SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 37
Community Health Nursing Semester 1, 2012
    Prepared by: Christy Karundeng




            Makanan Etnik Minahasa dan Kejadian
                       Penyakit Jantung Koroner
                                    Grace Debbie Kandou,
                            KesMas Vol 4, No.1 Tahun 2009
Abstrak
 Di sejumlah daerah di Indonesia, mengonsumsi makanan
  berlemak tinggi ada yang menjadi bagian gaya hidup.
 Kebiasaan ini juga dipengaruhi faktor : Budaya, Adat
  Istiadat, Agama dan Kepercayaan berperan penting dalam
  Proses Kejadian Suatu Penyakit.
 Di Kalangan Etnik Minahasa Propinsi Sulawesi Utara
  misalnya, menyantap menu berlemak terbuat dari
  lemak hewani (babi) merupakan bagian dari
  keseharian.
 Tak heran bila kebiasaan ini pun ternyata meningkatkan risiko
  penyakit jantung koroner.
Penelitian di RSU Prof. Dr. R.D.
    Kandou ini menggunakan disain
studi kasus kontrol dengan ukuran
  sampel 128 Kasus dan 128 Kontrol.

Makanan etnik Minahasa ditentukan
   berdasarkan 41 jenis makanan
       yang dikompositkan.

Dengan melibatkan 256 partisipan, Dr
 Grace melakukan pengumpulan data
    frekuensi makan dengan FFQ.

 Food Frequency Quationnaire
            (FFQ).
• Karena jenis makanan etnik Minahasa belum ada dalam
  DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan), Grace
  melakukan pemeriksaan kandungan asam lemak jenuh
  dengan metoda Gas Chromatography dari 41 jenis
  makanan etnik Minahasa di Laboratorium Pangan & GO
  Litbangkes Bogor

• Dan Asam Lemak Jenuh pada setiap jenis makanan
  etnik Minahasa umumnya mengandung ALJ dengan
  kisaran kadar 0,01-10,46% food per 100 gram.
• Pengkomsumsi makanan Mihahasa dengan frekuensi makan 2 kali/
  bulan, berisiko PJK 4,43 kali lebih besar daripada pengkonsumsi 1
  kali/ bulan setelah dikontrol dengan variabel daging .
Masalah kesehatan jantung dan pembuluh darah
 (kardiovaskular) adalah masalah yang harus kita cermati
 bersama, karena membunuh lebih dari 180.000 orang
 di Inggris dan 500.000 orang di Amerika Serikat
 setiap tahunnya.
Penyakit kardiovaskular (PJK) di Indonesia
 merupakan penyebab kematian yang terus meningkat,
Dari urutan ke 11 (SKRT 1972) , menjadi urutan ke 3
 (SKRT 1986) dan menjadi penyebab kematian
 pertama (SKRT 1992, 1995, dan SKRT 2001, SKRT
 2005).
Propinsi Sulawesi Utara adalah salah satu daerah
 diantara 30 propinsi di Indonesia yang mempunyai
 angka kematian tinggi akibat penyakit
 kardiovaskular.
5,6 Data laporan RS Umum Pusat Malalayang
 (sekarang RS Umum Prof. dr R.D Kandou) yang
 merupakan pusat rujukan rumah sakit di Propinsi
 Sulawesi Utara, menunjukkan bahwa penyakit
 kardiovaskular merupakan penyebab kematian
 utama
• Penyakit jantung koroner merupakan penyakit
  degeneratif yang dapat disebabkan oleh
  manifestasi aterosklerosis di pembuluh koroner
  dan berbagai macam faktor risiko lainnya.

  8,9 Risiko PJK pada orang yang mempunyai
  riwayat keluarga PJK atau meninggal mendadak
  sebelum usia 50 tahun dibandingkan dengan
  orang yang tidak punya riwayat keluarga yaitu
  sebesar 2,5 kali.
Faktor Resiko
Dapat diubah yaitu :       Tidak dapat diubah :
      Hipertensi,
                           • Usia,
       Dislipidemia,
                           • Genetik/riwayat keluarga
       Merokok,
                           • Dan ras/etnik.
       Diabetes Melitus,
       Obesitas,
       Stres,
       Inaktifitas Fisik
Hipertensi mempunyai hubungan erat dengan terjadinya PJK, karena
 adanya hipertensi meningkatkan risiko terjadinya PJK sebesar 6
 kali dibandingkan orang yang tidak hipertensi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus
 mempunyai risiko 2-3 kali untuk menjadi PJK dibanding bukan
 penderita diabetes.
Propinsi Sulawesi Utara merupakan daerah yang mempunyai Prevalensi
 Tertinggi Diabetes Melitus Di Indonesia.
• Bangsa Indonesia mempunyai sekitar 500 etnis dengan
  beragam gaya hidup diantaranya adalah etnis Minahasa yang
  mayoritas tinggal di Provinsi Sulawesi Utara.
• Jumlah penduduk etnik Minahasa adalah yang terbanyak
  diantara etnik yang ada di Propinsi Sulawesi Utara.
• Masyarakat etnik Minahasa mempunyai suatu kebiasaan
  pesta yang diikuti dengan pesta makan atau makan
  makanan Minahasa yang sebagian besar berasal dari lemak
  hewani (babi).
• Orang Minahasa makan daging babi sebagaimana
  kebanyakan penduduk Indonesia makan daging sapi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
 kebiasaan makan etnis Minahasa mengkonsumsi
 makanan yang kaya asam lemak jenuh dengan kejadian PJK
 dengan memperhatikan faktor lain seperti :
    • Gaya Hidup Sedentary (Kurang Gerak),
    • Kebiasaan Merokok,
    • Kebiasaan Konsumsi Alkohol,
    • Karakteristik Individu (Umur, Jenis
      Kelamin, Riwayat Keluarga),
    • Penyakit Penyerta (Hipertensi, Obesitas Dan
      Diabetes Melitus).
Metode
  Penelitian ini dilakukan di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou,
    dengan desain Penelitian Kasus Kontrol Tidak
    Berpadanan.
  1. Kasus adalah pasien baru rawat inap atau
    rawat jalan berdasarkan rekam medis yang
    sudah dilakukan pemeriksaan EKG dan untuk
    pertama kalinya di diagnosis penderita
    penyakit jantung koroner oleh dokter spesialis
    jantung sesuai AHA Guidelines/Pedoman PERKI
    2004.
  2. Sebagai Kontrol adalah pasien di bagian lain, yang
    bukan penderita PJK rawat inap maupun rawat
    jalan dan sudah dilakukan pemeriksaan EKG, dan
    telah dinyatakan oleh dokter spesialis jantung
    bukan pasien PJK.
• Penelitian ini didahului
  oleh penelitian
  pendahuluan dalam
  bentuk survei, bertujuan
  untuk
Mendapatkan informasi
  mengenai kebiasaan
  makan dari populasi etnik
  Minahasa yang tinggal di
  Propinsi Sulawesi Utara,
dan mengkaji dikonsumsi oleh
  penduduk etnik
  Minahasa sehari- hari
  maupun di acara makan-
  makan/pesta yang sering
  adaoleh etnik ini.
• Selanjutnya, dilakukan Pengambilan Sampel makanan
  baik makanan yang ada di acara pesta maupun
  makanan yang dimasak sendiri sehari-hari di rumah
  untuk dianalisis kandungan asam lemak jenuh.
• Pemeriksaan kandungan asam lemak jenuh pada 41
  jenis makanan khas yang biasa dikonsumsi oleh etnik
  Minahasa dilakukan dengan :
Metode Gas Chromatography (GC) yang dilakukan oleh
  Laboratorium Pangan & Gizi Puslitbang Gizi Departemen
  Kesehatan RI di Bogor.
• Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang datang
  berobat di RS Umum Prof Dr Kandou.
• Sampel penelitian adalah pasien yang berobat dan
  dirawat di bagian jantung RS Umum sebagai kasus
  berdasarkan kriteria inklusi/eksklusi dan semua pasien yang
  dinyatakan bukan PJK yang berobat di bagian lain sebagai
  kontrol.
• Besar Sampel Berdasarkan Perhitungan Rumus besar
  sampel minimal pada kasus dan kontrol tidak berpadanan 1:1
  maka diperoleh n=128 kasus dan n=128 kontrol,
  besar sampel total adalah 256 sampel.
• Selanjutnya , Dilakukan Dietary Asesment dengan metode
  wawancara frekuensi makan (FFQ). Diwawancarai tentang
  kebiasaan makan harian, mingguan, bulanan sampai satu
  tahun.
• Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
  progra SPSS versi 11. (Lisensi), STATA 8 (Lisensi)
  dan program Windows Vista Basic Premium
  Microsoft Excell.
Data kebiasaan makan dari FFQ terdapat pilihan kolom frekuensi :
  Tidak Pernah,
  Jarang ,
  Sampai Sering.
Setelah pendataan FFQ dilakukan analisis ROC untuk menentukan cut off
  point frekuensi makan.
Diperoleh data masing-masing subyek frekuensi makan untuk semua
  jenis makanan etnik Minahasa (41 jenis).
Dilakukan analisis univariat untuk masing-masing variabel penelitian
  dan analisis bivariat diperoleh 25 jenis makanan etnik Minahasa yang
  berhubungan bermakna dengan kejadian PJK.
Diambil lima jenis makanan untuk diikutkan dalam analisis multivariat
  dengan regresi logistik, kemudian dilakukan uji interaksi dan
  confounding.
Sehingga, diketahui efek murni dari jenis
  makanan yang paling berisiko terhadap
  kejadian penyakit jantung koroner setelah
  mengontrol faktor-faktor lainnya (kebiasaan
  sedentary/ aktivitas fisik)
    Merokok,
    Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman
      Beralkohol,
    Usia,
    Jenis Kelamin,
    Riwayat Keluarga PJK,
    Hipertensi,
    Obesitas
    Diabates Melitus.

