SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI KLINIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan kenyaataan bahwa psikologi klinis adalah sains dan juga terapan (sciencepractitioner), maka peneliti dlam psikologi klinis sangat perlu dilakukan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk membuktikan kebenaran suatu teori dalam praktiknya. Misalnya, teori
sasaran perkembangan Erikson, oudipus complex (treatment), kebenaran tes-tes kepribadian
dan proyeksi dalam mendeteksi gejala-gejala gangguan. Sebagai konsekuensi dari hali ini
adalah bahwa pendapat-pendapat yang spekulatif harus dihilangkan atau diubah. Tujuan lain
psikologi klinis adalah untuk lebih memahami keunikan perilaku, perasaan dan pikiran
individu klien, bukan untuk mengadakan generalisasi.
Metode penelitian psikologi klinis pada dasarnya sama dengan metode penelitian pada
umumnya, namun tujuan dan penekanannya adalaha untuk keperluan populasi khusus,
misalnya mengetahui efektivitas suatu perlakuan pada kelompok tertentu, menentukan tes
yang dapat meramalkan kerentanan seseorang terhadap serangan stroke, dan lain-lain.
Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi klinis ini adalah : metode observasi,
penelitian epidemiologi, metode korelasi, penelitian longitudinal, metode eksperimen dan
desain satu kasus.
B. Rumusan masalah
1.

Apapengertian metode penelitian psikologi klinis?

2.

Apa-apasaja metode penelitian yang digunakan dalam psikologi klinis?

3.

Bagaimanametode penelitian dalam psikologi klinis?

C. Tujuan
Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa-apa saja metode penelitian
yang digunakan dalam psikologi klinis dan bagaimana metode penelitian dalam psikologi
klinis.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI KLINIS

A. Pengertian Metode Penelitian dalam Psikologi Klinis
Menurut James Drawer dalam kamus “The Penguin Dictionary of Psychology”, istilah
“clinic” dapat diartikan sebagai tempat diagnosa dan pengobatan berbagai gangguan, fisik,
perkembangan atau kelakuan. Dengan demikian metode penelitian psikologi klinis ialah jenis
metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki
kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama.
(Shalahuddin,1990:25)[1]
B. Metode Penelitian dalam Psikologi Klinis
1.

Metode observasi

Penelitian yang dilakukan secara langsung kelapangan. Ada beberapa jenis observasi, yakni
observasi tak sistematik, observasi alami, observasi terkendali, dan observasi pada studi
kasus.
Ø Observasi tak sistematik yaitu observasi yang dilakukan secara tidak berurutan atau
beraturan.[2]
Ø Observasi alamiah atau naturalistik yaitu observasi yang dilakukan dalam setting alamiah.
Dalam hal ini peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak menampakkan diri
sebagai orang yng melakukan penelitian.[3]
Ø Observasi terkendali (controlled), jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki
observasi alami yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang yang
akan diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahu sejauh mana stimulus itu berpengaruh
dalam perilaku.
Ø Studi kasus, adalah suatu penelitian intensif terhadap satu subjek, yang bertujuan
memberikan deskripsi yang mendetail tentang subjek yang diteliti itu. Peneliti melakukan
wawancara, observasi atu dipelajari biografinya. Yang dilakukan oleh Freud bersama dengan
Breuner dan ditulis dalam buku “Case Studies in Hysteria” merupakan contoh studi kasus,
yakni dari pasien-pasien dengan nama Dora, Anna O, Little Hans, dan seterusnya. Studi
kasus bertujuan mengungkapkan keunikan yang terdapat pada kasus, dan dapat mengarahkan
pada suatu pembentukan hipotesis baru apabila temuan memang sangat unik. Selain daripada
itu, menurut Lazarus dan Davidson, 1971 (dalam phares, 1992) studi kasus sangat bermanfaat
untuk memberi deskripsi atas fenomena baru atau yang jarang terjadi. Studi kasus juga dapat
meniadakan informasi yang sebelumnya dianggap universal.
2.

