Makalah ini membahas tentang keperawatan mulut dan gigi. Ia menjelaskan tentang anatomi mulut dan gigi serta penyakit-penyakit yang dapat terjadi seperti karies dan gingivitis. Makalah ini juga memberikan panduan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang tepat.
1. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya kepada ALLAH SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayanya, dan dengan izin serta pertolonganya, sehingga
makala ini dapat terselesaikan. Makala ini di susun guna memberikan pengalaman yang
lebih mendalam kepada kami sebagai penulis, serta dapat menambah wawasan
pengetahuan kami sebagai mahasiswa tentang “Keperawatan Mulut dan Gigi”.
Menyelesaikan makalah ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, olehnya itu
pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini .
Kami menyadari bahwa makala ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun selalu kami harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makala ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya, dan bagi pembaca yang arif.
Raha,09 Maret 2012
Penulis
2. Di Susun Oleh :
SAIFUDIN
LA ODE HAERUN JAYA
WA ODE GUSNAWATI KADIR
SUSTINA
WA ODE ASMI
LA SARI
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….........
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………... ……. ……
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….
B. Tujuan Dan Manfaat ……………………………………………………………
C. Rumusan Masalah………………………………………………………………
BAB II : PEMBAHASAN
A. MULUT DAN BAGIAN-BAGIANNYA ……………………………. ……….
B. KARIES …………………………………………………………………… ….
C. GINGIVITIS ……………………………………………………………… …..
D. MEMELIHARA KESEHATAN GIGI………………………………………….
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………...
B. SARAN………………………………………………………........................
DAFTAR PUSTAKA
4. BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi
dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh
secara urnum.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi
dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah
tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi
setiap enam bulan sekali balk ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan
mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh secara
keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi. Sehingga kesehatan
jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar para maha siswa mengetahui
proses keperawatan personal hagen khususnya perawatan gigi serta menambah wawasan
para mahasiswa dalam menuntut ilmu.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat kami petik yaitu membahas mengenai proses
keperawatan mulut dan gigi
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MULUT DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Mulut dibentuk oleh 2 rahang, yakni rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang
ini terdapat gigi dan gusi. Gigi dan mulut sendiri berfungsi mengunyah , berbicara, dan
memberikan bentuk yang harmonis pada muka.
a. Bagian – bagian Gigi
Gigi tersusun atas lapisan-lapisan. Lapisan – lapisan pada gigi yakni : Mahkota gigi
atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas:
a.
Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
b.
Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
c.
Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
d.
Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
e.
Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar
gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
f.
Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat
pada gusi. Terdiri atas:
o Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
o Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
2.2. Karies
Karies gigi (Kavitasi)adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan
kematian. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada
akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi:
a. Pembusukan permukaan yang licin/rata.
Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya
paling lambat. Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan
6. kalsium dari email.Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30
tahun.
b. Pembusukan lubang dan lekukan.
Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan
gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini
sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
c. Pembusukan akar gigi.
Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan
akar (sementum). Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini
sering terjadi karena penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah
akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan
jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
d. Pembusukan dalam email.
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh
secara perlahan.
Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan
akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam
yang mengandung saraf dan pembuluh darah).
Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya
dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. Karena itu pembusukan akar
yang berasal dari dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang
singkat.
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun
remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat
dipertahankan. Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk
merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus.
Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan
lebih lanjut.
7. Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies. Secara
umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan
perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau
obat lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan bor dapat membuang struktur yang
sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan
baik.N Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik
penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin,
dan emas. Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi
asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka
diperlukan zat crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur
logam.
Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi
atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau
trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas
gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut gutta percha. Pencabutan atau
ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur
karena proses pelubangan.
2.3. GINGIVITIS
a. Defenisi
Gingivitis adalah peradangan pada gusi (gingiva). Gingivitis sering terjadi dan
bisa timbul kapan saja setelah tumbuhnya gigi.
b.
