SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN IKTERUS
Diposkan oleh Abdul Rohman | | Senin, 06 Februari 2012
di 19.13 | Label: Artikel, Ikterus, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan
Ikterus
Definisi
Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru
lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang
sering terjadai pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% ada bayi cukup bulan dan 80% pada
bayi berat lahir rendah.
Pembagian
1. Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikteru normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai
dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus. Ikterus fisiologis ini memiliki
tanda-tanda berikut:
a. Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.
b. Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada neonats cukup bulan dan 12,5 mg%
pada neonatus kurang bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari.
d. Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
e. Ikterus mengilang pada 10 hari pertama
f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan kedaan patologis
2. Patologis
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin
mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis memiliki tanda dan
gejala sebagai berikut:
a. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertam a
b. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pad
aneonatus cukup bulan.
c. Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.
d. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
e. Kadar bilirubin direct lebihd ari 1 mg%
f. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 + badan bagian atas 9
3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11
4 Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki d bawha
tungkai
12
5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki 16
Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ikterus, yaitu sebagai berikut:
1. Prahepatik (ikterus hemolitik)
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel
darah merah (ikterus hemolitik). Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah infeksi, kelainan sel darah merah, dan toksin dari luar tubuh, serta
dari tubuh itu sendiri.
2. Pascahepatik (obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan
kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk
dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sementara itu, sebagian lagi tertimbun dalam
tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal. Sebagai akibat dari
obstruksi saluran empedu menyebabkan ekresi bilirubin ke dalam saluran pencernaan
berkurang, sehingga fases akan berwarna putih keabu-abuan, liat, dan seperti dempul.
3. Hepatoseluler (ikterus hepatik)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel ahti, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara
otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat
dalam aliran darha. Bilirubin direct mudah dieksresikan oleh ginjal karena sifatnya mudah
larut dalam air, namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubaan warna kulit dan sklera yang menjadi
kuning.
Penatalaksanaan
1. Ikterus fisiologis
a. Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya
b. Lakukan perawtan bayi sehari-hari, seperti:
- Memandikan
- Melakukan perawatan tali pusat
- Membersihkan jalan nafas
- Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit
c. Ajarkan ibu cara:
- Memandikan bayi
- Melakukan perawtan tali pusat
- Menjaga gar bayi tidak hipotermi
- Menjemur bayi di bawah sinar mathaari pagi, kurang lebih 30 menit.
d. Jelaskan pentingnya hal-hal seperti:
- Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin
- Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama 30 menit, 15
menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap
- Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu,
- Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin
- Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu
e. Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya fases berwarna putih keabu-abuan
dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas
f. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari
2. Hiperbilirubinemia sedang
a. Berikan ASI secara adekuat
b. Lakukan pencegahan hipotermi
c. Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari
d. Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
e. Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah
parah serta mengeluarkan fases bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul
3. Hiperbilirubenemia berat
a. Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya
b. Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat
c. Lakukan pencegahan hipotermi
d. Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.
Tabel 6.2
Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia pada Neonatus Cukup Bulan yang Sehat
(American Academy of Pediatrics)
Total Serum Bilirubin mg/dL (mmol/L)
Umur (jam)
Pertimbangkan
terapi sinar
Terapi sinar
Transfusi tukar