Metode penelitian epidemiologis

Metode ini mempelajari kejadian (incidence), prevalensi, dan distribusi penyakit atau
gangguan dalam suatu populasi. Metode ini biasa dilakukan dalam bidang kedokteran untuk
mengetahui penyebaran penyakit menular dan penyakit-penyakit yang terkait dengan kondisi
daerah tertentu di Indonesia.
Kebanyakan dari penelitian epidemiologis ini didasarkan atas hasil survei berdasarkan
kuesioner yang disebarkan disuatu daerah tertentu, dengan harapan bahwa subjek yang
mengisi kuesioner akan melaporkan yang sebenarnya. Namun dalam penelitian dengan
kuesioner semacam ini kadangkala terjadi bahwa subjek tidak menyatakan yang sebenarny,
dan menjawab seperti yang dikehendaki oleh peneliti.
3.

Metode korelasi

Metode korelasi memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah suatu variabel tertentu,
misalnya penyakit influenza, berkaitan dengan variabel lain, misalnya cuaca disuatu daerah.
Contoh lain: apakah ada hubungan antara skor tes intelegensi dengan jenis gangguan
psikiatrik tertentu, apakah ada hubungan antara suatu jenis terapi dengan tingkatan
kesembuhan, apakah ada hubungan antara seks dengan gangguan depresi, dan sebagainya.
Teknik korelasi memerlukan dua set data (dari observasi,skor tes dan lain-lain) untuk
dicarikan apakah data set pertama berhubungan dengan data set lainnya, yang kemudian
menghasilkan suatu koefesien korelasi yang berkisar antara -1 (korelasi negatif) dan +1
(korelasi positif). Koefesien dapat bermakna (signifikan) pada tingkatan 0,05 (berarti berlaku
pada 95 persen pengamatan) atau pada tingkatan 0,01 (berlaku pada 99 persen pengamatan).
Bermakna atau tidaknya suatu korelasi bergantung pada jumlah sampel yang diteliti. Untuk
penelitian bidang klinis kadang-kadangsuatu koefesiens korelasi yang secara statistik
bermakna, tidak mempunyai makna praktis, tidak menunjukkan korelasi yang bermakna
secara statistik. Misalnya meskipun secara statistik hubungan antara penderita gangguan
depresi dengan kejadian stres tidak bermakna secara statistik, dalam pengalaman praktik
psikologi klinis, hubungan antara kedua hal tersebut patut selalu mendapat perhatian.
Sebaliknya, temuan seperti adanyahubungan yang bermakna antaraskor TPA (Tes Potensi
Akademik) dengan penilaian akademik di universitas pada populasi mahasiswa yang
mengikuti UMPTN, hubungan ini tidak begitu penting untuk praktik psikologi klinis.
Hasil perhitungan korelasi sering kali dianggap sebagai bukti bahwa satu variabel merupakan
penyebab dari variabel lainnya. Misalnya jika ada korelasi positif antara banyaknya anak
yang menderita gangguan retardasi mental dengan banyaknya ibu yang pendidikannya
rendah, maka ada kecenderungan untuk menganggap bahwa ibu yang pendidikannya rendah
menyebabkan anak-anak yang kecerdasannya rendah. Penyimpulan seperti ini tidak benar
karena angka korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan, tapi hubungan itu bukan
hubungan kausal. Untuk menentukan ada tidaknya suatu hubungan kausal antara dua variabel
perlu dilakukan penelitian eksperimental.
Metode korelasi dapat berlanjut dengan mengadakan matriks korelasi yang menggambarkan
korelasi antara sejumlah banyak variabel, dan identifikasi adanya faktor-faktor yang
jumlahnya lebih sedikit dari variabel-variabel tadi. Identifikasi faktor-faktor ini dinamakan
analisis faktor, misalnya bila dilakukan antarkorelasi antara sejumlah variabel seperti umur,
pendidikan , lingkungan sosial, berat badan, keluhan fisik, keluhan psikis. Bisa jadi variabel
pendididkan, lingkungan sosial, merupakan satu faktor, artinya, keduanya saling berkorelasi
tinggi.[4]
4.

Penelitian Longitudinal Versus Cross-Sectional

Dua pendekatan dalam penelitian ini sering kali dilakukan terhadap populasi lanjut usia, atau
anak-anak dengan kelainan khusus. Penelitian longitudinal ialah Penelitian ini dilakukan
secara terus menerus dalam janga waktu tertentu pada subjek yang sama.Desain penelitian
cross sectional adalah Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang
mengawakili usia anak yang ingin diteliti. [5]
5.

