SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Militus adalah suatu kelompok penyakit metabolic yang di tandai dengan adanya
hiperglikemi akibat kelainan sekresi insuli, kerja insulin mauun keduanya. Hiperglikemi kronis
pada dabetes melitus akan disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi beberapa alat tubuh
khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Diabetes mellitus disertai oleh
gangguan metabolisme hidrat arang, proteun, dan lemak. Walaupun diabetes mellitus ditemukan
gangguan metabolism semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolism yang paling
utama adalah kelainan metabolism hidraat arang. Oleh karena itu diagnosis diabetes mellitus
selalu berdasarjkan meningginya kadaara glukosa daalam plasma darah
(http://cerminkedoteran.com/2000)
Daibetes mellitus merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam
darah. Glukosa dibentuk di hati darimakanan yang dikonsumsi. Insulin adalah suatu hormone
yang diproduksi pancreas,mengendalikan kadar glukosa daalam darah dengan mengatur produksi
dan prnyimpananya. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih
12jutaoraang. Tujuh juta darin12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis, sisanya
tidak terdiagnosis.
B. Tujuan Penulisan
 Tujuan Umum : Mampu menerapkan dan keterampilan dalam asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin secara langsung pada
situasi nyata yang didasarkan pada ilmu an kiat keperawatan.
 Tujuan Khusus :
a. Mampu melaksanakan pengkajian padaklien dengan gangguan system
endokrin
b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan berdaasakan prioritas
masalaah paa klien dengan gangguan system endokrin
c. Mampu embuat rencana keperawatan pada klien dengaan gangguan
system endokrin
d. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawataan pada klien
dengan gangguan system endokrin
e. Mampu membuat evaluasi
f. Mengetahui tindaakan pre dan post operasipada klien dengan gangguan
system endokrin
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,
penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi
dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk
mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan
rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas
pada pembahasan mengenai konsep penyakit dan konsep askep klien dengan DM.
BAB II
KONSEP DASAR MEDIK
1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan endokrin yang paling banyak dijumpai. Gejala- gajala
akut diabetes mellitus disebabkan oleh efek insulin yang tidak adekuat. Salah satu gambaran
diabetes mellitus yang paling menonjol adalah peningkatan kadar glukosa didalam atau
hiperglikemia.
Terdapat dua jenis diabetes mellitus yang paling sering terjadi. Diabetes mellitus tipe I (
tergantung insulin )yang mencakup sekitar 10-20% dari semua kasus diabetes , ditandai dengan
tidak adanya sekresi insulin. Pada diabetes mellitus tipe II ( tidak tergantung insulin) sekresi
insulin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel- sel sasaran insulin mungkin normal
atau bahkan meningkat , tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin normal atau bahkan meningkat ,
tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan
normal
2. Etiologi
DM tipe 1
Seperti yang dijelaskan diatas , pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan
seseorang dapat mengidap DM tipe I ini. Factor penyakit auto imun dan factor yang
belum diketahui secara jelas penyebabnya. DM tipe I tidak diturunkan namun factor
genetic menjadi salah satu factor yang dipertimbangkan dapat menyebabkan penyakit
ini .dari kurang lebih 40 sindrom penyakit akibat genetic , DM memang salah satunya
(HARIS,2000).
DM tipe II
Tidak adanya yang mengetahui secara pasti penyebab DM tipe II.secara normal ,
ketika kadar Glukosa meningkat, pangkreas menghasilkan insulin untuk menurun
kadar glukosa dalam darah . pada DM tipe II, seseorang kemungkinan mengalami
resistensi terhadap insulin .pada resistensi insulin unakan pancreas memproduksi
insulin tetapi tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara tepat. Pancreas terhadap
mengontrol kadar glukosa dalam darah . setelah beberapa tahun pancreas seseorang
dapat berhenti bekerja dan berhenti memproduksi insulin . ketika ini terjadi gula akan
meningkat dalam darah.
3. Patofisiologi
Disfungsi dari sel – sel betapulau langerhans yang dapat disebabkan oleh adanya tumor ,
pankreatis penggunaan kortikosteroit yang akan mengganggu sekresi insulin. Tiga efek utama
gangguan kekurangan insulin pengurangan penggunaan glukosa oleh sel – sel tubuh dengan
akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah . peningkatan nyata mobilitas lemak dari daerah –
daerah penyimpanan lemak menyebabkan kelainan metabolism lemak maupun pengendapan
lipid pada dinding faskuler. Kekurangan protein dalam jaringan tubuh, dapat juga devisit insulin
terjadi perubahan metabolisme glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa
dalam darah.
Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati di curahkan
kedalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.glukoneogenesis meningkat dan lebih
banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan kedalam darah dari pemecahan asam amino dan
lemak sehi ngga menyebabkan konsentrasi glukosa melibihi ambang ginjal , maka timbul
glukosuria.glukosuria ini akan mrnyebabkan dieresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran
urin (poli urine ), timbul rasa haus (poli dipsi) dan berat badan berkurang dan nafsu makan
meningkat (poli fagi).mungkin timbul sehingga akibat kehilangan kalori .pada anak DM terjadi
rata – rata penurunan produksi insulin akan berakibat penurunan kemampuan memperoleh
energy yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan oleh anak .
4. Manifestasi Klinik
Timbul DM, ada rasa haus, penurunan BB, kencing banyak, lesu, ngompol waktu malam
seperti yang di jelaskan diatas, ada 3 P yang dikenal dalam gejala DM yaitu: poli uria, poli dipsi
, poli fagi.
5. Komplikasi
Setelah jangka panjang dan tanpa perawatan yang memadai , DM dapat memicu berbagai
kompliksasi berupa:
 Gangguan pada mata potensi berakibat pada kebutaan
 Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada ginjal
 Gangguan kardiovaskuler, disertai lesi membrane basalis yang dapat diketahui dengan
pemeriksaan menggunakan mikroskop electron
 Gejala lain antara lain amputasi , dehidrasi , ketoasidosis , ketonuria
6. Pemeriksaan Diagnostik
DM dapat di diagnosa dengan tes gula darah , tes dilakukan sebanyak 2 kali untuk
memastikan seorang anak menderita DM .gula darah sewaktu gula lebih ataau orikan mengalami
DM jika kadar gula glukosa lebih atau sama dengan 200 mg/dl.
Gula darah puasa setelah anak puasa selama 8 jam dan diperiksa kadar gula darahnya
menunjukan lebih atau sama dengan 126mg/dl.
OGTT= oral glucose tolerance tes. Setelah puasa dilakukan pengambilan darah anak
kemudian anak diberikan cairan glukosa, 2 jam kemudian darah anak diambil kembali dan jika
hasil pemeriksaan kadar gula darah anak. menunjukan 200mg/dl atau lebih menunjukan anak
mengalami DM.
BAB III
PRE DAN POST OPERASI
PRE OPERATIF
Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik
pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).
1. PERSIAPAN PSIKOLOGI
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil. Hal ini
dapat disebabkan karena :
- Takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya. Keadaan sosial ekonomi dari keluarga.
Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat
mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan kepada
pasien pra bedah.
PENJELASAN TENTANG PERISTIWA
Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum operasi:
 Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).
 Hal-hal yang rutin sebelum operasi.
 Alat-alat khusus yang diperluka
 Pengiriman ke ruang bedah.
 Ruang pemulihan.
 Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi :
Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.
Perlu kebebasan saluran nafas.
Antisipasi pengobatan.
Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain :
a. Latihan nafas dalam
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi
nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien
lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas
tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik
nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien dapat segera
mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien.
Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk
(semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.
Letakkan tangan diatas perut sebanyak-banyaknya dengan
menggunakan hidung dalam kondisiHirup udara mulut tertutup
rapat. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit melaluisecara perlahan-lahan,
berulang kali (?15 kali)mulut. Lakukan hal ini Lakukan latihan
dua kaliseharipraopeartif.
b. Latiihan batuk efektif
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien
yang mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan
mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi.
Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada
tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan
batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk
mengeluarkan lendir atau sekret tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan
teknik batuk efektif dengan cara :
 Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jari-jari tangan
dan letakkan melintang diatas incisi sebagaijalinkan bebat ketika
batuk.
Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas Segera lakukan
batuk spontan, pastikan ronggadalam (3-5 kali) hanya batuk
dengan mengadalkan kekuatanpernafasan terbuka dan tidak
tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini
bisa tidak berbahaya terhadap incisi.menimbulkan
ketidaknyamanan, namun selama batuk daerah operasi terasa
JikaUlangi lagi sesuai kebutuhan. nyeri, pasien bisa
menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan
handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-
hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.
c. Latihan gerak sendi
Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga
setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang
diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga
pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan
pasien setalah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan
tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama
sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai
operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang
usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus.
Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran
pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus.
Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena
dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada
perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM).
2. PERSIAPAN FISIOLOGI
- Diet
8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi
pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum
Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan
diperbolehkan.
- Persiapan Kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada
waktumalam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan
kotoranharus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang
dicukursekurang-kurangnya 10-20 cm2.
Hasil Pemeriksaan Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.
Persetujuan Operasi / Informed Consent Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia.
Persetujuan bisa didapat dari keluargadekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan
kelurga terdekat.
- Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima denganperawat OK)
Mencegah Cidera Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu
dilakukan hal tersebutdi bawah ini :
 Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).
 Cek gelang identitas / identifikasi pasien.
 Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala / peci.
 Lepas perhiasan
 Bersihkan cat kuku.
 Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.
 Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.
 Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada gangguan
pendengaran.
 Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang beresiko terhadap
tromboplebitis.
 Kandung kencing harus sudah kosong.
 Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek meliputi ;
 Catatan tentang persiapan kulit.
 Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, TN).
 Pemberian premedikasi.
 Pengobatan rutin.
 Data antropometri (BB, TB)
 Informed Consent
 Pemeriksan laboratorium.
- Pemberian Obat premedikasi
Obat-obat pra anaesthesi diberikan untuk mengurangi kecemasan, memperlancar
induksidan untuk pengelolaan anaesthesi. Sedative biasanya diberikan pada malam
menjelangoperasi agar pasien tidur banyak dan mencegah terjadinya cemas.
POST OPERATIF
Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
- Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery
room)
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan pasca
anastesi (PACU: post anasthesia care unit) memerlukan pertimbangan-pertimbangan
khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan
pemajanan. Letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan setiap kali pasien pasca
operatif dipidahkan. Banyak luka ditutup dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap
upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih lanjut. Selain itu pasien
diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang
drainase.
Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu posisi ke
posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari posisi lateral ke posisi
terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah dianastesi ke brankard dapat
menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. Untuk itu pasien harus dipindahkan
secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat
tidur, gaun pasin yang basah (karena darah atau cairanlainnnya) harus segera diganti
dengan gaun yang kering untuk menghindari kontaminasi.
Selama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas
lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury. Selain
hal tersebut diatas untuk mempertahankan keamanan dan kenyamanan pasien. Selang dan
peralatan drainase harus ditangani dengan cermat agar dapat berfungsi dengan optimal.
pasien di transportasikan dari kamar operasi ke ruang pemulihan Proses transportasi ini
merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawatanastesi dengan koordinasi dari
dokter anastesi yang bertanggung jawab.
- Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery room)
Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara di ruang pulih
sadar (recovery room : RR) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi
operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal
perawatan).
PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan
untuk mempermudah akses bagi pasien untuk (1) perawat yang disiapkan dalam merawat
pasca operatif (perawat anastesi) (2) ahli anastesi dan ahli bedah (3) alat monitoring dan
peralatan khusus penunjang lainnya. Alat monitoring yang terdapat di ruang ini
digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. Jenis peralatan yang ada
diantaranya adalah alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set trakheostomi,
peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. Selain itu di
ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika
dan alat-alat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti : apparatus tekanan
darah, peralatan parenteral, plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan,
defibrilator, kateter vena, torniquet. Bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi
kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase.
Selain alat-alat tersebut diatas, pasien post operasi juga harus ditempatkan pada tempat
tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi pasien, seperti :
pemindahan darurat. Dan dilengkapi dengan kelengkapan yang digunakan untuk
