SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pernahkah Anda menerima bibit buah gratisan?
Jika pernah, apakah Anda meneliti keasliannya atau sekedar nanya brangkali? Kebanyakan orang yang
mendapatkan bibit buah gratisan, baik dari pemerintah, organisasi, para donatur perorangan, bahkan
restourant tempat Anda makan sangat jarang menanyakan detail buah yang diterima, yang penting mah
buah unggul aja! Padahal Anda tanpa disadari telah menukarkan bibit buah tersebut dengan impian Anda.
Sewaktu jalan-jalan di Bandungan, Semarang, saya melihat ada tanaman buah jeruk besar di depan sebuah
rumah dengan buahnya yang mengemaskan, kayak Jeruk Bali tapi bukan. Saya sempatkan untuk melihat
dari dekat dan bertanya pada pemiliknya, seorang nenek yang lancar bercerita dari mana dia mendapatkan
bibit buah tersebut. Dia hanya hafal nama Kepala Desa yang menjabat saat dia menerima bibit tersebut. Dia
mendapatkan jatah dua batang bibit Jeruk. Dia hanya dikasih tahu itu jeruk bagus dan unggul, tanpa nama.
Tentu Anda bertanya; kan bisa nanya ke yang lain, ini bibit Jeruk apa? Oh, Anda tak kan sempat nanya
karena biasanya dibagikan dengan cara pilih sendiri, sehingga terjadi kegaduhan dan saling berebut,
mumpung gratis. Dikasih saja 'matur nuwun' kok pakai nanya segala!
Lantas saya bilang ke Nenek tersebut bahwa mungkin saja batang atasnya mati.
Eeh, beliau langsung menyahut:
"Trus yang saya tanam di sawah, gimana? Kecutnya juga seperti ini!" Ya, udah. Nasib, Nek. Berarti bibitnya
emang jelek.
Trus siapa yang salah?
Pernah di sebuah pembibitan bunga di daerah Jawa bagian barat saya bertemu dengan seorang pensiunan.
Meski saya kurang percaya 100 % ceritanya, karena kayaknya terdengar seperti ada unsur iri/dendam atas
teman-temannya yang masih menjabat, tapi layaklah untuk jadi referensi dan yah sedikit disimak.
"Kalau ada proyek dengan nilai Rp 2.400,- per bibitnya, maka atasan akan menekan bawahan supaya
mencari bibit yang harganya Rp 400,- (bayangkan turunnya drastis kan?). Para bawahan pun berupaya
mencari dan menekan penjual bibitnya. Bahkan penjual terkadang cuma dibayar separuhnya oleh bawahan
yang tertekan tadi".
Terbayang di mata saya efeknya yang justru berbahaya, penjual bibit pun menjual bibit yang asal-asalan.
Lho kok brani? Toh antara pembeli dan pemakai/petani berbeda, apalagi dibarengi dengan pengetahuan
yang minim akan bibit buah serta jarak waktu yang panjang antara pembagian dan saat tanaman tersebut
bisa berbuah. Bibit proyek umumnya memang kecil, tingginya berkisar antara 30 - 50 Cm. Seorang teman
pernah memperhatikan berapa bibit yang masih hidup dari bibit yang dibagikan dalam waktui satu tahun,
ternyata rendah sekali, kurang dari 30 %. Meski datanya tidak valid, tapi saya salut, dia peduli, itu yang
penting.
"Lah kan sekarang kan semuanya lewat tender, pak?" tanya saya ngetes.
"Ah, mas kayak nggak tahu aja..."
"Saya memang nggak tahu, pak?" tanya saya lugu, namun sayang bapak itu berlalu begitu saja, membawa
senyum ejekannya.
Tender bibit, membuat saya juga teringat seorang pedagang besar tanaman hias yang menceritakan
pekerjaan sambilan anaknya sebagai peserta tender. Sebagian besar lelang yang dia ikuti bisa
dimenangkannya, namun dia tidak mengerjakan proyek itu, dia hanya mengambil uang saku yang diberikan
orang dalam yang ingin mengerjakan proyek tersebut. Aah, benarkah cerita tersebut? Terus terang saya
ragu, karena tidak tahu sendiri kejadiannya. Sebagai orang accounting juga, saya tahu pastilah ada
pemeriksaan dalam setiap tender proyek, tidak semudah itu. Saya cuma benar-benar 'miris'......dan prihatin.
Tapi bagaimana kalau itu cerita-cerita di atas benar? Berarti benar dong film "Betapa lucunya negeri ini!"