Kemudian dilakukan analisis penggabungan beberapa jenis
 makanan yang berisiko. Kebiasaan makan selanjutnya
 dilihat berdasarkan frekuensi makan dengan
 mempertimbangkan kandungan asam lemak jenuh dari
 41 jenis makanan yang dikompositkan diperoleh kebiasaan
Diperoleh kebiasaan makan sering dan jarang
 berdasarkan cut off point nilai mean karena data
 berdistribusi normal.
Selanjutnya, dilakukan Analisis Bivariat untuk
 melihat hubungan masing-masing variabel
 dengan kejadian PJK.
Kemudian, Analisis Multivariat Regresi Logistik melalui
 penahapan analisis uji interaksi dan uji
 confounding.
Sehingga, diperoleh efek murni kebiasaan makan
 yang sering mengkonsumsi makanan yang
 mengandung asam lemak jenuh dibandingkan
 kebiasaan jarang terhadap kejadian penyakit
 jantung dengan mengontrol faktor lainnya.
Hasil
Karakteristik Kasus dan Kontrol
Diperoleh bahwa sebagian besar dari KASUS (68,75%) mempunyai
  aktivitas sehari-hari yang kurang gerak (sedentary life
  style), sedangkan pada KONTROL (43,75%) yang sedentary.
Kebiasaan merokok pada setengah KASUS (55,47%) adalah
  perokok, sedangkan pada KONTROL hanya sebagian kecil (22,66%)
  yang perokok.
Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi minuman yang mengandung
  alkohol, terdapat sepertiga dari KASUS (32,81%) mempunyai
  kebiasaan minum minuman yang mengandung alkohol seperti cap tikus
  (minuman khas Minahasa yang terbuat dari hasil penyulingan pohon
  enau), anggur, bir, dan sebagainya.
Demikian pula, pada KONTROL hampir sepertiga yaitu 29,69% adalah
  juga mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.
Hasil
• Kelompok KASUS sebagian besar lebih tua daripada kelompok
  KONTROL.
• Hampir setengah (40,63%) subyek pada kelompok KASUS berumur
  55-64 tahun,
• sedangkan pada KONTROL 37,5%.
• Subyek yang berumur 65 tahun terdapat 40,63%, sedangkan pada
  KONTROL hanya sebagian kecil yaitu 24,22%.
• Sebagian besar dari KASUS yaitu 61,72% mempunyai jenis kelamin
  laki-laki, sedangkan pada KONTROL Terdapat 28,91% adalah
  berjenis kelamin laki-laki.
• Hampir separuh (41,41%) pada KASUS ada mempunyai riwayat
  keluarga PJK, sedangkan hanya sebagian kecil (24,22%) pada
  KONTROL yang mempunyai riwayat keluarga PJK.
Hasil
• Sekitar dua pertiga (67,19%) dari kasus mempunyai
  riwayat hipertensi, sementara pada kelompok kontrol
  hanya terdapat 35,94% yang mempunyai riwayat hipertensi
  juga.
• Obesitas atau kegemukan terdapat pada kasus 62,5% yang
  tergolong dalam kategori obesitas, sedangkan pada
  kelompok kontrol hanya 37,5% yang tergolong dalam
  kategori obesitas. Riwayat
• Diabetes Melitus terdapat sebagian besar yaitu (75%) dari
  Kasus mempunyai riwayat DM dan pada KELOMPOK
  KONTROL ditemukan 47,66% mempunyai riwayat DM
  juga.
Hasil
No   Sedentary Life Style                         Kasus    Control
1    Kebiasaan Merokok                            55,47%   22,66%


     Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman
2                                                 32,81%   29,69%
     Alkohol


3    Kelompok Berumur Lebih Tua                   40,63%   37,5%.


4    Jenis Kelamin Laki-laki                      61,72%    28,91%

5    History Family PJK                           41,41%   24,22%

6    History Family Hypertnsi                     67,19%   35,94%

7    Obesitas                                     62,5%    37,5%

8    History family DM                            75%      47,66%
Kandungan Asam Lemak Jenuh
Kandungan asam lemak enuh pada 41
  jenis makanan etnik Minahasa          1. tina’i, ayam santan,
  berkisar nilai 10,46-0,01% food per   2. babi tore,
  100 gram.                             3. babi bakar,
Kandungan asam lemak jenuh              4. brenebon babi,
Jenis Makanan Tina’i (Usus/Jeroan       5. babi putar,
  Babi) Tertinggi 10,46% Food Per
                                        6. babi garo rica,
  100 gram
                                        7. tinorangsak,
Makanan Tinutuan (bubur Manado)
                                        8. pangi babi,
  kandungan asam lemak jenuh yang
  terendah yaitu 0,01% food per 100     9. paniki,
  gram.                                 10.babi asam manis,
Jenis makanan etnik Minahasa            11.babi kecap,
  yang termasuk dalam kelompok          12.RW,
  makanan tinggi asam                   13.babi hutan,
  lemak jenuh (3,93- 10,46%             14.babi leylem
  food per 100 gram) adalah :
    Tinorangsak,
                                            Babi Putar,
Hubungan dengan Kejadian PJK                 Babi Hutan,
                                         