Metode penelitian eksperimental

Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan
secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini
dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau
kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode
eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya
mengenai

pikiran,

perasaan,

kemauan,

ingatan,

dan

lain

sebagainya.

(Shalahuddin,1990:23)[6]
Untuk memastikan adanya suatu hubungan sebab akibat antara dua peristiwa, perlu dilakukan
metode eksperimen. Misalnya bila peneliti ingin memperkenalkan pengaruh musik pada
emosi gembira pada sejumlah penghuni panti werdha. Untuk menguji dugaan tersebut perlu
dilakukan metode eksperimen. Peneliti memilih dahulu penghuni di wisma yang akan
menjadi kelompok eksperimental yakni yang akan diberi stimulus musik dangdut pada waktu
tertentu misalnya jam 5 sore. Kelompok ini dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni
mereka yang ada di wisma lain, yang tidak diberi musik. Atas dua kelompok ini dicatat
observasi perilaku penghuni yang dapat menggambarkan emosi gembira misalnya: ekspresi
wajah, gerakan, kata-kata yang diucapkan. Observasi akan lebih objektif bila dilakukan
pemotretan dengan kamera video.
Setelah ada observasi awal, yang dinamakan data dasar (baselin data), baru diberikan
stimulus pada kelompok eksperimental. Observasi dilakukan sekali lagi terhadap kedua
kelompok itu pada saat yang sama, untuk kelompok eksperimental dan kelompok kontrol.
Bila pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan perilaku gembira, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa stimulus musik
itu yang menyebabkan peningkatan perilaku itu. Dalam contoh ini perilaku gembira
dinamakan variabel bebas.
Desain antarkelompok ialah bila dua kelompok yang dibandingkan, menerima stimulus yang
berbeda, yang dibandingkan akibatnya. Misalnya kelompok A menjalani psikoterapi jenis
konseling nondirektif, dan kelompok B menjalani psikoterapi jenis konseling direktif.
Kemudian dibandingkan yang mana yang lebih efektif. Desain dalam kelompok ialah bila
satu individu dalam kelompok terapi konseling direktif, dibandingkan kemajuannya dalam
beberapa priode, misalnya setelah satu bulan, setelah dua bulan, dan seterusnya.
Dalam penelitian eksperimental ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni masalah validitas
internal dan eksternal. Validitas internal adalah adanya jaminan bahwa yang menyebabkan
terjadinya suatu perubahan yang direncanakan oleh eksperimen itu adalah hanya stimulus
yang diberikan dan bukan hal-hal lainnya. Jadi agar validitas internal baik, haruslah ada
kelompok kontrol.skadang-kadang validitas internal penelitian eksperimental kurang baik,
karena perubaahan yang dihasilkan oleh eksperimen lebih disebabkan oleh karena adanya
harapan dari peneliti maupun harapan dari subjek yang diteliti. Untuk mencegah hal itu ada
baiknya dilakukan penelitian secara double blind, artinya baik peneliti maupun subjek yang
diteliti sama-sama tidak tahu siapa yang menjadi kelompok eksperimen dan siapa yang
menjadi kelompok kontrol, juga kelompok mana yang mendapat perlakuan dan mana yang
tidak.
6.

