Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi pembelajaran. Secara garis besar membahas tentang (1) pengertian analisis butir soal dan cara membuat soal yang baik, (2) teknik analisis soal untuk menghitung daya pembeda dan tingkat kesukaran, dan (3) perencanaan tes yang mencakup pengambilan sampel soal, format soal, dan distribusi tingkat kesukarannya.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai calon pendidik, keterampilan yang harus kita kuasai
adalah sistem penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam penilaian
proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-aspek yang berkenaan
dengan pemilihan alat penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan
interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal untuk memperoleh
kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil penilaian
sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Evaluasi (Penilaian) sangat
berguna untuk mempertinggi hasil pelajaran. Oleh sebab itu evaluasi
(Penilaian) tak dapat di pisahkan dari belajar mengajar. Dalam
pelaksanaannya ada evaluasi yang baik, ada pula evaluasi yang yang
kurang baik. Hal ini bergantung pada pendidik yang melaksanakannya.
Jika kita ingin menghendaki hasil evaluasi yang baik, maka kita
harus tahu tentang unsur-unsur penting dalam situasi belajar mengajar.
Evaluasi yang baik harus membantu anak mencapai tujuan sebagai inti
proses belajar mengajar. Untuk mendapat hasil evaluasi yang baik, maka
alat evaluasi yang di gunakan juga harus baik.
Baik buruknya suatu tes atau alat evaluasi dapat di tinjau dari
beberapa segi, yaitu:
1. Validitas, suatu alat pengukur di katakan valid apabila alat
pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak di ukur.
2. Reliabilitas, suatu tes dapat di katakan reliabel apabila tes tersebut
menunjukkan hasil-hasil yang mantab (konsisten).
3. Tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sulit.
4. Daya pembeda, suatu tes harus dapat membedakan antara murid
yang pandai dengan murid yang kurang pandai
1 Evaluasi Pembelajaran
2. Melihat begitu pentingnya evaluasi dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar, maka seorang guru sebagai
bagian dari pelaksana proses belajar mengajar di tuntut
kemampuannya dalam melaksanakan evaluasi yang baik, dan
secara otomatis dituntut untuk membuat tes atau alat evaluasi
yang baik pula.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian analisis butir soal?
2. Bagaimana membuat soal yang baik?
3. Bagaimana teknik mengalisis soal (daya pembeda dan tingkat
kesukaran ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis butir soal
2. Untuk mengdeskripsikan cara membuat soal yang baik
3. Untuk mengetahui teknik analisis soal yang di dalamnya
menghitung daya pembeda dan tingkat kesukaran soal?
2 Evaluasi Pembelajaran
3. BAB II
ISI
A. Pengertian Analisis Tes Soal
Evaluasi adalah segala upaya sistematis dan cermat untuk
memahami kemampuan dan kemajuan siswa baik sebelum,selama,
maupun setelah proses pembelajaran, melalui pengumpulan data, serta
membandingkannya dengan norma atau criteria tertentu.
Analisis dapat diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb). Sedangkan soal
adalah instrument (alat) penilaian yang di gunakan untuk mengukur
keberhasilan proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar siswa.
Tes adalah kegiatan atau proses sistematis mengukur
kemampuan/kondisi seseorang. Kegiatan tes { testing ) selalu
menggunakan alat yang juga disebut tes ( test ). Dalam tulisan ini
pengertian tes lebih mengacu kepada “alat” dari pada “kegiatan”. Oleh
sebab itu tes diartikan: sejumlah pertanyaan yang oleh subyek dijawab
benar atau salah, atau sejumlah tugas yang yang oleh subyek dilaksanakan
dengan berhasil atau gagal, sehingga kemampuan subyek dapat dinyatakan
dengan skor atau dinilai berdasarkan skala tertentu.
Ada 2 macam tes, THB dan psikotes THB (tes hasil belajar)
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan /
keterampilan yang telah dipelajari di waktu yang lalu. Psikotes (tes
psikologis) digunakan untuk mengetahui potensi individu yang dapat
dikembangkan/diwujudkan pada masa yang akan datang.
Khusus pada THB, ada dua bentuk soal yakni: tes bentuk uraian
dan tes bentuk pilihan ganda ( dulu lebih dikenal dengan nama tes obyektif
3 Evaluasi Pembelajaran
4. . Penggunaan nama tes obyektif kini diganti dengan nama „Tes Pilihan
Ganda‟
Tes sebagai alat seleksi maupun evaluasi diharapkan menghasilkan
nilai atau skor yang obyektif dan akurat. Bila tes yang digunakan
dosen/guru kurang baik, maka nilai yang diperoleh siswa tidak obyektif
dan berarti siswa diperlakukan tidak adil. Oleh sebab itu perlu diusahakan
agar tes yang diberikan kepada siswa cukup baik dan bermutu dilihat dari
berbagai segi. Kualitas tes mempengaruhi proses pembelajaran dan
motivasi siswa dalam belajar.
Sejak awal tes hendaknya disusun sesuai dengan prosedur dan
prinsip penyusunan tes. Dan pada akhirnya, setelah digunakan, perlu
diketahui apakah tes itu cukup obyektif dan efektif atau tergolong buruk.
Tes yang baik mungkin dapat digunakan berulang-ulang dengan sedikit
perubahan, Sebaliknya tes yang buruk hendaknya dibuang, bahkan kalau
terlalu buruk sebaiknya tidak digunakan untuk member nilai kepada siswa
(dibatalkan).