• Berdasarkan analisis 41 jenis          
                                             Babi Leylem,
                                             Babi Garo Rica,
  Makanan Etnik Minahasa yang                Babi Kecap,
  diteliti, diperoleh 25 jenis makanan      Babi Asam Manis,
  yang menunjukkan HUBUNGAN                 Babi Bakar,
  BERMAKNA DENGAN                           Babi Tore,
  KEJADIAN PJK,                             Posana,
                                            Kotey/Sa’ut,
sedangkan 16 JENIS makanan etnik
                                            Sate Babi,
  Minahasa lainnya menunjukkan              Loba,
  TIDAK ADA HUBUNGAN yang                   Tina’i,
  bermakna dengan kejadian PJK.             Sayur Pait Babi,
                                            Sup Brenebon/Kacang Merah Babi,
• Makanan etnik Minahasa yang               Sup Babi Kuah Asam,
  BERPOTENSI terhadap                       Sayur Kangkung Tumis Babi,
  kejadian kejadian PJK meliputi :          Rw(anjing), Paniki (Kelelawar),
                                            Tikus,
                                            Ikan Mas Wokublanga,
                                            iKan Mas Goreng,
                                            Ikan Mas Bakar Rica Dan
                                            Ayam Santan
• Diambil LIMA JENIS MAKANAN yang
  mempunyai nilai ODDS RATIO tertinggi yaitu :
  Kotey/Sa’ut, Paniki/Kelelawar, Loba, Babi Hutan
  dan Babi Putar.
• Setelah dilakukan Analisis
  Multivariat, dari kelima jenis makanan
  tersebut yang tertinggal dalam model
  hanya tiga jenis saja yakni Babi
  Putar, Babi Hutan Dan Kotey/Sa’ut.
• Setelah melalui Proses Analisis dengan
  regresi logistik dengan mengontrol faktor-
  faktor lainnya, sehingga diperoleh hasil akhir
  jenis makanan yang berisiko terhadap
  penyakit jantung koroner,
• Diketahui efek murni dari orang yang makan makanan ‘babi
  putar’ dengan frekuensi 2x/bulan mempunyai kemungkinan
  lebih besar 4,43 kali untuk terkena PJK dibanding orang
  yang makan ‘babi putar’ dengan frekuensi 1x/bulan.
 Apabila dilakukan analisis penggabungan jenis makanan
  berisiko babi putar dengan beberapa jenis makanan lain yang
  mengandung rica-rica (cabe rawit/capsicum fretescens)
  yang sering dikonsumsi oleh masyarakat etnik Minahasa dan
  makanan yang berserat seperti sayur pait (daun pepaya).
• Hasilnya menunjukkan risiko babi putar agak menurun
  dibandingkan jika babi putar itu sendiri.

• Misalnya, babi putar + ikan mas bakar rica + babi garo rica
• Hasilnya dalam analisis multivariat menunjukkan
  penurunan. (Rasio ataupun resiko)
 Demikian pula, bila digabungkan babi putar dengan sayur    Jadi
  pait juga memperlihatkan adanya penurunan OR (odds
  ratio) pada penggabungan makanan tersebut.                 minimalkan, mencegah
                                                             tersumbatnya pembuluh
 Hal ini diduga karena adanya efek ‘rica’ (capsicum         darah sebagai penyebab
  frustescens) yang mempunyai efek baik sebagai
  antikoagulan .                                             utama serangan jantung
                                                             dan stroke.
 Diketahui bahwa Bumbu Jahe Terutama jenis jahe
  merah (Zingiber Officinale var Rubrum) bersifat sebagai
                                                            Gingerol pada jahe juga
  antioksidan yang membantu menetralkan efek                 dapat membantu
  merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam        menurunkan kada
  tubuh.
                                                             kolesterol darah.
 Jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan            Bumbu bawang putih
  memperbesar pembuluh darah, sehingga darah mengalir        berkhasiat menurunkan dan
  lancar dan meringankan kerja pompa jantung.
  Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan yaitu
                                                             menstabilkan tekanan darah
  mencegah penggumpalan darah.                               tinggi, membantu
                                                             menurunkan kadar
 Jadi minimalkan, mencegah tersumbatnya pembuluh            kolesterol darah, membantu
  darah sebagai penyebab utama serangan jantung dan
  stroke.                                                    mencegah penggumpalan
 Gingerol pada jahe juga dapat membantu menurunkan          darah, sebagai
  kada kolesterol darah.                                     detoxifier, antioksidan dan
                                                             dapat juga sebagai anti
Kebiasaan Makanan dan Penyakit Jantung Koroner
• Kebiasaan makan yang dimaksud
  adalah kebiasaan yang dilihat
  berdasarkan frekuensi makan dengan
  mempertimbangkan kandungan asam
  lemak jenuh pada masing-masing
  jenis makanan. Dilakukan proses
  mengkompositkan ke-41 jenis
  makanan tersebut dengan cara
  mengalikan frekuensi makan (diberi
  bobot) dengan skor kandungan ALJ.

