SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 57
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanasan Global (Global Warming), merupakan hal yang sedang
hangat dibicarakan saat ini. Pemanasan Global dapat diartikan sebagai
peningkatan suhu rata-rata bumi, yang disebabkan oleh beberapa hal antara
2

lain adalah peningkatan kadar CO di atmosfer bumi yang menyebabkan efek
rumah kaca. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa
dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi
terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia. (Agus R, 2008:04)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok
peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC)
yang dikhususkan untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh
Pemanasan Global. Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan penelitipeneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan
untuk mendiskusikan

penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan

dengan Pemanasan Global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan
penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat
persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut.

1
Salah satu penemuan pertama IPCC adalah bahwa beberapa jenis gas
rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita
alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah
kaca tersebut. Kebanyakan gas-gas rumah kaca ini dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik
modern, peternakan serta pembangkit tenaga listrik. (Agus R, 2008:4,5).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Pemanasan
Global (Global Warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang
ditimbulkan memberikan kesempatan bagi berbagai macam virus dan bakteri
penyakit tumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri
penyakit berkembang pesat, secara tidak langsung Pemanasan Global juga
dapat menimbulkan kekeringan maupun banjir.
WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu ratarata global, yakni penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Gelombang
panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat. Suhu udara
yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan
air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama dikawasan pesisir, dan
mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah Kolera dan
Malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh
disebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di wilayah rendah

2
dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak Es Himalaya, luasnya
daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan
sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi
pada anak-anak.
Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim,
di antaranya Ebola, Flu Burung dll. Penyakit hewan yang dapat menular pada
manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, adalah penyakit
degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang
pada masyarakat yang kondisi gizinya kurang baik dan kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang memadai. (Wan Alkadri, dlm Pro Health, 2009).
Demikian besarnya pengaruh Pemanasan Global terhadap kesehatan
manusia maupun hewan serta lingkungan, maka harus ada upaya-upaya yang
dilakukan untuk menanggulangi dampak dari Pemanasan Global. Pemanasan
Global memberikan efek yang sangat serius pada kehidupan sosial
masyarakat, karena itu diperlukan strategi dan langkah konkret, seperti
mengubah perilaku individu dengan mengadakan penyuluhan, untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Global
Warming, apa dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya, dan diharapkan
setelah dilakukan penyuluhan maka perilaku masyarakat yang dapat
menyebabkan Pemanasan Global dapat berubah. (Wisnu Arya Wardana,
2010: 15).

3
Penyuluhan tentang Global Warming perlu dilakukan kepada semua
kalangan masyarakat, namun lebih penting dari pada itu adalah kalangan
mahasiswa keperawatan sendiri karena banyak mahasiswa keperawatan yang
walaupun adalah kalangan pelajar ilmu kesehatan tetapi belum mengetahui
akan bahaya dampak dari Global Warming bagi kesehatan hal ini dikarenakan
belum ada mata kuliah khusus yang membahas tentang Global Warming.
Selain itu mahasiswa merupakan “agait of social change” atau pelopor dari
perubahan sosial maka sangat tepat bila mahasiswa keperawatan menjadi
sasaran penyuluhan tentang Global Warming. Penyuluhan ini akan dilakukan
kepada mahasiswa AKPER BK Palu karena sebelumnya di AKPER BK Palu
belum pernah dilakukan penyuluhan Global Warming, dan dilaksanakan di
kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa di
Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum
dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?.
2. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah
dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?.

4
3. Apakah ada perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming
sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya

pengaruh

penyuluhan

Global

Warming

terhadap

pengetahuan mahasiswa di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan
Palu.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming
sebelum dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu.
b. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming
sesudah dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu.
c. Diketahuinya perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global
Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan
Bala Keselamatan Palu.
D. Manfaat Penelitian
1.

Bagi responden
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
responden terkait dengan masalah Global Warming.

5
2.

Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya
keilmuan dalam dunia Keperawatan, terutama bidang ilmu Promosi
Kesehatan tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap
pengetahuan.

3.

Bagi peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang di
peroleh selama mengikuti pembelajaran terutama ilmu tentang riset
keperawatan.

4.

Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan
penelitian terkait dengan masalah Global Warming.

5.

Bagi AKPER BK Palu
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam
bidang Kesehatan di AKPER BK Palu terkait dengan masalah Global
Warming.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan
Bala Keselamatan Palu angkatan XI, XII dan XIII di Akademi Keperawatan
Bala Keselamatan Palu pada bulan Maret tahun 2012.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Global Warming
1. Pengertian
Pemanasan Global (Global Warming) adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut dan daratan bumi. Perubahan
iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang
terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas
yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi. (Budianto,
2000:195).
Sejalan dengan pendapat Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1)
mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik
atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.
Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu
yang panjang.
2. Pengertian Gas Rumah Kaca
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi
yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga permukaan bumi agar
tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas
rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip

7
dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari
di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan
begitu tanaman di dalamnyapun akan dapat tumbuh dengan baik karena
memiliki panas matahari yang cukup. (Agus R, 2008:5). Planet kita
pada dasarnya

membutuhkan

gas-gas

tersebut

untuk

menjaga

kehidupan di dalamnya tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan
menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak ada lapisan yang
mengisolasi panas matahari.
Kontributor terbesar Pemanasan Global saat ini adalah

Karbon

Dioksida (CO2), Metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak),
Nitrogen (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas
dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya
berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga semakin memperparah keadaan
ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang
tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca
memiliki efek yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek
pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan
menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul N2O
bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul
CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons ada yang menghasilkan
efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya

8
pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah
lama di tuding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon (Wisnu Arya
Wardana, 2010:47).
3. Penyebab Global Warming
Gas rumah kaca penyebab efek rumah kaca yang dikhwatirkan
manusia sebagai penyebab kenaikan suhu atmosfer bumi ternyata juga
dihasilkan oleh aktivitas manusia. Secara tidak langsung, manusia ikut
andil dalam Pemanasan Global, melalui gas rumah kaca yang timbul
akibat aktivitas manusia itu sendiri. Beberapa aktivitas manusia yang
menghasilkan gas-gas rumah kaca adalah sebagai berikut:
a. Transportasi
Pencemaran udara yang disebabkan komponen yang keluar dari
kendaraan transportasi berupa Karbon Monoksida (CO), Nitrogen
Oksida (Nox), Belerang Oksida (Sox), Hidrokarbon (HC) dan
partikel-partikel lain. Komponen pencemaran udara tersebut dapat
mencemari udara secara terpisah ataupun bersama-sama. Kuantitas
komponen pencemaran udara tersebut tergantung pada sumber
aktivitas manusia.
b. Industri
Aktivitas industri berdampak sangat luas terhadap perekonomian
suatu

negara

sehingga

banyak

negara

di

dunia

berusaha

meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pengembangan

9
industri, termasuk Indonesia. Aktivitas industri termasuk kegiatan
yang dapat menambah jumlah emisi gas rumah kaca. Semua
aktivitas industri yang melibatkan penggunaan bahan bakar fosil
(batubara, minyak bumi dan gas bumi), terutama sebagai bahan
bakar pembangkit tenaga listrik yang diperlukan dalam industri,
dapat dipastikan akan ikut menambah emisi gas rumah kaca.
c. Pembuangan Sampah
Metode pembuangan sampah saat ini lebih tertuju pada masalah
kebersihan dan estetika lingkungan, belum memikirkan masalah
dampak yang timbul akibat proses pembusukan sampah. Apabila
tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umumnya berasal
dari limbah organik yang merupakan “antropogenic waste” akan
mengalami degredasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas
CH4 adalah gas rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab
Pemanasan Global.
d. Pembakaran Stasioner
Pembakaran stasioner sebagai bagian aktivitas manusia adalah
pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas
bumi) yang pada umumnya digunakan untuk bahan bakar
pembangkit listrik. Pembangkit sumber daya listrik ini digunakan
untuk berbagai keperluan manusia, antara lain listrik untuk
keperluan rumah tangga, untuk keperluan industri dan untuk

10
keperluan transportasi (kereta api listrik, bus listrik). Mekanisme
gas rumah kaca yang timbul dari pembakaran stasioner, mirip
dengan mekanisme timbulnya gas rumah kaca pada aktivitas
transportasi dan industri yang menggunakan bahan bakar fosil.
4. Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan (Pro Health,
Pemanasan Global dan dampaknya bagi kesehatan).
Pemanasan Global tak hanya berdampak serius pada lingkungan
manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa
berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan
perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan
kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan
ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun
baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat
terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
Berikut masalah-masalah kesehatan yang disebabkan oleh Pemanasan
Global:
a.

Malnutrisi menyebabkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare
mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkan
kematian 0,9 juta jiwa.

11
b. Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat
karena panen yang terganggu, banjir menybabkan meluasnya
penyakit diare serta Laptospirosis.
c.

Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistim bumi, menghasilkan
gas-gas rumah kaca yang menimbulkan Pemanasan Global.
Sedangkan asap hitamnya mengganggu secara langsung kehidupan
manusia. Asap mengandung debu yang halus dan berbagai oksida
karbon itu menyebabkan gangguan pernafasan dan infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit
paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun
dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan
kehamilan serta kemandulan pada wanita.

d. Padasuhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit
menular (Malaria, DBD, Chikunguya, penyakit yang ditularkan
melalui udara dan air), terjadinya konflik psikologis (stress),
penyakit lama timbul kembali, seperti penyakit Malaria, Penyakit
degeneratif, Penyakit Jantung, Penyakit Paru-paru.
e.

Dampak Pemanasan Global mempengaruhi penipisan ozone antara
lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai
permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan,
seperti kanker kulit, katarak, penrunan daya tahan tubuh, dan
pertumbuhan mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit

12
umum Asma dan Alergi meningkatkan kasus-kasus kardiovaskuler,
kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta
gangguan jantung dan pembuluh darah.
f.

Pemanasan Global juga mempengaruhi perubahan lingkungan
seperti: Pergeseran musim, banjir dan tanah longsor, kekeringan
dan bencana kelaparan. Selain itu Pemanasan Global juga dapat
menyebabkan

perubahan ekosistem yang ada, misalnya saja

penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh vektor nyamuk
Aedes Agipty. Nyamuk ini biasa hidup di tempat yang panas
sehngga di daerah perkotaan nyamuk ini akan sangat subur dengan
adanya Pemanasan Global maka daerah-daerah yang semulanya
dingin akan mengalami peningkatan suhu, panas meningkat
sehingga nyamuk ini akan memiliki tempat yang lebih luas untuk
berkembang dan menularkan penyakit. (Wisnu Arya Wardana,
2010: 47).
g. Selain menimbulkan dampak kesehatan pada manusia, Pemanasan
Global juga memiliki dampak kesehatan pada hewan yaitu
meningkatnya penyakit menular antara hewan dengan hewan dan
antara hewan dengan manusia (zoonozis). Kasus flu burung dan flu
meksiko misalnya, penyakit ini yang semula hanya menyerang
Unggas dan Babi kini dapat menginfeksi manusia, hal ini terjadi
akibat adanya mutasi yang terjadi pada penyebab penyakit-penyakit

13
tersebut yaitu virus H5N1 dan H1N1. Virus yang semula jinak pada
hewan dapat mengalami mutasi bila habitatnya terganggu
5. Usaha Menanggulangi Pemanasan Global (Wisnu Arya Wardana,
2010: 15)
Usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri, tetapi menyangkut banyak hal yang memerlukan
pemikiran dan pemecahan bersama, maka usaha penanggulangan
dampak Pemanasan Global dibagi menjadi tindakan dan gerakan.
Tindakan adalah usaha penanggulangan yang dapat segera dilakukan
untuk penyelamatan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan
masalah dampak Pemanasan Global. Adapun gerakan adalah suatu
imbauan atau ajakan secara bersama-sama untuk menanggulangi
dampak

Pemanasan

Global.

