Dokumen tersebut membahas tentang peran pemodal politik dalam pemilihan kepala daerah langsung di Jawa Tengah. Ia menjelaskan bagaimana klientelisme dan patrimonialisme yang dilakukan pemodal politik mempengaruhi perilaku pemilih dan calon kepala daerah melalui jaringan sosial mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran pemodal politik secara lebih mendalam dengan menggunakan metode wawancara dan observasi
3. PENGANTAR
• Gelombang ketiga demokrasi diramalkan oleh
Samuel Huntington (1991) dengan matinya
otoritarianisme. Namun perubahan rejim baru
tersebut ternyata sangat komplek dan tidak
sesederharna yang diramalkan Huntington
• Di Indonesia, jatuhnya 40 tahun kekuasaan
otoritarian Soekarno dan Soeharto, transisi
demokrasi dan demokratisasi politik memunculkan
fenomena pemilu dan partai politik menjadi alat
dan kendaraan transformasi kekuatan-keuatan
klientalisme, patrimonialisme dan bentuk-bentuk
kekuatan primodialisme lainnya untuk secara
mencapai legitimasi politik
4. PENGANTAR
• Kekuatan itu adalah kekuatan Pemodal Politik, dimana
dalam prosesi demokrasi seperti Pemilukada
langsung untuk memilih bupati, walikota atau gubernur
pada masa transisi demokrasi dewasa ini tidak lepas
dari keberadaan pemodal politik dari pengusungan
kandidat legilatif atau legislatif selalu dipenuhi
kepentingan transaksional, bahkan dalam penyusunan
anggaran atau kebijakan
• Patronase politik dengan ciri klientalisme dan
patrimonialisme yang dijalankan Pemodal Politik
tersebut menjadi tanda-tanda kebangkitan
otoritarianisme yang syah melalui pemilihan umum
dan prosesi demokrasi
5. PERMASALAHAN
• Bagaimana pasangan kandidat politik di Kabupaten dan Pemerintahan Kota
memperoleh kemenangan di Pemilukada-pemilukada di Jawa Tengah
tersebut secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh
keberadaan Pemodal Politik dalam “pasar pemilih” dan “pasar politik
transaksional” dari pengampukepentingan politik?
• Bagaimana keberadaan Pemodal Politik bersilangan dengan klientalisme
dan patrimonialisme yang memiliki akar, tumbuh berkembang dan
bertransformasi dalam kebudayaan masyarakat Indonesia dan khususnya,
Jawa modern?
• Bagaimana dan dalam bentuk apa klientalisme dan patrimonialisme
menginstitusi, terartikulasi dan mengtransformasikan kekuatan-kekuatan
feodal secara syah dalam tatakelola demokrasi Indonesia pasca otoritarian,
khususnya dalam Pemilukada di Jawa Tengah?
• Bagaimana dan dalam bentuk apa klientalisme, patrimonialisme dan politik-
politik transaksional dipraktikan yang dijalankan secara langsung dan tidak
langsung oleh Pemodal Politik berpengaruh terhadap perilaku
pengampukepentingan Pemilukada dan perilaku pemilih?
6. PERMASALAHAN
• Sejauhmana gelombang klientalisme dan patrimonialisme di
Indonesia adalah gejala transisi demokrasi seperti di dunia
ketiga lainnya?
• Seberapa jauh dapat dikatakan bahwa klientalisme dan
patrimonliasme dalam sistem pemodal politik itu semacam ciri
khas demokrasi Jawa dan terlembagakan secara informal di
politik Indonesia?
• Bagaimana peta pola-pola klientalisme dan patrimonialisme
yang memiliki ragam bentuk, skala, waktu dan tempat adalah
bagian dari kelembagaan Pemodal Politik agar dapat
dijelaskan bagaimana perilaku pemilih dan
pengampukepentingan politik lokal termobilisasi dalam
Pemilukada. Dan untuk menjelaskan pula bagaimana jaringan
organisasi sosial dari politik transaksional informal dengan
jaringannya yang kuat mampu memberi intervensi politik
melalui jaringan mereka?
7. TUJUAN PENELITIAN
• Memperoleh gambaran jelas tentang peran dan pengaruh Pemodal
Politik dalam pemenangan pasangan kandidat politik dalam
Pemilukada.
• Memperoleh gambaran jelas mengenai orientasi voter behavior
mempengaruhi pemilih dalam Pemilukada
• Mengetahui tentang bentuk-bentuk dan pola-pola klientalisme dan
patrimonialisme yang menjadi kelembagaan Pemodal Politik agar
dapat dijelaskan bagaimana perilaku pemilih dan
pengampukepentingan politik lokal termobilisasi dalam Pemilukada.
Dan untuk mengetahui bagaimana jaringan organisasi sosial dari
politik transaksional informal Pemodal Politik dengan jaringannya
yang kuat mampu memberi intervensi politik melalui jaringan
mereka.
8. MANFAAT PENELITIAN
• Dengan pengetahuan dan pemahaman Pemodal Politik dan
Perilaku Pemilih diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif dalam kajian politik dan demokrasi lokal, khususnya
bentuk-bentuk dan pola-pola klientalisme dan patrimonialisme
yang menjadi kelembagaan Pemodal Politik yang
mempengaruhi perilaku pemilih dan pengampukepentingan
politik lokal dalam Pemilukada.
