SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 121
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

INFORMASI KURIKULUM
2013
Penyelenggara Sertifikasi Guru
Rayon 1 24
Universitas Negeri M akassar
Perkembangan Kurikulum di
Indonesia
1975
2004

1947
Kurikulum
Rencana
Sekolah
Pelajaran →
Dasar
Dirinci dalam
Rencana
1968
Pelajaran Terurai
Kurikulum
Sekolah Dasar

1945 1955 1965

1985

1975

1994
Kurikulum
1994

1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar

Materi

2013

‘Kurikulum
2013’
1995

1984
Kurikulum
1984

1973
Kurikulum
Proyek
Perintis
Sekolah
Pembangunan
(PPSP)

Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)

2005

2015

2006
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1997
Revisi Kurikulum
1994
Produk

2
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003:
SNP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

TUJUAN

ISI
BAHAN
PELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN

Pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
3
Landasan Yuridis
UNDANG-UNDANG
SISDIKNAS
PP 32 TAHUN
2013(Perubahan SNP)
PERATURAN MENDIKBUD
NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69,
70 TAHUN 2013
N
O.

Nomor
PERMENDIKBUD

URIAN

1

54

Standar Kompetensi Lulusan
Dikdasmen.

2

65

Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.

3

66

Standar Penilaian Pendidikan.

4

67

.
.
.
.

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
SD/MI

5

68

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum

4
KOM PONEN UTAMA KURIKULUM
2013
KURIKULUM
2013

PENGEMBANGA
N
• Rasional
• Elemen Perubahan

RANCANGAN
IMPLEMENTASI
• Guru, KS, PS
• Buku Guru dan Siswa

KERANGKA
DASAR

STRUKTUR
KURIKULUM

MONEV

Landasan
1.Filosofis (pendidikan akar budaya
bangsa, mengembangkan kecerdasan)
2.Teoritis (pend. Berdasarkan standar
dan Kurikulum berbasis Kompetensi
3.Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP)
1.
2.
3.
4.

PROSES
PEMBELAJAR
-AN

SILABUS

RPP

SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMK.MAK

1. Kompetensi inti;
2. Kompetensi dasar;
3. materi pembelajaran;
4. kegiatan pembelajaran;
5. penilaian;
6. alokasi waktu; dan
7. sumber belajar.

1. Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8. Materi pembelajaran
9. Metode pembelajaran
10.Media pembelajaran
11.Sumber belajar
12.Langkah-langkah pembelajaran
13.Penilaian hasil pembelajaran
RASIONAL KURIKULUM 2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar

KURIKULUM 2013
STANDAR
KOMPETEN
SI LULUSAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi, Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja

LULU
SAN

PESE
RTA
DIDI
K

STANDAR
ISI

STANDAR
(PROSES)
PENILAIAN
STANDAR
PROSES
(PEMBELAJARA
N)

STANDAR SARANA-PRASARANA
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan
Perpustakaan, Penyediaan Buku

STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)

STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah

7
Perkembangan Penduduk sebagai Modal

Kompeten

SDM
Usia
Produktif
(2020-2035)
M elimpah

Modal
Pembangunan
Transformasi
melalui
Pendidikan

Tidak
Kompeten

Beban
Pembangunan

 Kurikulum
 PTK
 Sarpras

Pendanaa
n

Pengelolaa
n

8
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
TUJUAN PENDIDIKAN
NASIONAL

KBK 2004
KTSP 2006

4. Penyesuaian
Beban
3. Penguatan
Proses
2. Pendalaman
dan Perluasan
Materi
1. Penataan
Pola Pikir dan
Tata Kelola

TANTANGAN INTERNAL DAN
EKSTERNAL

KURIKULU
M
2013

9
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
N

KBK 2004

KTSP 2006

Kurikulum 2013

o
Standar Kompetensi Lulusan
1
diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi
Lulusan diturunkan dari
kebutuhan

Standar Isi dirumuskan berdasarkan
Standar Isi diturunkan
Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi dari Standar Kompetensi Lulusan
2
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran
pembentuk sikap, pembentuk keterampilan,
3
dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran
harus berkontribusi terhadap
pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan,

Kompetensi diturunkan dari mata
4
pelajaran

Mata pelajaran
diturunkan dari kompetensi yang
ingin dicapai

Mata pelajaran lepas satu dengan
Semua mata pelajaran
yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap 10
5
Penyempurnaan Pola Pikir
1

Berpusat pada
Guru

Berpusat pada Siswa

2

Satu Arah

Interaktif

3

Isolasi

Lingkungan Jejaring

4

Pasif

Aktif-Menyelidiki

5

Maya/Abstrak

Konteks Dunia Nyata

6

Pribadi

Menuju

Pembelajaran
Berbasis Tim

Luas (semua
7materi diajarkan)

Perilaku Khas
Memberdayakan Kaidah
Keterikatan

Stimulasi Rasa
Tunggal (beberapa
8
panca indera)

Stimulasi ke Segala
Penjuru (semua Panca indera)

Alat Tunggal

Alat Multimedia

11
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
1

1
Produksi Masa
(siswa memperoleh
dokumen yg sama)

Kebutuhan Pelanggan
(siswa mendapat dokumen
sesuai dgn ketertarikan sesuai
potensinya)

2

1
Usaha Sadar
Tunggal (mengikuti cara
yang seragam)

Jamak (keberagaman
inisiatif individu siswa)

1
Satu Ilmu
Pengetahuan Bergeser
(mempelajari satu sisi
pandang ilmu)

Pengetahuan Disiplin
Jamak (pendekatan
multidisiplin)

3

1

Kontrol Terpusat
(kontrol oleh
guru)

1

Pemikiran
Faktual

1

Penyampaian
Pengetahuan

4

5
6

Menuju

Otonomi dan
Kepercayaan (siswa diberi
tanggungjawab)
Kritis (membutuhkan
pemikiran kreatif)
Pertukaran
12
Pengetahuan (antara guru dan
Langkah Penguatan Proses
Pros
es

Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

Pemb
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi
elajaran
tahu [discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis,
sistematis, dan kreatif.
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah
sampai tinggi.

Penila
ian

Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan
pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil

13
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid
SD
Pel
aku

Beban
Menyusun Silabus.
Mencari buku yang sesuai.

Penyelesaian
Disediakan buku
pegangan guru

Mengajar beberapa mata
pelajaran dengan cara berbeda.
Mengajar banyak mata
Gur pelajaran.

u

Menggunakan bahasa
Indonesia sebagai penghela mata
pelajaran yang lain sehingga selaras.
Menggunakan ilmu
pengetahuan sebagai penggerak
pembahasan.

Pendekatan tematik
terpadu menggunakan satu
buku untuk semua mata
pelajaran sehingga dapat
selaras dengan kemampuan
Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi dan carrier of
knowledge.

Mempelajari banyak mapel.
Mempelajarai mata pelajaran

d

Muri dengan cara berbeda.

14
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1

P
T
SMA/SM Knowledg
e
K

Skil
l

Attitud
e

SM
P
S
D
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

15
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006
Kerah

Saku

Lengan Kiri

Lengan Kanan

Muka Kiri

Muka Kanan
Belakang

19
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm;
Panjang 83 cm; Lengan 58 cm)
38 cm

saku

86 cm

kerah

58 cm

92 cm

Lengan Kiri

Muka Kiri

Belakang

83 cm

Muka Kanan

Lengan Kanan

20
Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi
Lulusan

Standar
Proses

Elemen
Perubahan

Standar Isi

Standar
Penilaian

21
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elem
en

SD

SMP

SMA

SMK

Kom
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft
petensi
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
Lulusan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Ked
udukan
mata
pelajaran
(ISI)
Pend
ekatan
(ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari
matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi.

Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik
terpadu dalam
semua mata
pelajaran

Mata
pelajaran

Mata
pelajaran

Voka
sinal
22
Elemen Perubahan
Deskripsi

Ele
men

Stru
ktur
Kurikulum
(Mata
pelajaran
dan alokasi
waktu)
(ISI)

SD
•Holisti
k berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
•Jumla
h
matapelajaran
dari 10
menjadi 6
•Jumla
h jam
bertambah 4
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran

SMP
•TIK
menjadi media
semua
matapelajaran
•Pengem
bangan diri
terintegrasi
pada setiap
matapelajaran
dan
ekstrakurikuler
•Jumlah
matapelajaran
dari 12 menjadi
10
•Jumlah
jam bertambah 6
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran

SMA
•Peru
bahan
sistem: ada
matapelajar
an wajib dan
ada
matapelajar
an pilihan
•Terja
di
penguranga
n
matapelajar
an yang
harus diikuti
siswa
•Juml
ah jam
bertambah 1
JP/minggu
akibat
perubahan

SMK
•Penamb
ahan jenis
keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan (6
program
keahlian, 40
bidang
keahlian, 121
kompetensi
keahlian)
•Pengur
angan adaptif
dan normatif,
penambahan
produktif
•produkti
f disesuaikan
dengan trend
perkembangan
23
di Industri
Elemen Perubahan
Deskripsi

Ele
men

SD

Pro
ses
pembelajaran

SMP

SMA

SMK

•Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
•Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat
•Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
•Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan
teladan
•Temat
ik dan terpadu

•IPA
dan IPS
masingmasing
diajarkan
secara
terpadu

•Adany
a mata
pelajaran
wajib dan
pilihan sesuai
dengan bakat
dan minatnya

•Kompetensi
keterampilan yang
sesuai dengan
standar industri

24
Elemen Perubahan
Deskripsi

Ele
men

Penil
aian hasil
belajar

SD

SMA

SMK

•Penilaian berbasis kompetensi
•Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur
semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses
dan hasil]
•Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal)
•Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan
SKL
•Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrumen utama penilaian
•Pramuka

Ekstr
akurikuler

SMP

(wajib)
•UKS
•PMR
•Bahasa
Inggris

•Pram
uka (wajib)
•OSIS
•UKS
•PMR
•Dll

•Pram
uka (wajib)
•OSIS
•UKS
•PMR
•Dll

•Pramuka
(wajib)
•OSIS
•UKS
•PMR
•Dll

25
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006

Kurikulum 2013

K
et

Mata pelajaran
tertentu mendukung
kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan]

Mata pelajaran
dirancang berdiri sendiri
dan memiliki kompetensi
dasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu
dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Bahasa
Indonesia sejajar dengan
mapel lain

Bahasa Indonesia sebagai penghela
mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa}

Tiap mata
pelajaran diajarkan
dengan pendekatan
berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama [saintifik] melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....

Tiap jenis
konten pembelajaran
diajarkan terpisah
[separated curriculum]

Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross
curriculum atau integrated curriculum]
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan
dan dijadikan penggerak konten pembelajaran

S
emua
Jenjang
S
emua
Jenjang
S
D
S
emua
Jenjang
S
D
S
D

26
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006

Kurikulum 2013

K
et

Tematik untuk
kelas I – III [belum
integratif]

Tematik Integratif untuk Kelas I – VI
D

TIK adalah
mata pelajaran sendiri

TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media pembelajaran mata
pelajaran lain

Bahasa
Indonesia sebagai
pengetahuan

Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi dan carrier of knowledge

Untuk SMA,
ada penjurusan sejak
kelas XI

Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata
pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat

SMA dan SMK
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran
tanpa kesamaan
wajib yang sama terkait dasar-dasar
kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penjurusan di

S

Penjurusan di SMK tidak terlalu detil

S
MP
S
MP/
SMA/SMK
S
MA/SMK
S
MA/SMK
27

S
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
o

N
Implementas
i Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi disusun
Materi disusun seimbang mencakup
untuk memberikan
1
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
pengetahuan kepada
keterampilan
siswa
Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu
2
tentang materi yang
harus dihafal [siswa
diberi tahu].

Pendekatan pembelajaran
berdasarkan pengamatan, pertanyaan,
pengumpulan data, penalaran, dan penyajian
hasilnya melalui pemanfaatan berbagai
sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu]

Penilaian pada
Penilaian otentik pada aspek
pengetahuan melalui
3
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
ulangan dan ujian
keterampilan berdasarkan portofolio.
28
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial
o

N
Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi disajikan
terpisah menjadi
1
Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi

Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam
kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.

Tidak ada
platform, semua kajian
2
berdiri sejajar

Menggunakan Geografi sebagai platform
kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan
kegiatan terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah
menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam
memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi,
budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung
terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.

Diajarkan oleh
guru berbeda (team
teaching) dengan
3
sertifikasi berdasarkan
mata kajian

Diajarkan oleh satu orang guru yang
memberikan wawasan terpadu antar mata kajian
tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya
keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum
mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam
29
pada jenjang selanjutnya
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam
o

N
Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

1
Materi disajikan
terpisah antara Fisika, Kimia,
dan Biologi

Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam
kelompok Fisika, Kimia, Biologi

2
Tidak ada platform,
semua kajian berdiri sejajar

Menggunakan Biologi sebagai platform kajian
dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam
terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda
tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam
membentuk ikatan yang stabil.

3
Materi ilmu bumi
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa
dan anta-riksa masih belum
sesuai dengan standar internasional
memadai [sebagian dibahas di
IPS]
4
Materi kurang
mendalam dan cenderung
hafalan

Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk
berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional

5
Diajarkan oleh guru
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
berbeda (team teaching)
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa
30
dengan sertifikasi berdasarkan dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
Perubahan pada Matematika
N
o

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Langsung masuk ke
1
materi abstrak

Mulai dari pengamatan permasalahan
konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya
abstraksi permasalahan

Banyak rumus yang
harus dihafal untuk
2
menyelesaikan permasalahan
(hanya bisa menggunakan)

Rumus diturunkan oleh siswa dan
permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan
siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian
dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga
memahami asal-usulnya)

Permasalahan
matematika selalu diasosiasikan
Perimbangan antara matematika dengan
3
dengan [direduksi menjadi]
angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
angka
Tidak membiasakan
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis
siswa untuk berfikir kritis [hanya untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan
4
mekanistis]
Metode penyelesaian
5
masalah yang tidak terstruktur

Membiasakan siswa berfikir algoritmis
Memperluas materi mencakup peluang,

31
Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris
o

N
Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi yang
Materi yang dijarkan ditekankan pada
diajarkan ditekankan pada
1
kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk
tatabahasa/struktur
menyampaikan gagasan dan pengetahuan
bahasa
Siswa tidak
dibiasakan membaca dan
2
memahami makna teks
yang disajikan

Siswa dibiasakan membaca dan memahami
makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang
dengan bahasa sendiri

Siswa tidak
Siswa dibiasakan menyusun teks yang
dibiasakan menyusun teks sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan
3
yang sistematis, logis, dan penyusunan teks
efektif
Siswa tidak
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks
dikenalkan tentang aturan- yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses
4
aturan teks yang sesuai
penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi:
dengan kebutuhan
siapa, apa, dimana)
32
Perubahan pada
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran

o

N
Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi disajikan
Materi disajikan tidak berdasarkan pada
berdasarkan empat pilar
pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan
1
dengan pembahasan yang tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
terpisah-pisah
pembentukan karakter bangsa
Materi disajikan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan
berdasarkan pasokan
2
untuk menjadi warga negara yang bertanggung
yang ada pada empat pilar jawab (taat norma, asas, dan aturan)
kebangsaan
Tidak ada
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa
penekanan pada tindakan untuk melakukan tindakan nyata sebagai warga
3
nyata sebagai warga
negara yang baik
negara yang baik
Pancasila dan
Kewarganegaraan
disajikan sebagai
4
pengetahuan yang harus

Pancasila dan Kewarganegaraan bukan
hanya pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui
33
tindakan nyata dan sikap keseharian.
Proses yang Mendukung Kreativitas
PROSES
PEMBELAJARAN

Pendekatan saintifik dan
kontekstual
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
 Observing [mengamati]
 Questioning [menanya]
 Associating [menalar]
 Experimenting [mencoba]
 Networking [Membentuk jejaring]

PROSES
PENILAIAN

Penilaian Otentik
 penilaian berbasis portofolio
 pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
 memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
 menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
 penilaian spontanitas/ekspresif,
 dll

34
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UU 20/2003 Sisdiknas
Perpres 5/2010 RPJMN
PP 19/2005 SNP
PP 32/2013 Perubahan
SNP

Dokumen Kurikulum
satuan/program
pendidikan
Dokumen Kurikulum
mapel
Pedoman
implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru
Dokumen Kurikulum
lain

DOKUMEN
KURIKULUM

SKL

Standar Isi
Standar Proses
Standar Penilaian
…

Muatan lokal

KERANGKA
DASAR
KURIKULUM

STRUKTUR
KURIKULUM
NASIONAL

KTSP
SILABUS

Kompetensi inti
Kompetensi dasar
Materi pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran
Penilaian
Alokasi waktu
Sumber belajar.

Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar,
Muatan Pembelajaran,
Mata pelajaran,
Beban belajar

Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)

PAUD
DIKDAS
DIKMEN
PNF
STRUKTUR
KURIKULU
M

PAUD
DIKDAS

STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN

DIKMEN
PNF

Pengembangan
kepribadian

Muatan umum: nasional, lokal
Muatan umum : nasional, lokal
Peminatan akademik
Peminatan kejuruan
Peminatan lintas minat/
penalaman minat
Program kecakapan hidup

SIKAP

`
KETERAMPILAN

Kompetensi inti
Kompetensi
Dasar

PENGETAHUAN

Pemerintah
Provinsi
Kab/kota

PENGELOLAA
N KURIKULUM

Satuan pend

Kurikulum satuan/ program
pendidikan
Kurikulum mata pelajaran
pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru.

Mulok dikmen
Mulok dikdas`
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
Standar Kompetensi Lulusan
SIKAP

KETERAM PIL
AN
PENGETAHU
AN

 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
 Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam
 Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
 Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
 Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
 Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora,
dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
 Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak
mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala
dan solusi akhir
38
Standar Kompetensi Lulusan
DOM
AIN

E
LEMEN
P
roses
I

SIKA

ndividu

SD

SMP

SMASMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN,
TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU,
ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL

P
S
osial
A
lam
P
roses
KETE
RAMPILAN

TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN
MUSYAWARAH
POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN,
PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +
Menyaji + Menalar + Mencipta

A

MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG,
MENGGAMBAR, MENGARANG

K

MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI,
MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA

bstrak
onkret
P
roses

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa
+ Mengevaluasi

39
Standar Kompetensi Lulusan
DOM
AIN

SD

SMP

SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
SIKAP

PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN
SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta

KETE
RAMPILAN

PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK
YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi

PENG
ETAHUAN

PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN
40
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru

SKL Baru
•

Evalua
si

•

•

SK-KD Lama
M apel per
kelas

Mempertahankan SK KD
lama yang sesuai dengan
SKL Baru
Merevisi SK KD lama
disesuaikan dengan SKL
Baru
Menyusun SK KD Baru

Sumber Kompetensi
[Mapel per kelas]
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar Baru
41
SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I
Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi Inti Kelas I

Memiliki [melalui menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku
yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
Menerima dan menjalankan ajaran agama
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat
bermain

42
STANDAR KOM PETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
SD
Memiliki
perilaku yang
mencerminkan sikap

SMP

SMA/S
MK

DIKTISARJANA

Memiliki
Memiliki
Memiliki perilaku
perilaku yang
perilaku yang
yang mencerminkan sikap
mencerminkan sikap mencerminkan sikap

Orang
Orang
beriman, berakhlak
beriman, berakhlak
mulia, percaya diri, danmulia, percaya diri,
bertanggung jawab
dan bertanggung
dalam berinteraksi
jawab dalam
secara efektif dengan berinteraksi secara
lingkungan sosial dan efektif dengan
alam
lingkungan sosial
dan alam

Orang
beriman, berakhlak
mulia, percaya diri,
dan bertanggung
jawab dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial
dan alam

Di sekitar
rumah, sekolah, dan
tempat bermain

Serta
Serta
dalam menempatkan berkontribusi aktif dalam
dirinya sebagai
kehidupan berbangsa dan
cerminan bangsa
bernegara termasuk
dalam pergaulan
berperan dalam pergaulan
dunia
dunia dengan menjunjung
tinggi penegakan hukum

Dalam
jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya

Orang beriman,
berakhlak mulia, mandiri,
kreatif, bertanggung jawab
, berbudaya, dan
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam

43
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN
SD

SMP

SMA/SM
K

DIKTISARJANA

Memiliki
Memiliki
Memiliki
Memiliki
kemampuan pikir dan kemampuan pikir dan kemampuan pikir dan kemampuan pikir dan
tindak yang efektif
tindak yang efektif
tindak yang efektif
tindak yang efektif,
dan kreatif dalam
dan kreatif dalam
dan kreatif dalam
kreatif dan inovatif
ranah abstrak dan
ranah abstrak dan
ranah abstrak dan
dalam ranah abstrak
konkret
konkret
konkret
dan konkret
Terkait
dengan yang
ditugaskan
kepadanya.

Terkait
Terkait
dengan yang
dengan
dipelajari di sekolah pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah

(Sesuai
dengan apa yang
dipelajari di sekolah
yang ditugaskan
kepadanya.)

(Sesuai
dengan yang
dipelajari di sekolah
dan dari berbagai
sumber lainnya yang
sama dalam sudut
pandang /teori)

Terkait
dengan
pengembangan dir
sesuai dengan
bakat, minat, dan
kemampuannya.

(Dari
Serta
berbagai sumber
mampu memberikan
berbeda dalam
petunjuk dalam
informasi dan sudut memilih berbagai
pandang/teori yang alternatif solusi
dipelajarinya di
secara mandiri dan/
sekolah, masyarakat, atau kelompok
44
dan belajar mandiri)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD

SMP

SMA/SM
K

DIKTISARJANA

Memiliki
Memiliki
pengetahuan
pengetahuan
Faktual dan
Faktual,
konseptual dalam
konseptual dan
prosedural dalam

Memiliki
Memiliki
pengetahuan
pengetahuan
Prosedural
Prosedural
dan metakognitif
dan metakognitif
dalam
dalam

Ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban

Ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban

Ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban

Terkait
Terkait
Terkait
fenomena dan
fenomena dan
penyebab fenomena
kejadian di
kejadian yang tampakdan kejadian
lingkungan rumah, mata
sekolah, dan tempat

Konsep
teoritis bidang
pengetahuan tertentu
secara umum dan
khusus serta
mendalam dengan
wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Terkait dg
fenomena dan
kejadian yang
mencakup penyebab,
45
alternatif solusi,
Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti
untuk PPKN Kelas I SD DASAR
Kompetensi Inti

KD lama (KTSP 2006)

Rumusan Kompetensi Dasar

1.Menerima 1.Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, 1.Menerima keberagaman
dan menjalankan
agama, dan suku bangsa
karakteristik individu (agama, suku,
ajaran agama yang 2.Memberikan contoh hidup rukun
fisik, psikis) sebagai anugerah
dianutnya.
melalui kegiatan di rumah dan di
Tuhan
sekolah
2.Memiliki 3.Menerapkan hidup rukun di rumah dan1.Menunjukkan perilaku baik (jujur,
perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun,
di sekolah
disiplin, tanggung 4.Menjelaskan pentingnya tata tertib di
peduli/kasih sayang, dan percaya
jawab, santun,
diri) dalam berinteraksi dengan
rumah dan di sekolah
peduli, dan
5.Melaksanakan tata tertib di rumah dan keluarga, teman, dan guru, sebagai
percaya diri dalam di sekolah
perwujudan nilai dan moral
berinteraksi
6.Menjelaskan hak anak untuk bermain, Pancasila.
dengan keluarga,
belajar dengan gembira dan didengar 2.Memiliki sikap dan perilaku patuh
teman, dan guru.
pada tata tertib dan aturan yang
pendapatnya
7.Melaksanakan hak anak di rumah dan berlaku dalam kehidupan seharihari di rumah dan sekolah.
di sekolah
8.Mengikuti tata tertib di rumah dan di 3.Memiliki sikap toleran terhadap
keberagaman karakteristik individu
sekolah
9.Melaksanakan aturan yang berlaku di (agama, suku, fisik, psikis) di rumah
dan sekolah.
masyarakat
4.Menunjukkan perilaku
kebersamaan dalam keberagaman
di rumah dan sekolah

46
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara
Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota.
1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru
dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi
pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di
propinsi terkait.
 Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam
memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota
terkait.
48
Strategi Implementasi Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan
jenjang pendidikan yaitu:
• Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X
• Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
• Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI,
dan XII

Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari
tahun 2013 - 2015

49
Strategi Implementasi Kurikulum
 Pengembangan buku siswa dan buku pegangan
guru dari tahun 2012 – 2014
 Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem
administrasi, dan pengembangan budaya sekolah
(budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK,
dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
 Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan
Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah
implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013
– 2016

50
Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah,
Pegawas
KEBIJAKAN
IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA,
DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI,
KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT
SD, SMP, SMA,
SMK

GURU

DIKLAT
KURIKULUM
2013
KEPALA
SEKOLAH

PENGAWA
S

51
Rencana Implementasi
Pelatihan Guru
Persiapa
n
Pelatih Nasional
Guru Inti
Guru

PELAKSANAAN
Pendamping
an

EVALUASI
PERSIAPAN (Jan-Jun)

IMPLEMENTASI
(Jul)
52
Pelaksanaan Kurikulum 2013
Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK

IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013)

PENDAMPINGAN
Guru Inti

Kepala Sekolah

Pengawas

53
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif,
Keterampilan
Pengetahuan
kreatif,Bagaimana) afektif melalui penguatan sikap,
(Tahu inovatif, dan
(Tahu Apa)
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

55
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
 Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”
 Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
 Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
 Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
56
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.

