MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Strategi penyelesaian tugas membuat rumusan masalah 3 kasus
1. TUGAS MATA KULIAH
PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF
(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)
MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH
OLEH:
SIGIT YUNANTO
NIM : 55213110004
2013
2. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
DAFTAR ISI
BAB 1. INFORMASI TUGAS ..................................................................................................................... 3
A.
Penjelasan Tugas ......................................................................................................................... 3
B.
Konsep Strategi Pengerjaan Tugas .............................................................................................. 3
1.
Strategi Menetapkan Tema ................................................................................................... 3
2.
Strategi Pengumpulan Sumber / Bahan ................................................................................ 4
3.
Strategi Penulisan Penelitian Ilmiah ...................................................................................... 4
BAB 2. PENELITIAN ILMIAH .................................................................................................................... 5
A.
Tentang Penelitian Ilmiah ........................................................................................................... 5
B.
Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 6
a. Masalah deskriptif ...................................................................................................................... 6
b. Masalah komparatif.................................................................................................................... 7
c. Masalah asosiatif ........................................................................................................................ 7
C.
Sistematika Penulisan ................................................................................................................. 8
1.
JUDUL ...................................................................................................................................... 8
2.
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................ 8
BAB 3.PERSIAPAN PENULISAN TUGAS (Sigit Yunanto) ....................................................................... 10
2
3. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
BAB 1. INFORMASI TUGAS
A. Penjelasan Tugas
1. Membuat "Rumusan Masalah" terhadap fenomena sosial sebanyak 3 buah rumusan
masalah.
2. Ditulis tangan dan powerpoint (?).
3. Dikumpulkan 13 Oktober 2013, di LT 2. (Karena dosen tidak hadir),
4. Tugas ini adalah tugas perseorangan
B. Konsep Strategi Pengerjaan Tugas
Penulisan ini adalah bagian strategi bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan kepada dosen
kepada mahasiswa, agar dapat menjadi panduan bagi saya pribadi, dan bagi pembaca tulisan ini.
Proses ini adalah bagian dari pembelajaran, yang “mungkin” belum sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan sistematik, tapi saya akan mencoba sedekat mungin dalam sistematika penulisan.
Penulisan ini sebagai strategi, bagaimana tugas dapat dikerjakan dengan baik (Sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan bahan yang disampaikan oleh dosen). Dan yang lebih
penting adalah, bagaimana saya sebagai mahasiswa dapat membuat sebuah rumusan-rumusan
masalah, yang menjadi bagian dari sebuah penelitian ilmiah / pemanasan dalam pembuatan tesis
diakhir studi S2 / Magister Komunikasi di Universitas Mercu Buana.
Menetapkan 3
buah Tema
Pengumpulan
Sumber /
Bahan Sesuai
Tema
Penulisan
Penelitian
Ilmiah
1. Strategi Menetapkan Tema
Penentuan tema adalah pembatasan terhadap masalah apa yang akan kita tulis. Hal ini
penting agar arah pikiran kita lebih jelas, terbatas pada lingkup apa yang akan kita angkat.
3
4. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
2. Strategi Pengumpulan Sumber / Bahan
Setelah mendapatkan tema yang relevan, proses yang saya lakukan adalah melakukan
pengumpulan sumber dan bahan. Sebenarnya, apa yang menjadi tema yang telah kita
tetapkan, akan menggiring kita dalam mencari sumber-sumber dan bahan. Memandu arah
kita dalam mengumpulkan sebanyak-banyaknya bahan yang mendukung terhadap tema
yang akan kita rumuskan.
3. Strategi Penulisan Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah pada tugas yang disampaikan DR. Ir H. Amiruddin Saleh hanya dibatasi
pada “RUMUSAN MASALAH”, jadi kita tidak perlu sampai menyelesaikan pada bagian-bagian
akhir penelitian ilmiah.
Tujuan dosen dalam tugas ini adalah agar mahasiswa dapat membuat rumusan masalah
dengan fenomena sosial sesuai dengan pengamatan masing-masing mahasiswa.
Strategi penulisan Penelitian Ilmiah ini (Hanya sampai Rumusan Masalah) adalah sebagai
berikut:
2.