Untuk

lebih

jelasnya,

usaha

penanggulangan dampak Pemanasan Global dapat dibagi atas:
a. Tindakan teknis
Tindakan teknis adalah suatu usaha penanggulangan dampak
Pemanasan Global yang secara teknis dapat segera di lakukan untuk
pelayanan lingkungan, terutama berkaitan dengan masalah dampak
Pemanasan Global. Tindakan teknis yang dimaksud antara lain adalah:

14
1) Pemanenan GRK CH4
Pada saat ini pembuangan sampah organik yang ditampung di
tempat pembuanan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses
pembusukan secara alamiah. Proses pembusukan sampah organik
tersebut akan mengeluarkan gas methan (CH4) yang merupakan bagian
dari gas rumah kaca.
Adapun prinsip pemanenan gas CH4 tersebut kemudian bisa di
salurkan untuk keperluan rumah tangga atau keperluan lain sebagai
pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 adalah
dengan menampung limbah organik kedalam “konverter” atau
“digester”. Setelah proses pembusukan limbah organik berjalan maka
gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah. Lalu di tampung
di dalam sebuah tangki. Gas CH4 yang terkumpul ini bisa menjadi
pengganti sumber bahan bakar.
2) Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik
Limbah organik yang di hasilkan manusia atau “antropogenic
waste” cukup banyak dan bila tidak dimanfaatkan maka akan
mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang menghasilkan
gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4, pemanfaatan limbah
organik harus dilakukan dengan proses aerobic sehingga gas yang
keluar adalah gas CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2
masih lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih

15
rendah dibandingkan dengan gas rumah kaca CH4. Daya potensi gas
CH4 menyebabkan efek rumah kaca sendiri lebih kuat kira-kira 21 kali
dari gas CO2.
Atas penjelasan tersebut di atas, pemanfaatan limbah organik menjadi
pupuk organik harus dilakukan dengan proses aerobik. Pupuk organik
yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran,
buah-buahan dan tanaman lainnya.
3) Penghijauan Lahan Gundul
Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi
alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia.
Penghijauan lahan gundul di harapka dapat mengurangi bencana yang
diakibatkan oleh Pemanasan Global. Penghijauan lahan gundul antara
lain berdampak pada:
a). Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah perbukitan dan
mengurangi abrasi laut untuk daerah lahan pantai.
b). Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah, serta
menahan instrusi air laut.
c). Memelihara keaneka ragaman hayati.
d). Menaikkan kadar oksigen dalam udara dan lingkungan.

16
4) Penggantian Bahan Bakar
Pemakaian bahan bakar fosil (terutama batubara dan minyak bumi)
akan menghasilkan gas CO yang pada akhirnya akan menjadi gas
rumah kaca berupa gas CO2. Maka dari itu perlu ada penggantian
sumber energi yang harus dilakukan. Energi alternatif yang dapat
digunakan untuk mengganti energi yang mengandalkan bahan bakar
fosil, antara lain adalah energi air (hydro power energy), energi
pasang surut (tidal energy), energi gelombang laut (wave power
energy), energi panas laut (ocean thermal energy convertion, OTEC),
energi angin (wind energy), energi panas metahari (solar cell energy),
dan energy nuklir (nuclear energy).
b. Tindakan Non Teknis
Adapun tindakan nonteknis yang dimaksud adalah menegakkan
pelaksanaan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah
lingkungan hidup. Apabila peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dilaksanakan
dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang
baik pula. Akibatnya, berpengaruh juga pada lapisan ozon – tidak
berlubang lagi – dan lapisan atmosfer bumi, yaitu tidak lagi
mengandung lapisan gas rumah kaca.

17
c. Gerakan Nasional
Gerakan nasional untuk mencegah Pemanasan Global harus segera
dimulai agar dampak yang sangat mengerikan tidak sampai terjadi.
Agar gerakan nasional ini dapat secara serempak dapat diikuti oleh
segenap lapisan masyarakat, harus dimulai dan diberi contoh oleh
pemerintah. Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus
dapat memberi contoh program-program yang dampaknya dapat
diraskan oleh masyarakat dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.
Misalnya, pemeriksaan, pengawasan dan penertiban gas buang yang
keluar dari kendaraan bermotor harus secara tegas dan rutin dilakukan
agar pencemaran udara lingkungan dapat dikurangi dan dihindari.
d. Gerakan Internasional
Apabila gerakan nasional dilakukan oleh setiap negara yang perduli
terhadap masalah lingkungan hidup maka gerakan internasional akan
lebih mudah untuk digalang secara bersama-sama. Gerakan nasional
dapat di awali oleh negara-negara yang terletak pada satu kawasan,
kemudian dikembangkan ke kawasan lainnya.

18
B. Tinjauan Tentang Penyuluhan
1. Pengertian
Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan
yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan
kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan
sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat.
(Notoatmodjo, 2005:22). Hal ini sejalan dengan pendapat Herawani
(dalam Heri D.J Maulana: 2009) yang menyatakan bahwa penyuluhan
kesehatan adalah penambahan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok
maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan
hidup sehat.
2.

Metode Penyuluhan
Dalam melakukan penyuluhan ada beberapa metode yang dibagi dalam
tiga cara yakni:
a. Metode penyuluhan menurut media yang digunaka dimana dapat
dibedakan atas:
1)

Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui
percakapan, tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio,
telefon).

19
2)

Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran,
poster, dan lain-lain, yang dibagikan atau dipasang pada
tempat-tempat strategis seperti di jalan dan pasar.

3)

Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide,
pertunjukan film, dan lain-lain.

b. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya,
dimana dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu:
1)

Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka
atau melalui telefon yang mana komunikasi dapat secara
langsung dalam waktu relatif singkat.

2)

Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantara
orang lain, dimana komunikasi tidak dapat dalam waktu
singkat.

c. Metode penyuluhan menurut keadaan psikisosial sasarannya,
dimana dibedakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu:
1)

Pendekatan perorangan, dimana penyuluh berkomunikasi
secara orang per orang, seperti melalui kunjungan rumah
ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran.

2)

Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi
dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama.

3)

Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak
langsung atau langsung dengan jumlah sasaran yang sangat

20
banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti
penyuluhan lewat televisi.
3.

Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Orang Dewasa
Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus
selalu mempertimbangkan:
a. Waktu

penyelenggaraan

yang

tidak

terlalu

mengganggu

kegiatan/pekerjaan pokoknya.
b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin.
c. Lebih banyak menggunakan alat peraga.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program
penyuluhan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah
yang sedang dan akan dihadapi. Notoatmidjo (2005:23) mengemukakan
faktor

metode penyuluhan

merupakan

salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Ada
beberapa metode yang dikemukakan antara lain:
1) Metode

penyuluhan

perorangan,

termasuk

di

dalamnya

bimbingan dan penyuluhan , serta wawancara (interview).
2) Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat
besarnya kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini
mencakup:

21
a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok yang
besar ini adalah ceramah dan seminar.
b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang
dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil
adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju (snow
ballng), permainan simulasi, memainkan peran, dan lainlain.
3) Metode penyuluhan massa.
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh
dari metode ini adalah ceramah umum (public speaking),
pidato-pidato

melalui

media

elektronika,

tulisan-tulisan

dimajalah atau koran serta Bill Board.
4.

Alat Bantu Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh
dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan
prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia di terima atau di
tangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan
untuk

sesuatu

maka

semakin

banyak

dan

semakin

jelas

pula

pengetahuan/pengertian yang diperoleh. Elgar Dale (dlm Notoatmidjo,
2005:24), membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus
22
menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah
kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang
paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan;
3). Rekaman radio; 4). Film; 5). Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8).
Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda tiruan; 11). Benda asli. Alat bantu
akan sangat membantu di dalam memberikan penyuluhan agar pesanpesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa
macam alat bantu antara lain:
a.

Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain.

b.

Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain.

c.

Alat bantu lihat-dengar, misalnya, televisi, video cassette.

Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat
dikelompokkan menjadi:
a.

Alat bantu yang rumit (complication) seperti film, film strip, slide
yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya.

b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, bendabenda yang nyata poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya.

23
5.

Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar
ruangan, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan
(Notoatmdjo, 2005:24).
Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari
berbagai pihak, seperti:
a.

Menurut bentuk umum penggunaannya
Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat
dibedakan menjadi:
1. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,
majalah, dan lain sebagainya.
2. Bahasa peragaan: poster tunggal, poster seri.

b.

Menurut cara produksi
Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan
menjadi beberapa, yaitu:
1. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah data, gambar atau foto dalam tata warna. Yang

24
termasuk dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah,
surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet.
Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan
lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa
kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan
dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini juga memiliki
kelemahan, yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek
suara, dan mudah terlipat.
2. Media elektronika
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis,
dapat dilihat dan di dengar dan penyampaiannya melalui alat bantu
elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah: televisi, radio,
film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media cetak, media
elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah
dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,
mengikutsertakan

seluruh

panca

indera,

penyajian

dapat

dikendalikan dan di ulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar.
Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit rumit,
perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu
keterampilan untuk mengoperasikannya.

25
3. Media luar ruang
Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa
melalui media cetak maupun elektronik, misalnya papan reklame,
spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan
media ini adalah lebih mudah di pahami, lebih menarik, sebagai
informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan
seluruh

panca

indera,

penyajian

dapat

dikendalikan

dan

jangkauannya relatif besar. Kelemahan media ini antara lain: biaya
lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan,
perlu

penyimpanan

dan

perlu

keterampilan

untuk

mengoperasikannya.
6. Langkah-Langkah Melakukan Penyuluhan (Eliza Herijulianti
dkk,2002:48)
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penyuluhan
kesehatan masyarakat, yaitu:
a.

Melakukan analisis situasi.

b.

Menentukan prioritas masalah.

c.

Menentukan tujuan.

d.

Menentukan sasaran.

e.

Menentukan pesan yang akan disampaikan.

f.

Menentukan metode.

g.

Menentukan media.

h.

Menentukan rencana penilaian.

i.

Penyusunan jadwal.