57
Langkah-Langkah Pembelajaran

Observing
(mengamati)

Questioning
(menanya)

Associating
(menalar)

Experimenting
(mencoba)

Networking
(membentu
k Jejaring)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
58
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK ( PROJECT BASED
LEARNING )

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis
Proyek
o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
o Meningkatkan kolaborasi.
o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis
Proyek

o Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis
Proyek
 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
 Membutuhkan biaya yang cukup banyak
 Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
 Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan
dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam
kerja kelompok.
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan
Langkah-Langkah Operasional

1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR

2

3

MENYUSUN
PERECANAAN
PROYEK

MENYUSUN
JADUAL

5

4

MENGUJI HASIL

MONITORING

6

EVALUASI
PENGALAMAN
SISTEM PENILAIAN
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim
untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world)

68
KELEBIHAN PBL
 1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran
bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka
akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan
dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta
didik berhadapan dengan situasi di mana konsep
diterapkan

69
KELEBIHAN PBL
(2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta
didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
(3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

70
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran

1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran

71
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran

2. Pendefinisian Masalah ( Defining the
Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario
atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat

72
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran

. Pembelajaran Mandiri ( Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan
di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam
bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan
pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan
satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
73
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran

4. Pertukaran Pengetahuan ( Exchange
knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi
dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta
didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

74
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran

5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek
pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan
laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari
penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
75
Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam
kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta
didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah
yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta
didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
76
Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik,
antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas.
Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman
langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman
belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan
peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

77
Contoh Penerapan
Tahapan-Tahapan Model PBL

78
SISTEM PENILAIAN
 Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
dan laporan.
 Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat
bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
79
SISTEM PENILAIAN
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan
authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan
portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun
waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian
dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (selfassessment) dan peer-assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

80
MODEL PEMBELAJARAN
PENEMUAN
( DISCOVERY LEARNING )

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep
 Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
 Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Definisi/Konsep
 Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini
ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student
oriented.
 Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi
dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan
transfer.
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya
rasa menyelidiki dan berhasil.
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat
dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
dengan yang lainnya.
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat
bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu
atau pasti.
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru;
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri;
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses
belajar menjadi lebih terangsang;
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran
untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi.
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat
buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa
dengan cara-cara belajar yang lama.
Kelemahan Pembelajaran Penemuan
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan
dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA
kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan
untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Operasional
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada
tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan.
Langkah-Langkah Operasional
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
Langkah-Langkah Operasional
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang
relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
Langkah-Langkah Operasional
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh
para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu
Langkah-Langkah Operasional
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar
proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
Langkah-Langkah Operasional
f. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
SISTEM PENILAIAN
 Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian
dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non
tes.
 Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif,
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan.
Terima Kasih
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK
PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
A. Definisi
1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
2. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau
reliabel.
4. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar
sekali pun.
5. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil
dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria
yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas
mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
99
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013.
2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik.
4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

100
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian
yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda,
benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam
proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara
tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat
penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

101
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi
kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran
serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan,
dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar.
12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja.
102
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

13.Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
14.Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka
berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
15.Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,
bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka
sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan
sebagainya.
16.Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak
dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

103
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik
pula.
2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan
pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di
luar sekolah.
3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian.
Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik
yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan
seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan
kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas
perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
104
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)

4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat
mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang
berbeda.
5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah
memainkan peran aktif dan kreatif.
6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.

105
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)

7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta
mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific,
memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu
sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah.
8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari,
memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab
untuk tetap pada tugas.
9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
106
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)

Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.”
Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan
juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran
autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:
 Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta
didik serta desain pembelajaran.
1. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai
bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
 Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru,
dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
 Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik
dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar
tembok sekolah.
107
D. Jenis-jenis Penilaian Autentik

1.
2.
3.
4.

Penilaian Kinerja
Penilaian Proyek
Penilaian Portofolio
Penilaian Tertulis

108
1. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi
peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek
yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk
menentukan kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
Daftar cek (checklist).
Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
Skala penilaian (rating scale).
Memori atau ingatan (memory approach).
109
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa
investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
analisis, dan penyajian data.
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian
proyek.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.

110
3. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas
kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan
dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian
portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik
secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan
dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

111
3. Portofolio (lanjutan)
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
 Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
 Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
1. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
2. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
3. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
112
4. Penilaian Tertulis
 Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas
materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk
uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

113
Contoh Penilaian Kinerja
1. Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas
Kelompok
Aspek
Na
o.

N ma
Peserta
Didik

Keterangan Skor:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik

M
K
erja
sama

K
eaktifan

engT Jml
hargai angg
pendapa jawab
t

Nilai
Contoh Penilaian Produk
1. PRODUK GAMBAR BANGUN DATAR DAN
BANGUN RUANG
Aspe k
J
Ket
B
Ket
umla
epatan
anyak
N ama
N
epatan
K h
Peserta menentu
ilai
mengerapia
S
kan
gambar
Didik
gambar
n
kor
benda
yang
persegi
persegi
dibuat
N

o.
Contoh Tes Tertulis
Serangga mempunyai 3 pasang kaki yang menjadi
ciri
utamanya. Gambar manakah di bawah ini yang
“bukan” serangga?
STRUKTUR KURIKULUM SD
N

Komponen

o

I

I
II

I
V

I

4

4

4

4

4

4

5
8

5
9
0
6

6
1

5
7

5
7

5
7

6

6
3

6
3

6
3

3

3

3

4

5

5

5

4

4

4

4

I

V
I

V

Kelompok A
1
Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
2
PPKN
3
Bahasa Indonesia
4
5

Matematika
IPA

6

IPS

5

Kelompok B
7
Seni Budaya &
4
4
Prakarya (termasuk
muatan lokal*)
Pend. Jasmani, OR
4
4
Catatan: 8
1. Muatan& Kes (termasuk muatan
lokal* dapat memuat Bahasa Daerah
2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya
lokal).

117
Struktur Kurikulum SMP
N
o

Komponen

II

V
III

V
X

I

3

3

3

3

3

3

Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi
1
Pekerti
Pendidikan Pancasila &
2
Kewarganegaraan
3

Bahasa Indonesia

4
5

Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam

6

Ilmu Pengetahuan Sosial

7

Bahasa Inggris

6
6
5
5

6
5
5

4
4
4

5
5
4

4

4

3

3

3

Kelompok B
8

Seni Budaya (termasuk mulok)*
Pend. Jasmani, OR &
* Muatan lokal
Kesehatan dapat memuat Bahasa Daerah
9
(termasuk mulok)

3
3

3

118
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kelas
Mata Pelajaran
X I

X

II

X

Kelompok A (Wajib)
1

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3

3

3

2

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2

2

2

3

Bahasa Indonesia

4

4

4

4

Matematika

4

4

4

5

Sejarah Indonesia

2

2

2

6

Bahasa Inggris

2

2

2

Kelompok B (Wajib)
7

Seni Budaya

2

2

2

8

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

3

3

3

9

Prakarya dan Kewirausahaan

2

2

2

Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B per minggu
Kelompok C Peminatan

4

2

4

2

4

2

119
Struktur Kurikulum Peminatan SMA
Kelas
MATA PELAJARAN
X
Kelompok A dan B (Wajib)
4

2

I
4

X
2

II
4

X
2

Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Iilmu Alam
I

Matematika

3

4

4

2

Biologi

3

4

4

3

Fisika

3

4

4

Kimia
4
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
I

1

3

4

4

I

1

Geografi

3

4

4

2

Sejarah

3

4

4

3

Sosiologi & Antropologi

3

4

4

3

4

4

Ekonomi
4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
KELAS
MATA PELAJARAN

X
I

X
II

X

3

3

3

2

2

2

4

4

4

4

4

4

Kelompok A (Wajib)
.
.

