SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 42
Farmakologi dalam arti luas adalah ilmu yg
mempelajari asal usul obat,sifat fisika kimia
obat, cara mencampur dan membuat
obat, efek terhadap fungsi biokimia dan
faal,
cara
kerja
absorbsi,
distribusi,
biotransformasi dan ekskresi,penggunaan
dalam klinik dan efek toksiknya.
 Farmakologi dalam arti sempit adalah ilmu
yang mempelajari penggunaan obat untuk
diagnosis,
pencegahan
dan
cara
penyembuhan penyakit.

Farmakologi mencakup beberapa bagian ilmu :
 Farmakognosi,mempelajari pengetahuan dan
pengenalan obat-obat yang berasal dari
tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula
yang berasal dari hewani dan mineral.
 Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat
terhadap efek terapeutiknya.
 Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat
atau
nasib
obat
mulai
dari
saat
pemberiannya,bagaimana
absorbsinya,
transport dalam darah dan distribusinya ke
tempat kerjanya dan jaringan lain.
Farmakodinamika, mempelajari efek
yang diberikan obat terhadap tubuh.
 Toksikologi, pengetahuan tentang efek
racun obat terhadap tubuh
 Farmakoterapi,
mempelajari
penggunaan obat untuk mengobati
penyakit atau gejala2nya.

Yang dimaksud dengan obat adalah
semua zat baik kimiawi, hewani maupun
nabati yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan. (depkes RI 1991)
 Obat merupakan sediaan atau paduan
bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam
rangka
penetapan
diagnosis,pencegahan,
penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi. ( depkes RI 2005)

Menurut Ansel (1985), obat adalah zat
yang
digunakan
untuk
diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati
atau mencegah penyakit pada manusia
maupun hewan.
 Obat dalam arti luas adalah setiap zat
kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu
yang sangat luas cakupannya.(bagian
farmakologi, fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia).

Obat yang pertama kali digunakan adalah
obat yang berasal dari tanaman yang
dikenal dengan obat tradisional atau jamu.
 Obat-obat ini digunakan dalam bentuk
rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang
seringkali berbeda-beda, tergantung dari
asal tanaman dan cara pembuatannya
 Dianggap kurang memuaskan, muncul
para ahli- ahli kimia mulai mencoba
mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung
dalam
tanaman-tanaman
sehingga
menghasilkan serangkaian zat-zat kimia
sebagai obat.

Pendobrakan yang sesungguhnya baru
mencapai dengan penemuan dan
penggunaan obat-obat kemoterapeutik
Sulfanilamid (1935) dan Penisillin (1940).
 Sejak tahun 1941 ilmu – ilmu kimia, fisika
dan kedokteran berkembang dengan
pesat.
 Penemuan – penemuan obat baru
menghasilkan 500 macam obat setiap
tahunnya, sehingga obat-obat kuno
semakin terdesak .oleh obat-obat baru.

1. Menurut kegunaanya :
- Untuk menyembuhkan (terapeutik)
- Untuk mencegah (profilaktik)
- Untuk diagnosis (diagnostik)
2. Cara penggunaannya :
- Medicamentum usum internum
- Medicamentum usum eksternum
3. Cara kerjanya :
- Lokal
- sistemik
4. Menurut Undang-undang :
- Narkotika (Obat bius)
- Psikotropika (obat berbahaya)
- Keras ( daftar G = Geverlijk)
- Obat Bebas Terbatas
- Obat Bebas
5. Menurut sumbernya :
- Tumbuhan : digitalis lanata (digoksin),
kulit pohon kina (kina), papaver
somniverum (morfin)
Hewan : minyak ikan ,adap lanae, insulin
- Mineral : vaselin, magnesium, alumunium
- Mikroba : antibiotik penisillin
Menurut bentuk dan sediaan obat :
- Bentuk padat
- Bentuk Setengah padat
- Bentuk Cairan /larutan
- Bentuk Gas
-
7. Menurut proses fisiologis dan biokimia :
- Obat farmakodinamis : yang bekerja
mempercepat atau memperlambat
proses fisiologis atau fungsi biokimia
tubuh. Contoh : hormon
- Obat kemoterapetik : dapat membunuh
parasit dan kuman dalam tubuh.
- Obat diagnostik : membantu untuk
melakukan diagnosis atau pengenalan
penyakit. Contoh barium sulfat
1.