Penyebab
Gingivitis
hampir
selalu
terjadi
akibat
penggosokan
dan
flosing
(membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi) yang tidak benar, sehingga
plak tetap ada di sepanjang garis gusi.
Plak merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri. Plak lebih
sering menempel pada tambalan yang salah atau di sekitar gigi yang terletak
bersebelahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan.
Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan
mengeras dan membentuk karang gigi (kalkulusflosing (benang gigi). Plak merupakan
8. penyebab utama dari gingivitis. Faktor lainnya yang akan semakin memperburuk
peradangan adalah:
kehamilan
pubertas
pil KB.
Obat-obat tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan gusi yang berlebihan
sehingga plak sulit dibersihkan dan terjadilah gingivitis. Obat-obatan tersebut adalah:
fenitoin (obat anti kejang)
siklosporin (diminum oleh penderita yang menjalani pencangkokan organ)
calcium channel blockers (misalnya nifedipin, obat untuk mengendalikan tekanan
darah dan kelainan irama jantung)
pil atau suntikan KB.
Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi meradang
dan mudah berdarah. Kekurangan niasin ( pellagra) juga bisa menyebabkan
peradangan dan perdarahan gusi, serta mempermudah terjadinya infeksi mulut. Pada
kehamilan, gingivitis bisa semakin memburuk. Hal ini terutama disebabkan oleh
perubahan hormonal. Keadaan ini didukung oleh kurangnya menjaga kebersihan mulut
karena wanita hamil sering merasa mual di pagi hari. Selama kehamilan, iritasi ringan
(yang paling sering adalah pembentukan karang gigi) bisa menyebabkan pertumbuhan
berlebih dari jaringan gusi yang menyerupai benjolan. Keadaan ini disebut tumor
kehamilan. Jika terluka atau pada saat makan, jaringan gusi yang membengkak ini
mudah mengalami perdarahan.
Gingivitis deskuamativa merupakan suatu keadaan yang paling sering
ditemukan pada wanita pasca menopause. Lapisan gusi yang paling luar terpisah dari
jaringan dibawahnya. Gusi menjadi sangat longgar sehingga lapisan terluarnya bisa
digerakkan dengan kapas lidi. Pada perikoronitis, yang membengkak adalah gusi pada
sebuah gigi yang belum keluar seluruhnya. Cairan, potongan makanan dan bakteri bisa
terperangkap di dalam bagian gusi yang menutupi gigi ini.Bisa terjadi infeksi, yang
selanjutnya bisa menyebar ke tenggorokan atau pipi.
9. c. Gejala
Pada gingivitis simplek, gusi tampak merah, bukan pink. Gusi membengkak
dan mudah digerakkan. Jika penderita menggosok gigi atau makan, gusi seringkali
berdarah. Jika gingivitisnya berat, maka pada saat bangun pagi bantal akan dipenuhi
oleh bercak darah, terutama jika pada saat tidur penderita bernafas melalui mulutnya.
Pembengkakan gusi
Gingivostomatitis herpetik akut merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian
mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan
terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut.
Gingivitis pada leukemia merupakan tanda awal dari leukemia pada sekitar 25%
penderita anak-anak. Penyusupan (infiltrasi) sel-sel leukemia ke dalam gusi
menyebabkan gingivitis dan berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi
akan semakin memperburuk keadaan ini. Gusi tampak merah dan mudah
berdarah. Perdarahan seringkali berlanjut sampai beberapa menit atau lebih karena
pada penderita leukemia, darah tidak membeku secara norma.
d. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Gusi yang
meradang tampak merah, membengkak dan mudah berdarah.
e. Pengobatan
Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi.
Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus
diangkat melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin, maka
diberikan tambahan vitamin. Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa
pengobatan dalam waktu 2 minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk
mengurangi rasa tidak nyaman ketika penderita makan dan minum.Tumor kehamilan
diangkat melalui pembedahan, Tetapi tumor ini cenderung tumbuh kembali selama
kehamilan masih berlangsung.
