1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat, banyak
factor
yang
dapat
menyebabkan
fluktuasi
suhu
tubuh.
Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,diperlukan
regulasi mekanisme umpan balik (Feed Back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Umpan balik ini bila suhu inti tubuh melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik
tetap (Set Point) titik tetap tubuh inti konstan pada 37 C. Apabila suhu
tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Upaya-upaya yang kita lakukan untuk menurunkn suhu tubuh yaitu
mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istiraha, beri
kompres dan beri obat penurun panas. Ada beberapa teknik dalam
memberikan
kompres
dalam
upaya
memberikan
kompres
dengan
menurunkan suhu tubuh adalah kompres hangat basah, kompres hangat
kering ( buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering ( kirbat
es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinran, dan busur panas.
1
2. B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: “Bagaimana
tinjauan teori mengenai regulasi suhu tubuh dan panas konduksi?”
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tinjauan teori mengenai regulasi suhu dan proses
konduksi.
2. Untuk mengetahui mengenai suhu dan proses konduksi pada system
integument.
D.MANFAAT
Adapun manfaat dalam makalah ini adalah: agar mahasiswa
dapat mengetahui teori mengenai regulasi suhu dan proses konduksi
pada system integument.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu
benda dan alat yang di gunakan untuk mengukur suhu adalah
thermometer.Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur
suhu cenderung mengunakan indera peraba.Tetapi dengan adanya
perkembangan
teknologi
maka
di
ciptakanlah
thermometer
untuk
mengukur suhu dengan valid.
Suhu menunjukkan derajat panas benda.Mudahnya, semakin tinggi
benda, maka semakin panas suhu benda tersebut. Secara mikroskopis,
suhu menunjukkan energi yang di mi;iki oleh suatu benda setiap atom
dalam setiap benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tinggi
energi
atom-atom
penyusun
benda,
makin
tinggi
suhu
benda
tersebut.Suhu juga di sebut juga temperature yang di ukur dengan alat
thermometer.Ada 4 macam thermometer yang paling dikenal adalah
Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk
memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan dengan suhu
lingkungan.Kepentingan di pertahankan suhu tubuh pada manusia adalah
berhubungan dengan reaksi kimia yang ada di tubuh kita. Misalnya
kenaikan suhu 10
dapat mempercepat proses biolgis 2-3 kalinya. Suhu
inti (Core Temperatur) manusia berfluktasi +1
dalam kegiatan sehari-
hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 -6 subuh)
dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2-3 sore).
3
4. B.Regulasi Suhu Tubuh Dan Proses Konduksi
a. Kulit Sebagai Pengatur Suhu
Proses kehilangn panas melalu kulit memungkinkan karena panas
diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke Fleksus
Anteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30
total curah
jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit
menjadi sangat evisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas
yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
Disamping itu didalam kulit juga terdapat reseptor berbagai macam
sensasi, satu diantaranya oleh termoreseptor.Bagaimana kulit berperan
sebagai
pengatur
suhu.Misalnya
bila
tubuh
merasa
panas,
ada
kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan, bila
tubuh merasa dingin, maka kecenderungan menurunkan kehilangan
panas.Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan
konduksi-konveksi sangat di tentukan oleh perbedaan suhu antara kulit
dan lingkungan eksterna.Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang
memiliki suhu yang di jaga tetap sekitar 37 .
Panas di lepas oleh kulit dengan bebagai cara yaitu:
1. Dengan penguapan, jumlah keringat yang di buat tergantung dari
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit.
2. Dengan pemancaran, panas yang di lepas ke udara sekitarnya.
3. Dengan konduksi, panas dialihkan ke benda yang disentuh seperti
pakaian.
4. Dengan konveksi (pengaliran) karena mengalirnya udara yang
telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh
diganti dengan uadarayang lebih dingin.
4
5. b. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat merupakan kelenjar eksokrin yang eskresinya
dikeluarkan
melalui
permukaan
kulit.
proses-proses
Kelenjar
keringat
yang
tersebar
dibedakan
luas
menjadi
di
seluruh
2
macam
berdasarkan atas ekskresinya yaitu:
1. Kelenjar ekrin
Kelenjar ekrin tersebar diseluruh permukaan tubuh memproduksi
keringat jernih yang terutama mengandung air, NACL dan uera.
