Teks tersebut membahas tentang iman kepada Kitab-Kitab Allah dan iman kepada Allah. Terdapat empat kitab suci yang diwahyukan kepada para nabi yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran. Teks tersebut juga menjelaskan arti iman kepada Allah, sifat-sifat Allah yang wajib dan mustahil, serta beberapa cara untuk meyakini keberadaan Allah antara lain dengan mempelajari tanda-tanda cipt
1. BAB I
IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT
a. pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah Swt
secara Bahasa Kitab berarti Kumpulan Tulisan. sedangkan menurut Istilah Kitab
berarti sekumpulan Wahyu yang diberikan Kepada Rasul Pilihan Allah SWT. melalui
perantara Malaikat Jibril sebagai Pedoman Hidup Umat Manusia.
b. Kitab Kitab Allah dan Rasul yang Menerimanya
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Kepada Nabi Musa As hal ini dijekaskan dalam Al-
Quran Surat Al-Isra Ayat 2
yang artinya : Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab
Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil.
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur diwahyukan Kepada Nabi Daud as, seperti dijekaskan dalam QS Al-
Isra : 55
yang artinya : Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di
bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-Nabi itu atas sebagian
(yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
3. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan Kepada Nabi Isa as. Sebagai Pedoman dan Petunjuk bagi
Umatnya Kaum Nasrani hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat Almaida : 46
Yang artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (Nabi Nabi Bani Israil) dengan
Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan
Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk
dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya,
yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang
yang bertakwa.
4. Kitab Al-Qur’an
Kitab Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW Sebagaimana
dipaparkan dalam al-qur’an surat al-imran ayat 3-4
2. Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan Kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Quran),
menjadi petunjuk bagi Manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-
orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah
Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)
c. Menampilkan Sikap Mencintai Al-Quran
1. Mentaati Segala Perintahnya dan Menjauhi Larangannya.
2. Senantiasa Membaca Al-Quran dan Mengamalkan isinya
3. Senantiasa Bersabar dan Bertawakal Kepada Allah SWT.
3. BAB 2
IMAN KEPADA ALLAH
1. ARTI IMAN KEPADA ALLAH
- Iman secara Bahasa berarti Percaya atau mengakui sedangkan menurut Istilah
Iman berarti Meyakini Benar-Benar di dalam Hati, diikrarkan dengan Lisan dan
diamalkan dengan Perbuatan
- Jadi Iman berarti suatu perbuatan atau perilaku yang dilakukan karena Akida atau
Kepercayaan yang ada dalam Hati
- Iman kepada Allah berarti Meyakini di dalam hati akan adanya Allah SWT
sebagai satu-satunya Tuhan yang Wajib di Sembah dengan Segala Sifat
Kesempurnaannya. Lisan kita mengucapkan Laailaha Illallah
Muhammadarasulullah (Tidak Ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad
Utusan Allah)
Dengan Demikian Iman Kepada Allah Mencakup Tiga hal yaitu :
1. Mengakui Adanya Allah
2. Mengakui Keesaan Allah
3. Mengakui Sifat-sifat Keesaan Allah
Jika Kita meyakini telah mengakui Tiga unsur tersebut, maka baru bisa dikatakan
bahwa kita Beriman Kepadanya hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nisa
ayat 136
Yang Artinya : Wahai Orang-orang yang Beriman, Tetaplah Beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
2. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT
Allah adalah zat yang Maha Sempurna yang berbeda Sifatnya dengan Mahluknya.
walaupun dalam segi bahasa Pemanfaatan Sifat tersebut Sama, namun pada
hakikatnya berbeda, karena tidak ada satu mahluk pun yang mampu menyamainya.
4. hal ini ditegaskan dalam firman allah surat asy syura ayat 11 yang artinya :
Tidak ada Sesuatu Pun Yang serupa dengan Dia dan Dia yang maha Mendengar, yang
Maha Melihat.
Dari ayat diatas Ditegaskan Bahwa Allah Mempunyai yang Berbeda dengan
Mahluknya. Menurut Para Ulama, Sifat Allah Dikelompokan Menjadi 3 bagian yaitu :
1. Sifat wajib yaitu Sifat-sifat yang Dimiliki Allah Berjumlah 13
2. Sifat Mustahil yaitu Sifat sifat yang tidak mungkin Dimiliki Allah berjumlah 13
3. Sifat juz yaitu Sifat yang menjadi Kewenangan dan Kehendak Allah
Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Bagi Allah yaitu :
a. Wujud artinya ada, Sifat Mustahilnya adalah Berarti Tidak Ada
b. Qidam artinya Terdahulu Sifat Mustahilnya Hudus artinya Baka
contohnya :
1. Es akan mencair jika Terkena Panas
2. Sebelum menjadi Pohon, Tumbuhan berlumbang dari Sebuah Biji
3. Hujan terjadi dari proses Penguapan Air Laut
4. Nasi dibuat dari Beras yang Masak
Hal ini dijelaskan dalam surat Alhadid : 57 yang Berbunyi :
c. Baqa artinya Kekal dan Sifat Mustahilnya Fana Artinya Rusak.