Obat bebas, obat yang ditandai
dengan lingkaran berwarna hijau
dengan tepi lingkaran berwarna hitam.
Obat
bebas
umumnya
berupa
suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetik-antipiretik,
dan
beberapa
antasida.
Obat
golongan ini dapat dibeli di Apotek,
toko obat, toko kelontong atau warung.
2. Obat Bebas Terbatas, obat yang ditandai
dengan lingkaran biru dengan tepi lingkaran
berwarna hitam. Obat-obat yang umumnya
masuk golongan ini antara lain obat batuk,
obat influenza, analgetik-antipiretik, antiseptik,
obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat
golongan ini hanya dapat dibeli di Apotek dan
toko obat berizin.
3. Obat Keras, obat yang pada kemasanya
ditandai dengan lingkaran yang didalamnya
terdapat huruf K berwarna merah yang
menyentuh tepi lingkaran berwarna hitam.
Obat keras merupakan obat yang hanya bisa
didapatkan dengan resep dokter.
Obat yang umumnya masuk golongan ini
antara lain obat jantung, obat hipertensi,
antibiotik, hormon, dan beberapa obat
ulkus lambung. Obat golongan ini hanya
dapat diperoleh di Apotek dengan resep
dokter.
4. Obat Narkotika, merupakan zat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri,
dan
dapat
menimbulkan
ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997
tentang Narkotika)
Obat narkotika bersifat adiksi dan
penggunaanya di awasi ketat, sehingga
obat
golongan
narkotika
hanya
diperoleh di Apotek dengan resep
dokter asli (tidak dapat menggunakan
copy resep).contoh obat narkotika,
opium coca, ganja/marijuana, morfin,
heroin, dll. Dalam bidang kesehatan
obat-obat narkotika biasa digunakan
sebagai
anastesi/obat
bius
dan
analgetik/obat penghilang rasa sakit.
Obat merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan.
 Obat berperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penangan
dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan
terapi dengan obat atau farmakoterapi.
 Peran obat secara umum :
1. Penetapan diagnosis
2. Untuk pencegahan penyakit

3. Penyembuhan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk
tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit.
Sebelum obat diberikan kepada pasien
dan tiba pada tujuannya dalam tubuh
yaitu tempat kerjanya atau
targetsite,obat harus mengalami banyak
proses.
 Dalam garis besarnya proses-proses
dibagi dalam tiga tingkat yaitu fase
biofarmasi, fase farmakokinetika, dan
fase farmakodinamika.

Biofarmasi adalah ilmu bagian yang
bertujuan menyelidiki pengaruh
pembuatan sediaan obat atas kegiatan
terapeutisnya.
 Efek obat tidak hanya tergantung dari
faktor farmakologi saja tetapi juga dari
bentuk pemberian dan terutama dari
formulasinya.

Bentuk fisik zat aktif : amorf atau kristal,
kehalusannya.
b) Keadaan kimiawi : ester, garam,
kompleksnya dan sebagainya.
c) Zat pembantu : zat pengisi, zat pelekat,
zat pelicin, zat pelindung, dan
sebagainya.
d) Proses teknik yang digunakan membuat
sediaan : tekanan mesin tablet, alat
emulgator, dan sebagainya.
a)
Tablet

