi & SDM E. KEUNGGULAN KELOMPOK Jiwa semangat bekerja dari pengurus dan anggota kelompok merupakan asset yang sangat berharga untuk menuju pengembangan usaha agribisnis sapi potong perbibitan yang diharapkan. Adanya kandang koloni kelompok mempercepat sampainya informasi teknologi diterima anggota serta berbagai permasalahan segera dapat diselesaikan. Dilengkapinya fasilitas pembuatan kompos dan pupuk urine sapi memungkinkan pembuatan pupuk organik skala besar. Jaringan kemitraan yang telah terbangun dari berbagai pihak memberikan peluang peningkatan keuntungan usaha ternak sapi potong. Dimilikinya sorang Inseminator sehingga keberhasilan kebuntingan dapat dicapai dengan ratio S/C sama dengan 1,75. Dikembangkanya program pertanian terpadu, sehingga memberi peluang besar terhadap pengembangan usaha agribisnis ternak sapi. Kelompok peternak sapi potong Rukun terpilih menjadi salah satu sample Program P2SDS oleh BPTP Yogyakarta. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Mekanisme terbentuknya kelompok tani , melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut Kegiatan kelompok ternak Rukun meliputi agribisnis hulu, aspek budidaya dan agribisnis hilir berjalan cukup baik terbukti dengan berhasilnya pelaksanaan kegiatan masing- masing aspek tersebut sesuai anjuran. Salah satu penentu keberhasilan dan dinamika kelompok adalah karena berfungsinya hubungan baik antar kelompok maupun pihak lain yang mendukung melalui perjanjian kerjasama saling menguntungkan melalui kemitraan. Dari segi ekonomi kelompok ternak Rukun ditunjang dengan adanya pemupukan modal baik dari iuran anggota, simpanan , serta pendapatan lain yang sah sesuai AD / ART. Sedangkan secara individu berdasarkan perhitungan analisa usahatani ternyata usaha ternak sapi sangat menguntungkan . 2. Saran - Saran Agar kemampuan kelompok semakin tinggi dan kuat maka pendampingan rutin dan berkelanjutan sangat diperlukan dengan berbagai metode maupun modifikasinya. Untuk meningkatkan pendapatan peternak serta menjaga kelestarian lingkungan maka pengolahan limbah kotoran ternak perlu terus digalakkan baik untuk keperluan sendiri maupun dijual sebagai pupuk organic bagi tanaman pangan. Kemampuan masing- masing anggota perlu ditingkatkan baik dari segi teknis budidaya maupun perekonomiannya sehingga mampu mempertahankan kualitas budidaya ternak sapi yang akhirnya dapat diperoleh keuntungan yang optimal..
  • 28. ii BAB V PENUTUP Dengan berakhirnya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pendampingan kelompok tani sehingga materi dan metode nya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pembinaan kelompok ternak sapi potong ,semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijaksanaan dikemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Dengan mengingat kondisi petani dan kelompok tani secara makro belum sesuai dengan harapan, maka dalam rangka pemberdayaan petani, pemerintah telah mengembangkan metode pembinaan serta berbagai kelembagaan yang diarahkan kepada tercapainya landasan yang kuat bagi petani untuk berswadaya. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan tersebut adalah kelompok tani . Yaitu kelompok yang berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja sama, serta kegiatan usaha. Mekanisme terbentuknya kelompok tani ini adalah melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa petani tidak seluruhnya berpartisipasi dalam kegiatan - kegiatan kelompok itu. Dengan perkataan lain mengapa kelompok tani kurang mempunyai daya tarik bagi para anggotanya?. Bukankah tujuan dari kegiatan kelompok tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta tingkat kesejahteraan petani. 1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Penelitian ini bertujuan utama untuk memperoleh gambaran mengenai : • Profil secara umum kelompok Tani Rukun Mejing Kalibawang • Struktur organisasi dan kerjasama kelompok tani • Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia kelompok tani. • Faktor- faktor yang menentukan kemampuan kelompok tani. Dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan rekomendasi kebijaksanaan yang berhubungan dengan tata cara untuk mengembangkan peranan dan pembinaan kelompok tani dalam memberdayakan petani. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan para anggota kelompok tani itu dapat lebih dikembangkan . Mengetahui tingkat peranan kelompok tani sama dengan mengukur dinamika kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu terlebih dulu penting untuk diketahui motor penggerak dinamika perkembangan kelompok tani tersebut. Adjid ( 1978 ), mengatakan bahwa suatu kelompok sosial mempunyai "External Structure atau Sosio Group dan Internal Structure atau Phycho Group". Yang dimaksud External Structure adalah dinamika dari kelompok untuk menanggapi tugas
  • 29. ii yang timbul karena adanya tantangan dari lingkungan dalam rangka mewujudkan cita- cita yang menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut. Sedangkan Internal Structure adalah pranata atau norma yang mengatur hubungan antar anggota dalam kelompok sehingga setiap anggota memperoleh kedudukan, peranan dan kewajiban tertentu yang berkaitan dengan ketentuan distribusi fasilitas, kekuasaan ,dan prestasi kerja. Peningkatan prdoduktivitas usahatani merupakan external structure sedangkan internal structure akan berkembang sebagai hasil interaksi sosial dari kelompok tersebut dalam melaksanakan tugasnya. (Rusidi, 1978), menjelaskan bahwa kita perlu mengetahui ciri- ciri suatu kelompok yang kompak (kohesif). Kekompakan (cohesivenese) yaitu daya lekat yang terjadi sebagai resultante dari segala kekuatan kegiatan seluruh orang yang terlibat dalam kelompok tersebut untuk tetap tinggal didalamnya. Tertariknya orang tersebut tetap tinggal dalam kelompok tersebut serta tetap aktif, dapat ditinjau dari : yang pertama dari segi mengapa orang- orang tersebut tertarik, dan yang kedua mengapa kelompok itu mempunyai daya tarik. Maslow (1954), menyebutkan bahwa motif orang untuk berkelompok, terdorong oleh maksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain : untuk survive, seperti kebutuhan fisik sehari- hari, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk memeproleh kekuasaan dan lain- lainnya yang diharapkan dapat dipenuhi dari kelompok tersebut. Dengan demikian dari pihak kelompok tani harus memiliki daya tarik, hal ini dapat tercermin dari tujuan kelompok, rencana kelompok, dan posisinya atau perananannya dalam masyarakat. Atau dengan kata lain bahwa kelompok tani itu menjadi objek kebutuhan atau tujuan kelompok tersebut dapat memberi kepuasan untuk memperoleh kebutuhan, adanya kesamaan antara tujuan kelompok tani dengan tujuan pribadinya. Sehingga perlu diteliti latar belakang yang mendorong usaha atau keinginan untuk melakukan usaha demi pemenuhan dengan keberhasilan ( hasrat dari petani ) termasuk motif berkelompok. Setelah diketahui motif yang sebenarnya dari petani , kemudian perlu diteliti factor lain yang berpengaruh terhadap kekompakan suatu kelompok, antara lain : tergantung dari struktur dan tingkat kepemimpinan dari kelompok tersebut. Berhubung secara fisik kelompok tani itu telah mempunyai struktur organisasi, adanya pengurus (ketua, penulis, keuangan), petani maju, petani peserta, maka sudah dapat diduga bahwa otoritas dan wewenang serta sesuatu komunikasi akan berjalan menurut hirarhi. Kartasapoetra (1994), mengatakan kegiatan penyuluhan telah banyak membantu para petani menolong dirinya sendiri (self helf) yang dari padanya dengan didasari semangat gotong royong yang tinggi dan penuh toleransi mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya. Persoalan tersebut timbul karena adanya keinginan untuk hidup sejahtera dengan meningkatkan income sebesar- besarnya dan kebutuhan akan cara- cara atau teknologi baru yang mereka yakini dapat meningkatkan prduksi, pendapatan serta kesejahteraan mereka. Disamping hal tersebut penyuluhan juga dapat menjembatani gap antara praktek yang biasa dilakukan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Yang tidak kalah pentingnya penyuluhan berfungsi sebagai penyampai, pengusaha, dan penyesuai