SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum tidak saja mengutamakan kesejahteraan
rakyat. Sesuai dengan jiwa yang terkandung dalam pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945
maka Negara Indonesia di bagi dalam beberapa daerah otonom ataupun daerah yang bersifat
administratif belaka.
Sekalipun dalam melaksanakan roda pemerintahan, negara Republik Indonesia telah memiliki
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku,
namun dalam masa peralihan tidak dapat menghindarkan diri daripada keluarnya produk
hukum lama dengan pengertian selama tidak bertentangan dengan jiwa Undang-Undang
Dasar 1945.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 18 tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintahan di daerah, asas tersebut bukan lagi dianggap sebagai pelengkap dari asas
desentralisasi tetapi dipandang tidak kalah pentingnya didaerah.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dibawah ini penulis akan membahas tentang Pemerintahan Desa
di Negara Republik Indonesia
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk membahan lebih jauh tentang pemerintahan desa di Indonesia
2. Memenuhi tugas makalah mata kuliah dari dosen pembimbing yang bersangkutan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemerintahan Desa Di Indonesia
Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 Pemerintah Desa diatur dengan[1]:
1. Inlandsche Gemeente Ordonnantie yang berlaku untuk Jawa dan Madura
2. Inlandsche Gemeente Ordonnantie Buitengewesten yang berlaku untuk luar Jawa dan
Madura
3. Inlandsche Staatsregeling (IS) pasal 128 ialah landasan peraturan yang menyatakan
tentang wewenang warga masyarakat desa untuk memilih sendiri kepala desa yang
disukai msing-masing adat kebiasaan setempat
4. Herzein Indonesisch Reglement (HIR) dan Reglemen Indonesia Baru (RIB) isinya
mengenai Peraturan tentang Hukum Acara Perdata dan Pidana pada Pengadilan-
pengandilan Negei di Jawa dan Madura
5. Sesudah kemerdekaan peraturan-peraturan tersebut pelaksanaannya harus berpedoman
pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah, Keputusan Rembuk Desa dan sebagainya.
Memang sebelum dikeluarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 maka tidak ada
peraturan Pemerintah Desa[2] yang seragam di seluruh Indonesia, misalnya ada yang berlaku
di Pulau Jawa dan Mdura dan ada pula di luar Pulau Jawa dan Madura.
B. Sistem Pemerintahan Daerah
1. Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 18: pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan mengingat
dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam
daerah yang bersifat istimewa.
Dalam penjelasan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan:
1. Oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidstaat maka Indonesia tak akan
mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersiat staat juga, daerah Indonesia
akan dibagi dalam daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.
2. Dalam territoir Negara Indonesis terdapat lebih kurang 250 Zelfbesturende Landschappen
dan Volkgemenschappen seperti desa di Jawa, negeri di Minangkabau, dusun dan marga
di Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh
karenanyadapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi disebut daerah otonom yang
selanjutnya disebut daerah dalam undang-undang ini dikenal adanya daerah tingkat I dan
daerah tingkat II. Pembentukan wilayah-wilayah dalam susunan vertikal adalah untuk
3
meningkatkan pengendalian dalam rangka menjamin kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan.
Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan:
1. Umum
Sebagai konsekuensi dari pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian diperjelas
dalam Garis Besar Haluan Negara, pemerintah diwajibkan melaksanakan asas desentralisasi
dan dekonsentrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
1. Desentralisasi
Urusan-urusan yang telah diserahkan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan asas
desentralisasi pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah sepenuhnya.
1. Dekonsentrasi
Semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada daerah menurut asas desentralisasi,
maka penyelenggaraan berbagai urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh
perangkat pemerintah di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi. Urusan-urusan yang
dilimpahkan pemerintah kepada pejabat-pejabatnya di daerah menurut asas dekonsentrasi ini
tetap menjadi tanggung jawab pemerintah pusat baik mengenai perencanaan, pelaksanaan
maupun pembinaannya.
d. Tugas pembantuan
Tidak semua urusan pemerintah dapat diserahkan kepada daerah menjadi urusan rumah
tangganya. Jika beberapa urusan pemerintahan masih tetap merupakan urusan pemerintah
pusat itu adalah berat sekali bagi pemerintahan pusat untuk menyelenggarakan seluruh
urusan pemerintah di daerah yang masih menjadi wewenang dan tanggung jawabnya itu atas
dasar dekonsentrasi, mengingat terbatasnya kemampuan perangkat pemerintah pusat di
daerah.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979
1. Pasal 2, Desa
1. Desa dibentuk denmgan memperhatikan syarat-syarat luas wilayah, jumlah penduduk
dan syarat-syarat lain yang ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri
2. Pembentukan nama, batas, kewenangan, hak dan kewajiban desa ditetapkan dan diatur
dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri
3. Ketentuan tentang pemecahan, penyatuan dan penghapusan desa diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri
4. Peraturan daerah yang dimaksud dalam ayat (2) baru berlaku sesudah ada pengesahan
dari pejabat yang berwenang
4
Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud dengan memperhatikan ha-hal sebagai berikut:
1. Faktor manusia/jumlah penduduk, faktor alam, faktor letak dan faktor sosial budaya
termasuk adat-istiadat
2. Faktor-faktor obyektif lainnya seperti penguasaan wilayah keseimbangan antara organisasi
luas wilayah dan pelayanan
3. Dan sebagainya
4. Pasal 22, Kelurahan
A. Dalam ibukota negara, ibukota propinsi, ibukota kabupaten, kotamadya, kota administratif
dan kota-kota lain yang akan ditentukan lebih lanjut dengan peraturan Menteri Dalam
