UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
ย
Jejak seni manusia gua liangkabori di kabupaten muna
1. Jejak Seni Manusia Gua
Reporter : Windu Tiastuti Juru Kamera : Joni Suryadi indosiar.com, Sulsel Lukisan yang terdapat di dinding gua peninggalan manusia pra-sejarah ribuan
tahun lalu, menjadi salah satu bahan bagi perkembangan manusia dari zaman ke
zaman. Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dan juga Pulau Muna, Sulawesi
Tenggara, menyimpan berbagai karya seni manusia pra-sejarah, yang telah
berusia ribuan tahun tersebut. Belum ada jawaban yang pasti, mengenai kapan
tepatnya manusia mulai mengenal seni lukis. Para ahli menemukan, karya seni
lukis manusia paling tua, terdapat pada dinding-dinding gua alam. Dibuat oleh
manusia yang diperkirakan hidup pada zaman Batu Tengahan. Zaman yang
berlangsung beribu-ribu tahun lalu. Lukisan dinding gua paling primitif
ditemukan diberbagai belahan dunia. Bukti bahwa seni bersifat amat Universal.
Lukisan ini bisa ditemui disejumlah wilayah Kepulauan Indonesia Bagian
Timur. Seperti di Gua Leyang-leyang, Sulawesi Selatan, dan Pulau Muna,
Sulawesi Tenggara. Gua Leyang-leyang di Kabupaten Maros, menjadi sangat
berarti bagi penelitian sejarah Indonesia. Karena lukisan karya manusia prasejarah dibeberapa bagian dindingnya masih bertahan hingga sekarang. Lukisan
berwarna dasar merah tua, terdiri dari beberapa motif. Yakni lukisan babi rusa
yang merupakan binatang buruan dan gambar cap tangan. Dari hari penelitian
beberapa ahli, terungkap bahwa cap tangan manusia sebatas lengan dengan
kelima jari masih lengkap. Merupakan tanda penolak bala dalam kepercayaan di
masa itu. Sedangkan cap tangan, yang salah satu jarinya terpotong atau
mengalami mutilasi, merupakan tanda berkabung. Manusia Purba juga
mengambarkan babi rusa yang tertancap tombak, dengan pengharapan agar
hasil buruan membawa hasil memuaskan. Selain Gua Leyang-leyang, lukisan
dingin gua juga bisa ditemui di Sulawesi Tenggara, terutama di Kabupaten
Muna. Gua Liang Kabori dan Gua Metanduno. Ribuan tahun lalu juga telah
dimanfaatkan sebagai hunian sementara oleh Manusia Purba yang hidupnya
2. masih nomaden. Kedua gua ini berada di Desa Bolo, Kecamatan Katobo,dan
karna terjadi pemekaran desa maka gua tersebut sekarang ini berada di desa
liangkabori (pemekaran dari desa bolo) kecamaran lohia, sekitar 12 kilometer
dari Raha, kota Kabupaten Muna. Di dinding gua-gua inilah, mereka
melukiskan aktifitas sehari-hari, termasuk lukisan berbagai jenis binatang. Di
dalam Gua Metanduno yang artinya Bertanduk, terdapat 330 lukisan. Sedang di
Gua Liangkabori atau Liang Bergambar, terdapat 130 lukisan. Lukisan yang
mengambarkan manusia sedang berburu menjadi tema yang dominan. Dan
digambarkan sangat atraktif dengan tombak yang siap dihujap, dan sejumlah
pemburu menunggang kuda. Di samping lukisan berbagai binatang seperti rusa,
babi dan kambing. Berburu adalah kegiatan yang mendominasi kehidupan
Manusia Purba, untuk memenuhi kebutuhan logitik mereka. Aktifitas ini
menjadi bagian yang harus dikerjakan kaum pria. Sedangkan warna merah yang
menjadi satu-satunya warna lukisan dinding gua dibuat dari unsur-unsur alam.
Seperti tumbukan jenis batuan tertentu. Sari akar atau kulit tumbuhan dan air,
sehingga menghasilkan warna yang hingga kini masih bertahan. Warna merah,
konon dipercaya sebagai simbul kekuatan. Gua Layang-layang, Gua Metanduno
dan Liangkabori, memiliki karateristik Giologis yang sama. Yakni berada
diantara perbukitan, terbentuk dari lapisan kapur dan endapan laut. Berjuta-juta
tahun lalu, lokasi gua-gua ini merupakan dasar laut. Sebelum mengalami masa
surut yang hebat dan akhirnya menjadi daratan sampai saat ini. Sisa-sisa habibat
laut seperti terumbu karang dan kerang-kerangan atau moluskas yang sudah
menfosil, masih banyak ditemukan menyatu dengan batuan kapur. Sayangnya,
belum banyak wisatawan nusantara yang tertarik dengan jenis wisata sejarah.
Terutama obyek pra-sejarah yang miskin ornamen dan berada ditempat-tempat
yang umumnya sulit dijangkau, sehingga membutuhkan usaha. (Sup) -----------------------------------------------------------------------http://www.indosiar.com/ragam/jejak-seni-manusia-gua_39287.html
SUMBER