Kapan negara ini maju kalau kita masih main petak umpet macam anak kecil seperti ini! Semoga bila ada
yang merasa tersindir, jangan marah. Swer! Tak ada maksud jelek apapun, selain demi kebaikan
kita......tolonglah.....kebaikan anak cucu kita kelak. Saya pribadi yakin kok, masih banyak orang baik di negeri
ini. Saya begitu mencintai negeri ini, negeri kita bersama. Jangan sampai kita ikut menghancurkan mimpi
pendahulu kita yang berjuang untuk bebas selama 350 tahun! Hiiiks....350 tahun!!!!!
Bila Anda setia baca blog ini, pasti Anda teringat seorang petani di sebelah 'Lembaga Peneliti Tanaman
Perkebunan dan Buah' terkenal terpaksa harus menelan kekecewaan karena durennya bukan Monthong,
padahal waktu pembagiannya bilang Monthong. Sayang dia nanya ke lembaganya telat, setelah tujuh tahun
berlalu. Padahal 'tonggone sampeyan dhewe' lho, mas.
Tidak selamanya yang gratis jelek, namun Anda perlu kritis sekarang. Anda sekarang tahu 'Tidak ada yang
gratis di dunia ini". Kalau Anda tidak menukar uang sebagai gantinya, Anda telah menukarkan mimpi
berharga Anda. Pantaskah itu?
http://www.bibitbuah.com/2011/05/

Kaya-berkat-tanaman-buah.html
Dia begitu kayanya sehingga orang mengibaratkan kekayaannya bagai danau yang memiliki banyak sumber
mata air. Suatu kali secara tak sengaja aku melewati rumahnya, yang hanya terlihat pagar tembok tinggi.
Seseorang, yang aku tebak sebagai seorang pembantu, keluar dari pintu gerbang sambil tertawa terkekehkekeh. Jelas ini mengundang tanya besar bagiku. Aku hampiri. Dan kutanyakan sambil lalu tentang apa yang
membuatnya tertawa. Dia menunjukkan kertas yang dipegangnya dan berkata: "Sudah puluhan tahun saya
mengabdi pada majikan saya di dalam, dan sebagai penghargaan terhadap kesetiaan saya maka dia
memberikan ini sebagai rahasia kekayaannya, Dia memerintahkan aku menuliskan kata-kata yang tertulis di
kertas ini beberapa kali tiap hari. Untuk itu dia memberikan aku waktu cuti selama 3 bulan kepadaku, supaya
aku fokus dalam menuliskannya. Apakah itu bukan sesuatu yang konyol dan teramat lucuuu????" Dia
memberikan kertas itu padaku dan langsung kubaca:
"Aku sangat percaya dengan diriku. Dengan apa yang aku percaya bisa aku capai. Aku bangga dengan
diriku sebagai makhluk spiritual yang berintelektual tinggi dan punya tubuh jasmani.yang sehat sempurna,
tampan dan menarik. Aku sungguh-sungguh bersyukur akan berkah ini, karna kenyataannya tubuh fisikku
memang luar biasa!
Aku sangat bahagia karena aman dalam segi finansial, memiliki manajemen keuangan yang handal dan
berinvestasi dengan bijak....dan...bla...bla...bla...."
Aku pegang kertas itu erat-erat (sepertinya aku pernah membaca dalam sebuah buku lama), meski belum
semuanya kubaca. Tubuhku gemetaran. Aku menemukan rahasia harta karun yang selama ini aku cari.
Akupun langsung menatap orang itu dan kukatakan:
"Aku bayar kertas ini Lima Ratus Ribu Rupiah, mau?" Orang itu menatapku sepetinya aku orang gila yang
membayar selembar ketas dengan uang ratusan ribu. Diapun menganggukkan kepala, tanda setuju.
Sebelum dia berubah pikiran maka kubayar cepat-cepat dan berlalu pergi......
'Terima kasih atas uang cutinya ya!!!" lamat-lamat kudengar dia teriak dari jauh, sambil tertawa gembira.
Aku tidak tahu bagaimana lebih gembiranya hatiku saat ini......tak terlukiskan ...'Alhamdulillah' kuucapkan
berkali-kali.....
Ini hanyalah sepenggalan cerita di blogku yang lain......yang ingin mengungkapkan, salah satu cara saja
yang digunakan orang super kaya untuk menjadikan dirinya Milyarder dengan menuliskan keinginannya dan
kondisi ideal yang dia inginkan, seakan-akan itu sudah terjadi. Dan mereka begitu yakin terjadi, karena
mereka telah membuktikannya. Perlu disiplin yang sangat keras supaya mampu melakukan itu tiap hari.
