1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah untuk memenuhi tugas kuliah “ KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH II “ yang berjudul “ OBAT PARKINSON “
Tepat pada waktunya Kami juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami harapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian terkhusus rekanrekan mahasiswa sekalian. Tak lupa kami juga mohon maaf bila dalam
penyusunan makalah ini ada hal yang kurang berkenan bagi
parapembaca sekalian, besar harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna dalam proses pembelajaran maupun di dalam
kehidupan kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Raha , 17 Maret 2011
Penulis
2. KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................
BAB I
A. Konsep Dasar Medik
a. Defenisi ...................................................................................
b. Etiologi ...................................................................................
c. Patofisiologi ............................................................................. .
B. Manifestasi Klinik ...................................................................
a. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................... .
b. Penatalaksanaan .................................................................
BAB II
A. Konsep Dasar Keperawatan
a. Pengkajian ................................................................................
b. Diagnosa Keperawatan..............................................................
c. Intervensi Rasional ..................................................................
d. Evaluasi ...................................................................................
BAB III
a. Kesimpulan..........................................................................................
b. saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN PERSYARAFAN “ PARKINSON ”
KONSEP DASAR MEDIS
A .Definisi
Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom
Parkinson(Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena
gangguan padaganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya
pengiriman dopamine darisubstansia nigra ke globus palidus/
neostriatum (striatal dopamine deficiency).Penyakit Parkinson adalah
gangguan neurologik progresif yang mengenaipusat otak yang
bertanggung jawab untuk tetapi banyak kasus tidak
diketahuipenyebabnya. Penyakit ini paling umum terjadi usia 60 tahun
dan merupakangangguan neurologik paling umum kedua pada lansia.
B. Etiologi
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di
substansinigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan
yang tidakdikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahangerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itubelum jelas benar.Penyakit Parkinson
sering dihubungkan dengan kelainanneurotransmitter di otak faktorfaktor lainnya seperti
:a. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan
respongejala penyakit Parkinson
4. b. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus,
genetik,toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.
C. Patofisiologi
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia
basalis. Jika otakmemerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat
lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu
menghaluskan gerakan tersebut danmengatur perubahan sikap tubuh.
Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus,
yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali kekorteks
otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotran
smitter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara sarafsaraf.Neurotran smiter yang utama pada ganglia basalis adalah
dopamin.Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis
mengalam ikemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang
dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.
Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin
terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung di turunkan, walau
terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.Kadang
penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan
komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatuinfeksi
yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika
penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau
menghalang ikerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa
yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia
menghambat kerja dopamin pada sel saraf.
5. D. Manifestasi Klinis
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot,
dan hilangnya refleks postural. Tanda awal meliputi kaku ekstremitas
dan menjadi kaku pada bentuk semua gerakan. Pasien mempunyai
kesukaran dalam memulai,mempertahankan, dan membentuk aktivitas
motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas
E. Pemeriksaan Penunjang
1.EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
2.CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki
melebar,hidrosefalua eksvakuo). Penyakit Parkinson merupakan
penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi
berbagai bidang.Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan
penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang
timbul.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obatobatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau
menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor,
rigiditas,dan slowness.Perawatan pada penderita penyakit parkinson
bertujuan untukmemperlambat dan menghambat perkembangan dari
penyakit itu. Perawatan in idapat dilakukan dengan pemberian obat dan
terapi fisik seperti terapi berjalan,terapi suara/berbicara dan pasien
diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari.
6. 1. Terapi Obat-Obatan
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson
a. AntikolinergikBenzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane).
Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk
mengaluskan pergerakan, mengontrol tremor dan kekakuan.
b. Carbidopa/levodopa Merupakan preparat yang paling efektif untuk
menghilangkan gejala
c. Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkankedalam
levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis.
d. Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.Preparat
antivirus, Amantandin hidroklorida,digunakan untukmengurangi
kekakuan,tremor dan bradikinestesia.
e. Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopaminef)
f. Obat-obat antidepresang
Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benarbenar diperhatikan, karena kekakuan otot bisamenyebabkan penderita
mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan
gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan membantu
mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan kurangnya
aktivitas,cairan dan beberapa obat.
2.Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik
dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bias di
lakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh di klinik
terapi fisik.
Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program
jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau
perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan
hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi,
7. ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan
mobilitas,fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar
selalu dianjurkan, seperti membawa atas, memakai dasi, mengunyah
keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATANA.
PENGKAJIAN
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan
gangguan system persarafan meliputi anamnesis, riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikososial.
Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia
lanjut,pada usia 50-an dan 60-an), jenis kelamin (lebih banyak laki-laki),
pendidikan,alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
masuk rumah sakit, nomorregister dan diagnosis medis.Keluhan utama
yang sering menjadi alasan klien untuk memintapertolongan kesehatan
adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,kelemahan
otot, dan hilangnya refleks postural.
Riwayat Penyakit Saat Ini
Pada anamnesis, sering klien mengeluhkan adanya tremor pada salah
satulengan dan tangan, kemudian kebagian lain, dan akhirnya bagian
kepala, walaupuntremor ini tetap unilateral. Karakteristik tremor dapat
berupa lambat, gerakanmembalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah
dan telapak tangan, dan gerakanibu jari terhadap jari-jari seolah-olah
memutar sebuah pil diantara jari-jari. Keadaanini meningkat bila klien
sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul padasaat klien
8. istirahat.Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan
pada sensasiwajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Adanya keluhan
rigiditas deserebrasi,berkeringat, kulit berminyak dan sering menderita
dermatitis seboroik, sulitmenelan, konstipasi, dan gangguan kandung
kemih yang diperberat oleh obat-obatantikolinergik dan hipertrofi
prostat.Pertanyaan yang bisa disampaikan pada klien pada pengkajian
ini meliputi :
Apakah Anda mengalami kekakuan tangan atau kaki?
Apakah Anda mengalami sentakan tidak teratur pada tangan atau
kaki?
Apakah Anda mengalami “beku” atau terpaku dan tidak mampu
bergerak?
Apakah air liur Anda berlebihan?
Pernakah Anda (orang lain) melihat diri Anda meringis atau
membuatgerakan wajah atau menguyah?
Aktivitas fisik apa yang sulit Anda lakukan?
Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang di lakukan adalah dengan mengajukan
Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan
tentang adalah riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia,
penggunaan obat-obatan tikoagulan, aspirin, vasodilator, dan
penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat Penyakit Keluarga
Walaupun tidak ditemukan adanya hubungan penyakit Parkinson
dengan sebab genetik yang jelas, perawat perlu melakukan pengkajian
riwayat penyakit pada keluarga. Pengkajian dilakukan dengan
menanyakan apakah anggota keluarga terdahulu yang menderita
9. hipertensi dan DM. Hal ini diperlukan untuk melihat adanya komplikasi
penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.
Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien perlu dilakukan
untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,
perubahan dalam keluarga dan masyarakat, dan respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat.Apakah klien mengalami dampak yang
timbul akibat penyakit seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas,
rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citratubuh).Adanya
perubahan hubungan dan peran disebabkan oleh karena klien
mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola
persepsidan konsep diri yang ditemukan adalah klien merasa tidak
berdaya, tidak ada harapan, mudah marah dan tidak kooperatif.
Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson
adalah tanda depresi. Manifestasi mental muncul dalam bentuk
penurunan kognitif,persepsi dan penurunan memori (ingatan). Beberapa
manifestasi psikiatrik(perubahan kepribadian, psikosis, demensia,
konfusi akut) umumnya terjadi padalansia.
Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan
klien,pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data yang
diperoleh dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya
dilakukan per sistem (B1-B6) dan terarah dengan fokus pemeriksaan
fisik pada pemeriksaan B3 dan dihubungkan dengan keluhan klien.
Keadaan Umum
Klien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami penurunan
kesadaran. Adanya perubahan pada tanda vital, yaitu bradikardi,
10. hipotensi, dan penurunan frekuensi pernafasan.B1 (Breathing)
Gangguan fungsi pernapasan yang terjadi berkaitan dengan
hipoventilasi,inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan
berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.
o Inspeksi
, ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan kemampuanuntuk
batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak napas dan
penggunaanotot bantu napas.
o Palpasi
, ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
o Perkusi
, ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
o Auskultasi
, ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor,
ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan
batuk yangmenurun yang sering ditemukan pada klien dengan
inaktivitas.B2 (Blood) Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan
efek samping pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan
tekanan darah oleh sistem saraf otonom.B3 (Brain )pengkajian B3
(Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan
pengkajian pada sistem lainnya.Pada inspeksi umum ditemukan
perubahan pada gaya berjalan, tremorsecara umum pada seluruh otot
dan kaku pada seluruh gerakan.
o Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung
pada penurunan aliran darah serebri regional mengakibatkan perubahan
pada statuskognitif klien.
o Pemeriksaan fungsi serebri
11. Status mental : biasanya mengalami perubahan yang berhubungan
dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan
memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang.
o Pemeriksaan saraf cranial
Saraf I
Biasanya pada klien cedera tulang belakang tidak ditemukankelainan
dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
Saraf II.
Hasil uji ketajaman penglihatan mengalami perubahan sesuaitingkat
usia, biasanya klien lanjut usia dengan penyakit Parkinson
mengalamipenurunan ketajaman penglihatan.
Saraf III, IV, dan VI.
Gangguan saraf okulomotorius : sewaktu melakukankonvergensi
penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu
mempertahankankontraksi otot- otot bola mata.
Saraf V.
Pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya ditemukanperubahan
pada otot wajah. Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkanekspresi
wajah klien mengalami penurunan , saat bicara wajah seperti
topeng(sering mengedipkan mata).
Saraf VII.
Persepsi pengecapan dalam batas normal.
Saraf VIII.
Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan denganproses
senilis dan penurunan aliran darah regional.
Saraf IX dan X.
Ditemukan kesulitan menelan dalam menelan makanan.
Saraf XI.
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
12. Saraf XII.
Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidakada
fasikulasi. Indra pengecapan normal.
Sistem Motorik
Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor
secara umumpada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien
sering mengalami rigiditasdeserebrasi.
Tonus otot ditemukan meningkat.
Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karena
adanyakelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,
tremor seca umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.
Pemeriksaan Refleks
Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk
berdiri,klien akan berdiri dengan kepala cenderung kedepan dan
berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam
berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya kedepan atau
kebelakang) dapat menimbulkan sering jatuh.
Sistem Sensorik
Sesuai berlanjutnya usia Klien dengan penyakit Parkinson mengalami
penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan
sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati.B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan
disfungsikognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin
mengalami inkontinensiaurine, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidak mampuan untuk menggunakan urinal karena
kerusakan kontrol motorik dan postural. Selama periode ini, dilakukan
kateterisasi intermiten dengan teknik steril.B5 (Bowel )
Gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan
aktivitas sehari-hari.Adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi
13. dalam melakukan pergerakan karena perubahan pada gaya berjalan
dan kaku pada seluruh gerakanmemberikan resiko pada trauma fisik bila
melakukan aktivitas.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1). Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan
kelemahan otot.
2). Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan
neuromuskular,menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol
otot/koordinasi.3)
3). Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
volumebicara, pelambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otototot wajah.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
kekakuan dankelemahan otot.
Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam, klien mampu melaksanakan aktivitas
fisik sesuai dengan kemampuannya.Kriteria Hasil : Klien dapat ikut serta
dalam program latihan, tidak terjadi kontraktursendi, bertambahnya
kekuatan otot. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan
mobilitas.
Intervensi Rasional
Kaji mobilitas yang ada dan observasi peningkatan kerusakan. Kaji
secara teratur fungsi motorik.Mengetahui tingkat kemampuan klien
dalam melakukan aktivitas.Lakukan program latihan yangmeningkatkan
kekuatan otot.Meningkatkan koordinasi dan ketangkasan, menurunkan
kekakuan otot dan mencegah kontraktur bila otot
tidakdigunakan.Lakukan latihan postural. Latihan postural untuk
14. melawan kecenderungan kepala dan leher tertarik kedepan dan
kebawah.Ajarkan teknik berjalan khusus :
Ajarkan untuk berkosentrasi padaberjalan tegak, memandang
luruskedepan, dan menggunakan caraberjalan dengan dasar
lebar(misalnya berjalan dengan kakiterpisah).
Klien d
ianjurkan untuk latihanberjalan dengan diiringi musikmarching
band atau lagu, karenahal ini memberikan rangsangansensorik.
Latihan bernapas sambil berjalanmembantu untuk
menggerakanrangka tulang rusuk dan transporoksigen untuk mengisi
bagianparu-paru yang kadar oksigennyarendah.
Melakukan periode istirahat yang sering untuk membantu pencegahan
frustasi dan kelelahan.
Anjurkan mandi hangat dan masase otot. mandi hangat dan masase
membantu otot-otot rileks saat melakukan aktivitas pasif dan aktif dan
mengurangi nyeri otot akibat spasme yang mengakibatkan
kekakuan.Bantu klien melakukan latihan ROM,perawatan diri, sesuai
toleransi.Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai
kemampuan.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik
klien.Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ekstremitas dapat
ditingkatkan dengan latihan fisik oleh tim fisioterapis.
Diagnosa 2: Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan
kelemahan neuromuskular, menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol
otot/koordinasi.
Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam, perawatan diri klien terpenuhi.Kriteria
Hasil : Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri
sesuai dengan tingkat kemampuannya, mengidentifikasi
personal/masyarakat dapat yang membantu.
Intervensi Rasional
15. Mandiri Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0-4 untuk
melakukan
ADL.Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan
kebutuhan individual.Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan
bantu bila perlu.Menghindari klien dari keadaan cemas dan
ketergantungan untuk mencegah frustasi dan harga diri klien rendah.
Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas.Dukungan pada klien selama
aktivitas kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan perawatan
diri.Rencanakan tindakan untuk mengatasi keterbatasan penglihatan
seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat,
dekatkan tempat tidur kedinding.Klien akan mampu melihat dan
memakan makanan, akan mampu melihat keluar masuknya orang
keruangan.Modifikasi lingkungan. Modifikasi lingkungan diperlukan
untukmengompensasi ketidak mampuan fungsi.Gunakan pagar
disekeliling tempat tidur. Gunakan pagar disekeliling tempat tidur baik
tempat tidur di rumah sakit dan dirumah, atau sebuah tali yang diikatkan
pada kaki tempat tidur untuk member bantuan dalam mendorong diri
untuk bangun tanpa bantuan orang lain.Kaji kemampuan komunikasi
untuk buang air kecil, kemampuan menggunakan urinal, pispot.
Antarkan kekamar mandi bila kondisi memungkinkan.Ketidak mampuan
komunikasi denganperawat dapat menimbulkan masalah pengosongan
kandung kemih oleh karena masalah neurogenik.Kolaborasi Pemberian
supositoria dan pelumasfeses/pencahar.Pertolongan utama terhadap
fungsi bowe latau buang air besar.Konsultasi kedokter terapi okupasi.
Untuk mengembangkan terapi dan melengkapi kebutuhan khusus.
Diagnosa 3: Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan
penurunan volume bicara, pelambatan bicara, ketidakmampuan
menggerakan otot-otot wajah.
16. Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 klien mampu membuat teknik/metode
komunikasi yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
.Kriteria Hasil : klien dapat berkomunikasi dengan sumber yang ada.
Intervensi Rasional
Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi.Gangguan bicara ditemukan
pada banyak klien dengan dan terdengar halus menuntut kesadaran
berupaya untuk bicara dengan lambat,dengan penekanan perhatian
pada apa yang mereka katakan.Menentukan cara-cara komunikasi
seperti mempertahankan kontak mata,memberikan pertanyaan dengan
jawabanya atau tidak, menggunakan kertas dan pensil/bolpoin, gambar,
atau papan tulis,bahasa isyarat, perjelas arti dari komunikasi yang
disampaikan.Mempertahankan kontak mata akan membuat klien tertarik
selama komunikasi.
Jika klien dapat menggerakan kepala,mengedipkan mata, atau senag
dengan isyarat-isyarat sederhana, lebih baik dengan menggunakan
pertanyaanya/tidak.Kemampuan menulis kadang-kadang melelahkan
klien, selain itu dapa tmengakibatkan frustasi dalam upaya memenuhi
kebutuhan komunikasi.Keluarga dapat bekerja sama untuk
membantu memenuhi kebutuhan klien.Pertimbangkan bentuk
komunikasi bilaterpasang kateter intravena.Kateter intravena yang
terpasang ditangan akan mengurangi kebebasan klien dalam menulis
atau memberi isyarat.Letakkan bel pemanggil dalam jangkauan klien
dan berikan penjelasan cara menggunakannya. Jawab panggilan
tersebut dengan segera. Penuhi kebutuhan klien. Katakan kepada klien
bahwa perawat siap membantu jika dibutuhkan.Ketergantungan klien
pada ventilator akan membuat klien lebih baik dan rileks,merasa aman
dan mengerti bahwa selama menggunakan ventilator, perawat akan
memenuhi segala kebutuhannya.
17. Buatlah catatan dikantor perawat tentang keadaan klien yang dapat
bicara.Mengingatkan staf perawat untuk berespon dengan klien selama
memberikan perawatan.Buatlah rekaman pembicaraan klien. Rekaman
pembicaraan klien dalam pita kaset secara periodik dibutuhkan dalam
memantau perkembangan klien. Amplifierkecil membantu bila klien
mengalami kesulitan mendengar.Anjurkan keluarga/orang lain yang
dekat dengan klien untuk berbicara dengan klien, memberikan informasi
tentang keluarganya, dan keadaan yang sedang terjadi.Keluarga dapat
merasa akrab dengan klien dalam berada dekat klien selama berbicara.
Pengalaman ini dapat membantu atau mempertahankan kontaknyata
seperti merasakan kehadiran anggota keluarga yang dapat mengurangi
perasaan kaku.Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa. Ahli terapi wicara
bahasa dapat membantu dalam membentuk peningkatan latihan
percakapan dan membantu petugas kesehatan untuk mengembangkan
metode komunikasi untuk memenuhi kebutuhan klien.
D. EVALUASI
1). Klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur
sendi,bertambahnya kekuatan otot. Klien menunjukkan tindakan
untukmeningkatkan mobilitas
.2). Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhanmerawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri
sesuai dengantingkat kemampuannya, mengidentifikasi
personal/masyarakat dapat yangmembantu.
3). Klien dapa berkomunikasi.
penyakit Parkinson. Bicara mereka yang lemah
18. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arief.
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
SistemPersyarafan
.Jakarta:SalembaMedika.2008
Smeltzer, Suzanne C. 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth.
Jakarta :EGC
19. DOSEN :
TUGAS : KMB I
OLEH
KELOMPOK VI :
NUR IKRA
RAHMAN RAHIM
NURMA YANTI
RAHMATUL ILHAM
JAINUDDIN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013