Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, termasuk definisi ekonomi kreatif, kontribusi sektor terhadap ekonomi dan lapangan kerja Indonesia, serta visi dan misi pengembangan ekonomi kreatif Indonesia sampai tahun 2025."
1. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia
Togar M. Simatupang
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Institut Teknologi Bandung
Disampaikan pada Diskusi “Pengembangan Ekonomi Kreatif Guna Menciptakan
Lapangan Kerja dan Mengentaskan Kemiskinan Dalam Rangka Ketahanan
Nasional” di Lembaga Ketahanan Nasional RI tanggal 31 Mei 2012
3. Tujuan
Pokok
Permasalahan
Maksud
Tujuan
Bagaimana strategi dan
terobosan baru dalam
mengembangkan ekonomi
kreatif dalam penciptaan
lapangan kerja?
Mengenali model strategi dan
implementasi pengembangan
ekonomi kreatif yang didukung
data dan pemetaan dalam
menyusun perencanaan.
Meningkatkan program
nyata/rencana aksi yang
dilakukan oleh
kementrian/lembaga terkait.
Bagaimana langkah
pengembangan ekonomi
kreatif dan terobosan baru
dalam percepatan
pengentasan kemiskinan?
Menghimpun berbagai
pemikiran dan terobosan
dalam menyusun Rencana
Strategis Pengembangan
Ekonomi Kreatif 2012-2014.
Tersusunnya berbagai konsepsi
strategis dalam menyiapkan
Rencana Strategis (Renstra)
dan Rencana Aksi Nasional
(RAN).
Faktor-faktor apa saja yang
menghambat pengembangan
ekonomi kreatif dalam
meningkatkan ketahanan
nasional?
Mengelaborasi berbagai faktor
penting dalam Asta Gatra dan
lingkungan strategis.
Tersusunnya rekomendasi
penting dalam menentukan
kebijakan yang cepat, tepat,
dan terukur yang dilakukan
oleh kementrian terkait.
3
5. Ketahanan Nasional
•
•
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh
berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
–
–
Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai
nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan adalah kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam.
5
6. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Indonesia
1.
Mandiri
– Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada
identitas, integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan
prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
2. Dinamis
– Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara
serta kondisi lingkungan strategis.
3. Wibawa
– Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan
kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
4. Konsultasi dan Kerjasama
– Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa
6
7. Asas-Asas Ketahanan Nasional
a)
Asas kesejahteraan dan keamanan
–
b)
Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
–
c)
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi
bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Di dalam kehidupan
nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini
biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspekaspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara
selaras, serasi, dan seimbang.
Asas kekeluargaan
–
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas
kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari
konflik yang bersifat merusak/destruktif.
7
9. Peradapan Manusia
Abad 21
Inggris,
Perancis
Era Konseptual
Pencipta & Pengempati
Abad 20
Amerika,
India, Irlandia
Era Informasi
Pekerja Pengetahuan
Abad 19
Era Industri
Pekerja Pabrik
Abad 18
Era Pertanian
Petani
Cina,
Asia Tenggara
Amerika Latin,
Eropa Timur
9
Daniel Pink’s “A Whole new Mind”
10. Jaman Ekonomi Kreatif
12 Pilar Daya Saing
Apakah jaman informasi sudah berakhir dan kita memasuki jaman
ekonomi baru yang berbeda?
Pertanian
(farmers and
crafters)
Industri
(factory
workers)
Informasi
(knowledge
workers)
Kreatif
(creators and
empathizers)
TO
Tidak peduli, tidak serasi, rakus
OR
10
12. Jenis Industri Kreatif
INDUSTRI KREATIF
Produk Kreatif
Langsung Ke Pelanggan:
• Film
• Musik
• Permainan
• Media
• Pertunjukan
Jasa Kreatif ke
Industri Lainnya: desain,
periklanan, arsitektur,
dll.
Pelanggan
Produk dengan
Unsur Kreatif:
pariwisata, otomotif,
alas kaki, dll.
12
15. Kebangkitan Industri Kreatif di ASEAN
GDP Contribution Across Selected Countries 2007/2008
12%
6,3%
5,8%
5,6%
5,0%
4,0%
1,3%
Note: Contribution to GDP for each country is based on each country’s definition of “creative industry”, which differs across countries
Source: http://www.synovate.com/businessconsulting/insights/periscope/issues/200912/
15
17. Mengapa industri kreatif penting bagi Indonesia?
Kontribusi
Ekonomi
Dampak Sosial
•PDB
•Menciptakan
Lapangan Pekerjaan
•Ekspor
•Kualitas Hidup
•Pemerataan
kesejahteraan
•Peningkatan
Toleransi sosial
•Penciptaan
Lapangan usaha
•Dampak bagi
sektor lain
•Pemasaran
Mengapa
Ekonomi
Kreatif
Inovasi &
Kreativitas
•Ide & Gagasan
•Penciptaan Nilai
Iklim Bisnis
Sumber Daya
Terbarukan
•Berbasis
Pengetahuan,
kreativitas
• Green
Community
Citra &
Identitas bangsa
•Turisme
•Ikon Nasional
•Membangun
budaya, warisan
budaya & nilai lokal
• Industri Kreatif perlu
dikembangkan di
Indonesia karena:
– Memberikan kontribusi Ekonomi
yang signifikan
– Menciptakan Iklim bisnis yang
positif
– Membangun citra dan identitas
Bangsa
– Berbasis kepada Sumber Daya
yang terbarukan
– Menciptakan inovasi dan
kreatifitas yang merupakan
keunggulan kompetitif suatu
bangsa
– Memberikan dampak sosial
yang positif
17
18. Kronologi Ekonomi Kreatif Indonesia
Rebirth of Indonesian Film
Industry since 2000. There
are approximately 40 to 50
films released each year
compared to around 100
films 15 years ago.
The first Trade Expo
Indonesia in 1986 as
Resource Indonesia
Exhibition
Indonesia's Music
Industry grew
significantly since
2000
Road Map Indonesia Design
Power 2006 - 2010
was launched on 13 July
2006
by The Indonesian Ministry
of Trade, Ministry of
Industry and Ministry of
Cooperation & SME which is
aimed to redesign and
improve creative products.
