1. Obat dapat diberikan melalui berbagai cara seperti oral, parenteral, topikal, dan inhalasi dengan mempertimbangkan bentuk obat dan efek yang diinginkan. 2. Perawat memainkan peran penting dalam memberikan obat dengan tepat kepada pasien serta memantau responsnya. 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat antara lain kebenaran obat, dosis, pasien, jalur pemberian, dan waktu pemberian.
1. Konsep Dasar Pemberian Obat
Pengertian dan Jenis-Jenis Pemberian Obat
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah
(parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat
tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting
dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih
proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama
dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada
dosis yang diberikan sesuai resep
1. Jenis –jenis pemberian obat
adapun Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek yang
diinginkan baik fisik maupun mental.
Diantaranya :
a. Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling
sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama
dan efek yang lama.
b. Parenteral
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui
jaringan tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika
pemberian obat dari mulut merupakan ktrak indikasi.
2. c. Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan
biasanya memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang
diobati atau medicated baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit
klien tipis.
d. Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat
diinhalasi melalui mulut atau pun hidung.
B. Tujan Pemberian Obat
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
Obat topikal pada kulit memiliki efek yang lokal
Efek samping yang terjadi minimal
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien
C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat
Adapun hal-hal yang dapat diperhatikan dalam pemberian obat, di antaranya
1. Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
2. Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan
dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat
cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat
untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis
benar untuk diberikan ke pasien.
3. Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas
3. kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan
program pengobatan pada pasien.
4. Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang
fatal pada pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat
cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum memberikannya
ke pasien.
5. Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat
D. Teknik-Teknik Pemberian Obat
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di
antaranya:
a. Pemberian obat melalui oral
Pemberian obat melalui mulut dapat dilakukan dengan tujuan
mencegah , mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek
terapi dari jenis obat .
Persiapan alat dan bahan :
Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
Obat dan tempatnya
Air minum dalam tempatnya
Prosudur kerja
1. cuci tangan
2. jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan .
3. baca obat, dengan berperinsip tepat obat ,tepat pasien , tepat dosis,
tepat waktu, dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara
a) apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tobat. Jangan sentuh obat dengan tangan . untuk obat
berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
b) kaji kesulitan menelan bila ada, jadikan tablet dalam bentuk
bubuk dan campuran dengan minuman.
4. c) Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian .
5. catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian . evaluasi respons
terhadap obat denngan mencatat hasil pemberian obat
6. cuci tangan
b. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan
Memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit dilakukan
sebagai tes reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan digunakan
. pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah
dermis atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan , tangan
bagian venteral.
Persiapan alat dan bahan :
1 Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
2 Obat dalam tempatnya.
3 Spuit 1cc /spuit insulin
4 Kapas alkhol dalam tempatnya.
5 Cairan pelarut
6 Bak seteril dilapisi kas steril
7 Bengkok
8 Perlak dan alasanya
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan
panjang, buka dan ke ataskan.
4. Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5. Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades
(cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai 1 cc
lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8. Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-
20 terhadap permukaan kulit.
9. Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10. Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage
11. Cuci tangan
5. 12. Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu,
dan jenis obat
c. Pemberian obat melalui jaringan subkutan
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada
daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar,
daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus(abdomen) . umumnya, pemberian
obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan dalam program pemberian
insulin yang di gunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Terdapat dua tipe
larutan insulin yang diberikan , yaitu jernih dan keruh.larutan jernih
dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan yang
keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorpsi obat.
Persiapan alat dan bahan:
1. Daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntikkan atau bebaskan suntikan dari
pakaian . Apabila menggunakan baju , dibuka atau di ataskan .
4. Ambil obat pada tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan .
Setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5. Disinfeksikan dengan kapas alkohol.
6. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan
subkuntun).
7. Lakukan penusukan dengan jarum suntik menghadap ke atas , dengan
sudut 45 pada permukaan kulit.
8. Lakukan dengan aspirasi bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan-
lahan hingga habis .
6. 9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah
dipakai kedalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis / dosis obat.
11. Cuci tangan.
d. Pemberian obat melalui intervena
Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus /
cephalika (daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan
temporal dari kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung
masuk pada pembuluh darah.
Persiapan alat dan bahan:
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Karet pembendung.
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian. apabila
tertutup, pakaian dibuka atau dikeataskan
4. Ambil onbat dari tempatnya dengan spuit, sesui dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka lartkan
dengan pelarut (akuades sterill).
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
6. Kemudian tempatkan obat yang telah di ambil pada bak injeksi
7. Disinfeksi dengan kapas alkohol
8. Pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat dapat
dilakukan peningkatan dengan karet pembandung (torniquet) , tegangkan
dengan tangan / minta bantuan, atau membendung di atas vena yang akan
dilakukan penyuntikan.
9. Ambil spuit yang berisi obat
7. 10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah .
11. Lakukan aspirasi. Bila sudah ada daerah ,lepskan karet pembendung
dan langsung semprotkan obat hingga habis.
12. Setelah selesai, ambil sempuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah pennusukan dengan kapas alkohol . letakkan spuit yang telah
digunakan ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian , tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
14. Cuci tangan.
e. Pemberian obat melalui wadah intervena
Memberikan obat melalui wadah intrvena merupakan pemberian obat
dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan
intervena. dengan bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran .
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan (kantong / botol)
4. Kapas alkohol.
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam
spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong /
wadah cairan
7. Setelah selesai , tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan
kantong cairan secara perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Periksa kecepatan infuse
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian , tanggal,waktu, dan dosis pemberian obat
f. Pemberian obat melalui selang intervena
8. Persiapkan alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intrevena
4. Kapas alcohol
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam
spuit
4. Cari tempat penyuntikan obat pada selang intervena
5. Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarumspuit hingga menembus
bagian tengah dan memasukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam
selang intervena
7. Setelah selesai, tarik spuit
8. Periksa kecepatan infus dan obsevasi reksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan dosisnya
g. Pemberian obat melalui intramuscular
Memberikan obat melalui intramuskuler merupakan pemberian obat dengan
memasukannya ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan di
dorosogluteal (posisi tengkurap), ventrogluteal (posisi bebaring), avastus
lateralis (daerah paha), deltoid (lengan atas ). Dengan tujuan agar absorpasi
obat dapat lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
1. Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
2. Obat dalam tempatnaya
3. Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang
nya 2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
Perosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
9. 3. ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis.
Setelah itu letakkan pada bak injeksi
4. periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5. Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
penyuntikan
6. Dilakukan penyuntikan
7. Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8. Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah,
semperotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
9. Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah
digunakan pada bengkok
10. Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11. Cuci tangan
h. Pemberian obat melalui rectum
Pemberian obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan
memasukkan obat melalui anus dan kemudian rectum,dengan tujuan
memberikan efek local dan sistematik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat, menjadiakan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat efek local , seperti obat ducolac supositoria, berfungsi untuk
meningkatkan defekasi secara local. Pemberian obat dengan sistemik, seperti
obat aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat
supositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati sphincter
anti interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal.
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat supositoria pda tempatnya
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Vaselin/pelican/pelumas
5. Kertas tisu
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. uka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Oleskan pelican pada ujung obat supositoria
10. 6. Regangkan glutea dengan tangan kiri.kemudian masukkan supositoria b
perlahan melalui anus,sphincter anal interna, serta mengenai dinding
rectal 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan
tisu
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5
menit
9. Cuci tangan
10. Cata obat, jumlah dosis, dan cara pemberian .
i. Pemberian obat per vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat
melalui vagina, yang bertujuan untuk mendafatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. obat ini tersedia dalam bentuk krem
dan supositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal .
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat dalam tempatnya
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Kapas sublimat dalam tempatnya.
6. Pengalas
7. Korentang dalam tempatnya
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembukus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6. Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7. Apabila jenis obat supositoria, maka buka pembungkus dan berikan
pelumas pada obat
8. Renggang kan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan
obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5- 10 cm
9. Setelah obat masuk,bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan
tisu
10. Anjurkan unutk tetap dalam posisi selama 10 m agar obat bereaksi.
11. Cuci tangan
11. 12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian
j. Pemberian obat pada mata
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau salep mata
digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan
mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa,
serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet
3. Pinset anatomi dalam tempatnya
4. Korentang dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan
9. Sarung tangan
10. Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1. Cuci tangan
2. Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di
samping kanan
4. Gunakan sarung tangan
5. 5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari
sudut mata k arah hidung apabila sangat kotor, basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu
jari,jari telunjuk di atas tulang orbita.
7. Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai
sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan
perlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8. Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir
kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat
pada kelopak mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat
ke bawah , secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian
atas.biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak
mata
9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
12. 10. Cuci tangan
11. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian .
k. Pemberian obat pada kulit
Pemberian obat pada kulit merupakan pemberian obat dengan
mengoleskannya dikulit yang bertujuan mempertahan kan hidrasi, melindungi
permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Jenis obat
kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti krem, losion, aerosol dan
seprai.
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti krem, losion, aerosol, dan seprai)
2. Pinset anatomis
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Balutan
6. Pengalas
7. Air sabun, air hangat
8. Sarung tangan
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelasjan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila
terdapat kulit mengeras ) dan gunakan pinst anatomis.
6. Beriakan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
mongelkan dan menggompers
7. Kalau perlu,tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati
8. Cuci tangan
l. Pemberian obat pada telinga
Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada
telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat berupa obat
antibiotik diberiakan pada gangauan infeksi telinga. Khususnya otitis media
pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan :
1. Obat dalam tempatnya
2. Penetes
13. 3. Spekulum telinga
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kai n kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai
dengan daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke
atas.
4. Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke
belekang pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5. Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah
tetesan sesuai dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara
6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan
salep pada liang telinga
7. Pertahankan posisi kepala 2-3m
8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9. Cuci tangan
10. Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.
m. Pemberian obat pada hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang
dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
1. Obat dalam tempatnya
2. Pipet
3. Spekulum hidung
4. Pinset anatomi pada tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
14. Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan cara :
4. Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 m
6. Cuci tangan
7. Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat
E. Komplikasi dan Kesalahan Dalam Pemberian Obat.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping efek
terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai
kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala),
kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan
fungsi atau respons tubuh), substitutif (berefek sebagai pengganti), efek
kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), dan restorative
(berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan
dampak yang tidak di harapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan
dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit
iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat
kepada klien, keluarkan sebanyak mengkin pengobatan yang telah diberikan,
beritau dokter, dan catat dalam pelaporan.
Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna
dengan semakin tingginya keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan
dan semakin banyaknya penyuntikan obat. Resiko lebih rendah ketika ada
sistem pelaporan kejadian kritis dan ketika pengecekan rutin pada perubahan
shift perawat