26
7.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan
Tercapainya tujuan pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor input atau masukan, faktor metode, factormateri,
pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56).
a. Faktor input
Faktor input yaitu peserta didik, kemampuannya dalam menerima
materi yang disampaikan dipengaruhi oleh:
1)

Kematangan, yaitu kematangan baik secara fisik, psikis, dan sosial.

2) Pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, yaitu pengetahuan yang
diperoleh baik melalui lembaga pendidikan formal, non formal,
maupun melalui pengalaman sebelumnya.
3) Motivasi, yaitu pendorong untuk mempelajari. Apabila peserta
memiliki dorongan yang tinggi untuk memperlajari materi yang
disampaikan, peserta akan lebih memperhatikan.
b. Metode
Metode penyampaian merupakan bagaimana cara menyampaikan yang
pada dasarnya merupakan metode belajar-mengajar (Machfoedz et.al,
2005: 39) yang dibagi menjadi metode diktatik (satu arah) dan sokratik
(dua arah).

Metode diktatik menuntut pendidik aktif dan peserta

biasanya pasif, misalnya tulisan, ceramah, siaran radio, dan lain-lain.
Sedangkan metode sokratik, peserta dan pendidik keduanya aktif dan

27
terjadi timbal balik, misalnya diskusi, demonstrasi, lokakarya, dan lainlain.
c. Materi
Materi yang disampaikan juga mempengaruhi pemahaman peserta.
Semakin komplek, tidak jelas, dan banyak beban tugas yang harus
dipikul akan membuat mempersulit peserta (Machfoedz et.al., 2005:36).
Dengan demikian penyaji harus memilih materi dengan tepat. Materi
yang benar-benar penting dan penyampaiannya runtut dan jelas.
d. Alat bantu peraga
Keberadaan alat bantu atau peraga akan mempengaruhi kemudahan
peserta mengingat dan memahami materi.

Seperti yang diterangkan

melalui kerucut Edgar Dale, yang membagi alat peraga menjadi 11
macam sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut
dalam sebuah kerucut. Di bagian yang paling dasar adalah benda asli dan
yang paling atas adalah kata-kata. Artinya benda asli memiliki intensitas
paling tinggi dalam membantu mempersepsikan bahan pendidikan.
Sedangkan kata-kata sangat kurang efektif (Notoarmodjo, 2007:63)
e. Pendidik,
Keberadaan pendidik sangat penting sebagai pihak yang menyampaikan
materi. Pendidik harus mampu menyampaikan materi dengan jelas,
sehingga peserta paham terhadap materi yang disampaikan.

28
C. Tinjauan Tentang Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut Notoadmodjo (2007:139), pengetahuan (knowledge)
adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang.
2. Tingkat Pengetahuandalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan (Notoadmodjo, 2007:140) yaitu :
a.

Tahu (know)
Tahu diartiakan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini
adalah kembali (recall), sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.

b.

Memahami (comprehention)
Memahami diartiakn sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara

benar

tentang

objek

29

yang

diketahui

dan

dapat
menginterprestasikan materi secara benar. Orang yang telah paham
secara objek atau materi harus dapat menjelaskan, memberi,
memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c.

Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d.

Analisis (Analisys)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e.

Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.

f.

Evaluasi (Evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

30
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut

(Mubarak,

2007:30)

ada

tujuh

faktor-faktor

yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
a.

Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada
akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara
garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek

31
psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
d. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga
kebersihan

lingkungan

maka

sangat

mungkin

masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
g. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

32
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
VARIABEL INTERVENSI

Penyuluhan
Tentang Global
Warming
PRE TEST

POST TEST

Pengetahuan
mahasiswa tentang
Global Warming
sebelum penyuluhan

Pengetahuan
mahasiswa tentang
Global Warming
sesudah penyuluhan

Gambar 3.1
Kerangka konsep penelitian

33
B. Hipotesis
Adapun dugaan sementara dari penelitian ini adalah: ada perbedaan
pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah
penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.
C. Definisi Operasional
1. Penyuluhan tentang Global Warming
Definisi

: Pemberian informasi tentang Global Warming

yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara
penanggulangannya, yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
mempengaruhi mahasiswa untuk merubah pola hidup yang dapat
menyebabkan Global warming yang diberikan dengan cara ceramah dan
tanya jawab.
2. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan
Definisi

: Merupakan pemahaman mahasiswa tentang Global

Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan
dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh mahasiswa sebelum
diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi
acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan.
Cara Ukur

:

Angket.

Alat Ukur

:

Kuesioner.

Hasil Ukur

:

Rating nilai 0 – 100.

Skala Ukur

:

Rasio.
3. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan
Definisi

: Merupakan pemahaman mahasiswa tentang Global

Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan
dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh mahasiswa sesudah
diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi
acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan.
Cara Ukur

:

Angket.

Alat Ukur

:

Kuesioner.

Hasil Ukur

:

Rating nilai 0 – 100.

Skala Ukur

:

Rasio.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Ekperimental
dengan desain Pre Esperimen One Group Pretest Posttest, yaitu sebelum
melakukan penyuluhan responden diberikan Kuesioner (pretest) kemudian
setelah penyuluhan dilakukan, responden diberi Kuesioner untuk yang kedua
kalinya (posttest) kemudian peneliti membandingkan hasil dari pretestposttest. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat digambarkan sebagai
beriku:

01

X

02

Gambar 4.1
Desain Penelitian
Keterangan:

01=

Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan.

X =

Penyuluhan tentang Global Warming.

02=

Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan.
B. Populasi dan Sampel
1.

Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64).
Dalam penelitian ini yang menjadi objek atau populasi penelitian
adalah seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu
angkatan XI, XII dan XIII yang berjumlah 415 orang mahasiswa.

2.

Sampel
a.

Besar sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan
“sampling” tertentu untuk bisa memenuhi / mewakili populasi
(Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64).
Untuk menentukan besar sampel peneliti merujuk pada pendapat
Notoatmodjo yang mengatakan bahwa penyuluhan kelompok efektif
apabila peserta penyuluhan minimal 15 orang. Berdasarkan pendapat
tersebut maka peneliti menentukan besar sampel dalam penelitian ini
sebanyak 20 responden.

b.

Cara menentukan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Probability sampling
dengan tehknik Stratified random sampling, kemudian untuk
menentukan siapa saja yang akan menjadi responden di lakukan
dengan tehnik acak (random).
1. Kelas IA = 42 orang
2. Kelas IB = 42 orang
3. Kelas IC = 42 orang
4. Kelas ID = 42 orang
5. Kelas IIA = 44 orang
6. Kelas IIB = 43 orang
7. Kelas IIC = 44 orang
8. Kelas IIIA = 58 orang
9. Kelas IIIB = 58 orang
C. Pengumpulan Data
1) Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data adalah dengan cara membagikan
kuesioner atau angket. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden yang berisi 8 pertanyaan tertulis yang masingmasing 6 soal pertama diberi bobot nilai 10, dan 2 soal terakhir diberi
bobot nilai 20. Sehingga nilai keseluruhan dari kedelapan soal tersebut
adalah sebanyak 100.
2) Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah:
a) Data Primer
Berupa data yang diperoleh langsung dari responden, yakni jawaban
yang diberikan responden pada lembaran kuesioner.
b) Data Sekunder
Berupa data yang diperoleh dari pihak kampus Akademi Keperawatan
Bala Keselamatan Palu, yakni jumlah mahasiswa dan daftar nama
mahasiswa angkatan XI, XII dan XIII.
D. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan cara:
1. Editing

: Memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan, apakah

ada kekurangan atau kesalahan data yang diperoleh dari lapangan.
2. Coding

: Memberi kode atau nomor pada jawaban yang diisi oleh

responden untuk memudahkan peneliti dalam entry data keprogram
komputer untuk keperluan analisa.
3. Entry data : Memasukan data kekomputer untuk keperluan analisa.
4. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang
digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.
E. Analisa Data
1.

Analisa univariat analisa menghitung nilai mean, standar deviasi sampel,
nilai maksimun-minimum dari hasil pre test dan post test.

2.

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Uji statistik yang digunakan
yaitu menggunakan uji t (t test), dengan rumus:

∑

∑

⁄√
(

(∑

)

)

n = besar sampel
d = selisih nilai rata-rata.
s = simpangan baku sampel.

F. Penyajian Data
Untuk penyajian data penulis menggunakan cara penyajian dalam bentuk
tabel dengan teks atau naskah untuk menjelaskan hasil-hasil penelitian.
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada pihak kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu untuk
mendapatkan persetujuan kemudian proses pengumpulan data dilakukan
dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1.

Informed Consent
Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya
adalah supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak
yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati haknya.

2.

Anonymity
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode
tertentu.

3.

Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut ini, akan disajikan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan
Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa yang telah dilakukan
kepada 20 responden di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu pada
tanggal 13 Maret 2012.
1. Tahap Persiapan
Pada persiapan penelitian terlebih dahulu peneliti memberikan
surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada direktur
AKPER BK Palu dan juga meminta sejumlah data sekunder berupa daftar
nama mahasiswa AKPER BK Palu tingkat I, II dan III. Setelah ada
persetujuan,

selanjutnya

peneliti

melakukan

perhitungan

untuk

menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian ini.
Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan cara Probability
sampling

dengan tehnik Stratified random sampling, melalui tehnik

tersebut ditetapkan untuk tiap kelas masing-masing diwakili oleh beberapa
orang mahasiswa yakni untuk tingkat I ada 4 kelas yang diwakili oleh 8
orang mahasiswa dan tiap kelas diwakili oleh 2 orang mahasiswa. Untuk
tingkat II ada 3 kelas, yang diwakili oleh 6 orang mahasiswa, tiap kelas
juga diwakili oleh 2 orang mahasiswa. Untuk tingkat III ada 2 kelas, setiap
kelas diwakili oleh 3 orang mahasiswa.
Setelah responden ditetapkakan, peneliti melakukan kontrak waktu
dengan para mahasiswa, hasil dari kesepakatan yang dilakukan adalah
penyuluhan dilakukan diruang kelas AKPER BK Palu pada tanggal 13
Maret 2012, pukul 17.00 WITA.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada

saat

pelaksanaan

penelitian,

pertama-tama

peneliti

memberikan penjelasan mengenai metode penyuluhan dan tujuan riset,
pada saat yang bersamaan juga peneliti menyerahkan formulir persetujuan
menjadi responden dan absen untuk responden. Setelah formulir tersebut
ditandatangani oleh responden peneliti langsung memberikan kuesioner
Pretest kepada responden, para responden diberi waktu selama 10 menit
untuk mengisi kuesioner.
Setelah kuesioner diisi dan dikumpulkan, peneliti langsung
memberikan penyuluhan mengenai pengertian Global Warming, penyebab
Global Warming, dampak Global Warming terhadap kesehatan dan yang
terakhir

cara

penanggulangan

Global

Warming.