Dengan
Zat aktif

Tablet pecah,
granul pecah
zat aktif
terlepas &
terlarut

Fase
Biofarmasi

obat
Tersedia

untuk
resorpsi

Absorbsi
Distribusi
Biotransformasi
Ekskresi

Fase
Farmakokinetik

obat
tersedia

untuk
bekerja

Interaksi
dengan
reseptor di
tempat
kerja

Fase
Farmakodinamik

efek
Tablet

granul2 terlepas

zat aktif terlepas

zat aktif melarut
Pada umumnya setiap obat yang masuk
dalam tubuh akan mengalami empat
proses yaitu
1. Absorbsi, proses obat memasuki sirkulasi
cairan tubuh. Absorbsi merupakan proses
pemindahan obat dari pintu masuk menuju
sirkulasi darah, terkecuali obat yang
dimasukan
secara
intravena
yang
menyebabkan obat masuk langsung
kesirkulasi darah. Kecepatan absorbsi obat
dipengaruhi berbagai hal, misalnya obat
yang diberikan peroral mempunyai aksi
yang lebih lambat bila dibandingkan
dengan pemberian obat melalui vena.
Adanya makanan dalam lambung dapat
menghambat
absorbsi
obat,
karena
molekul makanan juga dapat bereaksi
dengan molekul obat yang menyebabkan
struktur dan efeknya berubah. Untuk
mencegah resiko ini obat biasanya di
ajurkan di minum pada saat perut dalam
keadaan kosong.
Tingkat keasaman (pH) dalam saluran
pencernaan berpengaruh juga terhadap
absorbsi obat, obat yang bersifat basa
akan cepat bereaksi dalam lingkungan
asam dilambung sedangkan obat yang
bersifat asam akan kurang bereaksi pada
lingkungan asam dilambung namun cepat
bereaksi di lingkungan basa usus.
Absorbsi juga dipengaruhi oleh bentuk,
dan dosis obat.untuk dapat di absorbsi
obat harus dalam bentuk larutan,
sehingga obat yang di kemas dalam
bentuk cair akan cepat di absobsi dari
pada obat dalam bentuk padat.
2. Distribusi, setelah obat di absorbsi kemudian
obat akan di edarkan ke seluruh tubuh
oleh sistem sirkulasi. Area tubuh yang
mempunyai banyak pembuluh darah
misalnya hati, ginjal, dan otak dapat
dicapai oleh obat lebih cepat di banding
dengan area yang sedikit mendapat suplai
darah misalnya kulit dan otot. Kecepatan
obat dapat mencapai berbagai area
tubuh tergantung pada perfusi dan
permiabilitas
kapiler-kapiler
terhadap
molekul obat.
Sifat kimia dan fisik obat menentukan
area dimana obat tersebut dapat
bereaksi. Obat dapar beraksi secara
terbatas pada satu area dan ada yg
beraksi secara luas misalnya etil alkohol
dapat beraksi di semua cairan tubuh.
3. Biotransformasi, sebagian besar obat
setelah
mengalami
absorbsi
dan
distribusi
akan
mengalami
proses
pengubahan
metabolik
atau
biotransformasi.
dalam
proses
biotransformasi akan dihasilkan dua
bahan metabolit yaitu metabolit aktif
yang mempunyai aksi farmakologis dan
metabolit
non
aktif
yang
tidak
mempunyai aksi farmakologis.
Biontransformasi
dapat
mengalami
gangguan yaitu biotransformasi yang
lambat terjadi pada pasien yang
mengalami penyakit pada liver, jantung
atau ginjal serta pada usia lanjut.
Biotransformasi
obat
yang
lambat
menyebabkan obat terakumulasi dan
dapat menyebabkan keracunan.
4. Ekskresi, proses fisiologis ini di mana obat
dan metabolit di keluarkan dari tubuh
yang disebut dengan ekskresi. Sebagian
besar ekskresi berlangsung melalui ginjal
dalam bentuk urin.
Namun obat juga dikeluarkan melalui
paru-paru misalnya obat anastesi,
melalui feses, keringat,air mata dan
saliva.
Farmakodinamika
mempelajari efek
obat terhadap fisiologi dan biokimia
berbagai organ tubuh serta mekanisme
kerjanya.
 Tujuan mempelajari mekanisme kerja
obat adalah untuk meneliti efek utama
obat, mengetahui interaksi obat dengan
sel, respon yang terjadi.pengetahuan
yang baik mengenai hal ini merupakan
dasar terapi rasional dan berguna
dalam sintesis obat baru.