Analisis tes adalah salah satu kegiatan dalam rangka
mengkonstruksi tes untuk mendapatkan gambaran tentang mutu tes, baik
mutu keseluruhan tes maupun mutu tiap buutir soal/tugas. Analisis
dilakukan setelah tes disusun dan dicobakan kepada sejumlah subyek dan
hasilnya menjadi umpan balik untuk perbaikan/peningkatan mutu tes
bersangkutan. Oleh karena itu kegiatan analisis tes merupakan keharusan
dalam keseluruhan proses mengkonstruksi tes.
Analisis item soal merupakan suatu prosedur yang sistematis, yang
akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir
tes yang akan kita susun. Analisis item soal pada dasarnya bertujuan untuk
mengetahui apakah setiap item soal benar-benar baik, sehingga diperlukan
analisis terhadapnya.
B. Soal yang baik
Sebagai pendidik , kita dihadapkan pada persoalan bagaimana kita
mengajar, bagaimana kita menguji dan bagaimana kita
4 Evaluasi Pembelajaran
5. mengevaluasi/menilai kemampuan siswa. Namun ada satu hal lagi yang
harus diingat, yaitu merenung. Dalam perenungan tersebut ada beberapa
pertanyaan, misalnya:
Berapa banyak siswa yang lulus?
Soal nomor berapa yang semuanya dapat menjawab dengan benar?
Soal nomor berapa yang semuanya tidak dapat menjawab dengan
benar?
Apakah dua hal diatas terjadi karena soal terlalu mudah atau soal
terlalu sulit?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan erat dengan aspek
penilaian yang menjadi salah satu bagian penting dalam tugas keseharian
seorang pengajar. Penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas
sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan
tentang apa, tetapi lebih diarahkan pada menjawab pertanyaan tentang
bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau hasil yang diperoleh
seseorang atau suatu program. Dengan demikan penilaian juga diartikan
sepadan dengan evaluasi. Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan
dengan baik dan benar bia menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan.
Dapat saja informasi tentang hasil belajar itu diperoleh tanpa
menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan
alat ukur non tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
a. Perencanaan Tes
Tes akan menjadi berarti apabila tes tersebut terdiri dari butir-butir
soal yang menguji tujuan yang penting dan mewakili ranah
pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan secara representatif. Oleh
karenanya, perencanaan dalam pengujian memegang peranan yang
penting. Tanpa perencanaan yang jelas dan dapat
5 Evaluasi Pembelajaran
6. dipertanggungjawabkan tes tersebut dapat menjadi sia-sia, bahkan
mungkin akan mengganggu proses pencapaian tujuan. Setidaknya ada
6 (enam) hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tes:
1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal
Pemilihan butir soal dilakukan berdasarkan pentingnya
konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam
hubungannya dengan perannya dalam bidang studi tersebut secara
keseluruhan. Biasanya bidang studi dibagi menjadi beberapa
pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tidak ada batasan jumlah
butir soal untuk satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, namun
hendaknya jumlah butir soal sebanding dengan luas dan
pentingnya pokok bahsan/sub pokok bahasan tersebut.
2. Tipe tes yang akan digunakan
Ada 3 macam tes yang biasa digunakan, yaitu: (1) esei, (2)
objektif, dan (3) problem matematik. Anggapan yang muncul
terkait bahwa suatu tipe tes lebih baik daripada tipe tes lainnya
dalam mengukur ranah kognitif tertentu adalah sutau
kesalahpahaman. Soal esei yang baik akan dapat mengukur ranah
kognitif yang manapun seperti yang dapat diukur oleh soal
obyektif yang baik, demikian juga sebaliknya. Pemilihan tipe tes
yang akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan
dan waktu yang tersedia pada penyusun tes daripada kemampuan
peserta tes atau aspek yang ingin diukur.
3. Aspek yang akan diuji
Ada enam tingkatan kemampuan yang ingin diuji, yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi, atau yang lazim diberi simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan
C6. Mengingat bahwa hasil tes saat ini lebih berorientasi pada
pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, maka jumlah soal yang
mewakili tiga level pertama diharapkan lebih banyak
6 Evaluasi Pembelajaran
7. dibandingkan jumlah soal untuk tiga level berikutnya yang
bersifat pengembangan lebih lanjut.
4. Format butir soal
Ada berbagai format untuk tes objektif maupun esei.
a. Tes objektif: (1) benar salah (true false), (2) menjodohkan
(matching), dan (3) pilihan ganda (multiple choice)
b. Tes esei: (1) pertanyaan uraian terbuka dan uraian tertutup, (2)
jawaban singkat (short answer), dan (3) isian (completion/fill in)
Perbedaan antara format butir soal tersebut tidak terletak pada
efektivitasnya mengukur level kemampuan, tetapi lebih banyak
pada aspek penerkaannya (dalam hal peserta tes kurang
menguasai materi yang diteskan).
5. Jumlah butir soal
Jumlah butir soal berhubungan dengan reliabilitas tes dan
representasi isi bidang studi yang diteskan; semakin besar jumlah
butir soal yang digunakan maka kemungkinan semakin tinggi
reliabilitasnya. Dari segi jumlah, tes objektif memiliki kekuatan
lebih dibanding tes esei karena waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan
jumlah butir soal yang lebih banyak. Jumlah butir soal harus
direncanakan: (a) jumlah keseluruhan, (b) jumlah untuk setiap
pokok bahasan/topik, (c) jumlah untuk setiap format, (d) jumlah
untuk setiap kategori tingkat kesulitan, (e) jumlah untuk setiap
aspek pada ranah kognitif. Pertimbangan lain dalam penetuan
jumlah soal adalah waktu yang tersedia, biaya yang ada,
kompleksitas yang dituntut dalam tes, serta waktu ujian diadakan.
6. Distribusi tingkat kesukaran butir soal
Tes yang terbaik adalah tes yang mampu membedakan
antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar.