• Memberikan gambaran (deskriptif) beberapa besar faktor
orientasi voting behavior mempengaruhi pemilih dalam
Pemilukada.
• Menjadi bahan kajian ilmiah politik dan demokrasi lokal dalam
pratek Pemilukada serta mengevaluasi dan mengorientasikan
ulang kualitas Pemilukada di masa depan.
9. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
• Penelitian pada disertasi ini menggunakan jenis
penelitian etnografi
• Studi etnografi mencakup wawancara mendalam
dan pengamatan peserta yang terus menerus
terhadap suatu situasi
• Lebih dari itu, jenis penelitian kualitatif pada tesis ini
berfungsi sebagai investigasi dan trianggulasi
informasi-informasi mendasar yang diperoleh dari
hasil survey pemilukada. Adapun yang dilakukan
pada jenis penelitian kualitatif yakni FGD (focus
group discussion) serta wawancara mendalam
(indept interview).
10. METODE PENELITIAN
Sumber Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka
informan penelitian ditentukan secara purposive
• Informan utama terdiri dari :
1. Pasangan Kandidat Bupati dan wakil Bupati dari Golkar
2. Ketua tim pemenangan
3. LSM
4. Anggota KPU kabupaten dan PPK
5. Ketua partai Golkar dan koalisinya
• Informan pendukung terdiri dari :
1. 5 (lima) orang tim sukses
2. 5 (lima) tokoh agama
3. 5 (lima) orang tokoh masyarakat
4. 5 (lima) orang tokoh pemuda
5. 5 (dua) orang anggota DPRD.
11. METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
• Penelitian ini akan dilaksanakan selama
kurang lebih 15 bulan (15 bulan) di
Propinsi Jawa Tengah, utamanya di
wilayah yang telah melaksanakan
Pemilukada pada rentang 2009 – 2012.
12. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DAN TEKNIK ANALISIS DATA (1)
– Trianggulasi data-data dengan dikumpulkan melalui
sumber majemuk untuk memasukan wawancara,
pengamatan dan analisa dokumen.
– Pemeriksaan informan yang berperan sebagai
periksa sepajang proses analisa.
– Pengamatan jangka panjang dan berulang di lokasi
penelitian terhadap fenomena dan latar serupa akan
berlangsung di lokasi selama proses terjadinya
pemilukada.
13. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
DAN TEKNIK ANALISIS DATA (2)
• Wawancara.Merupakan teknik pengumpulan data melalui
tatap muka langusung dan bercakap-cakap dengan informan
penelitian guna memberikan keterangan kepada peneliti.
Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara yang
telah peneliti persiapkan sebelumnya.
• Dokumentasi. Merupakan teknik pengumpulan data melalui
penelitian dokumen menyangkut data demografi, hasil survey
dan dokumen pendukung lainnya. Adapun data survey
menggunakan data survey LPPD (Lembaga Pengkajian
Pembangunan Daerah) dan SRC (Swamedia Research &
Communication)
• Observasi. Pada dasarnya merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui pengamatan langsung.
14. INDIKATOR DAN
VARIABLE PENELITIAN (1)
No Indikator Variabel
Jenis kelamin
Kategorisasi tempat tinggal
Pendidikan pemilih
Jenis pekerjaan
1 Sosiologis Status social
Afiliasi parpol
Afiliasi ormas
Calon paling gencar sosialisasi
Calon paling sering berkunjung
15. INDIKATOR DAN
VARIABLE PENELITIAN (2)
Pertimbangan memilih bupati/wakil bupati
Pilihan politik saat ini
Psikologis Faktor merubah pilihan politik
Model kampanye
2
Preferensi politik
Alasan pemilih belum punya pilihan politik
Popularitas kandidat
Sifat kepemimpinan kandidat paling penting
16. INDIKATOR DAN
VARIABLE PENELITIAN (3)
Serangan fajar
Pemberian uang dengan jumlah tertentu
Akan memilih setelah mendapat imbalan
Program kerja sektor ekonomi
3 Ekonomis
Kandidat berpeluang menang
Visi Misi bidang Ekonomi kandidat
Kebijakan pengetasan kemiskinan
Migrasi pilihan politik
(Sumber: Litbang Swamedia Research and Communication)
17. ANALISA DATA
• Reduksi Data. Merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar)
yang ada dalam catatan lapangan (field note).
• Penyajian Data. Peyajian pada dasarnya sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya
pengambilan kesimpulan dan pengambilanm tindakan
• Verifikasi / Penarikan Kesimpulan. Pada awal pengumpulan
data, peneliti sudah harus mengerti apa arti dari hal-hal yang
ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan,
pola-pola pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan
sebab akibat dan proposisi peneliti yang kompeten
memegang berbagai hal tersebut tidak secara kuat, artinya
tetap bersifat berbuka dan skeptis.
18. Gambar 3.1. Model Analisis Interaktif.
Sumber : Miles dan Huberman (1992 : 20)