Negeri, dapat dibentuk kelurahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b
B. Kelurahan yang dimaksud dalam ayat (1) dibentuk dengan memperhatikan syarat luas
wilayah, jumlah penduduk dan syarat-syarat luas wilayah, jumlah penduduk dan syarat-
syarat lain yang akan ditentukan lebih lanjut dengan peraturan Menteri Dalam Negeri
C. Pembentukan nama dan batas kelurahan diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri
D. Ketentuan tentang pemecahan, pengaturan dan penghapusan kelurahan diatur dengan
peraturan Menteri Dalam Negeri
E. Peraturan daerah yang dimaksud dalam ayat (3), berlaku sesudah ada pengesahan dari
pejabat yang berwenang.
C. Pengertian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979
1. Penyeragaman Bentuk Dan Sasaran
Terdahulu telah diuraikan bahwa sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979
pemerintahan desa diatur oleh IGO, IGOB, IS, HIR, RIB dan sesudah kemerdekaan
peraturan-peraturan ini pelaksanaannya harus berpedoman kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang dituangkan dalam peraturan pemerintah, peraturan daerah,
keputusan rembuk desa dan sebagainya.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 maka penyeragaman bentuk
dan susunan pemerintahan desa bercorak nasional yang menjamin terwujudnya demokrasi
Pancasila dengan cara menyalurkan pendapat masyarakat dalam wadah yang disebut
lembaga musyawarah desa.
Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 ini dapatlah diharapkan bahwa
pelaksanaan pemerintahan desa dan pembangunan di daerah akan berjalan lebih lancar dan
efektif, berdaya guna dan berhasil guna.
2. Pengertian-Pengertian
Pemerintahan desa
Kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintahan desa dan pemerintahan kelurahan.
Desa
Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
5
terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Kelurahan
Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung di bawah camat yang tidak berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri.
Hak menyelenggarakan rumah tangga sendiri
Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979:
Hak menyelenggarakan rumah tangganya ini bukan hak otonomi sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah.
Otonomi desa adalah:
- Tumbuh di dalam masyarakat
- Diperoleh secara tradisional
- Bersumber dari hukum adat
Otonomi daerah
- Sebagai pendistribusian kewenangan dari pemerintah diatasnya
- Diperoleh secara formal
- Pelaksanaannya dengan peraturan perundang-undangan
D. Pemerintahan Desa
1. Umum
1. Undang-Undang nomor 5 tahun 1979
(1) Pemerintahan desa terdiri atas
- Kepala desa
- Lembaga musyawarah desa
(2) Pemerintahan desa dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh perangkat desa
(3) Perangkat desa terdiri atas
- Sekretariat desa
- Kepala-kepala dusun
(4) Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat desa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri
(5) Peraturan daerah yang dimaksud dengan ayat (4) baru berlaku sesudah ada
pengesahan dari pejabat yang berwenang
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1981, sebagai pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 5tahun 1979
- Peraturan daerah tingkat II/penjabaran
- Surat keputusan kepala daerah tingkat II (pelaksanaan)
1. Susunan organisasi pemerintahan desa
1. Pemerintahan desa terdiri atas
1. Kepala desa
2. Lembaga musyawarah desa
6
3. Pemerintah desa dibantu oleh
1. Sekretariat desa
2. Kepala dusun
3. Sekretariat desa terdiri dari
1. Sekretaris desa sebagai pimpinan
2. Kepala-kepala urusan
E. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kepala Desa
1. Kedudukan kepala desa
1. Alat pemerintah
2. Alat pemerintah daerah
3. Alat pemerintah desa
1. Tugas kepala desa
1. Menjalankan urusan rumah tangganya
2. Menjalankan urusan pemerintahan dan pembinaan masyarakat
3. Menumbuhkan dan mengembangkan semangat jiwa gotong royong
4. Fungsi kepala desa
1. Kegiatan dalam rumah tangganya sendiri
2. Menggerakkan partisipasi masyarakat
3. Melaksanakan tugas dari pemerinath diatasnya
4. Keamanan dan ketertiban masyarakat
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah diatasnya
F. Sekretariat Desa
1. Kedudukan sekretaris desa
1. Urusan staf sebagai orang kedua
2. Memimpin sekretariat desa
3. Tugas sekretariat desa
1. Memberikan pelayanan staf
2. Memimpin administrasi desa
4. Fungsi sekretariat desa
1. Kegaitan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan
2. Kegiatan pemerintahan dan keuangan desa
3. Administrasi pendudukan
4. Administrasi umum
5. Melaksanakan fungsi kepala desa apabila berhalangan sekretaris desa
bertanggung jawab kepada kepala desa
G. Kepala Urusan
1. Kedudukan kepala urusan adalah sebagai unsur pembantu sekretaris desa dalam
bidang tugasnya
2. Tugas kepala urusan adalah membantu sekretaris desa dalam bidang tugasnya
3. Fungsi kepala urusan adalah
7
1. Kegiatan sesuai dengan unsur bidang tugas
2. Pelayanan administrasi terhadap kepala desa
H. Kepala Dusun
1. Kedudukan kepala dusun adalah sebagai pelaksana tugas kepala desa di wilayahnya
2. Tugas kepala dusun adalah melaksanakan tugas-tugas di wilayah kerjanya
3. Fungsi kepala dusun adalah:
1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
2. Melaksanakan keputusan desa di wilayah kerjanya
3. Melaksanakan kebijaksanaan kepala desa
8
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa dengan berlakunya Undang-Undang
Nomor 18 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, asas tersebut bukan lagi
dianggap sebagai pelengkap dari asas desentralisasi tetapi dipandang lebih penting untuk
kepentingan daerah.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 
Pembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi
Pembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas DemokrasiPembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi
Pembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas DemokrasiDadang Solihin
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganNakano
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESARPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESAgunawankusumo
 