Mekanisme kerja obat, efek obat
umumnya timbul karena interaksi obat
reseptor pada sel suatu organisme.
Secara fisis, pencahar osmotis lambat
diresorpsi usus dan melalui proses osmosis
menarik air dari sekitarnya,volume isi usus
bertambah besar dan dengan demikian
merupakan rangsangan mekanis atas
dinding usus untuk memicu peristaltik
dan mengeluarkan isinya.
Secara kimiawi, misalnya antasida
lambung, aluminium dan magnesium
hidroksida dapat mengikat kelebihan
asam lambung melalui reaksi netralisasi
kimiawi.
Melalui proses metabolisme, misalnya
antibiotik
yang
menganggu
pembentukan dinding sel kuman, sintesis
protein atau metabolisme asam nukleat.


Reseptor obat, struktur kimia suatu obat
berhubungan
dengan
afinitasnya
terhadap reseptor dan aktivitasnya,
sehingga
perubahan
kecil
dalam
molekul obat, misalnya perubahan
stereoisomer
dapat
menimbulkan
perubahan
besar
dalam
farmakologinya.
Pengetahuan
mengenai hubungan struktur aktivitas
bermanfaat strategi pengembangan
obat baru, sintesis obat rasio terapinya
lebih baik, atau sintesis obat yang selektif
terhadap jaringan tertentu.




Interaksi obat-reseptor, ikatan antara obat dan
reseptor misalnya ikatan substrat dengan
enzim biasanya merupakan ikatan lemah
(ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der
Waals).
Antagonisme
farmakodinamika,
secara
farmakodinamika dapat dibedakan 2 jenis
antagonisme yaitu antagonisme fisiologik dan
antagonisme pada reseptor. Antagonisme
fisiologik terjadi pada organ yang sama tetapi
pada sistem reseptor yang berlainan. Misalnya
efek bronkhokontriksi histamin pada bronkus
lewat reseptor histamin dapat dilawan dengan
pemberian adrenalin yang bekerja pada
adrenoseptor β.
Antagonisme pada reseptor terjadi pada
sistem reseptor yang sama. Artinya
antagonis mengikat reseptor di tempat
ikatan agonis sehingga antagonisme
antara agonis dengan antagonisnya.
Misalnya efek histamin yang dilepaskan
dalam reaksi alergi dapat dicegah
dengan pemberian anti histamin yang
menduduki reseptor yang sama.
Kerja obat yang tidak diperantarai
Reseptor, dalam menimbulkan efek,
obat tertentu tidak berikatan dengan
reseptor.
Obat-obat
ini
mungkin
mengubah
sifat
cairan
tubuh,
berinteraksi dengan ion atau molekul
kecil, atau masuk kekomponen sel.
 Efek obat, perubahan fungsi struktur
organ/proses/tingkah laku organisme
hidup akibat kerja obat.

Tidak semua obat bersifat betul-betul
menyembuhkan
penyakit,
banyak
diantaranya hanya meniadakan atau
meringankan gejalanya.
Oleh karena itu dapat dibedakan tiga jenis
pengobatan :
1. Terapi kausal, penyakit ditiadakan
khususnya pemusnahan penyakit, virus
atau parasit. Contohnya kemoterapeutik
seperti antibiotik, obat-obat malaria,dll.
2. Terapi simtomatis obat, hanya gejala
penyakit yang diobati dan diringankan,
penyebabnya yang mendalam tidak
dipengaruhi, contohnya analgetik, obat
jantung.
3. Terapi substitusi, obat mengantikan zat
yang lazimnya dibuat oleh organ yang
sakit. Seperti insulin pada diabetes,
tiroksin pada fungsi tiroid berkurang
(hipotirosis)
Efek samping, menurut definisi WHO
(1970) efek samping obat adalah segala
sesuatu khasiat yang tidak diinginkan
untuk tujuan terapi yang dimaksudkan
pada dosis yang dianjurkan.
 Idiosinkrasi, peristiwa pada mana suatu
obat memberikan efek yang secara
kualitatif total berlainan dari efek normal.
umumnya hal ini disebabkan kelainan
genetis pada pasien bersangkutan.



