Studi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan hasil belajar siswa di mata pelajaran matematika melalui supervisi kolaboratif."
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
MENINGKATKAN KINERJA GURU DENGAN SUPERVISI KOLABORATIF
1. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
DALAM MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
"THINK-TALK-WRITE"
SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA PADA WILAYAH SMA BINAAN DI
KABUPATEN DOMPU
MELALUI SUPERVISI KOLABORATIF
Suaidin
Pengawas SMA/SMK Kabupaten Dompu NTB
Abstract. This study is based on the low achievement in mathematics
in five high schools. It happens because students do not achieve
mastery learning as seen from the results of tests, whereas
mathematics is a main lesson on all levels. Contributing factors in the
process of learning are students sometimes lack of the motivation to
learn, low-absorption students, do not understand what is delivered by
teachers, and poor teacher performance. These problems can be solved
by collaborative supervision in carrying out the management of teaching
from planning, implementation of teaching and learning, and
evaluation.
The purpose of this study is to increase in teachers in implementing the
strategy of Think-Talk-Write which will have implications on the
increase in student learning outcomes in mathematics subjects, special
on aspects of communication skills and problem solving at the level of
think commonly found on Achievement Indicators at least competence
in curriculum KTSP 2006. The method of this research is to study the
action (action research) with a collaborative approach undertaken by
two cycles.
Based on the results of action research can be concluded: (1)
supervision of an individual with a collaborative approach to give effect
to increase the performance of high school mathematics teacher in the
target area in the district of Dompu both components or learning plan
implementation component of learning by using Think-Talk-Write, and
(2) increasing the impact on teacher performance improving
mathematics learning outcomes of students.
Keywords: collaborative supervision, mathematical problem solving, Think-Talk-Write.
1. Pendahuluan ada tanpa kemampuan pema-
haman yang baik. Hal ini
Pemecahan masalah matematika meliputi materi maupun cara
merupakan bagian dari berpikir mempelajari atau mengajar-
matematis tingkat tinggi yang kannya. Salah satu keputusan
bersifat kompleks. Karena itu yang perlu diambil guru tentang
pembelajaran yang berfokus pembelajaran adalah pemilihan
pada kemampuan tersebut pendekatan dan strategi yang
memerlukan prasyarat konsep digunakan. Masih banyak guru
dan proses dari yang lebih matematika pada sekolah-
rendah. Kemampuan komuni- sekolah binaan penulis, yang
kasi dan pemecahan masalah menganut paradigma transfer of
matematika siswa tidak akan knowledge, yang beranggapan
2. bahwa siswa merupakan objek SMA di wilayah binaan masih
dari belajar. Dalam paradigma jauh dari standar ketuntasan
ini guru mendominasi dalam belajar yang telah ditetapkan
proses pembelajaran. Kenyataan oleh masing-masing sekolah
ini telah diungkapkan oleh binaan. Hal ini jelas menunjuk-
Ruseffendi (1991: 328), bahwa kan bahwa masih diperlukan
matematika yang dipelajari upaya pendampingan atau
siswa di sekolah sebagian besar bimbingan secara intensif
tidak diperoleh melalui kepada guru-guru di sekolah
eksplorasi matematika, tetapi binaan penulis secara
melalui pemberitahuan guru. kolaboratif dalam upaya
peningkatan proses dan hasil
Kondisi pembelajaran ketika belajar matematika. Pendampi-
siswa belajar secara pasif, jelas ngan pengawas dalam bentuk
tidak menguntungkan terhadap supervisi kolaboratif terhadap
hasil belajarnya. Untuk itu perlu guru matematika dalam
usaha guru agar siswa belajar mengelola pembelajaran mate-
secara aktif. Sejalan dengan matika menjadi sangat penting
pendapat tersebut, Sutiarso sehingga guru benar-benar
(2000) mengatakan bahwa agar dapat mengelola pembelajaran
pembelajaran dapat memaksi- dengan sebaik-baiknya mulai
malkan proses dan hasil belajar dari perencanaan (materi, model
matematika, guru perlu belajar, media belajar, metode,
mendorong siswa untuk terlibat sumber belajar, dan evaluasi),
secara aktif dalam diskusi, pelaksanaan pembelajaran
bertanya serta menjawab per- sampai dengan evaluasi hasil
tanyaan, berpikir secara kritis, belajar siswa.
