Nabila adalah gadis SD yang tinggal bersama ayahnya setelah ibunya meninggal karena kanker. Nabila mulai mengalami pusing dan berdarah dari hidungnya. Dokter mengdiagnosa Nabila menderita kanker otak stadium akhir. Meskipun sakit, Nabila tetap ceria bersama ayahnya. Kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya Nabila meninggal untuk bersama ibunya di surga.
1. Mentari mulai terbit. Burung burung mulai berterbangan. Kulirik jam dinding di kamarku
menunjukkan pukul 5:30 WIB. Aku bangun dan segera mengambil air wudhu untuk
sholat subuh. Aku membuka pintu kamar papaku dan kulihat papa masih tertidur pulas.
“ah mungkin bagiku papa kecapean, karena papa semalam kerja sampai larut malam.”
gumamku.
Setelah sholat, aku segera mandi dan siap siap untuk pergi ke sekolah. Oh ya, aku lupa
mau memperkenalkan diriku. Namaku NABILA PUTRI. Aku bersekolah di surabaya.
Nama sekolahku AN-nur. Aku duduk di kelas 5 SD. Aku sudah tidak mempunyai mama
lagi. mamaku sudah meninggal sejak aku berumur 5 tahun. Mamaku terkena penyakit
kanker ganas. Dan aku sekarang tinggal hanya bersama papa dan Bik imah pembantu
di rumahku. Setiap pagi bik imah menyiapkan aku sarapan. “Bik, nasi goreng dan susu
cokelat ku mana?” tanyaku. “iya neng, ini lagi dibuat.” jawab bik imah.
Setelah nasi goreng dan susu cokelat datang. aku dan papa segera sarapan. “ayo pa,
kita pergi. Aku takut terlmbat.”
“oke..” jawab papa.
Setelah sampai di sekolah. KRINGGG!!! bel sekolah pun berbunyi memekakkan telinga.
tanda berbaris. Setelah berbaris kami pun masuk ke kelas. Aku di sambut oleh teman
sebangkuku “selamat pagi nabila” sambut marina. “selamat pagi juga marina.” jawab
ku. Kami pun duduk di meja dan menyiapakan buku yang akan dipelajari.
KRINGGG!! Jam bel pulang pun berbunyi. Aku pulang berjalan kaki bersama teman
teman ku. Biasanya sih, aku dijemput papa. Tapi mungkin papa lagi sibuk dengan
pekerjaannya. Sudah pukul 21.00 WIB. Papa belum pulang juga. Aku menunggu papa
pulang di kamarku. Dengan biasanya, aku mengambil buku diary kecilku jika aku suntuk
dan menulis tentang yang aku rasakan sambil memandang bintang.
“DIARY KECILKU…”
Bintang, hari ini aku kesepian. Sudah jam segini papaku belum pulang juga. Aku
merasa, aku kurang dapat perhatian dan kasih sayang lebih dari papa. Ya tuhan, Aku
kangen mama. Andai mama masih ada di sampingku. Pasti aku tidak akan kesepian
seperti ini. Hanyalah bintang bintang yang menemani malam-malam kesepianku. AKU
KANGEN MAMA!
DEAR NABILA..
Setelah aku menulis diary, tiba tiba aku melihat di lembaran kertas ku ada tetesan
darah yang keluar dari hidungku. Dan aku merasakan pusing yang luar biasa sakitnya.
Aku pun berlari ke kamar mandi dan membersihkan darahnya. “ya tuhan, ada apa ini?”
gumam dalam hatiku. Aku melihat papa tiba-tiba membuka pintu kamarku. Dan aku pun
berlarian menuju tempat tidur. “belum tidur sayang?” tanya papa. “belum ngantuk nih
pa..” jawabku. Aku terpaksa merahasiakan kejadian yang kualami tadi. Karena aku
takut. Papa khawatir dengan keadaanku. Kuambil boneka bintangku dan pelan-pelan
aku memejamkan mataku.
Keesokan paginya, aku pun bersiap siap menuju meja makan. Kulihat papa sudah
duduk rapi dengan pakaian kerjanya. Nasi goreng tambah susu cokelat pun sudah
tersedia. Tiba-tiba papa kaget melihatku. “Ada apa di hidungmu?” tanya papa kaget.
2. Dan kupegang hidungku dan kulihat ada darah keluar lagi. papa mengajaku untuk
konsul ke dokter. Setelah aku di rontgen aku melihat papa keluar dari ruang dokter dan
membawa map kecil. “Apaan itu pa? Aku terkena penyakit apa?” kulihat papa hanya
meneteskan air mata. AKU PUN BERTANYA LAGI. “Ada apa papa? aku sakit apa?”
papa hanya memegang tanganku dan membawaku memasuki mobil.
Setiap hari aku hanya diberi obat yang begitu pahitnya. Setiap kali aku bertanya ke
papa “aku sakit apa?” papa hanya tersenyum dan memelukku dan berkata “apapun
yang terjadi. kamu harus kuat dan yakinkan dalam hati kamu pasti sembuh.” lambat
laun aku heran dengan yang terjadi saat ini. Aku menuju kamar papa dan membuka
lemari. Kulihat ada selembar kertas Yang tertulis namaku dan divonis sakit kanker otak
(tumor) stadium akhir. Terhempas kertas tersebut dan aku pun terduduk lemas. air
mata pun keluar dengan sendirinya.
Keesokan harinya, aku melihat rambutku sedikit demi sedikit gugur. Dan hidungku
semakin parah mengeluarkan darah. Dan aku hanya bisa terbaring lemas bersama
boneka bintang kecilku. aku pun menulis diary kecilku.
“DIARY KECILKU..”
Aku merasa sudah tidak kuat lagi. Apakah ini terakhir kalinya aku menulis diary
kecilku?.. mama aku sudah tidak kuat lagi. aku ingin tinggal bersama mama di alam
yang indah sana. Ku tuliskan SURAT KECIL UNTUK TUHAN ini agar aku bisa
menyusul mama suatu saat nanti.?
Diary kecilku.
Keesokan paginya, aku membuka mataku dan kulihat pagi telah menjemputku. Dan
ketika aku mau beranjak dari tempat tidurku. Tiba-tiba aku tidak bisa menggerakan
kakiku. “ya tuhan, ada apa ini?” papa membuka pintu kamarku dan menggendongku
membawaku untuk masuk ke dalam mobil. Aku hanya bisa terbaring lemas. Setelah
smpai di rumah sakit aku tidak sadarkan diri. Yang kurasakan hanyalah ruangan yang
berbau obat. Hidungku pun ditutupkan oleh selang kecil. Aku merasa mama datang
dalam mimpiku dan kupeluk mama. Aku berkata “aku mau menyusul mama” kulirik
mata mama dengan indah. Mama hanya tersenyum manis.
TIIIIITTT!!!
Ternyata keinginanku selama ini untuk menyusul mama di dengar oleh tuhan. Kulihat
papa terduduk lemas sambil menatapi tubuhku. aku hanya bisa tersenyum dan berkata.
“AKU SUDAH BERSAMA MAMA, PAPA”