mempermudah perawatan. Seperti tiang infus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak
penyimpanan catatan medis dan perawatan. Pasien tetap berada dalam PACU sampai
pulih sepenuhnya dari pegaruh anastesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernafasan
adekuat, saturasi oksigen minimal 95% dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria
penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari
PACU adalah :
 Fungsi pulmonal yang tidak terganggu
 Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat
 Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah
 Orientasi pasien terhadap tempat, waktu dan orang
 Haluaran urine tidak kurang dari 30 ml/jam
 Mual dan muntah dalam control
 Nyeri minimal
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Pengumpula Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Masuk RS : 15 - 08 - 2013
Tanggal Pengkajian : 16 – 08 - 2013
No. Medrec : 091822
Dx. Medis : Diabetes Melitus
Alamat : Desa Pola Kab. Muna
b) Identitas Penganggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Hubungan Dengan Klien : Istri
Alamat : Desa Pola Kab. Muna
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan Utama : Lemah
2. Riwayat keluhan utama
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemah, keadaan ini
disebabkan adanya peningkataan kadar glukosa dalam darah yang
menyebabkan klien tidak dapat beraktifitas. Kelemahan dirasakan
pada seluruh tubuh terutama pada seluruh anggota gerak. Keluhan
dirasakan bertambah berat apabila klien beraktifitas dan berkurang
pada saat istrahat.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan belum pernah masuk RS dengan penyakit yang
sama, selama sakit klien berobat dipuskesmas. Klien mengatakan
tidak memiliki riwayat alergi terhadapmakanan dan obat-obatan, klien
sebelumnya suka mengonsumsi makanan yang manis dan setelah
menderita penyakit diabetes mellitus, klien mengurangi makanan
yang manis sperti gula dan nasi.
3) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Klien tampak lemah
- Kesadaran : Komposmentis
- Berat badan seelum sakit 65 Kg dan setelah sakit 52 kg
- Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Nadi : 78x/menit
Suhu : 36,40
C
Pernapasan : 20x/menit
- Sistem Endokrin
Tidak tampak adanya hiperpigmentasi kulit, tampak adanya keringat yang
berlebihan, klien mengatakan merasa gerah dan gatal, tidak teraba
adanyaa massa, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan patiroid padasaat palpasi.
- Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat secret pada jalan nafas, tidak ada
nafas cuping hidung, tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu
pernapasan. Bentuk dada simetris, tidak adanya nyeri tekan pada dada,
ekspansi paru simetris, pada perkusi terdengar resonan, frekuensi napas
20 kali permenit.
- Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tampak anemis, tidak aada peningkatan vena jagularis, suara
perkusi jantung dulnes SI dan SII terdengar murni regular, palpasi denyut
nadi denga frekuensi 78x/menit,irama nadi teratur, tekanan darah 110/90
mmHg.
- Sistem Pencernaan
Bibir Nampak lembab, fungsi menelan baik, tidak ada stomatitis,gigi
kekuningan dan terdapat caries pada gigi, ada keluhan nyeri pada saat
mengunyah, tidak ada pembesaran tonsil, lidah berwarna merah muda dan
tampak bersih. Abdomen datar, bising usus 12 kali/menit, tidak ada nyeri
tekan pada abdomen.
- Sistem Penginderaan
Bentuk dan ukuran mata klien simetris, lapang pandang klien normal,
jarak pandang klien baik dan klien dapat membaca papan nama perawat
dengan jarak 30cm.
- Sistem Perkemihan
Tidak ada pembesaran pada kedua ginjal, tidak ada distensipada kandung
kemih, tidak ada nyeri tekan ppada palpasi ginjal, terpasang kateter tetap,
urine warna kuning jernih.
- Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas
Bentuk dan ukuran pada ekstremitas atas simetris, pada tangan kiri
tepasang infuse RL 28 tetes/menit, kuku klien nampak panjang dan kotor,
tidak ada nyeri pada sendi, kekuatan otot 5|5.
b) Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran pada ekstremitas bawahsimetris antrara kiri dan
kanan, klien mengeluh terasa keram dan lemah pada kaki kanan dan kiri,
kekuatan otot 5|5.
- Sistem Integumen
Warna rambut hitam, warna kulit sawomatang , kulit teraba hangat, klien
mengatakan merasa gerah dan gatal.
- Sistem Persarafan
a Nervus I (Olfactorius) : Klien dapat membedakan bau seperti: bau
kopi dan bau minyak kayu putih.
b Nervus II (Opticus) : Fungsi ketajaman penglihatan klien baik,
klien masih bias membaca papan nama perawat pada jarak 30cm.
c Nervus III (Okulomotorius), Nervus IV (Trochlearis) dan Nervus
VI (Abdusen) : Klien mampu menggerakkan bola mata ke segala
arah yaitu kea rah bawah, atas, dan samping. Klien dapat
membuka dan menutup mata, lapang pandang tidak mengalami
penyempitan.
d Nervus V ( Trigeminus) : fungsi mengunyah klien baik, klien
dapat menggerakkan rahangnya ke arah belakang, depan, samping
kanan, dan kiri.
e Nervus VII (Fasialis) : Klien dapat tersenyumdengan kedua bibir
tersenyum, klien dapat membedakan asamanis dan asin.
f Nervus VIII (Auditorius) : Klien dapat meangkap suara-suara
bisikan dibuktikan dengan klien dapat mendengar suara gesekan
kertas.
g Nervus XI (Aksesorius) : Klien dapatmenolehke kanan dan ke kiri
dengan tangan pemeriksa, klien juga tidak dapatmengangkat bahu
ketika tanganpemeriksa menahan bahu klien.
h Nervus XII (Hipoglosus) : Pada saatklien disuruh membuka mulut
dan menjulurkan lidah ke segala arah, klien dapat melakukannya.
4) Pola aktivitas sehari – hari
Kebutuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Pola nutrisi
- Makan
Frekuensi
Jenis
Porsi makan
Keluhan
- Minum
Frekuensi
Jenis minuman
Keluhan
3 x / hari
Nasi + sayur + lauk –
pauk
1 Porsi habis
Tidak ada
5-6 gelas
Air putih
Tidak ada
3 x / hari
Diet DM lunak (1800
kkal)
1porsi tidak habis (1/2
porsi)
Nafsu makan berkurang
6-7 gelas
Air putih
Tidak ada
Pola Eliminasi
- BAB
Frekuensi
Warna
Konsistensi
Bau
Keluhan
- BAK
Frekuensi
1 x/ hari
Kuning
Lembek
Khas
Tidak ada
4-6x/hari
1 x /hari
Kuning
Lembek
Khas
Tidak ada
5-7 x / pada malam hari
Kuning
Warna
Bau
Keluhan
Kuning
Amoniak
Tidak ada
Amoniak
Terpasang kateter tetap
Pola istrahat tidur
- Malam
Kualitas
Kuantitas
Keluhan
- Siang
Kualitas
Kuantitas
Keluhan
Tidur nyenyak
7-8 jam
Tidak ada
Nyenyak
3-4 jam
Tidak ada
Tidur nyenyak
7-8 jam
Tidak ada
Jarang
Kurang lebih 2 jam
Tidak ada
Pola Hygiene
- Mandi
Frekuensi
Pakai sabun / tidak
Dibantu /sendiri
- Gosok gigi
Frekuensi
Pakai pasta gigi
/tidak
Dibantu atau sendiri
- Keramas
Frekuensi
Pakai sampo / tidak
Dibantu / tidak
2 – 3 x / hari
Pakai sabun
Sendiri
Setiap kali mandi
Pakai pasta gigi
Sendiri
3 – 4 x / minggu
Pakai sampo
Sendiri
Selama di RS klien
belum pernah mandi,
hanya dibersihkan
menggunakan waslap.
Selama sakit klien
mengatakan belum
pernah menggosok gigi
Belum pernah keramas
Klasifikasi Data
 Data Subyektif
 Klien menanyakan banyak makan dan minum, enuresis
 Klien mengatakan penglihatan kabur, sakit kepala
 Klien mengatakan adanya kelainan pada permukaan kulit
 Data Obyektif
 Hasil glukosa meningkat, hematokrit
 Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi makanan
 Ketidakcukupan insulin
 Berat badan menurun, lemah, hiperglikemia
 Adanya kerusakan kulit
Analisa data
Problem Etiologi Symptom
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Proses penyakit
↓
Ketidakadekuatan kerja Insulin
dalam tubuh
↓
Metabolism zat makanan tidak
sempurna
↓
Absorbsi glukosa tidak efektif
↓
Nutrias kurang dari kebutuhan
tubuh
DS
DO :
- BB menurun ,
ketidak mampuan
untuk
mengabsosbsi
makanan
- Ketidak cukupan
insulin dalam
darah
Resiko cedera
berhubungan dengan
hiperglikemia
Proses penyakit
↓
Metabolisme zat makanan tidak
sempurna
↓
Hiperglikemia
DS :
- Banyak makan &
minum, enuresi,
lelah, sakit kepala
DO :
- Hasil glukosa
↓
Penglihatan kabur
↓
Resiko cedera
meningkat ,
hematokrit
Intoleransi aktivitas Adanya penyakit
↓
Penurunan penyakit insulin
↓
Penurunan kemampuan memperoleh
energy
↓
Kehilangan berat badan
↓
Kelemahan
↓
Intoleransi aktivitas
DS :
- Klien mengatakan
