SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Tugas

: Dokumentasi Keperawatan

Dosen

: Achmad Syawaluddin, S.Kep. Ns.

DOKUMENTASI KEPERAWATAN PADA AREA KHUSUS (ICU)
KLIEN DENGAN GAGAL NAPAS

OLEH:

KELOMPOK2
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB. MUNA
2012.
DOKUMENTASI KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GAGAL NAFAS
I. PENGERTIAN
Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran O2
dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk,
2001)
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran O2 terhadap CO2 dalam paru-paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi O2 dan pembentukan CO2 dalam sel-sel tubuh. (Smeltzer, C Susane,
2001)

II. ETIOLOGI
a. Kerusakan atau depresi pada system saraf pengontrol pernafasan
 Luka di kepala
 Perdarahan / trombus di serebral
 Obat yang menekan pernafasan
b. Gangguan muskular yang disebabkan
 Tetanus
 Obat-obatan
c. Kelainan neurologis primer
Penyakit pada saraf seperti medula spinalis, otot-otot pernafasan atau pertemuan
neuromuskular yang terjadi pada pernafasa sehingga mempengaruhi ventilasi.
d. Efusi pleura, hemathorak, pneumothorak
Kondisi ini dapat mengganggu dalam ekspansi paru
e. Trauma
Kecelakakan yang mengakibatkan cedera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan hidung,
mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas dan depresi pernafasan
f. Penyakit akut paru
Pneumonia yang disebabkan bakteri dan virus, asma bronchiale, atelektasis, embolisme
paru dan edema paru

III. TANDA DAN GEJALA
Tanda
a. Gagal nafas total
 Aliran udara di mulut, hidung tidak terdengar / dirasakan
 Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada
pengemabngan dada pada inspirasi
b. Gagal nafas partial
 Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, growing dan wheezing
 Ada retraksi dada
Gejala
 Hiperkapnia yaitu peningkatan kadar CO2 dalam tubuh lebih dari 45 mmHg
 Hipoksemia terjadi takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis atau PO2 menurun

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. BGA
b. Pemeriksaan rontgen dada
Untuk melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
c. Hemodinamik: tipe I terjadi peningkatan PCWP
d. EKG
 Memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
 Disritmia

V. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi oksigen: pemberian oksigen rendah nasal atau masker
b. Ventilator mekanik dengan memberikan tekanan positif kontinu
c. Inhalasi nebulizer
d. Fisioterapi dada
e. Pemantauan hemodinamik / jantung
f. Pengobatan: bronkodilator, steroid
g. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
CONTOH KASUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL
NAFAS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 77 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat :
Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB
DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA
No Register : 5103659

B. Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama: klien tidak sadar
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah
beberapa jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat
IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse,
kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun
Riwayat Parkinson sudah 2 tahun
Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun

C. Pengkajian Primer
Airways
Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
Breathing
Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas
klien: 28 x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.
Circulation
TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan
bawah, capillary refill <>

D. Pengkajian sekunder
1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala
2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada
hematom kelopak mata
3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir
4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge
5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Jungularis Vena Pe(tekanan)
meningkat
6. Thorak :
Paru
Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri
Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru
Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS
Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, gallops (-), murmur (-)
7. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien
8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah
9. Data Penunjang:
a. Laboratorium:
Tanggal 21Juni 2005:
 Kultur steril tidak ada kuman
Tanggal 5 Juli 2005:
 Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis
 Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus
 Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam
Darah