• Diperoleh nilai total skor kebiasaan
  makan nilai MINIMum 97 dan nilai
  MAKsimum 922, nilai mean
  adalah 413,53.
• Oleh karena data berdistribusi
  normal, maka diambil nilai mean
  sebagai cut off point.
• Efek murni dari kebiasaan      • dibandingkan dengan orang
  makan makanan Khas Etnik         yang mempunyai
  Minahasa Yang Kaya ALJ           kebiasaan makan makanan
  terhadap kejadian PJK adalah     etnik Minahasa yang kaya
  bahwa orang yang mempunyai       asam lemak jenuh dengan
  kebiasaan makan makanan          frekuensi jarang setelah
  yang kaya asam lemak jenuh       dikontrol dengan variabel
  dengan frekuensi sering          jenis kelamin, riwayat PJK
  mempunyai risiko 5,4 kali        dalam keluarga dan
  terserang PJK (95% )             diabetes mellitus.
Kesimpulan
• Gambaran kandungan asam lemak jenuh pada makanan etnik
  Minahasa adalah 0,01-10,46% food per 100 gram.
  Berdasarkan 41 jenis makanan etnik Minahas yang termasuk
  kelompok makanan tinggi ALJ (3,93- 10,46% food/100 gram)
  adalah tina’i, ayam santan, babi tore, babi bakar, brenebon
  babi, babi putar, babi garo rica, tinorangsak, pangi
  babi, paniki, babi asam manis, babi kecap, RW, babi
  hutan, babi leylem dan sup kuah asam babi. Kelompok
  makanan rendah ALJ (0,01-3,92% food/100 gram) adalah
  tinutuan, sayur pait, kotey/sa’ut, ikan cakalang goreng, ikan
  laut wokublanga, ikan mujair bakar, ikan mujair goreng, ikan
  cakalang fufu saus, ikan mas bakar rica, ikan mas
  wokublanga, ikan mas goreng, kangkung tumis, tikus dan
  sayur rica rodo.
• Orang mengkonsumsi babi putar ³ 2 x/ bulan
  berisiko 4,43 kali lebih besar untuk menderita PJK
  daripada yang mengkonsumsi babi putar dengan
  frekuensi ² 1 x/ bulan, setelah dikontrol oleh babi
  hutan, sa’ut/kotey dan faktorusia, jenis kelamin,
  merokok dan hipertensi. Orang yang biasa makan
  makanan etnik Minahasa dengan frekuensi ‘sering’
  berisiko 5,4 kali lebih besar untuk terserang PJK
  daripada yang ‘jarang’ setelah dikontrol oleh faktor
  jenis kelamin, adanya riwayat keluarga PJK dan
  diabetes melitus.
Saran
• Meningkatkan program promosi kesehatan melalui
  berbagai media TV, koran, majalah/tabloid di
  daerah Propinsi Sulawesi Utara untuk memberikan
  informasi tentang jenis makanan yang perlu
  dihindari. Melakukan pendekatan kepada tiga
  kelompok sasaran masyarakat etnik Minahasa.
  Mengurangi frekuensi makan makanan Minahasa
  tidak lebih dari 1 kali dalam sebulan. Mengurangi
  kebiasaan makan 25 jenis makanan etnik Minahasa
  yang berisiko PJK. Makanan yang berisiko tersebut
  hendaknya dicampur dengan sayur kangkung, sayur
  pait atau makanan mengandung ‘rica’ atau cabe
  rawit.
• Bagi masyarakat etnik Minahasa yang sudah mempunyai
  faktor risiko PJK disarankan melakukan check-up kesehatan
  rutin setiap tahun. Bagi tokoh masyarakat disarankan
  menjadi panutan dengan mengurangi kebiasaan makan
  makanan etnik Minahasa, mengurangi menghidangkan
  makanan yang berisiko PJK dengan menyuguhkan makanan
  yang tidak berisiko. Bagi Pemerintah Daerah disarankan
  untuk meningkatkan kesadaran memilih makanan yang tidak
  berisiko PJK. Meningkatkan program KIE melalui
  penyuluhan kesehatan langsung kepada masyarakat.
  Mensosialisasi jenis makanan yang berisiko PJK. Para
  akademisi disarankan untuk meneliti lebih lanjut pada
  masyarakat etnis Minahasa untuk mengetahui pengaruh
  makanan etnik Minahasa terhadap kejadian penyakit jantung
  koroner di populasi.
Daftar Pustaka

1.   Mensah G, Brown D, Croft J, Greenlund K. Major coronary risk factors
     and death from coronary heart disease. American Journal of Preventive
     Medicine. 2005; 29 (581): 68-74.
2.   Setianto B. Tinggi badan dan gambaran lesi arteri koroner yang dilakukan
3.   arteriografi koroner di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.Jurnal
     Kardiologi Indonesia. 2000; XXV (2): 61-7.
4.   World Health Organization. Global strategy on diet, physical activity and
     health.Genewa: WHO; 2003.
5.   Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2003, menuju
     Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
6.   Boedhi D. Epidemiologi penyakit kardiovaskular dan masalah gizi pada
     golongan usia lanjut di Indonesia dalam Risalah Widyakarya Pangan dan
     Gizi V. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 1992. hal.96- 155.
7.   Eeuwijk V, Billy K. Budaya, kesehatan dan kemiskinan; mencari model
     alternatif pelayanan kesehatan dalam pendekatan budaya di Sulawesi
     Utara. Media Kesehatan. 2005; 1 (2): 67-72.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiZollananda
 
Dokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Dokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan NutrisiDokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Dokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan NutrisiAlfi Jauharo
 
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...Repository Ipb
 
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Pangestu S
 
Demam berdarah dengue trans
Demam berdarah dengue transDemam berdarah dengue trans
Demam berdarah dengue transLia Farida
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2lody mamesah
 
SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSii AQyuu
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusSeptian Muna Barakati
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahFakhriyah Elita
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusArif Al-Amin
 

Was ist angesagt? (18)

Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Dokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Dokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan NutrisiDokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Dokumentasi Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
 
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
 
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
 
Demam berdarah dengue trans
Demam berdarah dengue transDemam berdarah dengue trans
Demam berdarah dengue trans
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIK
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
Ppt sidang
Ppt sidangPpt sidang
Ppt sidang
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
3bab42
3bab423bab42
3bab42
 
64 193-1-pb
64 193-1-pb64 193-1-pb
64 193-1-pb
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Andere mochten auch

1.types of structures and loads
1.types of structures and loads1.types of structures and loads
1.types of structures and loadsChhay Teng
 
Tammy L. Cunningham PSW Certificate
Tammy L. Cunningham PSW CertificateTammy L. Cunningham PSW Certificate
Tammy L. Cunningham PSW CertificateTammy Willmott
 
Killoe Villages and Area Enhancement Plan
Killoe Villages and Area Enhancement PlanKilloe Villages and Area Enhancement Plan
Killoe Villages and Area Enhancement PlanMary Burns
 
Kontrakten er prosjektlederens beste venn
Kontrakten er prosjektlederens beste vennKontrakten er prosjektlederens beste venn
Kontrakten er prosjektlederens beste vennKjell Steffner
 
Action%20 noun%20collocation%20crossword
Action%20 noun%20collocation%20crosswordAction%20 noun%20collocation%20crossword
Action%20 noun%20collocation%20crosswordtserensodnom
 
1a 3rt ínex portades
1a 3rt ínex portades1a 3rt ínex portades
1a 3rt ínex portadesmjvercher
 
Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)
Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)
Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)jeremybrent
 
Adverbs ppt
Adverbs pptAdverbs ppt
Adverbs pptaelowans
 
Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...
Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...
Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...8th DisCo conference 2013
 
Distributed Mobility Management (DMM)
Distributed Mobility Management (DMM)Distributed Mobility Management (DMM)
Distributed Mobility Management (DMM)Aya Mahmoud
 

Andere mochten auch (20)

dsPIC33FJ06GSXXX DSCs
dsPIC33FJ06GSXXX DSCsdsPIC33FJ06GSXXX DSCs
dsPIC33FJ06GSXXX DSCs
 
CMAA
CMAACMAA
CMAA
 
Tekpen ppt
Tekpen pptTekpen ppt
Tekpen ppt
 
Hiddenanimals
HiddenanimalsHiddenanimals
Hiddenanimals
 
Examen 123
Examen 123Examen 123
Examen 123
 
1.types of structures and loads
1.types of structures and loads1.types of structures and loads
1.types of structures and loads
 