2006 British Council
International Young
Creative
Entrepreneur (IYCE)
Two Indonesias films, Berbagi
Suami (Love for Share) directed
by Nia Dinata, and Serambi
(Aceh and Tsunami
aftermath, the movie) directed
by Garin Nugroho, are on the go
to be in one of the worlds
outstanding film festival, the
Cannes Film Festival, held in
France, on 17th-28th May 2006.
"Let us develop a creativityThe Season of
based economy by putting Indonesian Cultural
together ideas, art, and
Heritage & Craft, 4-8
technology. We can do it, we
June 2008
must be able to compete with
other nations in developing this
creative economy“, Yudhoyono
said in a speech to open the
Indonesian Cultural Products
Exhibition on 11 July 2007.
The 2007 Indonesian
Creative Industry Study:
creative industries
contributed an average
6.3% to Indonesia's GDP
between 2002 and 2006.
Presidential
Instruction Number 6
on Creative Economy
Development dated 5
August 2009
Development of
Creative Economy
Indonesia 2025 to
further develop the
emerging creative
industries.
Indonesia Creative
Week 2009, 25 - 28
June 2009
After National
Mapping Project
Yudhoyono
appointed Mari Elka
Pangestu as Minister
of Tourism and
Creative Economy
on 18 October 2011
18
19. Profil Statistik Ekonomi Industri Kreatif
Indonesia
Indikator
Satuan
1. Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
a. Nilai Tambah Bruto
Miliar Rupiah
b. Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto
Persen
c. % Nilai terhadap Total PDB
Persen
2. Berbasis Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Kerja
Orang
b. Tingkat Partisipasi Pekerja
Persen
c. Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja
Persen
d. Produktivitas Tenaga Kerja
Ribu Rp/Pekerja
3. Berbasis Nilai Ekspor
a. Nilai Ekspor
Miliar Rupiah
b. Pertumbuhan Ekspor
Persen
c. % Ekspor terhadap Total ekspor
Persen
4. Berbasis Jumlah Perusahaan
a. Jumlah Perusahaan
Perusahaan
b. Pertumbuhan Jumlah Perusahaan
Persen
c. % Jumlah Perusahaan terhadap jumlah
Persen
Total perusahaan
Rank
Rata-rata (Ratarata)
Rank
(thn
2006)
2002
2003
2004
2005
2006
102.110
6,78%
100.220
-1,85%
6,35%
108.413
8,17%
6,54%
107.661
-0,69%
6,15%
104.787
-2,67%
5,67%
104.638
0,74%
6,30%
7
9
7
9
10
9
5.862.497
6,40%
17.417
5.056.337
5,57%
-13,75%
19.821
5.847.968
6,24%
15,66%
18.539
5.335.371
5,62%
-8,77%
20.179
4.902.378
5,14%
-8,12%
21.375
5.400.910
5,79%
-3,74%
19.466
5
5
10
6
6
6
10
7
60.159
11,87%
58.258
-3,16%
11,48%
70.251
20,59%
10,61%
77.796
10,74%
9,83%
81.428
4,67%
9,13%
69.578
8,21%
10,58%
4
11
4
5
9
5
2.949.917
-
2.412.182
2,74%
2.906.123
19,44%
2.498.706
-5,83%
2.188.815
12,38%
2.591.149
7,18%
5
10
5
10
6,95%
5,83%
6,79%
6,00%
5,17%
6,15%
5
5
• Peringkat untuk indikator ekonomi berbasis PDB, ketenagakerjaan, dan Jumlah Perusahaan, adalah terhadap 9
sektor lapangan usaha utama yang dipublikasikan oleh BPS
• Peringkat untuk indikator berbasis ekspor, adalah terhadap 10 komoditi unggulan lainnya. Pembagian serta 10
komoditas unggulan yang dipublikasikan oleh BPS
19
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
20. DESKRIPSI UMUM INDUSTRI KREATIF
Industri Kreatif adalah industri yang bersumber pada kreativitas, keahlian & bakat individu yang
memiliki potensial untuk menciptaan kesejahteraan dan kesempatan kerja melalui penggunaan
intellectual property and content (UK Creative Industries Taskforce, 1998)
20
21. VISI DAN MISI EKONOMI KREATIF 2025
•
•
Visi:
“Bangsa Indonesia yang berkualitas hidup & bercitra kreatif di
mata dunia”.
Misi:
Memberdayakan SDM Indonesia sebagai modal utama
pembangunan Nasional untuk :
– Peningkatan kontribusi industri kreatif terhadap pendapatan
domestik bruto Indonesia,
– Peningkatan ekspor nasional dari produk/jasa berbasis kreatifitas
anak bangsa yang mengusung muatan lokal dengan semangat
kontemporer,
– Peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak
terbukanya lapangan kerja baru di industri kreatif,
– Peningkatan jumlah perusahaan berdaya saing tinggi yang
bergerak di industri kreatif,
– Pengutamaan pada pemanfaatan pada sumber daya yang
berkelanjutan bagi bumi & generasi yang akan datang,
– Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif, termasuk yang
berlandaskan kearifan dan warisan budaya nusantara,
– Penumbuhkembangan kawasan-kawasan kreatif di wilayah
Indonesia yang potensial,
– Penguatan citra kreatif pada produk/jasa sebagai upaya ‘National
Branding’ Indonesia di mata dunia Internasional.
Susilo Bambang Yudhoyono
21
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
22. SASARAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF 2009-2025 (1)
• Metodologi penyusunan sasaran Pengembangan Ekonomi kreatif Indonesia tidaklah berdasarkan pendekatan proyeksi
time series dari trend masa lampau tetapi lebih kepada metode Backward planning yaitu dimulai dengan menetapkan
sasarannya, lalu ditarik ke belakang untuk menetapkan requirements untuk mencapai sasaran tersebut.