Penyuluhan

ini

berlangsung selama 30 menit. Pada saat dilakukan penyuluhan para
peserta

terlihat

sangat

antusias

menyampaikan materi penyuluhan.

memperhatikan

penyuluh

dalam
3. Tahap Evaluasi
Setelah penyuluhan dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan evaluasi
dengan cara memberikan kuesioner posttest kepada para responden dan
para responden juga diberi waktu selama 10 menit untuk mengisi
kuesioner.
Tahap selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a.

Editing, yakni memeriksa kembali kuesioner yang telah di isi oleh
responden.

b.

Coding, yakni memberi pembobotan nilai pada setiap soal pada
kuesioner.

c.

Entri data, memasukan data yang berupa nilai hasil kuesioner
kedalam komputer.
d.

Cleaning, yakni mengecek kembali data.

Selanjutnya data yang telah diolah dianalisis dalam dua bentuk analisis
yakni analisa univariat yang menghitung nilai mean, standar deviasi sampel
dan nilai maksimum-minimum dari masing-masing variabel, dan analisa
bivariat yang dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan sebelum
dan sesudah penyuluhan yang menggunakan uji t (t-test).
1.

Analisa Univariat
a) Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan
penyuluhan
Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.1
Distribusi Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum
dilakukan penyuluhan
Variabel
Mean
SD
Min – Max
Pretest

44,63

17,00

13,3 – 74,8

(Sumber: Data primer)
Pada tabel di atas, nilai rata-rata dari hasil pretest adalah 44,63 dan
standar deviasi 17,00, nilai terendah adalah 13,3, dan nilai tertinggi
yang dicapai oleh responden sebesar 74,8.
b) Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan
penyuluhan
Hasil analisis pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah
dilakukan penyuluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.2
Distribusi pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah
dilakukan penyuluhan
Variabel

Mean

SD

Min– Max

Posttest

76,36

11,97

59,9 – 95

(Sumber: Data primer)
Berdasarkan isi tabel, nilai rata-rata dari hasil posttest adalah
76,36 dan standar deviasi 11,97, nilai terendah adalah 59,9 dan nilai
tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 95.
2.

Analisa Bivariat
Analisa bivariate merupakan analisa yang dilakukan untuk melihat
pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa
di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. Hasil analisis dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3
Distribusi pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan
Beda
Variabel
Mean
SD
p. value
n
Mean
Pengetahuan:
- Pretest

44,63

- Posttest

76,36

31,73

17,00

0.000

20

11,97

(Sumber: Data primer)
Berdasarkan isi tabel dapat dilihat jumlah nilai rata-rata pretest
adalah 44,63 dengan standar deviasi 17,00. Nilai rata-rata posttest sebesar
76,36 dengan nilai standar deviasi 11,97. Beda mean dari hasil pretest dan
posttest adalah 31,73. Hasil uji statistik didapatkan probability value 0,000
(p<0,05), maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan dari hasil
pretest dan posttest.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sebelum
Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa
tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan masih sangat
rendah, bila dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan, nilai rata-rata
yang diperoleh mahasiswa hanya 44,63 masih jauh dari nilai bobot
kuesioner yaitu 100. Artinya rata-rata mahasiswa belum memiliki
pengetahuan yang baik mengenai Global Warming.
Dari 10 pertanyaan yang ada pada kuesioner, kebanyakan
responden salah dalam menjawab pertanyaan mengenai pengertian gas
rumah kaca dan cara penanggulangan Global Warming. Dalam
menjawab pertanyaan mengenai pengertian gas rumah kaca responden
menjawab bahwa “Gas rumah kaca adalah gas yang dihasilkan rumah
yang dibangun dari bahan kaca”. Sedangkan untuk penanggulangan
Global Warming responden menjawab bahwa “harus ada pengurangan
penggunaan material kaca sebagai bahan bangunan rumah”.
Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan belum pernah ada
mata kuliah khusus yang membahas tentang Global Warming dan juga
masih kurangnya minat mahasiswa untuk mencari informasi secara
mandiri sehingga masalah mengenai Global Warming tidak diketahui
oleh mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30),
yang menyatakan bahwa minat adalah suatu kecendrungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang
untuk mencoba dan menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan. Sedangkan kemudahan memperoleh informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan.
2. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sesudah
Penyuluhan
Setelah

dilakukan

penyuluhan

dan

kemudian

dilakukan

pengukuran, hasil nilai rata-rata para responden berubah menjadi 76,36
mendekati nilai total bobot kuesioner yakni 100, atau terjadi
peningkatan sebesar 31,73.
Dari 10 pertanyaan yang ada di dalam kuesioner, para responden
kebanyakan masih salah dalam menjawab pertanyaan mengenai cara
penanggulangan Global Warming, hal ini masih sama dengan yang
sebelumnya, namun untuk pertanyaan mengenai pengertian gas rumah
kaca sudah mampu dijawab oleh responden dengan benar, demikian
juga dengan pertanyaan-pertannyaan yang lainnya seperti pengertian
Global Warming, penyebab dan dampaknya bagi kesehatan telah
terjadi peningkatan pengetahuan.
Namun ini merupakan hal yang masih kurang baik karena dalam
penanggulangan

Global

Warming

semua

orang

memerlukan

pengetahuan yang benar mengenai cara penanggulangan Global
Warming, karena dengan adanya pengetahuan mengenai cara
penanggulangan

maka

para

peserta

dapat

mengaplikasikan

pengetahuan yang diberikan dan dapat melakukan penanggulangan
terhadap Global Warming. Hal ini sejalan dengan pendapat
Notoatmodjo (2005:22) yang menyatakan peningkatan pengetahuan
dan sikap tentang kesehatan akan memudahkan terjadinya perilaku
sehat.
Dari tiga kelas yang menjadi responden, kelas tiga yang paling
tinggi angka kebenaranya dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner.
Menurud asumsi peneliti hal ini dikarenakan kelas tiga merupakan
kelas yang lebih tinggi sehingga kemampuannya untuk menerima dan
mengolah informasi menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
3. Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming
Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Hasil uji statistik menunjukan ada perbedaan yang signifikan
antara pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan
sesudah penyuluhan. Menurut asumsi peneliti perubahan pengetahuan
ini disebabkan oleh penyuluhan yang dilakukan oleh peneliti.
Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan
yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan
kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan
sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat
(Notoatmodjo, 2005:22). Dalam hal ini adalah pemberian informasi
kesehatan tentang Global Warming kepada mahasiswa di AKPER BK
Palu. Tercapainya tujuan penyuluhan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor input atau masukan, faktor metode, factor materi,
pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56).
Adapun keberhasilan peneliti dalam memberikan penyuluhan yang
dikarenakan faktor-faktor di atas akan dijelasakan sebagai berukut:
Faktor input atau minat dari setiap mahasiswa, mahasiswa AKPER
BK Palu merupakan pelajar yang aktif dan sangat menyukai sesuatu
yang baru dalam hal ini adalah masalah Global Warming merupakan
hal yang baru bagi mereka karena masalah ini belum mereka ketahui
sebelumnya sehingga meningkatkan minat yang tinggi untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Global Warming. Hal ini
sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah Minat, Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
Faktor Metode atau cara peneliti dalam menyampaikan materi
penyuluhan mengunakan metode sokratik yaitu penyuluh dan peserta
penyuluhan sama-sama aktif dan ada timbal balik atau dilakukan
diskusi saat penyuluhan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan
(Machfoedz et.al, 2005: 39).
Menurut asumsi peneliti bila ada hubungan timbal balik antara
peserta dengan penyuluh maka penyuluhan akan lebih efektif karena
para peserta dapat dengan mudah memperoleh informasi dan bertanya
langsung bila ada informasi yang belum dimengerti. Hal ini sejalan
dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan kemudahan
memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk
memperoleh pengetahuan.
Faktor materi, pada saat penyuluhan para peserta hanya ditugaskan
untuk mengisi kuesioner sebanyak dua kali dan mendengarkan
penyuluh dalam menyampaikan materi, materi yang disampaikan lebih
mengarah pada inti materi, yakni mengenai pengertian, penyebab
terjadinya Global Warming, dampaknya bagi kesehatan dan cara
penanggulangannya. Tidak banyak beban tugas lain yang diberikan
kepada peserta. Karena menurut asumsi peneliti, bila banyak tugas
yang

dibebankan

kepada

peserta

maka

dapat

mempengaruhi

pemahaman peserta terhadap materi penyuluhan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Machfoedz (2005:36) yang menyatakan semakin komplek,
tidak jelas, dan banyak beban tugas yang harus dipikul akan
mempersulit peserta dalam memahami materi.
Alat bantu peraga. Pada saat melakukan penyuluhan peneliti
menggunakan alat bantu peraga berupa LCD yang dapat menampilkan
gambar-gambar dan membantu untuk menjelaskan proses terjadinya
Global Warming, menurud asumsi peneliti LCD merupakan media
yang paling efektif dalam penyampaian materi penyuluhan karena para
peserta selain dapat mendengarkan penjelasan dari penyuluh juga
dapat melihat secara langsung apa yang sedang dijelaskan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Notoatmodjmo (2007:139), yang menyatakan
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
Faktor penyuluh. Dalam melakukan penyuluhan peneliti telah
mempersiapkan segala yang diperlukan guna memperoleh hasil
penelitian yang baik, salah satunya adalah menguasai materi Global
Warming dan mempelajari tentang metode penyuluhan. Hal ini
merujuk pada pendapat Notoatmodjo (2007:56) yang menyatakan
keberadaan

pendidik

sangat

penting

sebagai

pihak

yang

menyampaikan materi. Pendidik harus mampu menyampaikan materi
dengan jelas, sehingga peserta paham terhadap materi yang
disampaikan.
C.

Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti
adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
dirancang sendiri oleh peneliti tanpa terlebih dahulu dilakukan uji
coba, kemudia penelitian ini dilakukan tanpa adanya grup pengontrol.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan
penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu masih
sangat kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh masih jauh dari nilai
bobot kuesioner yaitu 100.

2.

Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan
penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala keselamatan Palu telah
mengalami peningkatan. Hasil nilai rata-rata para responden
mendekati bobot maksimal.

3.

Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa tentang
Global Warming sebelum dengan sesudah dilakukan penyuluhan.