merasa cepat lelah
DO :
- Berat badan
menurun, lemah
Adanya penyakit
↓
Defsit insulin
↓
Glukoneogenesis meningkat,
glukosa hati lebih banyak
tercurahkan ke dalam darah
pemecahan asam amino & lemak
↓
Kosentrasi glukosa melebihi
ambang ginjal
↓
Glukosuria
↓
Dieresis osmotic
DS :
- Klien mengatakan
pengeluaran urine
meningkat
DO :
- Rasa haus yang
terus merus
↓
Pengeluaran urine ( poliuria )
↓
Perubahan pola eliminasi
Kerusakan jaringan kulit Adanya penyakit
↓
Defisiensi hormon insulin
↓
Peningkatan kadar glukosa darah (
hiperglikemia
↓
Suplai nutrias kejaringan
menurun
↓
Iskemi
↓
Neukrotik
↓
Kerusakan jaringan kulit
DS :
- Klien mengatakan
adanya perubahan/
kelainan pada
permukaan kulit
DO :
- Adanya kerusakan
jaringan kulit
2. Diagnosa keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan cairan aktif,
banyak cairan
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan glukosuria
3. Kerusakan jaringan kulit brhubungan dengan iskemik
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
3. Perencanan
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
1. Beri makanan
yang terpilih
1. Dapat membantu untuk
pengambilan berat
jam akan didapatkan hasil :
 Nutrisi terpenuhi
 Tidak terjadi
penurunan 20%
 Berat badan
meningkat
tinggi serat,
rendah
karbohidrat.
2. Monitor
jumlah nutrisi.
3. Ajarkan pasien
dan keluarga
bagaimana
membuat
jadwal makan
sesuai dengan
diet DM.
4. Kolaborasi
dengan ahli
untuk
memberikan
diet
5. Lakukan
penimbangan
berat badan
tiap hari.
6. Rotasi area
injeksi untuk
absorbsi kadar.
glukosa
badan tanpa
karbohidrat.
2. Sebagai cara
mengontrol nutrisi atau
kebutuhan nutrisi klien
3. Agar klien mampu
keluarga bias lebih
mandiri dan tidak
tergantung pada
perawat.
4. Upaya untuk pemulihan
kebutuhan nutrisi yang
tepat pada klien.
5. Mengontrol asupan
nutrisi klien.
6. Memastikan absorbsi
kadar glukosa.
2 Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 2
minggu perubahan pola
eliminasi kembali normal
1. Pantau tingkat
kelebihan
eliminasi.
2. Batasi asupan
cairan bila di
1. Untuk mendapatkan
data dasar untuk
intervensi selanjutnya
2. Meminimalkan kerja
ginjal.
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 4 hari
perubahan pola eliminasi
berangsur-angsur membaik
indikasi.
3. Kolaborasi
dalam
pemberian
obat.
3. Mempercepat proses
penyembuhan.
3 Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 5 hari
gangguan integritas kulit
klien berangsur-angsur
membaik
1. Kaji integritas
kulit.
2. Anjurkan klien
untuk tidak
menggaruk
bagian yang
lecet
3. Berikan advise
pada klien
untuk
menghindari
pemakian crem
kulit , minyak ,
bedak tanpa
rekomendasi
dokter
4. Kolaborasi
dengan tim
medis untuk
perbaikan
iskemik.
1. Mengetahui tingkat
keparahan gangguan
integritas kulit.
2. Mencegah keparahan
lebih lanjut.
3. Mencegah keparahan
lebih lanjut.
4. Pengobatan terhadap
iskemik.
4 Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 5 hari
intoleransi aktivitas
membaik.
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 1 hari,
klien menunjukan adanya
kemajuan terhadap toleransi
aktivitas
1. Kaji tingkat
aktivitas klien.
2. Pantau
kemampuan
klien dalam
melaksanakan
aktivitas
3. Bantu klien
dalam
melakukan
aktivitas untuk
memenuhi
kebutuhan
klien
4. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
obat.
1. Untuk menentukan
intervensi selanjutnya
2. Menentukan intervensi
selanjutnya.
3. Membantu klien dalam
pemenuhan kebutuhan.
4. Mempercepat proses
penyembuhan.
4. Implementasi dan Evaluasi
No DX Intervensi Evaluasi
1 Nutrisa kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
kekurangan cairan aktif,
banyak cairan
- Memberi
makanan yang
terpilih tinggi
serat, rendah
karbohidrat.
- Mengobservasi
jumlah nutrisi.
- Mengajarkan
S :
- Klien mengatakan
belum dapat
menghabiskan porsi
makanan yang
disediakan
O :
- Porsi makan tidak
pasien dan
keluarga
bagaimana
membuat
jadwal makan
sesuai dengan
diet DM.
- Berkolaborasi
dengan ahli
untuk
memberikan
diet
- Melakukan
penimbangan
berat badan
tiap hari.
- Mengobservasi
area injeksi
untuk absorbsi
kadar. glukosa
dihabiskan
A :
- Masalah belum teratasi
P :
- Lanjutkan intervensi
2,3,5, dan 6
2 Perubahan pola eliminasi
berhubungan dengan
glukosuria
- Memantau
tingkat
kelebihan
eliminasi.
- Membatasi
asupan cairan
bila di indikasi.
- Berkolaborasi
dalam
pemberian
obat.
S :
- Klien mengatakan
dalam sehari lebih dari
1 x BAK
O :
- Tampak klien masih
lemah akibat
pengeluaran BAK yang
berlebihan
A :
- Masalah belum teratasi
P :
- Lanjutkan intervensi
1,2, dan 3
3 Kerusakan jaringan kulit
brhubungan dengan iskemik
- Mengkaji
integritas kulit.
- Menganjurkan
klien untuk
tidak
menggaruk
bagian yang
lecet
- Memberikan
advise pada
klien untuk
menghindari
pemakian crem
kulit , minyak ,
bedak tanpa
rekomendasi
dokter
- Berkolaborasi
dengan tim
medis untuk
perbaikan
iskemik.
S :
- Klien mengatakan
kulitnya mulai
membaik
O :
- Tampak kuliat klien
mulai membaik
A :
- Masalah teratasi
sebagian
P :
- Lanjutkan intervensi1,
2, dan 3
4 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan dan kelelahan
- Mengkaji
tingkat
aktivitas klien.
- Memantau
kemampuan
klien dalam
melaksanakan
aktivitas
- Membantu
klien dalam
melakukan
aktivitas untuk
memenuhi
kebutuhan
klien
- Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
obat.
S :
- Klien masih mengeluh
lemah
O :
- Tampak klien belum
dapat melakukan
aktivitas fisik secara
mandisi
A :
- Masalah belum teratasi
P :
- Lanjutkan intervensi 1,
2, 3, dan 4
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah gangguan endokrin yang paling banyak dijumpai. Gejala- gajala
akut diabetes mellitus disebabkan oleh efek insulin yang tidak adekuat. Salah satu gambaran
diabetes mellitus yang paling menonjol adalah peningkatan kadar glukosa didalam atau
hiperglikemia.
Terdapat dua jenis diabetes mellitus yang paling sering terjadi. Diabetes mellitus tipe I (
tergantung insulin )yang mencakup sekitar 10-20% dari semua kasus diabetes , ditandai dengan
tidak adanya sekresi insulin. Pada diabetes mellitus tipe II ( tidak tergantung insulin) sekresi
insulin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel- sel sasaran insulin mungkin normal
atau bahkan meningkat , tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin normal atau bahkan meningkat ,
tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan
normal
B. Saran
Makalah asuhan keperawatan ini semoga menjadi bahan acuan yang memperkaya
perbendaharaan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan khususnya pada klien
dengan gangguan system endokrin sehingga dapat mendukung pengembangan profesi
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Http://cermin kedokteran.com/2000/International_diabetes_federation/2000
http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008
http://srisuparti.blogspot.com/2008
www.kuliahgizi.blog/diabetesmelitus_2009html
Basford & Slevin, 2006. Teori dan Praktek Keperawataan. EGC : Jakarta
Carpenito, L. J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Edisi 6. EGC : Jakarta
Tugas Kelompok
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
OLEH :
 NOVI ANGGRIANI
 WD. SITTI MUYANA
 RITI ASKINO RAMADHAN
 SUTRYANI
 SUHARDIN SYAMSAH
 LD. ARMAN
AKPER PEMKAB MUNA
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat
rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN”
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari teman-teman sekalian.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon
maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Raha, APRIL 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Ruang Lingkup
BAB II KONSEP DASAR MEDIK
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patafisiologi
D. Manifestasi Klinik
E. Komplikasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
BAB III PRE DAN POST OPERASI
A. Pre Operasi
B. Post Operasi
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi dan Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaSri Nala
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepChristine Aie
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Amee Hidayat
 