Menuliskan dikertas terus menerus dengan dibumbuii emosi merupakan cara ampuh untuk menuliskan di
alam bawah sadar kita yang terdalam, self hipnotis. Namun kenyataannya, betapa banyak hal yang kita
lakukan tanpa ditulis atau direncanakan, seakan semuanya ini mengalir begitu saja. Bener-bener tidak ada
yang kebetulan di dunia ini. Harus terencana dan tertulis. Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan
perkebunan besar dan akhirnya mundur ingin kuliah lagi setelah tahu bahwa ternyata bahasanya bisnis itu
Akunting dan nekad mendalaminya dari dasar. Salah satu fungsi Akunting yaitu mencatat atau menulis setiap
transaksi, ini amat penting untuk penyusunan budget nantinya. Dan budget bisa memberi kita gambaran
besar, apa yang akan kita lakukan ke depan. Tanpa itu kita bagaikan orang buta yang meraba-raba terus.....
Entahlah, mungkin karena kita terbiasa mengendari motor dengan penunjuk BBM sudah berwarna merah,
dan baru berhenti sampai motor benar-benar terhenti......karna BBM ludesss....
Hidup dengan perasaan deg-degan.....
Maka saya kaget ketika ada orang menyuruh saya membuatkan Kebun Buah, tapi nggak mau membaca
ketika saya sodori proposal/analisis biayanya....
Saya hanyalah konsultan atau pembimbing sementara.....begitu proyek satu selesai, saya meloncat ke
proyek yang lain.....dan hanya Andalah yang harus mau melanjutkan untuk memikirkan ke depannya dan
menuliskan rencana produksi, pendapatan dan pemasarannya...yang akan membuat Anda bisa
kaya.....tanpa itu, Anda bahkan sulit sekali melihat diri Anda kaya, meski hanya bayangan sekalipun.....
Apalagi tanaman buah adalah makhluk yang pasif, mau Anda bentuk apapun dia pasrahh.....
Analisa juga membuat kita tahu persis sampai dimana kita dan mau kemana???
Marilah kita biasakan menulis apa saja rencana kita ke depan dan pingin jadi apa sebenarnya kita. Rasakan
itu sekarang, seakan-akan memang benar-benar sudah terjadi/menjadi kenyataa mutlak....maka benar-benar
akan terjadi. InsyaAllah.....
http://www.bibitbuah.com/2011/05/

bibit-jambu-kristal-yang-fenomenal.html
Pingin Jambu yang renyah sampe ke kulitnya? Ini dia Jambu KRISTAL, jambu introduksi
dari Taiwan ini memang top....didaulat sebagai Jambu tanpa biji (meski sebenarnya masih
ada) maka jambu ini mampu menggantikan jambu Sukun yg lelet dalam berbuah,
ukurannya juga Jumbo dan manisnya itu lho nyampai 12 briks! Maka tak heran harga
buahnya ada di urutan paling atas untuk kategori jambu biji! (Foto saya ambil dari fotonya
pak Budi, salah satu petani pelopor Jambu Kristal).
Itu tulisan status saya di facebook
( http://www.facebook.com/home.php#!/photo.php?fbid=152299511504324&set=a.131228743611401.26378.
100001728284185&type=1&theater ) yang mendapat sambutan cukup besar, apalagi pesanan
bibitnya yang kemudian, Alhamdulillah, terus mengalir. Ketika menulisnya saya memang
begitu yakin jambu ini akan banyak mendapat respon, supaya menjiwai dalam menulisnya
maka sayapun sambil makan buah yang bener-bener renyah dan uenak ini. Apalagi dulu
saya adalah penggemar berat jambu Sukun. Jadi ini jelas salah satu buah impian saya.
Saya masih inget betapa lamanya saya harus menunggu berbuahnya jambu Sukun lagi,
bila saya panen buahnya, apalagi tempat cabangnya yang berbuah biasanya yang paling
tinggi.
Sekarang dengan adanya Jambu Kristal ini, kerepotan saya lenyap sudah. Tidak lagi perlu
memanjat sambil bawa galah, malah sekarang membungkuk untuk memetiknya! Buahnya
susul-menyusul. Bahkan berkahnya bukan dari buah, tapi dari bibitnya....hehheee....