• Penentuan sasaran pengembangan industri kreatif didasari oleh 2 pertimbangan utama yaitu sinkronisasi dengan RPJP
Nasional 2005-2025 dan pertimbangan karakteristik Industri Kreatif Indonesia, yang akan dibagi menjadi 2 tahap
utama, yaitu: (1) tahap penguatan (2008-2015); (2) tahap akselerasi (2015-2025)
Origin
Point
MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF
Misi Ekonomi Kreatif
<2015 (Penguatan
Pondasi dan Pilar)
Destination
Point
2015-2025 (Akselerasi)
1. Peningkatan kontribusi
industri kreatif terhadap
pendapatan domestik bruto
Indonesia
Kontribusi PDB mencapai 6-8%
(Syarat pertumbuhan PDB IK
minimal 7-9%)
Kontribusi PDB mencapai 9-11%
(Syarat pertumbuhan PDB IK
minimal 11-13%)
2. Peningkatan ekspor nasional
dari produk/jasa berbasis
kreatifitas anak bangsa yang
mengusung muatan lokal
dengan semangat kontemporer
Kontribusi ekspor IK mencapai
minimal 6-8% (Syarat: rata-rata
pertumbuhan ekspor 9-11%)
Kontribusi ekspor IK mencapai 79%
(Syarat: rata-rata pertumbuhan
ekspor 10-12%)
3. Peningkatan penyerapan
tenaga kerja sebagai dampak
terbukanya lapangan kerja
baru di industri kreatif
Kontribusi tenaga kerja IK
mencapai minimal 6,5%
Kontribusi tenaga kerja IK
mencapai minimal 10%
22
22
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
23. SASARAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF 2009-2025 (2)
Misi Industri Kreatif
<2015 (Penguatan Pondasi dan Pilar)
2015-2025 (Akselerasi)
4. Peningkatan jumlah
perusahaan berdaya saing
tinggi yang bergerak di
industri kreatif
Jumlah perusahaan Industri Kreatif
meningkat 1,5-2 kali jumlah perusahaan
Industri Kreatif tahun 2006
Jumlah perusahaan Industri Kreatif meningkat
3-4 kali jumlah perusahaan Industri Kreatif
tahun 2006
5. Pengutamaan pada
pemanfaatan pada sumber
daya yang berkelanjutan bagi
bumi & generasi yang akan
datang
Mendukung pengurangan laju deforestasi
1 juta hektar/tahun dan pengurangan
emisi karbon 1,2 miliar ton /tahun
Melanjutkan mendukung pengurangan laju
deforestasi & emisi karbon berdasarkan
kesepakatan baru post-Kyoto 2012
6. Penciptaan nilai ekonomis dari
inovasi kreatif, termasuk yang
berlandaskan kearifan dan
warisan budaya nusantara
• Pertumbuhan Paten domestik terdaftar
sebesar 4%
• Pertumbuhan Hak Cipta domestik
terdaftar sebesar 38,94%
• Pertumbuhan Merk domestik terdaftar
sebesar 6%
• Pertumbuhan Desain Industri
domestik terdaftar sebesar 39,7%
• Pertumbuhan Paten domestik terdaftar
sebesar 4%
• Pertumbuhan Hak Cipta domestik terdaftar
sebesar 38,94%
• Pertumbuhan Merk domestik terdaftar
sebesar 6%
• Pertumbuhan Desain Industri domestik
terdaftar sebesar 39,7%
7. Penumbuhkembangan
kawasan-kawasan kreatif baru
di wilayah Indonesia yang
potensial
Menumbuhkembangkan kawasan kreatif
potensial sebanyak 2X jumlah kawasan
saat ini
Menumbuhkembangkan kawasan kreatif
potensial sebanyak 2X jumlah kawasan tahun
2015
8. Penguatan citra kreatif pada
produk/jasa sebagai upaya
‘National Branding’ Indonesia
di mata dunia Internasional
Menciptakan 200 brand lokal baru yang
terpercaya dan telah secara legal
terdaftar di Dirjen HKI di Indonesia dan
juga di kantor paten negara tujuan ekspor
Menciptakan 504 brand lokal yang terpercaya
dan telah secara legal terdaftar di Dirjen HKI
di Indonesia dan juga di kantor paten negara
tujuan ekspor
23
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
24. RINGKASAN RENCANA PEMBANGUNAN EKONOMI KREATIF INDONESIA
Kuantitas dan
kualitas
sumber daya
insani
Lembaga
Pembiayaan
Permasalahan
utama
Percepatan
tumbuhnya
teknologi
informasi dan
kounikasi
Iklim kondusif
untuk
memulai &
menjalankan
usaha
Penghargaan/
apresiasi
• Pembangunan Industri Kreatif akan
mendapatkan hasil yang optimal jika
terjadi kolaborasi antara 3 Aktor
utama- IBG
(intellectuals, Business, Governments)
yang memiliki komitmen, saling
berkoordinasi dan mengupayakan
sinergi untuk mengembangkan
industri kreatif.
• Visi dan Misi Ekonomi Kreatif 2025
akan dapat dicapai dalam 2
tahap, yaitu tahap penguatan (20092015) dan tahap akselerasi (20152025)
• Sasaran pada tahap penguatan akan
dapat dicapai melalui penguatan
pondasi dan pilar Industri kreatif
(People-Industry-technologyInstitution-Resources-Financial
Intermediary)
• Saran: Perlu dibentuk suatu
lembaga/badan/organisasi
pemerintah untuk mengelola industri
kreatif di Indonesia yang memiliki
fungsi sebagai: Think Tank, Public
Outreach, Hub Agency
24
25. MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
INDONESIA
Visi & Misi Ekonomi Kreatif 2025, dapat
diwujudkan oleh sinergi landasan, pilar
serta aktor sebagai elemen model
bangunan ekonomi kreatif
“The Triple Helix”
Academics
Business
Government
– People adalah individu-individu atau sumber
daya manusia yang kreatif.
– Lima Pilar utama yang harus diperkuat dalam
mengembangkan industri kreatif adalah:
Financial
Intermediary
Institution
Resources
Technology
Industry
• Industry yaitu kumpulan dari perusahaan yang
bergerak di dalam bidang industri kreatif
• Technology yaitu enabler untuk mewujudkan
kreatifitas individu dalam bentuk karya nyata.