menjelaskan setiap jawaban
yang diberikan, serta mengaju- Dengan memperhatikan
kan alasan untuk setiap beberapa pendapat di atas,
jawaban yang diajukan. penulis melakukan sebuah
Pembelajaran yang diberikan penelitian kolaboratif bersama
pada kondisi ini ditekankan guru-guru matematika di
pada penggunaan diskusi, baik lingkungan SMA binaan Dinas
diskusi dalam kelompok kecil Dikpora Kabupaten Dompu,
maupun diskusi dalam kelas dengan judul Upaya
secara keseluruhan. Meskipun Meningkatkan Kemampuan Guru
kesimpulan tersebut diambil Matematika dalam Menerapkan
berdasarkan penelitian yang Strategi Pembelajaran Think-
dilakukan terhadap siswa Talk- Write sebagai Alternatif
sekolah dasar, namun pengem- Pemecahan Masalah Matematika
bangannya sangat mungkin pada SMA Wilayah Binaan di
untuk siswa pada jenjang Kabupaten Dompu Melalui
sekolah yang lebih tinggi. Supervisi Kolabo-ratif. Strategi
pembelajaran yang digunakan
Kenyataan rendahnya hasil ini mengharuskan siswa terlibat
belajar siswa, yang terlihat dari dalam kegiatan berpikir,
hasil evaluasi belajar matema- berbicara, dan menulis selama
tika pada siswa SMA wilayah proses pembelajaran. Sedangkan
binaan penulis rata-rata 5,38 model yang dipilih adalah
dan hasil ulangan akhir pembelajaran dalam kelompok
semester yang hanya mencapai kecil dengan anggota 4 sampai 6
ketuntasan rata-rata 59,17% orang siswa yang dikelompokkan
menunjukkan bahwa nilai siswa secara heterogen menurut
3. kemampuan matematikanya. pengawas dan guru pada
Pengelompokan seperti ini sekolah binaan dalam
dimaksudkan agar semua siswa merencanakan dan menerap-
terlibat secara aktif dalam kan strategi pembelajaran
proses pembelajaran. Think-Talk-Write pada kelom-
pok kecil sebagai alternatif
2. Rumusan Masalah pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika di
a. Apakah pembimbingan dalam sekolah.
bentuk supervisi kolaboratif
oleh pengawas terhadap guru 5. Metodologi Penelitian
matematika dapat meningkat-
kan kinerja guru matematika Desain Penelitian Tindakan
dalam merencanakan dan
menerapkan strategi pembela- Penelitian ini dilakukan meng-
jaran Think-Talk-Write? gunakan desain penelitian
b. Apakah strategi pembelajaran tindakan (action research) yang
Think-Talk-Write dalam kelom- dirancang melalui dua siklus
pok kecil dapat meningkatkan melalui prosedur: (1) perencanaan,
proses dan hasil belajar (2) pelaksanaan tindakan, (3)
matematika siswa? observasi, dan 4) refleksi dalam
tiap-tiap siklus.
3. Hipotesis Tindakan
Subjek dan Waktu Penelitian
a. Bimbingan supervisi kolaboratif
terhadap guru matematika di Penelitian ini dilakukan sebanyak
SMA binaan di Kabupaten dua siklus yang dilaksanakan
Dompu dapat meningkatkan pada Juli - November 2010.
kemampuan menerapkan Subjek penelitian ini adalah guru
strategi Think-Talk-Write. matematika kelas XI IPA SMA di
b. Bimbingan supervisi kolaboratif wilayah sekolah binaan peneliti
terhadap guru dalam sebanyak lima orang. Sedangkan
merencanakan dan menerap- siswa yang menjadi objek
kan strategi Think-Talk-Write penelitian memiliki karakteristik
dapat meningkatkan proses yang beragam, baik dari segi
dan hasil belajar matematika kemampuan, motivasi maupun
siswa. latar belakang pengetahuannya.