Pada gingivitis deskuamativa diberikan terapi sulih hormon. Pilihan
pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid atau salep kortikosteroid yang
dioleskan langsung ke gusi. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia,
sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi
10. menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk
mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pada perikoronitis, sisa makanan
dan bakteri dibawah lipatan gusi dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgen
menunjukkan bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna,
maka gigi geraham atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum
gigi geraham bawah juga dicabut.
e. Pencegahan
Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi. Jika
penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat
melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan
tambahan vitamin. Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa pengobatan
dalam waktu 2 minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak
nyaman ketika penderita makan dan minum.
Tumor kehamilan diangkat melalui pembedahan, Tetapi tumor ini cenderung tumbuh
kembali selama kehamilan masih berlangsung. Pada gingivitis deskuamativa diberikan
terapi sulih hormon. Pilihan pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid atau salep
kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi. Untuk mencegah terjadinya perdarahan
pada leukemia, sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi
menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk
mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pada perikoronitis, sisa makanan dan
bakteri dibawah lipatan gusi dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgen menunjukkan
bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna, maka gigi geraham
atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum gigi geraham bawah
juga dicab
2.4. MEMELIHARA KESEHATAN GIGI
Pertama, biasakan diri untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu sesudah
sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Ketika tidur, mulut tertutup dan menyebabkan
air liur tidak bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih banyak.
Bakteri yang semakin banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi
sebelum tidur sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi yang
lebih buruk. Kedua, sebaiknya segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang
11. manis dan lengket. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab
utama terjadinya gigi berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus
segera dibersihkan agar tidak tertimbun dan semakin sulit dibersihkan nantinya.
Ketiga, pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut. Bbanyak orang
yang beranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya.
Anggapan ini salah karena menyikat gigi dengan keras akan menyebabkan terkikisnya
email (lapisan pelindung) gigi. Keempat, terapkanlah cara menyikat gigi yang baik dan
benar. Sikatlah gigi Anda dengan arah ke atas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah
ujung gigi. Kelima, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila
bulu sikat sudah mekar. Penempatan sikat gigi pun harus diperhatikan. Letakkanlah sikat
gigi di dalam kamar mandi dengan wadah tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di
balik cermin di kamar mandi Anda untuk menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.
Keenam, lakukanlah pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi untuk mencegah timbulnya
plak dan karang gigi yang tertimbun tebal, karena akan semakin sulit dibersihkan.
Ketujuh, kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan makanan yang
bisa menimbulkan warna pada gigi, seperti teh dan kopi. Hentikan juga kebiasaan
merokok karena selain membuat gigi berwarna kuning, rokok juga dapat menyebabkan
penyakit gusi dan kanker mulut.
Kedelapan, jangan lupa untuk membersihkan lidah Anda ketika menyikat gigi.
Permukaan lidah menjadi tempat bertumbuhnya bakteri dan oleh karena itu sebaiknya
dibersihkan untuk mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut. Kesembilan, pergunakanlah
benang floss untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang terselip di antara gigi.
Kesepuluh, pergunakanlah pasta gigi yang aman dan menyehatkan, seperti Tiens Herbal
Toothpaste. Pasta gigi ini diperkaya dengan nullipore (bahan anti bakteri/virus),
kamperfull, ekstrak tanaman krisan liar, vitamin A, vitamin B1, luteolin, inositol, dan
ginsenoside yang mampu memberikan fungsi pembersihan dan perlindungan menyeluruh,
yang tentunya dapat memberikan efek aman dan menyehatkan daripada menggunakan
pasta gigi .
12. BAB IV
KESIMPULAN
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapih, bersih, sehat ,bercahaya dan didukung oleh gusi
yang sehat, yaitu gusi yang kencang dan berwarna merah muda . untuk mencapai kesehatan gigi
dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala, sehingga didapatakan
kondisi gigi dan jaringan rongga mulut yang sehat. Hal itu dapat dicapai dengan memeriksakan
gigi dan mulut ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan bukan hanya terdapat apabilan
keluahan saja .