hal ini Dijelaskan dalam Al-Quran Surat Ar-Rahman
d. Mukhalufatu lil hawadisi artinya berbeda dengan mahluk dan sifat mustahilnya
bersifat mumsulatulil hawadisi artinya serupa dengan makhluknya
e. Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri, sifat Mustahil Qiyamuhu Biqhairihi
artinya Allah Berdiri dengan Bantuan orang lain
Artinya : Allah tidak ada tuhan melainkan dia yang maha hidup, yang terus
menerus mengurus makhluknya (qs Ali-Imran ayat 2)
f. Wahdamiyyah artinya Esa, Mustahilnya Ta’addud yang artinya Berbilang
Artinya katakanlah dialah Tuhan yang Maha Esa QS-Aliklas Ayat 1
g. Qudrah artinya berkuasa sifat mustahilnya ajzun artinya lemah
Artinya : kepunyaan Allah lah Kerajaan Langit dan Bumi dan Allah Maha Kuasa
atas Segala sesuatu QS. Al-Imran : 189
h. Iradah artinya Berkehendak, Sifat Mustahilnya Karaha artinya Terpaksa.
Artinya : Sesungguhnya Perintahnya Apabila dia Menghendaki sesuatu Hanyalah
Berkata Kepadanya Jadilah maka Jadilah ia
i. Ilmu artinya Mengetahui atau Pandai sifat Mustahilnya Jahlum Artinya Berdoa
5. Artinya : padahal Allah Mengetahui apa yang ada Dilangit dan apa yang ada di
bumi dan Allah maha mengetahui segala sesuatu. QS Al-Hujurat : 16
3. MENYEBUTKAN DALAM HATI BAHWA ALLAH ITU BENAR-BENAR ADA
1. meyakinkan dalam hati bahwa Allah itu benar-benar ada
langkah pertama untuk mengetahui tanda-tanda keberadaan Allah adalah dengan
meyakinkan hati kita bahwa Allah benar-benar ada. hal ini harus kita lakukan agar
hati nurani kita merasakan keberadaanya. agar lebih mudah dalam meyakini
keberadaan Allah
SALMAN AL FARISI
Salman Al Farisi adalah seorang bangsawan dari persia yang menganut Agama
Majusi. namu rasa Tidak Nyaman dengan Agamanya menyebabkan pergolongan batin
yang mendorongnya untuk mencari agam yang dapat menentramkan hatinya. salman
dilahirkan dengan Nama Persia, Ruzbeh, Di Kota Kazerun, Fars Iran. Ayahnya adalah
Seorang Kepada Desa yang merupakan Orang Terkaya di sana dan memiliki Rumah
Terbesar. Ayahnya sangat menyayangi dia, melebihi siapapun sehingga ayahnya pun
menjaga dia di Rumah seperti di dalam Penjara.
Awal pencarian Hidaya Allah dalam hidupnya adalah ketika ayahnya menyuruhnya
untuk pergi kekebun milik mereka dan mengerjakan beberapa tugas. Dalam
perjalanan kekebun tersebut dia melewati Gereja Nasrani dan Mendengarkan suara
Orang-orang Beribadah di dalamnya. Kemudian dia masuk di dalam Gereja untuk
melihat apa yang mereka Lakukan. ketia dia melihat mereka dia menyukai Ibadah
Orang Nasrani dan Menjadi tertarik terhadap Agama Nasrani tersebut, dia berkata
sungguh Agama ini lebih baik dari pada Agama kami. Salman memiliki pemikiran
yang terbuka, bebas dari Taklid buta. dia tidak meninggalkan Gereja sampai matahari
terbenam. dan ketika pulang Salman menceritakan kepada Ayahnya jika ia bertemu
dengan orang-orang nasrani dan mengaku tertarik. kemudian dia memutuskan untuk
pergi mencari kebenaran setelah berhasil kabur dari rumahnya. salman bergabung
dengan rombongan Kafila untuk pegi ke suriah.
Ketika tiba di suriah dia meminta dikenalkan dengan seorang Pendeta di Gereja. Dia
berkata saya ingin menjadi seorang Nasrani dan memberikan diri saya untuk melayani
dan Pendeta tidak Lama kemudian Korupsi untuk Memperkaya diri. Salman pun pergi
ke arab mengikuti para Pedagang dari Bani Kalb, dengan memberikan uang yang
dimilikinya. para pedagang itu setuju untuk membawa salman. namun ketika mereka
6. tiba di wadi al-Qura (tempat antara suriah dan madinah), para pedagang itu
mengingkari janji dan menjadikan salman seorang budak dan menjualnya kepada
seorang yahudi. singkat cerita akhirnya salman dapat sampai ke yatsrib (madinah) dan
betemu dengan rombongan yang baru hijrah dari makkah. salman dibebaskan dengan
uang tebusan yang dikumpulkan oleh Rasulullah SAW dan selanjutnya mendapat
bimbingan langsung dari beliau. akhirnya setelah begitu berliku jalan yang harus dia
tempuh untuk menemukan kebenaran dan hidayah Allah, dia menemukan apa yang
dia cari yaitu dinul islam.
sumber : ramadan.okezone.com
2. Menunjukan Bahwa Allah Itu Ada Dari Dalil Naqli
salah satu untuk membuktikan adanya Allah adalah dengan membaca ayat-ayat
yang berkaitan dengan iman kepada Allah
Sesuai dengan Firman Allah yang artinya :
Sesungguhnya Tuhan Kamu Ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu dia bersemayam diatas Arsy. dan menutupkan malam
kepada siang yang mengikutnya dengan cepat, dan (diciptakanya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahnya. ingatlah
menciptakan dan memerintah Hanyalah Milik Allah. maha suci Allah, tuhan
semesta alam.