Desain satu kasus

Desain satu kasus mempunyai satu persamaan dengan desain studi kasus dan desain
eksperimental. Dalam desain satu kasus, diukur perilaku individu sebelum dan sesudah
perlakuan, dan hal ini dilakukan dalam situasi eksperimen. Desaion satu kasus adalah
perwujudan dari pendekatan perilaku, yang mengutamakan spengukuran perilaku nyata.
Salah satu contoh desain satu kasus yang dapat direncanakan ialah perlakuan
misalnyaterhadap seseorang anak dengan perilaku agresif. Diruang terapi, anak diamati
salama beberapa jam/selama beberapa hari, dicatat perilaku agresif apa saja yang ia
tampilkan, dan dicatat frekuensinya (situasi A). kemudian diberikan perlakuan, yakni apablia
anak memperlihatkan perilaku baik, maka ia diberi imbalan. Perlakuan ini dipertahankan
selama beberapa jam/beberapa hari, dan dicatat lagi perilaku anak yang positif, yakni duduk
diam (B). Setelah itu, kembali lagi anak dibiarkan seperti situasi A, yakni tidak diberikan
perlakuan. Setelah itu kembali diberlakukan situasi B.
Desain Multiple Baseline
Kadangkala situasi pemberian imbalan seperti yang terjadi pada situasi B tidak mudah untuk
ditiadakan demi pertimbangan etis. Dalam desain ganda dilakukan hal yang sama dengan
kasus anak perilaku agresif, namun desain ABAB itu diberlakukan dalam dua situasi, yakni
di rumah dan di ruang terapi. Yang diamati dan dicatat base-line nya adalah dalam dua
situasi, yakni situasi di ruang terapi dan situasi di rumah. Dalam situasi terapi tidak perlu
diadakan peniadaan imbalan. Penghentian imbalan dilakukan hanya dalam situasi di rumah.
Apabila peningkatan perilaku positif selalu terjadi menyusul perlakuan (pemberian hadiah).
Maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan itulah yang menyebabkan bertambahnya perilaku
positif dan berkurangnya perilaku agresif.
Desain campuran
Dalam desain ini teknik eksperimental dan teknik korelasi digabung. Sebagai contoh
rancangan penelitian yang dikemukakan Davison & Neale pada tahun 1990 ialah penelitian
mengenai efektivitas tiga jenis terapi pada penderita gangguan psikiatrik tertentu. Bila pasien
untuk masing-masing jenis terapi tersebut. Dianggap sebagai masing-masing satu kelompok
muka salah atu jenis terapi itu mungkin terlihat lebih berhasil. Namun bila pasien dalam tiga
jenis terapi itu dibedakan dalam kelompok dengan ganggauan parah dan gangguan ringan,
maka kesimpulannya bisa berbeda untuk tiap kelompok itu. [7]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian psikologi klinis ialah jenis
metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki
kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama.
Adapun metode-metode penelitian psikologi klinis yaitu:
Ø Metode observasi
Ø Metode penelitian epidemiologis
Ø Metode korelasi
Ø Penelitian longitudinal dan versus cross sectional
Ø Metode penelitian eksperimental
Ø Desain satu kasus
DAFTAR PUSTAKA
http://psikademik.blogspot.com/2009/12/psikologi-klinis.html
http://www.psychologymania.com/2012/06/metode-penelitian-psikologi-belajar.html
Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI Press.
2003.
[1] http://psikademik.blogspot.com/2009/12/psikologi-klinis.html
[2] Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI Press.
2003. Hal 151
[3] http://www.psychologymania.com/2012/06/metode-penelitian-psikologi-belajar.html
[4] Ibid . Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam. Hal 153-155
[5] http://psikademik.blogspot.com/2009/12/psikologi-klinis.html
[6] http://www.psychologymania.com/2012/06/metode-penelitian-psikologi-belajar.html
[7] Ibid. Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam.. hal 157-163

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISHusna Sholihah
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerVivia Maya Rafica
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptNofrida Atika
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9novyaindri29
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaranelmakrufi
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"vidyatiara
 

Was ist angesagt? (20)

Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - ppt
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaran
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
 
Teori kepribadian - George A. kelly
Teori kepribadian - George A. kellyTeori kepribadian - George A. kelly
Teori kepribadian - George A. kelly
 

Andere mochten auch (7)

Makalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasaMakalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasa
 
Makalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaranMakalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaran
 
استكشاف المثلثات
استكشاف المثلثاتاستكشاف المثلثات
استكشاف المثلثات
 
Cover 01
Cover 01Cover 01
Cover 01
 
Kafer akbid ykn
Kafer akbid yknKafer akbid ykn
Kafer akbid ykn
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
 

Ähnlich wie Metode penelitian dalam psikologi klinis

Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologiSiti Oyim
 
Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...
Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...
Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...indoamaterasu
 
3211 5882-1-sm
3211 5882-1-sm3211 5882-1-sm
3211 5882-1-smmurniapm
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitianbudieto
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiwarjoyo susilo
 
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialMetode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialAnis Qurli
 