B. Saran
1. Bagi responden
Diharapkan para responden dapat meningkatkan pengetahuan yang
sudah ada dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut demi menjaga
keselamatan bumi kita dari ancaman Global Warming.
2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Diharapkan melalui Karya Tulis Ilmiah mengenai pengaruh
penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan ini dapat menjadi
pembelajaran untuk mengembangkan ilmu dalam dunia keperawatan
dan harus kita sadari bersama bahwa masalah Global Warming bukan
hanya masalah lingkungan namun juga berpengaruh dalam dunia
keperawatan.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini masih bersifat
Pre Eksperimen One Group Pretest Posttest yaitu penelitian
eksperimental yang tidak menggunakan grup kontrol. Diharapkan
penelitian ini ditingkatkan menjadi penelitian yang bersifat The StaticGroup Comparison atau penelitian eksperimental yang menggunakan
grup pengontrol.
4. Bagi AKPER BK Palu
Diharapkan KTI ini bisa menjadi literatur ilmiah dan bahan rujukan
bagi mahasiswa maupun institusi AKPER BK Palu .
DAFTAR PUSTAKA
Agus R. Dan Rudi S (2008), Global Warming Mengancam Keselamatan Planet
Bumi. CV. Hidup Lebih Muli, Jakarta
Arya Wardanam, Wisnu (2010), Dampak Pemanasan Global.C.V ANDI
OFFSET, Yogyakarta
Andaka, Deddy, (2008), Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan,
Dibuka 23 Januari 2012 dari (http://www.andaka.com/pengaruh-pemanasanglobal-terhadap-kesehatan.php)
Astriani (2009), Defenisi Pemanasan Global. Dibuka 24 Januari 2012 dari
(http://astriani.wordpress.com/2009/01/22/definisi-pemanasan-global/)
Budianto, AI,(2001),Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Negara
Kepulauan Indonesia, Ghlia Indonesia, Jakarta.
D.J. Maulana, Heri, (2009), Promosi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Erfandi, (2009), Pemanasan Global dan Dampaknya Bagi Kesehatan, Dibuka 23
Januari
2012
dari
(http://www.forbetterhealth.wordpress.com/2009/03/30/pemanasan-globaldan-dampaknya-bagi-kesehatan/)
Herijulianti, Eliza dkk, (2002), Pendidikan Kesehatan Gigi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT
Rineka Cipta, Jakarta
(2005), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT
Rineka Cipta, Jakarta
Nursalam, (2001), Metode Riset Keperawatan. CV Infomedia, Jakarta
Machfoedz, (2005), Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Murdiyanmoko, Janu, (2007), SOSIOLOGI: Memahami
Masyarakat, PT. Grafindo Media Pratama, Bandung

dan

Mengkaji
Mubarak, W. I, dkk, (2007), Buku Ajar keperawatan Komunitas 2, CV Sagung
Seto, Jakarta
Sirodjuddin, Ardan (2011), Global Warming Mengancam Kita, Dibuka 24 Januari
2012
dari
(http://kang-ardan.blogspot.com/2011/01/global-warmingmengancam-kita.html)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (6)

Makalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawatiMakalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
 
makalah penyebab dan dampak globalisasi
makalah penyebab dan dampak globalisasimakalah penyebab dan dampak globalisasi
makalah penyebab dan dampak globalisasi
 
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawatiMakalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warming
 
Dampak pemanasan global 2
Dampak pemanasan global 2Dampak pemanasan global 2
Dampak pemanasan global 2
 
Makalah pengertian
Makalah pengertianMakalah pengertian
Makalah pengertian
 

Andere mochten auch

99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...
99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...
99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warmingTerminal Purba
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalsjati212
 
Iklan, poster dan slogan
Iklan, poster dan slogan Iklan, poster dan slogan
Iklan, poster dan slogan ArwinAr
 

Andere mochten auch (10)

99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...
99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...
99747691 kti-pengaruh-penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasisw...
 
Makalah harlianti
Makalah harliantiMakalah harlianti
Makalah harlianti
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warming
 
Makalah meteo
Makalah meteoMakalah meteo
Makalah meteo
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan globalMakalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan global
 
Contoh makalah pemanasan global
Contoh makalah pemanasan globalContoh makalah pemanasan global
Contoh makalah pemanasan global
 
Makalah pemanasan global..
Makalah pemanasan global..Makalah pemanasan global..
Makalah pemanasan global..
 
Iklan, poster dan slogan
Iklan, poster dan slogan Iklan, poster dan slogan
Iklan, poster dan slogan
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 

Ähnlich wie Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

Ähnlich wie Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu (20)

Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
Makalah bahaya pemanasan global sutamin
Makalah bahaya pemanasan global sutaminMakalah bahaya pemanasan global sutamin
Makalah bahaya pemanasan global sutamin
 
Makalah bahaya pemanasan global sutamin
Makalah bahaya pemanasan global sutaminMakalah bahaya pemanasan global sutamin
Makalah bahaya pemanasan global sutamin
 
Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA
Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA
Pemanasan global 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah bahaya pemanasan global sutamin
Makalah bahaya pemanasan global sutaminMakalah bahaya pemanasan global sutamin
Makalah bahaya pemanasan global sutamin
 
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawatiMakalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
 
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawatiMakalah bahaya pemanasan global hernawati
Makalah bahaya pemanasan global hernawati
 
Makalah fisika pemanasan global global
Makalah fisika pemanasan global globalMakalah fisika pemanasan global global
Makalah fisika pemanasan global global
 
Makalah (3)
Makalah (3)Makalah (3)
Makalah (3)
 
Pemanasan global 1
Pemanasan global 1Pemanasan global 1
Pemanasan global 1
 
Makalah (2)
Makalah (2)Makalah (2)
Makalah (2)
 
Makalah dampak pemanasan global
Makalah dampak pemanasan globalMakalah dampak pemanasan global
Makalah dampak pemanasan global
 
Dampak pemanasan global
Dampak pemanasan globalDampak pemanasan global
Dampak pemanasan global
 
Pemanasan global 1
Pemanasan global 1Pemanasan global 1
Pemanasan global 1
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pengaruh penyuluhan-global-warming-terhadap-pengetahuan-mahasiswa-akper-bala-keselamatan-palu