program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan petani dan sebaliknya program dari para petani dan partisipasinya dapat diperhatikan oleh Pemerintah. Kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungannya karena mereka aktif membantu pemerintah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan Penyuluh Lapangan serta produktivitas usahataninya cukup tinggi, mempunyai sifat keterbukaan, banyak mebantu para petani dalam memecahkan pesmasalahan yang dihadapi. Biasanya kontak tani merupakan petani pemilik atau penggarap tanah yang berpengalaman banyak dalam usahataninya, dinamis dan mempunyai pandangan positif terhadap teknologi baru. (Kartasapoetra, 1994). Perkembangan tingkat adopsi inovasi teknologi baru antara lain ditentukan oleh perkembangan kegiatan penyuluhan. Sedangkan proses penerimaan atau penolakan inovasi
  • 30. ii teknologi baru tidak berjalan secara langsung dari sumbernya kepada petani. Akan tetapi proses ini berjalan melalui penyaring atau filter yang berupa tokoh- tokoh opini formal dan in formal, yang menyaring bagian- bagian apa dan sampai sejauh mana informasi tersebut diteruskan kepada petani, dan mau membuka atau menutup pintu social, untuk menerima atau menolak teknologi baru itu. Dengan kata lain pemindahan teknologi baru tidak berlangsung menurut langkah tunggal (one step flow of transfer) tetapi langkah ganda (multy step flow of transfer) (Hamijoyo,1974). Perkembangan dari kelompok tani, disamping ditentukan oleh aktivitas dari kelompok tani itu sendiri, juga dipenganruhi dan ditentukan oleh kegiatan Penyuluh Pertanian. Implementasi rencana kerja dari kelompok tani akan tergantung kepada adanya kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh untuk mendukungnya. Program kerja penyuluhan yang baik apabila dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran yang tersusun dalam monografi wilayah, terutama kondisi dan situasi serta problema yang dihadapi para petani, peranan dan kemampuan penyuluh, alat bantu penyuluhan serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya. (Kartasapoetra, 1994). Manusia banyak belajar dengan mencoba serangkaian tindakan yang beragam. Tingkat tindakan yang dilakukan tergantung pada penghargaan yang diterima. Jika memperoleh penghargaan , percobaan akan sering dilakukan tetapi jika gagal maka akan ragu- ragu untuk memulai kegiatan baru lagi dengan demikian penyuluh mempunyai tugas untuk meneguhkan pendirian petani. Seseorang dengan tingkat penilaian diri atau pengendalian perilaku yang tinggi, apabila mereka gagal dalam berusaha akan mengulanginya lagi sampai berhasil dengan baik dan begitu juga sebaliknya. BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian/survey ini dilaksanakan diwilayah Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, dengan mengambil waktu selama satu bulan mulai dari perencanaan sampai dengan pembuatan laporan. 3.2 Materi Penelitian Materi yang dipergunakan dalam penelitian/survey ini adalah Petani anggota kelompok tani, pengurus kelompok tani, tokoh informal maupun formal, petugas pertanian diwilayah penelitian sebagai responden untuk memperoleh data primer. Sedangkan untuk melengkapi informasi yang diperlukan, juga mengambil data sekunder dari monografi wilayah serta data lain yang mendukung materi penelitian. 3.3 Metode Penelitian Dalam penelitian ini dipergunakan metode Study Kasus, dengan pemilihan contoh secara Purposive Sampling yaitu mengambil contoh secara sengaja, dimana peneliti menentukan dengan sengaja contoh yang akan diteliti yang bertujuan menggambarkan beberapa sifat populasi. Untuk memperoleh informasi dari responden dipergunakan metode wawancara mempergunakan kuesener yang telah dipersiapkan lebih dulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara menganalisa data monografi wilayah penelitian. 3.4 Analisa Data Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dipergunakan cara analisa tabel bagi kepentingan mengetahui hubungan profil Kelompok Tani Rukun. Sedangkan pembahasannya dilakukan secara diskriptif, dan data yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel agar mudah dalam membacanya
