Skripsi ini membahas analisis kinerja produktivitas PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Skripsi ini menganalisis kinerja perusahaan dari 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja PT. Pupuk Iskandar Muda dapat ditingkatkan dengan meningkatkan produktivitas karyawan.
1. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard pada pt. pim aceh utara (skripsi)
1. ANALISA KINERJA PRODUKTIVITAS DENGAN METODE
BALANCED SCORECARD PADA PT. PUPUK ISKANDAR
MUDA (PIM) ACEH UTARA
Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat
Yang diperlukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana
OLEH :
NAMA : RYAN PRAMANDA
NPM : 07. 05. 3. 1855
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
TAHUN 2012
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
2. ANALISA KINERJA PRODUKTIVITAS DENGAN
METODE BALANCE SCORECARD PADA PT. PUPUK
ISKANDAR MUDA (PIM) ACEH UTARA
SKRIPSI
OLEH :
NAMA : RYAN PRAMANDA
NPM : 07. 05. 3. 1855
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
TAHUN 2012
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
3. PENGESAHAN FAKULTAS
ANALISA KINERJA PRODUKTIVITAS DENGAN METODE
BALANCED SCORECARD PADA PT. PUPUK
ISKANDAR MUDA (PIM) ACEH UTARA
Oleh:
NAMA : RYAN PRAMANDA
NPM : 07. 05. 3. 1855
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
Langsa, 23 Nopember 2012
Menyetujui,
Pembimbing Utama Co. Pembimbing
Ir. BURHANUDDIN, AB DEWIYANA, ST. MT
NIDN: 0101016001 NIDN: 0115077905
Mengetahui/Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan
Universitas Samudra Langsa Teknik Industri
RULINA RITA, ST. MT. JAMALUDDIN, ST. MT.
NIDN: 0130096701 NIDN: 0127117102
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
4. PENGESAHAN JURUSAN
ANALISA KINERJA PRODUKTIVITAS DENGAN METODE
BALANCED SCORECARD PADA PT. PUPUK
ISKANDAR MUDA (PIM) ACEH UTARA
Oleh:
NAMA : RYAN PRAMANDA
NPM : 07. 05. 3. 1855
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
Langsa, 23 Nopember 2012
Menyetujui,
Pembimbing Utama Co. Pembimbing
Ir. BURHANUDDIN, AB DEWIYANA, ST. MT
NIDN: 0101016001 NIDN: 0115077905
Penguji I Penguji II Penguji III
Ir. Yusuf Bambang WYS, MM Nurmalawati, ST. MT Mahyuddin, ST
NIDN: 19910511053 NIDN: 0118107401 NIDN: 102047402
Diketahui oleh:
Ketua Jurusan Teknik Industri
JAMALUDDIN, ST. MT
NIDN: 0127117102
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
5. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang
tidak diketahui oleh hamba-Nya berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi. Serta shalawat kepada Rasulullah SAW yang membawa pelita bagi dunia.
Skripsi ini adalah rangkaian dari sebahagian persyaratan akademik bagi setiap
mahasiswa sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Samudra
Langsa, membahas data hasil setelah penelitian dalam bentuk laporan yang
disampaikan pada sidang meja hijau, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik
dan saran yang baik demi sempurnanya skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang teramat mulia Ibunda dan
Ayahanda tercinta yang senantiasa mendoakan keberhasilan penulis, serta ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Ir. Burhanuddin AB, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dewiyana,
ST. MT., selaku Dosen Pembimbing II.
2. Bapak Jamaluddin ST. MT., Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Samudra Langsa.
3. Bapak Ir. Yusuf Bambang WYS, MM., Ibu Nurmalawati, ST.MT., dan bapak
M. Thaib Hasan ST. MT., selaku dosen pembahas.
4. Bapak dan ibu karyawan yang memberi masukkan dalam penyelesaian skripsi
dari penelitian pada PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya.