Salah satunya diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik
sekitar 0,50. Selain itu, tingkat kesukaran soal ditentukan oleh
7 Evaluasi Pembelajaran
8. tujuan tes (untuk seleksi, diagnostik,formatif, sumatif). Perlu
diperhatikan bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah
hendaknya diletakkan di awal tes, sedangkan soal dengan tingkat
kesukaran tinggi pada akhir tes. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan notivasi agar peserta tes lebih terdorong untuk
mengerjakan seluruh butir soal.
b. Pengembangan Tes Objektif
Soal objektif adalah butir soal yang telah mengandung
kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta
tes. Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari kemungkinan
jawaban yang telah disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran
jawaban dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan, baik oleh secara langsung oleh manusia maupun
dengan memanfaatkan teknologi terbaru, yaitu mesin scanner.
Secara umum, soal tes objektif dibedakan menjadi:
1. Tipe benar-salah (true false item)
2. Tipe menjodohkan (matching)
3. Tipe pilihan ganda (multiple choice)
Pilihan ganda biasa
Pilihan ganda analisis hubungan antar hal
Pilihan ganda analisis kasus
Pilihan ganda kompleks
Pilihan ganda yang menggunakan diagram, grafik, tabel dan
gambar.
c. Pengembangan Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item)
a) Pengertian
Butir soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternatif
jawabannya lebih dari dua, biasanya berkisar antara 4 atau 5
alternatif jawaban. Ada dua bagian dalam tiap butir soal, yaitu
bagian pernyataan/pertanyaan dan bagian pilihan/alternatif
jawaban.
8 Evaluasi Pembelajaran
9. b) Tes model ini cocok untuk :
Level aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
c) Jenis pertanyaan atau pernyataan :
Jawablah dengan benar
Lengkapilah kalimat
Pilihlah jawaban paling tepat
d) Keunggulan
Dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur setiap level
tujuan instruksional, mulai yang paling sederhana sampai
paling kompleks.
Dapat menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak
sehingga penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan
dapat lebih luas dan dapat mencakup hampir seluruh cakupan
bidang studi.
Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dilakukan secara
objektif.
Tipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut
kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan
kebenaran secara sekaligus.
Jumlah opsi jawaban yang disediakan lebih dari dua (empat
atau lima) sehingga mengurangi kesempatan bagi peserta tes
untuk menebak.
Memungkinkan dilakukannya analisis butir soal secara baik
dengan melakukan uji coba terlebih dahulu.
Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan dengan hanya
mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.
9 Evaluasi Pembelajaran
10. Informasi yang diberikan lebih bervariasi terutama bila butir
soal memiliki homogenitas yang tinggi.
Lebih fleksibel digunakan untuk menilai hasil belajar:
kemampuan, aplikasi, analisis, síntesis, dan evaluasi.
Siswa minimum menulis.
e) Keterbatasan
Sulit mengkonstruk item tes yang baik.
Terdapat kecenderungan butir soal hanya menguji/mengukur
aspek ingatan.
Sulit membuat pengecoh atau alternative jawaban yang baik.
Waktu lebih banyak dibutuhkan apabila opsi semakin banyak
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat soal
pilihan ganda
Opsi yang ditampilkan secara otomatis dapat mengurangi
jumlah soal yang dapat dibuat.
Semakin terbiasa seseorang dengan tes tipe pilihan ganda
semakin besar kemungkinan ia akan memperoleh skor yang
lebih baik.
f) Tips menulis tes pilihan ganda
Setiap item memiliki satu aspek kemampuan yang akan diukur
Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok
soal.
Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan.
Hindari rumusan kata yang berlebihan
10 Evaluasi Pembelajaran
11. Jika pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap,
maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan
pada ujung pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat.
Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana.
Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah
yang aneh atau berlebihan.
Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan
sebagai jawaban yang benar. Usahakan jawaban yang benar
dan pengecoh dibuat mirip baik dari sisi gramatikal maupun
konsep teorinya.
Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis
lebih panjang dari jawaban yang salah.
Hindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang benar.
Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi ”semua yang
benar di atas benar” atau ”tidak satupun yang di atas benar”
Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan.
Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau
kata-kata yang bermakna tidak tentu.
Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan
positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan negatif, maka
kata negatif tersebut sebaiknya digarisbawahi/ditulis tebal.
Hindari menggunakan pernyataan atau pertanyaan double
negatives. Misalnya “tidak tidak setuju”
Tempatkan pilihan jawaban benar secara random. (hindari
jawaban A yang biasanya lebih sering daripada jawaban lain)
11 Evaluasi Pembelajaran
12. Usahakan setiap item tes tidak saling tergantung atau
berhubungan dengan item tes lain.
Buatlah setiap alternatif jawaban pada baris berbeda, dengan
spasi atau gunakan huruf atau angka untuk memilah setiap
alternatif jawaban.
Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu yang terkait
untuk meyakinkan bahwa bahasa yang digunakan, soal, dan
jawaban benar-benar meyakinkan.
C. Teknik analisis soal
Kegiatan analisis tes meliputi empat hal yakni :
1. Analisis validitas tes
2. Analisis reliabilitas tes
3. Analisis butir soal yang meliputi :
a. Analisis daya pembeda tiap butir soal,
b. Analisis tingkat kesukaran tiap butir soal ,
c. Analisis pengecoh (distraktor) pada setiap butir soal,
d. Analisis homogenitas tiap butir soal.