  • 31. ii BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTITAS KELOMPOK 1. Nama kelompok : R U K U N 2. Satus kelompok : Kelas Madya No. 11/BAR/XII/2002 3. Jumlah anggota : 40 orang 4. Alamat : Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Prop. D.I. Yogyakarta 5. Tanggal Pembentukan : 10 Januari 1980 6. Nama Ketua Kelompok :Samingan, 7. Pendidikan terakhir ketua kelompok : Diploma 2 (D2) 8. Usaha kelompok : Sapi potong pembibitan Hortikultura (cabai, semangka, melon, tomat, kacang panjang,) Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai, ubikayu) Perkebunan (kakao, kelapa) Perikanan (lele) Ternak unggas (ayam kampung, ayam ras) Ternak kecil (kambing, kelinci) Pengolahan kompos dan pupuk cair (urine) Jasa penggilingan tepung Simpan pinjam 9. Jumlah populasi ternak di kelompok : Induk : 139 ekor Pejantan : 32 ekor Calon Induk : 16 ekor Jumlah : 187 ekor 10. Penghargaan yang pernah diperoleh : Juara I lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2009 Juara I lomba kelompok sapi potong Kabupaten Kulon Progo 2008 Juara III lomba kelompok sapi potong Propinsi DIY tahun 2001 Juara IV lomba sapi potong tingkat Propinsi DIY tahun 2005 Juara III lomba Pengembangan Areal Dampak UPSA Prop. 1991 Juara III lomba Penghijauan Swadaya Kabupaten Kulon Progo 1991 B. GAMBARAN UMUM LOKASI KELOMPOK 1. Letak Geografis Kelompok Peternak Sapi Potong " Rukun " adalah salah satu dari 151 lembaga tani yang ada di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Terletak di Dukuh Mejing, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta dan secara geografis berada di kaki Pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo. Adapun batas-batas wilayah Kelompok Peternak " Rukun " sebagai berikut :Sebelah Utara Dukuh Sentul Desa Banjararum Kalibawang, sebelah Timur Dukuh Degan Desa Banjararum Kalibawang , sebelah Selatan Dukuh Klepu Desa Banjartarum Kalibawang dan sebelah Barat Dukuh Brajan Desa Banjararum Kalibawang 2. Topografi
  • 32. ii Keadaan wilayah Kelompok Peternak " Rukun ", 72% merupakan perbukitan dan 28% merupakan daerah landai sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 0-45%, sedang ketinggian tempat dari permukaan laut antara 200-600 meter dpl. 3. Tata guna lahan Luas wilayah 61,4200 hektar, terdiri dari sawah pengairan teknis 4,5000 ha, sawah pengairan sederhana 10,4000 ha, sawah tadah hujan 2,2000 ha, tanah tegal 4,8000 ha, tanah pekarangan 28,2000 ha, dan kolam ikan seluas 0,0200 ha 4. Keadaan iklim dan sumberdaya alam Keadaan curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebagai berikut : bulan kering dengan CH < 60 mm selama 3 bulan, bulan lembab dengan CH 60-80 mm selama 1 bulan dan bulan basah dengan CH > 80 mm selama 8 C dan C, suhu minimum 28 bulan, sedangkan keadaan suhu rata-rata : 32,5 C dan mengenai kelembaban, rata-rata dengan kelembaban suhu maksimum 37 72,5%, kelembaban minimum 70% dan kelembaban maksimum 75%. Keadaan tanah meliputi : dataran rendah : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 30 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang dan pada dataran tinggi : pH tanah 5,5 - 7 dengan kedalaman lapis olah antara 10 - 20 cm, sedangkan kesuburan dan drainase tanah pada tingkat sedang. C. ASPEK USAHA AGRIBISNIS a. Aspek Usaha Agribisnis Hulu 1. Perbibitan Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah penyediaan bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan (IB). Pelaksanaan IB dilaksanakan secara mandiri, karena kelompok telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan IB. Di Kelompok Peternak Rukun, berdasarkan data PKB (Pemeriksaan Kebuntingan) dari UPTD Kesehatan Hewan Kalibawang keberhasilan IB telah dicapai dengan rasio S/C sebesar 1,75 yang berarti setiap ekor induk sapi untuk bunting dikawinkan dengan IB antara 1 - 2 kali saja. Sebagai gambaran keberhasilan IB kami sajikan data hasil pemeriksaan kebuntingan selama tiga tahun terakhir sebagai berikut : No Tahun Frekuensi IB Kebuntingan Ratio S/C 1 2007 39 21 1.85 2 2008 31 19 1.63 3 2009 37 21 1.76 Jumlah 107 61 5.24 Rata-rata 36 20 1.75 Selain itu di kelompok kami juga melaksanakan program sapi lahir kembar, dengan pemberian tambahan vitamin kepada induk ternak dan kegiatan ini ada kerjasama dengan BPTP Yogyakarta. 