Langsa, 23 Nopember 2012
RYAN PRAMANDA
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
6. ABSTRAK
Balanced Scorecard adalah salah satu alternatife pengukuran kinerja yang
bertujuan menggabungkan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Terdapat
empat aspek yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses
bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kinerja PT. Pupuk
Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara.
Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari laporan keuangan, data karyawan, data pelanggan, data
proses produksi pupuk dan kuesioner dari laporan tahunan PT. Pupuk Iskandar
Muda periode tahun 2009, 2010, 2011.
Populasinya adalah seluruh pelanggan dan karyawan PT. Pupuk Iskandar
Muda, sedangkan sampel yang diambil masing-masing adalah 38 responden untuk
pelanggan dan karyawan. Hasil kuesioner tersebut telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16 untuk menentukan
skor tingkat kepuasan pelanggan dan karyawan menggunakan interval skala likert.
dan rumusan-rumusan Balanced Scorecard.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja PT. Pupuk
Iskandar Muda dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa perspektif keuangan
mengalami peningkatan untuk mencapai laba optimal adalah skor A. Perspektif
konsumen tidak dapat meningkatkan market share yaitu skor C. Perspektif bisnis
internal menggunakan rasio layanan purna menunjukkan peningkatan efektivitas,
efisiensi dan ketepatan proses transaksi yaitu skor A. Kemudian, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan peningkatan produktifitas karyawan
hal ini mempengaruhi peningkatan tingkat kepuasan karyawan yang menghasilkan
kategori baik yaitu skor B.
Kata Kunci: Balanced Scorecard, kinerja perusahaan, perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, produktivitas.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
7. ABSTRACT
The Balanced Scorecard is one of the alternative performance measure
that aims to combine the size of financial and non financial performance. There
are four aspects is a financial perspective, customer perspective, internal
business process perspective, growth and learning perspective performance of
PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) of North Aceh.
The collected of data using primary and secondary data. The primary
data obtained from financial statement, employee data, customer data,
manufacture based fertilizer data and questionnaires from annual reports of
PT. Pupuk Iskandar Muda period in 2009, 2010, 2011.
The population is all customers and employees of PT. Pupuk Iskandar
Muda, while the samples taken, respectively, are 38 respondents to our
customers and the employee. Results of the questionnaire have been tested for
validity and reliability using SPSS version 16th application, to determine the
level of customer satisfaction and employee score using scale likertâs interval.
and balanced scorecard formulation.
This study aimed to find out how the performance of PT. Pupuk
Iskandar Muda by using the Balanced Scorecard concept.
From this research it is known that the financial perspective of the value
increased cost effectiveness to achieve optimal profit is Score A. Consumer
perspective canât increase market share is score C. Internal business perspective
using completeness ratio showed an increase effectiveness, efficiency and
accuracy of transaction processing is score A. Then, learning and growth
perspective showed increased productivity of employees, this will affect the
increase in employee satisfaction levels to produce good categories is score B.