1. Analisis Validitas tes
Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes
yang valid ( absah = sah ) adalah tes benar-benar mengukur apa yang
hendak diukur. Tes matematika kelas dua SMP, hendaknya benar-
benar mengukur hasil belajar matematika siswa SMP kelas dua ;
bukan siswa SMP kelas tiga atau siswa SD kelas enam. Dan bukan
mengukur hasil belajar dalam bidang studi lainnya. Tes yang disusun
untuk mengukur hasil belajar mata pelajaran kimia pada kelas tertentu,
hendaknya tidak menyimpang sehingga mengukur hasil belajar
matematika atau bahasa, atau kimia untuk kelas lainny. Dengan kata
lain, validitas tes menunjukkan tingkat ketepatan tes dalam mengukur
sasaran yang hendak diukur.
12 Evaluasi Pembelajaran
13. Ada empat macam validitas tes hasil belajar, yakni:
1. Validitas permukaan ( face validity )
Tingkat validitas permukaan diketahui dengan melakukan
analisis atau telaah rasional ( semata-mata berdasarkan
pertimbangan logis, bukan pada hitungan angka-angka
empirik. Analisis permukaan meliputi berbagai aspek berikut
ini:
a. Apakah bahasa dan susunan kalimat (redaksi ) tiap butir
soal cukup jelas dan sesuai dengan kemampuan siswa?
b. Apakah isi jawaban yang diminta tidak membingungkan?
c. Apakah cara menjawab sudah dipahami siswa?
d. Jangan sampai siswa tahu isi jawabannya tetapi tidak tahu
bagaimana cara menjawab soal bersangkutan.
e. Apakah tes itu telah disusun berdasar kaidah/prinsip
penulisan butir soal?
Tes yang tidak mengikuti kaidah penulisan butir soal akan tampak
semerawut sehingga membingungkan.
Setiap tes paling sedikit harus diperiksa melalui analisis
permukaan. Walaupun analisis ini tergolong paling lemah, namun
lebih baik daripada tidak ada analisis sama sekali. Tentu saja akan
lebih baik bila suatu tes dianalisis lebih lanjut.
2. Validitas isi ( content validity )
Tingkat validitas isi juga diketahui dengan analisis rasional. Pada
prinsipnya dilakukan pemeriksaan terhadap tiap butir soal, apakah
soal sudah sesuai dengan Tujuan Pembelajaran Khusus atau dengan
kompetensi yang hendak diukur atau dengan indikator
keberhasilan siswa. Cara yang lazim ialah mencocokkan tiap butir
soal dengan kisi-kisi yang disusun berdasarkan GBPP ( Garis Besar
Program Pengajaran ). Pengujian validitas isi dilakukan dengan
menjawab pertanyaan berikut.
13 Evaluasi Pembelajaran
14. a. Apakah keseluruhantes telah sesuai dengan kisi-kisi?
Kisi-kisi adalah suatu bagian atau matrik yang
menggambarkan penyebaran soal-soal sesuai dengan aspek
atau pokok bahasan yang hendak diukur, tingkat kesukaran
dan jenis soal. Kisi-kisi itu harus disusun sedemikian rupa
sehingga mencakup seluruh bahan pelajaran yang akan
diteskan. Tingkat kesesuaian seluruh butir soal dengan kisi-
kisi ( dengan bahan yang akan diteskan ) menunjukkan
tingkat validitas isi.
b. Apakah terdapat butir soal yang menyimpang, atau
menuntut jawaban di luar bahan pelajaran bersangkutan?
Misalnya soal dalam mata pelajaran fisika
menjurus/menyimpang ke hitungan matematika atau
kemampuan di luar pokok bahasan yang diajarkan.
Penyimpangan yang tidak kentara itu perlu dihilangkan.
Semakin banyak soal yang menyimpang, semakin rendah
tingkat validitas isi. Untuk melakukan analisis validitas isi
diperlukan adanya kisi-kisi tes yang disusun sebelum soal-
soal ditulis.
3. Validitas kriteria ( criterion validity )
Validitas ini diketahui dengan cara empirik, yakni menghitung
koefisien korelasi antara tes bersangkutan dengan tes lain
sebagai kriterianya. Yang dapat digunakan sebagai kriteria
adalah tes yang sudah dianggap valid, atau nilai mata pelajaran
yang sama yang dipandang cukup obyektif. Sebagai contoh,
skor tes Bahasa Inggris buatan guru dikorelasikan dengan skor
tes Bahasa Inggris yang telah dibakukan. Skor tes Matematika
kelas I SMA dikorelasikan dengan nilai rata-rata Matematika.
Dengan rumus korelasi Pearson‟s Product Moment dan
menggunakan kalkulator, perhitungan validitas criteria tersebut
tidak terlalu sulit, apalagi bila menggunakan computer.
14 Evaluasi Pembelajaran
15. Kesulitan utama dalam menentukan validitas criteria ialah
mencari skor tes yang akan dijadikan kriteria. Bila kriterianya
buruk atau tidak valid, maka validitas tes yang diperoleh akan
percuma saja.
4. Validitas ramalan (predictive validity )
Validitas ini menunjukkan sejauh mana skor tes bersangkutan
dapat digunakan meramal keberhasilan siswa dimasa
mendatang dalam bidang tertentu. Cara menghitungnya sama
seperti validitas kriteria, dalam hal ini skor tes dikorelasikan
dengan keberhasilan siswa di masa dating. Misalnya antara
nilai UAN ( Ujian Akhir Nasional ) di SMA, dengan prestasi
belajar di perguruan tinggi dalam mata pelajaran yang sama.
Suatu tes yang baik biasanya memiliki angka validitas 0,50
atau lebih; tentu saja angka itu makin tinggi makin baik. Suatu
tes dengan angka validitas kurang dari 0,50 belum tentu buruk.
Mungkin kriterianya yang buruk atau keliru menentukan
kriteria.
2. Reliabilitas
Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi)
bila mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif
sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes
yang berikutnya dikorelasikan terdapa hasil korelasi yang
signifikan.
