1. TUGAS : ASUHAN KEBIDANAN FISIOLIGI
PEMBIMBING :
1. WA ODE SITI ASMA, SST
2. ROSDIANA, SST
ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL FISIOLOGI
(INC)
OLEH :
1. NUR ADNIN
2. ANDRY YANTI API
3. DEFI YULIANTI
4. DESY LILAWASNA S.
5. FERAWATI PUTRI J.
6. IKEN TRIANITA
7. LINI KOMALA SARI
8. MIRNA LESMANA
9. NELIS HAYANTI
10. NUR LISNI GANI
11. ROSMAYANA SARI
12. SARINA
13. TANTI ARNIATI
14. WA ODE FATMA
15. WA ODE ISRA
16. WD. NOVIRA YUKRIMULA
17. WA ODE SAMSURYA
18. YENI MAGDALENA E.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2012
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan intra natal adalah Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis
kebidanan , dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan
persalinan kepada masyarakat adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Pada kenyataan dilapangan ,masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
kesehatan, dan dilakukan diluar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruhan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian utama bagi
bidan. Terutama dengan masih tingginya Angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia.
Angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak sangat erat hubungan dengan penanganan yang
tepat sedini mungkin yaitu sejak kehamilan mulai. Dalam hal ini berperan pemeriksaan ibu
hamil (antenatal care) berperan sangat penting dalam menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan anak.
Kualitas sumber daya manusia sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin dan neonatus terutama perkembangan otaknya. Hambatan pertumbuhan
serta efek jangka panjangnya dapat terajadi dalam masa perinatal. Diharapkan adanya
peningkatan kesadaran dan kemampuan ibu-ibu yang
sedang hamil sehingga bersedia memeriksakan kehamilannya dengan teratur di
tempat-tempat pemeriksaan antenatal yang memadai. Dengan penanganan yang
tepat selama kehamilan, persalinan dan masa nifas, maka angka morbiditas ibu dan
anak diharapkan dapat diminimalkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui defenisi kehamilan dan persalinan
2. Mengetahui proses persalinan dari kal I sampai kala IV
3. Mengetahui defenisi , faktor predisposisi, dan patofisiologi atonia uteri
4. Mengkaji proses persalinan pada NY. M di Bidan Praktek Swasta Bunda
Delima
C. Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang proses persalinan dan masalah yang mungkin terjadi
terkait kajian proses persalinan di Bidan Praktek Swasta Bunda Delima.
3. BAB II
LANDASAN TEORI
1. Defenisi kehamilan dan persalinan
Menurut salah satu ahli, Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum
sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir.
Menurut BKKBN (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional), kehamilan
adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur
yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan
bertumbuh. Dari beberapa pernyataan di atas, bisa penulis simpulkan bahwa kehamilan
adalah ketika seorang wanita mengandung atau membawa embrio di dalam perutnya dimulai
dari ketika embrio itu terbentuk sampai saat lahirnya janin.
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan
plasenta dan rahirn ibu (http://www.kesehatan123.com/2642/kehamilan/).
Beberapa defenisi atau batasan:
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
b. Partus ialah suatu proses pengeluaran buah kehamilan (bayi) yang dapat hidup
dari tubuh ibu kedunia luar.
c. Nifas atau puerperium ialah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil.
d. Primigravida ialah seorang wanita yang hamiluntuk pertama kali.
e. Multigravida ialah seorang wanita yangsudahberapa kali hamil.
f. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
g. Nulipara ialah seorang wanita yang belumpernah melahirkan bayi yang dapat
hidup.
h. Primipara ialah seorang wanita yang pernahmelahirkan bayi yang dapat hidup
untuk pertam kali.
i. Multipara ialah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
untuk beberapa kali.
j. Grande multipara ialah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup lima orang atau lebih.
k. Inpartu ialah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan.
l. Partus fisiologis = partus biasa = partus normal = partus spontan ialah suatu proses
di mana bayi cukup bulan lahir dalamletak belakang kepala dengan kekuatan ibu
sendiri (spontan) melalui jalan lahir dan umumnyaberlangsungdalamwaktu kurang
dari 24 jam.
m. Partus patologi = partus luar biasa = partus abnormal = partus buatan ialah bila
bayi dilahirkan dengan bantuan tenaga dari luar, misalnya cunam/forseps,
ekstraktor vakum, versi dan ekstraksi, embriotomi atau operasi seksio sesar.
4. 2. Proses Persalinan Kala I Sampai Kala IV
a. Defenisi dan batasan kala I:
Disebut juga kala pembukaan yaitu dimulai dari his persalinan yang adekuat
sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm). Pada kala Ihis belum begitu
kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu,sehingga
ia masih sering dapat berjalan. Lambat laun His bertambah kuat: interval menjadi
lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama.
Proses pembukaan serviks sebagai akibat His di bagi atas 2 fase:
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat dari 0-3 cm
2) Fase aktif : pada fase ini pembukaan lebih cepat. Fase aktif ini
dibagi atas 3 fase, yaitu:
a) Fase akselerasi (percepatan): dari pembukaan 3-4 cm dicapai
dalam waktu 2 jam.
b) Fase dilatasi maksimal (kemajuan maksimal) : pembukaan 4-9
cm yang dicapai dalam waktu 2 jam.
c) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan) : dari pembukaan 9-10
cm yang di capai dalam waktu 2 jam.