Pengantar Psikologi Kesehatan dlm fisioo
Pengantar Psikologi Kesehatan dlm fisiooPengantar Psikologi Kesehatan dlm fisioo
Pengantar Psikologi Kesehatan dlm fisiooDevieismayanty
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAuliaDwiJuanita
 
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...Dinamika Penelitian
 
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembanganPendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangansolehan7
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangansolehanlovesallah
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanIIKCASIKIN
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaAnonymousHRX8QkyT
 
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeCabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeWulandari Rima Kumari
 

Ähnlich wie Metode penelitian dalam psikologi klinis (20)

Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
 
Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...
Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...
Hubungan antara kematangan emosi, kontrol agresi, dan penyesuaian diri pada s...
 
3211 5882-1-sm
3211 5882-1-sm3211 5882-1-sm
3211 5882-1-sm
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 
P3 metode penelitian
P3 metode penelitianP3 metode penelitian
P3 metode penelitian
 
Cabang cabang psikologi pendidikan
Cabang cabang psikologi pendidikanCabang cabang psikologi pendidikan
Cabang cabang psikologi pendidikan
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialMetode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
 
Pengantar Psikologi Kesehatan dlm fisioo
Pengantar Psikologi Kesehatan dlm fisiooPengantar Psikologi Kesehatan dlm fisioo
Pengantar Psikologi Kesehatan dlm fisioo
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
 
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembanganPendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
 
Sejarah cbt
Sejarah cbtSejarah cbt
Sejarah cbt
 
Tes psikologi
Tes psikologiTes psikologi
Tes psikologi
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizoprenia
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
Lia istifadah
Lia istifadahLia istifadah
Lia istifadah
 
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeCabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Metode penelitian dalam psikologi klinis