1
Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia

.
4

Matematika

.
5

Sejarah Indonesia

2

2

2

6

Bahasa Inggris

2

2

2

.
.
Kelompok B (Wajib)
7

Seni Budaya

2

2

2

8

Prakarya dan Kewirausahaan

2

2

2 121

.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum revJulak Laraw
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Syaidah Ahnur
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Bambang Giwank
 
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006MA'ARIF NU CILACAP
 
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013Nur Farida
 
Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Ifik Firdaus
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspChi'onk Pemimpin
 
Presentasi Kurikulum 2013
Presentasi Kurikulum 2013 Presentasi Kurikulum 2013
Presentasi Kurikulum 2013 Arikha Nida
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Kreshna Aditya
 
kerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SDkerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SDEVI PAULINA SIMAREMARE
 
03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikirJati Mulyahadi
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspIdang Hendrawan
 
07. struktur dan isi kurikulum 2013
07. struktur  dan isi  kurikulum 201307. struktur  dan isi  kurikulum 2013
07. struktur dan isi kurikulum 2013Jati Mulyahadi
 
1.4 strategi implementasi kurikulum rev
1.4 strategi implementasi kurikulum rev1.4 strategi implementasi kurikulum rev
1.4 strategi implementasi kurikulum revZo Ri
 
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangImplementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangRahasty Cinthia Devi
 

Was ist angesagt? (18)

1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013
 
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
 
Standar Isi KK 2013
Standar Isi  KK 2013Standar Isi  KK 2013
Standar Isi KK 2013
 
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
Perbedaan ktsp dengan kurikulum 2013
 
Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013Kerangka dasar kurikulum 2013
Kerangka dasar kurikulum 2013
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
 
Presentasi Kurikulum 2013
Presentasi Kurikulum 2013 Presentasi Kurikulum 2013
Presentasi Kurikulum 2013
 
Kbk
KbkKbk
Kbk
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
kerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SDkerangka dasar dan struktur kurikulum SD
kerangka dasar dan struktur kurikulum SD
 
03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir03. penyesuaian pola pikir
03. penyesuaian pola pikir
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
 
07. struktur dan isi kurikulum 2013
07. struktur  dan isi  kurikulum 201307. struktur  dan isi  kurikulum 2013
07. struktur dan isi kurikulum 2013
 
1.4 strategi implementasi kurikulum rev
1.4 strategi implementasi kurikulum rev1.4 strategi implementasi kurikulum rev
1.4 strategi implementasi kurikulum rev
 
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangImplementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
 

Andere mochten auch

Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataram
Silabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataramSilabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataram
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataramsman 2 mataram
 
Silabus fisika smp kelas 7(1)
Silabus fisika smp kelas 7(1)Silabus fisika smp kelas 7(1)
Silabus fisika smp kelas 7(1)Arie Wibowo
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)An Rachma
 
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Nurul Azzahra
 
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)Dunia Pendidikan
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013TARSUDINN
 
Struktur Kurikulum SMK edisi 2016
Struktur Kurikulum SMK edisi 2016Struktur Kurikulum SMK edisi 2016
Struktur Kurikulum SMK edisi 2016The World Bank
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPGuss No
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 

Andere mochten auch (11)

Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013
 
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataram
Silabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataramSilabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataram
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataram
 
Silabus fisika smp kelas 7(1)
Silabus fisika smp kelas 7(1)Silabus fisika smp kelas 7(1)
Silabus fisika smp kelas 7(1)
 
31. rpp perubahan ling dan penc ipa
31. rpp perubahan ling dan penc ipa31. rpp perubahan ling dan penc ipa
31. rpp perubahan ling dan penc ipa
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
 
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
 
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013
 
Struktur Kurikulum SMK edisi 2016
Struktur Kurikulum SMK edisi 2016Struktur Kurikulum SMK edisi 2016
Struktur Kurikulum SMK edisi 2016
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)
 

Ähnlich wie Informasi kurikulum 2013 (4 jam)

Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013gustini12linda
 
Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013 Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013 ahmad akhyar
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revZo Ri
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revZo Ri
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013rizkiyolanda
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_revIbnu Fajar
 
Rasional Kurikulum 2013
Rasional Kurikulum 2013Rasional Kurikulum 2013
Rasional Kurikulum 2013Rahmawatimomot
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Ijal Mustofa
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Pristiadi Utomo
 
8 140314030724-phpapp01
8 140314030724-phpapp018 140314030724-phpapp01
8 140314030724-phpapp01Hafid Rahim
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Rohadi Rohadi
 
1.1a rasional kurikulum 2013 fis
1.1a rasional kurikulum 2013 fis1.1a rasional kurikulum 2013 fis
1.1a rasional kurikulum 2013 fisPPKHBFISIKAPATI
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpIman Sriyono
 
IKM- Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptx
IKM-  Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptxIKM-  Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptx
IKM- Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptxEndahSulistyowati13
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 

Ähnlich wie Informasi kurikulum 2013 (4 jam) (20)

Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013Penjelasan kurikulum 2013
Penjelasan kurikulum 2013
 
Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013 Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
 
Rasional Kurikulum 2013
Rasional Kurikulum 2013Rasional Kurikulum 2013
Rasional Kurikulum 2013
 
Konsep dasar kurikulum 2013
Konsep dasar kurikulum 2013Konsep dasar kurikulum 2013
Konsep dasar kurikulum 2013
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013
 
8 140314030724-phpapp01
8 140314030724-phpapp018 140314030724-phpapp01
8 140314030724-phpapp01
 
Bahanujipublik kurikulum2013
Bahanujipublik kurikulum2013Bahanujipublik kurikulum2013
Bahanujipublik kurikulum2013
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013
 
1.1a rasional kurikulum 2013 fis
1.1a rasional kurikulum 2013 fis1.1a rasional kurikulum 2013 fis
1.1a rasional kurikulum 2013 fis
 
IPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptxIPA KELOMPOK 6.pptx
IPA KELOMPOK 6.pptx
 
Konsep kurikulum 2013 smp
Konsep kurikulum 2013  smpKonsep kurikulum 2013  smp
Konsep kurikulum 2013 smp
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smp
 
IKM- Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptx
IKM-  Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptxIKM-  Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptx
IKM- Praktek baik SMP N ! jogonalan.pptx
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 

Mehr von Andi Karman

e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)Andi Karman
 
e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)Andi Karman
 
e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)Andi Karman
 
Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)Andi Karman
 
Power point (03)
Power point (03)Power point (03)
Power point (03)Andi Karman
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)Andi Karman
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)Andi Karman
 
Power point (04)
Power point (04)Power point (04)
Power point (04)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)Andi Karman
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)Andi Karman
 

Mehr von Andi Karman (17)

e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)
 
e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)
 
e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)
 
Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)
 
Lks 03
Lks 03Lks 03
Lks 03
 
Lks 02
Lks 02Lks 02
Lks 02
 
Lks 01
Lks 01Lks 01
Lks 01
 
Lks 04
Lks 04Lks 04
Lks 04
 
Power point (03)
Power point (03)Power point (03)
Power point (03)
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)
 
Power point (04)
Power point (04)Power point (04)
Power point (04)
 
E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)
 
E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)E buku siswa (pertemuan 3)
E buku siswa (pertemuan 3)
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)
 
E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
 

Kürzlich hochgeladen

KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 

Informasi kurikulum 2013 (4 jam)