Foto-foto dibawah ini memperlihatkan dari mulai kebun induk yang dipelihara secara
insentif, kemudian tampak bibit-bibit Jambu Kristal yang siapa jual dari cara perbanyakan
Okulasi, Sambung pucuk (dan Cangkok tidak tanpak) berjajar rapi dengan memperlihatkan
bunga dan bakal buah. Ini menunjukkan betapa mudahnya jambu ini berbuah di
pembibitan sekalipun. Yang terakhir memperlihatkan bibit Jambu Kristal yang masih kecil
dan ketelitian dalam pemeliharaannya.
http://www.bibitbuah.com/2011/01/

cara-kilat-memilih-bibit-buah-3-menit.html
Ada 2 orang yang berjasa mengajari saya caranya (yang sebentar lagi akan Anda baca). Pertama
bapak saya sendiri. Suatu kali setelah selesai Sholat Subuh, bapak mengajak saya yang waktu itu
berumur 11 tahun ke kebun Karet. Dari tempat yang paling tinggi (sitinggil) bapak bertanya: "Apa
yang kau lihat di depanmu?"
"Ribuan tanaman Karet" Jawab saya polos.
"Kau tahu, mana yang sakit dan mana yang tidak?" sambil memandangku dalam-dalam. Saya
menggeleng, tak mengerti maksud bapak.
"Mari sini kutunjukkan. Lihatlah hanya satu tanaman saja di satu tempat yang kau anggap mewakili.
Perhatikan terus semua bagian tanaman itu saja, fokus! Lihatlah serdetail-detailnya. Lihatlah
daunnya, akarnya, guratan kulit batangnya, dan semuanya. Paham! Apa yang kau lihat sekarang?"
Meski masih agak gelap, namun matahari pagi yang mulai perlahan muncul, memperlihatkan
keanehan di daun karet.
"Bercak daun" jawab saya asal. Bapak tersenyum.
"Awal yang bagus, ok, kita lihat lagi ke tampat yang lain!"
Begitulah, sejak itu paling tidak satu hari dalam satu bulan, bapak mengajak saya jalan-jalan dengan
cara seperti itu.
Sedang satu orang lainnya adalah teman saya yang bekerja sebagai penilai yang ditempatkan di
negara Australia. Ia dalam hitungan sekian detik harus mampu menilai satu sapi bibitan dalam
barisan yang panjang yang akan diimpor ke Indonesia. Tentunya akan panjang jika saya menjelaskan
cara dia di sini, namun paling tidak saya bisa menyingkatkan untuk Anda dalam satu kata yaitu
kesuburan. Dan memanjangkannya dengan menerapkan pada pemilihan bibit buah, sebagai berikut
ini:
1. Daun
Parameter pertama yang perlu Anda lihat pada bibit yang baik: warnanya daun yang hijau cerah, atau
pucuknya yang hijau/merah muda. Jika sedang stagnan, daunnya tetap memperlihatkan hijau tua
yang indah mengkilat. Maka bandingkan juga ukuran daunnya bisa tampak besar atau justru
mengecil? Lihat adakah bekas serangan hama atau penyakit? Curigai bila ada yang menggulung
(keriting).
2. Batang
Lihat dulu bekas sambungannya, bila ada benjolan berarti ada ketidakcocokan antara batang bawah
dan atas. Batang ataspun harus tegak mengarah ke atas, tidak boleh bengkok atau merunduk ke
bawah. Kalau sudah besar (untuk tabulampot) lihat apakah pakai rumusan (1, 2, 4,...dst). Artinya
pilihlah bibit yang sudah ada percabangannya, bila ketinggiannya sekitar 1 meter. Adakah jamur yang
menempel, berbentuk bultan-bulatan putih? Apakah ada bekas sanyatan atau bekas penggerek
batang? Kalau ada jangan dipilih! Batang yang bagus, lurus, kulit batang cerah beralur, potongan
cabang/dahan tidak dipaksakan, bentuk proposional atas bawahnya.
3. Akar
Setelah bagian atas selesai, Anda lihat media tanamannya. Campuran dari apa? Poros tidak? Cobalah
dibongkar/keduk sedikit, dan lihat adakah akar-akar serabutnya? Bibit yang subur penuh dengan akar
serabut ini dan biasanya sudah sampai ke tepian polybag atau sudah menembus polybag, dan ujung
akar tampak putih.
4. Buah
Bila bibit tanaman sudah berbuah, dan ini sering terjadi pada tanaman buah tertentu yang mudah
berbuah, yang harus diperhatikan adalah apakah daunnya rontok? Bentuk buahnyapun harus
sempurna, tidak berulat, proporsional, tidak mengecil, warna kulit buah cerah atau biasanya
berminyak atau ada bubuk putihnya.