  • 1. METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI KLINIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan kenyaataan bahwa psikologi klinis adalah sains dan juga terapan (sciencepractitioner), maka peneliti dlam psikologi klinis sangat perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan kebenaran suatu teori dalam praktiknya. Misalnya, teori sasaran perkembangan Erikson, oudipus complex (treatment), kebenaran tes-tes kepribadian dan proyeksi dalam mendeteksi gejala-gejala gangguan. Sebagai konsekuensi dari hali ini adalah bahwa pendapat-pendapat yang spekulatif harus dihilangkan atau diubah. Tujuan lain psikologi klinis adalah untuk lebih memahami keunikan perilaku, perasaan dan pikiran individu klien, bukan untuk mengadakan generalisasi. Metode penelitian psikologi klinis pada dasarnya sama dengan metode penelitian pada umumnya, namun tujuan dan penekanannya adalaha untuk keperluan populasi khusus, misalnya mengetahui efektivitas suatu perlakuan pada kelompok tertentu, menentukan tes yang dapat meramalkan kerentanan seseorang terhadap serangan stroke, dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi klinis ini adalah : metode observasi, penelitian epidemiologi, metode korelasi, penelitian longitudinal, metode eksperimen dan desain satu kasus. B. Rumusan masalah 1. Apapengertian metode penelitian psikologi klinis? 2. Apa-apasaja metode penelitian yang digunakan dalam psikologi klinis? 3. Bagaimanametode penelitian dalam psikologi klinis? C. Tujuan Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa-apa saja metode penelitian yang digunakan dalam psikologi klinis dan bagaimana metode penelitian dalam psikologi klinis.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI KLINIS A. Pengertian Metode Penelitian dalam Psikologi Klinis Menurut James Drawer dalam kamus “The Penguin Dictionary of Psychology”, istilah “clinic” dapat diartikan sebagai tempat diagnosa dan pengobatan berbagai gangguan, fisik, perkembangan atau kelakuan. Dengan demikian metode penelitian psikologi klinis ialah jenis metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama. (Shalahuddin,1990:25)[1] B. Metode Penelitian dalam Psikologi Klinis 1. Metode observasi Penelitian yang dilakukan secara langsung kelapangan. Ada beberapa jenis observasi, yakni observasi tak sistematik, observasi alami, observasi terkendali, dan observasi pada studi kasus. Ø Observasi tak sistematik yaitu observasi yang dilakukan secara tidak berurutan atau beraturan.[2] Ø Observasi alamiah atau naturalistik yaitu observasi yang dilakukan dalam setting alamiah. Dalam hal ini peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak menampakkan diri sebagai orang yng melakukan penelitian.[3] Ø Observasi terkendali (controlled), jenis observasi ini dilakukan untuk memperbaiki observasi alami yang kurang sistematik dengan memberikan stimulus kepada orang yang akan diamati dalam setting alamiah, untuk mengetahu sejauh mana stimulus itu berpengaruh dalam perilaku. Ø Studi kasus, adalah suatu penelitian intensif terhadap satu subjek, yang bertujuan memberikan deskripsi yang mendetail tentang subjek yang diteliti itu. Peneliti melakukan wawancara, observasi atu dipelajari biografinya. Yang dilakukan oleh Freud bersama dengan Breuner dan ditulis dalam buku “Case Studies in Hysteria” merupakan contoh studi kasus, yakni dari pasien-pasien dengan nama Dora, Anna O, Little Hans, dan seterusnya. Studi kasus bertujuan mengungkapkan keunikan yang terdapat pada kasus, dan dapat mengarahkan pada suatu pembentukan hipotesis baru apabila temuan memang sangat unik. Selain daripada itu, menurut Lazarus dan Davidson, 1971 (dalam phares, 1992) studi kasus sangat bermanfaat
  • 3. untuk memberi deskripsi atas fenomena baru atau yang jarang terjadi. Studi kasus juga dapat meniadakan informasi yang sebelumnya dianggap universal. 2. Metode penelitian epidemiologis Metode ini mempelajari kejadian (incidence), prevalensi, dan distribusi penyakit atau gangguan dalam suatu populasi. Metode ini biasa dilakukan dalam bidang kedokteran untuk mengetahui penyebaran penyakit menular dan penyakit-penyakit yang terkait dengan kondisi daerah tertentu di Indonesia. Kebanyakan dari penelitian epidemiologis ini didasarkan atas hasil survei berdasarkan kuesioner yang disebarkan disuatu daerah tertentu, dengan harapan bahwa subjek yang mengisi kuesioner akan melaporkan yang sebenarnya. Namun dalam penelitian dengan kuesioner semacam ini kadangkala terjadi bahwa subjek tidak menyatakan yang sebenarny, dan menjawab seperti yang dikehendaki oleh peneliti. 