4. Tujuan Penelitian Faktor yang Diteliti
a. Untuk meningkatkan kinerja Faktor yang diteliti dalam
guru matematika dalam penelitian ini adalah:
menerapkan strategi pembe- a. Guru, apakah guru telah
lajaran Think-Talk-Write berhasil dalam menyampaikan
dalam kelompok kecil melalui konsep, membimbing dan
supervisi kolaboratif. memotivasi siswa.
b. Untuk meningkatkan proses b. Pembelajaran, apakah perenca-
dan hasil belajar matematika naan, metode, strategi atau
siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
strategi pembelajaran Think- dapat berjalan sesuai yang
Talk-Write. direncanakan.
c. Untuk meningkatkan kola- c. Siswa, semua kegiatan siswa
borasi yang sinergis antara selama pembelajaran diamati
4. dan dicatat perkembangannya mengevaluasi hasil belajar
untuk dilakukan perbaikan siswa.
pada siklus selanjutnya. c. Observasi
d. Hasil belajar, siswa dianggap Pengamatan dilakukan pada
tuntas belajar apabila setiap tahap penelitian, mulai
penguasaan materinya lebih dari tahap perencanaan dan
dari atau sama dengan Kriteria pelaksanaan tindakan.
Ketuntasan Minimal (KKM) Kejadian dan hal-hal yang
yang telah ditetapkan. terjadi direkam dalam bentuk
catatan-catatan hasil observasi
Tahapan Penelitian dan didokumentasikan sebagai
data-data penelitian.
a. Perencanaan d. Refleksi
Pada tahapan ini disiapkan Pada akhir tiap siklus
hal-hal sebagai berikut: (a) diadakan refleksi berdasarkan
menyiapkan bahan, inventari- data observasi. Refleksi
sasi kebutuhan dan masalah/ dimaksudkan agar peneliti
kesulitan guru matematika dapat melihat apakah tindakan
dalam mengelola strategi yang dilakukan dalam dapat
pembelajaran Think-Talk-Write, meningkatkan kinerja guru dan
(b) fokus diskusi kelompok hasil belajar siswa, kendala-
tentang hal-hal yang terkait kendala yang menghambat,
dengan strategi pembelajaran faktor pendorong, dan
Think-Talk-Write, (c) menyiap- alternatif solusinya. Refleksi
kan jadwal pelaksanaan yang dilakukan adalah dari
supervisi pendampingan pada hasil pengamatan input dan
setiap guru disesuaikan output kinerja guru dan hasil
dengan kesiapan setiap guru, belajar siswa. Sumber data
(d) menyiapkan bahan dan alat penelitian adalah siswa, guru
yang dibutuhkan dalam matematika, dan peneliti. Jenis
pendampingan supervisi data yang dikumpulkan berupa
kolaboratif. data kuantitatif dan kualitatf,
b. Pelaksanaan tindakan yang mencakup (a) rencana
Pada tahapan ini dilaksanakan pendampingan, (b)
supervisi pada setiap guru pelaksanaan pendampingan, (c)
secara kolaboratif sesuai data hasil observasi, (d) kinerja
dengan jadwal yang telah guru, (e) hasil belajar
direncanakan, yaitu (a) matematika, (f) perubahan
bimbingan terhadap guru sikap siswa dalam mengikuti
dalam perencanaan strategi mata pelajaran matematika.
pembelajaran Think-Talk-Write,
mulai dari menyusun rencana Teknik Pengumpulan Data dan
pembelajaran, menyiapkan Instrumen Penelitian
metode, membuat media
belajar, menyiapkan sumber Teknik pengumpulan data meliputi
belajar, dan menyiapkan alat observasi, wawancara, tes kinerja
evaluasi, (b) bimbingan guru, dan tes. Adapun instrumen
terhadap guru saat pengumpul data yang digunaakan
melaksanakan kegiatan meliputi (1) pedoman observasi, (2)
pembelajaran, baik di dalam instrumen penilaian kinerja guru,
maupun di luar kelas, sesuai (3) instrumen penilaian hasil
dengan pokok bahasan dan belajar siswa, (4) alat-alat
materi yang akan diajarkan, (c) dokumentasi sebagai perekam
bimbingan terhadap guru saat
5. data-data penelitian yang 6. Hasil Penelitian dan
dibutuhkan. Pembahasan
Teknik Analisis Data Hasil Refleksi Awal
Data yang terkumpul dianalisis Berdasarkan hasil refleksi awal,
secara kualitatif dan kuantitatif. kemampuan guru matematika
Data kualitatif dianalisis dengan pada SMA wilayah binaan peneliti
menggunakan analisis kategorial di Kabupaten Dompu sebelum
dan fungsional melalui model dilakukan tindakan pada siklus I,
analisis interaktif. Data kuantitatif diperoleh tingkat kemampuan guru
dianalisis dengan menggunakan seperti terlihat pada Tabel 1.
analisis deskriptif.
