SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BPH
(BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI)
A. PENGERTIAN
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat
sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan
obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pertumbuhan dan nodula-nodula
fibroadenomatosa majemuk dalam prostat.
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian
paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepitepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan
dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria, sehingga mengakibatkan kesulitan
miksi.
B. ETIOLOGI
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi
ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi
perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan
terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Kesulitan dan sering berkemih
2. Retensi urin
3. Nyeri perineal
4. Nokturia
5. Hematuria
6. Sakit pinggang
7. Nyeri panggul
8. Oliguria (penurunan haluan win)
9. Kelemahan, mual
1
D. KOMPLIKASI
1. Pielonefritis
2. Gangguan fungsi ginjal
3. Septikemia
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan mikrobiologis urin untuk mendeteksi adanya berbagai infeksi
yang memerlukan pengobatan.
2. Pemeriksaan kadar urea dan kreatinin dalam darah untuk memonitor fungsi
ginjal; aktivitas serum asam fosfat tidak selalu meningkat, walaupun sedikit,
peningkatan yang sebentar dapat terjadi setelah dilakukan pemeriksaan
perrektat ataupun kateterisasi uretra.
3. Pemeriksaan ultrasonografi traktus urinarius digunakan untuk menilai traktus
urinarius bagian atas yang mengidentifikasikan beratnya obstruksi yang
terjadi.
4. Sistoskopi untuk melihat pembesaran lobus medialis yang tidak teraba pada
waktu pemeriksaan perektal.
5. Pemeriksaan histologis sediaan hasil prostatetomi.
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Observasi (watchful waiting).
2. Terapi medicamentosa; penghambat adrenergik, penghambat enzim 5 alfa
reduktrasi.
3. Terapi bedah.
a. Transurethral Resection of the prostate (TURP)
b. Transurethral incision of the prostate (TUIP)
c. Prostaktetomi terbuka
d. Prostaktetomi dengan laser

2
G. ANALISA DATA PRE OPERASI
NO

DATA

1

DS:
- Klien menyatakan
nyeri saat
berkemih
DO:
- Ekspresi wajah
klien nampak
meringis
- Klien tampak
gelisah
- Klien nampak
lemah
- Tanda-tanda vital
dalam batas
abnormal

2

DS:
- Klien mengatakan
susah tidur karena
nyeri

3

DS:
- Klien mengatakan
takut jika
penyakitnya tidak
bisa disembuhkan
DO:
- Wajah klien
tampak pucat
- Klien tampak
khawatir
- Klien tampak tidak
tenang

PENYEBAB
Peningkatan umur
(>50 tahun)

Hormon
androgen

↓
Benigna prostat Hiperplasia
↓
Peningkatan tonus dan otot polos
prostat
↓
Urethra menyempit
↓
Merangsang pengeluaran histamin
serotinin, bradikinin dan
prostaglandin
↓
Hipotalamus
↓
Korteks serebri
↓
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
↓
Mengaktifasi RAS
↓
Klien terjaga
↓
Klien sulit tidur
Benigna prostat Hiperplasia
↓
Perubahan status kesehatan
↓
Sumber informasi yang tidak
adekuat
↓
Koping klien tidak efektif
↓
Ansietas

3

MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri

Gangguan pola
istirahat tidur

Ansietas
H. ANALISA DATA POST OPERASI
NO

DATA

PENYEBAB

1

DS:
- Klien mengatakan
nyeri pada daerah
bekas operasi
DO:
- Klien tampak
gelisah
- Ekspresi wajah
klien tampak
meringis
- Klien tampak
lemah
- Tanda-tanda vital
dalam batas
abnormal
DS :
- Klien mengatakan
takut/cemas
tentang keadaan
penyakitnya
DO:
- Klien nampak
gelisah
- Ekspresi wajah
nampak tegang
- TTV dalam batas
abnormal
DS: DO:
- Tampak luka
operasi

