SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERBICARA MELALUI METODE
BERMAIN PERAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : LISTIAWATI
STAMBUK : 21208287
PRODI : PAUD INTEGRASI
SEMESTER : VIII (DELAPAN)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan
sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam
rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu
membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit
maupun yang bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa
yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih
mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah
tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan
bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi.
Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara,
sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86).
Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun
temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun,
keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang
intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang
kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk
mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai
keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh
penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan
berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat
menyampaikan informasi. Kemampuan murid dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam
kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan
adalah tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu,
pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin.
Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan
oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang
baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial
berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan
profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa-
pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan murid
berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.
Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk murid Sekolah Dasar juga
dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara
penting dikuasai murid agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca,
menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka
mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran,
perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan.
Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para murid TK Pertiwi Raha
Sekolah Dasar karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses
belajar siswa di Sekolah Dasar. Keberhasilan belajar Murid dalam mengikuti proses
kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata
pelajaran.
Menurut pandangan whole language berbicara tidak diajarkan sebagai suatu pokok
bahasan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran
bahasa bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain. Kenyataan teresebut dapat
dilihat bahwa dalam proses pembelajaran bahasa, keterampilan berbahasa tertentu dapat
dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Pengaitan keterampilan berbahasa
yang dimaksud tidak selalu melibatkan keempat keterampilan berbahasa sekaligus,
melainkan dapat hanya menggabungkan dua keterampilan berbahasa saja sepanjang
aktivitas berbahasa yang dilakukan bermakna.
Menurut Badudu (1993:131) pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas masih terkesan bahwa guru terlalu banyak
menyuapi materi, guru kurang mengajak siswa untuk lebih aktif menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Proses pembelajaran di kelas yang tidak relevan
dengan yang diharapkan, mengakibatkan kemampuan berbicara siswa menjadi
rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam pembelajaran keterampilan
berbicara siswa Sekolah Dasar adalah penerapan pendekatan pengalaman berbahasa dalam
pembelajaran berbicara siswa Sekolah Dasar.
B. RUMUSAN MASALAH
berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran
dapat meningkatkan aktifitas guru di tk pertiwi raha kelompok A
2. Apakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran
dapat meningkatkan murid tk pertiwi raha kelompok A
3. Apakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran
dapat meningkatkan hasil belajar murid TK pertiwi raha kelompok A
C. TUJUAN PENELITIAN INI ADALAH
1. Untuk meningkatkan aktifitas Guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara
bahasa anak melalui metode bermain peran
2. Untuk meningkatkan aktifitas murid melalui pembelajaran metode bermain peran di
Tk Pertiwi Kelompok A
3. Untuk meningkatkan hasil belajar murid melalui metode bermain peran di TK
Pertiwi Raha Kelompok A
D. MANFAAT PENELITIAN
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap murid, guru, sekolah
dan pihak yang terkait kontribusi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi murid TK pertiwi raha, khususnya kelompok A dengan tindakan ini akan
meningkatkan keaktifan murid dalam proses pembelajaran sekaligus dapat
meningkatkan keaktifan murid dalam proses pembelajaran sekaligus dapat
meningkatkan
2. Bagi guru TK Pertiwi raha khususnya kelompok A untuk meningkatkan kreatifitas,
inovasi dan penguasaan terhadap metode bermain peran.
3. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan guru, khususnya TK Pertiwi Raha
untuk bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar murid melalui
penelitian lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Keterampilan Berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk
mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.
Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran,
gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud
dan tujuan gagasan atau ide- ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis,semantik, dan linguistik.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai
suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-
hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan
pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat
menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan
diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia
waspada serta antusias ataukah tidak.
B. Tujuan Berbicara
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan
tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang
pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus
mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus
mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik
secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan
biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2)
menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan.
Berdasarkan uraian di `atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan
kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh
orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya
dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara
antara pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi
lebih efektif dan efisien.
C. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara
Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam
usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga
audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada
audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang
keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga memerlukan hal-hal di luar
kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan. Pada saat berbicara diperlukan a)
penguasaan bahasa, b) bahasa,
c) keberanian dan ketenangan, d) kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar
dan teratur.
berdasarkan pengalaman empiris di lapangan di ketahui bahwa kemampuan berbicara siswa
dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini terdeteksi pada saat murid di minta oleh
guru untuk menjelaskan letak suatu tempat sesuai dengan denah dan petunjuk penggunaan
suatu alat dengan bahasa yang nuntut baik dan benar isi pembicaraan yang disampaikan oleh
murid tersebut tidak akurat dan berbelit-belit. selain itu juga murid berbicara tersendat-sendat
sehingga isi pembicaraanya menjadi tidak jelas. ada pula diantara murid tidak mau bicara di
depan kelas. bahkan pada saat guru bertanya kepada murid tk di kelas yang hanya berjumlah 9
orang, umumnya murid lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru, karena takut dan malu
salah menjawab. apalagi untuk berbicara di depan kelas para murid belum menunjukan
keberaniannya aktifitas belajar dan keterampilan berbicara siswa sangat rendah. dan kalaupun
ada beberapa dari mereka yang memiliki keberanian, sekitar 3 sampai 4 murid (15%-21%)
menurut Nuraeni (2002) banyak orang yang beranggapan berbicara adalah suatu pekerjaan
yang mudah dan tidak perlu untuk dipelajari. untuk situasi yang tidak resmi barangkali
anggapan itu ada benarnya juga. namun pada situasi resmi peryataan tersebut jelas salah besar.
kenyataanya tidak semua murid tidak mau berbicara di depan kelas sebab mereka umumnya
kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. latihan pertama kali yang
perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan keberanian murid untuk berbicara.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan kelas
adalah tindakan yang dilakukan oleh guru secara berulang-ulang di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. tempat penelitian dilakukan disekolah Taman Kanak-Kanak Pertiwi Kelompok A
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun 2013
C. SUBJEK PENELITIAN
yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru dan murid tk kelompok 4 tk pertiwi yang
jumlahnya 10 anak dengan rincian laki-laki sebanyak 6 orang dan perempuan sebanyak 4
orang.
D. RENCANA TINDAKAN
penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan
yang ingin di capai. berdasarkan hasil pembelajaran anak setiap semester pada kelompok A di
TK Pertiwi Raha khususnya pada metode bermain peran masih tergolong rendah, sehingga
ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
melalui metode bermain peran.
E. PROSEDUR PENELITIAN
prosedur penelitian tindakan kelas ini pelaksanaannya di rencanakan dalam 2 siklus
siklus dalam penelitian tindak ini dapat dilihat secara rinci yaitu :
a. perencanaan : kegiatan yang dilahirkan dalam tahapan ini adalah
1. Membuat perangkat rencana kegiatan harian (RKH)
2. Membuat lembar observasi untuk guru dan untuk siswa
3. Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes disertai kuci
jawaban dan panduan dan lembur observasi.
b. Pelaksanaan tindakan yaitu : melaksanakan / menyajikan RKH yang telah dibuat
berdasarkan kurikulum KTSP
c. Observasi : kegiatannya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi dilakukan sejak awal hingga akhir
penelitian.
d. evaluasi kegiatannya dilakukan pada akhir siklus evaluasi bertujuan melihat apakah
ketetampilan berbicara dapat meningkatkan dengan menggunakan metode bermain
peran.
e. refleksi : hasil yang diperoleh pada kegiatan observasi dan evaluasi dikumpulkan
selanjutnya dianalisa berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada pertemuan setiap
siklusnya. temuan-temuan tersebut selanjutnya peneliti bersama dengan guru
kolaborasi mendiskusikan untuk perbaikan perencanaan pada pertemuan siklus
berikutnya.
f. teknik pengumpulan data
1. observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlansung, untuk mengetahui
aktifitas yang dilakukan oleh anak didik dan guru.
2. tes dilakukan pada saat kegiatan akhir pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan aktivitas belajar anak dalam proses pembelajaran.
g. tekhnik analisa data
1. untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa, digunakan rumus
rata-rata hasil belajar = jumlah skor perolehan siswa / jumlah siswa
2. kriteria aktifitas mengajar guru, digunakan rumus :
rata-rata hasil belajar = jumlah skor yang diperoleh x 100 / jumlah skor maksimal
3. kriteria aktifitas belajar siswa, digunakan rumus :
KABS = Jumlah skor yang diperoleh x 100 / jumlah skor maksimal
BAB IV
PENUTUP
Setiap kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai target hasil belajar tertentu.
Salah satu target hasil belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran berbicara di
sekolah dasar adalah siswa. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para siswa SD karena
keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah
sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu
berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Pembelajaran berbicara di sekolah dasar dilaksanakan dengan berbagai metode.
Setiap metode pembelajaran berbicara mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Metode yang satu akan melengkapi metode yang lain. Guru dapat memilih salah satu
atau menggabungkan berbagai metode sesuai dengan kondisi siswa dan tersedianya sarana
pendukung lainnya. Selain itu, guru juga boleh menciptakan model baru dalam pelaksanaan
pembelajaran berbicara.
Pendekatan pengalaman berbahasa merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan oleh guru untuk meningkatkan kelancaran dalam berbicara di sekolah dasar,
karena dalam pendekatan pengalaman berbahasa, materi dikembangkan oleh guru bersama-
sama dengan muridnya secara tatap muka. Dalam kegiatan pengembangan materi itu dapat
dikembangkan semua keterampilan berbahasa; menyimak atau mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Dengan padukannya semua keterampilan dalam suatu kegiatan itu
guru dituntut untuk lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Nurgiyantoro.1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta: BPFE.
Cox, Carole.1998. Teaching language arts (a student-and response-centered classroom).New
York: A Viacom Company.
Haryadi. 1997. Berbicara (Suatu Pengantar) Diktat Perkuliahan: IKIP Yogyakarta.
Haryadi dan Zamzani.1996/1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Ijal Mustofa
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertutur
Sireh Si Oren
 