Keywords: Balanced Scorecard, company achievement, financial perspective,
customers perspective, bussines internal perspective, learnings and
growth perspective, productivity.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
8. DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
ABSTRACK ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
LAMPIRAN ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah Penelitian ...................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir .......................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 5
2.1 Kinerja ...................................................................................... 5
2.1.1 Tujuan Pengukuran Kinerja ............................................ 5
2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja .......................................... 6
2.1.3 Tahap Pengukuran Kinerja .............................................. 7
2.2 Balanced Scorecard .................................................................. 7
2.2.1 Pengertian Balanced Scorecard ...................................... 7
2.2.2 Sejarah Balanced Scorecard ........................................... 8
2.2.3 Manfaat Balanced Scorecard .......................................... 9
2.2.4 Keunggulan dan Keterbatasan Balanced Scorecard ....... 9
2.2.5 Model Balanced Scorecard ............................................. 10
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
9. 2.3 Perspektif-Perspektif dalam Balanced Scorecard .................... 11
2.3.1 Kinerja Perspektif Keuangan .......................................... 12
2.3.2 Kinerja Perspektif Konsumen ......................................... 14
2.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal .................................... 18
2.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ..................... 20
2.4 Produktivitas ............................................................................. 24
2.5 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas ........... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 26
3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 26
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian ..................................................... 26
3.2.1 Sejarah Ringkas PT. Pupuk Iskandar Muda .................... 26
3.2.2 Visi dan Misi PT. Pupuk Iskandar Muda ........................ 27
3.2.3 Struktur Organisasi .......................................................... 27
3.2.4 Uraian Proses Pupuk Urea............................................... 29
3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
3.4 Jenis Data .................................................................................. 34
3.5 Metode Analisis ........................................................................ 35
3.5.1 Populasi dan Sampel ...................................................... 35
3.5.2 Analisa Kuantitatif .......................................................... 36
3.5.3 Analisis Kualitatif .......................................................... 37
3.6 Langkah-langkah penelitian ..................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ........................ 39
4.1 Analisis Pengukuran Kinerja PT. PIM dengan BSC ................ 39
4.1.1 Pengukuran kinerja Keuangan ........................................ 40
4.1.2 Pengukuran kinerja Pelanggan ........................................ 44
4.1.3 Pengukuran kinerja Proses Bisnis Internal ...................... 49
4.1.4 Pengukuran kinerja Pembelajaran dan Pertumbuhan ...... 53
4.2 Hasil Analisis, skor dan upaya Balanced Scorecard PT. PIM . 59
4.2.1 Hasil Analisis Pengukuran Balanced Scorecard ............. 59
4.2.2 Skor Seluruh Perspektif-perspektif ................................. 61
4.2.3 Mengupayakan Dalam Meningkatkan Produktivitas ...... 62
4.3 Perancangan model Balanced Scorecard PT. PIM Aceh Utara 66
4.3.1 Penentuan Tujuan Strategis ............................................. 67
4.3.2 Tolak Ukur Balanced scorecard PT. PIM ..................... 68
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
10. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 78
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 78
5.2 Saran ......................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
11. DAFTAR TABEL
Nomor Nama Tabel Halaman
Tabel 4.1 Nilai Skor .................................................................................... 40
Tabel 4.2 Aspek perspektif keuangan ......................................................... 40
Tabel 4.3 Aspek perspektif pelanggan ........................................................ 44
Tabel 4.4 Aspek perspektif proses bisnis internal ....................................... 49
Tabel 4.5 Aspek perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ...................... 53
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Balanced Scorecard....................................... 60
Tabel 4.7 Ketentuan penilaian..................................................................... 61
Tabel 4.8 Hasil Akumulasi Balanced Scorecard ........................................ 61
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
12. DAFTAR GAMBAR
Nomor Nama Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka kerja BSC .............................................................. 11
Gambar 2.2 Perspektif konsumen dalam konsep BSC ............................. 15
Gambar 2.3 Hubungan proposisi nilai pelanggan konsep BSC ............... 16
Gambar 2.4 Perspektif proses bisnis internal dalam konsep BSC ............ 19
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian .................................................. 38
Gambar 4.1 Diolah, grafik garis ROA ...................................................... 41
Gambar 4.2 Diolah, grafik garis ROI ........................................................ 42
Gambar 4.3 Diolah, grafik garis profit margin ......................................... 43
Gambar 4.4 Diolah, grafik garis current rasio .......................................... 43
Gambar 4.5 Diolah, grafik garis customer acquistion .............................. 45
Gambar 4.6 Diolah, grafik garis customer retention................................. 46
Gambar 4.7 Diolah, grafik garis Profitabilitas konsumen......................... 47
Gambar 4.8 Diolah, grafik garis Procces Innovasi ................................... 50
Gambar 4.9 Diolah, grafik garis Processing Time .................................... 51
Gambar 4.10 Diolah, grafik garis Proses Layanan ..................................... 51
Gambar 4.11 Diolah, grafik garis MCE ...................................................... 53
Gambar 4.12 Diolah, grafik garis Employe Turnover ................................. 54
Gambar 4.13 Diolah, grafik garis Employee Training ................................ 55
Gambar 4.14 Diolah, grafik garis Absenteeism .......................................... 56
Gambar 4.15 Diolah, grafik garis Accident ................................................ 57
Gambar 4.16 Diolah, grafik garis Balanced Scorecard PT. PIM ............... 62
Gambar 4.17 Model Balanced Scorecard PT. Pupuk Iskandar Muda ........ 71
Gambar 4.18 Hubungan Sebab akibat Balanced Scorecard PT. PIM ........ 74
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
13. LAMPIRAN
Nomor Nama Lampiran Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. PIM ......................................................