2. Pakan Pakan pokok hijauan dari jenis rumput gajah, selain itu juga memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti jerami, batang kedelai, jagung, kacang tanah dan cleresede. Sedangkan pakan tambahan berupa konsentrat, bekatul dan ubikayu. Pakan konsentrat pengadaanya menjalin kerjasama dengan KUD Sido Tentrem Banjararum Kalibawang Kulon Progo, dan
  • 33. ii untuk ubikayu para peternak mengusahakan sendiri dilahan pertanian yang dimiliki. Kelompok juga melakukan kegiatan fermentasi jerami guna meningkatkan kualitas pakan. 3. Obat-obatan / Vaksin Untuk menjaga kesehatan ternak peternak melakukan sanitasi kandang dan kebersihan ternak secara rutin serta pemberian obat cacing setiap empat bulan sekali. Dalam pemeriksaan kesehatan ternak kelompok melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan dan kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Untuk memudahkan pelayanan terhadap kebutuhan anggota, kelompok menyediakan vaksin dan obat-obatan ternak, antara lain : vaksin, obat cacing, mineral, stardec/starbio, GBN 1, obat lalat, EM4, tetes tebu serta obat- obatan buatan sendiri alami. Untuk vaksin dan obat-obatan kimia pengadaanya bekerjasama dengan Kios Kartika Tani di Semaken Banjararum Kalibawang Kulon Progo. b. Aspek Usaha Budidaya 1. Perkembangan Ternak Proses produksi usaha ternak sapi potong didalam kelompok bervariasi, meliputi individu dalam kawasan maupun terpencar dalam lingkup satu pedukuhan. Populasi ternak sapi dari tahun ketahun perkembanganya cenderung meningkat dan pemilikan ternak rata rata setiap anggota diantara 4 - 5 ekor , Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik populasi ternak selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut : No Tahun Populasi Awal Lahir Mati Jual Populasi Akhir 1 2007 139 40 0 34 145 2 2008 145 45 0 26 178 3 2009 178 43 0 36 187 2. Sistem dan Konstruksi Perkandangan Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari gangguan sinar matahari, angin, hujan dan penyakit. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan ideal agar mudah dibersihkan serta untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri pada sapi betina bunting. Faktor sanitasi kandang merupakan hal penting yang harus dilakukan setiap peternak, hal ini akan menguntungan bagi derajat kesehatan ternak dan pemiliknya. Agar sanitasi kandang tetap terpelihara minimal perlu pengaturan letak penampungan kotoran ternak dan usaha pengolahanya. Kelompok peternak Rukun telah mengusahakan sistem kandang permanen yang merupakan kandang koloni milik kelompok yang dilengkapi dengan rumah fermentasi dan rumah kompos untuk pengolahan kompos padat maupun cair. Rehab kandang koloni diperhitungkan menghabiskan biaya sebanyak Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Untuk kandang perorangan juga dengan konstruksi permanen dan dibuat dengan jarak 10 meter dari rumah pemukiman. 3. Upaya Perbaikan Reproduksi Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak sapi adalah bibit. Di kelompok Rukun, bibit diperoleh dengan melakukan seleksi indukan sapi yang telah diketahui asal usulnya dan memenuhi kriteria bibit yang baik, antara lain memiliki penampilan yang baik, sehat dan tidak cacat. Bibit juga diperoleh dari hasil inseminasi buatan dan dalam pelaksanaan IB kelompok tani Rukun telah memiliki seorang Inseminator yaitu Sdr. Waljito, sehingga keberhasilan IB yang telah dicapai adalah dengan rasio S/C sebesar 1,75. Peternak telah melakukan pencatatan perkawinan dan kelahiran. Sedangkan untuk peremajaan induk dilakukan setelah umur delapan tahun atau setelah beranak enam kali. Selanjutnya guna meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi potong, kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan BPTP Yogyakarta dalam menerapkan program sapi beranak kembar.