(terapi sinar
gagal)
Transfusi tukar
dan terapi sinar
< 24 * * * *
24 < 48 ³ 12 (170) ³ 15 (260) ³ 20 (340) ³ 25 (430)
49 < 72 ³ 15 (260) ³ 18 (310) ³ 25 (430) ³ 30 (510)
< 72 ³ 17 (290) ³ 20 (340) ³ 25 (430) ³ 30 (510)
* Neonatus cukup bulan dengan ikterus pada umur ≤ 24 jam, bukan neonatus sehat dan perlu
evaluasi ketat.
Komplikasi
Kern ikterus (ensefalopati biliaris0 adalah suatu kerusakan otak akibat adanya
bilirubininderect pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (>
20 mg% pada bayi cukup bulan atau > 18 mg% pada ybayi berat lahir rendah) disertai dengan
gejala kerusakan otak berupa mata berputar, letargi, kejang, tau mau menghisap, tonus otot
meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian,
gangguan berbicara dan retardasi mental di kemudian hari.
Penilaian
Kadar bilirubin darah dapat diukur dengan ikterometer dan metode Kramer (klinis)
Terapi sinar
Terapi sinar (light therapy) bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol yang
nontoksik dan dikeluarkan melalui urine dan fases. Indikasinya adalah kadar bilirubin
darah ³ 10 mg% dan setelah atau sebelum dilakukannya transfusi tukar.
1. Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Lampu fluoresnsi 10 buah masing-masing 20 watt dengan gelombang sinar 425-275 nm,
seperti pada sinar cool white, daylight, vita kite blue dan special bule.
b. Jarak sumber cahaya bayi ³ 45 cm, diantaranya diberi kaca pleksi setebal 0,5 inci untuk
menahan sinar ultrafviolet.
c. Lampu diganti setiap 200 – 400 jam.
2. Cara terapi
a. Bayi telanjang, kedua mata ditutup, sedangkan posisinya diubah-ubah setiap 6 jam
b. Suhu tubuh bayi dipertahankan sekitar 36,5 – 370
C
c. Perhatikan keseimbangan elektrolit
d. Pemeriksaan Hb teratur setiap hari
e. Pemeriksaan bilirubin darah setiap hari atau dua hari, setelah terapi sebanyak 3 kali dalam
sehari
f. Mungkin timbul skin rash yang sifatnya sementara dan tak berbahaya (bronze baby)
g. Lama terapi 100 jam atau bila kadar bilirubin darah sudah mencapai ≤ 7,5 mg%.
Transfusi Tukar
1. Indikasi
a. Kadar bilirubin inderect darah ³ 20 mg%
b. Kenaikan kadar bilirubin inderect darah yang cepat, sebesar 0,3-1 mg% per jam
c. Anemia berat disertai tanda payah jantung
d. Bayi dengan Hb tali pusat < 14 mg% dan tes Coombs positif
2. Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Semprit tiga cabang
b. Dua bauah semprit berukuran 5 atau 10 ml yang berisi Ca-glukonat 10% dan larutan
heparin encer (2 ml masing-masing 1000 U dalam 250 ml NaCL 0,9%)
c. Kateter polietilen kecil 15-20 cm atau pipa lambung berukuran F5-F8
d. Bengkok dan botol kosong
e. Alat pembuka vena (vena seksi)
f. Alat resusitasi, seperti oksigen, laringoskop, ventilator, dan airway
3. Teknik
a. Kosongkan lambung bayi (3-4 jam ebelumnya jangan diberi minum, bila memungkinkan 4
jam ebelumnya diberi infus albumnin 1 gram/kgBB atau plasma manusia 210 ml/kgBB)
b. Lakukan teknik aseptik pada daerah tindakan
c. Awasi selalu tanda=-tanda vital dan jaga agar jangan sampai kedinginan
d. Bila tali pusat masih segar, potong ± 3-5 cm dari dinding perut, Bila ali pusat sudah kering,
potong rata dengan dinding perut untuk mencegah bahaya perdarahan tali pusat , lalu buat
jahitan laso di pangkal pusat.
e. Kateter polietilen diisi denganlarutan heparin kemudian salah satu ujungnya dihubungkan
dengan semprit tiga cabang, sedangkan ujung yang lain dimasukkan dalam vena umbilikus
sedalam 4-5 cm.
f. Periksa tekanan pada vena umbilikalis dengan mencabut ujung luar dan mngangkat kateter
naik + 6 cm.
g. Dengan mengubah-ubah keran pada semprit tiga cabang, lakukan penukaran dengan cara
mengeluarkan 20 ml darah dan memasukkan 20 ml darah. Demikian berulang-ulang sampai
jumalh total yang keluar adalah 190 ml/kbBB dan darah yang masuk adalah 170 ml/kgBB.
Selama proses pertukaran, semprit harus sering dibilas dengan heparin.
h. Setelah darah masuk sektiar 150 ml, lanjutkan dengan memasukkan Caglukonat 10%
sebanyak 1,5 ml dan perhatian denyut jantung bayi. Apabila lebihd ari 100 kali per menit
waspadai adanya henti jantung
i. Bila vena umbilikalis tak dapat dipakai, maka gunakan vena safena magna ± 1 cm di
bawah ligamentum inguinal dan medical dari arteri femoralis
4. Pascatindakan
a. Vena umbilikalis dikompres, kateter dapat ditingkalkan lalu ditutup secara steril
b. Berikan antibotik spektrum luas, misalnya kombinasi penisilin 50.000 U/kgBB per hari
dengan Kanamcin 15 mg/kgBB selama 5-7 hari.
c. Pemeriksaan Hb dan bilirubin darah dilakukan setiap 12 jam
d. Berikan terapi sinar.
Dapus:
Vivian Nanny Lia Dewi, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Salemba Medika, Jakarta,
2011
http://datafilecom.blogspot.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINFatin Cassie
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHAulia Amani
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR Utik Pariani
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikFiqha Rosa
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitayetiyuwansyah1
 
Disorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid VolumeDisorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid VolumeMitra Alparisa
 
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2homeworkping3
 
Askep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblrAskep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblrS Hidayatullah
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanRofi'ah Muwafaqoh
 
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm  dalam kehamilan dan persalinanAsma dan dm  dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinanneng elis
 
Bblr skenario 2
Bblr skenario 2Bblr skenario 2
Bblr skenario 2ochayuchan
 

Was ist angesagt? (20)

Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
Askep bblr
Askep bblrAskep bblr
Askep bblr
 
Askep bblr
Askep bblrAskep bblr
Askep bblr
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotik
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
 
Disorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid VolumeDisorder of Amniotic Fluid Volume
Disorder of Amniotic Fluid Volume
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
 
Askep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblrAskep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblr
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
 
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm  dalam kehamilan dan persalinanAsma dan dm  dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
 
Bblr skenario 2
Bblr skenario 2Bblr skenario 2
Bblr skenario 2
 

Ähnlich wie Asuhan kebidanan dengan ikterus

asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiIka Acga
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Cbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaCbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaMasayu Uti
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxiqbal509420
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinapriyani846
 
Penyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdf
Penyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdfPenyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdf
Penyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdfRefmievaYulianti
 
Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum mahafendy tukan
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urinepjj_kemenkes
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiYudha Satrya
 

Ähnlich wie Asuhan kebidanan dengan ikterus (20)

asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Cbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisaCbd nefro 3 word nisa
Cbd nefro 3 word nisa
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
Ikterus neonatorum
Ikterus neonatorumIkterus neonatorum
Ikterus neonatorum
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Penyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdf
Penyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdfPenyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdf
Penyulit Neonatus BAHAN TUGAS (1).pdf
 
Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum
 
LP BBLR
LP BBLRLP BBLR
LP BBLR
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