Michael Morhaime
Michael MorhaimeMichael Morhaime
Michael Morhaime
 
Chapter 13 pp
Chapter 13 ppChapter 13 pp
Chapter 13 pp
 
Tammy L. Cunningham PSW Certificate
Tammy L. Cunningham PSW CertificateTammy L. Cunningham PSW Certificate
Tammy L. Cunningham PSW Certificate
 
Killoe Villages and Area Enhancement Plan
Killoe Villages and Area Enhancement PlanKilloe Villages and Area Enhancement Plan
Killoe Villages and Area Enhancement Plan
 
Kontrakten er prosjektlederens beste venn
Kontrakten er prosjektlederens beste vennKontrakten er prosjektlederens beste venn
Kontrakten er prosjektlederens beste venn
 
Modern Technology
Modern TechnologyModern Technology
Modern Technology
 
Action%20 noun%20collocation%20crossword
Action%20 noun%20collocation%20crosswordAction%20 noun%20collocation%20crossword
Action%20 noun%20collocation%20crossword
 
1a 3rt ínex portades
1a 3rt ínex portades1a 3rt ínex portades
1a 3rt ínex portades
 
Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)
Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)
Adverbs powerpoint (ms standard 4a10)
 
Adverbs ppt
Adverbs pptAdverbs ppt
Adverbs ppt
 
Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...
Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...
Disco 2013: Selay Arkun - Evaluation of Draw Something App in Educational per...
 
LV3-PE 取扱説明書 第1.0版
LV3-PE 取扱説明書 第1.0版LV3-PE 取扱説明書 第1.0版
LV3-PE 取扱説明書 第1.0版
 
Syntax
SyntaxSyntax
Syntax
 
Distributed Mobility Management (DMM)
Distributed Mobility Management (DMM)Distributed Mobility Management (DMM)
Distributed Mobility Management (DMM)
 

Ähnlich wie Makanan minahasa dan penyakit jantung

Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011humasditjenppdanpl
 
HIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfHIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfkasmi16
 
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...Merlyn Rumthe
 
A-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docxA-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docxssuser9db94b
 
Status Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxStatus Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxssuserdfff78
 
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdfPPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdfSitiAulia39
 
4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx
4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx
4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptxessabima
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiDessycis
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...Sii AQyuu
 
475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx
475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx
475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptxkezawibowo2
 
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanGizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanAdisDena
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensinrukmana rukmana
 

Ähnlich wie Makanan minahasa dan penyakit jantung (20)

Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
 
HIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfHIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdf
 
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
 
A-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docxA-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docx
 
Status Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxStatus Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptx
 
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdfPPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
PPT KASUS PRIORITAS_SITI AULIA_RSPON_pdf.pdf
 
makalah jantung
makalah jantungmakalah jantung
makalah jantung
 
2c
2c2c
2c
 
4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx
4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx
4. Konseling Gizi pada Kanker-2022.pptx
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
 
Gaya Hidup Sihat
Gaya Hidup SihatGaya Hidup Sihat
Gaya Hidup Sihat
 
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx
475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx
475653968275177571_PPT Lapsus - Hipertensi.pptx
 
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanGizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 

Mehr von Samuel Hadjo

Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Samuel Hadjo
 
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMKUji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMKSamuel Hadjo
 
Blue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi nersBlue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi nersSamuel Hadjo
 
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-DiktiArah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-DiktiSamuel Hadjo
 
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggiPengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggiSamuel Hadjo
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesSamuel Hadjo
 
Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan Samuel Hadjo
 
Stress, no Distress
Stress, no DistressStress, no Distress
Stress, no DistressSamuel Hadjo
 
8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigarette8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigaretteSamuel Hadjo
 

Mehr von Samuel Hadjo (9)

Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
 
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMKUji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
 
Blue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi nersBlue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi ners
 
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-DiktiArah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
 
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggiPengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
 
Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan
 
Stress, no Distress
Stress, no DistressStress, no Distress
Stress, no Distress
 
8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigarette8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigarette
 