Tabel 1. Kinerja Guru Matematika Sebelum Tindakan
Rerata Skor Persentase
Aspek Kinerja Guru
Skor Ideal Ketercapaian
Komponen Rencana Pembelajaran 34,2 68 50,3
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran 75,8 140 54
Kinerja Guru 110 208 52,9
Tabel 2. Kategori dan Kualifikasi Kinerja Guru Matematika
No Rentang Kategori Kualifikasi
1 0 – 20 Sangat Rendah E
2 21 – 40 Rendah D
3 41 – 60 Sedang C
4 61 – 80 Tinggi B
5 81 – 100 Sangat Tinggi A
Dari Tabel 1 terlihat bahwa kinerja pembelajaran, (5) rencana
guru matematika SMA hanya penilaian hasil belajar.
mencapai 52,9%, meliputi
komponen perencanaan pembe- Pada komponen pelaksanaan
lajaran sebesar 50,3% dan pembelajaran, diperoleh persentase
komponen pelaksanaan pembela- rata-rata skor kinerja terendah
jaran sebesar 54%. Berdasarkan adalah kinerja guru dalam
Tabel 2, kategori kinerja guru memanfaatkan sumber belajar dan
tersebut termasuk pada kategori menutup pelajaran. Pada
yang sedang. umumnya guru pada akhir sesi
pembelajaran tidak memberikan
Persentase komponen perencanaan refleksi yang melibatkan siswa.
pembelajaran guru relatif lebih
rendah daripada komponen Pemanfaatan sumber belajar dan
pelaksanaannya. Hal ini media yang dapat digunakan
menunjukkan bahwa guru belum untuk pembelajaran relatif kurang
terlalu baik dalam merencanakan banyak dimanfaatkan. Hal tersebut
proses pembelajaran. Komponen berdampak pada rendahnya hasil
perencanaan pembelajaran belajar matematika siswa.
meliputi (1) perumusan tujuan
pembelajaran, (2) pemilihan dan Hasil Tindakan Siklus 1
pengorganisasian materi ajar, (3)
pemilihan sumber belajar atau Hasil refleksi awal dijadikan
media pembelajaran, (4) metode sebagai dasar untuk melakukan
6. supervisi kolaboratif dengan solusi pada setiap permasalahan
pendekatan individual terhadap yang dihadapi guru. Tindakan
guru matematika SMA wilayah supervisi dilakukan dengan
binaan di Kabupaten Dompu. pendekatan kolaboratif.
Supervisi dilakukan dengan cara
membantu menyelesaikan Berdasarkan hasil observasi,
permasalahan yang dihadapi guru permasalahan yang dihadapi setiap
dalam pembelajaran matematika guru bervariasi, namun pada
dengan strategi pembelajaran umumnya hampir sama, yaitu
Think-Talk-Write. Mulai dari guru enggan menyiapkan media
penyusunan silabus dan RPP, pembelajaran. Selanjutnya setiap
pemilihan dan pengorganisasian guru disarankan untuk
materi ajar, pemilihan sumber dan menggunakan media CD interaktif
media belajar, dan penilaian hasil dan program presentasi untuk
belajar. menyampaikan materi pembela-
Pada setiap langkah diidentifikasi jaran. Hasil tes kinerja setelah
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dilakukan tindakan pada siklus I
guru, selanjutnya diberikan solusi- didapatkan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Kinerja Guru Matematika Pasca Tindakan Siklus I
Rerata Skor Persentase
Aspek Kinerja Guru
Skor Ideal Rerata Skor
Komponen Rencana Pembelajaran 47,00 68 69,1
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran 83,6 140 60
Nilai Kinerja Guru 130,6 208 62,8
Tabel 4. Persentase Ketercapaian dan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Pasca Siklus I
Awal Siklus I Peningkatan
No. Nama Sekolah Keter- Ketun- Keter- Ketun- Keter- Ketun-
capai- tasan capai- tasan capai- tasan
an (%) (%) an (%) (%) an (%) (%)
1 SMA 1 Dompu 56 58,5 65 72 13,84 18,75
2 SMA 1 Kempo 52 56,25 65 67 20 16,04
3 SMA 2 Kempo 53 53,5 63 65 15,87 17,69
4 SMA 1 Woja 57 58,46 63 67 9,52 12,75
5 SMA Kosgoro 52 54,15 62 75 16,12 27,8
Rerata 54 56,17 63,6 69,2 15 18,61
Dari Tabel 3 terlihat bahwa kinerja pelaksanaan pembelajaran dari
guru matematika SMA dalam 54% meningkat menjadi 60%.