• Resources yaitu input selain kreatifitas &
pengetahuan individu yang dibutuhkan dalam
proses kreatif, misal: SDA, lahan
• Institution yaitu tatanan sosial (norma, nilai, dan
hukum) termasuk didalamnya asosiasi
industri, asosiasi profesi, dan komunitas kreatif
lainnya
• Financial Intermediary yaitu Lembaga intermediasi
keuangan
People
25
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
26. POLA INTERAKSI TRIPLE HELIX
Putaran
Kreativitas,
Inovasi &
Komersialisasi
Aktor utama yang terlibat untuk
mengembangkan ekonomi kreatif:
– Intellectuals yaitu orang-orang yang dalam
Masyarakat
(society)
Masyarakat
(society)
perhatian utamanya mencari kepuasan dalam
mengolah seni, ilmu pengetahuan, keinginan
menerapkan ilmu, dan menularkannya, termasuk
didalamnya
budayawan, seniman, punakawan, begawan, pa
ra pendidik di lembaga-lembaga
pendidikan, para pelopor di
paguyuban, padepokan, sanggar budaya dan
seni, individu atau kelompok studi dan
peneliti, penulis, dan tokoh-tokoh lainnya di
bidang seni, budaya (nilai, filsafat) dan ilmu
pengetahuan
– Business yaitu pelaku usaha yang mampu mentransformasi kreatifitas menjadi bernilai ekonomis
– Government yaitu pemerintah selaku (1) Katalisator & Advokasi; (2) Regulator; (3) Konsumen, Investor
, bahkan entrepreneur; serta (4) Urban Planner dapat membuat industri kreatif dapat tumbuh dan
berkembang
Tahap Pemantapan Pondasi 2008-2015
Tahap Akselerasi 2016-2025
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
26
28. Aktor & Faktor Penggerak Industri Kreatif
Cendekiawan
Kurikulum
Berorientasi
Kreatif &
Entrepreneurship
Kebebasan
Pers &
Akademik
Riset Inovatif
Multidisiplin
Lembaga
Pendidikan &
Pelatihan
Arahan
Edukatif
Kewirausahaan,
Business Coaching &
Mentoring
Skema
Pembiayaan
Penghargaan
Insan Kreatif &
Konservasi
Insentif
PEMERINTAH
Iklim Usaha yang
kondusif
Pemasaran &
Business
Matching,
Komunitas
Kreatif
BISNIS
28
29. PETA JALAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF 2009-2015
Financial
Institution
Intermediary
Resource
Technology Industry
People
2009
2010
2011
2012
2013
• Fasilitasi creative talent untuk berkreasi
• Jumlah & kualitas Creative Worker
• Creative mindset pada masyarakat
• Entrepreneurship
• Industry attractiveness
• Efisiensi untuk keunggulan komparatif
• Inovasi bermuatan lokal untuk keunggulan kompetitif
• Basis-basis teknologi menuju klaster teknologi
• Kapasitas penguasaan teknologi dan computer literacy
• Iklim usaha kondusif untuk investasi dan infrastruktur
• Kemampuan memanfaatkan bahan baku Alam.
• Apresiasi dan sadar lingkungan
• Basis-basis teknologi pengolah sumber daya alam
• Iklim kondusif untuk ketersediaan pasokan bahan baku domestik
• Apresiasi budaya dan warisan budaya Indonesia di dalam & luar negeri
• Masyarakat kreatif yang saling menghargai dan bertukar pengetahuan
• Penguatan hubungan aktor IK dengan lembaga keuangan
• Skema dan lembaga pembiayaan yang sesuai
2014
2015
“Masyarakat dengan
mindset dan moodset kreatif
yang didukung oleh
talenta dan pekerja kreatif”
“Struktur Industri kreatif yang
unggul di pasar domestik &
asing, dengan peran dominan
wirausahawan nasional”
”Teknologi yang mendukung
desain dan melayani kebutuhan
pasar”
“Pemanfaatan bahan baku
dengan nilai tambah dan tingkat
utilisasi yang tinggi serta ramah
lingkungan”
“Masyarakat berpemikiran
terbuka yang mengkonsumsi
produk kreatif lokal”
“Tercapainya tingkat
kepercayaan & distribusi
Informasi yg simetris antara
lembaga keuangan dgn industri
29
kreatif”
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
30. PETA JALAN PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PERIKLANAN
CENDEKIAWAN
BISNIS
PEMERINTAH
2009
2010
Penguatan & Perluasan
pasar domestik
2011
2012
Komunitas periklanan lintas
aktor & lintas negara
2013
2014
Penciptaan pasar
luar negeri
Kualitas & Kuantitas insan periklanan & tenaga pendidik periklanan
Apresiasi karya & Insan kreatif periklanan
Iklim usaha kondusif
Aktualisasi: Komunitas Kreatif domestik &
internasional Penghargaan domestik &
Internasional
Sumber daya insani: Kewirausahaan, kreatif,
multidisiplin, mandiri
Komersialisasi: Pemasaran
Business Matching, Jaringan Bisnis Global
2015
SDM Periklanan kreatif
& berkualifikasi
internasional,dapat
memanfaatkan local
content, & industri
yang unggul di pasar
domestik”
Link & Match: Business
Coaching,Mentoring, business incubator
Pondasi: Kurikulum berbasis Kreatifitas, Lembaga
Pendidikan/Pelatihan, tenaga pendidik
Produktifitas: Riset Inovatif
Multidisiplin, Kompetisi
Internasional,Inkubator
Technopreneur
PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
30
Sumber: Mari Pangestu, Departemen Perdagangan RI (2008)
31. TAHAPAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DEPDAG
Penyempurnaan kualitas
& diseminasi informasi
mengenai industri
kreatif, misalnya dengan
melakukan kajian secara
komprehensif, pembang
unan database, serta
sistem informasi yang
memadai
Upaya perlu dilakukan secara terencana
untuk menciptakan & menstabilkan tingkat
permintaan, meningkatkan produktivitas &
efisiensi usaha hingga mencapai tingkat
tertinggi
Jika sistem informasi telah
dikembangkan dengan baik, maka
perlu dibuat target pengembangan
yang lebih baik untuk
meningkatkan pelayanan yang
diberikan oleh departemen
perdagangan ke IK khususnya
Jika tingkat permintaan sudah
relatif stabil, maka fokus kegiatan
berikutnya adalah penciptaan
inovasi produk dengan
menciptakan desain-desain
baru, baik yang memiliki identitas
lokal maupun bersifat kontemporer
Agar produk kreatif yang
diciptakan dan dibuat di
Indonesia tetap melekat di
benak konsumen, maka perlu
dilakukan upaya branding
secara intensif sehingga akan
terbentuk keunggulan
kompetitif jika dibandingkan
dengan produk lainnya yang
sejenis
31
33. Apa masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa
Indonesia?
• Resesi global?
• Harga Minyak Dunia?
• Globalisasi?