Makanan minahasa dan penyakit jantung

  • 1. Community Health Nursing Semester 1, 2012 Prepared by: Christy Karundeng Makanan Etnik Minahasa dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Grace Debbie Kandou, KesMas Vol 4, No.1 Tahun 2009
  • 2.
  • 3. Abstrak Di sejumlah daerah di Indonesia, mengonsumsi makanan berlemak tinggi ada yang menjadi bagian gaya hidup. Kebiasaan ini juga dipengaruhi faktor : Budaya, Adat Istiadat, Agama dan Kepercayaan berperan penting dalam Proses Kejadian Suatu Penyakit. Di Kalangan Etnik Minahasa Propinsi Sulawesi Utara misalnya, menyantap menu berlemak terbuat dari lemak hewani (babi) merupakan bagian dari keseharian. Tak heran bila kebiasaan ini pun ternyata meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
  • 4. Penelitian di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou ini menggunakan disain studi kasus kontrol dengan ukuran sampel 128 Kasus dan 128 Kontrol. Makanan etnik Minahasa ditentukan berdasarkan 41 jenis makanan yang dikompositkan. Dengan melibatkan 256 partisipan, Dr Grace melakukan pengumpulan data frekuensi makan dengan FFQ. Food Frequency Quationnaire (FFQ).
  • 5. • Karena jenis makanan etnik Minahasa belum ada dalam DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan), Grace melakukan pemeriksaan kandungan asam lemak jenuh dengan metoda Gas Chromatography dari 41 jenis makanan etnik Minahasa di Laboratorium Pangan & GO Litbangkes Bogor • Dan Asam Lemak Jenuh pada setiap jenis makanan etnik Minahasa umumnya mengandung ALJ dengan kisaran kadar 0,01-10,46% food per 100 gram. • Pengkomsumsi makanan Mihahasa dengan frekuensi makan 2 kali/ bulan, berisiko PJK 4,43 kali lebih besar daripada pengkonsumsi 1 kali/ bulan setelah dikontrol dengan variabel daging .
  • 6. Masalah kesehatan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) adalah masalah yang harus kita cermati bersama, karena membunuh lebih dari 180.000 orang di Inggris dan 500.000 orang di Amerika Serikat setiap tahunnya. Penyakit kardiovaskular (PJK) di Indonesia merupakan penyebab kematian yang terus meningkat, Dari urutan ke 11 (SKRT 1972) , menjadi urutan ke 3 (SKRT 1986) dan menjadi penyebab kematian pertama (SKRT 1992, 1995, dan SKRT 2001, SKRT 2005).
  • 7. Propinsi Sulawesi Utara adalah salah satu daerah diantara 30 propinsi di Indonesia yang mempunyai angka kematian tinggi akibat penyakit kardiovaskular. 5,6 Data laporan RS Umum Pusat Malalayang (sekarang RS Umum Prof. dr R.D Kandou) yang merupakan pusat rujukan rumah sakit di Propinsi Sulawesi Utara, menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama
  • 8. • Penyakit jantung koroner merupakan penyakit degeneratif yang dapat disebabkan oleh manifestasi aterosklerosis di pembuluh koroner dan berbagai macam faktor risiko lainnya. 8,9 Risiko PJK pada orang yang mempunyai riwayat keluarga PJK atau meninggal mendadak sebelum usia 50 tahun dibandingkan dengan orang yang tidak punya riwayat keluarga yaitu sebesar 2,5 kali.
  • 9. Faktor Resiko Dapat diubah yaitu : Tidak dapat diubah : Hipertensi, • Usia, Dislipidemia, • Genetik/riwayat keluarga Merokok, • Dan ras/etnik. Diabetes Melitus, Obesitas, Stres, Inaktifitas Fisik
  • 10. Hipertensi mempunyai hubungan erat dengan terjadinya PJK, karena adanya hipertensi meningkatkan risiko terjadinya PJK sebesar 6 kali dibandingkan orang yang tidak hipertensi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus mempunyai risiko 2-3 kali untuk menjadi PJK dibanding bukan penderita diabetes. Propinsi Sulawesi Utara merupakan daerah yang mempunyai Prevalensi Tertinggi Diabetes Melitus Di Indonesia.
  • 11. • Bangsa Indonesia mempunyai sekitar 500 etnis dengan beragam gaya hidup diantaranya adalah etnis Minahasa yang mayoritas tinggal di Provinsi Sulawesi Utara. • Jumlah penduduk etnik Minahasa adalah yang terbanyak diantara etnik yang ada di Propinsi Sulawesi Utara. • Masyarakat etnik Minahasa mempunyai suatu kebiasaan pesta yang diikuti dengan pesta makan atau makan makanan Minahasa yang sebagian besar berasal dari lemak hewani (babi). • Orang Minahasa makan daging babi sebagaimana kebanyakan penduduk Indonesia makan daging sapi.
  • 12. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan makan etnis Minahasa mengkonsumsi makanan yang kaya asam lemak jenuh dengan kejadian PJK dengan memperhatikan faktor lain seperti : • Gaya Hidup Sedentary (Kurang Gerak), • Kebiasaan Merokok, • Kebiasaan Konsumsi Alkohol, • Karakteristik Individu (Umur, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga), • Penyakit Penyerta (Hipertensi, Obesitas Dan Diabetes Melitus).
  • 13. Metode Penelitian ini dilakukan di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou, dengan desain Penelitian Kasus Kontrol Tidak Berpadanan. 1. Kasus adalah pasien baru rawat inap atau rawat jalan berdasarkan rekam medis yang sudah dilakukan pemeriksaan EKG dan untuk pertama kalinya di diagnosis penderita penyakit jantung koroner oleh dokter spesialis jantung sesuai AHA Guidelines/Pedoman PERKI 2004. 2. Sebagai Kontrol adalah pasien di bagian lain, yang bukan penderita PJK rawat inap maupun rawat jalan dan sudah dilakukan pemeriksaan EKG, dan telah dinyatakan oleh dokter spesialis jantung bukan pasien PJK.
  • 14. • Penelitian ini didahului oleh penelitian pendahuluan dalam bentuk survei, bertujuan untuk Mendapatkan informasi mengenai kebiasaan makan dari populasi etnik Minahasa yang tinggal di Propinsi Sulawesi Utara, dan mengkaji dikonsumsi oleh penduduk etnik Minahasa sehari- hari maupun di acara makan- makan/pesta yang sering adaoleh etnik ini.
  • 15. • Selanjutnya, dilakukan Pengambilan Sampel makanan baik makanan yang ada di acara pesta maupun makanan yang dimasak sendiri sehari-hari di rumah untuk dianalisis kandungan asam lemak jenuh. • Pemeriksaan kandungan asam lemak jenuh pada 41 jenis makanan khas yang biasa dikonsumsi oleh etnik Minahasa dilakukan dengan : Metode Gas Chromatography (GC) yang dilakukan oleh Laboratorium Pangan & Gizi Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan RI di Bogor.
  • 16. • Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang datang berobat di RS Umum Prof Dr Kandou. • Sampel penelitian adalah pasien yang berobat dan dirawat di bagian jantung RS Umum sebagai kasus berdasarkan kriteria inklusi/eksklusi dan semua pasien yang dinyatakan bukan PJK yang berobat di bagian lain sebagai kontrol. • Besar Sampel Berdasarkan Perhitungan Rumus besar sampel minimal pada kasus dan kontrol tidak berpadanan 1:1 maka diperoleh n=128 kasus dan n=128 kontrol, besar sampel total adalah 256 sampel. • Selanjutnya , Dilakukan Dietary Asesment dengan metode wawancara frekuensi makan (FFQ). Diwawancarai tentang kebiasaan makan harian, mingguan, bulanan sampai satu tahun. • Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan progra SPSS versi 11. (Lisensi), STATA 8 (Lisensi) dan program Windows Vista Basic Premium Microsoft Excell.
  • 17. Data kebiasaan makan dari FFQ terdapat pilihan kolom frekuensi : Tidak Pernah, Jarang , Sampai Sering. Setelah pendataan FFQ dilakukan analisis ROC untuk menentukan cut off point frekuensi makan. Diperoleh data masing-masing subyek frekuensi makan untuk semua jenis makanan etnik Minahasa (41 jenis). Dilakukan analisis univariat untuk masing-masing variabel penelitian dan analisis bivariat diperoleh 25 jenis makanan etnik Minahasa yang berhubungan bermakna dengan kejadian PJK. Diambil lima jenis makanan untuk diikutkan dalam analisis multivariat dengan regresi logistik, kemudian dilakukan uji interaksi dan confounding.
  • 18. Sehingga, diketahui efek murni dari jenis makanan yang paling berisiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner setelah mengontrol faktor-faktor lainnya (kebiasaan sedentary/ aktivitas fisik)  Merokok,  Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol,  Usia,  Jenis Kelamin,  Riwayat Keluarga PJK,  Hipertensi,  Obesitas  Diabates Melitus. Kemudian dilakukan analisis penggabungan beberapa jenis makanan yang berisiko. Kebiasaan makan selanjutnya dilihat berdasarkan frekuensi makan dengan mempertimbangkan kandungan asam lemak jenuh dari 41 jenis makanan yang dikompositkan diperoleh kebiasaan
  • 19. Diperoleh kebiasaan makan sering dan jarang berdasarkan cut off point nilai mean karena data berdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan Analisis Bivariat untuk melihat hubungan masing-masing variabel dengan kejadian PJK. Kemudian, Analisis Multivariat Regresi Logistik melalui penahapan analisis uji interaksi dan uji confounding. Sehingga, diperoleh efek murni kebiasaan makan yang sering mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh dibandingkan kebiasaan jarang terhadap kejadian penyakit jantung dengan mengontrol faktor lainnya.
  • 20. Hasil Karakteristik Kasus dan Kontrol Diperoleh bahwa sebagian besar dari KASUS (68,75%) mempunyai aktivitas sehari-hari yang kurang gerak (sedentary life style), sedangkan pada KONTROL (43,75%) yang sedentary. Kebiasaan merokok pada setengah KASUS (55,47%) adalah perokok, sedangkan pada KONTROL hanya sebagian kecil (22,66%) yang perokok. Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, terdapat sepertiga dari KASUS (32,81%) mempunyai kebiasaan minum minuman yang mengandung alkohol seperti cap tikus (minuman khas Minahasa yang terbuat dari hasil penyulingan pohon enau), anggur, bir, dan sebagainya. Demikian pula, pada KONTROL hampir sepertiga yaitu 29,69% adalah juga mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.
  • 21. Hasil • Kelompok KASUS sebagian besar lebih tua daripada kelompok KONTROL. • Hampir setengah (40,63%) subyek pada kelompok KASUS berumur 55-64 tahun, • sedangkan pada KONTROL 37,5%. • Subyek yang berumur 65 tahun terdapat 40,63%, sedangkan pada KONTROL hanya sebagian kecil yaitu 24,22%. • Sebagian besar dari KASUS yaitu 61,72% mempunyai jenis kelamin laki-laki, sedangkan pada KONTROL Terdapat 28,91% adalah berjenis kelamin laki-laki. • Hampir separuh (41,41%) pada KASUS ada mempunyai riwayat keluarga PJK, sedangkan hanya sebagian kecil (24,22%) pada KONTROL yang mempunyai riwayat keluarga PJK.