1.
RUMUSAN
MASALAH
(Word)
Rumusan
Masalah
(Tulisan
Tangan)
3.
Rumusan
Masalah
(Power Point)
Strategi penulisan llmiah ini dilakukan dengan 3 cara taktik, yaitu:
a. Merangkum Rumusan masalah kedalam format Ms. Word
b. Selanjutnya merubah format ms word tersebut dengan tulisan tangan.
c. Melakukan ringkasan dalam bentuk MS Powerpoint (Tidak Wajib tapi sebaiknya dibuat)
4
5. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
BAB 2. PENELITIAN ILMIAH
A. Tentang Penelitian Ilmiah
Pada prinsipnya penelitian (riset) merupakan penyelidikan secara sistematik untuk menjawab
pertanyaan atau memecahkan masalah melalui penerapan metode ilmiah.
Yang dimaksud dengan metode Ilmiah:
Menurut Wikipedia merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali hipotesis tersebut
dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Menurut Almack (1939) dalam buku Research and Thesis Writing, mengemukakan bahwa metode
ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan
penjelasan kebenaran.
Menurut Osle (1975) dalam Statistics in Research berpendapat bahwa metode ilmiah merupakan
pengerjaan terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Menurut Nazir (1988) dalam bukunya Metode Penelitian mengemukakan bahwa terdapat kriteria
dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skema seperti di
bawah ini:
5
6. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
langkah - langkah metode ilmiah itu :
1. Merumuskan Masalah (TUGAS DARI DOSEN sebanyak 3 buah rumusan masalah dalam
bentuk tulisan tangan)
2. Mengumpulkan Data
3. Menyusun Hipotesis atau Dugaan
4. Melakukan Percobaan
5. Menarik Kesimpulan
6. Menguji Kesimpulan dengan Eksperimen kembali
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000)
menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.
a. Masalah deskriptif
Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam peneltian
ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan
variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian
deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?
6
7. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap
pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?
b. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu variabel
pada dua sampel)
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan
perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel)
Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan
gunung? (satu variabel pada tiga sampel)
Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga
Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)
Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan
SLTA ? (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
c. Masalah asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik.
1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya
bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif.
Contoh:
Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
2) Hubungan kausal adalah hubungan yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
Contoh:
Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang
tua merupakan variabel independen dan prestasi belajar merupakan variabel dependen)
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan
memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan merupakan variabel independen dan kecepatan
memperoleh pekerjaan merupakan variabel dependen)
7
8. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
3) Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak
diketahui mana variabel dependen dan variabel independen..
Contoh:
Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya,
demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
C. Sistematika Penulisan
Pada bagian ini akan dijelaskan sistematika penulisan, mengarah pada sistematika penulisan
TESIS, dimana Rumusan Masalah ini adalah bagian dari BAB I. PENDAHULUAN.
Jadi, urutan penyusunan sistematika penulisan dalam tugas ini adalah :
1.
JUDUL
Mencerminkan isi penelitian/kajian akademis yang mengandung konsep atau hubungan
antar konsep yang menggambarkan gejala/fenomena yang diteliti, sasaran
penelitian/kajian akademis (populasi dan lokasi) serta metode penelitian/pengkajian
akademis sebagai dasar dalam pengembangan kajian Keilmuan komunikasi.
Dimuat pada lembar cover.
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan
dan menjabarkan masalah yang hendak diteliti. meliputi:
2.
2.1 Latar Belakang Penelitian
Mengemukakan dan meletakkan penelitian/pengkajian akademis yang akan dilakukan
dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian. Oleh karena itu, dalam latar belakang ini
diuraikan:
Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan diteliti/dikaji, dan harus diangkat dari
masalah teoritis, atau diangkat dari masalah praktis.
Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian/pengkajian (menunjukkan permasalahan
sebagai perbedaan antara das sein dan das sollen/ konsep atau teori yang ada).
Situasi yang melatar-belakangi masalah (yang dipermasalahkan).
Penelitian/pengkajian terdahulu yang bersangkut-paut dengan masalah.
Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah.