Seminar ansietas
Seminar ansietasSeminar ansietas
Seminar ansietassawir ana
 
200361492 ppt-gangguan-pola-tidur
200361492 ppt-gangguan-pola-tidur200361492 ppt-gangguan-pola-tidur
200361492 ppt-gangguan-pola-tidurAbu Zubair
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansiaAbi Muhlies
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidKANDA IZUL
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.yDINARIZ
 

Was ist angesagt? (20)

kegawatdaruratan psikiatri
kegawatdaruratan psikiatrikegawatdaruratan psikiatri
kegawatdaruratan psikiatri
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
pemeriksaan GCS.ppt
pemeriksaan GCS.pptpemeriksaan GCS.ppt
pemeriksaan GCS.ppt
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Seminar ansietas
Seminar ansietasSeminar ansietas
Seminar ansietas
 
200361492 ppt-gangguan-pola-tidur
200361492 ppt-gangguan-pola-tidur200361492 ppt-gangguan-pola-tidur
200361492 ppt-gangguan-pola-tidur
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 

Andere mochten auch

Asuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrinAsuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrinSujana Pkm
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMeisin Rahman
 
Kode etik dan hukum kesehatan
Kode etik dan hukum kesehatanKode etik dan hukum kesehatan
Kode etik dan hukum kesehatanKANDA IZUL
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikumilove
 
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2Damsen Husen
 
Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)
Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)
Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)Åúlíà Üdâ
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Viliansyah Viliansyah
 
Makalah Gangguan Sistem Pencernaan
Makalah Gangguan Sistem PencernaanMakalah Gangguan Sistem Pencernaan
Makalah Gangguan Sistem Pencernaanyohanes meor
 
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimTauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimAhmad Zaelani
 

Andere mochten auch (20)

Asuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrinAsuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrin
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
Askep hiperpituitary
Askep hiperpituitaryAskep hiperpituitary
Askep hiperpituitary
 
Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatan
 
Konsep etik
Konsep etikKonsep etik
Konsep etik
 
Proses keperawatan pada lansia
Proses keperawatan pada lansiaProses keperawatan pada lansia
Proses keperawatan pada lansia
 
Kode etik dan hukum kesehatan
Kode etik dan hukum kesehatanKode etik dan hukum kesehatan
Kode etik dan hukum kesehatan
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedik
 
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 
Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)
Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)
Ppt uu 36 thn 2009 (Etika dan hukum kesehatan)
 
Hukum kesehatan
Hukum kesehatanHukum kesehatan
Hukum kesehatan
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg KesehatanUU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Makalah Gangguan Sistem Pencernaan
Makalah Gangguan Sistem PencernaanMakalah Gangguan Sistem Pencernaan
Makalah Gangguan Sistem Pencernaan
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimTauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
 

Ähnlich wie DM Bab 1

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSAulia Kauri
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologiAnna Lisstya
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 

Ähnlich wie DM Bab 1 (20)

Dm AKPER PEMKAB MUNA
Dm AKPER PEMKAB MUNA Dm AKPER PEMKAB MUNA
Dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNASanti askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Askep diabetes  AKPER PEMKAB MUNA Askep diabetes  AKPER PEMKAB MUNA
Askep diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA
 
Askep diabetes
Askep diabetesAskep diabetes
Askep diabetes
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Lp dm
Lp dmLp dm
Lp dm
 
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
 
Santi dm
Santi dmSanti dm
Santi dm
 
Santi dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi dm AKPER PEMKAB MUNASanti dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Proposal promkes
Proposal promkesProposal promkes
Proposal promkes
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kürzlich hochgeladen