  • 22. Hasil • Sekitar dua pertiga (67,19%) dari kasus mempunyai riwayat hipertensi, sementara pada kelompok kontrol hanya terdapat 35,94% yang mempunyai riwayat hipertensi juga. • Obesitas atau kegemukan terdapat pada kasus 62,5% yang tergolong dalam kategori obesitas, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 37,5% yang tergolong dalam kategori obesitas. Riwayat • Diabetes Melitus terdapat sebagian besar yaitu (75%) dari Kasus mempunyai riwayat DM dan pada KELOMPOK KONTROL ditemukan 47,66% mempunyai riwayat DM juga.
  • 23. Hasil No Sedentary Life Style Kasus Control 1 Kebiasaan Merokok 55,47% 22,66% Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman 2 32,81% 29,69% Alkohol 3 Kelompok Berumur Lebih Tua 40,63% 37,5%. 4 Jenis Kelamin Laki-laki 61,72% 28,91% 5 History Family PJK 41,41% 24,22% 6 History Family Hypertnsi 67,19% 35,94% 7 Obesitas 62,5% 37,5% 8 History family DM 75% 47,66%
  • 24. Kandungan Asam Lemak Jenuh Kandungan asam lemak enuh pada 41 jenis makanan etnik Minahasa 1. tina’i, ayam santan, berkisar nilai 10,46-0,01% food per 2. babi tore, 100 gram. 3. babi bakar, Kandungan asam lemak jenuh 4. brenebon babi, Jenis Makanan Tina’i (Usus/Jeroan 5. babi putar, Babi) Tertinggi 10,46% Food Per 6. babi garo rica, 100 gram 7. tinorangsak, Makanan Tinutuan (bubur Manado) 8. pangi babi, kandungan asam lemak jenuh yang terendah yaitu 0,01% food per 100 9. paniki, gram. 10.babi asam manis, Jenis makanan etnik Minahasa 11.babi kecap, yang termasuk dalam kelompok 12.RW, makanan tinggi asam 13.babi hutan, lemak jenuh (3,93- 10,46% 14.babi leylem food per 100 gram) adalah :
  • 25. Tinorangsak,  Babi Putar, Hubungan dengan Kejadian PJK  Babi Hutan,  • Berdasarkan analisis 41 jenis  Babi Leylem, Babi Garo Rica, Makanan Etnik Minahasa yang  Babi Kecap, diteliti, diperoleh 25 jenis makanan  Babi Asam Manis, yang menunjukkan HUBUNGAN  Babi Bakar, BERMAKNA DENGAN  Babi Tore, KEJADIAN PJK,  Posana,  Kotey/Sa’ut, sedangkan 16 JENIS makanan etnik  Sate Babi, Minahasa lainnya menunjukkan  Loba, TIDAK ADA HUBUNGAN yang  Tina’i, bermakna dengan kejadian PJK.  Sayur Pait Babi,  Sup Brenebon/Kacang Merah Babi, • Makanan etnik Minahasa yang  Sup Babi Kuah Asam, BERPOTENSI terhadap  Sayur Kangkung Tumis Babi, kejadian kejadian PJK meliputi :  Rw(anjing), Paniki (Kelelawar),  Tikus,  Ikan Mas Wokublanga,  iKan Mas Goreng,  Ikan Mas Bakar Rica Dan  Ayam Santan
  • 26. • Diambil LIMA JENIS MAKANAN yang mempunyai nilai ODDS RATIO tertinggi yaitu : Kotey/Sa’ut, Paniki/Kelelawar, Loba, Babi Hutan dan Babi Putar. • Setelah dilakukan Analisis Multivariat, dari kelima jenis makanan tersebut yang tertinggal dalam model hanya tiga jenis saja yakni Babi Putar, Babi Hutan Dan Kotey/Sa’ut. • Setelah melalui Proses Analisis dengan regresi logistik dengan mengontrol faktor- faktor lainnya, sehingga diperoleh hasil akhir jenis makanan yang berisiko terhadap penyakit jantung koroner,
  • 27.
  • 28. • Diketahui efek murni dari orang yang makan makanan ‘babi putar’ dengan frekuensi 2x/bulan mempunyai kemungkinan lebih besar 4,43 kali untuk terkena PJK dibanding orang yang makan ‘babi putar’ dengan frekuensi 1x/bulan.  Apabila dilakukan analisis penggabungan jenis makanan berisiko babi putar dengan beberapa jenis makanan lain yang mengandung rica-rica (cabe rawit/capsicum fretescens) yang sering dikonsumsi oleh masyarakat etnik Minahasa dan makanan yang berserat seperti sayur pait (daun pepaya). • Hasilnya menunjukkan risiko babi putar agak menurun dibandingkan jika babi putar itu sendiri. • Misalnya, babi putar + ikan mas bakar rica + babi garo rica • Hasilnya dalam analisis multivariat menunjukkan penurunan. (Rasio ataupun resiko)
  • 29.  Demikian pula, bila digabungkan babi putar dengan sayur  Jadi pait juga memperlihatkan adanya penurunan OR (odds ratio) pada penggabungan makanan tersebut. minimalkan, mencegah tersumbatnya pembuluh  Hal ini diduga karena adanya efek ‘rica’ (capsicum darah sebagai penyebab frustescens) yang mempunyai efek baik sebagai antikoagulan . utama serangan jantung dan stroke.  Diketahui bahwa Bumbu Jahe Terutama jenis jahe merah (Zingiber Officinale var Rubrum) bersifat sebagai Gingerol pada jahe juga antioksidan yang membantu menetralkan efek dapat membantu merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam menurunkan kada tubuh. kolesterol darah.  Jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan Bumbu bawang putih memperbesar pembuluh darah, sehingga darah mengalir berkhasiat menurunkan dan lancar dan meringankan kerja pompa jantung. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan yaitu menstabilkan tekanan darah mencegah penggumpalan darah. tinggi, membantu menurunkan kadar  Jadi minimalkan, mencegah tersumbatnya pembuluh kolesterol darah, membantu darah sebagai penyebab utama serangan jantung dan stroke. mencegah penggumpalan  Gingerol pada jahe juga dapat membantu menurunkan darah, sebagai kada kolesterol darah. detoxifier, antioksidan dan dapat juga sebagai anti
  • 30. Kebiasaan Makanan dan Penyakit Jantung Koroner • Kebiasaan makan yang dimaksud adalah kebiasaan yang dilihat berdasarkan frekuensi makan dengan mempertimbangkan kandungan asam lemak jenuh pada masing-masing jenis makanan. Dilakukan proses mengkompositkan ke-41 jenis makanan tersebut dengan cara mengalikan frekuensi makan (diberi bobot) dengan skor kandungan ALJ. • Diperoleh nilai total skor kebiasaan makan nilai MINIMum 97 dan nilai MAKsimum 922, nilai mean adalah 413,53. • Oleh karena data berdistribusi normal, maka diambil nilai mean sebagai cut off point.
  • 31. • Efek murni dari kebiasaan • dibandingkan dengan orang makan makanan Khas Etnik yang mempunyai Minahasa Yang Kaya ALJ kebiasaan makan makanan terhadap kejadian PJK adalah etnik Minahasa yang kaya bahwa orang yang mempunyai asam lemak jenuh dengan kebiasaan makan makanan frekuensi jarang setelah yang kaya asam lemak jenuh dikontrol dengan variabel dengan frekuensi sering jenis kelamin, riwayat PJK mempunyai risiko 5,4 kali dalam keluarga dan terserang PJK (95% ) diabetes mellitus.
  • 32. Kesimpulan • Gambaran kandungan asam lemak jenuh pada makanan etnik Minahasa adalah 0,01-10,46% food per 100 gram. Berdasarkan 41 jenis makanan etnik Minahas yang termasuk kelompok makanan tinggi ALJ (3,93- 10,46% food/100 gram) adalah tina’i, ayam santan, babi tore, babi bakar, brenebon babi, babi putar, babi garo rica, tinorangsak, pangi babi, paniki, babi asam manis, babi kecap, RW, babi hutan, babi leylem dan sup kuah asam babi. Kelompok makanan rendah ALJ (0,01-3,92% food/100 gram) adalah tinutuan, sayur pait, kotey/sa’ut, ikan cakalang goreng, ikan laut wokublanga, ikan mujair bakar, ikan mujair goreng, ikan cakalang fufu saus, ikan mas bakar rica, ikan mas wokublanga, ikan mas goreng, kangkung tumis, tikus dan sayur rica rodo.
  • 33. • Orang mengkonsumsi babi putar ³ 2 x/ bulan berisiko 4,43 kali lebih besar untuk menderita PJK daripada yang mengkonsumsi babi putar dengan frekuensi ² 1 x/ bulan, setelah dikontrol oleh babi hutan, sa’ut/kotey dan faktorusia, jenis kelamin, merokok dan hipertensi. Orang yang biasa makan makanan etnik Minahasa dengan frekuensi ‘sering’ berisiko 5,4 kali lebih besar untuk terserang PJK daripada yang ‘jarang’ setelah dikontrol oleh faktor jenis kelamin, adanya riwayat keluarga PJK dan diabetes melitus.
  • 34. Saran • Meningkatkan program promosi kesehatan melalui berbagai media TV, koran, majalah/tabloid di daerah Propinsi Sulawesi Utara untuk memberikan informasi tentang jenis makanan yang perlu dihindari. Melakukan pendekatan kepada tiga kelompok sasaran masyarakat etnik Minahasa. Mengurangi frekuensi makan makanan Minahasa tidak lebih dari 1 kali dalam sebulan. Mengurangi kebiasaan makan 25 jenis makanan etnik Minahasa yang berisiko PJK. Makanan yang berisiko tersebut hendaknya dicampur dengan sayur kangkung, sayur pait atau makanan mengandung ‘rica’ atau cabe rawit.
  • 35. • Bagi masyarakat etnik Minahasa yang sudah mempunyai faktor risiko PJK disarankan melakukan check-up kesehatan rutin setiap tahun. Bagi tokoh masyarakat disarankan menjadi panutan dengan mengurangi kebiasaan makan makanan etnik Minahasa, mengurangi menghidangkan makanan yang berisiko PJK dengan menyuguhkan makanan yang tidak berisiko. Bagi Pemerintah Daerah disarankan untuk meningkatkan kesadaran memilih makanan yang tidak berisiko PJK. Meningkatkan program KIE melalui penyuluhan kesehatan langsung kepada masyarakat. Mensosialisasi jenis makanan yang berisiko PJK. Para akademisi disarankan untuk meneliti lebih lanjut pada masyarakat etnis Minahasa untuk mengetahui pengaruh makanan etnik Minahasa terhadap kejadian penyakit jantung koroner di populasi.
  • 36.
  • 37. Daftar Pustaka 1. Mensah G, Brown D, Croft J, Greenlund K. Major coronary risk factors and death from coronary heart disease. American Journal of Preventive Medicine. 2005; 29 (581): 68-74. 2. Setianto B. Tinggi badan dan gambaran lesi arteri koroner yang dilakukan 3. arteriografi koroner di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.Jurnal Kardiologi Indonesia. 2000; XXV (2): 61-7. 4. World Health Organization. Global strategy on diet, physical activity and health.Genewa: WHO; 2003. 5. Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2003, menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 6. Boedhi D. Epidemiologi penyakit kardiovaskular dan masalah gizi pada golongan usia lanjut di Indonesia dalam Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi V. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 1992. hal.96- 155. 7. Eeuwijk V, Billy K. Budaya, kesehatan dan kemiskinan; mencari model alternatif pelayanan kesehatan dalam pendekatan budaya di Sulawesi Utara. Media Kesehatan. 2005; 1 (2): 67-72.