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
apriliasnasution
 
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Activian Grapiter
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Qurrota A'yun
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
fara dillah
 
Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasaKemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasa
nuar nani
 
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Ieta Yahya
 
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pensil Dan Pemadam
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Speaking
SpeakingSpeaking
Speaking
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Kosakata
KosakataKosakata
Kosakata
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertutur
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptxBerbicara mengenai kepentingan akademikpptx
Berbicara mengenai kepentingan akademikpptx
 
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan BerbahasaMATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalam
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
 
Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasaKemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasa
 
Berbicara untuk keperluan akademik
Berbicara untuk keperluan akademikBerbicara untuk keperluan akademik
Berbicara untuk keperluan akademik
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indo
 
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
Penilaian kemahiran bahasa bmm 3103
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalam
 
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
 

Ähnlich wie Meningkatkan keterampilan berbicara

MAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docxMAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docx
deddymamak
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
zhiendar
 
Bmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertut
Bmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertutBmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertut
Bmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertut
harisanua
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
Amr Ali
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
aMaLiA sHoOp
 
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanPembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Wisda Putri
 

Ähnlich wie Meningkatkan keterampilan berbicara (20)

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcMeningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
 
MAKALAH 1.docx
MAKALAH 1.docxMAKALAH 1.docx
MAKALAH 1.docx
 
MAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docxMAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docx
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Bmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertut
Bmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertutBmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertut
Bmm 1034 kemahiran_mendengar_dan_bertut
 
Proposal save
Proposal saveProposal save
Proposal save
 
Tugasan bmm3104
Tugasan bmm3104Tugasan bmm3104
Tugasan bmm3104
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
 
Role playing2
Role playing2Role playing2
Role playing2
 
50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasa
 
Bab ii okkk
Bab ii okkkBab ii okkk
Bab ii okkk
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
 
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanPembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Meningkatkan keterampilan berbicara