Tetapi:
• Kesenjangan Ekonomi
• Penghamburan Sumberdaya Manusia yang
terbaharukan
• Masyarakat yang “Konsumtif” bukan “Produktif”
33
34. Pendewasaan Industri Kreatif
Level Makro
Kesadaran bahwa dunia
memasuki era kreatif dan
Indonesia punya potensi
tinggi.
Penyadaran dan
Pemahaman
Kesadaran bahwa manusia
adalah kreatif dan bebas
berkreasi dalam era kreatif
Pemerintah pusat dan daerah
mendorong dan
memfasilitasi peningkatan
kapasitas.
Komitmen Peningkatan
Kapasitas
Individu mempunyai
tanggungjawab untuk
meningkatkan kemampuan
berpartisipasi dalam era
kreatif.
Pemberian insentif,
penghargaan, pengakuan,
dan dukungan perluasan
pasar.
Pemberdayaan dalam
kapitalisasi kreativitas
Individu dan pebisnis kreatif
mampu berkembang secara
berkesinambungan.
Level Mikro
34
35. Ekosistem Ekonomi Kreatif
• PRODUK KREATIF
- Warisan Budaya
- Seni dan Budaya
- Standar global (internasional)
• BISNIS KREATIF
- Usaha Baru
- Industri Pendukung
• MANUSIA
- Komunitas Kreatif
- Kewirausahaan Kreatif
- Kelas Kreatif
- Kepemimpinan Kreatif
- Pendidikan Kreatif
• SPASIAL
- Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota
- Lingkungan Hidup
- Prasarana dan Sarana
35
36. STRATEGI EKONOMI KREATIF
Spasial Kreatif
Komunitas Kreatif
Bisnis Kreatif
Manusia Kreatif
Produk Kreatif
• Nasional
• Kota
• Daya saing
• Budaya
• Inovasi
• Kesejahteraan
• Bakat
• Identitas
• Produk
• Jasa
36
37. Hirarki Pendekatan
Tingkat NASIONAL:
Identitas Nasional
Promosi
Komitmen Nasional
Tingkat PROVINSI:
Identitas Provinsi
Strategis
Tingkat KOTA:
Taktikal
Operasional
Identitas Kota & Prasarana
Kebijakan Modal Kreatif
Komunitas Kreatif
Pekerja Kreatif
Pewirausaha Kreatif
Pendidikan Kreatif
37
38. Tingkatan Daya Saing Kota/Provinsi
Kota
Memiliki
pengertian yang
berbeda, tetapi
saling berkaitan
Mikro ~
Perusahaan
Meso ~ Industri
“Makro” ~ Ekonomi
“Tingkatan Analisis” /
Dimensi “Sektoral”
Kemampuan suatu perusahaan mengatasi
perubahan dan persaingan pasar dalam
memperbesar dan mempertahankan
keuntungannya (profitabilitas), pangsa
pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala
usahanya)
Kemampuan suatu industri (agregasi
perusahaan ~ “sektoral” “klaster
industri”) menghasilkan produktivitas yang
lebih tinggi dari industri pesaing asingnya
Kemampuan/daya tarik (attractiveness);
kemampuan membentuk/menawarkan
lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik
talented people, investasi, dan mobile factors
lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.
Acuan: Porter & McFetridge (1995)
38
40. Konsep Pengembangan Ekonomi
Kreatif (2)
Berinovasi
BISNIS
Bertumbuh
PEWIRAUSAHA
Berkembang
Terampil
Berlatih
PEKERJA KREATIF
INDIVIDU
KOMUNITAS
Berkembang
PASAR
40
41. Ekonomi Kreatif dan Lapangan Kerja
Kewirausahaan
Kreatif
Komunitas
Kreatif
Kepemimpinan
Kreatif
Usaha/Produk
Kreatif Baru
Industri
Kreatif
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar Seni dan Antik
4. Kerajinan
5. Desain
6. Desain Fesyen
7. Film
8. Musik
9. Seni Pertunjukan
10. Penerbitan
11. Riset dan
Pengembangan
12. Jasa Komputer dan
Piranti Lunak
13. TV dan Radio
14. Permainan Interaktif
Ekonomi
Kreatif
Kesejahteraan
Kualitas Hidup
Penyerapan
Tenaga Kerja
Pembangunan
Manusia
Pengembangan
Kota
41
42. Ekonomi Kreatif dan Pengangguran
• Pendekatan Penanganan Pengangguran:
– Individu dalam masyarakat Pekerja kreatif yang dapat
bekerja bagi orang lain atau bagi diri sendiri
– Sektor pendidikan Pekerja kreatif dan pewirausaha
kreatif
– Sektor swasta (bisnis) Pekerja kreatif dan pewirausaha
kreatif
– Sektor komunitas Pekerja kreatif dan pewirausaha
• Penggerak (1) Permintaan domestik: Cinta Produk
Buatan Dalam Negeri dan (2) Permintaan eskpor ke
kota lain atau negara lain (perlu riset)
42
43. Rantai Nilai Industri Kriya
Sumber: Creative Industries and Micro & Small
Scale Enterprise Development: A Contribution
to Poverty Alleviation (UNIDO)
43
44. Tujuan Pembangunan Masyarakat
• Meningkatkan kapasitas kreatif untuk
berpartisipasi dalam ekonomi kreatif
• Mendukung pertumbuhan industri kreatif di
kota-kota
• Mendorong partisipasi komunitas dalam
ekonomi kreatif
• Mendukung perusahaan bisnis dalam
pengembangan komunitas kreatif
44
46. Pola 1: Pendekatan Rantai Nilai
• Investasi dalam modal budaya:
tradisi, musik, keahlian, busana, cerita, seni, dekorasi, f
estival dan perayaan, makanan, tempat, hunian
(antik, sejarah), dll.