2. Kelenjar apokrin
Kelenjar apokrin dijumpai terutama pada ketiak dan daerah
genetalia.Disamping mensekresikan air, NACL dan urea, kelenjar ini
juga mensekresikan zat dari bahan dasr protein bersusu yang
merupakan medium ideal untuk mikroorganisme yang berada
dalam kulit.
c. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang di
produksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
luar. Adapun tempat pengukuran suhu tubuh: Suhu inti adalah suhu
jaringan dalam relative konstan rektum, membrane timpani, esofagus,
arteri pulmoner, kandung kemih dan suhu permukaan seperti kulit, aksila
dan oral. Suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa
panas.Reseptor dingin atau panas berfungsi mengondrai rasa panas dan
refleks pengaturan suhu tubuh.Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang
terdapat didalam system syaraf pusat.Dengan pengukuran suhu reaksi,
dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat
dibandingkan dengan kecepatan hantar panas.
5
6. d. Macam-Macam Suhu Tubuh
Macam –macam suhu tubuh menurut Tamsuri Anas yaitu
Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36 .
Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37,5
febris/pereksia, bila suhu tubuh antara 37,5-40
Hipertermi,bila suhu tubuh lebih dari 40
C. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
a. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah.Gelombang infra merah yang di pancarkan
dari tubuh memiliki panjang gelombang 5-20 mikrometer.Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh radiasi
merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60
atau 15
seluruh mekanisme kehilangan panas.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit
dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses
kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan
dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil
karena dua mekanisme yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil daripada paparan dengan
udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas
tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
6
7. c. Evaporasi
Penguapan air dari kulit dapat memfasilitasi perpindahan panas
tubuh.
Setiap
satu
gram
air
yang
mengalami
evaporasi
akan
menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori pada pada
kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung
sekitar 450-600 ml hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus
menerus dengan kecepatan 12-16 kalori/jam.Evaporasi ini tidak dapat
dikendalikan karena terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan system pernapasan.
d. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau
cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh
akan menjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang
padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang
berperan dalam pertukaran panas.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan Metabolisme Basal
Kecepatan
metabolisme
setiap individu berbeda-beda.Hal
ini
memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi
berbeda pula sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya,
sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan Syaraf Simpatis
Rangsangan
syaraf
simpatis
metabolisme menjadi 100
dapat
menyebabkan
kecepatan
lebih cepat.Disamping itu, rangsangan
syaraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam
jaringan untuk metabolisme.
7
8. 3. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)
Dapat
menyebabkan
peningkatan
kecepatan
metabolisme
sebesar 15-20 .Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone Tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua
reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100
diatas normal.
5. Hormone Kelamin
Hormone pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme
berasal
kira-kira
10-15
kecepatan
normal,
meningkatkan
peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
bervariasi daripada laki-laki karena pengeluaran hormon progesterone
pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6
diatas
suhu basal.
6. Demam (Peradangan)
Dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap penigkatan suhu 10 .
7. Status Gizi
Malnutriasi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolism 20-30%.Hal ini terjadi karena didalam sel tidak ada zat
makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.
8
9. 8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme juga
mengakibatkan
gesekan
antara
komponen
otot/organ
yang
menghasilkan energi termal.
9. Gangguan Organ
Gangguan organ seperti trauma/keganasan pada hipotalamus,
dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami
gangguan.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan
yang lebih dingin.
9
10. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasa diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu Suhu
adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda
dan
alat
yang
di
gunakan
untuk
mengukur
suhu
adalah
thermometer.proses kehilangan panas melalui kulitdimumgkinkan
karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai
langsung ke fleksus artei kecil melalui pembuluh darah dan juga
melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.
Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi
(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan
konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan
demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk
keseimbangan suhu tubuh.
Bila
tubuh
merasa
panas,
ada
kecenderungan
tubuh
menigkatkan kehilangan panas ke lingkungan dan bila tubuh merasa
dingin, maka kecenderungan menurunkan kehilangan panas.Jumlah
panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksikonveksi sangat di tentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan
lingkungan eksterna.
B. SARAN
Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membacanya.Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat
membantu
mata
kuliah
“Keperawatan
Intergumen”.Selain
itu
10
13. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalalah ini yang berjudul
“REGULASI SUHU TUBUH DAN PROSES KONDUKSI”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis makalah ini selalu membuka
kesempatan untuk menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun,
untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir
kata
semoga
makalah
ini
dapat
bermanfaat
bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.
Raha,24 APRIL 2013
Penulis
13
14. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………
1
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………..
2
C. TUJUAN ………………………………………………………………….. 2
D. MANFAAT ……………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. METODE-METODE
YANG
DI
GUNAKAN
DALAM
PENGOBATAN …………………………………………………………
3
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN ………………………………………………………
10
B.
SARAN …………………………………………………………………
10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………
12
14