Insisi perut daerah sectio alfa
(di atas blast)
↓
Incontinuitas jaringan kulit
↓
Jaringan mengeluarkan zat kimia
bradikinin, serotanin, prostaglandin
hingga menstimulasi nyeri
↓
Diteruskan ke thalamus sebagai
pusat sensorik otak
↓
Nyeri dipersepsikan

2

3

Adanya luka insisi
↓
Gangguan psikologis
↓
Kecemasan

MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri

Ansietas

Adanya luka insisi
Risiko tinggi
↓
terhadap infeksi
Buffer pertahanan terganggu
↓
Tempat masuknya kuman potongan
melalui insisi
↓
Risiko tinggi infeksi

4
I. RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI
NO
1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan
pembesaran prostat ditandai dengan:
DS:

RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
dalam jangka waktu 1 hari.
K : - Nyeri berkurang/hilang

- Klien menyatakan nyeri saat

- Klien berkurang rileks

berkemih.

- Tanda-tanda vital dalam batas

DO:

normal

- Ekspresi wajah klien nampak
meringis

I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan
lokasi, intensitas (skala 0 - 10)

- Klien tampak gelisah

lamanya.

- Klien tampak lemah

- Jelaskan pada klien tentang

- Tanda-tanda vital dalam batas
abnormal

penyebab nyeri
- Pertahankan tirah baring bila
diindikasikan
- Ajarkan ethnic relaksasi seperti
latihan napas dalam dan
membantu pasien melakukan
posisi yang nyaman.
- Kolaborasi analgetik sesuai

2

indikasi
T : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi

Gangguan pola istirahat tidur
berhubungan dengan rangsangan RAS
akibat nyeri ditandai dengan:

dalam jangka waktu 3 hari
K : - Klien tidur nyenyak

DS:

- Klien terlihat segar

- Klien mengatakan sulit tidur karena
nyeri

I : - Anjurkan klien melakukan teknik
relaksasi sebelum tidur
- Ciptakan lingkungan yang

DO:

nyaman bagi klien untuk tidur
5
- Klien terlihat lelah

- Berikan posisi yang nyaman

- Klien tampak lemah

untuk istirahat
- Anjurkan klien minum susu

3

hangat sebelum tidur
T : Ansietas teratasi dalam jangka

Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan ditandai

waktu 1 hari

dengan:

K : - Klien tampak tenang

DS:

I : - Buat hubungan saling percaya

- Klien mengatakan takut jika

dengan klien/orang terdekat

penyakitnya tidak bisa disembuhkan

- Berikan informasi tentang

DO:

penyakitnya dan teknik

- Wajah klien tampak pucat

pengobatannya

- Klien tampak khawatir

- Dorong pasien/orang terdekat

- Klien tampak tidak tenang

untuk menyatakan masalah/
perasaan
- Beri penguatan informasi klien
yang telah diberikan sebelumnya.

6
J. RENCANA PERAWATAN POST OPERASI
NO
1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan prosedur
bedah ditandai dengan:

RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Nyeri hilang/terkontrol dalam
jangka waktu 3 hari

DS:

K : - Nyeri berkurang

- Klien mengatakan nyeri pada daerah
bekas operasi

- Klien tampak rileks
- Tanda-tanda vital dalam batas

DO:

normal

- Klien tampak gelisah

I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan

- Ekspresi wajah klien tampak

lokasi, intensitas (skala 0 - 10)

meringis

- Observasi tanda-tanda vital

- Klien tampak lemah

- Berikan tindakan kenyamanan

- Tanda-tanda vital dalam batas
abnormal

seperti perubahan posisi
- Ajarkan teknik relaksasi seperti
latihan napas dalam, pedoman
imajinasi
- Kolaborasi dengan pemberian

2

Ansietas berhubungan dengan luka
insisi bedah ditandai dengan:

analgetik sesuai dengan indikasi
T : Ansietas teratasi dalam jangka
waktu 1 hari

DS:

K : - Cemas berkurang

Klien mengatakan cemas tentang
keadaan penyakitnya

- Klien nampak tenang
I : - Buat hubungan saling percaya

DO:

dengan klien/orang terdekat

- Klien nampak gelisah

- Berikan informasi tentang

- Ekspresi wajah nampak tegang

penyakitnya dan teknik

- Tanda-tanda vital dalam batas

pengobatannya.

abnormal

- Dorong pasien/orang terdekat
untuk menyatakan masalah/
7
perasaan
- Beri penguatan informasi klien
3

Risiko tinggi terhadap infeksi

yang telah diberikan sebelumnya.
T : Mencapai waktu penyembuhan

berhubungan dengan insisi bedah

K :

ditandai dengan:

I : - Awasi tanda vital, perhatikan

DS:

demam ringan, menggigil, nadi

DO:

pernafasan cepat gelisah

- Tampak luka operasi

- Observasi drainase dan luka,
sekitar kateter supra publik
- Ganti balutan dengan sering,
pembersihan dan pengeringan
kulit sepanjang waktu
- Lakukan perawatan luka dengan
menggunakan teknik aseptik dan
septik.
- Kolaborasi dengan pemberian
antibiotik sesuai indikasi.

8

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Lk
LkLk
Lk
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Askep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa iiAskep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa ii
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Makalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratumMakalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratum
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Implementasi & Evaluasi Keperawatan KomunitasImplementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Komunitas
 

Ähnlich wie 1. asuhan keperawatan pada bph

Ähnlich wie 1. asuhan keperawatan pada bph (20)

Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Paliatif_Kel. 5.pptx
Paliatif_Kel. 5.pptxPaliatif_Kel. 5.pptx
Paliatif_Kel. 5.pptx
 
osteoporosis-rheumatoid-arthritis-breakthrough.pptx
osteoporosis-rheumatoid-arthritis-breakthrough.pptxosteoporosis-rheumatoid-arthritis-breakthrough.pptx
osteoporosis-rheumatoid-arthritis-breakthrough.pptx
 
9. asuhan keperawatan pada illeus
9. asuhan keperawatan pada illeus9. asuhan keperawatan pada illeus
9. asuhan keperawatan pada illeus
 
PPT ASKEP MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
PPT ASKEP  MATERNITAS POST SC PRESUS.pptxPPT ASKEP  MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
PPT ASKEP MATERNITAS POST SC PRESUS.pptx
 
Askep
Askep Askep
Askep
 
ujian
ujianujian
ujian
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
 
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
PATOFISIOLOGI  DAN ASUHAN  KEPERAWATAN  GERD.pptxPATOFISIOLOGI  DAN ASUHAN  KEPERAWATAN  GERD.pptx
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
 
Ca. ginjal
Ca. ginjalCa. ginjal
Ca. ginjal
 
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
 
Perioperative
PerioperativePerioperative
Perioperative
 
Perioperative
PerioperativePerioperative
Perioperative
 
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tnAsuhan keperawatan gerontik pada tn
Asuhan keperawatan gerontik pada tn
 
Model Dokumentasi Keperawatan Orchitis
Model Dokumentasi Keperawatan OrchitisModel Dokumentasi Keperawatan Orchitis
Model Dokumentasi Keperawatan Orchitis
 
5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia
 
Askep ca laring
Askep ca laringAskep ca laring
Askep ca laring
 
PPT KEL. 4 BPH.pptx
PPT KEL. 4 BPH.pptxPPT KEL. 4 BPH.pptx
PPT KEL. 4 BPH.pptx
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