menerapkan strategi pembelajaran Tampak bahwa peningkatan
Think-Talk-Write setelah dilakukan komponen perencanaan pembe-
supervisi melalui pendekatan lajaran guru berdampak langsung
kolaboratif mengalami peningka- pada pelaksanaan proses
tan dari 52,9% menjadi 62,8%. pembelajaran yang lebih baik,
Kategori persentase kinerja guru namun demikian hal ini masih
tersebut termasuk pada kategori menunjukkan bahwa persiapan
yang tinggi dengan tingkat guru sebelum mengajar masih
kualifikasi B, sesuai Tabel 2. lebih rendah dibandingkan dengan
Komponen perencanaan pembe- pelaksanaannya.
lajaran sebesar 50,3% meningkat
menjadi 69,1% dan komponen
7. Peningkatan kinerja guru tersebut dihadapi oleh setiap guru relatif
berdampak pula pada peningkatan sama, diantaranya guru masih
kualitas proses dan hasil belajar lemah untuk berinovasi dalam
matematika siswa, dengan nilai menyiapkan sumber belajar dan
rata-rata yang diperoleh relatif media pembelajaran, kurangnya
lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan yang dituntut dalam
nilai sebelumnya yang dapat dilihat pembelajaran matematika, dan
seperti pada Tabel 4. seringnya guru terjebak pada
rutinitas pembelajaran yang
Hasil Tindakan Siklus II mereka lakukan. Selanjutnya
setiap guru disarankan untuk
Hasil refleksi dari hasil tindakan menggunakan strategi pembela-
pada Siklus I selanjutnya dijadikan jaran Think-Talk-Write serta ber-
sebagai dasar untuk melakukan inovasi dalam menggunakan media
supervisi kolaboratif dengan pembelajaran dan sumber-sumber
pendekatan individual terhadap belajar sehingga dalam menyam-
guru matematika SMA wilayah paikan materi pembelajaran lebih
binaan Kabupaten Dompu pada mudah diterima para siswa. Hasil
tahap selanjutnya. Supervisi yang supervisi kinerja guru setelah
dilakukan dengan cara membantu dilakukan tindakan pada siklus II
guru mengidentifikasi kekurangan- didapatkan seperti pada Tabel 5.
kekurangan mulai dari
perencanaan sampai dengan Dari Tabel 5 terlihat bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang kemampuan dan kinerja guru
mereka hadapi. Selanjutnya matematika SMA binaan peneliti
diberikan arahan-arahan yang setelah dilakukan supervisi
lebih operasional dan mudah individual dengan pendekatan
dilaksanakan oleh guru dengan kolaboratif meningkat dari 62,8%
upaya lebih memberikan kemu- menjadi 80,2%. Kategori persen-
dahan belajar bagi para siswa. tase kinerja guru tersebut
termasuk kategori yang sangat
Berdasarkan hasil observasi, tinggi (A), seperti pada Tabel 2.