• Investasi dalam pelatihan dan pendidikan:
menghasilkan pekerja dan pewirausaha kreatif
• Investasi dalam usaha kreatif: menghasilkan produk
dan jasa kreatif
• Investasi dalam pembangunan komunitas: mendukung
keberlanjutan ekonomi lokal
• Investasi dalam teknologi yang mendukung
peningkatan nilai tambah: penguasaan teknologi
47. Rantai Nilai Industri Kreatif
Modal budaya dan
informasi
5. Penerimaan
pengguna atau
pelanggan
1. Perintisan
Lembaga
pendukung
Pelatihan dan
Pendidikan
2. Produksi
Dukungan
UKM
Festival dan
Eksibisi
4. Mekanisme
penyampaian
Regulasi
dan Kebijakan
3. Distribusi
Pemasaran
dan distribusi
48. Pola 2: Penyediaan Penghela
• Penghela yang berpotensi meningkatkan
permintaan, menarik, dan mendorong sektor lain untuk
tumbuh bersama, misalnya fashion, film, kriya, dan hiburan
• Contoh
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Gedung Artistik
Taman
Museum
Festival Kreatif
Pasar Kreatif
Perpustakaan
Gedung pertunjukan
Teater
Olah raga
49. Dampak Ekonomi Kegiatan Penghela
Contoh – Gedung Artistik
Aliran
masuk
Dukungan publik
dan pemerintah
Dukungan pribadi
dan yayasan
Lokal dan luar Rp
Pengunjung
Lokal dan luar Rp
Lokal dan tamu Rp
Gedung Artistik
Aliran
keluar
Gaji pegawai
Toko
Jasa
Pengeluaran
ekonomi lokal
Gaji
Jasa atraksi
Jasa
Restoran
Produk
Hotel
Kebanyakan
pengeluaran lokal
Rp
Belanja
Pengeluaran lokal
Rp
Pemasok
Iklan, percetakan, pa
brikasi
pertunjukan, dukung
an
kurikulum, pengemb
angan
web, energi, asuransi
Pengeluaran lokal Rp
50. Bilbao, Spanyol
From Industrial Ruins to Architectural Emblems
A massive infrastructural transformation and urban regeneration process has
turned Bilbao’s wasteland of industrial ruins into a service-oriented and culturally
attractive city. The flagship of the entire redevelopment is Frank Gehry’s
spectacular Guggenheim-Bilbao Museum. The museum brought $147 million into
the local economy in 2001 and another $23 million in taxes, which represents
about 4,415 jobs. 1.3 million tourists visited in the first year it was open.
Guggenheim Museum
Bilbao, Spain
52. Tantangan Pemberdayaan Industri
Kreatif
1. Bagaimana membangun keterkaitan antara gagasan-produk-industri kreatifpermintaan?
–
Pengembangan produk atau jasa kreatif, pelatihan analisis rantai nilai
2. Bagaimana membangun perkembangan talenta-keahlian-kewirausahaan kreatif?
–
Pengembangan insan kreatif dan kewirausahaan kreatif untuk kesempatan kerja dan peningkatan
kesejahteraan
3. Bagaimana melakukan modernisasi industri kreatif?
–
Penyebaran informasi teknis dan pasar, akses dan alih teknologi, keselamatan
kerja, standarisasi, sertifikasi, kapasitas inovasi
4. Bagaimana mengentaskan kemiskinan dengan industri kreatif?
–
Industri kreatif untuk masyarakat kurang mampu
5. Bagaimana mengembangkan sumberdaya budaya kreatif dan prasarana kreatif?
–
Peristiwa, ruang kreatif, pelestarian budaya, pendidikan seni dan desain
6. Bagaimana mengembangkan permodalan industri kreatif?
–
Modal ventura, pinjaman perbankan, malaikat investor
7. Bagaimana mengembangkan ekosistem kreatif?
–
Insentif kerjasama, ruang kreatif publik, dana pengembangan
52
53. Apa itu pemberdayaan?
1. Mengembangkan manusia bersumberdaya kreatif…
untuk mandiri dengan telenta kreatif!
2. Membangun kapasitas kreatif untuk dapat
bertumbuh… untuk mampu berkarya!
3. Meningkatkan nilai tambah terhadap sektor ekonomi
yang lain… untuk keunikan!
4. Mengembangkan sumberdaya budaya kreatif… untuk
sumber ilham!
5. Mengembangkan ekosistem kreatif… untuk
berkelanjutan!
Peran Pemerintah
Peran Perguruan Tinggi
53
55. Konsep Pemberdayaan
Manusia
Bertalenta
Penguatan
pemahaman potensi
orang bertalenta
yang dimiliki.
Biasanya kawula
muda (20-40
tahun), dikelompokk
an melalui 14
kategori industri
kreatif (plus kuliner)
55
Pencarian
Bakat
Pekerja
Kreatif
Pengembangan
mekanisme
pencarian bakat
(scouting
talent), berdasarkan
data potensi. Wadah
kreativitas, asosiasi,
peristiwa, festival, pe
ndidikan, dll. Dapat
menjadi alternatif
Pengembangan
mekanisme untuk
mengembangkan
pekerja kreatif.
Kreativitas diyakini
dapat meningkatkan
produktivitas. Nilainilai kreatif :
desain, ceritra, simfo
ni, bermain, makna
bisa menjadi acuan
Pewirausaha
Kreatif
Pengembangan
mekanisme untuk
mengembangkan
creative worker
menjadi creative
entrepeneur.
Creative
entrepeneur akan
mendongkrak
penyerapan tenaga
kerja dan kontribusi
ekonomi
56. Kerangka Pikir Pemberdayaan Manusia Kreatif
UPAH
P
E
N
G
A
N
G
G
U
R
A
N
P
E
N
Y
E
R
A
P
A
N
PEMAGANGAN
UKM
USAHA MANDIRI
INDIVIDU
KELOMPOK
PELATIHAN
• PELATIHAN
BERBASIS
KOMPETENSI
• PELATIHAN
KREATIVITAS
PENEMPATAN
• LPK (PEMERINTAH
DAN SWASTA)
• PERUSAHAAN
• OTODIDAK
BURSA KERJA & KIOS 3 IN 1, JOB FAIR
P
E
N
G
H
A
S
I
L
A
N
MASYARAKAT
BERPENGHASILAN
MENUJU
KUALITAS
KEHIDUPAN
YANG
LEBIH BAIK
BAGI HASIL
BUKAN
UPAH
KOMISI
SEWA
IMBALAN,
JASA, DLL
56
57. Sinergi dengan Lembaga Lain
Depnakertrans
Depbudpar
Peningkatan Kompetensi
Produktivitas Kreatif melalui Pelatihan,
Pendampingan, dan
Penempatan
Masalah Industri
Kreatif:
• Telenta tidak cukup
• Tidak ada pelatihan
produktivitas kreatif
• Tidak terbentuknya
kebutuhan dan
keahlian
Implementasi
Program:
* Pelatihan Produktivitas Kreatif
* Pendampingan
* Pemagangan
* Penempatan
* Pemantauan dan Evaluasi
KUKM
PRODUKTIVITAS DAN
DAYA SAING:
- Peningkatan Nilai Tambah
- Peningkatan Penyerapan
Tenaga Kerja Kreatif
- Peningkatan kesejahteraan
masyarakat
Instansi Terkait Lainnya
Disperindag dll.