  • 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan INFORMASI KURIKULUM 2013 Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri M akassar
  • 2. Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1975 2004 1947 Kurikulum Rencana Sekolah Pelajaran → Dasar Dirinci dalam Rencana 1968 Pelajaran Terurai Kurikulum Sekolah Dasar 1945 1955 1965 1985 1975 1994 Kurikulum 1994 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar Materi 2013 ‘Kurikulum 2013’ 1995 1984 Kurikulum 1984 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2005 2015 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1997 Revisi Kurikulum 1994 Produk 2
  • 3. UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003: SNP Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. TUJUAN ISI BAHAN PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran 3
  • 4. Landasan Yuridis UNDANG-UNDANG SISDIKNAS PP 32 TAHUN 2013(Perubahan SNP) PERATURAN MENDIKBUD NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69, 70 TAHUN 2013 N O. Nomor PERMENDIKBUD URIAN 1 54 Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen. 2 65 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 3 66 Standar Penilaian Pendidikan. 4 67 . . . . Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI 5 68 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum 4
  • 5. KOM PONEN UTAMA KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 PENGEMBANGA N • Rasional • Elemen Perubahan RANCANGAN IMPLEMENTASI • Guru, KS, PS • Buku Guru dan Siswa KERANGKA DASAR STRUKTUR KURIKULUM MONEV Landasan 1.Filosofis (pendidikan akar budaya bangsa, mengembangkan kecerdasan) 2.Teoritis (pend. Berdasarkan standar dan Kurikulum berbasis Kompetensi 3.Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP) 1. 2. 3. 4. PROSES PEMBELAJAR -AN SILABUS RPP SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK.MAK 1. Kompetensi inti; 2. Kompetensi dasar; 3. materi pembelajaran; 4. kegiatan pembelajaran; 5. penilaian; 6. alokasi waktu; dan 7. sumber belajar. 1. Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan 2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema 3. Kelas/semester 4. Materi pokok 5. Alokasi waktu 6. Tujuan pembelajaran 7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi 8. Materi pembelajaran 9. Metode pembelajaran 10.Media pembelajaran 11.Sumber belajar 12.Langkah-langkah pembelajaran 13.Penilaian hasil pembelajaran
  • 6. RASIONAL KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 7. Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar KURIKULUM 2013 STANDAR KOMPETEN SI LULUSAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja LULU SAN PESE RTA DIDI K STANDAR ISI STANDAR (PROSES) PENILAIAN STANDAR PROSES (PEMBELAJARA N) STANDAR SARANA-PRASARANA Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan, Penyediaan Buku STANDAR PEMBIAYAAN BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT) STANDAR PENGELOLAAN Manajemen Berbasis Sekolah 7
  • 8. Perkembangan Penduduk sebagai Modal Kompeten SDM Usia Produktif (2020-2035) M elimpah Modal Pembangunan Transformasi melalui Pendidikan Tidak Kompeten Beban Pembangunan  Kurikulum  PTK  Sarpras  Pendanaa n  Pengelolaa n 8
  • 9. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL KBK 2004 KTSP 2006 4. Penyesuaian Beban 3. Penguatan Proses 2. Pendalaman dan Perluasan Materi 1. Penataan Pola Pikir dan Tata Kelola TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL KURIKULU M 2013 9
  • 10. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum N KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 o Standar Kompetensi Lulusan 1 diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan Standar Isi dirumuskan berdasarkan Standar Isi diturunkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi dari Standar Kompetensi Lulusan 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran Mata Pelajaran Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, 3 dan pembentuk pengetahuan Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, Kompetensi diturunkan dari mata 4 pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap 10 5
  • 11. Penyempurnaan Pola Pikir 1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa 2 Satu Arah Interaktif 3 Isolasi Lingkungan Jejaring 4 Pasif Aktif-Menyelidiki 5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata 6 Pribadi Menuju Pembelajaran Berbasis Tim Luas (semua 7materi diajarkan) Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah Keterikatan Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa 8 panca indera) Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera) Alat Tunggal Alat Multimedia 11
  • 12. Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan) 1 1 Produksi Masa (siswa memperoleh dokumen yg sama) Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dgn ketertarikan sesuai potensinya) 2 1 Usaha Sadar Tunggal (mengikuti cara yang seragam) Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa) 1 Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser (mempelajari satu sisi pandang ilmu) Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin) 3 1 Kontrol Terpusat (kontrol oleh guru) 1 Pemikiran Faktual 1 Penyampaian Pengetahuan 4 5 6 Menuju Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi tanggungjawab) Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif) Pertukaran 12 Pengetahuan (antara guru dan
  • 13. Langkah Penguatan Proses Pros es Karakteristik Penguatan Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Pemb Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi elajaran tahu [discovery learning]. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi. Penila ian Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan]. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil 13
  • 14. Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD Pel aku Beban Menyusun Silabus. Mencari buku yang sesuai. Penyelesaian Disediakan buku pegangan guru Mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara berbeda. Mengajar banyak mata Gur pelajaran. u Menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran yang lain sehingga selaras. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembahasan. Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge. Mempelajari banyak mapel. Mempelajarai mata pelajaran d Muri dengan cara berbeda. 14
  • 15. Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills1 P T SMA/SM Knowledg e K Skil l Attitud e SM P S D Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 15
  • 16. ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 17.
  • 18.
  • 19. Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006 Kerah Saku Lengan Kiri Lengan Kanan Muka Kiri Muka Kanan Belakang 19
  • 20. Pola Pikir Kurikulum 2013 Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm) 38 cm saku 86 cm kerah 58 cm 92 cm Lengan Kiri Muka Kiri Belakang 83 cm Muka Kanan Lengan Kanan 20
  • 22. Elemen Perubahan Deskripsi Elem en SD SMP SMA SMK Kom Adanya peningkatan dan keseimbangan soft petensi skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi Lulusan sikap, keterampilan, dan pengetahuan Ked udukan mata pelajaran (ISI) Pend ekatan (ISI) Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Mata pelajaran Mata pelajaran Voka sinal 22
  • 23. Elemen Perubahan Deskripsi Ele men Stru ktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI) SD •Holisti k berbasis sains (alam, sosial, dan budaya) •Jumla h matapelajaran dari 10 menjadi 6 •Jumla h jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMP •TIK menjadi media semua matapelajaran •Pengem bangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler •Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10 •Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMA •Peru bahan sistem: ada matapelajar an wajib dan ada matapelajar an pilihan •Terja di penguranga n matapelajar an yang harus diikuti siswa •Juml ah jam bertambah 1 JP/minggu akibat perubahan SMK •Penamb ahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian) •Pengur angan adaptif dan normatif, penambahan produktif •produkti f disesuaikan dengan trend perkembangan 23 di Industri
  • 24. Elemen Perubahan Deskripsi Ele men SD Pro ses pembelajaran SMP SMA SMK •Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. •Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat •Guru bukan satu-satunya sumber belajar. •Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan •Temat ik dan terpadu •IPA dan IPS masingmasing diajarkan secara terpadu •Adany a mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya •Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri 24
  • 25. Elemen Perubahan Deskripsi Ele men Penil aian hasil belajar SD SMA SMK •Penilaian berbasis kompetensi •Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] •Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) •Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL •Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian •Pramuka Ekstr akurikuler SMP (wajib) •UKS •PMR •Bahasa Inggris •Pram uka (wajib) •OSIS •UKS •PMR •Dll •Pram uka (wajib) •OSIS •UKS •PMR •Dll •Pramuka (wajib) •OSIS •UKS •PMR •Dll 25
  • 26. Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 KTSP 2006 Kurikulum 2013 K et Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa} Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah [separated curriculum] Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated curriculum] Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran S emua Jenjang S emua Jenjang S D S emua Jenjang S D S D 26
  • 27. Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 KTSP 2006 Kurikulum 2013 K et Tematik untuk kelas I – III [belum integratif] Tematik Integratif untuk Kelas I – VI D TIK adalah mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat SMA dan SMK SMA dan SMK memiliki mata pelajaran tanpa kesamaan wajib yang sama terkait dasar-dasar kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penjurusan di S Penjurusan di SMK tidak terlalu detil S MP S MP/ SMA/SMK S MA/SMK S MA/SMK 27 S
  • 28. Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran o N Implementas i Kurikulum Lama Kurikulum Baru Materi disusun Materi disusun seimbang mencakup untuk memberikan 1 kompetensi sikap, pengetahuan, dan pengetahuan kepada keterampilan siswa Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu 2 tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu]. Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu] Penilaian pada Penilaian otentik pada aspek pengetahuan melalui 3 kompetensi sikap, pengetahuan, dan ulangan dan ujian keterampilan berdasarkan portofolio. 28
  • 29. Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial o N Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru Materi disajikan terpisah menjadi 1 Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi. Tidak ada platform, semua kajian 2 berdiri sejajar Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh. Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan 3 sertifikasi berdasarkan mata kajian Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam 29 pada jenjang selanjutnya
  • 30. Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam o N Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi 2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil. 3 Materi ilmu bumi Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa dan anta-riksa masih belum sesuai dengan standar internasional memadai [sebagian dibahas di IPS] 4 Materi kurang mendalam dan cenderung hafalan Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional 5 Diajarkan oleh guru Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan berbeda (team teaching) wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa 30 dengan sertifikasi berdasarkan dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