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan Global (Global Warming), merupakan hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Pemanasan Global dapat diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata bumi, yang disebabkan oleh beberapa hal antara 2 lain adalah peningkatan kadar CO di atmosfer bumi yang menyebabkan efek rumah kaca. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. (Agus R, 2008:04) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC) yang dikhususkan untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh Pemanasan Global. Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan penelitipeneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan Pemanasan Global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut. 1
  • 2. Salah satu penemuan pertama IPCC adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan gas-gas rumah kaca ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan serta pembangkit tenaga listrik. (Agus R, 2008:4,5). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Pemanasan Global (Global Warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan memberikan kesempatan bagi berbagai macam virus dan bakteri penyakit tumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakit berkembang pesat, secara tidak langsung Pemanasan Global juga dapat menimbulkan kekeringan maupun banjir. WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu ratarata global, yakni penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Gelombang panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat. Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama dikawasan pesisir, dan mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah Kolera dan Malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh disebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di wilayah rendah 2
  • 3. dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak Es Himalaya, luasnya daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak. Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, di antaranya Ebola, Flu Burung dll. Penyakit hewan yang dapat menular pada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizinya kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai. (Wan Alkadri, dlm Pro Health, 2009). Demikian besarnya pengaruh Pemanasan Global terhadap kesehatan manusia maupun hewan serta lingkungan, maka harus ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dampak dari Pemanasan Global. Pemanasan Global memberikan efek yang sangat serius pada kehidupan sosial masyarakat, karena itu diperlukan strategi dan langkah konkret, seperti mengubah perilaku individu dengan mengadakan penyuluhan, untuk meningkatkan pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Global Warming, apa dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya, dan diharapkan setelah dilakukan penyuluhan maka perilaku masyarakat yang dapat menyebabkan Pemanasan Global dapat berubah. (Wisnu Arya Wardana, 2010: 15). 3
  • 4. Penyuluhan tentang Global Warming perlu dilakukan kepada semua kalangan masyarakat, namun lebih penting dari pada itu adalah kalangan mahasiswa keperawatan sendiri karena banyak mahasiswa keperawatan yang walaupun adalah kalangan pelajar ilmu kesehatan tetapi belum mengetahui akan bahaya dampak dari Global Warming bagi kesehatan hal ini dikarenakan belum ada mata kuliah khusus yang membahas tentang Global Warming. Selain itu mahasiswa merupakan “agait of social change” atau pelopor dari perubahan sosial maka sangat tepat bila mahasiswa keperawatan menjadi sasaran penyuluhan tentang Global Warming. Penyuluhan ini akan dilakukan kepada mahasiswa AKPER BK Palu karena sebelumnya di AKPER BK Palu belum pernah dilakukan penyuluhan Global Warming, dan dilaksanakan di kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. B. Rumusan Masalah Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?. 2. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?. 4
  • 5. 3. Apakah ada perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. b. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. c. Diketahuinya perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi responden Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi responden terkait dengan masalah Global Warming. 5
  • 6. 2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya keilmuan dalam dunia Keperawatan, terutama bidang ilmu Promosi Kesehatan tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan. 3. Bagi peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama mengikuti pembelajaran terutama ilmu tentang riset keperawatan. 4. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan masalah Global Warming. 5. Bagi AKPER BK Palu Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam bidang Kesehatan di AKPER BK Palu terkait dengan masalah Global Warming. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu angkatan XI, XII dan XIII di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu pada bulan Maret tahun 2012. 6
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Global Warming 1. Pengertian Pemanasan Global (Global Warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut dan daratan bumi. Perubahan iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi. (Budianto, 2000:195). Sejalan dengan pendapat Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1) mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. 2. Pengertian Gas Rumah Kaca Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip 7
  • 8. dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnyapun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. (Agus R, 2008:5). Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak ada lapisan yang mengisolasi panas matahari. Kontributor terbesar Pemanasan Global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga semakin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul N2O bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya 8
  • 9. pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama di tuding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon (Wisnu Arya Wardana, 2010:47). 3. Penyebab Global Warming Gas rumah kaca penyebab efek rumah kaca yang dikhwatirkan manusia sebagai penyebab kenaikan suhu atmosfer bumi ternyata juga dihasilkan oleh aktivitas manusia. Secara tidak langsung, manusia ikut andil dalam Pemanasan Global, melalui gas rumah kaca yang timbul akibat aktivitas manusia itu sendiri. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca adalah sebagai berikut: a. Transportasi Pencemaran udara yang disebabkan komponen yang keluar dari kendaraan transportasi berupa Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (Nox), Belerang Oksida (Sox), Hidrokarbon (HC) dan partikel-partikel lain. Komponen pencemaran udara tersebut dapat mencemari udara secara terpisah ataupun bersama-sama. Kuantitas komponen pencemaran udara tersebut tergantung pada sumber aktivitas manusia. b. Industri Aktivitas industri berdampak sangat luas terhadap perekonomian suatu negara sehingga banyak negara di dunia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pengembangan 9
  • 10. industri, termasuk Indonesia. Aktivitas industri termasuk kegiatan yang dapat menambah jumlah emisi gas rumah kaca. Semua aktivitas industri yang melibatkan penggunaan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas bumi), terutama sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik yang diperlukan dalam industri, dapat dipastikan akan ikut menambah emisi gas rumah kaca. c. Pembuangan Sampah Metode pembuangan sampah saat ini lebih tertuju pada masalah kebersihan dan estetika lingkungan, belum memikirkan masalah dampak yang timbul akibat proses pembusukan sampah. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umumnya berasal dari limbah organik yang merupakan “antropogenic waste” akan mengalami degredasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas CH4 adalah gas rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab Pemanasan Global. d. Pembakaran Stasioner Pembakaran stasioner sebagai bagian aktivitas manusia adalah pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas bumi) yang pada umumnya digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Pembangkit sumber daya listrik ini digunakan untuk berbagai keperluan manusia, antara lain listrik untuk keperluan rumah tangga, untuk keperluan industri dan untuk 10
  • 11. keperluan transportasi (kereta api listrik, bus listrik). Mekanisme gas rumah kaca yang timbul dari pembakaran stasioner, mirip dengan mekanisme timbulnya gas rumah kaca pada aktivitas transportasi dan industri yang menggunakan bahan bakar fosil. 4. Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan (Pro Health, Pemanasan Global dan dampaknya bagi kesehatan). Pemanasan Global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir. Berikut masalah-masalah kesehatan yang disebabkan oleh Pemanasan Global: a. Malnutrisi menyebabkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkan kematian 0,9 juta jiwa. 11
  • 12. b. Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu, banjir menybabkan meluasnya penyakit diare serta Laptospirosis. c. Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistim bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang menimbulkan Pemanasan Global. Sedangkan asap hitamnya mengganggu secara langsung kehidupan manusia. Asap mengandung debu yang halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernafasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita. d. Padasuhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit menular (Malaria, DBD, Chikunguya, penyakit yang ditularkan melalui udara dan air), terjadinya konflik psikologis (stress), penyakit lama timbul kembali, seperti penyakit Malaria, Penyakit degeneratif, Penyakit Jantung, Penyakit Paru-paru. e. Dampak Pemanasan Global mempengaruhi penipisan ozone antara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penrunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit 12
  • 13. umum Asma dan Alergi meningkatkan kasus-kasus kardiovaskuler, kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah. f. Pemanasan Global juga mempengaruhi perubahan lingkungan seperti: Pergeseran musim, banjir dan tanah longsor, kekeringan dan bencana kelaparan. Selain itu Pemanasan Global juga dapat menyebabkan perubahan ekosistem yang ada, misalnya saja penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Agipty. Nyamuk ini biasa hidup di tempat yang panas sehngga di daerah perkotaan nyamuk ini akan sangat subur dengan adanya Pemanasan Global maka daerah-daerah yang semulanya dingin akan mengalami peningkatan suhu, panas meningkat sehingga nyamuk ini akan memiliki tempat yang lebih luas untuk berkembang dan menularkan penyakit. (Wisnu Arya Wardana, 2010: 47). g. Selain menimbulkan dampak kesehatan pada manusia, Pemanasan Global juga memiliki dampak kesehatan pada hewan yaitu meningkatnya penyakit menular antara hewan dengan hewan dan antara hewan dengan manusia (zoonozis). Kasus flu burung dan flu meksiko misalnya, penyakit ini yang semula hanya menyerang Unggas dan Babi kini dapat menginfeksi manusia, hal ini terjadi akibat adanya mutasi yang terjadi pada penyebab penyakit-penyakit 13
  • 14. tersebut yaitu virus H5N1 dan H1N1. Virus yang semula jinak pada hewan dapat mengalami mutasi bila habitatnya terganggu 5. Usaha Menanggulangi Pemanasan Global (Wisnu Arya Wardana, 2010: 15) Usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi menyangkut banyak hal yang memerlukan pemikiran dan pemecahan bersama, maka usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global dibagi menjadi tindakan dan gerakan. Tindakan adalah usaha penanggulangan yang dapat segera dilakukan untuk penyelamatan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan masalah dampak Pemanasan Global. Adapun gerakan adalah suatu imbauan atau ajakan secara bersama-sama untuk menanggulangi dampak Pemanasan Global. Untuk lebih jelasnya, usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global dapat dibagi atas: a. Tindakan teknis Tindakan teknis adalah suatu usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global yang secara teknis dapat segera di lakukan untuk pelayanan lingkungan, terutama berkaitan dengan masalah dampak Pemanasan Global. Tindakan teknis yang dimaksud antara lain adalah: 14
  • 15. 1) Pemanenan GRK CH4 Pada saat ini pembuangan sampah organik yang ditampung di tempat pembuanan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Proses pembusukan sampah organik tersebut akan mengeluarkan gas methan (CH4) yang merupakan bagian dari gas rumah kaca. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 tersebut kemudian bisa di salurkan untuk keperluan rumah tangga atau keperluan lain sebagai pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 adalah dengan menampung limbah organik kedalam “konverter” atau “digester”. Setelah proses pembusukan limbah organik berjalan maka gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah. Lalu di tampung di dalam sebuah tangki. Gas CH4 yang terkumpul ini bisa menjadi pengganti sumber bahan bakar. 2) Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik Limbah organik yang di hasilkan manusia atau “antropogenic waste” cukup banyak dan bila tidak dimanfaatkan maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang menghasilkan gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4, pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerobic sehingga gas yang keluar adalah gas CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2 masih lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih 15
  • 16. rendah dibandingkan dengan gas rumah kaca CH4. Daya potensi gas CH4 menyebabkan efek rumah kaca sendiri lebih kuat kira-kira 21 kali dari gas CO2. Atas penjelasan tersebut di atas, pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk organik harus dilakukan dengan proses aerobik. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman lainnya. 3) Penghijauan Lahan Gundul Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia. Penghijauan lahan gundul di harapka dapat mengurangi bencana yang diakibatkan oleh Pemanasan Global. Penghijauan lahan gundul antara lain berdampak pada: a). Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah perbukitan dan mengurangi abrasi laut untuk daerah lahan pantai. b). Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah, serta menahan instrusi air laut. c). Memelihara keaneka ragaman hayati. d). Menaikkan kadar oksigen dalam udara dan lingkungan. 16
  • 17. 4) Penggantian Bahan Bakar Pemakaian bahan bakar fosil (terutama batubara dan minyak bumi) akan menghasilkan gas CO yang pada akhirnya akan menjadi gas rumah kaca berupa gas CO2. Maka dari itu perlu ada penggantian sumber energi yang harus dilakukan. Energi alternatif yang dapat digunakan untuk mengganti energi yang mengandalkan bahan bakar fosil, antara lain adalah energi air (hydro power energy), energi pasang surut (tidal energy), energi gelombang laut (wave power energy), energi panas laut (ocean thermal energy convertion, OTEC), energi angin (wind energy), energi panas metahari (solar cell energy), dan energy nuklir (nuclear energy). b. Tindakan Non Teknis Adapun tindakan nonteknis yang dimaksud adalah menegakkan pelaksanaan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Apabila peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik pula. Akibatnya, berpengaruh juga pada lapisan ozon – tidak berlubang lagi – dan lapisan atmosfer bumi, yaitu tidak lagi mengandung lapisan gas rumah kaca. 17