Ada juga yang mengartikan dengan keandalan
(reliability) artinya ketetapan/ketelitian suatu alat evaluasi.
Suatu tes/alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat
dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi yang
dipentingakan disini adalah ketelitian sejauh mana tes/alat
tersebut dapat dipercaya kebenarannya.Reliabilitas alat
penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
15 Evaluasi Pembelajaran
16. dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang
relatif sama.
Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil
pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada
saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama.
Misalnya siswa kelas V pada hari ini di tes kemampuan
matematikanya. Minggu berikutnya siswa tersebut di tes
kembali. Hasil dari ke dua tes relatif sama. Sungguhpun
demikian, masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil
untuk hal-hal tertentu akibat faktor kebetulan, selang
waktu, atau terjadinya perubahan pandangan siswa
terhadap soal yang sama. Jika itu terjadi, kelamahan
terletak pada tes itu, yang tidak memiliki kepastian
jawaban atau meragukan siswa. Dengan kata lain, derajat
reliabilitasnya masih rendah..
Ada tiga cara mengetahui reliabilitas tes:
1. Test-retest method (metoda tes ulang)
Suatu tes (yakni tes yang akan dihitung reliabilitasnya),
diteskan terhadap kelompok siswa tertentu dua kali dengan
jangka waktu tertentu (misalnya satu semester atau satu
caturwulan).
skor hasil pengetesan pertama dikorelasikan dengan skor hasil
pengetesan kedua. koefisien korelasi yang diperoleh
menunjukkan koefisien reliabilitas tes tersebut.
2. Paralel test method (metoda tes paralel)
cara ini mengharuskan adanya dua tes yang paralel, yakni dua
tes yang disusun dengan tujuan yang sama (hanya sedikit
perbedaan redaksi, isi, atau susunan kalimatnya). Dua tes
tersebut diadministrasikan pada satu kelompok siswa dengan
perbedaan waktu beberapa hari saja. Skor dari kedua macam
16 Evaluasi Pembelajaran
17. tes tersebut dikorelasikan dengan teknik yang sama seperti
pada metode test-retest. Koefisien korelasi yang diperoleh
menunjukkan tingkat realibilitas tes.
3. Split-half method (metoda belah dua)
Cara ini paling mudah dan seyogyanya diterapkan oleh para
guru pada semua tes yang diberikan kepada siswanya. Tidak
perlu mengulangi pelaksanaan tes atau menyusun tes yang
paralel. cukup satu tes dan diadministrasikan satu kali kepada
sekelompok siswa (minimal 30 siswa).
Tingkat reliabilitas suatu instrumen atau tes dipengaruhi oleh
banyak hal antara lain:
1) Jumlah butir soal, banyaknya soal pada suatu instrumen ikut
mempengaruhi derajat reliabilitasnya, dengan semakin
banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan cenderung
untuk menjadi semakin reliabel, sebagaimana yang
dinyatakan dalam rumus spearmen-brown.
2) Homogenitas soal test, soal yang memiliki homogenitas
yang tinggi cenderung mengarah kepada tingginya tingkat
reliabilitas. Dua buah test yang sama butirnya akan tetapi
berbeda isinya, misalnya yang satu mengukur pengetahuan
kebahasaan dan yang lainya mengukur kemampuan fisika
akan menghasilkan tingkat reliabilitas berbeda. Test fisika
cederung menghasilka tingkat reliabilitas yang lebih tinggi
daripada test kebahasaan karena dari segi isi kemampuan
menyelesaikan soal fisika lebih homogen daripada
pengetahuan kebahasaan.
3) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan test, semakin
terbatasnya waktu dalam pengejaan test maka akan
mendorong test untuk cenderung memiliki reliabilitas yang
tinggi, hl ini terutama apabila realiabilitas diperoleh dengan
cara splithalf (belah dua).
17 Evaluasi Pembelajaran
18. 4) Keseragaman kondisi pada saat test diberikan, kondisi
pelaksanaan test yanhg semakin seragam akan
memunculkan reliabilitas yang semakin tinggi.
5) Kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta test
6) Heteroginitas kelompok, bahwa semakin hiterogen suatu
kelompok dalam pengerjaan suatu test maka test terebut
semakin cenderung untuk menunjukan tingkat reliabilitas
yang tinggi.
7) Variabel skors instrumen yang mengahasilkan rentangan
skor yang lebih luas atau lebih tinggi variabilitasnya akan
memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada yang
menghaslkan menghsilkan rentang skor yang lebih sempit.
Seperti test bentuk pilihan ganda cenderung menghasilakan
tingkat reliabilitas lebih tinggi dari pada test bentuk benar
salah.
8) Motivasi individu.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan suatu tes:
1. Luas tidaknya sampling yang diambil
2. Perbedaan bakat kemampuan murid yang dites.
3. Suasana atau kondisi testing
4. Kandalan tes
3. Analisis Butir Soal
Baik buruknya tes tergantung pada butir-butir soal yang ada di
dalamnya. Oleh sebab itu untuk mendapatkan tes yang baik perlu
dipilih butir-butir yang baik.Butir yang buruk harus dibuang, yang
kurang baik perlu direvisi. Untuk mengetahui kualitas tiap butir soal
perlu analisis satu persatu. Analisis meliputi perhitungan daya
pembeda, tingkat kesukaran, homogenitas tes serta analisis
distraktor/pengecoh pada tes pilihan ganda.
Butir soal akan dianalisis mutunya berdasarkan karakteristik butir
soal yaitu :
18 Evaluasi Pembelajaran
19. Daya beda butir soal
Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir soal
mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan
siswa yang tidak menguasai bahan. Butir soal yang daya
pembedanya rendah, tidak ada manfaatnya, malahan dapat
merugikan siswa yang belajar sungguh-sungguh.