3. Metode korelasi Metode korelasi memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah suatu variabel tertentu, misalnya penyakit influenza, berkaitan dengan variabel lain, misalnya cuaca disuatu daerah. Contoh lain: apakah ada hubungan antara skor tes intelegensi dengan jenis gangguan psikiatrik tertentu, apakah ada hubungan antara suatu jenis terapi dengan tingkatan kesembuhan, apakah ada hubungan antara seks dengan gangguan depresi, dan sebagainya. Teknik korelasi memerlukan dua set data (dari observasi,skor tes dan lain-lain) untuk dicarikan apakah data set pertama berhubungan dengan data set lainnya, yang kemudian menghasilkan suatu koefesien korelasi yang berkisar antara -1 (korelasi negatif) dan +1 (korelasi positif). Koefesien dapat bermakna (signifikan) pada tingkatan 0,05 (berarti berlaku pada 95 persen pengamatan) atau pada tingkatan 0,01 (berlaku pada 99 persen pengamatan). Bermakna atau tidaknya suatu korelasi bergantung pada jumlah sampel yang diteliti. Untuk penelitian bidang klinis kadang-kadangsuatu koefesiens korelasi yang secara statistik bermakna, tidak mempunyai makna praktis, tidak menunjukkan korelasi yang bermakna secara statistik. Misalnya meskipun secara statistik hubungan antara penderita gangguan depresi dengan kejadian stres tidak bermakna secara statistik, dalam pengalaman praktik psikologi klinis, hubungan antara kedua hal tersebut patut selalu mendapat perhatian. Sebaliknya, temuan seperti adanyahubungan yang bermakna antaraskor TPA (Tes Potensi Akademik) dengan penilaian akademik di universitas pada populasi mahasiswa yang mengikuti UMPTN, hubungan ini tidak begitu penting untuk praktik psikologi klinis. Hasil perhitungan korelasi sering kali dianggap sebagai bukti bahwa satu variabel merupakan penyebab dari variabel lainnya. Misalnya jika ada korelasi positif antara banyaknya anak
  • 4. yang menderita gangguan retardasi mental dengan banyaknya ibu yang pendidikannya rendah, maka ada kecenderungan untuk menganggap bahwa ibu yang pendidikannya rendah menyebabkan anak-anak yang kecerdasannya rendah. Penyimpulan seperti ini tidak benar karena angka korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan, tapi hubungan itu bukan hubungan kausal. Untuk menentukan ada tidaknya suatu hubungan kausal antara dua variabel perlu dilakukan penelitian eksperimental. Metode korelasi dapat berlanjut dengan mengadakan matriks korelasi yang menggambarkan korelasi antara sejumlah banyak variabel, dan identifikasi adanya faktor-faktor yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel-variabel tadi. Identifikasi faktor-faktor ini dinamakan analisis faktor, misalnya bila dilakukan antarkorelasi antara sejumlah variabel seperti umur, pendidikan , lingkungan sosial, berat badan, keluhan fisik, keluhan psikis. Bisa jadi variabel pendididkan, lingkungan sosial, merupakan satu faktor, artinya, keduanya saling berkorelasi tinggi.[4] 4. Penelitian Longitudinal Versus Cross-Sectional Dua pendekatan dalam penelitian ini sering kali dilakukan terhadap populasi lanjut usia, atau anak-anak dengan kelainan khusus. Penelitian longitudinal ialah Penelitian ini dilakukan secara terus menerus dalam janga waktu tertentu pada subjek yang sama.Desain penelitian cross sectional adalah Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mengawakili usia anak yang ingin diteliti. [5] 5. Metode penelitian eksperimental Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya. (Shalahuddin,1990:23)[6] Untuk memastikan adanya suatu hubungan sebab akibat antara dua peristiwa, perlu dilakukan metode eksperimen. Misalnya bila peneliti ingin memperkenalkan pengaruh musik pada emosi gembira pada sejumlah penghuni panti werdha. Untuk menguji dugaan tersebut perlu dilakukan metode eksperimen. Peneliti memilih dahulu penghuni di wisma yang akan menjadi kelompok eksperimental yakni yang akan diberi stimulus musik dangdut pada waktu tertentu misalnya jam 5 sore. Kelompok ini dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni mereka yang ada di wisma lain, yang tidak diberi musik. Atas dua kelompok ini dicatat
  • 5. observasi perilaku penghuni yang dapat menggambarkan emosi gembira misalnya: ekspresi wajah, gerakan, kata-kata yang diucapkan. Observasi akan lebih objektif bila dilakukan pemotretan dengan kamera video. Setelah ada observasi awal, yang dinamakan data dasar (baselin data), baru diberikan stimulus pada kelompok eksperimental. Observasi dilakukan sekali lagi terhadap kedua kelompok itu pada saat yang sama, untuk kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. Bila pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan perilaku gembira, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa stimulus musik itu yang menyebabkan peningkatan perilaku itu. Dalam contoh ini perilaku gembira dinamakan variabel bebas. Desain antarkelompok ialah bila dua kelompok yang dibandingkan, menerima stimulus yang berbeda, yang dibandingkan akibatnya. Misalnya kelompok A menjalani psikoterapi jenis konseling nondirektif, dan