Nah, setelah membaca kriteria di atas berulang-ulang dan mempraktekkannya, Andapun bisa secara
kilat memilih bibit buah yang akan Anda beli, berapapun itu banyaknya! Dijamin.
86554628 pernahkah-anda-menerima-bibit-buah-gratisan

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

86554628 pernahkah-anda-menerima-bibit-buah-gratisan

  • 1. Pernahkah Anda menerima bibit buah gratisan? Jika pernah, apakah Anda meneliti keasliannya atau sekedar nanya brangkali? Kebanyakan orang yang mendapatkan bibit buah gratisan, baik dari pemerintah, organisasi, para donatur perorangan, bahkan restourant tempat Anda makan sangat jarang menanyakan detail buah yang diterima, yang penting mah buah unggul aja! Padahal Anda tanpa disadari telah menukarkan bibit buah tersebut dengan impian Anda. Sewaktu jalan-jalan di Bandungan, Semarang, saya melihat ada tanaman buah jeruk besar di depan sebuah rumah dengan buahnya yang mengemaskan, kayak Jeruk Bali tapi bukan. Saya sempatkan untuk melihat dari dekat dan bertanya pada pemiliknya, seorang nenek yang lancar bercerita dari mana dia mendapatkan bibit buah tersebut. Dia hanya hafal nama Kepala Desa yang menjabat saat dia menerima bibit tersebut. Dia mendapatkan jatah dua batang bibit Jeruk. Dia hanya dikasih tahu itu jeruk bagus dan unggul, tanpa nama. Tentu Anda bertanya; kan bisa nanya ke yang lain, ini bibit Jeruk apa? Oh, Anda tak kan sempat nanya karena biasanya dibagikan dengan cara pilih sendiri, sehingga terjadi kegaduhan dan saling berebut, mumpung gratis. Dikasih saja 'matur nuwun' kok pakai nanya segala! Lantas saya bilang ke Nenek tersebut bahwa mungkin saja batang atasnya mati. Eeh, beliau langsung menyahut: "Trus yang saya tanam di sawah, gimana? Kecutnya juga seperti ini!" Ya, udah. Nasib, Nek. Berarti bibitnya emang jelek. Trus siapa yang salah? Pernah di sebuah pembibitan bunga di daerah Jawa bagian barat saya bertemu dengan seorang pensiunan. Meski saya kurang percaya 100 % ceritanya, karena kayaknya terdengar seperti ada unsur iri/dendam atas teman-temannya yang masih menjabat, tapi layaklah untuk jadi referensi dan yah sedikit disimak. "Kalau ada proyek dengan nilai Rp 2.400,- per bibitnya, maka atasan akan menekan bawahan supaya mencari bibit yang harganya Rp 400,- (bayangkan turunnya drastis kan?). Para bawahan pun berupaya mencari dan menekan penjual bibitnya. Bahkan penjual terkadang cuma dibayar separuhnya oleh bawahan yang tertekan tadi". Terbayang di mata saya efeknya yang justru berbahaya, penjual bibit pun menjual bibit yang asal-asalan. Lho kok brani? Toh antara pembeli dan pemakai/petani berbeda, apalagi dibarengi dengan pengetahuan yang minim akan bibit buah serta jarak waktu yang panjang antara pembagian dan saat tanaman tersebut bisa berbuah. Bibit proyek umumnya memang kecil, tingginya berkisar antara 30 - 50 Cm. Seorang teman pernah memperhatikan berapa bibit yang masih hidup dari bibit yang dibagikan dalam waktui satu tahun, ternyata rendah sekali, kurang dari 30 %. Meski datanya tidak valid, tapi saya salut, dia peduli, itu yang penting. "Lah kan sekarang kan semuanya lewat tender, pak?" tanya saya ngetes. "Ah, mas kayak nggak tahu aja..." "Saya memang nggak tahu, pak?" tanya saya lugu, namun sayang bapak itu berlalu begitu saja, membawa senyum ejekannya. Tender bibit, membuat saya juga teringat seorang pedagang besar tanaman hias yang menceritakan pekerjaan sambilan anaknya sebagai peserta tender. Sebagian besar lelang yang dia ikuti bisa dimenangkannya, namun dia tidak mengerjakan proyek itu, dia hanya mengambil uang saku yang diberikan orang dalam yang ingin mengerjakan proyek tersebut. Aah, benarkah cerita tersebut? Terus terang saya ragu, karena tidak tahu sendiri kejadiannya. Sebagai orang accounting juga, saya tahu pastilah ada pemeriksaan dalam setiap tender proyek, tidak semudah itu. Saya cuma benar-benar 'miris'......dan prihatin. Tapi bagaimana kalau itu cerita-cerita di atas benar? Berarti benar dong film "Betapa lucunya negeri ini!" Kapan negara ini maju kalau kita masih main petak umpet macam anak kecil seperti ini! Semoga bila ada yang merasa tersindir, jangan marah. Swer! Tak ada maksud jelek apapun, selain demi kebaikan kita......tolonglah.....kebaikan anak cucu kita kelak. Saya pribadi yakin kok, masih banyak orang baik di negeri ini. Saya begitu mencintai negeri ini, negeri kita bersama. Jangan sampai kita ikut menghancurkan mimpi pendahulu kita yang berjuang untuk bebas selama 350 tahun! Hiiiks....350 tahun!!!!! Bila Anda setia baca blog ini, pasti Anda teringat seorang petani di sebelah 'Lembaga Peneliti Tanaman Perkebunan dan Buah' terkenal terpaksa harus menelan kekecewaan karena durennya bukan Monthong, padahal waktu pembagiannya bilang Monthong. Sayang dia nanya ke lembaganya telat, setelah tujuh tahun berlalu. Padahal 'tonggone sampeyan dhewe' lho, mas.