Lampiran 2 Diagram Proses Urea PIM1 ........................................................
Lampiran 3 Kuesioner Pelanggan ..................................................................
Lampiran 4 Kuesioner Karyawan ..................................................................
Lampiran 5 Uji validitas dan reabilitas kuesioner SPSS pelanggan ..............
Lampiran 6 Uji validitas dan reabilitas kuesioner SPSS karyawan ...............
Lampiran 7 Kelengkapan lampiran lainnya ...................................................
Lampiran 8 Jadwal Penelitian ........................................................................
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
14. BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahap perkembangan terkini, Balanced Scorecard (BSC) telah
dimanfaatkan sebagai basis sistem terpadu pengelolaan kinerja personel. Balanced
Scorecard (BSC) dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas dan sekaligus sebagai
basis pengelolaan kinerja seluruh personel perusahaan. PT. Pupuk Iskandar Muda
(PIM) Aceh Utara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia
agribisnis dan merupakan produsen pupuk besar di Indonesia, baik pupuk
bersubsidi maupun nonsubsidi. Mengingat negara Indonesia adalah negara agraris
yang besar, maka kita dapat menilai bahwa betapa pentingnya peran perusahaan
ini dalam rangka pemeliharaan ketahanan pangan negara.
1.1 Latar Belakang Masalah
Mengingat pupuk bersubsidi ini merupakan tugas pemerintah dalam rangka
pelayanan publik tentunya harus mengacu kepada prinsip tata kelola perusahaan
yang baik. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kinerja dari sisi internal PT.
PIM agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari produktivitas
produksi pupuk serta sampai pendistribusian pupuk subsidi tersebut.
PT. PIM belum mampu secara objektif menilai beberapa perspektif yang
berhubungan kinerja di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Saat ini PT.
PIM masih melihat kondisi perusahaannya dengan metode Total Score agar
mengembangkan sumber daya pabriknya agar lebih baik pada tiap tahunnya.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut agar PT. PIM mampu secara objektif
dapat menilai kinerja keseluruhan dapat dilakukan pengukuran kinerja perusahaan
dengan metode Balanced Scorecard (BSC).
Instruksi Presiden Nomor: 87/Permentan/SR/.130/12/2011 dan instruksi
Gubernur Aceh Nomor: 521.34/89/2012 tentang Kebijakan Kebutuhan Pupuk
Bersubsidi menginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non
Departemen tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia
TEKNIK INDUSTRI
1 F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
15. untuk melakukan upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan,
pengembangan ekonomi perdesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara
khusus kepada PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara merupakan yang
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar di Indonesia yang telah
berdiri sejak tahun 1982.
Referensi keilmuan tentang Balanced Scorecard, banyak perusahaan di
Indonesia yang belum memakai Balanced Scorecard sebagai sistem mengukur
meningkatkan kinerja sumber daya pabriknya. Oleh karena itu, penulis berharap
dengan adanya penelitian tentang Balanced Scorecard di perusahaan yang terkait,
dapat memperkenalkan metode untuk meningkatkan kinerja personel, keuangan,
pelanggan, bisnis internal serta tumbuh berkembangnya dalam perusahaan dan
memperbaiki sistem yang berkenaan dengan penyesuaian misi dan visi
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian sebagai judul skripsi adalah: Analisa Kinerja Produktivitas dengan
Metode Balanced Scorecard pada PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh
Utara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana kinerja produktivitas perusahaan yang diukur
dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT. Pupuk Iskandar
Muda (PIM) Aceh Utara.