kelompok B menjalani psikoterapi jenis konseling direktif. Kemudian dibandingkan yang mana yang lebih efektif. Desain dalam kelompok ialah bila satu individu dalam kelompok terapi konseling direktif, dibandingkan kemajuannya dalam beberapa priode, misalnya setelah satu bulan, setelah dua bulan, dan seterusnya. Dalam penelitian eksperimental ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni masalah validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah adanya jaminan bahwa yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan yang direncanakan oleh eksperimen itu adalah hanya stimulus yang diberikan dan bukan hal-hal lainnya. Jadi agar validitas internal baik, haruslah ada kelompok kontrol.skadang-kadang validitas internal penelitian eksperimental kurang baik, karena perubaahan yang dihasilkan oleh eksperimen lebih disebabkan oleh karena adanya harapan dari peneliti maupun harapan dari subjek yang diteliti. Untuk mencegah hal itu ada baiknya dilakukan penelitian secara double blind, artinya baik peneliti maupun subjek yang diteliti sama-sama tidak tahu siapa yang menjadi kelompok eksperimen dan siapa yang menjadi kelompok kontrol, juga kelompok mana yang mendapat perlakuan dan mana yang tidak. 6. Desain satu kasus Desain satu kasus mempunyai satu persamaan dengan desain studi kasus dan desain eksperimental. Dalam desain satu kasus, diukur perilaku individu sebelum dan sesudah perlakuan, dan hal ini dilakukan dalam situasi eksperimen. Desaion satu kasus adalah perwujudan dari pendekatan perilaku, yang mengutamakan spengukuran perilaku nyata. Salah satu contoh desain satu kasus yang dapat direncanakan ialah perlakuan misalnyaterhadap seseorang anak dengan perilaku agresif. Diruang terapi, anak diamati
  • 6. salama beberapa jam/selama beberapa hari, dicatat perilaku agresif apa saja yang ia tampilkan, dan dicatat frekuensinya (situasi A). kemudian diberikan perlakuan, yakni apablia anak memperlihatkan perilaku baik, maka ia diberi imbalan. Perlakuan ini dipertahankan selama beberapa jam/beberapa hari, dan dicatat lagi perilaku anak yang positif, yakni duduk diam (B). Setelah itu, kembali lagi anak dibiarkan seperti situasi A, yakni tidak diberikan perlakuan. Setelah itu kembali diberlakukan situasi B. Desain Multiple Baseline Kadangkala situasi pemberian imbalan seperti yang terjadi pada situasi B tidak mudah untuk ditiadakan demi pertimbangan etis. Dalam desain ganda dilakukan hal yang sama dengan kasus anak perilaku agresif, namun desain ABAB itu diberlakukan dalam dua situasi, yakni di rumah dan di ruang terapi. Yang diamati dan dicatat base-line nya adalah dalam dua situasi, yakni situasi di ruang terapi dan situasi di rumah. Dalam situasi terapi tidak perlu diadakan peniadaan imbalan. Penghentian imbalan dilakukan hanya dalam situasi di rumah. Apabila peningkatan perilaku positif selalu terjadi menyusul perlakuan (pemberian hadiah). Maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan itulah yang menyebabkan bertambahnya perilaku positif dan berkurangnya perilaku agresif. Desain campuran Dalam desain ini teknik eksperimental dan teknik korelasi digabung. Sebagai contoh rancangan penelitian yang dikemukakan Davison & Neale pada tahun 1990 ialah penelitian mengenai efektivitas tiga jenis terapi pada penderita gangguan psikiatrik tertentu. Bila pasien untuk masing-masing jenis terapi tersebut. Dianggap sebagai masing-masing satu kelompok muka salah atu jenis terapi itu mungkin terlihat lebih berhasil. Namun bila pasien dalam tiga jenis terapi itu dibedakan dalam kelompok dengan ganggauan parah dan gangguan ringan, maka kesimpulannya bisa berbeda untuk tiap kelompok itu. [7]
  • 7. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian psikologi klinis ialah jenis metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama. Adapun metode-metode penelitian psikologi klinis yaitu: Ø Metode observasi Ø Metode penelitian epidemiologis Ø Metode korelasi Ø Penelitian longitudinal dan versus cross sectional Ø Metode penelitian eksperimental Ø Desain satu kasus
  • 8. DAFTAR PUSTAKA http://psikademik.blogspot.com/2009/12/psikologi-klinis.html http://www.psychologymania.com/2012/06/metode-penelitian-psikologi-belajar.html Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI Press. 2003. [1] http://psikademik.blogspot.com/2009/12/psikologi-klinis.html [2] Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI Press. 2003. Hal 151 [3] http://www.psychologymania.com/2012/06/metode-penelitian-psikologi-belajar.html [4] Ibid . Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam. Hal 153-155 [5] http://psikademik.blogspot.com/2009/12/psikologi-klinis.html [6] http://www.psychologymania.com/2012/06/metode-penelitian-psikologi-belajar.html [7] Ibid. Suprarti Slamet I.S. & Sumarmo Markam.. hal 157-163