Dengan demikian latar belakang tersebut menguraikan kondisi, keadaan, atau peristiwa yang
sedang terjadi pada objek penelitian/pengkajian, tetapi sekarang ini nampaknya terjadi
penyimpangan-penyimpangan dari “standar” yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan.
Atau terjadi penyimpangan dari rencana dengan pelaksanaan, atau ketidak selarasan antara
teori dengan praktek, atau antara aturan dengan pelaksanaan. Latar belakang ini mengarah ke
suatu permasalahan, sehingga masalah yang akan dikaji menjadi jelas dan fokus.
8
9. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
Semua uraian latar belakang harus dilandasi sumber pustaka dan data yang jelas dan “up to
date” (sumber harus di tuliskan sebagai suatu sitiran/kutipan dan tahun diterbitkannya). Jadi
bukan hasil pendapat (“karangan”) peneliti semata. Uraian latar belakang dibatasi maksimum 5
halaman, termasuk tabel-tabel data pendukung.
2.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Merumuskan masalah penelitian/pengkajian dengan memperhatikan:
Menyatakan dengan jelas, tegas, dan kongkrit masalah yang akan diteliti.
Relevan dengan waktu.
Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis.
Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge).
Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung masalah.
Berbagai masalah yang ada pada objek yang diteliti, baik yang akan diteliti maupun yang
tidak, sedapat mungkin dikemukakan. Namun untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan
baik, maka mahasiswa perlu melakukan studi/survey pendahuluan (pra studi pustaka, dan atau
observasi) ke objek yang diteliti.
Berdasarkan berbagai masalah yang telah diketahui, kemudian dikemukakan hubungan satu
masalah dengan masalah lainnya, untuk mengetahui kedudukan masalah yang akan diteliti.
Dengan adanya kenterbatasan (kendala) waktu, biaya, tenaga, dan teori, maka agar
penelitian/ akademis tersebut dapat dilakukan, penyusun tesis harus membatasi masalah yang
diteliti/dikaji. Namun telah diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diteliti/dikaji, dan
bagaimana hububungan satu variabel dengan variabel yang lain.
Supaya masalah dapat dijawab dengan baik dan benar, maka masalah perlu dirumuskan secara
spesifik. Rumusan masalah yang baik adalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
9
10. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
BAB 3.PERSIAPAN PENULISAN TUGAS (Sigit Yunanto)
a. Pembuatan Tema
1. Kebijakan publlik tentang mobil murah bagi masyarakat.
2. Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika
3. Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan
b. Pembuatan Judul
1. “Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat Tentang Mobil Murah”
2. “Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika”
3. “Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan”
c. Pembuatan BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian (Go show)
2. Identifikasi Rumusan Masalah
i. Masalah Deskriptif
Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat Tentang Mobil Murah
Masalah Komparatif
Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika
ii.
Masalah Asosiasi (Simetris, Kausal, Interaksi)
Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan
iii.
10
11. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
TUGAS MATA KULIAH
PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF
MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH
(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)
Tugas RUMUSAN MASALAH – I (Deskriptif)
Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah Pusat Tentang Mobil
Murah
OLEH:
SIGIT YUNANTO
NIM : 55213110004
2013
11
12. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
BAB I – PENDAHULUAN
Kehadiran aturan mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC)
menuai pro kontra. Bahkan awal kelahiran kebijakan ini dianggap misterius karena dianggap
menyimpang dari tujuan awal.
Pemikiran awal membuat mobil murah dimaksudkan untuk memfasilitasi warga di daerah
terpencil yang membutuhkan layanan transportasi terjangkau baik untuk orang maupun barang.
Kehadiran LCGC untuk masyarakat pedesaan karena tanpa adanya kebijakan khusus tentang harga
mobil, masyarakat pedesaan sulit mendapatkan layanan transportasi untuk mendistribusikan hasil
pertanian, kehutanan, perkebunan, ternak, maupun perikanan sehingga ekonomi mereka tidak
tumbuh. Alasannya karena sarana angkutan umum di pedesaan tidak ada, sedangkan mobil pribadi
harganya mahal. Oleh karena itulah selain perlu ada kebijakan harga khusus, bentuk kendaraan yang
diproduksi pun lebih fleksibel, dapat untuk angkut orang dan barang, seperti colt pickup di Jawa
pada dekade 1970-1980-an.