57
59. (3) Pemberdayaan dalam pengembangan
sumberdaya budaya kreatif
Source: http://agrg.cogs.nscc.ca/Mapping_Glossary
59
60. (4) Pemberdayaan Sistem Inovasi
Daerah
Sumber: http://www.nordregio.se/Metameny/About-Nordregio/Journal-of-Nordregio/Journal-ofNordregio-2010/Journal-of-Nordregio-no-3-2010/Styria-the-Styrian-Economy-and-SFG/
60
61. (5) Pemberdayaan Perguruan Tinggi
Aspek
Klaster Bisnis Kreatif
Perguruan Tinggi
Interaksi Tingkat Perusahaan
• Jejaring pelaku lokal,
nasional, dan internasional
• Kerjasama Pelatihan
• Kerjasama Proyek
• Pendidikan sarjana dan
pascasarjana
• Pendidikan lanjutan
• Pelatihan dan Pendampingan
• Konsultasi
• Konferensi atau lokakarya
• Penelitian
Tempat Kerja dan Mobilitas
Pekerjaan
• Pencarian bakat
• Pameran bersama
• Mobilitas dosen, mahasiswa,
staf
• Pasar Kerja
• Inkubator
Penguasaan Pengetahuan
• Penyebaran pengetahuan
• Pusat data industri kreatif
• Ruang pamer karya kreatif
• Publikasi hasil penelitian
• Publikasi pendidikan kreatif
• Alih teknologi
• Laboratorium, standar teknis,
pusat teknologi
Peristiwa
• Penyusunan agenda
peristiwa
• Terlibat dalam peristiwa
• Penyusunan agenda
peristiwa
• Terlibat dalam peristiwa
61
63. Penentu Daya Saing Industri Kreatif
RANTAI PENAWARAN
RANTAI PERMINTAAN
IKLIM INDUSTRI KREATIF
Komunitas Kreatif
Kejelasan & Jaminan
Regulasi & Hukum
Riset & Informasi
Rantai Nilai Industri Kreatif
Penciptaan Nilai
Kreasi
Penyampaian Nilai
Produksi
Distribusi
Industri Pendukung dan Terkait
Komunikasi Nilai
Pemasaran
63
64. Instrumen Pengembangan Ekonomi Kreatif di
Jawa Barat
Tujuan:
Produktivitas
dan
Daya Saing
Industri
Kreatif
Sisi
permintaan:
Komersialisasi,
Promosi,
Distribusi,
Edukasi
Berbagi
Kepentingan:
Riset,
Informasi, dan
Forum
Sisi
penawaran:
Kreasi,
Produksi, dan
Merek
Iklim
bertumbuh:
Kebijakan
Industri
Kreatif
Kompetensi:
Pengembangan
SDM dan
Komunitas
Kreatif
64
65. Format Pengembangan Industri Kreatif
PELAKU
UTAMA
MASYARAKAT
KEBUTUHAN
UPAYA
PEMERINTAH
PERUSAHAAN
KEBERLANJUTAN
USAHA DAN
PASOKAN KARYA
KREATIF
FAKTOR
PENDUKUNG
KEARIFAN LOKAL,
PEKERJA KREATIF,
KOMUNITAS
KREATIF,
PEWIRAUSAHA
KREATIF,
WARISAN BUDAYA,
PARA DERMAWAN
AKSES KE
INDUSTRI KREATIF
DAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
KELESTARIAN
BUDAYA DAN
PENINGKATAN
DAYA SAING
FAKTOR
PENENTU
IMPLEMENTASI
CETAK BIRU
PEMBANGUNAN
INDUSTRI KREATIF
KEBIJAKAN
PUBLIK:
1. Komunitas Kreatif
2. Intelektual
3. Ekonomi
4. Pendidikan Kreatif
5. Tata Kota Kreatif
6. Jejaring Kota Kreatif
RISET DAN
PENGEMBANGAN,
PROGRAM
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
KEPASTIAN
PASAR
65
66. Rencana Strategis Pengembangan Industri
Kreatif Jawa Barat
2008-2010
Hasil yang
diharapkan
Tujuan
Rencana Jangka Pendek
• Peletakan Dasar Industri
kreatif
• Identifikasi Potensi Industri
Kreatif Jawa Barat
• Penyusunan kebijakan Industri
Kreatif (blueprint)
• Pembentukan Komisi Kreatif
• Cetak Biru Industri Kreatif
• Statistik Industri Kreatif
• Kebijakan Perijinan
• Paket Kebijakan Keuangan
• Paket Kebijakan Investasi
• Sosialisasi Industri Kreatif
• Pembinaan Komunitas Kreatif
2011
2012
2013
Rencana Jangka Menengah
• Peningkatan Permintaan Produk Kreatif
• Peningkatan Investasi Dalam dan Luar Negeri
• Pemantapan Pendidikan dan Pelatihan
Pekerja untuk Industri Kreatif
• Pasar Kreatif: ekspor dan substitusi impor
• Ekspo Industri Kreatif
• Duta Jabar
• Cinta Produk Jabar
• Konsorsium Pendidikan dan Pelatihan
> 2015
Jangka Panjang
• Pemantapan lebih
lanjut
• Peningkatan
kemitraan strategis
• Pencitraan Ikon
Nasional Industri
Kreatif
• Keunggulan Daya
Saing Jabar
• Jabar Ikon Nasional
• Penghargaan
Kepeloporan Industri
Kreatif
66
67. Tantangan Jabar
Bagaimana mengembangkan ruang kreatif dan
mempererat jalinan kerjasama komunitas di
Jabar dalam meningkatkan daya saing daerah?