Urin

 Hb : 8,7 gr%

 PH : 6

 Ht : 26,3 %

 Prot : 30 mg/dl

 Eritro : 2,67 jt/mmk

 Red : negative

 MCH : 32,70 pg

Sediment

 MCV : 98,70

 Ep cell : 7 – 10 LPK

 Leuko : 11,0 rb/mmk

 Leuko : 10 – 15 LPB

 Urea : 104 mg/dl

 Eritrosit : 30 – 40 LPB

 Creatin : 0,99 mg/dl

 Ca ox : -

 Na : 130 mmol/L

 Asam urat : -

 K : 5,0 mmol/L

 Triple phosfat: -

 Cl : 106 mmol/L

 Amorf : -

 Ca : 2,1 mmol/L

 Sel hialin : -

 Mg : 0,91 mmol/L

 Sel granula:  Bakteri : positif

BGA(Blood gas Analize)/ analisa gas darah
PH : 7,36
PCO2 : 37,4 mmHg
PO2 : 58,6 mmHg
HCO3 : 24,5
BE : 0,7
BE ecf : - 0,5
AaDO2: 143
SaO2 : 93 %
b. Foto Rontgen
CT Scan tanggal 15 Juni 2005
 Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema
 Perdarahan subarachnoid
 Subdural higroma region fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan
interhemisfer serebri
Foto Thorak 15 Juni 2005
 Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia
c. Terapi
Program Infus:

Oral:

 Comafusin I

 Tequien 400 mg tiap 24 jam

 Kalbumin I

 Ticlopidin 200 mg / 24 jam

 Fima Hes I

 ASA 80 gr / 24 jam

 RL I

 CaCO3 500 mg / 8 jam

Injeksi:

 Propranolol 10 mg / 8 jam

 Amikin 1 gr/ 24 jam

Repirator

 Nootrophyl 3 gram /6 jam

CPAP

 Vit C 1 amp / 8 jam

FiO2 30 %

 Vit K 1 amp /8 jam

II. ANALISA DATA
NO

1

DATA FOKUS

ETIOLOGI

MASALAH

DS:

Sumbatan jalan nafas

Bersihan

DO:

dan kurangnya

nafas tidak efektif

 Jalan nafas secret kental produktif

ventilasi sekunder

 Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir

terhadap retensi
lendir

jalan
2

DS:

Akumulasi protein

Gangguan

DO:

dan cairan dalam

pertukaran gas

 Ronchi terdengar seluruh lapang paru

interstitial / area

 Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran

alveolar

pneumonia
 BGA
3

DS:-

Ketidakmampuan

Perubahan pola

DO:

menelan

nutrisi

DS:

Penggunaan ventilasi

Resiko cidera

DO:

mekanik

 Terpasang NGT
 Klien tidak sadar reflek menelan tidak ada
CT Scan tanggal 15 Juni 2005:


Perdarahan

intra

serebral

region

transversal kiri dengan edema
 Perdarahan subarachnoid
 Subdural higroma regio fronto temporal
kanan,

temporo

parietal

kiri

dan

interhemisfer serebri
4

 Memakai ventilator mode CPAP, FiO2: 30
%, nafas mesin: 10, nafas klien: 28
x/mnt, SaO2: 96.
5

DS:

Pemasangan selang

Resiko tinggi

DO:

ET dengan kondisi

terhadap infeksi

 Klien tidak sadar

lemah

 Klien terpasang DC, NGT, Infus
 Klien terpasang ET dan ventilator
 Leukosit: 11,0 rb/mmk
 Gagal Nafas, PSA/SH,
6

DS:

Adanya sumber

Resiko terhadap

DO:

penularan dari

penularan lewat
 DX Medis: Sepsis, MRSA

kuman stapilokokus

udara

Tanggal 5 Juli 2005:
 Kultur darah: ditemukan kuman
Stapilokokus Epidedermis
 Kultur urin: ditemukan kuman
Stapilokokus Aeureus
 Kuman resisten terhadap semua
Cephalosforin dan Beta Lactam
 MRSA dan MRSE

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lendir
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam
interstitial / area alveolar
c. Perubahan pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
d. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan
kondisi lemah
f. Resiko terhadap penularan lewat udara berhubungan dengan adanya sumber penularan
dari kuman stapilokokus

IV. RENCANA TINDAKAN
TGL

DP

1

TUJUAN & KRITERIA HASIL

INTERVENSI

Setelah dilakukan tindakan

 Catat karakteristik bunyi nafas

keperawatan selama jalan nafas

 Catat refleks batuk dan lendir yang keluar

efektif.

 Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi

Kriteria hasil:

kental

 Bunyi nafas bersih

 Berikan humidifikasi pada jalan nafas

 Secret berkurang atau hilang

 Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan
ventilator sesuai kebutuhan
 Observasi perubahan pola nafas dan upaya
bernafas
 Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi
untuk membuang skresi yang lengket
 Berikan O2 sesuai kebutuhan tubuh
 Berikan fisioterapi dada
Setelah dilakukan tindakan

 Kaji status pernafasan

keperawatan selama 1x24 jam

2

 Kaji penyebab adanya penurunan PaO2 atau

pertukaran gas adekuat

yang menimbulkan ketidaknyaman dalam

Criteria hasil:

pernafasan

 Perbaikan oksigenasi
adekuat: akral hangat,
peningkatan kesadaran
 BGA dalam batas normal
 Bebas distres pernafasan

 Catat adanya sianosis


Observasi

kecenderungan

hipoksia

dan

hiperkapnia
 Berikan bantuan nafas dengan ventilator
mekanik
 Kaji seri foto dada
 Awasi BGA / saturasi oksigen (SaO2)

Setelah dilakukan tindakan

 Kaji status gizi klien

keperawatan selama 1x24 jam

 Kaji bising usus

klien mempertahankan

3

 Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi

kebutuhan nutrisi
Criteria hasil:
 Laborat Hb, protein dalam
batas normal

tim gizi
 Pertahankan asupan kalori dengan makan per
sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi
 Periksa laborat darah rutin dan protein

 Makanan dapat masuk sesuai
dietnya
4

Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam

 Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam
pada ukuran tekanan

klien bebas dari cidera selama

 Observasi tanda dan gejala barotrauma

ventilasi mekanik

 Posisikan selang ventilator untuk mencegah

Criteria hasil:

penarikan selang endotrakeal
 Tidak ada cidera pada

 Kaji panjang selang ET dan catat panjang tiap

pernafasan
 Pernafasan klien terkendali

shift
 Berikan antasida dan beta bloker lambung

normal

sesuai indikasi
 Monitor terhadap distensi abdomen

5

Setelah dilakukan tindakan

 Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum

keperawatan selama 1x24 jam
infeksi nosokomial dapat
terkendali
Criteria hasil:
 Tidak ada tanda-tanda infeksi
 Leukosit dalam batas normal

tiap penghisapan


Tampung

specimen

untuk

kultur

dan

sensitivitas sesuai indikasi
 Pertahankan teknik steril bila melakukan
penghisapan (pakai sarung tangan steril)
 Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam
 Lakukan pembersihan oral tiap shift
 Monitor tanda vital terhadap infeksi
 Pantau keadaan umum
 Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur
dan sensitivitas
 Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam

6

Setelah dilakukan tindakan

 Pertahankan klien di ruang isolasi

keperawatan selama 3x24 jam

 Lakukan pemantauan alat dan bahan yang

penularan tidak terjadi
Criteria hasil:
 Klien berada di kamar isolasi
 Semua bahan dan alat yang
dipakai klien ditempatkan
tersendiri
 Tersedianya baju khusus
untuk perawat maupun
pengunjung

digunakan klien
 Tempatkan tersendiri baju dan alat lain yang
sudah dipakai klien
 Hindari kontak secara langsung dengan klien
dan alat serta bahan yang dipakai klien
 Berikan penkes terhadap keluarga maupun
pengunjung
 Pantau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik
darah maupun urin
 Pakai sarung tangan, masker, dan jas yang
tersedia setiap melakukan tindakan
keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001
(Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M, Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli
diterbitkan tahun 1993
Hudak, Carolyn M, Gallo, Barbara M., Critical Care Nursing: A Holistik Approach
(Keperawatan kritis: pendekatan holistik). Alih bahasa: Allenidekania, Betty Susanto, Teresa,
Yasmin Asih. Edisi VI, Vol: 2. Jakarta: EGC;1997
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition.
Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical – surgical nursing. Alih bahasa : Setyono, J.
Jakarta: Salemba Medika; 2001(Buku asli diterbitkan tahun 1999)
Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong, Buku-ajar Ilmu Bedah. Ed: revisi. Jakarta: EGC, 1998
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2001
www.google.com
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (17)

kasus KGD gagal napas
kasus KGD gagal napaskasus KGD gagal napas
kasus KGD gagal napas
 
Gagal napas
Gagal napasGagal napas
Gagal napas
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. KepASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
 