  • 2. Tidak selamanya yang gratis jelek, namun Anda perlu kritis sekarang. Anda sekarang tahu 'Tidak ada yang gratis di dunia ini". Kalau Anda tidak menukar uang sebagai gantinya, Anda telah menukarkan mimpi berharga Anda. Pantaskah itu? http://www.bibitbuah.com/2011/05/ Kaya-berkat-tanaman-buah.html Dia begitu kayanya sehingga orang mengibaratkan kekayaannya bagai danau yang memiliki banyak sumber mata air. Suatu kali secara tak sengaja aku melewati rumahnya, yang hanya terlihat pagar tembok tinggi. Seseorang, yang aku tebak sebagai seorang pembantu, keluar dari pintu gerbang sambil tertawa terkekehkekeh. Jelas ini mengundang tanya besar bagiku. Aku hampiri. Dan kutanyakan sambil lalu tentang apa yang membuatnya tertawa. Dia menunjukkan kertas yang dipegangnya dan berkata: "Sudah puluhan tahun saya mengabdi pada majikan saya di dalam, dan sebagai penghargaan terhadap kesetiaan saya maka dia memberikan ini sebagai rahasia kekayaannya, Dia memerintahkan aku menuliskan kata-kata yang tertulis di kertas ini beberapa kali tiap hari. Untuk itu dia memberikan aku waktu cuti selama 3 bulan kepadaku, supaya aku fokus dalam menuliskannya. Apakah itu bukan sesuatu yang konyol dan teramat lucuuu????" Dia memberikan kertas itu padaku dan langsung kubaca: "Aku sangat percaya dengan diriku. Dengan apa yang aku percaya bisa aku capai. Aku bangga dengan diriku sebagai makhluk spiritual yang berintelektual tinggi dan punya tubuh jasmani.yang sehat sempurna, tampan dan menarik. Aku sungguh-sungguh bersyukur akan berkah ini, karna kenyataannya tubuh fisikku memang luar biasa! Aku sangat bahagia karena aman dalam segi finansial, memiliki manajemen keuangan yang handal dan berinvestasi dengan bijak....dan...bla...bla...bla...." Aku pegang kertas itu erat-erat (sepertinya aku pernah membaca dalam sebuah buku lama), meski belum semuanya kubaca. Tubuhku gemetaran. Aku menemukan rahasia harta karun yang selama ini aku cari. Akupun langsung menatap orang itu dan kukatakan: "Aku bayar kertas ini Lima Ratus Ribu Rupiah, mau?" Orang itu menatapku sepetinya aku orang gila yang membayar selembar ketas dengan uang ratusan ribu. Diapun menganggukkan kepala, tanda setuju. Sebelum dia berubah pikiran maka kubayar cepat-cepat dan berlalu pergi...... 'Terima kasih atas uang cutinya ya!!!" lamat-lamat kudengar dia teriak dari jauh, sambil tertawa gembira. Aku tidak tahu bagaimana lebih gembiranya hatiku saat ini......tak terlukiskan ...'Alhamdulillah' kuucapkan berkali-kali..... Ini hanyalah sepenggalan cerita di blogku yang lain......yang ingin mengungkapkan, salah satu cara saja yang digunakan orang super kaya untuk menjadikan dirinya Milyarder dengan menuliskan keinginannya dan kondisi ideal yang dia inginkan, seakan-akan itu sudah terjadi. Dan mereka begitu yakin terjadi, karena mereka telah membuktikannya. Perlu disiplin yang sangat keras supaya mampu melakukan itu tiap hari. Menuliskan dikertas terus menerus dengan dibumbuii emosi merupakan cara ampuh untuk menuliskan di alam bawah sadar kita yang terdalam, self hipnotis. Namun kenyataannya, betapa banyak hal yang kita lakukan tanpa ditulis atau direncanakan, seakan semuanya ini mengalir begitu saja. Bener-bener tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Harus terencana dan tertulis. Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan perkebunan besar dan akhirnya mundur ingin kuliah lagi setelah tahu bahwa ternyata bahasanya bisnis itu Akunting dan nekad mendalaminya dari dasar. Salah satu fungsi Akunting yaitu mencatat atau menulis setiap transaksi, ini amat penting untuk penyusunan budget nantinya. Dan budget bisa memberi kita gambaran besar, apa yang akan kita lakukan ke depan. Tanpa itu kita bagaikan orang buta yang meraba-raba terus..... Entahlah, mungkin karena kita terbiasa mengendari motor dengan penunjuk BBM sudah berwarna merah, dan baru berhenti sampai motor benar-benar terhenti......karna BBM ludesss.... Hidup dengan perasaan deg-degan..... Maka saya kaget ketika ada orang menyuruh saya membuatkan Kebun Buah, tapi nggak mau membaca ketika saya sodori proposal/analisis biayanya.... Saya hanyalah konsultan atau pembimbing sementara.....begitu proyek satu selesai, saya meloncat ke proyek yang lain.....dan hanya Andalah yang harus mau melanjutkan untuk memikirkan ke depannya dan menuliskan rencana produksi, pendapatan dan pemasarannya...yang akan membuat Anda bisa kaya.....tanpa itu, Anda bahkan sulit sekali melihat diri Anda kaya, meski hanya bayangan sekalipun..... Apalagi tanaman buah adalah makhluk yang pasif, mau Anda bentuk apapun dia pasrahh..... Analisa juga membuat kita tahu persis sampai dimana kita dan mau kemana??? Marilah kita biasakan menulis apa saja rencana kita ke depan dan pingin jadi apa sebenarnya kita. Rasakan itu sekarang, seakan-akan memang benar-benar sudah terjadi/menjadi kenyataa mutlak....maka benar-benar akan terjadi. InsyaAllah.....
  • 3. http://www.bibitbuah.com/2011/05/ bibit-jambu-kristal-yang-fenomenal.html Pingin Jambu yang renyah sampe ke kulitnya? Ini dia Jambu KRISTAL, jambu introduksi dari Taiwan ini memang top....didaulat sebagai Jambu tanpa biji (meski sebenarnya masih ada) maka jambu ini mampu menggantikan jambu Sukun yg lelet dalam berbuah, ukurannya juga Jumbo dan manisnya itu lho nyampai 12 briks! Maka tak heran harga buahnya ada di urutan paling atas untuk kategori jambu biji! (Foto saya ambil dari fotonya pak Budi, salah satu petani pelopor Jambu Kristal). Itu tulisan status saya di facebook ( http://www.facebook.com/home.php#!/photo.php?fbid=152299511504324&set=a.131228743611401.26378. 100001728284185&type=1&theater ) yang mendapat sambutan cukup besar, apalagi pesanan bibitnya yang kemudian, Alhamdulillah, terus mengalir. Ketika menulisnya saya memang begitu yakin jambu ini akan banyak mendapat respon, supaya menjiwai dalam menulisnya maka sayapun sambil makan buah yang bener-bener renyah dan uenak ini. Apalagi dulu saya adalah penggemar berat jambu Sukun. Jadi ini jelas salah satu buah impian saya. Saya masih inget betapa lamanya saya harus menunggu berbuahnya jambu Sukun lagi, bila saya panen buahnya, apalagi tempat cabangnya yang berbuah biasanya yang paling tinggi. Sekarang dengan adanya Jambu Kristal ini, kerepotan saya lenyap sudah. Tidak lagi perlu memanjat sambil bawa galah, malah sekarang membungkuk untuk memetiknya! Buahnya susul-menyusul. Bahkan berkahnya bukan dari buah, tapi dari bibitnya....hehheee.... Foto-foto dibawah ini memperlihatkan dari mulai kebun induk yang dipelihara secara insentif, kemudian tampak bibit-bibit Jambu Kristal yang siapa jual dari cara perbanyakan Okulasi, Sambung pucuk (dan Cangkok tidak tanpak) berjajar rapi dengan memperlihatkan bunga dan bakal buah. Ini menunjukkan betapa mudahnya jambu ini berbuah di pembibitan sekalipun. Yang terakhir memperlihatkan bibit Jambu Kristal yang masih kecil dan ketelitian dalam pemeliharaannya.