1.1 Latar Belakang Masalah
Realitas di lapangan menyatakan lain, produksi mobil murah itu untuk penumpang dan yang
dibidik adalah kelas menengah baru di perkotaan Keberadaan mobil dengan harga di bawah Rp 100
juta tersebut mendapat payung hukumnya yang kuat pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2013
tentang Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenakan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk LCGC, program low carbon emission, mobil listrik,
dan hybrid biodiesel.
Saat ini yang sudah keluar dalam peraturan teknis melalui menteri perindustrian adalah konsep
LCGC, beberapa produk LCGC sudah muncul di pasaran seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda
Brio Satya.
Seperti diketahui Menteri Perindustrian menerbitkan juknis kebijakan mengenai mobil murah
dan ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Perindustrian No. 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor
Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.
Aturan ini telah ditetapkan pada 1 Juli 2013 dan telah diundangkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 895 pada 5 Juli 2013 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Aturan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) seharga di bawah Rp 100 juta
dikeluarkan pemerintah dengan alasan :
1. Memperkuat strategi untuk mengurangi konsumsi BBM
2. Memperkuat strategi dan komitmen pemerintah mengurangi 26% efek gas rumah kaca
pada 2020. (pidato Presiden Yudhoyono pada suatu pertemuan internasional tentang
lingkungan di Nusa Dua Bali, pada Februari 2010. Bahwa Indonesia berkomitmen
mengurangi emisi karbonnya sampai 26% pada tahun 2020.)
12
13. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
3. Memperkuat struktur industri otomotif menjadi mobil nasional, memproduksi sendiri,
dalam lokal konten yang tinggi. Mobil Murah (LCGC) adalah sarana menuju mobnas (mobil
nasional) (Strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015). Karena seluruh
komponen LCGC dibuat di Indonesia. Program LCGC dilaksanakan segera, untuk menekan
impor kendaraan agar tidak dijajah negara lain seperti Thailand dan Malaysia. (Kedua
negara disebut-sebut sudah melaksanakan program mobil murah dan ramah lingkungan
sejak empat tahun lalu. Alhasil, jika mobil LCGC buatan Malaysia dan Thailand yang masuk
pasar ke Indonesia dipastikan impor kendaraan negara ini LCGC Indonesia malah akan
meningkatkan impor. Penambahan lapangan kerja, sehingga membuka lapangan kerja baru
bagi masyarakat Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
Kebijakan publik tentang mobil murah yang hadir baru-baru ini telah menjadi perdebatan dan
dianggap sebagai inkonsistensi pemerintah pada kebijakan mobil murah baik mulai dari teknis
mikro hingga makro ekonomi.
1. Bagaimana terjadinya penyimpangan tujuan awal tentang mobil murah?
2. Bagaimana reaksi masyarakat dengan mengetahui bahwa mobil murah tidak boleh
menggunakan premium?
3. Bagaimana pemerintah mengatasi pembengkakan kebutuhan bahan bakar minyak yang
jelas-jelas membebani neraca perdagangan (impor minyak mentah)
4. Jika orientasinya pasar ekspor, Mengapa pasar lokal jauh-jauh hari sudah memesan
bahkan jumlahnya sudah mencapai 20.000 unit?
5. Bagaimana mungkin akan terdistribusi merata ke masyarakat berpenghasilan rendah?
6. Bagaimana mobil murah yang masih menggunakan BBM dapat dikatakan mengurangi
efek rumah kaca?
7. Bagaimana program mobil murah yang dikeluarkan pemerintah tidak menambah masalah
baru bagi transportasi di Indonesia?
13
14. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
TUGAS MATA KULIAH
PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF
MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH
(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)
Tugas RUMUSAN MASALAH – II (Komparatif)
Perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika
OLEH:
SIGIT YUNANTO
NIM : 55213110004
2013
14
15. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bidang pendidikan banyak pelajar dan mahasiswa Indonesia berhasil lulus dari Amerika
dan kemudian menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, teknik, IT. Mereka selanjutnya menjadi penentu
kebijakan publik, menggerakkan peraturan-peraturan dalam bidang ekonomi makro dan mikro,
Menjadi profesor yang ahli dalam strategi kebijakan ekonomi.
Sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa pendidikan
menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. oleh karena itu masyarakat tidak mau kalau pendidikan
diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian, bahkan oleh pemerintah lokal
sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat untuk menentukan sistem pendidikan
seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka. Mereka menganggap tantangan yang
dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak
perlu disamakan antara satu kota dengan kota lain, antara satu state dengan state lain.
Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negara lain didunia. makanya AS sering
disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka diperlakukan sama. Demokrasi dan
hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan letaknya pada individu masing-masing bukan pada
sistemnya.
Tidak dipungkiri Pendidikan di Amerika jauh lebih baik dari Indonesia. Dalam segala segi ada
ketergantungan kuat negara ini terhadap segala gertak amerika. Dari intervensi ekonomi, utang luar
negeri, kebijakan makro ekonomi sampai pergerakan mata uang asing. Dari segi keamanan
regionalpun Amerika masih banyak memberi tekanan khususnya Asia Tenggara.
Di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh
pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai
SMA. Tapi pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah
negri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran
apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah
dibidang pendidikan.
Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan
meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang tertinggal
dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara bagian Massachusetts
yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali kebijakan ini pada tahun 1993.
Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk penciptaan standar-standar mutu hasil didik
dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk
membuat standar pendidikan, membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan
menyelenggarakan Ujian nasional. materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa
Inggris, tapi tahun depan akan ditambah Sejarah AS dan IPA.
Intervensi pemerintah pusat Amerika dalam pendidikan dilakukan karena melihat kualitas
pendidikan anak-anak SMA sangat menurun. Angka Drop Out (tidak meneruskan sekolah) sebesar
15
16. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
rata-rata 50%, dari 50% yang ikut Ujian nasional lulus 90%, dari yang lulus ini sebagian meneruskan
kuliah dan sebagian lagi bekerja. Sebelum masuk perguruan tinggi atau bekerja mereka juga di tes,
dan hanya 50% dari yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau bekerja. akibatnya banyak
pengangguran atau bekerja ditempat yang dibayar murah, dan akibatnya angka kemiskinan makin
meningkat, seterusnya pembayar pajak semakin sedikit dan pendapan negara semakin berkurang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan antara pendidikan di amerika dan pendidikan di Indonesia?
2. Adakah perbedaan kurikulum pendidikan amerika dan kurikulum pendidikan di
Indonesia?
16
17. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
TUGAS MATA KULIAH
PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF
MEMBUAT “RUMUSAN MASALAH” TERHADAP KASUS SOSIAL SEBANYAK TIGA BUAH
(DR. Ir H. Amiruddin Saleh)
Tugas RUMUSAN MASALAH – III (Asosiasi )
Pengaruh Kompetensi karyawan Terhadap Promosi Jabatan
Karyawan
OLEH:
SIGIT YUNANTO
NIM : 55213110004
2013
17
18. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perubahan dunia berpengaruh terhadap organisasi bisnis dan sekaligus terhadap kompetensi
karyawan. Karyawan semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari suatu perusahaan.
Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan maka kedudukan karyawan menjadi
semakin sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan sangat bergantung pada mutu
sumberdaya manusia karyawan. Artinya ketika perusahaan akan menghadapi proses pengubahan
atau terlibat dalam menciptakan ubahan maka karyawan diposisikan sebagai pemain utama
perusahaan.
Perusahaan akan selalu memikat, mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang
berketerampilan inovatif. Dan agar karyawan tetap bertahan bekerja di perusahaannya maka
diperlukan reward yang berkelanjutan dalam bentuk promosi jabatan yang berkelanjutan.
Bagaimana misalnya para karyawan secara bertahap dikembangkan potensi dirinya untuk memiliki
pemikiran kompetitif, sinergis dan pemikiran global. Dengan demikian perusahaan akan semakin
siap dalam menghadapi setiap proses perubahan lokal dan global.