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahnatal kristiono
 
Selayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidana
Selayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidanaSelayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidana
Selayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidanaAGUNGFAKHRUZY1
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANSiti Sahati
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah
5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerahnurul khaiva
 
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptx
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptxTUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptx
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptxSaripudin19
 

Was ist angesagt? (20)

Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIASISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
 
Pembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi
Pembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas DemokrasiPembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi
Pembangunan Perekonomian Daerah dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi
 
Makalah kdrt
Makalah kdrtMakalah kdrt
Makalah kdrt
 
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem PemerintahanRuang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
 
Rpjmdes
RpjmdesRpjmdes
Rpjmdes
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggungan
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESARPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
 
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
 
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHMASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Selayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidana
Selayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidanaSelayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidana
Selayang pandang-asas-hukum-norma-kaidah-hukum-ilmu-hukum-dan-hukum-pidana
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Tataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah KotaTataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah Kota
 
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah
5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah
 
perkembangan otonomi daerah
perkembangan otonomi daerahperkembangan otonomi daerah
perkembangan otonomi daerah
 
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptx
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptxTUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptx
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptx
 

Ähnlich wie Makalah pemerintah desa

presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)apotek agam farma
 
Perubahan Politik Hukum
Perubahan Politik HukumPerubahan Politik Hukum
Perubahan Politik Hukumzahraayu24
 