  • 4. http://www.bibitbuah.com/2011/01/ cara-kilat-memilih-bibit-buah-3-menit.html Ada 2 orang yang berjasa mengajari saya caranya (yang sebentar lagi akan Anda baca). Pertama bapak saya sendiri. Suatu kali setelah selesai Sholat Subuh, bapak mengajak saya yang waktu itu berumur 11 tahun ke kebun Karet. Dari tempat yang paling tinggi (sitinggil) bapak bertanya: "Apa yang kau lihat di depanmu?" "Ribuan tanaman Karet" Jawab saya polos. "Kau tahu, mana yang sakit dan mana yang tidak?" sambil memandangku dalam-dalam. Saya menggeleng, tak mengerti maksud bapak. "Mari sini kutunjukkan. Lihatlah hanya satu tanaman saja di satu tempat yang kau anggap mewakili. Perhatikan terus semua bagian tanaman itu saja, fokus! Lihatlah serdetail-detailnya. Lihatlah daunnya, akarnya, guratan kulit batangnya, dan semuanya. Paham! Apa yang kau lihat sekarang?" Meski masih agak gelap, namun matahari pagi yang mulai perlahan muncul, memperlihatkan keanehan di daun karet. "Bercak daun" jawab saya asal. Bapak tersenyum. "Awal yang bagus, ok, kita lihat lagi ke tampat yang lain!" Begitulah, sejak itu paling tidak satu hari dalam satu bulan, bapak mengajak saya jalan-jalan dengan cara seperti itu. Sedang satu orang lainnya adalah teman saya yang bekerja sebagai penilai yang ditempatkan di negara Australia. Ia dalam hitungan sekian detik harus mampu menilai satu sapi bibitan dalam barisan yang panjang yang akan diimpor ke Indonesia. Tentunya akan panjang jika saya menjelaskan cara dia di sini, namun paling tidak saya bisa menyingkatkan untuk Anda dalam satu kata yaitu kesuburan. Dan memanjangkannya dengan menerapkan pada pemilihan bibit buah, sebagai berikut ini: 1. Daun Parameter pertama yang perlu Anda lihat pada bibit yang baik: warnanya daun yang hijau cerah, atau pucuknya yang hijau/merah muda. Jika sedang stagnan, daunnya tetap memperlihatkan hijau tua yang indah mengkilat. Maka bandingkan juga ukuran daunnya bisa tampak besar atau justru mengecil? Lihat adakah bekas serangan hama atau penyakit? Curigai bila ada yang menggulung (keriting). 2. Batang Lihat dulu bekas sambungannya, bila ada benjolan berarti ada ketidakcocokan antara batang bawah dan atas. Batang ataspun harus tegak mengarah ke atas, tidak boleh bengkok atau merunduk ke bawah. Kalau sudah besar (untuk tabulampot) lihat apakah pakai rumusan (1, 2, 4,...dst). Artinya pilihlah bibit yang sudah ada percabangannya, bila ketinggiannya sekitar 1 meter. Adakah jamur yang menempel, berbentuk bultan-bulatan putih? Apakah ada bekas sanyatan atau bekas penggerek batang? Kalau ada jangan dipilih! Batang yang bagus, lurus, kulit batang cerah beralur, potongan cabang/dahan tidak dipaksakan, bentuk proposional atas bawahnya. 3. Akar Setelah bagian atas selesai, Anda lihat media tanamannya. Campuran dari apa? Poros tidak? Cobalah dibongkar/keduk sedikit, dan lihat adakah akar-akar serabutnya? Bibit yang subur penuh dengan akar serabut ini dan biasanya sudah sampai ke tepian polybag atau sudah menembus polybag, dan ujung akar tampak putih. 4. Buah Bila bibit tanaman sudah berbuah, dan ini sering terjadi pada tanaman buah tertentu yang mudah berbuah, yang harus diperhatikan adalah apakah daunnya rontok? Bentuk buahnyapun harus sempurna, tidak berulat, proporsional, tidak mengecil, warna kulit buah cerah atau biasanya berminyak atau ada bubuk putihnya. Nah, setelah membaca kriteria di atas berulang-ulang dan mempraktekkannya, Andapun bisa secara kilat memilih bibit buah yang akan Anda beli, berapapun itu banyaknya! Dijamin.