  • 31. Perubahan pada Matematika N o Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru Langsung masuk ke 1 materi abstrak Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan Banyak rumus yang harus dihafal untuk 2 menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan) Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya) Permasalahan matematika selalu diasosiasikan Perimbangan antara matematika dengan 3 dengan [direduksi menjadi] angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb] angka Tidak membiasakan Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis siswa untuk berfikir kritis [hanya untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan 4 mekanistis] Metode penyelesaian 5 masalah yang tidak terstruktur Membiasakan siswa berfikir algoritmis Memperluas materi mencakup peluang, 31
  • 32. Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris o N Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru Materi yang Materi yang dijarkan ditekankan pada diajarkan ditekankan pada 1 kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk tatabahasa/struktur menyampaikan gagasan dan pengetahuan bahasa Siswa tidak dibiasakan membaca dan 2 memahami makna teks yang disajikan Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri Siswa tidak Siswa dibiasakan menyusun teks yang dibiasakan menyusun teks sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan 3 yang sistematis, logis, dan penyusunan teks efektif Siswa tidak Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks dikenalkan tentang aturan- yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses 4 aturan teks yang sesuai penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: dengan kebutuhan siapa, apa, dimana) 32
  • 33. Perubahan pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran o N Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru Materi disajikan Materi disajikan tidak berdasarkan pada berdasarkan empat pilar pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan 1 dengan pembahasan yang tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam terpisah-pisah pembentukan karakter bangsa Materi disajikan Materi disajikan berdasarkan kebutuhan berdasarkan pasokan 2 untuk menjadi warga negara yang bertanggung yang ada pada empat pilar jawab (taat norma, asas, dan aturan) kebangsaan Tidak ada Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa penekanan pada tindakan untuk melakukan tindakan nyata sebagai warga 3 nyata sebagai warga negara yang baik negara yang baik Pancasila dan Kewarganegaraan disajikan sebagai 4 pengetahuan yang harus Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui 33 tindakan nyata dan sikap keseharian.
  • 34. Proses yang Mendukung Kreativitas PROSES PEMBELAJARAN Pendekatan saintifik dan kontekstual Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:  Observing [mengamati]  Questioning [menanya]  Associating [menalar]  Experimenting [mencoba]  Networking [Membentuk jejaring] PROSES PENILAIAN Penilaian Otentik  penilaian berbasis portofolio  pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,  memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,  menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya,  penilaian spontanitas/ekspresif,  dll 34
  • 35. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 36. UU 20/2003 Sisdiknas Perpres 5/2010 RPJMN PP 19/2005 SNP PP 32/2013 Perubahan SNP Dokumen Kurikulum satuan/program pendidikan Dokumen Kurikulum mapel Pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru Dokumen Kurikulum lain DOKUMEN KURIKULUM SKL Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian … Muatan lokal KERANGKA DASAR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM NASIONAL KTSP SILABUS Kompetensi inti Kompetensi dasar Materi pembelajaran Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber belajar. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata pelajaran, Beban belajar Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013) PAUD DIKDAS DIKMEN PNF
  • 37. STRUKTUR KURIKULU M PAUD DIKDAS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DIKMEN PNF Pengembangan kepribadian Muatan umum: nasional, lokal Muatan umum : nasional, lokal Peminatan akademik Peminatan kejuruan Peminatan lintas minat/ penalaman minat Program kecakapan hidup SIKAP ` KETERAMPILAN Kompetensi inti Kompetensi Dasar PENGETAHUAN Pemerintah Provinsi Kab/kota PENGELOLAA N KURIKULUM Satuan pend Kurikulum satuan/ program pendidikan Kurikulum mata pelajaran pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru. Mulok dikmen Mulok dikdas` Mulok, KTSP, RPP dan KBM
  • 38. Standar Kompetensi Lulusan SIKAP KETERAM PIL AN PENGETAHU AN  Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap  Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam  Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia  Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret  Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.  Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban  Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir 38
  • 39. Standar Kompetensi Lulusan DOM AIN E LEMEN P roses I SIKA ndividu SD SMP SMASMK Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL P S osial A lam P roses KETE RAMPILAN TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta A MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG K MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA bstrak onkret P roses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi 39
  • 40. Standar Kompetensi Lulusan DOM AIN SD SMP SMA-SMK Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan SIKAP PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta KETE RAMPILAN PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi PENG ETAHUAN PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN 40 KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
  • 41. Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru SKL Baru • Evalua si • • SK-KD Lama M apel per kelas Mempertahankan SK KD lama yang sesuai dengan SKL Baru Merevisi SK KD lama disesuaikan dengan SKL Baru Menyusun SK KD Baru Sumber Kompetensi [Mapel per kelas] Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Baru 41
  • 42. SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kelas I Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak Menerima dan menjalankan ajaran agama mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain 42
  • 43. STANDAR KOM PETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP SD Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap SMP SMA/S MK DIKTISARJANA Memiliki Memiliki Memiliki perilaku perilaku yang perilaku yang yang mencerminkan sikap mencerminkan sikap mencerminkan sikap Orang Orang beriman, berakhlak beriman, berakhlak mulia, percaya diri, danmulia, percaya diri, bertanggung jawab dan bertanggung dalam berinteraksi jawab dalam secara efektif dengan berinteraksi secara lingkungan sosial dan efektif dengan alam lingkungan sosial dan alam Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain Serta Serta dalam menempatkan berkontribusi aktif dalam dirinya sebagai kehidupan berbangsa dan cerminan bangsa bernegara termasuk dalam pergaulan berperan dalam pergaulan dunia dunia dengan menjunjung tinggi penegakan hukum Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Orang beriman, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bertanggung jawab , berbudaya, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam 43
  • 44. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN SD SMP SMA/SM K DIKTISARJANA Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki kemampuan pikir dan kemampuan pikir dan kemampuan pikir dan kemampuan pikir dan tindak yang efektif tindak yang efektif tindak yang efektif tindak yang efektif, dan kreatif dalam dan kreatif dalam dan kreatif dalam kreatif dan inovatif ranah abstrak dan ranah abstrak dan ranah abstrak dan dalam ranah abstrak konkret konkret konkret dan konkret Terkait dengan yang ditugaskan kepadanya. Terkait Terkait dengan yang dengan dipelajari di sekolah pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah (Sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah yang ditugaskan kepadanya.) (Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang /teori) Terkait dengan pengembangan dir sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. (Dari Serta berbagai sumber mampu memberikan berbeda dalam petunjuk dalam informasi dan sudut memilih berbagai pandang/teori yang alternatif solusi dipelajarinya di secara mandiri dan/ sekolah, masyarakat, atau kelompok 44 dan belajar mandiri)
  • 45. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN SD SMP SMA/SM K DIKTISARJANA Memiliki Memiliki pengetahuan pengetahuan Faktual dan Faktual, konseptual dalam konseptual dan prosedural dalam Memiliki Memiliki pengetahuan pengetahuan Prosedural Prosedural dan metakognitif dan metakognitif dalam dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Terkait Terkait Terkait fenomena dan fenomena dan penyebab fenomena kejadian di kejadian yang tampakdan kejadian lingkungan rumah, mata sekolah, dan tempat Konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan khusus serta mendalam dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Terkait dg fenomena dan kejadian yang mencakup penyebab, 45 alternatif solusi,
  • 46. Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti untuk PPKN Kelas I SD DASAR Kompetensi Inti KD lama (KTSP 2006) Rumusan Kompetensi Dasar 1.Menerima 1.Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, 1.Menerima keberagaman dan menjalankan agama, dan suku bangsa karakteristik individu (agama, suku, ajaran agama yang 2.Memberikan contoh hidup rukun fisik, psikis) sebagai anugerah dianutnya. melalui kegiatan di rumah dan di Tuhan sekolah 2.Memiliki 3.Menerapkan hidup rukun di rumah dan1.Menunjukkan perilaku baik (jujur, perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, di sekolah disiplin, tanggung 4.Menjelaskan pentingnya tata tertib di peduli/kasih sayang, dan percaya jawab, santun, diri) dalam berinteraksi dengan rumah dan di sekolah peduli, dan 5.Melaksanakan tata tertib di rumah dan keluarga, teman, dan guru, sebagai percaya diri dalam di sekolah perwujudan nilai dan moral berinteraksi 6.Menjelaskan hak anak untuk bermain, Pancasila. dengan keluarga, belajar dengan gembira dan didengar 2.Memiliki sikap dan perilaku patuh teman, dan guru. pada tata tertib dan aturan yang pendapatnya 7.Melaksanakan hak anak di rumah dan berlaku dalam kehidupan seharihari di rumah dan sekolah. di sekolah 8.Mengikuti tata tertib di rumah dan di 3.Memiliki sikap toleran terhadap keberagaman karakteristik individu sekolah 9.Melaksanakan aturan yang berlaku di (agama, suku, fisik, psikis) di rumah dan sekolah. masyarakat 4.Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah 46
  • 47. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 48. Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.  Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait. 48
  • 49. Strategi Implementasi Kurikulum Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: • Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X • Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI • Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 - 2015 49
  • 50. Strategi Implementasi Kurikulum  Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014  Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013  Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016 50
  • 51. Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah, Pegawas KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT SD, SMP, SMA, SMK GURU DIKLAT KURIKULUM 2013 KEPALA SEKOLAH PENGAWA S 51
  • 52. Rencana Implementasi Pelatihan Guru Persiapa n Pelatih Nasional Guru Inti Guru PELAKSANAAN Pendamping an EVALUASI PERSIAPAN (Jan-Jun) IMPLEMENTASI (Jul) 52
  • 53. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013) PENDAMPINGAN Guru Inti Kepala Sekolah Pengawas 53
  • 54. KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 55. Langkah-Langkah Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, Keterampilan Pengetahuan kreatif,Bagaimana) afektif melalui penguatan sikap, (Tahu inovatif, dan (Tahu Apa) keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. 55