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 

Kürzlich hochgeladen (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 

DM Bab 1

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Militus adalah suatu kelompok penyakit metabolic yang di tandai dengan adanya hiperglikemi akibat kelainan sekresi insuli, kerja insulin mauun keduanya. Hiperglikemi kronis pada dabetes melitus akan disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi beberapa alat tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Diabetes mellitus disertai oleh gangguan metabolisme hidrat arang, proteun, dan lemak. Walaupun diabetes mellitus ditemukan gangguan metabolism semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolism yang paling utama adalah kelainan metabolism hidraat arang. Oleh karena itu diagnosis diabetes mellitus selalu berdasarjkan meningginya kadaara glukosa daalam plasma darah (http://cerminkedoteran.com/2000) Daibetes mellitus merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati darimakanan yang dikonsumsi. Insulin adalah suatu hormone yang diproduksi pancreas,mengendalikan kadar glukosa daalam darah dengan mengatur produksi dan prnyimpananya. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12jutaoraang. Tujuh juta darin12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis. B. Tujuan Penulisan  Tujuan Umum : Mampu menerapkan dan keterampilan dalam asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin secara langsung pada situasi nyata yang didasarkan pada ilmu an kiat keperawatan.  Tujuan Khusus : a. Mampu melaksanakan pengkajian padaklien dengan gangguan system endokrin b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan berdaasakan prioritas masalaah paa klien dengan gangguan system endokrin
  • 2. c. Mampu embuat rencana keperawatan pada klien dengaan gangguan system endokrin d. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawataan pada klien dengan gangguan system endokrin e. Mampu membuat evaluasi f. Mengetahui tindaakan pre dan post operasipada klien dengan gangguan system endokrin C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan. D. Ruang Lingkup Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan mengenai konsep penyakit dan konsep askep klien dengan DM.
  • 3. BAB II KONSEP DASAR MEDIK 1. Pengertian Diabetes mellitus adalah gangguan endokrin yang paling banyak dijumpai. Gejala- gajala akut diabetes mellitus disebabkan oleh efek insulin yang tidak adekuat. Salah satu gambaran diabetes mellitus yang paling menonjol adalah peningkatan kadar glukosa didalam atau hiperglikemia. Terdapat dua jenis diabetes mellitus yang paling sering terjadi. Diabetes mellitus tipe I ( tergantung insulin )yang mencakup sekitar 10-20% dari semua kasus diabetes , ditandai dengan tidak adanya sekresi insulin. Pada diabetes mellitus tipe II ( tidak tergantung insulin) sekresi insulin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel- sel sasaran insulin mungkin normal atau bahkan meningkat , tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin normal atau bahkan meningkat , tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan normal 2. Etiologi DM tipe 1 Seperti yang dijelaskan diatas , pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan seseorang dapat mengidap DM tipe I ini. Factor penyakit auto imun dan factor yang belum diketahui secara jelas penyebabnya. DM tipe I tidak diturunkan namun factor genetic menjadi salah satu factor yang dipertimbangkan dapat menyebabkan penyakit ini .dari kurang lebih 40 sindrom penyakit akibat genetic , DM memang salah satunya (HARIS,2000). DM tipe II Tidak adanya yang mengetahui secara pasti penyebab DM tipe II.secara normal , ketika kadar Glukosa meningkat, pangkreas menghasilkan insulin untuk menurun kadar glukosa dalam darah . pada DM tipe II, seseorang kemungkinan mengalami resistensi terhadap insulin .pada resistensi insulin unakan pancreas memproduksi insulin tetapi tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara tepat. Pancreas terhadap mengontrol kadar glukosa dalam darah . setelah beberapa tahun pancreas seseorang
  • 4. dapat berhenti bekerja dan berhenti memproduksi insulin . ketika ini terjadi gula akan meningkat dalam darah. 3. Patofisiologi Disfungsi dari sel – sel betapulau langerhans yang dapat disebabkan oleh adanya tumor , pankreatis penggunaan kortikosteroit yang akan mengganggu sekresi insulin. Tiga efek utama gangguan kekurangan insulin pengurangan penggunaan glukosa oleh sel – sel tubuh dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah . peningkatan nyata mobilitas lemak dari daerah – daerah penyimpanan lemak menyebabkan kelainan metabolism lemak maupun pengendapan lipid pada dinding faskuler. Kekurangan protein dalam jaringan tubuh, dapat juga devisit insulin terjadi perubahan metabolisme glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah. Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati di curahkan kedalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan kedalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak sehi ngga menyebabkan konsentrasi glukosa melibihi ambang ginjal , maka timbul glukosuria.glukosuria ini akan mrnyebabkan dieresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poli urine ), timbul rasa haus (poli dipsi) dan berat badan berkurang dan nafsu makan meningkat (poli fagi).mungkin timbul sehingga akibat kehilangan kalori .pada anak DM terjadi rata – rata penurunan produksi insulin akan berakibat penurunan kemampuan memperoleh energy yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan oleh anak . 4. Manifestasi Klinik Timbul DM, ada rasa haus, penurunan BB, kencing banyak, lesu, ngompol waktu malam seperti yang di jelaskan diatas, ada 3 P yang dikenal dalam gejala DM yaitu: poli uria, poli dipsi , poli fagi. 5. Komplikasi Setelah jangka panjang dan tanpa perawatan yang memadai , DM dapat memicu berbagai kompliksasi berupa:  Gangguan pada mata potensi berakibat pada kebutaan
  • 5.  Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada ginjal  Gangguan kardiovaskuler, disertai lesi membrane basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop electron  Gejala lain antara lain amputasi , dehidrasi , ketoasidosis , ketonuria 6. Pemeriksaan Diagnostik DM dapat di diagnosa dengan tes gula darah , tes dilakukan sebanyak 2 kali untuk memastikan seorang anak menderita DM .gula darah sewaktu gula lebih ataau orikan mengalami DM jika kadar gula glukosa lebih atau sama dengan 200 mg/dl. Gula darah puasa setelah anak puasa selama 8 jam dan diperiksa kadar gula darahnya menunjukan lebih atau sama dengan 126mg/dl. OGTT= oral glucose tolerance tes. Setelah puasa dilakukan pengambilan darah anak kemudian anak diberikan cairan glukosa, 2 jam kemudian darah anak diambil kembali dan jika hasil pemeriksaan kadar gula darah anak. menunjukan 200mg/dl atau lebih menunjukan anak mengalami DM.
  • 6. BAB III PRE DAN POST OPERASI PRE OPERATIF Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien). 1. PERSIAPAN PSIKOLOGI Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena : - Takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya. Keadaan sosial ekonomi dari keluarga. Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan kepada pasien pra bedah. PENJELASAN TENTANG PERISTIWA Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum operasi:  Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).  Hal-hal yang rutin sebelum operasi.  Alat-alat khusus yang diperluka  Pengiriman ke ruang bedah.  Ruang pemulihan.  Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi : Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin. Perlu kebebasan saluran nafas. Antisipasi pengobatan. Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain : a. Latihan nafas dalam Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik
  • 7. nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :  Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Letakkan tangan diatas perut sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisiHirup udara mulut tertutup rapat. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melaluisecara perlahan-lahan, berulang kali (?15 kali)mulut. Lakukan hal ini Lakukan latihan dua kaliseharipraopeartif. b. Latiihan batuk efektif Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :  Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagaijalinkan bebat ketika batuk. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas Segera lakukan batuk spontan, pastikan ronggadalam (3-5 kali) hanya batuk dengan mengadalkan kekuatanpernafasan terbuka dan tidak tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa tidak berbahaya terhadap incisi.menimbulkan ketidaknyamanan, namun selama batuk daerah operasi terasa
  • 8. JikaUlangi lagi sesuai kebutuhan. nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati- hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk. c. Latihan gerak sendi Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setalah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM). 2. PERSIAPAN FISIOLOGI - Diet 8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan. - Persiapan Kulit Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktumalam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoranharus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang dicukursekurang-kurangnya 10-20 cm2. Hasil Pemeriksaan Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.