  • 34. ii 4. Formulasi Ransum Pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak merupakan faktor penting dalam usaha ternak sapi potong. Hal tersebut diperoleh dengan pemberian pakan dan air minum yang cukup dalam jumlah dan kandungan gizinya. Pakan diberikan dalam sehari dua kali serta perlu memperhatikan bobot sapi, usia dan status kesehatan. Rata-rata kebutuhan pokok pakan sehari sebagai berikut : hijauan (HMT) sebanyak 20 kg, konsentrat sebanyak 3 kg dan hasil fermentasi sebanyak 10 kg. Pemberian pakan untuk sapi yang bunting 5 bulan keatas dan sapi menyusui perlu penambahan porsi, hal ini dimaksudkan agar produksi susu dan kegemukan sapi dapat terjaga. Dengan pemberian ransum yang tepat diharapkan kenaikan bobot badan (ADG) sebesar 0,6 kg per hari dapat tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan pakan khususnya konsentrat dan bekatul kelompok peternak Rukun bekerjasama dengan KUD Sido Tentrem Kalibawang Kulon Progo. 5. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Sistem pencegahan dan penanganan penyakit di kelompok tani Rukun dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali, penambahan mineral, pemberian obat-obatan alami, sanitasi kandang secara rutin dan menjaga kebersihan ternak dengan cara memandikan ternak. Berkaitan dengan kesehatan ternak Kelompok telah melakukan kerjasama dengan UPTD Kesehatan Hewan di Kecamatan Kalibawang. 6. Penanganan Limbah Kelompok peternak Rukun telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk cair urine sapi. Produksi hasil pengolahan limbah menjadi tambahan pendapatan bagi peternak. Penjualan kompos dari tahun ke tahun ada peningkatan dan sebagai gambaran penjualan pupuk organik selama tiga tahun terakhir kami sajikan data dan grafik poduksi dan nilai jual pupuk kompos sebagai berikut : No Tahun Produksi (ton) Nilai (Rp) 1 2007 76 38.000.000 2 2008 81 40.500.000 3 2009 82 41.000.000 Tahun 2009 kelompok melengkapi sarana dan peralatan pembuatan kompos padat maupun cair. Guna meningkatkan teknologi pengolahan limbah kotoran ternak, kelompok bekerjasama dengan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan dalam penjualan pupuk organik bekerjasama dengan Gapoktan Tani Manunggal Desa Banjararum Kalibawang. c. Aspek Usaha Agribisnis Hilir 1. Pemasaran Produk utama usaha ternak sapi potong adalah bibit sapi. Penjualan ternak di kelompok tani Rukun dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan sebagai gambaran penjualan ternak selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2008 sebanyak 26 ekor dan tahun 2009 sebanyak 36 ekor. Dalam pemasaran ternak kelompok bekerjasama dengan pedagang ternak yaitu Bapak Budiyono di Semaken Banjararum Kalibawang. 2. Pengolahan Hasil Pengolahan hasil ternak sapi potong untuk sementara ini difokuskan pada pengolahan kotoran ternak. Fases diolah menjadi kompos dan urine diolah menjadi pupuk cair. Selain itu kotoran ternak juga dimanfaatkan untuk memperoleh energi alternatif berupa bio energi (biogas)dari pembuatan biodegester. Manfaat ganda dari pembuatan biodegester selain sebagai sumber energi alternatif, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak dan kesehatan lingkungan karena kandang ternak selalu dalam keadaan bersih. Selain itu juga diperoleh pupuk cair dari limbah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang sangat baik. Sedangkan untuk produksi pupuk cair dari urine sapi rata-rata tiap bulan menghasilkan 1.000 liter, dan setelah di fermentasi dapat dijual dengan harga per liter Rp. 4.000,- dengan
  • 35. ii demikian ada penambahan pendapatan peternak sapi yang berada di kandang koloni setiap bulanya sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah). d. Aspek Kelembagaan 1. Pembentukan Kelompok Adanya permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh masing masing peternak seperti terhambatnya penyebaran informasi, kesulitan mencari bibit yang baik, mahalnya sarana produksi pakan, harga jual ternak yang selalu ada permain dari pedagang dan seringnya ada gangguan kesehatan ternak, sehingga masyarakat bersepakat dalam musyawarah untuk membentuk kelompok. 