Menghitung daya pembeda
a. berdasarkan skor total, menyusun nama atau nomor peserta
didik dari yang tertinggi hingga terendah. Kemudian ambil 27
% peserta didik yang skor totalnya tinggi (Kelompok Atas),
dan 27 % peserta didik yang skor totalnya rendah (Kelompok
Bawah).
b. Buatlah tabel, khusus untuk peserta didik yang ada di
Kelompok Atas dan Kelompok Bawah. Jumlah kolom dalam
tabel minimal sama dengan jumlah butir soal, sehinggga
memuat seluruh jawaban peserta didik.
c. Tabel 1 artinya jawaban betul dan 0 artinya jawaban salah.
d. Tabel ini digunakan untuk daya pembeda maupun tingkat
kesukaran butir soal.
e. Hitung jumlah jawaban yang benar (bertanda 1), baik pada
Kelompok Atas maupun pada Kelompok Bawah.
Daya pembeda dihitung dengan rumus :
BA- ∑ BB) x 100%
NA
Keterangan :
DP = Indeks Daya Pembeda butir soal tertentu (satu butir)
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok Atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok Bawah
19 Evaluasi Pembelajaran
20. NA = jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B
Kriteria Daya Pembeda
Negatif - 9% = sangat buruk, dibuang
10% - 19 % = buruk, dibuang
20 % - 29 % = agak baik, direvisi
30 % - 49 % = baik
50 % - keatas = sangat baik
Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran butir soal adalah tingkat kesukaran item
(difficulty index), yaitu pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu item atau tes.
Tabel yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran
sama dengan tabel skor untuk menghitung daya pembeda.
rumus yanga digunakan adalah sebagai berikut:
TK = BA + BB x100%
NA+ NB
Keterangan :
TK = Indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu (satu butir)
BA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok Atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok Bawah
NA = jumlah siswa pada kelompok Atas
NB = jumlah siswa pada kelompok Bawah
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
0 % - 15 % = sangat sukar, sebaiknya dibuang
16 % - 30 % = sukar
31 % - 70 % = sedang
71 % - 85 % = mudah
86 % - 100 % = sangat mudah, sebaiknya dibuang
20 Evaluasi Pembelajaran
21. Berfungsi tidaknya pilihan
Analisis distraktor ( pengecoh/penyesat/option ) diperlukan hanya
pada tes bentuk pilihan ganda dimana siswa harus memilih satu
dari beberapa alternative jawaban. Tiap pengecoh/distraktor
hendaknya bermanfaat, yakni ada sejumlah siswa yang
memilihnya. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti tidak
bermanfaat, sedang pengecoh yang dipilih oleh hamper semua
siswa berarti terlalu mirip dengan jawaban yang benar.
Pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih
pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal.
Indeks pengecoh dihitung dengan rumus :
Ipc = nPc x 100%
(N-nB) / (Alt-1)
Keterangan :
Ipc = Indeks pengecoh/Distraktor
nPc = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh itu
N = Jumlah seluruh subyek yang ikut tes
nB = Jumlah subyek yang menjawab benar pada butir soal itu
Alt = Banyak alternatif jawaban/option (3,4, atau 5)
Catatan :
bila semua subyek menjawab benar pada butir soal tertentu (semua
sesuai kunci), maka Ipc = 0 artinya buruk.
Klasifikasi pengecoh berdasarkan Indeks Pengecoh sebagai
berikut:
Sangat baik : 76% - 125% (mendekati 100%)
Baik : 51%- 75% atau 126% - 150%
Kurang baik : 26% - 50% atau 151% - 175%
Buruk : 0%-25% atau 176% - 200%
21 Evaluasi Pembelajaran
23. BAB III
HASIL PENGOLAHAN DATA
A. Soal yang di buat secara Individu
- Tabel 1 Jawaban Soal Pilihan Ganda Siswa dan Korelasi Split-Half
Method
- Tabel 2 Skor Jawaban Soal Pilihan Ganda Siswa dan Korelasi SPLIT-
HALF METHOD
- Tabel 3 Jawaban Soal Uraian Singkat dan Korelasi Split-Half Method
- Tabel 4 Jawaban Soal Essay dan Korelasi Split-Half Method
23 Evaluasi Pembelajaran
24. TABEL JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA
SDN NANGKA KELAS IV SD
KABUPATEN KUNINGAN
No. Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
. Siswa
b c b d c d a b c b c d d d d c a b c d a b c a a
1 Ahyatin a a a a d a d b a d a a d a b d d d d a a b d b
2 Aneu a c b b c a b a d d c d d c a c a d c d b b c d c
3 Asep d a b c c b a a b b a a d a a c c a b d a a c a c
4 Bayu a a b c b d d c b d a d d a d d d b d d c d c a d
5 Cindy b c a b c a b b b b d d d c a c b b c d b b b d b
6 Erik Tia b b a b c d c b c c d d d a a a b b b d c b b d c
7 Fajar A. b d d b d d d a d c c b d c a a d d c c d c a a c