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPenataan Ruang
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxHamidMukhlis1
 
Draft RUU Desa versi pemerintah 8 mei 2012
Draft RUU  Desa versi pemerintah 8 mei 2012 Draft RUU  Desa versi pemerintah 8 mei 2012
Draft RUU Desa versi pemerintah 8 mei 2012 Yudhi Aldriand
 
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanSupri yanto
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahEga Putra
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khususafifahdhaniyah
 
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di IndonesiaPerkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di IndonesiaSiti Sahati
 
Sejarah sistem pemerintahan di indoneia
Sejarah sistem pemerintahan di indoneiaSejarah sistem pemerintahan di indoneia
Sejarah sistem pemerintahan di indoneiaAgusPrastyawan2
 
Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012Awank Kurniawan
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamanatal kristiono
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Sungonlegowo
 

Ähnlich wie Makalah pemerintah desa (20)

Uu 05 1979
Uu 05 1979Uu 05 1979
Uu 05 1979
 
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
 
Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
Pp76 pedoman umum desa
Pp76 pedoman umum desaPp76 pedoman umum desa
Pp76 pedoman umum desa
 
Perubahan Politik Hukum
Perubahan Politik HukumPerubahan Politik Hukum
Perubahan Politik Hukum
 
Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
 
Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptx
 
Pp no.73 th.2005
Pp no.73 th.2005Pp no.73 th.2005
Pp no.73 th.2005
 
Draft RUU Desa versi pemerintah 8 mei 2012
Draft RUU  Desa versi pemerintah 8 mei 2012 Draft RUU  Desa versi pemerintah 8 mei 2012
Draft RUU Desa versi pemerintah 8 mei 2012
 
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di IndonesiaPerkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
 
Sejarah sistem pemerintahan di indoneia
Sejarah sistem pemerintahan di indoneiaSejarah sistem pemerintahan di indoneia
Sejarah sistem pemerintahan di indoneia
 
Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kürzlich hochgeladen

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

Makalah pemerintah desa

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum tidak saja mengutamakan kesejahteraan rakyat. Sesuai dengan jiwa yang terkandung dalam pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 maka Negara Indonesia di bagi dalam beberapa daerah otonom ataupun daerah yang bersifat administratif belaka. Sekalipun dalam melaksanakan roda pemerintahan, negara Republik Indonesia telah memiliki Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku, namun dalam masa peralihan tidak dapat menghindarkan diri daripada keluarnya produk hukum lama dengan pengertian selama tidak bertentangan dengan jiwa Undang-Undang Dasar 1945. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 18 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, asas tersebut bukan lagi dianggap sebagai pelengkap dari asas desentralisasi tetapi dipandang tidak kalah pentingnya didaerah. 1.2.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dibawah ini penulis akan membahas tentang Pemerintahan Desa di Negara Republik Indonesia 1.3.Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut: 1. Untuk membahan lebih jauh tentang pemerintahan desa di Indonesia 2. Memenuhi tugas makalah mata kuliah dari dosen pembimbing yang bersangkutan
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pemerintahan Desa Di Indonesia Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 Pemerintah Desa diatur dengan[1]: 1. Inlandsche Gemeente Ordonnantie yang berlaku untuk Jawa dan Madura 2. Inlandsche Gemeente Ordonnantie Buitengewesten yang berlaku untuk luar Jawa dan Madura 3. Inlandsche Staatsregeling (IS) pasal 128 ialah landasan peraturan yang menyatakan tentang wewenang warga masyarakat desa untuk memilih sendiri kepala desa yang disukai msing-masing adat kebiasaan setempat 4. Herzein Indonesisch Reglement (HIR) dan Reglemen Indonesia Baru (RIB) isinya mengenai Peraturan tentang Hukum Acara Perdata dan Pidana pada Pengadilan- pengandilan Negei di Jawa dan Madura 5. Sesudah kemerdekaan peraturan-peraturan tersebut pelaksanaannya harus berpedoman pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, Keputusan Rembuk Desa dan sebagainya. Memang sebelum dikeluarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 maka tidak ada peraturan Pemerintah Desa[2] yang seragam di seluruh Indonesia, misalnya ada yang berlaku di Pulau Jawa dan Mdura dan ada pula di luar Pulau Jawa dan Madura. B. Sistem Pemerintahan Daerah 1. Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18: pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat istimewa. Dalam penjelasan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan: 1. Oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidstaat maka Indonesia tak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersiat staat juga, daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. 2. Dalam territoir Negara Indonesis terdapat lebih kurang 250 Zelfbesturende Landschappen dan Volkgemenschappen seperti desa di Jawa, negeri di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanyadapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi disebut daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah dalam undang-undang ini dikenal adanya daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Pembentukan wilayah-wilayah dalam susunan vertikal adalah untuk
  • 3. 3 meningkatkan pengendalian dalam rangka menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan: 1. Umum Sebagai konsekuensi dari pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian diperjelas dalam Garis Besar Haluan Negara, pemerintah diwajibkan melaksanakan asas desentralisasi dan dekonsentrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. 1. Desentralisasi Urusan-urusan yang telah diserahkan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah sepenuhnya. 1. Dekonsentrasi Semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada daerah menurut asas desentralisasi, maka penyelenggaraan berbagai urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh perangkat pemerintah di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi. Urusan-urusan yang dilimpahkan pemerintah kepada pejabat-pejabatnya di daerah menurut asas dekonsentrasi ini tetap menjadi tanggung jawab pemerintah pusat baik mengenai perencanaan, pelaksanaan maupun pembinaannya. d. Tugas pembantuan Tidak semua urusan pemerintah dapat diserahkan kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya. Jika beberapa urusan pemerintahan masih tetap merupakan urusan pemerintah pusat itu adalah berat sekali bagi pemerintahan pusat untuk menyelenggarakan seluruh urusan pemerintah di daerah yang masih menjadi wewenang dan tanggung jawabnya itu atas dasar dekonsentrasi, mengingat terbatasnya kemampuan perangkat pemerintah pusat di daerah. 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 1. Pasal 2, Desa 1. Desa dibentuk denmgan memperhatikan syarat-syarat luas wilayah, jumlah penduduk dan syarat-syarat lain yang ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri 2. Pembentukan nama, batas, kewenangan, hak dan kewajiban desa ditetapkan dan diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri 3. Ketentuan tentang pemecahan, penyatuan dan penghapusan desa diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri 4. Peraturan daerah yang dimaksud dalam ayat (2) baru berlaku sesudah ada pengesahan dari pejabat yang berwenang