beberapa permasalahan yang
Tabel 5. Kinerja Guru Matematika Pasca Tindakan Siklus II
Rerata Skor Persentase
Aspek Kinerja Guru
Skor Ideal Rerata Skor
Komponen Rencana Pembelajaran 51,2 68 75,3
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran 115,6 140 82,6
Kinerja Guru 166,8 208 80,2
Tabel 6. Persentase Ketercapaian dan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Pasca Siklus I dan II
Siklus I Siklus II Peningkatan
No. Nama Sekolah Keter- Ketun- Keter- Ketun- Keter- Ketun-
capai- tasan capai- tasan capai- tasan
an (%) (%) an (%) (%) an (%) (%)
1 SMA 1 Dompu 65 72 76 83 14,47 13,25
2 SMA 1 Kempo 65 67 77 86 15,58 22,09
3 SMA 2 Kempo 63 65 73 80 13,7 18,75
4 SMA 1 Woja 63 67 77 86 18,18 22,09
5 SMA Kosgoro 62 75 76 86 18,42 12,79
Rerata 63,6 69,2 75,8 84,2 16,07 17,8
8. Semua aspek terjadi peningkatan matematika siswa, dengan nilai
dengan hasil sebagai berikut: rata-rata yang diperoleh relatif
komponen perencanaan pem- lebih tinggi dibandingkan dengan
belajaran dari 69,1% menjadi nilai sebelumnya yang dapat dilihat
75,3% dan komponen pelaksanaan pada Tabel 6.
pembelajaran dari 60% menjadi
82,6%. Tampak bahwa komponen Hasil penelitian tindakan supervisi
perencanaan pembelajaran telah individual dengan pendekatan
meningkat, yang berdampak pada kolaboratif terhadap guru
peningkatan pelaksanaan proses matematika dalam menerapkan
pembelajaran. strategi penbelajaran Think-Talk-
Write terbukti memberikan
Dari data kinerja guru pada setiap peningkatan kinerja guru yang
komponen perencanaan pem- selanjutnya berdampak pada
belajaran hasil siklus II mulai dari peningkatan hasil belajar siswa.
(1) perumusan tujuan Hal ini disebabkan jika telah terjadi
pembelajaran, (2) pemilihan dan peningkatan kinerja guru dengan
pengorganisasian materi, (3) menerapkan pembelajaran dengan
pemilihan sumber belajar dan strategi Think-Talk-Write maka
media pembelajaran, (4) metode akan terjadi pembelajaran yang
pembelajaran, dan (5) rencana efektif dengan kualitas belajar yang
penilaian hasil belajar telah terjadi optimal sehingga siswa memiliki
peningkatan. Tampak bahwa guru daya serap yang tinggi terhadap
telah dapat merencanakan strategi pelajaran. Pada akhirnya hasil
pembelajaran Think-Talk-Write belajar siswa menjadi lebih
dengan kinerja mencapai 75,3%. optimal. Perencanaan yang matang
Demikian pula pada komponen dari guru dalam menyiapkan
pelaksanaan pembelajaran telah proses pembelajaran merupakan
terjadi peningkatan rata-rata skor salah satu kunci keberhasilan
kinerja hasil siklus II pada setiap peningkatan kualitas pembe-
aspek yang meliputi (1) pra lajaran.
pembelajaran, (2) membuka
pelajaran, (3) kegiatan inti Hasil Observasi
pembelajaran yang meliputi (a)
penguasaan materi, (b) Secara umum pelaksanaan
pendekatan/strategi, (c) pemanfa- pembelajaran dengan strategi
atan sumber belajar, (d) Think-Talk-Write dalam kelompok
pengelolaan belajar peserta didik, kecil berjalan dengan baik. Siswa
(e). kemampuan khusus dalam pada awal pembelajaran membaca
pembelajaran matematika, (f) LKS, membuat catatan tentang
penilaian proses dan hasil belajar, permasalahan, dilanjutkan dengan
(f) penggunaan bahasa, dan (4) diskusi kelompok untuk
penutup. Dari data di atas menemukan jawaban permasala-
telah terjadi peningkatan han, dan akhirnya menuliskan
kemampuan guru yang sangat baik jawaban dari hasil diskusi menurut
mencapai 80,2%. Hal ini bahasa masing-masing. Pada
menunjukkan bahwa guru telah bagian akhir pembelajaran,
dapat merencanakan dan beberapa orang (atau satu orang)
melaksanakan pembelajaran siswa sebagai perwakilan kelompok
dengan strategi Think-Talk-Write, memresentasikan hasil diskusinya,
sehingga siswa dapat lebih optimal sedangkan kelompok lain
dalam belajar. Peningkatan kinerja menanggapi. Seringkali kegiatan ini
guru tersebut berdampak pula berlanjut menjadi diskusi kelas
pada peningkatan hasil belajar yang dibimbing guru.