  • 56. Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)  Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”  Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.  Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”  Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 56
  • 57. Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan) Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. 57
  • 59. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ( PROJECT BASED LEARNING ) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 60. Definisi/Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
  • 61. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. o Meningkatkan kolaborasi. o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
  • 62. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek o Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
  • 63. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek  Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.  Membutuhkan biaya yang cukup banyak  Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.  Banyaknya peralatan yang harus disediakan.  Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.  Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.  Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
  • 65. SISTEM PENILAIAN Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
  • 66. SISTEM PENILAIAN Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
  • 67. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 68. Definisi/Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world) 68
  • 69. KELEBIHAN PBL  1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan 69
  • 70. KELEBIHAN PBL (2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. 70
  • 71. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 1. Konsep Dasar (Basic Concept) Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran 71
  • 72. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 2. Pendefinisian Masalah ( Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat 72
  • 73. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran . Pembelajaran Mandiri ( Self Learning) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. 73
  • 74. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 4. Pertukaran Pengetahuan ( Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. 74
  • 75. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran 5. Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. 75
  • 76. Contoh Penerapan Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka. 76
  • 77. Contoh Penerapan Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 77
  • 79. SISTEM PENILAIAN  Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.  Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. 79
  • 80. SISTEM PENILAIAN Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (selfassessment) dan peer-assessment. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya 80
  • 81. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING ) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 82. Definisi/Konsep  Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.  Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
  • 83. Definisi/Konsep  Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.  Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
  • 84. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.  Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.  Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.  Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.  Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
  • 85. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.  Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.  Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.  Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;  Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
  • 86. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan  Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;  Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;  Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;  Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;  Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;  Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;  Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
  • 87. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan  Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.  Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.  Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
  • 88. Kelemahan Pembelajaran Penemuan  Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.  Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa  Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
  • 89. Langkah-Langkah Operasional 1. Langkah Persiapan a. Menentukan tujuan pembelajaran b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) c. Memilih materi pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
  • 90. Langkah-Langkah Operasional 2. Pelaksanaan a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
  • 91. Langkah-Langkah Operasional b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
  • 92. Langkah-Langkah Operasional c. Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
  • 93. Langkah-Langkah Operasional d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
  • 94. Langkah-Langkah Operasional e. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
  • 95. Langkah-Langkah Operasional f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
  • 96. SISTEM PENILAIAN  Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.  Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
  • 98. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 99. A. Definisi 1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 2. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. 3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. 4. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. 5. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. 99
  • 100. B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. 2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. 3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. 4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. 100
  • 101. B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan) 5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. 6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. 7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. 8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. 101
  • 102. B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan) 9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. 10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. 11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. 12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. 102
  • 103. B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan) 13.Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. 14.Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. 15.Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. 16.Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. 103
  • 104. C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik 1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. 2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. 3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. 104
  • 105. C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan) 4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. 5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. 6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. 105
  • 106. C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan) 7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. 8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. 9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. 106
  • 107. C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan) Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:  Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran. 1. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.  Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.  Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah. 107
  • 108. D. Jenis-jenis Penilaian Autentik 1. 2. 3. 4. Penilaian Kinerja Penilaian Proyek Penilaian Portofolio Penilaian Tertulis 108
  • 109. 1. Penilaian Kinerja Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. Daftar cek (checklist). Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Skala penilaian (rating scale). Memori atau ingatan (memory approach). 109
  • 110. 2. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 110
  • 111. 3. Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. 111
  • 112. 3. Portofolio (lanjutan) Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. 1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.  Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.  Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.  Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. 1. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 2. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 3. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 112
  • 113. 4. Penilaian Tertulis  Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. 113
  • 114. Contoh Penilaian Kinerja 1. Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas Kelompok Aspek Na o. N ma Peserta Didik Keterangan Skor: 1=Kurang 2=Cukup 3=Baik 4=Sangat Baik M K erja sama K eaktifan engT Jml hargai angg pendapa jawab t Nilai
  • 115. Contoh Penilaian Produk 1. PRODUK GAMBAR BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG Aspe k J Ket B Ket umla epatan anyak N ama N epatan K h Peserta menentu ilai mengerapia S kan gambar Didik gambar n kor benda yang persegi persegi dibuat N o.
  • 116. Contoh Tes Tertulis Serangga mempunyai 3 pasang kaki yang menjadi ciri utamanya. Gambar manakah di bawah ini yang “bukan” serangga?
  • 117. STRUKTUR KURIKULUM SD N Komponen o I I II I V I 4 4 4 4 4 4 5 8 5 9 0 6 6 1 5 7 5 7 5 7 6 6 3 6 3 6 3 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4 I V I V Kelompok A 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 PPKN 3 Bahasa Indonesia 4 5 Matematika IPA 6 IPS 5 Kelompok B 7 Seni Budaya & 4 4 Prakarya (termasuk muatan lokal*) Pend. Jasmani, OR 4 4 Catatan: 8 1. Muatan& Kes (termasuk muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah 2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya lokal). 117
  • 118. Struktur Kurikulum SMP N o Komponen II V III V X I 3 3 3 3 3 3 Kelompok A Pendidikan Agama dan Budi 1 Pekerti Pendidikan Pancasila & 2 Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 5 Matematika Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 Bahasa Inggris 6 6 5 5 6 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 Kelompok B 8 Seni Budaya (termasuk mulok)* Pend. Jasmani, OR & * Muatan lokal Kesehatan dapat memuat Bahasa Daerah 9 (termasuk mulok) 3 3 3 118
  • 119. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kelas Mata Pelajaran X I X II X Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 Matematika 4 4 4 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 2 2 2 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C Peminatan 4 2 4 2 4 2 119
  • 120. Struktur Kurikulum Peminatan SMA Kelas MATA PELAJARAN X Kelompok A dan B (Wajib) 4 2 I 4 X 2 II 4 X 2 Kelompok C (Peminatan) Peminatan Matematika dan Iilmu Alam I Matematika 3 4 4 2 Biologi 3 4 4 3 Fisika 3 4 4 Kimia 4 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial I 1 3 4 4 I 1 Geografi 3 4 4 2 Sejarah 3 4 4 3 Sosiologi & Antropologi 3 4 4 3 4 4 Ekonomi 4 Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
  • 121. KELAS MATA PELAJARAN X I X II X 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 Kelompok A (Wajib) . . 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia . 4 Matematika . 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 . . Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 2 2 2 8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 121 .

Hinweis der Redaktion

  1. Deskripsikan elemennya