2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kelompok Tani Rukun sebagai berikut : a. Pelindung : Wartoyo (Kepala Desa) b. Ketua : I. Samingan : II. Pujiman c. Sekretaris : I. Juwito : II. Waljito d. Bendahara : I. Mujiyono : II. Muji e. Sie Keswan & Pemasaran : Maryono f. Sie Pengolahan Kompos : Pujiman g. Sie HMT : Ali Usman h. Sie Sarana Produksi : Saratun 3. Pemilihan Pengurus Pengurus dipilih melalui musyawarah secara demokratis, dan ketentuan mengenai pemilihan pengurus ini telah diatur dalam AD/ART dan mengenai masa bakti pengurus adalah selama 5 tahun. 4. Kegiatan Pelayanan Anggota Kelompok peternak Rukun memiliki tiga fungsi utama yaitu berfungsi sebagai wahana belajar, sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi bagi para anggota kelompok. Anggota menerima informasi teknologi dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi melalui media pertemuan rutin setiap malam Selasa Pon. Selain itu pada saat pertemuan juga ada kegiatan pelayanan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi seperti pakan konsentrat, vaksin dan obat-obatan dapat dilayani melalui TPK (Tempat Pelayanan Kelompok). 5. Rencana Kerja Kelompok Dalam rangka untuk mengembangkan kegiatan dan usaha agribisnis sapi potong pembibitan, anggota bersepakat dalam musyawarah kelompok menetapkan rencana kerja sebagai berikut : a. Pembuatan rumah fermentasi jerami dan kompos b. Perbaikan jalan produksi c. Melengkapi Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) d. Gerakan sanitasi kandang e. Pembuatan fermentasi jerami f. Pengobatan cacing g. Uji laboratorium hasil kompos ke UPN Yogyakarta h. Pemeriksaan kesehatan dan kebuntingan i. Pengadaan pakan tambahan (konsentrat) j. Kerjasama dengan berbagai pihak sesuai kebutuhan kelompok k. Pembuatan packing produksi kompos l. Pemekaran kandang kelompok
  • 36. ii 6. Program Pelatihan Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dilaksanakan melalui kerjasama dengan BPTP Yogyakarta, Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta dan Dinas terkait. Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah diikuti oleh peternak antara lain : pelatihan, magang dan studi banding. 7. Perkembangan Pendapatan Berdasarkan hasil analisa usahatani ternak sapi potong dapat disimpulkan bahwa pendapatan peternak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Sebagai gambaran kami sajikan data dan grafik besaran pendapatan peternak sapi potong selama tiga tahun terakhir sebagai berikut : No Tahun Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) B/C ratio 1 2007 1.043.804.160 1.583.500.000 1.52 2 2008 1.223.004.160 1.904.500.000 1.56 3 2009 1.303.644.100 2.298.400.000 1.76 8. Sumber-sumber Modal Kelompok Modal kelompok yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha agribisnis dan kegiatan lainya pada akhir tahun 2009 sebesar Rp.524.450.000,- berasal dari berbagai sumber antara lain : PKP tahun 1999 sebesar Rp.300.000.000,- Modal pinjaman kepada anggota sebesar Rp.50.000.000,- Penjualan kompos selama empat tahun sebesar Rp.155.000.000,- Jasa gilingan tepung Rp.600.000, per tahun Jasa pompa air Rp.1.000.000,- per tahun Persewaan kursi Rp.250.000,- per tahun Retribusi penjualan ternak selama 3 tahun terakhir sebanyak 96 ekor @ Rp.10.000,- = Rp.960.000,- Retribusi jasa IB selama 3 tahun terakhir sebanyak 128 ekor @ Rp.5.000,- = Rp.640.000,- Bantuan pembuatan pupuk organik dari Dinas Pertanian Propinsi DIY sebesar Rp.16.000.000,- 9. Tingkat Keuntungan dan Manfaat Dari pengembangan modal kelompok tersebut diatas digunakan untuk membangun fasilitas umum maupun sarana dan prasrana yang terkait dengan usaha agribisnis pembibitan sapi potong : a. Perbaikan rumah fermentasi kompos senilai Rp.15.000.000,- b. Membangun jalan aspal sepanjang 1,5 km senilai Rp.102.000.000,- c. Pembelian TV Kelompok senilai Rp.600.000,- d. Pengadaan gilingan tepung 1 buah senilai Rp.3.000.000,- e. Pengadaan pompa air 1 buah senilai Rp.3.000.000,- f. Pengadaan kursi 100 buah senilai Rp.2.800.000,- g. Pengadaan kompresor 1 buah senilai Rp.3.500.000,- h. Perluasan kandang kelompok untuk 16 ekor senilai Rp.25.000.000,- i. Pemasangan listrik kandang kelompok Rp.1.000.000,- j. Membangun tempat pakan ternak di kandang koloni senilai Rp.15.000.000,- k. Biaya sewa lokasi kandang untuk seluas 1.000 meter setiap 5 tahun Rp.3.000.000,- l. Perbaikan kandang kelompok tahun 2010 sebesar Rp.70.000.000,- m. Pembelian alat pengolah urine senilai Rp.3.000.000, D. MITRA KERJA KELOMPOK Dalam mengembangkan usaha, kelompok melakukan pengembangan jejaring kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dalam tabel berikut ini :