9. Pengamatan terhadap aktivitas apa yang harus mereka kerjakan,
siswa selama kegiatan diskusi pertemuan berikutnya berlangsung
kelompok dilakukan oleh dua dengan lancar. Pada pertemuan
orang pengamat menggunakan pertama, sebagian besar siswa
lembar observasi. Pada penelitian pada saat mulai membaca LKS
ini, peneliti langsung berperan mengatakan “Pak, kami belum
sebagai pelaksana eksperimen. belajar tentang ini!”. Mereka
menganggap bahwa soal dalam
Model pembelajaran dengan LKS tersebut untuk menguji
strategi Think-Talk-Write dalam tentang materi yang sedang
kelompok kecil merupakan model dipelajarinya. Selanjutnya tim
pembelajaran yang baru bagi siswa peneliti memberikan penjelasan
maupun guru di SMA wilayah bahwa soal itu dikerjakan untuk
binaan peneliti. Karena itu pada mengantarkan mereka dalam
pertemuan pertama dan kedua memahami materi yang dipelajari.
siswa masih tampak bingung dan Pada pertemuan kedua masih
kaku. Beberapa siswa mengaku ditemui siswa mengajukan
tidak tahu apa yang harus pernyataan yang sama. Namun
dikerjakan sehingga tahapan- pada pertemuan berikutnya tidak
tahapan belajar Think-Talk-Write, ada lagi. Siswa terlihat termotivasi
terutama tahap think dan lebih semangat dalam belajar.
(membaca/mencari informasi Mereka mengatakan bahwa mereka
tentang soal) dan tahap diskusi lebih mengerti apa yang mereka
kelompok, tidak berjalan dengan lakukan, karena telah menentukan
optimal. Tetapi pada pertemuan sendiri apa yang mereka harus
berikutnya siswa terlihat antusias lakukan pada tahap membaca
mengikuti pembelajaran. Mereka (think). Namun dari catatan yang
secara umum tidak ragu lagi mereka buat belum mencerminkan
mengeluarkan pendapat sehingga sepenuhnya keadaan masalah yang
diskusi kelompok menjadi lebih diselesaikan. Umumnya catatan
hidup dan suasana belajar menjadi tersebut berisi apa yang diketahui
lebih kondusif. dan ditanya, namun tidak terdapat
kemungkinan apa yang mereka
Penerapan model pembelajaran ini, lakukan untuk menyelesaikan
setelah siswa memahami apa yang masalah tersebut. Dalam kegiatan
harus dikerjakan, mengakibatkan diskusi (talk), siswa secara
meningkatnya keterlibatan siswa keseluruhan terlihat antusias
dalam pembelajaran. Suasana baru saling berinteraksi dalam
bagi siswa dapat tercipta sehingga mengeluarkan pendapat, walaupun
pembelajaran menjadi lebih masih ada beberapa siswa yang
kondusif. Akibat lain diantaranya terlihat kurang aktif.
dapat meningkatkan aktivitas
siswa serta meningkatkan sikap Aktivitas Siswa Selama Proses
positif siswa terhadap pembe- Pembelajaran
lajaran matematika.
Aktivitas siswa selama
Penggunaan waktu 2×45 menit per pembelajaran adalah mengikuti
pertemuan, pada dua kali urutan kegiatan think, talk, dan
pertemuan pertama ternyata terasa write. Dalam kegiatan think, yaitu
kurang. Hal ini terjadi terutama mengumpulkan informasi menge-
karena siswa masih kaku dalam nai unsur-unsur yang diketahui,
mengikuti pembelajaran sehingga ditanyakan, dan kemungkinan apa
banyak waktu yang terbuang. yang akan dilakukan, tergambar
Tetapi setelah siswa memahami bahwa siswa belum mencapai hasil
10. yang baik. Walaupun pada disimpulkan hal-hal sebagai
akhirnya mereka dapat berikut:
menyelesaikan masalah tersebut a. Supervisi individual dengan
dalam kegiatan diskusi, siswa pendekatan kolaboratif
sering kali tidak menyebutkan memberikan pengaruh
kemungkinan apa yang dapat terhadap peningkatan
dilakukan dalam menyelesaian kemampuan dan kinerja guru
masalah yang diberikan. matematika SMA pada wilayah
Kenyataan ini tetap ditemukan binaan di Kabupaten Dompu,
sampai akhir pertemuan. baik komponen perencanaan
pembelajaran maupun
Dalam kegiatan talk secara umum komponen pelaksanaan
telah berjalan dengan baik. Siswa pembelajaran.