Alergi, kepekaan berbeda terhadap
suatu antigen exogen atas dasar proses
imunologi.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Viliansyah Viliansyah
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalErie Gusnellyanti
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaRonaldo Tempone
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologitarmizitaher
 

Was ist angesagt? (20)

Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Farmakologi i
Farmakologi iFarmakologi i
Farmakologi i
 
PPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULERPPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULER
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
TOKSIKOLOGI OBAT
TOKSIKOLOGI OBATTOKSIKOLOGI OBAT
TOKSIKOLOGI OBAT
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
 
Dosis obat (3)
Dosis obat (3)Dosis obat (3)
Dosis obat (3)
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Naranjo naranjo
Naranjo naranjoNaranjo naranjo
Naranjo naranjo
 
1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi
 

Andere mochten auch

Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
Konsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiKonsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiSuryadi Khaliq
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan Sainal Edi Kamal
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Dasar umum farmakologi
Dasar umum farmakologiDasar umum farmakologi
Dasar umum farmakologiANDRIANOV46
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat Dedi Kun
 
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetik
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetikTindakan farmakodinamik & farmakokinetik
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetikMuhammad Nasrullah
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2husnul khotimah
 
Modul farmakologi 2 kb 1.-
Modul farmakologi 2 kb 1.-Modul farmakologi 2 kb 1.-
Modul farmakologi 2 kb 1.-pjj_kemenkes
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamiksriapsari603
 
Chernobyl, 10 years after health consequences
Chernobyl, 10 years after health consequencesChernobyl, 10 years after health consequences
Chernobyl, 10 years after health consequencesBadriyatun Ni'mah
 
Dosis efek
Dosis efekDosis efek
Dosis efekmozhy
 

Andere mochten auch (20)

Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
Konsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiKonsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologi
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Dasar umum farmakologi
Dasar umum farmakologiDasar umum farmakologi
Dasar umum farmakologi
 
Kuliah farmako
Kuliah farmakoKuliah farmako
Kuliah farmako
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetik
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetikTindakan farmakodinamik & farmakokinetik
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetik
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Modul farmakologi 2 kb 1.-
Modul farmakologi 2 kb 1.-Modul farmakologi 2 kb 1.-
Modul farmakologi 2 kb 1.-
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamik
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
 
Chernobyl, 10 years after health consequences
Chernobyl, 10 years after health consequencesChernobyl, 10 years after health consequences
Chernobyl, 10 years after health consequences
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
 
Dosis efek
Dosis efekDosis efek
Dosis efek
 
Kapsul kel 3
Kapsul kel 3Kapsul kel 3
Kapsul kel 3
 

Ähnlich wie Farmakologi Dasar

konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxlenarainy13
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatRizkiUlinaSari1
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologimeylidya1
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part iary Camba
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxfatunStikes
 
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfPENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfkusuma37
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatJohan Bernardus
 
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14PadmaNingsih
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalShesanthiCitrariana
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxawaldarmawan3
 

Ähnlich wie Farmakologi Dasar (20)

Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Obat
ObatObat
Obat
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
 
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfPENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
 
Farmakolog is
Farmakolog isFarmakolog is
Farmakolog is
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Farmakologi Dasar