1. asuhan keperawatan pada bph

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI) A. PENGERTIAN Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997). Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pertumbuhan dan nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat. Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepitepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria, sehingga mengakibatkan kesulitan miksi. B. ETIOLOGI Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer. C. MANIFESTASI KLINIK 1. Kesulitan dan sering berkemih 2. Retensi urin 3. Nyeri perineal 4. Nokturia 5. Hematuria 6. Sakit pinggang 7. Nyeri panggul 8. Oliguria (penurunan haluan win) 9. Kelemahan, mual 1
  • 2. D. KOMPLIKASI 1. Pielonefritis 2. Gangguan fungsi ginjal 3. Septikemia E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan mikrobiologis urin untuk mendeteksi adanya berbagai infeksi yang memerlukan pengobatan. 2. Pemeriksaan kadar urea dan kreatinin dalam darah untuk memonitor fungsi ginjal; aktivitas serum asam fosfat tidak selalu meningkat, walaupun sedikit, peningkatan yang sebentar dapat terjadi setelah dilakukan pemeriksaan perrektat ataupun kateterisasi uretra. 3. Pemeriksaan ultrasonografi traktus urinarius digunakan untuk menilai traktus urinarius bagian atas yang mengidentifikasikan beratnya obstruksi yang terjadi. 4. Sistoskopi untuk melihat pembesaran lobus medialis yang tidak teraba pada waktu pemeriksaan perektal. 5. Pemeriksaan histologis sediaan hasil prostatetomi. F. PENATALAKSANAAN MEDIK 1. Observasi (watchful waiting). 2. Terapi medicamentosa; penghambat adrenergik, penghambat enzim 5 alfa reduktrasi. 3. Terapi bedah. a. Transurethral Resection of the prostate (TURP) b. Transurethral incision of the prostate (TUIP) c. Prostaktetomi terbuka d. Prostaktetomi dengan laser 2
  • 3. G. ANALISA DATA PRE OPERASI NO DATA 1 DS: - Klien menyatakan nyeri saat berkemih DO: - Ekspresi wajah klien nampak meringis - Klien tampak gelisah - Klien nampak lemah - Tanda-tanda vital dalam batas abnormal 2 DS: - Klien mengatakan susah tidur karena nyeri 3 DS: - Klien mengatakan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan DO: - Wajah klien tampak pucat - Klien tampak khawatir - Klien tampak tidak tenang PENYEBAB Peningkatan umur (>50 tahun) Hormon androgen ↓ Benigna prostat Hiperplasia ↓ Peningkatan tonus dan otot polos prostat ↓ Urethra menyempit ↓ Merangsang pengeluaran histamin serotinin, bradikinin dan prostaglandin ↓ Hipotalamus ↓ Korteks serebri ↓ Nyeri dipersepsikan Nyeri ↓ Mengaktifasi RAS ↓ Klien terjaga ↓ Klien sulit tidur Benigna prostat Hiperplasia ↓ Perubahan status kesehatan ↓ Sumber informasi yang tidak adekuat ↓ Koping klien tidak efektif ↓ Ansietas 3 MASALAH KEPERAWATAN Nyeri Gangguan pola istirahat tidur Ansietas
  • 4. H. ANALISA DATA POST OPERASI NO DATA PENYEBAB 1 DS: - Klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi DO: - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah klien tampak meringis - Klien tampak lemah - Tanda-tanda vital dalam batas abnormal DS : - Klien mengatakan takut/cemas tentang keadaan penyakitnya DO: - Klien nampak gelisah - Ekspresi wajah nampak tegang - TTV dalam batas abnormal DS: DO: - Tampak luka operasi Insisi perut daerah sectio alfa (di atas blast) ↓ Incontinuitas jaringan kulit ↓ Jaringan mengeluarkan zat kimia bradikinin, serotanin, prostaglandin hingga menstimulasi nyeri ↓ Diteruskan ke thalamus sebagai pusat sensorik otak ↓ Nyeri dipersepsikan 2 3 Adanya luka insisi ↓ Gangguan psikologis ↓ Kecemasan MASALAH KEPERAWATAN Nyeri Ansietas Adanya luka insisi Risiko tinggi ↓ terhadap infeksi Buffer pertahanan terganggu ↓ Tempat masuknya kuman potongan melalui insisi ↓ Risiko tinggi infeksi 4