  • 18. c. Gerakan Nasional Gerakan nasional untuk mencegah Pemanasan Global harus segera dimulai agar dampak yang sangat mengerikan tidak sampai terjadi. Agar gerakan nasional ini dapat secara serempak dapat diikuti oleh segenap lapisan masyarakat, harus dimulai dan diberi contoh oleh pemerintah. Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus dapat memberi contoh program-program yang dampaknya dapat diraskan oleh masyarakat dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama. Misalnya, pemeriksaan, pengawasan dan penertiban gas buang yang keluar dari kendaraan bermotor harus secara tegas dan rutin dilakukan agar pencemaran udara lingkungan dapat dikurangi dan dihindari. d. Gerakan Internasional Apabila gerakan nasional dilakukan oleh setiap negara yang perduli terhadap masalah lingkungan hidup maka gerakan internasional akan lebih mudah untuk digalang secara bersama-sama. Gerakan nasional dapat di awali oleh negara-negara yang terletak pada satu kawasan, kemudian dikembangkan ke kawasan lainnya. 18
  • 19. B. Tinjauan Tentang Penyuluhan 1. Pengertian Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. (Notoatmodjo, 2005:22). Hal ini sejalan dengan pendapat Herawani (dalam Heri D.J Maulana: 2009) yang menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah penambahan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. 2. Metode Penyuluhan Dalam melakukan penyuluhan ada beberapa metode yang dibagi dalam tiga cara yakni: a. Metode penyuluhan menurut media yang digunaka dimana dapat dibedakan atas: 1) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan, tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio, telefon). 19
  • 20. 2) Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster, dan lain-lain, yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat strategis seperti di jalan dan pasar. 3) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, dan lain-lain. b. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya, dimana dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu: 1) Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau melalui telefon yang mana komunikasi dapat secara langsung dalam waktu relatif singkat. 2) Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantara orang lain, dimana komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat. c. Metode penyuluhan menurut keadaan psikisosial sasarannya, dimana dibedakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu: 1) Pendekatan perorangan, dimana penyuluh berkomunikasi secara orang per orang, seperti melalui kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran. 2) Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama. 3) Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak langsung atau langsung dengan jumlah sasaran yang sangat 20
  • 21. banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti penyuluhan lewat televisi. 3. Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Orang Dewasa Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus selalu mempertimbangkan: a. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan/pekerjaan pokoknya. b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin. c. Lebih banyak menggunakan alat peraga. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program penyuluhan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Notoatmidjo (2005:23) mengemukakan faktor metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Ada beberapa metode yang dikemukakan antara lain: 1) Metode penyuluhan perorangan, termasuk di dalamnya bimbingan dan penyuluhan , serta wawancara (interview). 2) Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat besarnya kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini mencakup: 21
  • 22. a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok yang besar ini adalah ceramah dan seminar. b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju (snow ballng), permainan simulasi, memainkan peran, dan lainlain. 3) Metode penyuluhan massa. Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum (public speaking), pidato-pidato melalui media elektronika, tulisan-tulisan dimajalah atau koran serta Bill Board. 4. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia di terima atau di tangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengetahuan/pengertian yang diperoleh. Elgar Dale (dlm Notoatmidjo, 2005:24), membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus 22
  • 23. menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman radio; 4). Film; 5). Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda tiruan; 11). Benda asli. Alat bantu akan sangat membantu di dalam memberikan penyuluhan agar pesanpesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa macam alat bantu antara lain: a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain. b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain. c. Alat bantu lihat-dengar, misalnya, televisi, video cassette. Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat dikelompokkan menjadi: a. Alat bantu yang rumit (complication) seperti film, film strip, slide yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya. b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, bendabenda yang nyata poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya. 23
  • 24. 5. Media Penyuluhan Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruangan, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmdjo, 2005:24). Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari berbagai pihak, seperti: a. Menurut bentuk umum penggunaannya Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat dibedakan menjadi: 1. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain sebagainya. 2. Bahasa peragaan: poster tunggal, poster seri. b. Menurut cara produksi Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu: 1. Media cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah data, gambar atau foto dalam tata warna. Yang 24
  • 25. termasuk dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet. Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara, dan mudah terlipat. 2. Media elektronika Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan di dengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah: televisi, radio, film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikutsertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan di ulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya. 25
  • 26. 3. Media luar ruang Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik, misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan media ini adalah lebih mudah di pahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan media ini antara lain: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya. 6. Langkah-Langkah Melakukan Penyuluhan (Eliza Herijulianti dkk,2002:48) Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu: a. Melakukan analisis situasi. b. Menentukan prioritas masalah. c. Menentukan tujuan. d. Menentukan sasaran. e. Menentukan pesan yang akan disampaikan. f. Menentukan metode. g. Menentukan media. h. Menentukan rencana penilaian. i. Penyusunan jadwal. 26
  • 27. 7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan Tercapainya tujuan pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor input atau masukan, faktor metode, factormateri, pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56). a. Faktor input Faktor input yaitu peserta didik, kemampuannya dalam menerima materi yang disampaikan dipengaruhi oleh: 1) Kematangan, yaitu kematangan baik secara fisik, psikis, dan sosial. 2) Pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, yaitu pengetahuan yang diperoleh baik melalui lembaga pendidikan formal, non formal, maupun melalui pengalaman sebelumnya. 3) Motivasi, yaitu pendorong untuk mempelajari. Apabila peserta memiliki dorongan yang tinggi untuk memperlajari materi yang disampaikan, peserta akan lebih memperhatikan. b. Metode Metode penyampaian merupakan bagaimana cara menyampaikan yang pada dasarnya merupakan metode belajar-mengajar (Machfoedz et.al, 2005: 39) yang dibagi menjadi metode diktatik (satu arah) dan sokratik (dua arah). Metode diktatik menuntut pendidik aktif dan peserta biasanya pasif, misalnya tulisan, ceramah, siaran radio, dan lain-lain. Sedangkan metode sokratik, peserta dan pendidik keduanya aktif dan 27
  • 28. terjadi timbal balik, misalnya diskusi, demonstrasi, lokakarya, dan lainlain. c. Materi Materi yang disampaikan juga mempengaruhi pemahaman peserta. Semakin komplek, tidak jelas, dan banyak beban tugas yang harus dipikul akan membuat mempersulit peserta (Machfoedz et.al., 2005:36). Dengan demikian penyaji harus memilih materi dengan tepat. Materi yang benar-benar penting dan penyampaiannya runtut dan jelas. d. Alat bantu peraga Keberadaan alat bantu atau peraga akan mempengaruhi kemudahan peserta mengingat dan memahami materi. Seperti yang diterangkan melalui kerucut Edgar Dale, yang membagi alat peraga menjadi 11 macam sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Di bagian yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Artinya benda asli memiliki intensitas paling tinggi dalam membantu mempersepsikan bahan pendidikan. Sedangkan kata-kata sangat kurang efektif (Notoarmodjo, 2007:63) e. Pendidik, Keberadaan pendidik sangat penting sebagai pihak yang menyampaikan materi. Pendidik harus mampu menyampaikan materi dengan jelas, sehingga peserta paham terhadap materi yang disampaikan. 28
  • 29. C. Tinjauan Tentang Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoadmodjo (2007:139), pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. 2. Tingkat Pengetahuandalam Domain Kognitif Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoadmodjo, 2007:140) yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartiakan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah kembali (recall), sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. b. Memahami (comprehention) Memahami diartiakn sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek 29 yang diketahui dan dapat
  • 30. menginterprestasikan materi secara benar. Orang yang telah paham secara objek atau materi harus dapat menjelaskan, memberi, memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis (Analisys) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluasi) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 30
  • 31. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut (Mubarak, 2007:30) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek 31
  • 32. psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. f. Kebudayaan lingkungan sekitar Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. g. Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. 32
  • 33. BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: VARIABEL INTERVENSI Penyuluhan Tentang Global Warming PRE TEST POST TEST Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian 33
  • 34. B. Hipotesis Adapun dugaan sementara dari penelitian ini adalah: ada perbedaan pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. C. Definisi Operasional 1. Penyuluhan tentang Global Warming Definisi : Pemberian informasi tentang Global Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara penanggulangannya, yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan mempengaruhi mahasiswa untuk merubah pola hidup yang dapat menyebabkan Global warming yang diberikan dengan cara ceramah dan tanya jawab. 2. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan Definisi : Merupakan pemahaman mahasiswa tentang Global Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh mahasiswa sebelum diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan. Cara Ukur : Angket. Alat Ukur : Kuesioner. Hasil Ukur : Rating nilai 0 – 100. Skala Ukur : Rasio.
  • 35. 3. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan Definisi : Merupakan pemahaman mahasiswa tentang Global Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh mahasiswa sesudah diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan. Cara Ukur : Angket. Alat Ukur : Kuesioner. Hasil Ukur : Rating nilai 0 – 100. Skala Ukur : Rasio.
  • 36. BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Ekperimental dengan desain Pre Esperimen One Group Pretest Posttest, yaitu sebelum melakukan penyuluhan responden diberikan Kuesioner (pretest) kemudian setelah penyuluhan dilakukan, responden diberi Kuesioner untuk yang kedua kalinya (posttest) kemudian peneliti membandingkan hasil dari pretestposttest. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat digambarkan sebagai beriku: 01 X 02 Gambar 4.1 Desain Penelitian Keterangan: 01= Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan. X = Penyuluhan tentang Global Warming. 02= Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan.
  • 37. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64). Dalam penelitian ini yang menjadi objek atau populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu angkatan XI, XII dan XIII yang berjumlah 415 orang mahasiswa. 2. Sampel a. Besar sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu untuk bisa memenuhi / mewakili populasi (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64). Untuk menentukan besar sampel peneliti merujuk pada pendapat Notoatmodjo yang mengatakan bahwa penyuluhan kelompok efektif apabila peserta penyuluhan minimal 15 orang. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti menentukan besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 responden. b. Cara menentukan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Probability sampling dengan tehknik Stratified random sampling, kemudian untuk
  • 38. menentukan siapa saja yang akan menjadi responden di lakukan dengan tehnik acak (random). 1. Kelas IA = 42 orang 2. Kelas IB = 42 orang 3. Kelas IC = 42 orang 4. Kelas ID = 42 orang 5. Kelas IIA = 44 orang 6. Kelas IIB = 43 orang 7. Kelas IIC = 44 orang 8. Kelas IIIA = 58 orang 9. Kelas IIIB = 58 orang C. Pengumpulan Data 1) Prosedur pengumpulan data Prosedur pengumpulan data adalah dengan cara membagikan kuesioner atau angket. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berisi 8 pertanyaan tertulis yang masingmasing 6 soal pertama diberi bobot nilai 10, dan 2 soal terakhir diberi bobot nilai 20. Sehingga nilai keseluruhan dari kedelapan soal tersebut adalah sebanyak 100.
  • 39. 2) Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan adalah: a) Data Primer Berupa data yang diperoleh langsung dari responden, yakni jawaban yang diberikan responden pada lembaran kuesioner. b) Data Sekunder Berupa data yang diperoleh dari pihak kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu, yakni jumlah mahasiswa dan daftar nama mahasiswa angkatan XI, XII dan XIII. D. Pengolahan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan cara: 1. Editing : Memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan, apakah ada kekurangan atau kesalahan data yang diperoleh dari lapangan. 2. Coding : Memberi kode atau nomor pada jawaban yang diisi oleh responden untuk memudahkan peneliti dalam entry data keprogram komputer untuk keperluan analisa. 3. Entry data : Memasukan data kekomputer untuk keperluan analisa. 4. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.
  • 40. E. Analisa Data 1. Analisa univariat analisa menghitung nilai mean, standar deviasi sampel, nilai maksimun-minimum dari hasil pre test dan post test. 2. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Uji statistik yang digunakan yaitu menggunakan uji t (t test), dengan rumus: ∑ ∑ ⁄√ ( (∑ ) ) n = besar sampel d = selisih nilai rata-rata. s = simpangan baku sampel. F. Penyajian Data Untuk penyajian data penulis menggunakan cara penyajian dalam bentuk tabel dengan teks atau naskah untuk menjelaskan hasil-hasil penelitian.