Asuhan kebidanan dengan ikterus

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN DENGAN IKTERUS Diposkan oleh Abdul Rohman | | Senin, 06 Februari 2012 di 19.13 | Label: Artikel, Ikterus, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan Ikterus Definisi Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadai pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% ada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir rendah. Pembagian 1. Fisiologis Ikterus fisiologis adalah ikteru normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus. Ikterus fisiologis ini memiliki tanda-tanda berikut: a. Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir. b. Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada neonats cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan. c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari. d. Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg% e. Ikterus mengilang pada 10 hari pertama f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan kedaan patologis 2. Patologis Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis memiliki tanda dan gejala sebagai berikut: a. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertam a b. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pad aneonatus cukup bulan. c. Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari. d. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama e. Kadar bilirubin direct lebihd ari 1 mg% f. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg%) 1 Kepala dan leher 5 2 Daerah 1 + badan bagian atas 9 3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11 4 Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki d bawha tungkai 12 5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki 16 Etiologi Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ikterus, yaitu sebagai berikut: 1. Prahepatik (ikterus hemolitik)
  • 2. Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik). Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi, kelainan sel darah merah, dan toksin dari luar tubuh, serta dari tubuh itu sendiri. 2. Pascahepatik (obstruktif) Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sementara itu, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal. Sebagai akibat dari obstruksi saluran empedu menyebabkan ekresi bilirubin ke dalam saluran pencernaan berkurang, sehingga fases akan berwarna putih keabu-abuan, liat, dan seperti dempul. 3. Hepatoseluler (ikterus hepatik) Konjugasi bilirubin terjadi pada sel ahti, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darha. Bilirubin direct mudah dieksresikan oleh ginjal karena sifatnya mudah larut dalam air, namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah. Gambaran Klinis Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubaan warna kulit dan sklera yang menjadi kuning. Penatalaksanaan 1. Ikterus fisiologis a. Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya b. Lakukan perawtan bayi sehari-hari, seperti: - Memandikan - Melakukan perawatan tali pusat - Membersihkan jalan nafas - Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit c. Ajarkan ibu cara: - Memandikan bayi - Melakukan perawtan tali pusat - Menjaga gar bayi tidak hipotermi - Menjemur bayi di bawah sinar mathaari pagi, kurang lebih 30 menit. d. Jelaskan pentingnya hal-hal seperti: - Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin - Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama 30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap - Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu, - Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin - Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu e. Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya fases berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas f. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari 2. Hiperbilirubinemia sedang a. Berikan ASI secara adekuat b. Lakukan pencegahan hipotermi c. Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari d. Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