1.3 Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja perspektif keuangan, internal bisnis pembelajaran
dan produksi pupuk adalah data tahun 2009, 2010 dan 2011
2. Pengukuran data perspektif pelanggan, dan karyawan berdasarkan tahun
2012 sedang berjalan.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
16. 3. Pengukuran inisiatif penelitian ini dengan metode Balanced Scorecard,
suatu saran ditujukan bagi PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengukur kinerja aspek-aspek seluruh
perspektif Balanced Scorecard di perusahaan, agar diketahui bobot kepentingan
dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam metode Balanced Scorecard
sehingga dapat diketahui perspektif mana yang sebaiknya diprioritaskan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini bagi
mahasiswa, perguruaan tinggi dan bagi perusahaan antara lain meliputi:
1. Bagi perusahaan
a. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menolong efektivitas
organisasi dan mendorong penerapan untuk tujuan strategis serta dapat
memberikan masukan berupa pemikiran tentang sistem strategik yang
komprehensif dan seimbang dengan menggunakan Balanced
Scorecard.
b. Memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan berdasarkan
kerangka Balanced Scorecard sehingga perusahaan dapat melakukan
upaya yang sesuai untuk meningkatkan produktivitasnya.
c. Memberikan informasi mengenai pengukuran kinerja dengan
menggunakan pendekatan BSC.
2. Bagi Mahasiswa
a. Peneliti mengerti tentang teori dan penerapan ilmu pengetahuan
(knowledge applied) dan kajian ilmiah akademis dalam pemecahan
permasalahan.
b. Peneliti dapat memanfaat ilmu serta teori mengenai analisis Balanced
Scorecard dalam upaya peningkatan produktivitas di perusahaan.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
17. 3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Dapat berfungsi sebagai bahan pebelajaran berguna bagi pendidikan
dan penelitian selanjutnya terhadap analisa dengan metode Balanced
Scorecard.
b. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Jurusan
Teknik Industri Universitas Samudra Langsa.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
18. BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab ini penulis menguraikan landasan-landasan teori yang berkenaan
dengan penelitian penulis.
2.1 Kinerja
Pengertian Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi
dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
perilaku yang diharapkan dengan penentuan secara periodik efektifitas
operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1997). Dalam
organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali
sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer
tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga
perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi
yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya
kinerja yang merosot.
Prinsip-prinsip dalam pengukuran kinerja menurut Hansen dan Mowen
(1995) dalam Rosyati dan Hidayati (2004) adalah:
a. Konsistensi dengan tujuan perusahaan.
b. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan.
c. Dapat mengukur aktivitas yang signifikan.
d. Mudah dipublikasikan.
e. Akseptabilitas dari atas ke bawah.
f. Biaya yang digunakan efektif.
g. Tersaji tepat waktu.
2.1.1 Tujuan Pengukuran Kinerja
Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai tujuan organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang
5 TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
19. diinginkan (Mulyadi & Setyawan 1999: 227). Pengukuran kinerja dilakukan pula
untuk menekan perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour) dan
untuk mendorong perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil
kinerja pada waktunya serta imbalan balik yang bersifat intrinsik maupun
ekstrinsik (Mulyadi, 2001:416). Secara umum tujuan dilakukan pengukuran
kinerja adalah untuk (Gordon, 1993 : 36):
1. Meningkatkan motivasi karyawan dalam memberikan kontribusi kepada
organisasi.
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing
karyawan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
sebagai dasar untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan dan pengembangan karyawan.
4. Membantu pengambilan keputusan dalam evaluasi hasil yang berkaitan
dengan karyawan, seperti produksi, transfer dan pemberhentian.
2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja
Bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut sangat
penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai
hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekruitment,
seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai
aspek lain dari proses dari manajemen sumber daya manusia secara efektif.
Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah (Mulyadi & Setyawan, 1999:
212-225):
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh
personil terlibat dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari
mata-rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-
upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
20. 4. Membuat suatu tujuan strategi yang masanya masih kabur menjadi lebih
kongkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran perusahaan.
2.1.3 Tahap Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu tahap
persiapan dan tahap penilaian (Mulyadi, 2001:420).
a. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci yaitu:
1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung
jawab.
2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
3. Penilaian kinerja sesungguhnya.
b. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu:
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang ditetapkan dalam standar.
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan
untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
2.2 Balanced Scorecard
2.2.1 Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan Scorecard.
Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan
untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan
balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk menilai kinerja seseorang
dinilai secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan,
jangka pendek dan jangka panjang, intern dan eksteren (Mulyadi, 2005:1).
Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 509) menyatakan bahwa:
âBalanced Scorecard is responsibility accounting system objectives and
measures for four different perspective: the financial perspective, the customer
perspective, the process perspective, and the learning and growth perspectiveâ.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
21. Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang menerjemahkan visi dan strategi
perusahaan ke dalam tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran yang dilihat dari
empat perspektif serta menerjemahkan visi unit bisnis dan strateginya dan tolak
ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif
yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya
penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada,
melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan
misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus
diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata (Teuku Mirza,
1997: 14).
2.2.2 Sejarah Balanced Scorecard
Balanced Scorecard pertama kali dipublikasikan oleh Robert S. Kaplan dan
David P. Norton pada tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul âBalanced
ScorecardâMeasures That Drive Performanceâ. Pada tahap awal
perkembangannya, BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja
eksekutif. Karena sebelum tahun 1990-an, kinerja eksekutif lebih cenderung
diukur dari perspektif keuangan, padahal ukuran kinerja keuangan mengandalkan
informasi yang dihasilkan dari sistem akuntansi yang berjangka pendek.
Akibatnya para eksekutif lebih terfokus mewujudkan kinerja jangka pendek.
Mulai pertengahan tahun 1993, Renaissance Solution, Inc menerapkan
Balanced Scorecard sebagai sarana untuk menerjemahkan dan
mengimplementasikan strateginya di berbagai perusahaan kliennya. Sejak saat itu,
BSC tidak hanya digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja, namun lebih BSC
disamping digunakan untuk menghasilkan rencana kegiatan yang komprehensif,
juga digunakan untuk menghasilkan rencana strategis yang koheren. Bahkan pada
awal tahun 2000-an, Balanced Scorecard telah menjadi inti sistem manajemen
strategi terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi informasi
secara intensif.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
22. 2.2.3 Manfaat Balanced Scorecard
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton
(2000: 122) adalah sebagai berikut :
1. Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2. Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal,
dan belajar dan bertumbuh)
3. Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah
mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem
dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
2.2.4 Keunggulan dan Keterbatasan Balanced Scorecard
Pengertian keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem
perencanaan starategik menurut Mulyadi (2001: 18) adalah mampu menghasilkan
rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) komprehensif,
(2) koheren, (3) seimbang, dan (4) terukur.
Balanced Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang cocok
digunakan dalam manajemen kontemporer yang memanfaatkan secara teknologi
informasi dalam bisnis. Teknologi informasi tidak menentukan apa yang harus
dikerjakan pekerja, tetapi teknologi ini menyediakan kebebasan dan kemudahan
bagi pemakainya untuk mewujudkan kreativitas mereka. Dalam zaman teknologi
informasi ukuran kinerja harus tidak lagi ditujukan untuk mengendalikan tindakan
personel, tetapi diarahkan untuk pemotivasian personel.