His dalam fase ini lebuh kuat dan perlangsungannya tidak boleh lebih dari 7
jam. Fase-fase tersebut di jumpai pada primigravida, sedangkan multigravida juga
terjadi demikian akan tetapi fase laten dan fase aktif terjadi lebih pendek.
b. Defenisi dan batasan kala II:
Disebut juga kala pengeluaran yaitu dimulai dari saat pembukaan
servikslengkap sampai bayi lahir. Pada kala II His menjadi lebih kuat,
kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya setiap 2-3 menit sekali.
Karena biasanya kepala janin sudah masuk di ruang panggul, makaHis
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan dan juga wanita merasa pula tekanan pada rektum
sehingga merasa buang air besar. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala
sudah sampai dasar panggul yaitu perineum menonjol, vulva menganga dan
rektum membuka. Di puncak His, bagian kecil dari kepala janin nampak dalam
vulva, tetapi hilang lagi waktu His berhenti. Kejadian ini disebut kepal membuka
pintu. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari
kepala terpegang oleh vulva, sehingga tidak dapat mundur lagi. Saat ini disebut
juga kepala keluar pintu, karena pada His berikutnya disertai dengan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksiput do bawah simfisis
dan ubun-ubun besar, dahi, muka, serta dagu melewati perineum. Pada saat ini
primigravida, perineum biasanya tidak dapat menahan regangan yang kuat ini,
sehingga robek pada pinggir depannya. Setelah kepala seluruhnya lahir dan
isrtahat sebentar, maka His mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota
bayi.
5. c. Defenisi dan batasan kala III
Disebut juga kala uri, yaitu dimulai dari saat bayi lahir sampai uri atau
plasenta lahir. Setelah bayi lahir, uterus terba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat. Beberapa menit setelah bayi lahir, his timbul lagi yang dinamakan his
pelepasan uri untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus. Biasanya plasenta
lepas dalam 5 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri . Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah. Proses kelahiran plasenta terjadi dalam dua tahap yaitu :
a) Pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding kavum uteri.
b) Pengeluaran plasenta dari dalam kavum uteri dan jalan lahir.
Pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding kavum uteri dapat
terjadi secara :
a) Dimulai dari tengah plasenta (sentral menurut Schulteze)
b) Dimulai dari pinggir plasenta ( marginal menurut Mathewes-Duncan).
c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
Plasenta yang telah lepas dapat menunjukan tanda-tanda sebagai berikut :
a) Tali pusat diluar vagina terlihat bertambah panjang yang menandakan
bahwa plasenta telah turun.
b) Uterus menjadi bulat dan keras.
c) Kadang-kadang disertai pengeluaran darah dengan tiba-tiba.
d. Defenisi dan batasan kala IV
Kala IV ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Karena bahaya perdarahan pada
saat post partum masih mengancam.
Observasi yang dilakukan :
a) Kesadaran Ibu, mencerminkan kebahagiaan karena tugasnya untuk
melahirkan bayi telah selesai.
b) Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan,
suhu, kontraksi rahim yang keras, perdarahan yang mungkin terjadi dari
plasenta rest, luka episiotomi, perlukaan pada serviks, serta pemeriksaan
kandung kemih kosong atau tidak (kandung kemih yang penuh dapat
menggangu kontraksi rahim).
3. Defenisi, Faktor Predisposisi, dan Patofisiologi Dari Atonia Uteri
a. Defenisi dari atonia uteri
Sebagai suatu kondisi kegagalan uterus untuk berkontraksi dengan baik setelah
persalinan atau tidak adanya kontraksi uterus segera setelah plasenta lahir.
Kegagalan mekanisme akibat gangguan fungsi miometrium dalam berkontrkasi
6. dan beretraksi yang menyebabkan aliran pembuluh darah ketempat plasenta tidak
terhenti.
b. Patofisiologi Dari Atonia Uteri
Atonia uteri merupakan penyebab terbentuknya perdarahan postpartum dini
(50%). Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan setelah melahirkan. Perdarahan post ppartum secara fisiologi di
kontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh
darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi
apabila kegagalan mekanisme ini yaitu serabut-serabut miometrium tidak
berkontraksi.
c. Faktor predisposisi
1. Penatalaksanaan yang salah pada MAK III
2. Distensi rahim yang berleebihan.
3. Partus lama atau partus presipitatus.
4. Riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya.
5. Grandemultipara (paritas 5ataqu lebih)
Kehamilan seorang ibuyang berulang kali maka uterus juga kan berulang kaali
teregang. Hal ini akan menurunkan kemampuan berkontraksi dari uterus
segera setelah plasenta lahir.
7. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………..
B. Tujuan ………………………………………………………...............................
C. Batasan Makalah ………………………………………………………………...
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………………….
BAB III ASKEB INC …………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...
8. DAFTAR PUSTAKA
David,T.Y Liu, 2008 . Muanual Plasenta Edisi 3.Egc: Jakarta
Ida, bagus Ede. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. Ecg:
Jakarta.
Fat, Tesno. 2006. Obstetri Ginekologi. Poltekes Kendari.