  • 9. Persetujuan Operasi / Informed Consent Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluargadekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat. - Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima denganperawat OK) Mencegah Cidera Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu dilakukan hal tersebutdi bawah ini :  Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).  Cek gelang identitas / identifikasi pasien.  Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala / peci.  Lepas perhiasan  Bersihkan cat kuku.  Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.  Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.  Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada gangguan pendengaran.  Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang beresiko terhadap tromboplebitis.  Kandung kencing harus sudah kosong.  Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek meliputi ;  Catatan tentang persiapan kulit.  Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, TN).  Pemberian premedikasi.  Pengobatan rutin.  Data antropometri (BB, TB)  Informed Consent  Pemeriksan laboratorium. - Pemberian Obat premedikasi Obat-obat pra anaesthesi diberikan untuk mengurangi kecemasan, memperlancar induksidan untuk pengelolaan anaesthesi. Sedative biasanya diberikan pada malam menjelangoperasi agar pasien tidur banyak dan mencegah terjadinya cemas.
  • 10. POST OPERATIF Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah : - Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery room) Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit) memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan. Letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan setiap kali pasien pasca operatif dipidahkan. Banyak luka ditutup dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih lanjut. Selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase. Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu posisi ke posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari posisi lateral ke posisi terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah dianastesi ke brankard dapat menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. Untuk itu pasien harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat tidur, gaun pasin yang basah (karena darah atau cairanlainnnya) harus segera diganti dengan gaun yang kering untuk menghindari kontaminasi. Selama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury. Selain hal tersebut diatas untuk mempertahankan keamanan dan kenyamanan pasien. Selang dan peralatan drainase harus ditangani dengan cermat agar dapat berfungsi dengan optimal. pasien di transportasikan dari kamar operasi ke ruang pemulihan Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawatanastesi dengan koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung jawab. - Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery room) Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar (recovery room : RR) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan).
  • 11. PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk mempermudah akses bagi pasien untuk (1) perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi) (2) ahli anastesi dan ahli bedah (3) alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya. Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. Jenis peralatan yang ada diantaranya adalah alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. Selain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika dan alat-alat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti : apparatus tekanan darah, peralatan parenteral, plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan, defibrilator, kateter vena, torniquet. Bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase. Selain alat-alat tersebut diatas, pasien post operasi juga harus ditempatkan pada tempat tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi pasien, seperti : pemindahan darurat. Dan dilengkapi dengan kelengkapan yang digunakan untuk mempermudah perawatan. Seperti tiang infus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak penyimpanan catatan medis dan perawatan. Pasien tetap berada dalam PACU sampai pulih sepenuhnya dari pegaruh anastesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernafasan adekuat, saturasi oksigen minimal 95% dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari PACU adalah :  Fungsi pulmonal yang tidak terganggu  Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat  Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah  Orientasi pasien terhadap tempat, waktu dan orang  Haluaran urine tidak kurang dari 30 ml/jam  Mual dan muntah dalam control  Nyeri minimal
  • 12. BAB IV TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian a. Pengumpula Data 1) Biodata a) Identitas Klien Nama : Tn. M Umur : 57 tahun Jenis Kelamin : Laki – laki Pendidikan : SMA Pekerjaan : PNS Agama : Islam Suku/Bangsa : Muna/Indonesia Status Perkawinan : Kawin Tanggal Masuk RS : 15 - 08 - 2013 Tanggal Pengkajian : 16 – 08 - 2013 No. Medrec : 091822 Dx. Medis : Diabetes Melitus Alamat : Desa Pola Kab. Muna b) Identitas Penganggung Jawab Nama : Ny. N Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status : Kawin Suku/Bangsa : Muna/Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Agama : Islam Hubungan Dengan Klien : Istri Alamat : Desa Pola Kab. Muna
  • 13. 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang 1. Keluhan Utama : Lemah 2. Riwayat keluhan utama Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemah, keadaan ini disebabkan adanya peningkataan kadar glukosa dalam darah yang menyebabkan klien tidak dapat beraktifitas. Kelemahan dirasakan pada seluruh tubuh terutama pada seluruh anggota gerak. Keluhan dirasakan bertambah berat apabila klien beraktifitas dan berkurang pada saat istrahat. b) Riwayat kesehatan dahulu Klien mengatakan belum pernah masuk RS dengan penyakit yang sama, selama sakit klien berobat dipuskesmas. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadapmakanan dan obat-obatan, klien sebelumnya suka mengonsumsi makanan yang manis dan setelah menderita penyakit diabetes mellitus, klien mengurangi makanan yang manis sperti gula dan nasi. 3) Pemeriksaan Fisik - Keadaan Umum : Klien tampak lemah - Kesadaran : Komposmentis - Berat badan seelum sakit 65 Kg dan setelah sakit 52 kg - Tanda-tanda vital Tekanan Darah : 110/90 mmHg Nadi : 78x/menit Suhu : 36,40 C Pernapasan : 20x/menit - Sistem Endokrin Tidak tampak adanya hiperpigmentasi kulit, tampak adanya keringat yang berlebihan, klien mengatakan merasa gerah dan gatal, tidak teraba
  • 14. adanyaa massa, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan patiroid padasaat palpasi. - Sistem Pernapasan Bentuk hidung simetris, tidak terdapat secret pada jalan nafas, tidak ada nafas cuping hidung, tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu pernapasan. Bentuk dada simetris, tidak adanya nyeri tekan pada dada, ekspansi paru simetris, pada perkusi terdengar resonan, frekuensi napas 20 kali permenit. - Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva tampak anemis, tidak aada peningkatan vena jagularis, suara perkusi jantung dulnes SI dan SII terdengar murni regular, palpasi denyut nadi denga frekuensi 78x/menit,irama nadi teratur, tekanan darah 110/90 mmHg. - Sistem Pencernaan Bibir Nampak lembab, fungsi menelan baik, tidak ada stomatitis,gigi kekuningan dan terdapat caries pada gigi, ada keluhan nyeri pada saat mengunyah, tidak ada pembesaran tonsil, lidah berwarna merah muda dan tampak bersih. Abdomen datar, bising usus 12 kali/menit, tidak ada nyeri tekan pada abdomen. - Sistem Penginderaan Bentuk dan ukuran mata klien simetris, lapang pandang klien normal, jarak pandang klien baik dan klien dapat membaca papan nama perawat dengan jarak 30cm. - Sistem Perkemihan Tidak ada pembesaran pada kedua ginjal, tidak ada distensipada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan ppada palpasi ginjal, terpasang kateter tetap, urine warna kuning jernih. - Sistem Muskuloskeletal a) Ekstremitas atas
  • 15. Bentuk dan ukuran pada ekstremitas atas simetris, pada tangan kiri tepasang infuse RL 28 tetes/menit, kuku klien nampak panjang dan kotor, tidak ada nyeri pada sendi, kekuatan otot 5|5. b) Ekstremitas bawah Bentuk dan ukuran pada ekstremitas bawahsimetris antrara kiri dan kanan, klien mengeluh terasa keram dan lemah pada kaki kanan dan kiri, kekuatan otot 5|5. - Sistem Integumen Warna rambut hitam, warna kulit sawomatang , kulit teraba hangat, klien mengatakan merasa gerah dan gatal. - Sistem Persarafan a Nervus I (Olfactorius) : Klien dapat membedakan bau seperti: bau kopi dan bau minyak kayu putih. b Nervus II (Opticus) : Fungsi ketajaman penglihatan klien baik, klien masih bias membaca papan nama perawat pada jarak 30cm. c Nervus III (Okulomotorius), Nervus IV (Trochlearis) dan Nervus VI (Abdusen) : Klien mampu menggerakkan bola mata ke segala arah yaitu kea rah bawah, atas, dan samping. Klien dapat membuka dan menutup mata, lapang pandang tidak mengalami penyempitan. d Nervus V ( Trigeminus) : fungsi mengunyah klien baik, klien dapat menggerakkan rahangnya ke arah belakang, depan, samping kanan, dan kiri. e Nervus VII (Fasialis) : Klien dapat tersenyumdengan kedua bibir tersenyum, klien dapat membedakan asamanis dan asin. f Nervus VIII (Auditorius) : Klien dapat meangkap suara-suara bisikan dibuktikan dengan klien dapat mendengar suara gesekan kertas. g Nervus XI (Aksesorius) : Klien dapatmenolehke kanan dan ke kiri dengan tangan pemeriksa, klien juga tidak dapatmengangkat bahu ketika tanganpemeriksa menahan bahu klien.
  • 16. h Nervus XII (Hipoglosus) : Pada saatklien disuruh membuka mulut dan menjulurkan lidah ke segala arah, klien dapat melakukannya. 4) Pola aktivitas sehari – hari Kebutuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit Pola nutrisi - Makan Frekuensi Jenis Porsi makan Keluhan - Minum Frekuensi Jenis minuman Keluhan 3 x / hari Nasi + sayur + lauk – pauk 1 Porsi habis Tidak ada 5-6 gelas Air putih Tidak ada 3 x / hari Diet DM lunak (1800 kkal) 1porsi tidak habis (1/2 porsi) Nafsu makan berkurang 6-7 gelas Air putih Tidak ada Pola Eliminasi - BAB Frekuensi Warna Konsistensi Bau Keluhan - BAK Frekuensi 1 x/ hari Kuning Lembek Khas Tidak ada 4-6x/hari 1 x /hari Kuning Lembek Khas Tidak ada 5-7 x / pada malam hari Kuning