  • 41. G. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu untuk mendapatkan persetujuan kemudian proses pengumpulan data dilakukan dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informed Consent Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya adalah supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati haknya. 2. Anonymity Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. 3. Confidentiality Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
  • 42. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berikut ini, akan disajikan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa yang telah dilakukan kepada 20 responden di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu pada tanggal 13 Maret 2012. 1. Tahap Persiapan Pada persiapan penelitian terlebih dahulu peneliti memberikan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada direktur AKPER BK Palu dan juga meminta sejumlah data sekunder berupa daftar nama mahasiswa AKPER BK Palu tingkat I, II dan III. Setelah ada persetujuan, selanjutnya peneliti melakukan perhitungan untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan cara Probability sampling dengan tehnik Stratified random sampling, melalui tehnik tersebut ditetapkan untuk tiap kelas masing-masing diwakili oleh beberapa orang mahasiswa yakni untuk tingkat I ada 4 kelas yang diwakili oleh 8 orang mahasiswa dan tiap kelas diwakili oleh 2 orang mahasiswa. Untuk tingkat II ada 3 kelas, yang diwakili oleh 6 orang mahasiswa, tiap kelas
  • 43. juga diwakili oleh 2 orang mahasiswa. Untuk tingkat III ada 2 kelas, setiap kelas diwakili oleh 3 orang mahasiswa. Setelah responden ditetapkakan, peneliti melakukan kontrak waktu dengan para mahasiswa, hasil dari kesepakatan yang dilakukan adalah penyuluhan dilakukan diruang kelas AKPER BK Palu pada tanggal 13 Maret 2012, pukul 17.00 WITA. 2. Tahap Pelaksanaan Pada saat pelaksanaan penelitian, pertama-tama peneliti memberikan penjelasan mengenai metode penyuluhan dan tujuan riset, pada saat yang bersamaan juga peneliti menyerahkan formulir persetujuan menjadi responden dan absen untuk responden. Setelah formulir tersebut ditandatangani oleh responden peneliti langsung memberikan kuesioner Pretest kepada responden, para responden diberi waktu selama 10 menit untuk mengisi kuesioner. Setelah kuesioner diisi dan dikumpulkan, peneliti langsung memberikan penyuluhan mengenai pengertian Global Warming, penyebab Global Warming, dampak Global Warming terhadap kesehatan dan yang terakhir cara penanggulangan Global Warming. Penyuluhan ini berlangsung selama 30 menit. Pada saat dilakukan penyuluhan para peserta terlihat sangat antusias menyampaikan materi penyuluhan. memperhatikan penyuluh dalam
  • 44. 3. Tahap Evaluasi Setelah penyuluhan dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan evaluasi dengan cara memberikan kuesioner posttest kepada para responden dan para responden juga diberi waktu selama 10 menit untuk mengisi kuesioner. Tahap selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Editing, yakni memeriksa kembali kuesioner yang telah di isi oleh responden. b. Coding, yakni memberi pembobotan nilai pada setiap soal pada kuesioner. c. Entri data, memasukan data yang berupa nilai hasil kuesioner kedalam komputer. d. Cleaning, yakni mengecek kembali data. Selanjutnya data yang telah diolah dianalisis dalam dua bentuk analisis yakni analisa univariat yang menghitung nilai mean, standar deviasi sampel dan nilai maksimum-minimum dari masing-masing variabel, dan analisa bivariat yang dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan yang menggunakan uji t (t-test).
  • 45. 1. Analisa Univariat a) Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.1 Distribusi Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan Variabel Mean SD Min – Max Pretest 44,63 17,00 13,3 – 74,8 (Sumber: Data primer) Pada tabel di atas, nilai rata-rata dari hasil pretest adalah 44,63 dan standar deviasi 17,00, nilai terendah adalah 13,3, dan nilai tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 74,8. b) Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan Hasil analisis pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan Variabel Mean SD Min– Max Posttest 76,36 11,97 59,9 – 95 (Sumber: Data primer)
  • 46. Berdasarkan isi tabel, nilai rata-rata dari hasil posttest adalah 76,36 dan standar deviasi 11,97, nilai terendah adalah 59,9 dan nilai tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 95. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariate merupakan analisa yang dilakukan untuk melihat pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan mahasiswa di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan Beda Variabel Mean SD p. value n Mean Pengetahuan: - Pretest 44,63 - Posttest 76,36 31,73 17,00 0.000 20 11,97 (Sumber: Data primer) Berdasarkan isi tabel dapat dilihat jumlah nilai rata-rata pretest adalah 44,63 dengan standar deviasi 17,00. Nilai rata-rata posttest sebesar 76,36 dengan nilai standar deviasi 11,97. Beda mean dari hasil pretest dan posttest adalah 31,73. Hasil uji statistik didapatkan probability value 0,000 (p<0,05), maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest.
  • 47. B. Pembahasan 1. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sebelum Penyuluhan Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan masih sangat rendah, bila dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan, nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa hanya 44,63 masih jauh dari nilai bobot kuesioner yaitu 100. Artinya rata-rata mahasiswa belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai Global Warming. Dari 10 pertanyaan yang ada pada kuesioner, kebanyakan responden salah dalam menjawab pertanyaan mengenai pengertian gas rumah kaca dan cara penanggulangan Global Warming. Dalam menjawab pertanyaan mengenai pengertian gas rumah kaca responden menjawab bahwa “Gas rumah kaca adalah gas yang dihasilkan rumah yang dibangun dari bahan kaca”. Sedangkan untuk penanggulangan Global Warming responden menjawab bahwa “harus ada pengurangan penggunaan material kaca sebagai bahan bangunan rumah”. Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan belum pernah ada mata kuliah khusus yang membahas tentang Global Warming dan juga masih kurangnya minat mahasiswa untuk mencari informasi secara mandiri sehingga masalah mengenai Global Warming tidak diketahui
  • 48. oleh mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30), yang menyatakan bahwa minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan. Sedangkan kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan. 2. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sesudah Penyuluhan Setelah dilakukan penyuluhan dan kemudian dilakukan pengukuran, hasil nilai rata-rata para responden berubah menjadi 76,36 mendekati nilai total bobot kuesioner yakni 100, atau terjadi peningkatan sebesar 31,73. Dari 10 pertanyaan yang ada di dalam kuesioner, para responden kebanyakan masih salah dalam menjawab pertanyaan mengenai cara penanggulangan Global Warming, hal ini masih sama dengan yang sebelumnya, namun untuk pertanyaan mengenai pengertian gas rumah kaca sudah mampu dijawab oleh responden dengan benar, demikian juga dengan pertanyaan-pertannyaan yang lainnya seperti pengertian Global Warming, penyebab dan dampaknya bagi kesehatan telah terjadi peningkatan pengetahuan.
  • 49. Namun ini merupakan hal yang masih kurang baik karena dalam penanggulangan Global Warming semua orang memerlukan pengetahuan yang benar mengenai cara penanggulangan Global Warming, karena dengan adanya pengetahuan mengenai cara penanggulangan maka para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diberikan dan dapat melakukan penanggulangan terhadap Global Warming. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2005:22) yang menyatakan peningkatan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan akan memudahkan terjadinya perilaku sehat. Dari tiga kelas yang menjadi responden, kelas tiga yang paling tinggi angka kebenaranya dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner. Menurud asumsi peneliti hal ini dikarenakan kelas tiga merupakan kelas yang lebih tinggi sehingga kemampuannya untuk menerima dan mengolah informasi menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
  • 50. 3. Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Tentang Global Warming Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Hasil uji statistik menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan. Menurut asumsi peneliti perubahan pengetahuan ini disebabkan oleh penyuluhan yang dilakukan oleh peneliti. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo, 2005:22). Dalam hal ini adalah pemberian informasi kesehatan tentang Global Warming kepada mahasiswa di AKPER BK Palu. Tercapainya tujuan penyuluhan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor input atau masukan, faktor metode, factor materi, pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56). Adapun keberhasilan peneliti dalam memberikan penyuluhan yang dikarenakan faktor-faktor di atas akan dijelasakan sebagai berukut: Faktor input atau minat dari setiap mahasiswa, mahasiswa AKPER BK Palu merupakan pelajar yang aktif dan sangat menyukai sesuatu yang baru dalam hal ini adalah masalah Global Warming merupakan hal yang baru bagi mereka karena masalah ini belum mereka ketahui sebelumnya sehingga meningkatkan minat yang tinggi untuk
  • 51. mengetahui apa yang dimaksud dengan Global Warming. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah Minat, Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Faktor Metode atau cara peneliti dalam menyampaikan materi penyuluhan mengunakan metode sokratik yaitu penyuluh dan peserta penyuluhan sama-sama aktif dan ada timbal balik atau dilakukan diskusi saat penyuluhan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan (Machfoedz et.al, 2005: 39). Menurut asumsi peneliti bila ada hubungan timbal balik antara peserta dengan penyuluh maka penyuluhan akan lebih efektif karena para peserta dapat dengan mudah memperoleh informasi dan bertanya langsung bila ada informasi yang belum dimengerti. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubarak (2007:30) yang menyatakan kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Faktor materi, pada saat penyuluhan para peserta hanya ditugaskan untuk mengisi kuesioner sebanyak dua kali dan mendengarkan penyuluh dalam menyampaikan materi, materi yang disampaikan lebih mengarah pada inti materi, yakni mengenai pengertian, penyebab terjadinya Global Warming, dampaknya bagi kesehatan dan cara
  • 52. penanggulangannya. Tidak banyak beban tugas lain yang diberikan kepada peserta. Karena menurut asumsi peneliti, bila banyak tugas yang dibebankan kepada peserta maka dapat mempengaruhi pemahaman peserta terhadap materi penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Machfoedz (2005:36) yang menyatakan semakin komplek, tidak jelas, dan banyak beban tugas yang harus dipikul akan mempersulit peserta dalam memahami materi. Alat bantu peraga. Pada saat melakukan penyuluhan peneliti menggunakan alat bantu peraga berupa LCD yang dapat menampilkan gambar-gambar dan membantu untuk menjelaskan proses terjadinya Global Warming, menurud asumsi peneliti LCD merupakan media yang paling efektif dalam penyampaian materi penyuluhan karena para peserta selain dapat mendengarkan penjelasan dari penyuluh juga dapat melihat secara langsung apa yang sedang dijelaskan. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjmo (2007:139), yang menyatakan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor penyuluh. Dalam melakukan penyuluhan peneliti telah mempersiapkan segala yang diperlukan guna memperoleh hasil penelitian yang baik, salah satunya adalah menguasai materi Global Warming dan mempelajari tentang metode penyuluhan. Hal ini merujuk pada pendapat Notoatmodjo (2007:56) yang menyatakan
  • 53. keberadaan pendidik sangat penting sebagai pihak yang menyampaikan materi. Pendidik harus mampu menyampaikan materi dengan jelas, sehingga peserta paham terhadap materi yang disampaikan. C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dirancang sendiri oleh peneliti tanpa terlebih dahulu dilakukan uji coba, kemudia penelitian ini dilakukan tanpa adanya grup pengontrol.
  • 54. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu masih sangat kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh masih jauh dari nilai bobot kuesioner yaitu 100. 2. Pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan di Akademi Keperawatan Bala keselamatan Palu telah mengalami peningkatan. Hasil nilai rata-rata para responden mendekati bobot maksimal. 3. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa tentang Global Warming sebelum dengan sesudah dilakukan penyuluhan. B. Saran 1. Bagi responden Diharapkan para responden dapat meningkatkan pengetahuan yang sudah ada dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut demi menjaga keselamatan bumi kita dari ancaman Global Warming. 2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Diharapkan melalui Karya Tulis Ilmiah mengenai pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan ini dapat menjadi
  • 55. pembelajaran untuk mengembangkan ilmu dalam dunia keperawatan dan harus kita sadari bersama bahwa masalah Global Warming bukan hanya masalah lingkungan namun juga berpengaruh dalam dunia keperawatan. 3. Bagi penelitian selanjutnya Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini masih bersifat Pre Eksperimen One Group Pretest Posttest yaitu penelitian eksperimental yang tidak menggunakan grup kontrol. Diharapkan penelitian ini ditingkatkan menjadi penelitian yang bersifat The StaticGroup Comparison atau penelitian eksperimental yang menggunakan grup pengontrol. 4. Bagi AKPER BK Palu Diharapkan KTI ini bisa menjadi literatur ilmiah dan bahan rujukan bagi mahasiswa maupun institusi AKPER BK Palu .
  • 56. DAFTAR PUSTAKA Agus R. Dan Rudi S (2008), Global Warming Mengancam Keselamatan Planet Bumi. CV. Hidup Lebih Muli, Jakarta Arya Wardanam, Wisnu (2010), Dampak Pemanasan Global.C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta Andaka, Deddy, (2008), Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan, Dibuka 23 Januari 2012 dari (http://www.andaka.com/pengaruh-pemanasanglobal-terhadap-kesehatan.php) Astriani (2009), Defenisi Pemanasan Global. Dibuka 24 Januari 2012 dari (http://astriani.wordpress.com/2009/01/22/definisi-pemanasan-global/) Budianto, AI,(2001),Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Negara Kepulauan Indonesia, Ghlia Indonesia, Jakarta. D.J. Maulana, Heri, (2009), Promosi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Erfandi, (2009), Pemanasan Global dan Dampaknya Bagi Kesehatan, Dibuka 23 Januari 2012 dari (http://www.forbetterhealth.wordpress.com/2009/03/30/pemanasan-globaldan-dampaknya-bagi-kesehatan/) Herijulianti, Eliza dkk, (2002), Pendidikan Kesehatan Gigi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. (2007), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT Rineka Cipta, Jakarta (2005), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT Rineka Cipta, Jakarta Nursalam, (2001), Metode Riset Keperawatan. CV Infomedia, Jakarta Machfoedz, (2005), Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta Murdiyanmoko, Janu, (2007), SOSIOLOGI: Memahami Masyarakat, PT. Grafindo Media Pratama, Bandung dan Mengkaji
  • 57. Mubarak, W. I, dkk, (2007), Buku Ajar keperawatan Komunitas 2, CV Sagung Seto, Jakarta Sirodjuddin, Ardan (2011), Global Warming Mengancam Kita, Dibuka 24 Januari 2012 dari (http://kang-ardan.blogspot.com/2011/01/global-warmingmengancam-kita.html)