Hinweis der Redaktion

  1. Kotey : sayur yang terbuatdaribatangpisang
  2. Gcadalah teknik yang digunakanuntukmemisahkankomponen-komponendarisuatucampuran/sample.
  3. yang mempunyainilai OR tertinggi
  4. Aktivitas fisik sehari-hari (kebiasaan sedentary life style) respondendikategorikandalamkuranggerakdancukupgerak.
  5. Nilai OR yang bermaknaberkisarantara12,21-2,02. Jenis makanan kotey/sa’ut mempunyai nilai OR yang tertinggiyaitu 12,21 (95%CI:3,61-41,24).
  6. Diketahuiefekmurnidariorang yang makanmakanan ‘babi putar’ dengan frekuensi ³ 2x/bulan mempunyai kemungkinanlebihbesar 4,43 kali (95% CI: 1,55-12,65) untukterkena PJK dibandingorang yang makan ‘babiputar’ denganfrekuensi 1x/bulan. Setelahdikontrololehbabihutan, kotey/sa’ut, merokok, usia, jeniskelamin dan hipertensi. Apabila dilakukan analisis penggabunganjenismakananberisikobabiputardenganbeberapa jenis makanan lain yang mengandung rica-rica (caberawit/capsicum fretescens) yang seringdikonsumsioleh masyarakat etnik Minahasa dan makanan yang berserat sepertisayurpait (daunpepaya). Hasilnyamenunjukkanrisikobabiputaragakmenurundibandingkanjikababiputaritusendiri. Misalnya, babiputardigabungkandenganikan mas bakar rica dan atau babi garo rica dalam analisis multivariat menunjukkan penurunan nilai OR.
  7. reisiko 5,4 kali terserang PJK (95% CI: 2,93-9,93)