  • 17. Warna Bau Keluhan Kuning Amoniak Tidak ada Amoniak Terpasang kateter tetap Pola istrahat tidur - Malam Kualitas Kuantitas Keluhan - Siang Kualitas Kuantitas Keluhan Tidur nyenyak 7-8 jam Tidak ada Nyenyak 3-4 jam Tidak ada Tidur nyenyak 7-8 jam Tidak ada Jarang Kurang lebih 2 jam Tidak ada Pola Hygiene - Mandi Frekuensi Pakai sabun / tidak Dibantu /sendiri - Gosok gigi Frekuensi Pakai pasta gigi /tidak Dibantu atau sendiri - Keramas Frekuensi Pakai sampo / tidak Dibantu / tidak 2 – 3 x / hari Pakai sabun Sendiri Setiap kali mandi Pakai pasta gigi Sendiri 3 – 4 x / minggu Pakai sampo Sendiri Selama di RS klien belum pernah mandi, hanya dibersihkan menggunakan waslap. Selama sakit klien mengatakan belum pernah menggosok gigi Belum pernah keramas Klasifikasi Data  Data Subyektif
  • 18.  Klien menanyakan banyak makan dan minum, enuresis  Klien mengatakan penglihatan kabur, sakit kepala  Klien mengatakan adanya kelainan pada permukaan kulit  Data Obyektif  Hasil glukosa meningkat, hematokrit  Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi makanan  Ketidakcukupan insulin  Berat badan menurun, lemah, hiperglikemia  Adanya kerusakan kulit Analisa data Problem Etiologi Symptom Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Proses penyakit ↓ Ketidakadekuatan kerja Insulin dalam tubuh ↓ Metabolism zat makanan tidak sempurna ↓ Absorbsi glukosa tidak efektif ↓ Nutrias kurang dari kebutuhan tubuh DS DO : - BB menurun , ketidak mampuan untuk mengabsosbsi makanan - Ketidak cukupan insulin dalam darah Resiko cedera berhubungan dengan hiperglikemia Proses penyakit ↓ Metabolisme zat makanan tidak sempurna ↓ Hiperglikemia DS : - Banyak makan & minum, enuresi, lelah, sakit kepala DO : - Hasil glukosa
  • 19. ↓ Penglihatan kabur ↓ Resiko cedera meningkat , hematokrit Intoleransi aktivitas Adanya penyakit ↓ Penurunan penyakit insulin ↓ Penurunan kemampuan memperoleh energy ↓ Kehilangan berat badan ↓ Kelemahan ↓ Intoleransi aktivitas DS : - Klien mengatakan merasa cepat lelah DO : - Berat badan menurun, lemah Adanya penyakit ↓ Defsit insulin ↓ Glukoneogenesis meningkat, glukosa hati lebih banyak tercurahkan ke dalam darah pemecahan asam amino & lemak ↓ Kosentrasi glukosa melebihi ambang ginjal ↓ Glukosuria ↓ Dieresis osmotic DS : - Klien mengatakan pengeluaran urine meningkat DO : - Rasa haus yang terus merus
  • 20. ↓ Pengeluaran urine ( poliuria ) ↓ Perubahan pola eliminasi Kerusakan jaringan kulit Adanya penyakit ↓ Defisiensi hormon insulin ↓ Peningkatan kadar glukosa darah ( hiperglikemia ↓ Suplai nutrias kejaringan menurun ↓ Iskemi ↓ Neukrotik ↓ Kerusakan jaringan kulit DS : - Klien mengatakan adanya perubahan/ kelainan pada permukaan kulit DO : - Adanya kerusakan jaringan kulit 2. Diagnosa keperawatan 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan cairan aktif, banyak cairan 2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan glukosuria 3. Kerusakan jaringan kulit brhubungan dengan iskemik 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan 3. Perencanan No Tujuan Intervensi Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 1. Beri makanan yang terpilih 1. Dapat membantu untuk pengambilan berat
  • 21. jam akan didapatkan hasil :  Nutrisi terpenuhi  Tidak terjadi penurunan 20%  Berat badan meningkat tinggi serat, rendah karbohidrat. 2. Monitor jumlah nutrisi. 3. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana membuat jadwal makan sesuai dengan diet DM. 4. Kolaborasi dengan ahli untuk memberikan diet 5. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari. 6. Rotasi area injeksi untuk absorbsi kadar. glukosa badan tanpa karbohidrat. 2. Sebagai cara mengontrol nutrisi atau kebutuhan nutrisi klien 3. Agar klien mampu keluarga bias lebih mandiri dan tidak tergantung pada perawat. 4. Upaya untuk pemulihan kebutuhan nutrisi yang tepat pada klien. 5. Mengontrol asupan nutrisi klien. 6. Memastikan absorbsi kadar glukosa. 2 Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 minggu perubahan pola eliminasi kembali normal 1. Pantau tingkat kelebihan eliminasi. 2. Batasi asupan cairan bila di 1. Untuk mendapatkan data dasar untuk intervensi selanjutnya 2. Meminimalkan kerja ginjal.
  • 22. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari perubahan pola eliminasi berangsur-angsur membaik indikasi. 3. Kolaborasi dalam pemberian obat. 3. Mempercepat proses penyembuhan. 3 Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari gangguan integritas kulit klien berangsur-angsur membaik 1. Kaji integritas kulit. 2. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang lecet 3. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakian crem kulit , minyak , bedak tanpa rekomendasi dokter 4. Kolaborasi dengan tim medis untuk perbaikan iskemik. 1. Mengetahui tingkat keparahan gangguan integritas kulit. 2. Mencegah keparahan lebih lanjut. 3. Mencegah keparahan lebih lanjut. 4. Pengobatan terhadap iskemik.
  • 23. 4 Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari intoleransi aktivitas membaik. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari, klien menunjukan adanya kemajuan terhadap toleransi aktivitas 1. Kaji tingkat aktivitas klien. 2. Pantau kemampuan klien dalam melaksanakan aktivitas 3. Bantu klien dalam melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan klien 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat. 1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya 2. Menentukan intervensi selanjutnya. 3. Membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan. 4. Mempercepat proses penyembuhan. 4. Implementasi dan Evaluasi No DX Intervensi Evaluasi 1 Nutrisa kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan cairan aktif, banyak cairan - Memberi makanan yang terpilih tinggi serat, rendah karbohidrat. - Mengobservasi jumlah nutrisi. - Mengajarkan S : - Klien mengatakan belum dapat menghabiskan porsi makanan yang disediakan O : - Porsi makan tidak
  • 24. pasien dan keluarga bagaimana membuat jadwal makan sesuai dengan diet DM. - Berkolaborasi dengan ahli untuk memberikan diet - Melakukan penimbangan berat badan tiap hari. - Mengobservasi area injeksi untuk absorbsi kadar. glukosa dihabiskan A : - Masalah belum teratasi P : - Lanjutkan intervensi 2,3,5, dan 6 2 Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan glukosuria - Memantau tingkat kelebihan eliminasi. - Membatasi asupan cairan bila di indikasi. - Berkolaborasi dalam pemberian obat. S : - Klien mengatakan dalam sehari lebih dari 1 x BAK O : - Tampak klien masih lemah akibat pengeluaran BAK yang berlebihan A : - Masalah belum teratasi
  • 25. P : - Lanjutkan intervensi 1,2, dan 3 3 Kerusakan jaringan kulit brhubungan dengan iskemik - Mengkaji integritas kulit. - Menganjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang lecet - Memberikan advise pada klien untuk menghindari pemakian crem kulit , minyak , bedak tanpa rekomendasi dokter - Berkolaborasi dengan tim medis untuk perbaikan iskemik. S : - Klien mengatakan kulitnya mulai membaik O : - Tampak kuliat klien mulai membaik A : - Masalah teratasi sebagian P : - Lanjutkan intervensi1, 2, dan 3
  • 26. 4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan - Mengkaji tingkat aktivitas klien. - Memantau kemampuan klien dalam melaksanakan aktivitas - Membantu klien dalam melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan klien - Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat. S : - Klien masih mengeluh lemah O : - Tampak klien belum dapat melakukan aktivitas fisik secara mandisi A : - Masalah belum teratasi P : - Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, dan 4
  • 27. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Diabetes mellitus adalah gangguan endokrin yang paling banyak dijumpai. Gejala- gajala akut diabetes mellitus disebabkan oleh efek insulin yang tidak adekuat. Salah satu gambaran diabetes mellitus yang paling menonjol adalah peningkatan kadar glukosa didalam atau hiperglikemia. Terdapat dua jenis diabetes mellitus yang paling sering terjadi. Diabetes mellitus tipe I ( tergantung insulin )yang mencakup sekitar 10-20% dari semua kasus diabetes , ditandai dengan tidak adanya sekresi insulin. Pada diabetes mellitus tipe II ( tidak tergantung insulin) sekresi insulin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel- sel sasaran insulin mungkin normal atau bahkan meningkat , tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin normal atau bahkan meningkat , tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan normal B. Saran Makalah asuhan keperawatan ini semoga menjadi bahan acuan yang memperkaya perbendaharaan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan gangguan system endokrin sehingga dapat mendukung pengembangan profesi keperawatan.
  • 29. Tugas Kelompok ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN OLEH :  NOVI ANGGRIANI  WD. SITTI MUYANA  RITI ASKINO RAMADHAN  SUTRYANI  SUHARDIN SYAMSAH  LD. ARMAN AKPER PEMKAB MUNA 2013 / 2014
  • 30. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN” Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari teman-teman sekalian. Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih. Raha, APRIL 2014 Penulis
  • 32. Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Metode Penulisan D. Ruang Lingkup BAB II KONSEP DASAR MEDIK A. Pengertian B. Etiologi C. Patafisiologi D. Manifestasi Klinik E. Komplikasi F. Pemeriksaan Diagnostik BAB III PRE DAN POST OPERASI A. Pre Operasi B. Post Operasi BAB IV TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Diagnosa Keperawatan C. Intervensi D. Implementasi dan Evaluasi DAFTAR PUSTAKA