  • 5. I. RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI NO 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri berhubungan dengan pembesaran prostat ditandai dengan: DS: RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA TINDAKAN) T : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dalam jangka waktu 1 hari. K : - Nyeri berkurang/hilang - Klien menyatakan nyeri saat - Klien berkurang rileks berkemih. - Tanda-tanda vital dalam batas DO: normal - Ekspresi wajah klien nampak meringis I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 - 10) - Klien tampak gelisah lamanya. - Klien tampak lemah - Jelaskan pada klien tentang - Tanda-tanda vital dalam batas abnormal penyebab nyeri - Pertahankan tirah baring bila diindikasikan - Ajarkan ethnic relaksasi seperti latihan napas dalam dan membantu pasien melakukan posisi yang nyaman. - Kolaborasi analgetik sesuai 2 indikasi T : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan rangsangan RAS akibat nyeri ditandai dengan: dalam jangka waktu 3 hari K : - Klien tidur nyenyak DS: - Klien terlihat segar - Klien mengatakan sulit tidur karena nyeri I : - Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi sebelum tidur - Ciptakan lingkungan yang DO: nyaman bagi klien untuk tidur 5
  • 6. - Klien terlihat lelah - Berikan posisi yang nyaman - Klien tampak lemah untuk istirahat - Anjurkan klien minum susu 3 hangat sebelum tidur T : Ansietas teratasi dalam jangka Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai waktu 1 hari dengan: K : - Klien tampak tenang DS: I : - Buat hubungan saling percaya - Klien mengatakan takut jika dengan klien/orang terdekat penyakitnya tidak bisa disembuhkan - Berikan informasi tentang DO: penyakitnya dan teknik - Wajah klien tampak pucat pengobatannya - Klien tampak khawatir - Dorong pasien/orang terdekat - Klien tampak tidak tenang untuk menyatakan masalah/ perasaan - Beri penguatan informasi klien yang telah diberikan sebelumnya. 6
  • 7. J. RENCANA PERAWATAN POST OPERASI NO 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri berhubungan dengan prosedur bedah ditandai dengan: RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA TINDAKAN) T : Nyeri hilang/terkontrol dalam jangka waktu 3 hari DS: K : - Nyeri berkurang - Klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi - Klien tampak rileks - Tanda-tanda vital dalam batas DO: normal - Klien tampak gelisah I : - Kaji tingkat nyeri, perhatikan - Ekspresi wajah klien tampak lokasi, intensitas (skala 0 - 10) meringis - Observasi tanda-tanda vital - Klien tampak lemah - Berikan tindakan kenyamanan - Tanda-tanda vital dalam batas abnormal seperti perubahan posisi - Ajarkan teknik relaksasi seperti latihan napas dalam, pedoman imajinasi - Kolaborasi dengan pemberian 2 Ansietas berhubungan dengan luka insisi bedah ditandai dengan: analgetik sesuai dengan indikasi T : Ansietas teratasi dalam jangka waktu 1 hari DS: K : - Cemas berkurang Klien mengatakan cemas tentang keadaan penyakitnya - Klien nampak tenang I : - Buat hubungan saling percaya DO: dengan klien/orang terdekat - Klien nampak gelisah - Berikan informasi tentang - Ekspresi wajah nampak tegang penyakitnya dan teknik - Tanda-tanda vital dalam batas pengobatannya. abnormal - Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah/ 7
  • 8. perasaan - Beri penguatan informasi klien 3 Risiko tinggi terhadap infeksi yang telah diberikan sebelumnya. T : Mencapai waktu penyembuhan berhubungan dengan insisi bedah K : ditandai dengan: I : - Awasi tanda vital, perhatikan DS: demam ringan, menggigil, nadi DO: pernafasan cepat gelisah - Tampak luka operasi - Observasi drainase dan luka, sekitar kateter supra publik - Ganti balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu - Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik aseptik dan septik. - Kolaborasi dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi. 8