  • 4. 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud dengan memperhatikan ha-hal sebagai berikut: 1. Faktor manusia/jumlah penduduk, faktor alam, faktor letak dan faktor sosial budaya termasuk adat-istiadat 2. Faktor-faktor obyektif lainnya seperti penguasaan wilayah keseimbangan antara organisasi luas wilayah dan pelayanan 3. Dan sebagainya 4. Pasal 22, Kelurahan A. Dalam ibukota negara, ibukota propinsi, ibukota kabupaten, kotamadya, kota administratif dan kota-kota lain yang akan ditentukan lebih lanjut dengan peraturan Menteri Dalam Negeri, dapat dibentuk kelurahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b B. Kelurahan yang dimaksud dalam ayat (1) dibentuk dengan memperhatikan syarat luas wilayah, jumlah penduduk dan syarat-syarat luas wilayah, jumlah penduduk dan syarat- syarat lain yang akan ditentukan lebih lanjut dengan peraturan Menteri Dalam Negeri C. Pembentukan nama dan batas kelurahan diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri D. Ketentuan tentang pemecahan, pengaturan dan penghapusan kelurahan diatur dengan peraturan Menteri Dalam Negeri E. Peraturan daerah yang dimaksud dalam ayat (3), berlaku sesudah ada pengesahan dari pejabat yang berwenang. C. Pengertian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 1. Penyeragaman Bentuk Dan Sasaran Terdahulu telah diuraikan bahwa sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 pemerintahan desa diatur oleh IGO, IGOB, IS, HIR, RIB dan sesudah kemerdekaan peraturan-peraturan ini pelaksanaannya harus berpedoman kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 yang dituangkan dalam peraturan pemerintah, peraturan daerah, keputusan rembuk desa dan sebagainya. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 maka penyeragaman bentuk dan susunan pemerintahan desa bercorak nasional yang menjamin terwujudnya demokrasi Pancasila dengan cara menyalurkan pendapat masyarakat dalam wadah yang disebut lembaga musyawarah desa. Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 ini dapatlah diharapkan bahwa pelaksanaan pemerintahan desa dan pembangunan di daerah akan berjalan lebih lancar dan efektif, berdaya guna dan berhasil guna. 2. Pengertian-Pengertian Pemerintahan desa Kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa dan pemerintahan kelurahan. Desa Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
  • 5. 5 terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. Kelurahan Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Hak menyelenggarakan rumah tangga sendiri Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979: Hak menyelenggarakan rumah tangganya ini bukan hak otonomi sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Otonomi desa adalah: - Tumbuh di dalam masyarakat - Diperoleh secara tradisional - Bersumber dari hukum adat Otonomi daerah - Sebagai pendistribusian kewenangan dari pemerintah diatasnya - Diperoleh secara formal - Pelaksanaannya dengan peraturan perundang-undangan D. Pemerintahan Desa 1. Umum 1. Undang-Undang nomor 5 tahun 1979 (1) Pemerintahan desa terdiri atas - Kepala desa - Lembaga musyawarah desa (2) Pemerintahan desa dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh perangkat desa (3) Perangkat desa terdiri atas - Sekretariat desa - Kepala-kepala dusun (4) Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri (5) Peraturan daerah yang dimaksud dengan ayat (4) baru berlaku sesudah ada pengesahan dari pejabat yang berwenang - Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1981, sebagai pelaksanaan Undang- Undang Nomor 5tahun 1979 - Peraturan daerah tingkat II/penjabaran - Surat keputusan kepala daerah tingkat II (pelaksanaan) 1. Susunan organisasi pemerintahan desa 1. Pemerintahan desa terdiri atas 1. Kepala desa 2. Lembaga musyawarah desa
  • 6. 6 3. Pemerintah desa dibantu oleh 1. Sekretariat desa 2. Kepala dusun 3. Sekretariat desa terdiri dari 1. Sekretaris desa sebagai pimpinan 2. Kepala-kepala urusan E. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kepala Desa 1. Kedudukan kepala desa 1. Alat pemerintah 2. Alat pemerintah daerah 3. Alat pemerintah desa 1. Tugas kepala desa 1. Menjalankan urusan rumah tangganya 2. Menjalankan urusan pemerintahan dan pembinaan masyarakat 3. Menumbuhkan dan mengembangkan semangat jiwa gotong royong 4. Fungsi kepala desa 1. Kegiatan dalam rumah tangganya sendiri 2. Menggerakkan partisipasi masyarakat 3. Melaksanakan tugas dari pemerinath diatasnya 4. Keamanan dan ketertiban masyarakat 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah diatasnya F. Sekretariat Desa 1. Kedudukan sekretaris desa 1. Urusan staf sebagai orang kedua 2. Memimpin sekretariat desa 3. Tugas sekretariat desa 1. Memberikan pelayanan staf 2. Memimpin administrasi desa 4. Fungsi sekretariat desa 1. Kegaitan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan 2. Kegiatan pemerintahan dan keuangan desa 3. Administrasi pendudukan 4. Administrasi umum 5. Melaksanakan fungsi kepala desa apabila berhalangan sekretaris desa bertanggung jawab kepada kepala desa G. Kepala Urusan 1. Kedudukan kepala urusan adalah sebagai unsur pembantu sekretaris desa dalam bidang tugasnya 2. Tugas kepala urusan adalah membantu sekretaris desa dalam bidang tugasnya 3. Fungsi kepala urusan adalah
  • 7. 7 1. Kegiatan sesuai dengan unsur bidang tugas 2. Pelayanan administrasi terhadap kepala desa H. Kepala Dusun 1. Kedudukan kepala dusun adalah sebagai pelaksana tugas kepala desa di wilayahnya 2. Tugas kepala dusun adalah melaksanakan tugas-tugas di wilayah kerjanya 3. Fungsi kepala dusun adalah: 1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan 2. Melaksanakan keputusan desa di wilayah kerjanya 3. Melaksanakan kebijaksanaan kepala desa
  • 8. 8 BAB III PENUTUP Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 18 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, asas tersebut bukan lagi dianggap sebagai pelengkap dari asas desentralisasi tetapi dipandang lebih penting untuk kepentingan daerah.