Ppok
PpokPpok
Ppok
 
PPT ARDS
PPT ARDSPPT ARDS
PPT ARDS
 
Askep distrees pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Askep distrees pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Askep distrees pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Askep distrees pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep dengan pasien dengan ventilator
Askep dengan pasien dengan ventilatorAskep dengan pasien dengan ventilator
Askep dengan pasien dengan ventilator
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Komorbiditas pada PPOK
Komorbiditas pada PPOKKomorbiditas pada PPOK
Komorbiditas pada PPOK
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 

Ähnlich wie Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA

Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusukLutfi Ikbal
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxRizkyPramataSimamora
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxeko adi purnomo
 
askep kanker paru harus di catat yunda.docx
askep kanker paru harus di catat yunda.docxaskep kanker paru harus di catat yunda.docx
askep kanker paru harus di catat yunda.docxKPSRSUI
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokokAi Coryde
 
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptxEMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptxMICHAELLIEM14
 
LAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdf
LAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdfLAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdf
LAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdfsrihumaerah
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxssuserfc224a
 

Ähnlich wie Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA (20)

Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusuk
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA
Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA
Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
asma
asmaasma
asma
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
askep kanker paru harus di catat yunda.docx
askep kanker paru harus di catat yunda.docxaskep kanker paru harus di catat yunda.docx
askep kanker paru harus di catat yunda.docx
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptxEMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
 
LAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdf
LAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdfLAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdf
LAPORAN PENDAHULUAN TERATAI 2 (2).pdf
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Asma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab munaAsma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab muna
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. Tugas : Dokumentasi Keperawatan Dosen : Achmad Syawaluddin, S.Kep. Ns. DOKUMENTASI KEPERAWATAN PADA AREA KHUSUS (ICU) KLIEN DENGAN GAGAL NAPAS OLEH: KELOMPOK2
  • 2. AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB. MUNA 2012. DOKUMENTASI KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL NAFAS I. PENGERTIAN Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk, 2001) Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran O2 terhadap CO2 dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi O2 dan pembentukan CO2 dalam sel-sel tubuh. (Smeltzer, C Susane, 2001) II. ETIOLOGI a. Kerusakan atau depresi pada system saraf pengontrol pernafasan  Luka di kepala  Perdarahan / trombus di serebral  Obat yang menekan pernafasan b. Gangguan muskular yang disebabkan  Tetanus  Obat-obatan c. Kelainan neurologis primer Penyakit pada saraf seperti medula spinalis, otot-otot pernafasan atau pertemuan neuromuskular yang terjadi pada pernafasa sehingga mempengaruhi ventilasi. d. Efusi pleura, hemathorak, pneumothorak Kondisi ini dapat mengganggu dalam ekspansi paru e. Trauma Kecelakakan yang mengakibatkan cedera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan hidung, mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas dan depresi pernafasan
  • 3. f. Penyakit akut paru Pneumonia yang disebabkan bakteri dan virus, asma bronchiale, atelektasis, embolisme paru dan edema paru III. TANDA DAN GEJALA Tanda a. Gagal nafas total  Aliran udara di mulut, hidung tidak terdengar / dirasakan  Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada pengemabngan dada pada inspirasi b. Gagal nafas partial  Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, growing dan wheezing  Ada retraksi dada Gejala  Hiperkapnia yaitu peningkatan kadar CO2 dalam tubuh lebih dari 45 mmHg  Hipoksemia terjadi takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis atau PO2 menurun IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. BGA b. Pemeriksaan rontgen dada Untuk melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui c. Hemodinamik: tipe I terjadi peningkatan PCWP d. EKG  Memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan  Disritmia V. PENATALAKSANAAN MEDIS a. Terapi oksigen: pemberian oksigen rendah nasal atau masker b. Ventilator mekanik dengan memberikan tekanan positif kontinu
  • 4. c. Inhalasi nebulizer d. Fisioterapi dada e. Pemantauan hemodinamik / jantung f. Pengobatan: bronkodilator, steroid g. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan CONTOH KASUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL NAFAS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT I. PENGKAJIAN A. Identitas Klien Nama : Tn. S Umur : 77 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan PNS Alamat : Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA No Register : 5103659 B. Riwayat Keperawatan Keluhan Utama: klien tidak sadar Riwayat Penyakit Sekarang Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah beberapa jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse, kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun Riwayat Parkinson sudah 2 tahun Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun C. Pengkajian Primer
  • 5. Airways Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir Breathing Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas klien: 28 x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru. Circulation TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan bawah, capillary refill <> D. Pengkajian sekunder 1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala 2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada hematom kelopak mata 3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir 4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge 5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Jungularis Vena Pe(tekanan) meningkat 6. Thorak : Paru Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru Jantung Inspeksi : iktus cordis tak tampak Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, gallops (-), murmur (-) 7. Abdomen Inspeksi : Datar Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit
  • 6. Perkusi : Timpani Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien 8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah 9. Data Penunjang: a. Laboratorium: Tanggal 21Juni 2005:  Kultur steril tidak ada kuman Tanggal 5 Juli 2005:  Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis  Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus  Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam Darah Urin  Hb : 8,7 gr%  PH : 6  Ht : 26,3 %  Prot : 30 mg/dl  Eritro : 2,67 jt/mmk  Red : negative  MCH : 32,70 pg Sediment  MCV : 98,70  Ep cell : 7 – 10 LPK  Leuko : 11,0 rb/mmk  Leuko : 10 – 15 LPB  Urea : 104 mg/dl  Eritrosit : 30 – 40 LPB  Creatin : 0,99 mg/dl  Ca ox : -  Na : 130 mmol/L  Asam urat : -  K : 5,0 mmol/L  Triple phosfat: -  Cl : 106 mmol/L  Amorf : -  Ca : 2,1 mmol/L  Sel hialin : -  Mg : 0,91 mmol/L  Sel granula:  Bakteri : positif BGA(Blood gas Analize)/ analisa gas darah PH : 7,36 PCO2 : 37,4 mmHg PO2 : 58,6 mmHg HCO3 : 24,5
  • 7. BE : 0,7 BE ecf : - 0,5 AaDO2: 143 SaO2 : 93 % b. Foto Rontgen CT Scan tanggal 15 Juni 2005  Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema  Perdarahan subarachnoid  Subdural higroma region fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri Foto Thorak 15 Juni 2005  Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia c. Terapi Program Infus: Oral:  Comafusin I  Tequien 400 mg tiap 24 jam  Kalbumin I  Ticlopidin 200 mg / 24 jam  Fima Hes I  ASA 80 gr / 24 jam  RL I  CaCO3 500 mg / 8 jam Injeksi:  Propranolol 10 mg / 8 jam  Amikin 1 gr/ 24 jam Repirator  Nootrophyl 3 gram /6 jam CPAP  Vit C 1 amp / 8 jam FiO2 30 %  Vit K 1 amp /8 jam II. ANALISA DATA NO 1 DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH DS: Sumbatan jalan nafas Bersihan DO: dan kurangnya nafas tidak efektif  Jalan nafas secret kental produktif ventilasi sekunder  Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir terhadap retensi lendir jalan