  • 1. MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DISUSUN OLEH : NAMA : LISTIAWATI STAMBUK : 21208287 PRODI : PAUD INTEGRASI SEMESTER : VIII (DELAPAN) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013 BAB I PENDAHULUAN
  • 2. A. LATAR BELAKANG Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan murid dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa- pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
  • 3. mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan murid berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk murid Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai murid agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para murid TK Pertiwi Raha Sekolah Dasar karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di Sekolah Dasar. Keberhasilan belajar Murid dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Menurut pandangan whole language berbicara tidak diajarkan sebagai suatu pokok bahasan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran bahasa bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain. Kenyataan teresebut dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran bahasa, keterampilan berbahasa tertentu dapat dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Pengaitan keterampilan berbahasa yang dimaksud tidak selalu melibatkan keempat keterampilan berbahasa sekaligus, melainkan dapat hanya menggabungkan dua keterampilan berbahasa saja sepanjang aktivitas berbahasa yang dilakukan bermakna. Menurut Badudu (1993:131) pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas masih terkesan bahwa guru terlalu banyak menyuapi materi, guru kurang mengajak siswa untuk lebih aktif menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Proses pembelajaran di kelas yang tidak relevan dengan yang diharapkan, mengakibatkan kemampuan berbicara siswa menjadi rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam pembelajaran keterampilan berbicara siswa Sekolah Dasar adalah penerapan pendekatan pengalaman berbahasa dalam pembelajaran berbicara siswa Sekolah Dasar. B. RUMUSAN MASALAH berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
  • 4. 1. Apakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran dapat meningkatkan aktifitas guru di tk pertiwi raha kelompok A 2. Apakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran dapat meningkatkan murid tk pertiwi raha kelompok A 3. Apakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar murid TK pertiwi raha kelompok A C. TUJUAN PENELITIAN INI ADALAH 1. Untuk meningkatkan aktifitas Guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa anak melalui metode bermain peran 2. Untuk meningkatkan aktifitas murid melalui pembelajaran metode bermain peran di Tk Pertiwi Kelompok A 3. Untuk meningkatkan hasil belajar murid melalui metode bermain peran di TK Pertiwi Raha Kelompok A D. MANFAAT PENELITIAN hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap murid, guru, sekolah dan pihak yang terkait kontribusi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi murid TK pertiwi raha, khususnya kelompok A dengan tindakan ini akan meningkatkan keaktifan murid dalam proses pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan keaktifan murid dalam proses pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan 2. Bagi guru TK Pertiwi raha khususnya kelompok A untuk meningkatkan kreatifitas, inovasi dan penguasaan terhadap metode bermain peran. 3. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan guru, khususnya TK Pertiwi Raha untuk bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar murid melalui penelitian lanjut.
  • 5. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Keterampilan Berbicara Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide- ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir- hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak. B. Tujuan Berbicara Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2)
  • 6. menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan. Berdasarkan uraian di `atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. C. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan. Pada saat berbicara diperlukan a) penguasaan bahasa, b) bahasa, c) keberanian dan ketenangan, d) kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur. berdasarkan pengalaman empiris di lapangan di ketahui bahwa kemampuan berbicara siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini terdeteksi pada saat murid di minta oleh guru untuk menjelaskan letak suatu tempat sesuai dengan denah dan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang nuntut baik dan benar isi pembicaraan yang disampaikan oleh murid tersebut tidak akurat dan berbelit-belit. selain itu juga murid berbicara tersendat-sendat sehingga isi pembicaraanya menjadi tidak jelas. ada pula diantara murid tidak mau bicara di depan kelas. bahkan pada saat guru bertanya kepada murid tk di kelas yang hanya berjumlah 9 orang, umumnya murid lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru, karena takut dan malu salah menjawab. apalagi untuk berbicara di depan kelas para murid belum menunjukan keberaniannya aktifitas belajar dan keterampilan berbicara siswa sangat rendah. dan kalaupun ada beberapa dari mereka yang memiliki keberanian, sekitar 3 sampai 4 murid (15%-21%) menurut Nuraeni (2002) banyak orang yang beranggapan berbicara adalah suatu pekerjaan yang mudah dan tidak perlu untuk dipelajari. untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya juga. namun pada situasi resmi peryataan tersebut jelas salah besar. kenyataanya tidak semua murid tidak mau berbicara di depan kelas sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan keberanian murid untuk berbicara.