Q.S.Al-A’raf, 7 : 54)
3. Mengamati Dan Memikirkan Ciptaan Allah
Dengan Mengamati Benda-benda Ciptaan Allah, pasti kita akan berpikir Siapakah
yang Menciptakannya ? Untuk Apakah Diciptakannya ? serta Pertanyaan-
Pertanyaan Lain yang Sejenis. Alam semesta ini adalah ciptaan Allah dan sesuatu
yang diciptakan Allah itu pasti ada manfaatnya.
7. 4. PERILAKU YANG MENCERMINKAN KEYAKINAN TENTANG SIFAT-SIFAT
ALLAH SWT.
20 sifat-sifat allah, arti dan penjelasanya
1. Wujud : artinya ada, ketetapan dan kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang
tiada di sebabkan dengan sesuatu sebab adalah “ada”.
2. Qidam : artinya sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt.
3. Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak ada akhirnya
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith : artinya Bersalahan Allah Swt dengan
segala yang baharu, pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru, yang
telah ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala
menyerupai dengan yang baharu pada dzatnya, sifatnya atau perbuatannya.
5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : artinya berdiri Allah Swt dengan sendirinya, tidak
berkehendak kepada tempat yang berdiri (pada dzat) dan tidak berkehendak kepada
yang menjadikannya, karena ia tidak di jadikan tetapi telah jadi dengan sendirinya,
dan tidak berkehendak kepada yang di jadikanNya.
6. Wahdaniyyah : artinya satunya Allah Swt pada dzat, pada sifat dan pada
perbuatanNya, tetapi bukanlah pengertiannya seperti bersatunya dzat tulang, daging,
kulit dan lain sebagainya, Allah Swt bebas dari pengertian seperti itu.
7. Qudrat : artinya kuasanya Allah Swt, satu sifat yang qadim lagi azali yang tetap
berdiri pada zat Allah Swt, yang mengadakan tiap - tiap yang ada dan meniadakan
tiap - tiap yang tiada.
8. Iradah : artinya kehendaknya Allah Swt, maknanya penentuan segala tentang ada
atau tiadanya, maka Allah Swt yang selayaknya menghendaki tiap - tiap sesuatu apa
yang di perbuatnya, artinya kita manusia telah di tentukan dengan kehendak Allah
Swt, seperti : tentang rezeki, umur, baik, jahat, kaya, miskin dan lain sebagainya
9. Ilmu : artinya mengetahuinya Allah Swt, maknanya nyata dan terang akan meliputi
dan maha mengetahui akan segala tiap – tiap, tiada yang tersembunyi dan rahasia
bagiNya di alam jagat ini.
10. Hayat : artinya hidupnya Allah Swt, ini sifat yang tetap dan qadim lagi azali pada
dzat Allah Swt, ia tidak akan pernah mati, karena mati itu adalah ciptaanNya juga.
11. Sama’ : artinya mendengarnya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada yang qadim lagi
azali berdiri pada dzat Allah Swt, tiada sesuatu apapun yang luput dari
pendengarannya Allah Swt.
8. 12. Bashar : artinya melihatnya Allah Swt, hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada
yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, Allah Swt wajib bersifat maha
melihat pada yang dapat di lihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat, terang atau
gelap, zahir atau tersembunyi dan sebagainya.
13. Kalam : artinya : berkata - katanya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada, yang qadim
lagi azali, yang berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an, ini
merupakan perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
14. Kaunuhu Qadiran : artinya keadaannya Allah Swt, ia yang berkuasa mengadakan
dan mentiadakan sesuatu.
15. Kaunuhu Muridan : artinya keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan
menentukan tiap - tiap sesuatu.
16. Kaunuhu ‘Aliman : artinya keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap -
tiap segala sesuatu.
17. Kaunuhu Hayyun : artinya keadaannya Allah Swt yang maha hidup, melebihi
dari segala sesuatu apapun juga.
18. Kaunuhu Sami’an : artinya keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap -
tiap segala sesuatu yang maujud.
19. Kaunuhu Bashiran : artinya keadaannya Allah Swt yang melihatakan tiap - tiap
segala sesuatu yang maujudat (berupa sesuatu yang ada ).
20. Kaunuhu Mutakalliman : artinya keadaannya Allah Swt yang berkata – kata,
yaitu sifat yang berdiri dengan dzat Allah Swt.