  • 8. 2 DS: Akumulasi protein Gangguan DO: dan cairan dalam pertukaran gas  Ronchi terdengar seluruh lapang paru interstitial / area  Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran alveolar pneumonia  BGA 3 DS:- Ketidakmampuan Perubahan pola DO: menelan nutrisi DS: Penggunaan ventilasi Resiko cidera DO: mekanik  Terpasang NGT  Klien tidak sadar reflek menelan tidak ada CT Scan tanggal 15 Juni 2005:  Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema  Perdarahan subarachnoid  Subdural higroma regio fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri 4  Memakai ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin: 10, nafas klien: 28 x/mnt, SaO2: 96. 5 DS: Pemasangan selang Resiko tinggi DO: ET dengan kondisi terhadap infeksi  Klien tidak sadar lemah  Klien terpasang DC, NGT, Infus  Klien terpasang ET dan ventilator  Leukosit: 11,0 rb/mmk  Gagal Nafas, PSA/SH, 6 DS: Adanya sumber Resiko terhadap DO: penularan dari penularan lewat
  • 9.  DX Medis: Sepsis, MRSA kuman stapilokokus udara Tanggal 5 Juli 2005:  Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis  Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus  Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam  MRSA dan MRSE III. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lendir b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam interstitial / area alveolar c. Perubahan pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan d. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan kondisi lemah f. Resiko terhadap penularan lewat udara berhubungan dengan adanya sumber penularan dari kuman stapilokokus IV. RENCANA TINDAKAN TGL DP 1 TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI Setelah dilakukan tindakan  Catat karakteristik bunyi nafas keperawatan selama jalan nafas  Catat refleks batuk dan lendir yang keluar efektif.  Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi Kriteria hasil: kental  Bunyi nafas bersih  Berikan humidifikasi pada jalan nafas  Secret berkurang atau hilang  Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan ventilator sesuai kebutuhan
  • 10.  Observasi perubahan pola nafas dan upaya bernafas  Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi untuk membuang skresi yang lengket  Berikan O2 sesuai kebutuhan tubuh  Berikan fisioterapi dada Setelah dilakukan tindakan  Kaji status pernafasan keperawatan selama 1x24 jam 2  Kaji penyebab adanya penurunan PaO2 atau pertukaran gas adekuat yang menimbulkan ketidaknyaman dalam Criteria hasil: pernafasan  Perbaikan oksigenasi adekuat: akral hangat, peningkatan kesadaran  BGA dalam batas normal  Bebas distres pernafasan  Catat adanya sianosis  Observasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia  Berikan bantuan nafas dengan ventilator mekanik  Kaji seri foto dada  Awasi BGA / saturasi oksigen (SaO2) Setelah dilakukan tindakan  Kaji status gizi klien keperawatan selama 1x24 jam  Kaji bising usus klien mempertahankan 3  Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi kebutuhan nutrisi Criteria hasil:  Laborat Hb, protein dalam batas normal tim gizi  Pertahankan asupan kalori dengan makan per sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi  Periksa laborat darah rutin dan protein  Makanan dapat masuk sesuai dietnya 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam  Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam pada ukuran tekanan klien bebas dari cidera selama  Observasi tanda dan gejala barotrauma ventilasi mekanik  Posisikan selang ventilator untuk mencegah Criteria hasil: penarikan selang endotrakeal
  • 11.  Tidak ada cidera pada  Kaji panjang selang ET dan catat panjang tiap pernafasan  Pernafasan klien terkendali shift  Berikan antasida dan beta bloker lambung normal sesuai indikasi  Monitor terhadap distensi abdomen 5 Setelah dilakukan tindakan  Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum keperawatan selama 1x24 jam infeksi nosokomial dapat terkendali Criteria hasil:  Tidak ada tanda-tanda infeksi  Leukosit dalam batas normal tiap penghisapan  Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi  Pertahankan teknik steril bila melakukan penghisapan (pakai sarung tangan steril)  Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam  Lakukan pembersihan oral tiap shift  Monitor tanda vital terhadap infeksi  Pantau keadaan umum  Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas  Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam 6 Setelah dilakukan tindakan  Pertahankan klien di ruang isolasi keperawatan selama 3x24 jam  Lakukan pemantauan alat dan bahan yang penularan tidak terjadi Criteria hasil:  Klien berada di kamar isolasi  Semua bahan dan alat yang dipakai klien ditempatkan tersendiri  Tersedianya baju khusus untuk perawat maupun pengunjung digunakan klien  Tempatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah dipakai klien  Hindari kontak secara langsung dengan klien dan alat serta bahan yang dipakai klien  Berikan penkes terhadap keluarga maupun pengunjung  Pantau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik darah maupun urin  Pakai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia setiap melakukan tindakan
  • 12. keperawatan DAFTAR PUSTAKA Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996) Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M, Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993 Hudak, Carolyn M, Gallo, Barbara M., Critical Care Nursing: A Holistik Approach (Keperawatan kritis: pendekatan holistik). Alih bahasa: Allenidekania, Betty Susanto, Teresa, Yasmin Asih. Edisi VI, Vol: 2. Jakarta: EGC;1997 Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992) Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical – surgical nursing. Alih bahasa : Setyono, J. Jakarta: Salemba Medika; 2001(Buku asli diterbitkan tahun 1999) Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong, Buku-ajar Ilmu Bedah. Ed: revisi. Jakarta: EGC, 1998 Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001 www.google.com