  • 7. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru secara berulang-ulang di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. tempat penelitian dilakukan disekolah Taman Kanak-Kanak Pertiwi Kelompok A 2. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun 2013 C. SUBJEK PENELITIAN yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru dan murid tk kelompok 4 tk pertiwi yang jumlahnya 10 anak dengan rincian laki-laki sebanyak 6 orang dan perempuan sebanyak 4 orang. D. RENCANA TINDAKAN penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin di capai. berdasarkan hasil pembelajaran anak setiap semester pada kelompok A di TK Pertiwi Raha khususnya pada metode bermain peran masih tergolong rendah, sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran. E. PROSEDUR PENELITIAN prosedur penelitian tindakan kelas ini pelaksanaannya di rencanakan dalam 2 siklus siklus dalam penelitian tindak ini dapat dilihat secara rinci yaitu : a. perencanaan : kegiatan yang dilahirkan dalam tahapan ini adalah 1. Membuat perangkat rencana kegiatan harian (RKH) 2. Membuat lembar observasi untuk guru dan untuk siswa 3. Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes disertai kuci jawaban dan panduan dan lembur observasi. b. Pelaksanaan tindakan yaitu : melaksanakan / menyajikan RKH yang telah dibuat berdasarkan kurikulum KTSP c. Observasi : kegiatannya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. d. evaluasi kegiatannya dilakukan pada akhir siklus evaluasi bertujuan melihat apakah
  • 8. ketetampilan berbicara dapat meningkatkan dengan menggunakan metode bermain peran. e. refleksi : hasil yang diperoleh pada kegiatan observasi dan evaluasi dikumpulkan selanjutnya dianalisa berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada pertemuan setiap siklusnya. temuan-temuan tersebut selanjutnya peneliti bersama dengan guru kolaborasi mendiskusikan untuk perbaikan perencanaan pada pertemuan siklus berikutnya. f. teknik pengumpulan data 1. observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlansung, untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan oleh anak didik dan guru. 2. tes dilakukan pada saat kegiatan akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan aktivitas belajar anak dalam proses pembelajaran. g. tekhnik analisa data 1. untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa, digunakan rumus rata-rata hasil belajar = jumlah skor perolehan siswa / jumlah siswa 2. kriteria aktifitas mengajar guru, digunakan rumus : rata-rata hasil belajar = jumlah skor yang diperoleh x 100 / jumlah skor maksimal 3. kriteria aktifitas belajar siswa, digunakan rumus : KABS = Jumlah skor yang diperoleh x 100 / jumlah skor maksimal
  • 9. BAB IV PENUTUP Setiap kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai target hasil belajar tertentu. Salah satu target hasil belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran berbicara di sekolah dasar adalah siswa. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para siswa SD karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Pembelajaran berbicara di sekolah dasar dilaksanakan dengan berbagai metode. Setiap metode pembelajaran berbicara mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing. Metode yang satu akan melengkapi metode yang lain. Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan berbagai metode sesuai dengan kondisi siswa dan tersedianya sarana pendukung lainnya. Selain itu, guru juga boleh menciptakan model baru dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara. Pendekatan pengalaman berbahasa merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kelancaran dalam berbicara di sekolah dasar, karena dalam pendekatan pengalaman berbahasa, materi dikembangkan oleh guru bersama- sama dengan muridnya secara tatap muka. Dalam kegiatan pengembangan materi itu dapat dikembangkan semua keterampilan berbahasa; menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan padukannya semua keterampilan dalam suatu kegiatan itu guru dituntut untuk lebih kreatif.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Burhan Nurgiyantoro.1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Cox, Carole.1998. Teaching language arts (a student-and response-centered classroom).New York: A Viacom Company. Haryadi. 1997. Berbicara (Suatu Pengantar) Diktat Perkuliahan: IKIP Yogyakarta. Haryadi dan Zamzani.1996/1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. .