Strategi melalui BUDAYA KREATIF Plus (K+)
= Jabar yang kreatif dan produktif
67
68. Model Perubahan: Jabar Kreatif Plus
Jabar yang kreatif dan produktif
Terampil , Berdaya
saing
Lembaga, Nilai-nilai,
Peristiwa, Kota Kreatif
Seni, Ide-ide
Kesejahteraan
68
69. Mengapa peningkatan kapasitas
kreatif?
Pembangunan = k · s
k = kapasitas
ekonomi, sosial, teknologi, dan politik– tingkat berfungsinya
struktur sosial, ekonomi, politik, organisasi, dan
kepemimpinan
r = sumberdaya
sumberdaya alam, lokasi, tenaga kerja, investasi modal, iklim
kewirausahaan, transportasi, komunikasi, komposisi
industri, teknologi, ukuran dan keterkaitan dengan pasar
domestik dan ekspor
69
70. Saran Komitmen Jabar (1)
• Budaya Jabar: menghargai kreativitas dan seni
bukan hanya meningkatkan kualitas hidup
Provinsi Jabar, tetapi juga menguatkan jalinan
kerjasama komunitas dalam menghasilkan
gagasan-gagasan dan inovasi.
• Pemimpin: memahami pentingnya kreativitas
dalam komunitas dan ekonomi, membuat seni
dan budaya sebagai prioritas pengembangan.
• Sistem Pendidikan: menyiapkan anak-anak dan
kawula muda mengembangkan kreativitas dan
produktivitas.
70
71. Saran Komitmen Jabar (2)
• Komunitas: memperluas peluang dan ruang
untuk interaksi kreatif dan ekspresi.
• Bisnis: mendorong dan mengembangkan
kreativitas para karyawannya dan masyarakat
sekitar.
• Penduduk: mengakui bahwa kreativitas dapat
membangun komunitas dan menyediakan
jaminan pekerjaan dalam ekonomi kreatif.
71
72. STRATEGI PENGEMBANGAN
• KEPEMIMPINAN: kepemimpinan sipil, bisnis, dan
komunitas dalam pengembangan seni, budaya, dan
kreativitas
• PARTISIPASI: keterlibatan kelompok-kelompok
komunitas dan pendidikan formal dan informal
• INVESTASI: dukungan keuangan untuk
seni, kreativitas, dan desain komunitas
• KOTA: ruang kreatif dan produk kreatif yang unik di
masing-masing kota di Jabar
72
73. Program 1: Kepemimpinan Kreatif
Katalitas yang mendorong para pemimpin dalam mempromosikan
seni, budaya, kreativitas, dan teknologi di Jabar
73
74. Program 2. Partisipasi Kreatif
• Pemberdayaan komunitas kreatif
• Jejaring kerjasama antar unsur-unsur komunitas
kreatif
• Pemberdayaan Kawula Muda Kreatif
• Sektor Pendidikan terlibat dalam pelatihan kreatif:
talenta keahlian produk kreatif pekerjaan
baru
• Sektor Bisnis terlibat dalam pelatihan kreatif bagi
karyawan dan masyarakat
74
76. Program 4: Kota Kreatif
• Ruang Kreatif – lingkungan yang mendorong
berkembangnya dan kehadiran orang
kreatif, munculnya gagasan-gagasan baru dan
keinginan berdomisili di kota-kota utama Jabar
• Bandung Kreatif – kota Bandung sebagai
simpul kota kreatif di Jabar, sebagai
percontohan bagi kota-kota lainnya di Jabar
76
77. Prioritas dan Pentahapan
2015
Pemantapan Citra Industri
Kreatif Indonesia
Peningkatan Bisnis Kreatif dan
Lapangan Kerja
2010
Peningkatan Sumberdaya dan
Investasi
Perbaikan Iklim
Ekonomi Kreatif
2008
77
78. Indikator Keberhasilan
Daya Saing
Kreatif
Kesejahteraan
Sosial
* Perdagangan
* Turisme
Kinerja Ekonomi
Komunitas
Produktif
* Teknologi
* Talenta
Sumberdaya
Manusia
Kualitas
Kehidupan
Kapasitas
Kepemimpinan
Lingkungan Pajak
dan Peraturan
Pemasaran
Klaster Industri
Prasarana
Fisik
Fondasi
Akses
Permodalan
Industri
Penghela
Insentif dan
Sumberdaya
Program
78
79. Apa yang diharapkan akan terjadi?
• Iklim usaha yang
kondusif
• Peningkatan
Kerjasama
• Pasar yang
bergairah
Pendapatan
dan kemakmuran
meningkat
• Peningkatan
lapangan kerja
• Kedatangan
pekerja kreatif
(brain gain)
Peningkatan
kemitraan baru
Munculnya usaha
baru dari
industri dan
universitas
Citra Kreatif
nasional dan
internasional
meningkat
Perluasan pasar
dan produk
Peningkatan
investasi publik,
swasta, dan
internasional
langsung
79
81. Penutup
•
•
•
•
•
•
•
Ekonomi kreatif muncul berdasarkan aset kreatif dan hukum kekayaan intelektual seperti
paten, hak cipta, merek, royalti dan desain.
Ekonomi kreatif adalah kegiatan transaksi yang terjadi mulai dari gagasan, produk dan jasa
kreatif, dan kekayaan hak cipta.
Industri kreatif adalah usaha yang bertumpu pada kreativitas manusia yang memiliki
keunikan, estetika, dan nilai ekonomi.
Persoalan industri kreatif di Indonesia: manusia kreatif, rantai nilai kreatif, ruang kreatif,
ekosistem kreatif, permodalan, dan pengentasan kemiskinan (harus berjenjang, bertahap,
dan berkelanjutan).
Strategi pengembangan ekonomi kreatif: Spasial Kreatif (nasional, kota), komunitas kreatif
(daya saing, budaya), bisnis kreatif (inovasi, kesejahteraan), manusia kreatif (bakat, identitas),
dan produk kreatif (produk, jasa)
Strategi pemberdayaan industri kreatif mempunyai lima arti: (1) manusia kreatif, (2) kapasitas
kreatif, (3) peningkat nilai tambah sektor lain, (4) sumberdaya budaya kreatif, dan (5)
pemberdayaan perguruan tinggi.
Tanpa konsep ketahanan nasional maka Indonesia berhadapan dengan bahasa laten ekonomi
kreatif berupa penjajahan budaya posmodernisme (relativitas, hedonisme, kesementaraan,
dan kehilangan identitas).
81