  • 1.
  • 2. Farmakologi dalam arti luas adalah ilmu yg mempelajari asal usul obat,sifat fisika kimia obat, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja absorbsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi,penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya.  Farmakologi dalam arti sempit adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk diagnosis, pencegahan dan cara penyembuhan penyakit. 
  • 3. Farmakologi mencakup beberapa bagian ilmu :  Farmakognosi,mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat-obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari hewani dan mineral.  Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.  Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat atau nasib obat mulai dari saat pemberiannya,bagaimana absorbsinya, transport dalam darah dan distribusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain.
  • 4. Farmakodinamika, mempelajari efek yang diberikan obat terhadap tubuh.  Toksikologi, pengetahuan tentang efek racun obat terhadap tubuh  Farmakoterapi, mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejala2nya. 
  • 5. Yang dimaksud dengan obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan. (depkes RI 1991)  Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi. ( depkes RI 2005) 
  • 6. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia maupun hewan.  Obat dalam arti luas adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.(bagian farmakologi, fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). 
  • 7. Obat yang pertama kali digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan obat tradisional atau jamu.  Obat-obat ini digunakan dalam bentuk rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda, tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya  Dianggap kurang memuaskan, muncul para ahli- ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman-tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat. 
  • 8. Pendobrakan yang sesungguhnya baru mencapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik Sulfanilamid (1935) dan Penisillin (1940).  Sejak tahun 1941 ilmu – ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat.  Penemuan – penemuan obat baru menghasilkan 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak .oleh obat-obat baru. 
  • 9. 1. Menurut kegunaanya : - Untuk menyembuhkan (terapeutik) - Untuk mencegah (profilaktik) - Untuk diagnosis (diagnostik) 2. Cara penggunaannya : - Medicamentum usum internum - Medicamentum usum eksternum 3. Cara kerjanya : - Lokal - sistemik
  • 10. 4. Menurut Undang-undang : - Narkotika (Obat bius) - Psikotropika (obat berbahaya) - Keras ( daftar G = Geverlijk) - Obat Bebas Terbatas - Obat Bebas 5. Menurut sumbernya : - Tumbuhan : digitalis lanata (digoksin), kulit pohon kina (kina), papaver somniverum (morfin)
  • 11. Hewan : minyak ikan ,adap lanae, insulin - Mineral : vaselin, magnesium, alumunium - Mikroba : antibiotik penisillin Menurut bentuk dan sediaan obat : - Bentuk padat - Bentuk Setengah padat - Bentuk Cairan /larutan - Bentuk Gas -
  • 12. 7. Menurut proses fisiologis dan biokimia : - Obat farmakodinamis : yang bekerja mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia tubuh. Contoh : hormon - Obat kemoterapetik : dapat membunuh parasit dan kuman dalam tubuh. - Obat diagnostik : membantu untuk melakukan diagnosis atau pengenalan penyakit. Contoh barium sulfat
  • 13. 1. Obat bebas, obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli di Apotek, toko obat, toko kelontong atau warung.
  • 14. 2. Obat Bebas Terbatas, obat yang ditandai dengan lingkaran biru dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang umumnya masuk golongan ini antara lain obat batuk, obat influenza, analgetik-antipiretik, antiseptik, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini hanya dapat dibeli di Apotek dan toko obat berizin. 3. Obat Keras, obat yang pada kemasanya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
  • 15. Obat yang umumnya masuk golongan ini antara lain obat jantung, obat hipertensi, antibiotik, hormon, dan beberapa obat ulkus lambung. Obat golongan ini hanya dapat diperoleh di Apotek dengan resep dokter. 4. Obat Narkotika, merupakan zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997 tentang Narkotika)