  • 37. ii No Nama Alamat Bentuk Kerjasama 1. Poskeswan Banjararum Kalibawang Kulon Progo Pemeriksaan Kesehatan ternak 2. Budiyono Semaken Banjararum Kalibawang Kln Progo Penyediaan bibit dan pemasaran ternak 3. Kios Kartika Tani Semaken, Banjararum Kalibawang, Kln Progo Penyediaan vaksin dan obat-obatan 4. KUD Sido Tentrem Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Pengadaan konsentrat, bekatul dan pupuk 5. LKM Binangun Banjararum, Kalibawang Kulon Progo Permodalan 6. Gapoktan / LKM-A Tani Manunggal Banjararum, Kalibawang Kulon Progo 1. Permodalan 2. Pemasaran pupuk organik 7. BPTP Yogyakarta 1. Pengembangan teknologi dan SDM 2. Program PSDS 8. Perguruan Tinggi UPN Yogyakarta Pengembangan teknologi & SDM E. KEUNGGULAN KELOMPOK Jiwa semangat bekerja dari pengurus dan anggota kelompok merupakan asset yang sangat berharga untuk menuju pengembangan usaha agribisnis sapi potong perbibitan yang diharapkan. Adanya kandang koloni kelompok mempercepat sampainya informasi teknologi diterima anggota serta berbagai permasalahan segera dapat diselesaikan. Dilengkapinya fasilitas pembuatan kompos dan pupuk urine sapi memungkinkan pembuatan pupuk organik skala besar. Jaringan kemitraan yang telah terbangun dari berbagai pihak memberikan peluang peningkatan keuntungan usaha ternak sapi potong. Dimilikinya sorang Inseminator sehingga keberhasilan kebuntingan dapat dicapai dengan ratio S/C sama dengan 1,75. Dikembangkanya program pertanian terpadu, sehingga memberi peluang besar terhadap pengembangan usaha agribisnis ternak sapi. Kelompok peternak sapi potong Rukun terpilih menjadi salah satu sample Program P2SDS oleh BPTP Yogyakarta. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Mekanisme terbentuknya kelompok tani , melalui interaksi antara para Petani dan Penyuluh Pertanian , yang mendapat dukungan dari tokoh formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses terbentuknya kelompok tani , peranan Penyuluh dan Kontak Tani sangat penting , karena minat untuk bergabung dalam kelompok tani tergantung dari kepemimpinan dan contoh dari Kontak Tani dan Penyuluh tersebut Kegiatan kelompok ternak Rukun meliputi agribisnis hulu, aspek budidaya dan agribisnis hilir berjalan cukup baik terbukti dengan berhasilnya pelaksanaan kegiatan masing- masing aspek tersebut sesuai anjuran. Salah satu penentu keberhasilan dan dinamika kelompok adalah karena berfungsinya hubungan baik antar kelompok maupun pihak lain yang mendukung melalui perjanjian kerjasama saling menguntungkan melalui kemitraan. Dari segi ekonomi kelompok ternak Rukun ditunjang dengan adanya pemupukan modal baik dari iuran anggota, simpanan , serta pendapatan lain yang sah sesuai AD / ART. Sedangkan secara individu berdasarkan perhitungan analisa usahatani ternyata usaha ternak sapi sangat menguntungkan . 2. Saran - Saran Agar kemampuan kelompok semakin tinggi dan kuat maka pendampingan rutin dan berkelanjutan sangat diperlukan dengan berbagai metode maupun modifikasinya. Untuk meningkatkan pendapatan peternak serta menjaga kelestarian lingkungan maka
  • 38. ii pengolahan limbah kotoran ternak perlu terus digalakkan baik untuk keperluan sendiri maupun dijual sebagai pupuk organic bagi tanaman pangan. Kemampuan masing- masing anggota perlu ditingkatkan baik dari segi teknis budidaya maupun perekonomiannya sehingga mampu mempertahankan kualitas budidaya ternak sapi yang akhirnya dapat diperoleh keuntungan yang optimal.. BAB V PENUTUP Dengan berakhirnya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pendampingan kelompok tani sehingga materi dan metode nya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pembinaan kelompok ternak sapi potong ,semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijaksanaan dikemudian hari. DISUSUN OLEH : kelompok ii 1. mukmina (21114167) 2. nurbayani syah (21114168) 3. sartina (21114169) 4. sitti zalna sese (21114170) JURUSAN : pgaud semester : iv UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013