telah berani mengeluarkan b. Peningkatan kemampuan dan
pendapat, baik bertanya, kinerja guru berdampak pada
menjawab, maupun menanggapi peningkatan hasil belajar
pendapat orang lain. Meskipun matematika siswa SMA pada
masih terdapat beberapa siswa wilayah binaan di Kabupaten
yang tidak aktif, jumlahnya hanya Dompu.
sebagian kecil saja. Dari empat
aspek yang diamati, yaitu Saran
mengajukan pertanyaan,
mengemukakan dan menanggapi Berdasarkan hasil penelitian, hal-
pendapat, mencari informasi yang hal yang disarankan adalah
berkenaan dengan tugas, sebagai berikut:
penyelesaian tugas, dan a. Supervisi individual dengan
keterlibatan anggota dalam pendekatan kolaboratif dapat
kegiatan kelompok, dalam dilakukan oleh pengawas
observasi berkisar antara cukup sekolah terhadap guru,
dan baik. Tidak terdapat kelompok khususnya guru matematika,
yang dikategorikan kurang. mulai dari perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan
Dalam kegiatan write terdapat pembelajaran, sampai dengan
kemajuan yang berarti dalam cara evaluasi hasil belajar.
siswa menulis jawaban. Pada b. Dalam pembelajaran guru perlu
beberapa pertemuan awal, siswa diarahkan untuk
menulis jawaban tanpa memper- merencanakan RPP yang
hatikan susunan bahasa yang berbasis CTL dengan berbagai
benar. Umumnya mereka menulis pendekatan dan strategi yang
jawaban berupa hasil perhitungan inovatif, dalam hal ini strategi
semata. Hal ini selalu didiskusikan pembelajaran Think-Talk-Write,
pada setiap pertemuan pada saat serta menyiapkan media dan
satu siswa sebagai perwakilan sumber belajar dengan baik.
kelompok diminta mempresentasi- c. Persiapan guru dalam
kan jawabannya. perencanaan pembelajaran,
khususnya dalam hal media
7. Simpulan dan Saran dan sumber belajar, perlu
difasilitasi oleh sekolah
Simpulan sehingga media dan sumber
belajar yang dipersiapkan dapat
Berdasarkan hasil penelitian lebih optimal.
tindakan di atas, dapat d. Pembelajaran dengan strategi
Think-Talk-Write dalam
kelompok kecil mendukung
11. pembelajaran yang konstruktif. pengawas untuk lebih
Pembelajaran ini tidak meningkatkan mutu pembela-
membutuhkan banyak biaya jaran di sekolah-sekolah
seperti halnya bentuk-bentuk binaan. Sedangkan bagi
pembelajaran lainnya. Hanya sekolah, hendaknya dapat
saja diperlukan persiapan yang diterapkan strategi pembelaja-
matang, terutama dalam hal ran yang inovatif agar diperoleh
mengembangkan soal-soal hasil belajar yang berkualitas.
contoh dan latihan. Penerapan f. Diharapkan kepada para guru
pembelajaran dengan strategi dan pengawas agar dapat selalu
Think-Talk-Write dalam berkolaborasi yang sinergis
kelompok kecil memungkinkan untuk mengadakan penelitian
untuk diterapkan pada mata lebih lanjut mengenai
pelajaran selain matematika. pembelajaran Think-Talk-Write.
e. Hasil penelitian ini hendaknya
menjadi sumber inspirasi bagi
Daftar Pustaka
Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Sutiarso, S. (2000). Problem Posing, Strategi Efektif Meningkatkan Aktivitas
Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: tidak diterbitkan.