  • 16. Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaanya di awasi ketat, sehingga obat golongan narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy resep).contoh obat narkotika, opium coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dll. Dalam bidang kesehatan obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anastesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa sakit.
  • 17. Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan kesehatan.  Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penangan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.  Peran obat secara umum : 1. Penetapan diagnosis 2. Untuk pencegahan penyakit 
  • 18. 3. Penyembuhan penyakit 4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan 5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu 6. Peningkatan kesehatan 7. Mengurangi rasa sakit.
  • 19. Sebelum obat diberikan kepada pasien dan tiba pada tujuannya dalam tubuh yaitu tempat kerjanya atau targetsite,obat harus mengalami banyak proses.  Dalam garis besarnya proses-proses dibagi dalam tiga tingkat yaitu fase biofarmasi, fase farmakokinetika, dan fase farmakodinamika. 
  • 20. Biofarmasi adalah ilmu bagian yang bertujuan menyelidiki pengaruh pembuatan sediaan obat atas kegiatan terapeutisnya.  Efek obat tidak hanya tergantung dari faktor farmakologi saja tetapi juga dari bentuk pemberian dan terutama dari formulasinya. 
  • 21. Bentuk fisik zat aktif : amorf atau kristal, kehalusannya. b) Keadaan kimiawi : ester, garam, kompleksnya dan sebagainya. c) Zat pembantu : zat pengisi, zat pelekat, zat pelicin, zat pelindung, dan sebagainya. d) Proses teknik yang digunakan membuat sediaan : tekanan mesin tablet, alat emulgator, dan sebagainya. a)
  • 22. Tablet Dengan Zat aktif Tablet pecah, granul pecah zat aktif terlepas & terlarut Fase Biofarmasi obat Tersedia untuk resorpsi Absorbsi Distribusi Biotransformasi Ekskresi Fase Farmakokinetik obat tersedia untuk bekerja Interaksi dengan reseptor di tempat kerja Fase Farmakodinamik efek
  • 23. Tablet granul2 terlepas zat aktif terlepas zat aktif melarut
  • 24. Pada umumnya setiap obat yang masuk dalam tubuh akan mengalami empat proses yaitu 1. Absorbsi, proses obat memasuki sirkulasi cairan tubuh. Absorbsi merupakan proses pemindahan obat dari pintu masuk menuju sirkulasi darah, terkecuali obat yang dimasukan secara intravena yang menyebabkan obat masuk langsung kesirkulasi darah. Kecepatan absorbsi obat dipengaruhi berbagai hal, misalnya obat yang diberikan peroral mempunyai aksi yang lebih lambat bila dibandingkan dengan pemberian obat melalui vena.
  • 25. Adanya makanan dalam lambung dapat menghambat absorbsi obat, karena molekul makanan juga dapat bereaksi dengan molekul obat yang menyebabkan struktur dan efeknya berubah. Untuk mencegah resiko ini obat biasanya di ajurkan di minum pada saat perut dalam keadaan kosong. Tingkat keasaman (pH) dalam saluran pencernaan berpengaruh juga terhadap absorbsi obat, obat yang bersifat basa akan cepat bereaksi dalam lingkungan asam dilambung sedangkan obat yang bersifat asam akan kurang bereaksi pada lingkungan asam dilambung namun cepat bereaksi di lingkungan basa usus.
  • 26. Absorbsi juga dipengaruhi oleh bentuk, dan dosis obat.untuk dapat di absorbsi obat harus dalam bentuk larutan, sehingga obat yang di kemas dalam bentuk cair akan cepat di absobsi dari pada obat dalam bentuk padat.
  • 27. 2. Distribusi, setelah obat di absorbsi kemudian obat akan di edarkan ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi. Area tubuh yang mempunyai banyak pembuluh darah misalnya hati, ginjal, dan otak dapat dicapai oleh obat lebih cepat di banding dengan area yang sedikit mendapat suplai darah misalnya kulit dan otot. Kecepatan obat dapat mencapai berbagai area tubuh tergantung pada perfusi dan permiabilitas kapiler-kapiler terhadap molekul obat.
  • 28. Sifat kimia dan fisik obat menentukan area dimana obat tersebut dapat bereaksi. Obat dapar beraksi secara terbatas pada satu area dan ada yg beraksi secara luas misalnya etil alkohol dapat beraksi di semua cairan tubuh.
  • 29. 3. Biotransformasi, sebagian besar obat setelah mengalami absorbsi dan distribusi akan mengalami proses pengubahan metabolik atau biotransformasi. dalam proses biotransformasi akan dihasilkan dua bahan metabolit yaitu metabolit aktif yang mempunyai aksi farmakologis dan metabolit non aktif yang tidak mempunyai aksi farmakologis.