Perusahaan akan terus mengembangkan potensi karyawan yang memiliki kompetensi atau
standar sektor ekonomi nasional dan global. Ciri-ciri kompetensi karyawan dimaksud adalah memiliki
pengetahuan, kapabilitas dan sikap inisiatif dan inovatif dalam berbagai dimensi pekerjaan
Peran dari sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak dapat disamakan dengan peran
sumber daya lainnya, karena memiliki karakteristik unik, yaitu bahwa setiap individu memiliki
keinginan yang berbeda, tujuan hidup yang berbeda, dan memiliki persepsi tentang arti kerja yang
berbeda sehingga mengakibatkan sikap mereka dalam bekerja juga berbeda serta pengelolaan
sumber dayanya juga tidak sama.
Seiring dengan perkembangan organisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
menghendaki perlakuan yang lebih manusiawi bagi para karyawan dalam suatu organisasi, saat ini
manusia dengan segala potensi yang dimilikinya dianggap sebagai kekayaan (asset) perusahaan yang
harus didayagunakan secara optimal guna mencapai tujuan perusahaan.
Pada umumnya setiap perusahaan menghendaki agar para karyawannya dapat memberikan
potensi kerja yang tinggi didalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu perusahaan
selanjutnya harus berupaya untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu agar karyawan dapat
bergairah dalam melakukan pekerjaannya, salah satunya adalah dengan melakukan promosi jabatan
yaitu untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Jika promosi jabatan direalisasikan kepada
karyawan yang berprestasi tinggi maka akan memberikan rangsangan bagi para karyawan untuk
meningkatkan semangat kerja. Tindakan promosi jabatan ini penting sekali untuk menjaga kestabilan
pegawai perusahaan. Apabila tindakan promosi didasarkan pada waktu yang tepat dan dilaksanakan
secara objektif maka stabilitas kepegawaian dapat terjaga.
Salah satu faktor utama yang menentukan prestasi kerja untuk bisa dipromosikan dan
pendukung tercapainya tujuan perusahaan adalah adanya motivasi dari karyawan itu sendiri. Jika
18
19. Tugas Penelitian Komunikasi Kuantitatif 2013
ingin meningkatkan prestasi kerja karyawan, kita perlu memahami dan memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan
kemampuan terbaiknya sebagai upaya mencapai tujuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Kebutuhan sesuatu keadaan internal yang menyebabkan hasil tertentu tampak
menarik. Dari batasan yang telah diutarakan seara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi
merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen
sampai tercapainya tujuan dimaksud (Sedarmayanti, 2009: 233).
Setelah mengetahui bagaiman motivasi kerja pegawainya, perusahaan perlu melakukan
tindakan-tindakan untuk meningkatkan kualitas kerja dan prestasi kerja pegawainya. Salah satu
tindakan tersebut adalah melalui promosi jabatan. Promosi jabatan menurut Siagian (2008: 169)
ialah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung
jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih
besar pula.
Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas
keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya
dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas
kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam
organisasi.
Dalam beberapa pengalaman, promosi jabatan dilakukan tidak sesuai dengan kompetensi
karyawan, hal ini dikarenakan:
1. Tidak tersedianya sistem yang mengukur tingkat kompetensi karyawan
2. Kebijakan mengenai promosi jabatan dilakukan dengan tidak objektif, sehingga
karyawannya mendapatkan kesempatan yang tidak sama untuk dipromosikan.
3. Tingkat upah yang dibayarkan tidak sesuai dengan tingkat jabatan atau pekerjaan dan
tanggung jawab yang dipegangnya
4. Kenyataan bahwa pegawai yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang
berprestasi namun tetap dipromosikan, sehingga menimbulkan kecemburuan diantara
sesama pegawai
Dengan adanya promosi jabatan yang jelas serta dilaksanakan dengan jujur dan objektif,
diharapkan dapat memberikan motivasi kerja yang memberikan manfaat-manfaat yang lebih luas
untuk karyawan dan perusahaan sehingga menghasilkan prestasi kerja yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara Kompetensi dan promosi jabatan?
2. Adakah pengaruh antara Kompetensi dan promosi jabatan?
3. Seberapa besar pengaruh antara Kompetensi dan promosi jabatan?
19