  • 3. e. Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah parah serta mengeluarkan fases bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul 3. Hiperbilirubenemia berat a. Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya b. Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat c. Lakukan pencegahan hipotermi d. Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml. Tabel 6.2 Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia pada Neonatus Cukup Bulan yang Sehat (American Academy of Pediatrics) Total Serum Bilirubin mg/dL (mmol/L) Umur (jam) Pertimbangkan terapi sinar Terapi sinar Transfusi tukar (terapi sinar gagal) Transfusi tukar dan terapi sinar < 24 * * * * 24 < 48 ³ 12 (170) ³ 15 (260) ³ 20 (340) ³ 25 (430) 49 < 72 ³ 15 (260) ³ 18 (310) ³ 25 (430) ³ 30 (510) < 72 ³ 17 (290) ³ 20 (340) ³ 25 (430) ³ 30 (510) * Neonatus cukup bulan dengan ikterus pada umur ≤ 24 jam, bukan neonatus sehat dan perlu evaluasi ketat. Komplikasi Kern ikterus (ensefalopati biliaris0 adalah suatu kerusakan otak akibat adanya bilirubininderect pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (> 20 mg% pada bayi cukup bulan atau > 18 mg% pada ybayi berat lahir rendah) disertai dengan gejala kerusakan otak berupa mata berputar, letargi, kejang, tau mau menghisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian, gangguan berbicara dan retardasi mental di kemudian hari. Penilaian Kadar bilirubin darah dapat diukur dengan ikterometer dan metode Kramer (klinis) Terapi sinar Terapi sinar (light therapy) bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol yang nontoksik dan dikeluarkan melalui urine dan fases. Indikasinya adalah kadar bilirubin darah ³ 10 mg% dan setelah atau sebelum dilakukannya transfusi tukar. 1. Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Lampu fluoresnsi 10 buah masing-masing 20 watt dengan gelombang sinar 425-275 nm, seperti pada sinar cool white, daylight, vita kite blue dan special bule. b. Jarak sumber cahaya bayi ³ 45 cm, diantaranya diberi kaca pleksi setebal 0,5 inci untuk menahan sinar ultrafviolet. c. Lampu diganti setiap 200 – 400 jam. 2. Cara terapi a. Bayi telanjang, kedua mata ditutup, sedangkan posisinya diubah-ubah setiap 6 jam b. Suhu tubuh bayi dipertahankan sekitar 36,5 – 370 C c. Perhatikan keseimbangan elektrolit d. Pemeriksaan Hb teratur setiap hari e. Pemeriksaan bilirubin darah setiap hari atau dua hari, setelah terapi sebanyak 3 kali dalam sehari f. Mungkin timbul skin rash yang sifatnya sementara dan tak berbahaya (bronze baby) g. Lama terapi 100 jam atau bila kadar bilirubin darah sudah mencapai ≤ 7,5 mg%. Transfusi Tukar
  • 4. 1. Indikasi a. Kadar bilirubin inderect darah ³ 20 mg% b. Kenaikan kadar bilirubin inderect darah yang cepat, sebesar 0,3-1 mg% per jam c. Anemia berat disertai tanda payah jantung d. Bayi dengan Hb tali pusat < 14 mg% dan tes Coombs positif 2. Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Semprit tiga cabang b. Dua bauah semprit berukuran 5 atau 10 ml yang berisi Ca-glukonat 10% dan larutan heparin encer (2 ml masing-masing 1000 U dalam 250 ml NaCL 0,9%) c. Kateter polietilen kecil 15-20 cm atau pipa lambung berukuran F5-F8 d. Bengkok dan botol kosong e. Alat pembuka vena (vena seksi) f. Alat resusitasi, seperti oksigen, laringoskop, ventilator, dan airway 3. Teknik a. Kosongkan lambung bayi (3-4 jam ebelumnya jangan diberi minum, bila memungkinkan 4 jam ebelumnya diberi infus albumnin 1 gram/kgBB atau plasma manusia 210 ml/kgBB) b. Lakukan teknik aseptik pada daerah tindakan c. Awasi selalu tanda=-tanda vital dan jaga agar jangan sampai kedinginan d. Bila tali pusat masih segar, potong ± 3-5 cm dari dinding perut, Bila ali pusat sudah kering, potong rata dengan dinding perut untuk mencegah bahaya perdarahan tali pusat , lalu buat jahitan laso di pangkal pusat. e. Kateter polietilen diisi denganlarutan heparin kemudian salah satu ujungnya dihubungkan dengan semprit tiga cabang, sedangkan ujung yang lain dimasukkan dalam vena umbilikus sedalam 4-5 cm. f. Periksa tekanan pada vena umbilikalis dengan mencabut ujung luar dan mngangkat kateter naik + 6 cm. g. Dengan mengubah-ubah keran pada semprit tiga cabang, lakukan penukaran dengan cara mengeluarkan 20 ml darah dan memasukkan 20 ml darah. Demikian berulang-ulang sampai jumalh total yang keluar adalah 190 ml/kbBB dan darah yang masuk adalah 170 ml/kgBB. Selama proses pertukaran, semprit harus sering dibilas dengan heparin. h. Setelah darah masuk sektiar 150 ml, lanjutkan dengan memasukkan Caglukonat 10% sebanyak 1,5 ml dan perhatian denyut jantung bayi. Apabila lebihd ari 100 kali per menit waspadai adanya henti jantung i. Bila vena umbilikalis tak dapat dipakai, maka gunakan vena safena magna ± 1 cm di bawah ligamentum inguinal dan medical dari arteri femoralis 4. Pascatindakan a. Vena umbilikalis dikompres, kateter dapat ditingkalkan lalu ditutup secara steril b. Berikan antibotik spektrum luas, misalnya kombinasi penisilin 50.000 U/kgBB per hari dengan Kanamcin 15 mg/kgBB selama 5-7 hari. c. Pemeriksaan Hb dan bilirubin darah dilakukan setiap 12 jam d. Berikan terapi sinar. Dapus: Vivian Nanny Lia Dewi, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Salemba Medika, Jakarta, 2011 http://datafilecom.blogspot.com