  • 30. Biontransformasi dapat mengalami gangguan yaitu biotransformasi yang lambat terjadi pada pasien yang mengalami penyakit pada liver, jantung atau ginjal serta pada usia lanjut. Biotransformasi obat yang lambat menyebabkan obat terakumulasi dan dapat menyebabkan keracunan.
  • 31. 4. Ekskresi, proses fisiologis ini di mana obat dan metabolit di keluarkan dari tubuh yang disebut dengan ekskresi. Sebagian besar ekskresi berlangsung melalui ginjal dalam bentuk urin. Namun obat juga dikeluarkan melalui paru-paru misalnya obat anastesi, melalui feses, keringat,air mata dan saliva.
  • 32. Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya.  Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, respon yang terjadi.pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru. 
  • 33.  Mekanisme kerja obat, efek obat umumnya timbul karena interaksi obat reseptor pada sel suatu organisme. Secara fisis, pencahar osmotis lambat diresorpsi usus dan melalui proses osmosis menarik air dari sekitarnya,volume isi usus bertambah besar dan dengan demikian merupakan rangsangan mekanis atas dinding usus untuk memicu peristaltik dan mengeluarkan isinya.
  • 34. Secara kimiawi, misalnya antasida lambung, aluminium dan magnesium hidroksida dapat mengikat kelebihan asam lambung melalui reaksi netralisasi kimiawi. Melalui proses metabolisme, misalnya antibiotik yang menganggu pembentukan dinding sel kuman, sintesis protein atau metabolisme asam nukleat.
  • 35.  Reseptor obat, struktur kimia suatu obat berhubungan dengan afinitasnya terhadap reseptor dan aktivitasnya, sehingga perubahan kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam farmakologinya. Pengetahuan mengenai hubungan struktur aktivitas bermanfaat strategi pengembangan obat baru, sintesis obat rasio terapinya lebih baik, atau sintesis obat yang selektif terhadap jaringan tertentu.
  • 36.   Interaksi obat-reseptor, ikatan antara obat dan reseptor misalnya ikatan substrat dengan enzim biasanya merupakan ikatan lemah (ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der Waals). Antagonisme farmakodinamika, secara farmakodinamika dapat dibedakan 2 jenis antagonisme yaitu antagonisme fisiologik dan antagonisme pada reseptor. Antagonisme fisiologik terjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem reseptor yang berlainan. Misalnya efek bronkhokontriksi histamin pada bronkus lewat reseptor histamin dapat dilawan dengan pemberian adrenalin yang bekerja pada adrenoseptor β.
  • 37. Antagonisme pada reseptor terjadi pada sistem reseptor yang sama. Artinya antagonis mengikat reseptor di tempat ikatan agonis sehingga antagonisme antara agonis dengan antagonisnya. Misalnya efek histamin yang dilepaskan dalam reaksi alergi dapat dicegah dengan pemberian anti histamin yang menduduki reseptor yang sama.
  • 38. Kerja obat yang tidak diperantarai Reseptor, dalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor. Obat-obat ini mungkin mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan ion atau molekul kecil, atau masuk kekomponen sel.  Efek obat, perubahan fungsi struktur organ/proses/tingkah laku organisme hidup akibat kerja obat. 
  • 39. Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejalanya. Oleh karena itu dapat dibedakan tiga jenis pengobatan : 1. Terapi kausal, penyakit ditiadakan khususnya pemusnahan penyakit, virus atau parasit. Contohnya kemoterapeutik seperti antibiotik, obat-obat malaria,dll.
  • 40. 2. Terapi simtomatis obat, hanya gejala penyakit yang diobati dan diringankan, penyebabnya yang mendalam tidak dipengaruhi, contohnya analgetik, obat jantung. 3. Terapi substitusi, obat mengantikan zat yang lazimnya dibuat oleh organ yang sakit. Seperti insulin pada diabetes, tiroksin pada fungsi tiroid berkurang (hipotirosis)
  • 41. Efek samping, menurut definisi WHO (1970) efek samping obat adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.  Idiosinkrasi, peristiwa pada mana suatu obat memberikan efek yang secara kualitatif total berlainan dari efek normal. umumnya hal ini disebabkan kelainan genetis pada pasien bersangkutan. 
  • 42.  Alergi, kepekaan berbeda terhadap suatu antigen exogen atas dasar proses imunologi.