8 Fariz d c c b b b b c c d d a d c c c a b c d b b d c c
9 Fitri Dwi d c a c b d a d b b c d d a d a d c c d b b b d c
10 Gia P. b c b c c d a b a b c d d d d c a b b d a b c a a
11 Gilang N. c a c a d b a a a c a a d d c a b d b a a b c a a
12 Helmi F. a c c d c a b a a a c a d a c a a a b d a b d d c
13 Hilda b b b a a d a b c d c d d d a d d a c d b b c c b
14 Imam S. b c b c c d a b c b c d d d a c a b c d a d c a a
15 Windi a c b b c a c a d d c d d b a a d c d b b c d c
24 Evaluasi Pembelajaran
25. 16 Wira B. b b a c c b a c b d d d a a a b c a d b a b b c c
17 Yuda b d b c c a a d a a b d d a a b c a d d b b b c
Tabel 1 Jawaban Soal Pilihan Ganda Siswa
25 Evaluasi Pembelajaran
29. B. Soal dari Sekolah
- Tabel 1 Jawaban soal pilihan ganda soal dari sekolah
- Tabel 2 Skor Jawaban soal pilihan ganda Siswa dan Korelasi Split-
Half Method
- Tabel 3 Homogenitas Soal Pilihan Ganda
- Tabel 4 Reliabilitas Soal Pilihan ganda
- Tabel 4 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Siswa
- Tabel 5 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal
- Tabel 6 Jawaban Soal Uraian singkat
- Tabel 7 Analisis Distraktor
- Tabel 8 Kualitas Pengecoh
- Tabel 9 Jawaban Uraian Singkat dan Korelasi
- Tabel 10 Homogenitas Soal Uraian Singkat
- Tabel 11 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Siswa
- Tabel 12 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal
- Tabel 11 Reliabilitas Soal Uraian Singkat
29 Evaluasi Pembelajaran
30. JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA
SDN 2 KADUGEDE KABUPATEN KUNINGAN
No. Nama Siswa No. Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
1 Agi Afrian d c c a a d c c c d b d b d d d c c c c c a b c d
2 Agi M. b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
3 Akbar b c c a d d c a c d b b b a d c d c a b a a b a d
4 Aldy M. b c c a d d c a c d b b b a d d c c a a c a b c d
5 Alifa c c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
6 Annisa D.C. b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
7 Ara Azzahra b c c a d d c a c d b b b a d d c c a a c a b c d
8 Debi M b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
9 Dina Yuliana b c c a d d c a c d b b b a d d c c a a c a b c d
10 Elis F. b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
11 Faisal b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
12 Fajar b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
13 Ghammar b c c a d d c a c d b b b a d d d c a a c a b c d
14 Hendra d c c a a d c c c d a b b a d d d c c c a a b c d
15 Ikki Puji P. b c c a d d c a c d b b b a d d d c a a c a b c d
16 Imam M. K. b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
30 Evaluasi Pembelajaran
31. 17 Jita F.B. b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
18 Leni Nuraeni b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
19 Lilis L. b c c a d d c a c d b b b b a d d c a b c a b c d
20 M. Farhan b c c a d d c a c d b b b a d d a c a c c a b c d
21 M. Ibnu b c c a a d a a c a a c b d d a a c a b c b b c d
22 M. Kurnia b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
23 Meiga b d c a a b c a c b a b a d d d a b c a a c d
24 Nova b c c a d d c a c d b b b b d c d c a b a a b c d
25 Nurlela b c c a d d c a c d b b b a d d c e a a c a b c d
26 Putri c c c a d d c a c d b b b a d d c c a a c a b c d
27 Reni F. b d c a d d c a c d b b b a d d a e a a c b b c d
28 Reni M. b c a a a c c a c d b b a d d d b d b a c b b d b
29 Ridho b c c a d d c a c d b b b b a d c c a a c a b c d
30 Rifansyah b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b a d
31 Sukmawati b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
32 Syiffa b c c a d d c a c d b b b a d d c e a b c a b c d
33 Tiara b c c a d d c a c d b b b a d d d c a b c a b c d
tabel 1 jawaban pilihan ganda soal dari sekolah
31 Evaluasi Pembelajaran
42. TABEL DAYA PEMBEDA DAN TINGAT KESUKARAN
Daya Daya Pembeda Tingkat Tingkat Kesukaran
No
ƩBA ƩBB Pembeda dalam satuan Kriteria Kesukaran dalam satuan Kriteria
Soal
(persen) (persen)
Sangat
1. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
Sangat
2. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
Sangat
3. 9 8 0,1111111 11,11111111 Buruk 0,944444444 94,44444444 mudah
Sangat Sangat
4. 9 9 0 0 buruk 1 100 mudah
Sangat
5. 9 4 0,5555556 55,55555556 baik 0,722222222 72,22222222 Mudah
Sangat
6. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
Sangat
7. 9 8 0,1111111 11,11111111 Buruk 0,944444444 94,44444444 mudah
Sangat
8. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
Sangat Sangat
9. 9 9 0 0 buruk 1 100 mudah
Sangat
10. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
Sangat
11. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
42 Evaluasi Pembelajaran
43. 12. 9 6 0,3333333 33,33333333 Baik 0,833333333 83,33333333 Mudah
Sangat
13. 9 8 0,1111111 11,11111111 Buruk 0,944444444 94,44444444 mudah
14. 8 4 0,4444444 44,44444444 Baik 0,666666667 66,66666667 Sedang
Sangat Sangat
15. 8 8 0 0 buruk 0,888888889 88,88888889 mudah
16. 9 6 0,3333333 33,33333333 Baik 0,833333333 83,33333333 Mudah
Sangat
17. 7 2 0,5555556 55,55555556 baik 0,5 50 Sedang
18. 9 6 0,3333333 33,33333333 Baik 0,833333333 83,33333333 Mudah
19. 9 6 0,3333333 33,33333333 Baik 0,833333333 83,33333333 Mudah
20. 6 4 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,555555556 55,55555556 Sedang
21. 9 6 0,3333333 33,33333333 Baik 0,833333333 83,33333333 Mudah
22. 9 6 0,3333333 33,33333333 Baik 0,833333333 83,33333333 Mudah
Sangat
23. 9 8 0,1111111 11,11111111 Buruk 0,944444444 94,44444444 mudah
Sangat
24. 9 7 0,2222222 22,22222222 Agak baik 0,888888889 88,88888889 mudah
Sangat
25. 9 8 0,1111111 11,11111111 buruk 0,944444444 94,44444444 mudah
Tabel 6 Tabel Daya Pembeda dAn Tingkat Kesukaran
43 Evaluasi Pembelajaran
44. Tabel Analisis Distraktor
No. Soal
Analisis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Distraktor
b c c a d d c a c d b b b a d d c c a b c a b c d
a 0 0 1 33 5 0 1 31 0 1 2 1 1 27 2 1 3 0 30 10 3 30 1 2 0
b 29 0 0 0 0 1 0 0 0 0 31 30 32 3 0 0 1 0 1 20 0 3 32 0 1
c 2 31 32 0 0 1 32 2 33 0 0 1 0 0 0 2 14 28 2 3 30 0 0 30 0
d 2 2 0 0 28 31 0 0 0 31 0 1 0 3 31 30 14 2 0 0 0 0 0 1 32
Tabel 7 . Tabel Analisis Distraktor
44 Evaluasi Pembelajaran
45. Soal no 1
Option a b c d
Banyak pemilih 0 29 2 2
IPC 0 ** 16,6% 16,6%
Kualitas
Pengecoh -- ** -- --
Soal no 2
Option a b c d
Banyak pemilih 0 0 31 2
IPC 0 0 ** 33,3%
Kualitas
Pengecoh -- -- ** -
Soal no 3
Option a b c d
Banyak pemilih 1 0 32 0
IPC 33,3% 0 ** 0
Kualitas
Pengecoh - -- ** --
Soal no 4
Option a b c d
Banyak pemilih 33 0 0 0
IPC ** 0 0 0
Kualitas
Pengecoh ** -- -- --
Soal no 5
Option a b c d
Banyak pemilih 5 0 0 28
IPC 33,3% o 0 **
Kualitas
Pengecoh - -- -- **
Soal no 6
Option a b c d
Banyak pemilih 0 1 1 31
IPC 0 16,6% 16,6% **
Kualitas
Pengecoh -- -- -- **
Soal no 7
Option a b c d
Banyak pemilih 1 0 32 0
IPC 33,3% 0 ** 0
Kualitas - -- ** --
45 Evaluasi Pembelajaran
46. Pengecoh
Soal no 8
Option a b c d
Banyak pemilih 31 0 2 0
IPC ** 0 33% 0
Kualitas
Pengecoh ** -- - --
Soal no 9
Option a b c d
Banyak pemilih 0 0 33 0
IPC 0 0 ** 0
Kualitas
Pengecoh -- -- ** --
Soal no 10
Option a b c d
Banyak pemilih 1 0 0 31
IPC 16,6% 0 0 **
Kualitas
Pengecoh -- -- -- **
Soal no 11
Option a b c d
Banyak pemilih 2 31 0 0
IPC 33,3% ** 0 0
Kualitas
Pengecoh - ** -- --
Soal no 12
Option a b c d
Banyak pemilih 1 30 1 1
IPC 11,1% ** 11,1% 11,1%
Kualitas
Pengecoh -- ** -- --
Soal no 13
Option a b c d
Banyak pemilih 1 32 0 0
IPC 33% ** 0 0
Kualitas
Pengecoh - ** -- --
Soal no 14
Option a b C d
Banyak pemilih 27 3 0 3
IPC ** 16,6% 0 16,6%
Kualitas
Pengecoh ** -- -- --
46 Evaluasi Pembelajaran
47. Soal no 15
Option a b c d
Banyak pemilih 2 0 0 31
IPC 33,3% 0 0 **
Kualitas
Pengecoh - -- -- **
Soal no 16
Option a b c d
Banyak pemilih 1 0 2 30
IPC 11,1% 0 22,2% **
Kualitas
Pengecoh -- -- -- **
Soal no 17
Option a b c d
Banyak pemilih 3 1 14 14
IPC 5,2% 1,7% ** 24,5%
Kualitas
Pengecoh -- -- ** -
Soal no 18
Option a b c d
Banyak pemilih 0 0 28 2
IPC 0 0 ** 13,3%
Kualitas
Pengecoh -- -- ** --
Soal no 19
Option a b c d
Banyak pemilih 30 1 2 0
IPC ** 11,1% 22,2% 0
Kualitas
Pengecoh ** -- -- --
Soal no 20
Option a b c d
Banyak pemilih 10 20 3 0
IPC 25,6% ** 7,6% 0
Kualitas
Pengecoh - ** -- --
Soal no 21
Option a b c d
Banyak pemilih 3 0 30 0
IPC 33,3% 0 ** 0
Kualitas
Pengecoh - -- ** --
Soal no 22
47 Evaluasi Pembelajaran
48. Option a b c d
Banyak pemilih 30 3 0 0
IPC ** 33,3% 0 0
Kualitas
Pengecoh ** - -- --
Soal no 23
Option a b c d
Banyak pemilih 1 32 0 0
IPC 33,3% ** 0 0
Kualitas
Pengecoh - ** -- --
Soal no 24
Option a b c d
Banyak pemilih 2 0 30 1
IPC 22,2% 0 ** 11,1%
Kualitas
Pengecoh -- -- ** --
Soal no 25
Option a b c d
Banyak pemilih 0 1 0 32
IPC 0 33,3% 0 **
Kualitas
Pengecoh -- - -- **
Tabel 8 Kualitas Pengecoh
Kualitas Pengecoh
** = kunci jawaban
++ = sangat baik
+ = baik
- = kurang baik
-- = buruk
--- = sangat buruk
48 Evaluasi Pembelajaran