Konsep Balanced Scorecard adalah satu konsep pengukuran kinerja yang
sebenarnya memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam
sasaran-sasaran strategik. Sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan
karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama
lainnya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Di samping itu, penemuan
sistem evaluasi kinerja berbasis Balanced Scorecard oleh Robert S. Kaplan dan
David P. Norton memiliki beberapa keunggulan sifat balanced scorecard yang
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
23. memperluas perspektif yang dicakup (komprehensif) mewajibkan personel untuk
membangun hubungan sebab akibat (koheren) menyeimbangkan sasaran strategi
yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi (seimbang) dan memudahkan
pencapaian sasaran strategi karena sifatnya yang dapat diukur (terukur)
menjadikan Balanced scorecard suatu alat ukur kinerja yang sangat membantu
pihak perusahaan dalam memantau seluruh komponennya.
Walaupun demikian sebagai sebuah teori, Balanced Scorecard juga
mempunyai beberapa keterbatasan yaitu:
1. Ukuran utama yang diajukan belum tentu relevan digunakan disemua
unit/perusahaan. Balanced Scorecard seringkali memerlukan
penyesuaian dalam mengimplementasinya. Konsep ini cenderung
dirancang untuk diterapkan pada perusahaan laba, sedangkan pada
perusahaan nirlaba, koperasi dan lembaga pemerintahan memerlukan
penyesuaian dengan kondisi yang ada.
2. Perusahaan kurang berani mengadakan pergantian karyawan. Hal ini
kemungkinan besar terjadi dalam perusahaan yang menerapkan Balanced
Scorecard sebagai akibat adanya ukuran utama retensi karyawan dalam
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
3. Ukuran utama yang diajukan cenderung tepat diterapkan pada
perusahaan yang memilki strategi intensif.
2.2.5 Model Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000:8) menggambarkan Balanced Scorecard kedalam
satu kotak utama dengan empat tabel disekelilingnya sebagaimana terdapat pada
Gambar 2.1.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
24. Gambar 2.1 Kerangka kerja Balanced Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:8
Berdasarkan Gambar 2.1 konsep Balanced Scorecard sebagai sistem
pengukuran kinerja yang memandang perusahaan dari empat perspektif secara
komprehensif dan koheren yang tergambarkan dalam suatu model lebih mudah
dipahami. Bahwa satu kotak utama menggambarkan visi dan strategi perusahaan,
yang diterjemahkan kedalam tujuan, ukuran kinerja, target dan inisiatif dari
masing-masing perspektif yang tergambarkan dalam empat tabel disekelilingnya.
Model yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton ini secara sepintas terlihat
lebih menekankan pada keseimbangan konsep Balanced Scorecard.
2.3 Perspektif-Perspektif dalam Balanced Scorecard
Menurut Tunggal (2003) BSC merupakan sistem manajemen strategi
(Strategic Based Responsibility Accounting System) yang menjabarkan misi dan
strategi suatu organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja yang
mutlak dari empat perspektif yang berbeda yaitu, perpektif keuangan, proses
bisnis internal, pelanggan dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, bahwa Balanced Scorecard adalah
mengukur empat perspektif yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama
yaitu mencapai sasaran strategi yang sudah direncanakan oleh perusahaan.
Keempat perspektif tersebut saling berkaitan yang nantinya akan berusaha
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
25. meningkatkan kinerja perusahaan. Keempat perspektif tersebut diuraikan berikut
ini.
2.3.1 Kinerja Perspektif Keuangan
Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi perhatian,
karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan konsekuensi ekonomi yang
terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan ekonomi yang diambil (Teuku Mirza,
1997:15). Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan,
implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang
mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dari sasaran-sasaran yang secara
khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, penulis memilih aspek
Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI), Profit Margin, Current
Ratio.
Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran strategi,
inisiatif strategi dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam
menghasilkan laba bagi perusahaan, Kaplan & Norton (2000:48)
mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu:
a) Pertumbuhan (growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan
bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa yang
secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau
paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak dalam hasil
produksinya. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini
seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan
penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan.
b) Bertahan (Sustain Stage)
Sustain stage merupakan suatu tahapan perusahaan masih melakukan
investasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik.
Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat
pengembalian atas investasi yang dilakukan.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
26. c) Menuai (Harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), tahapan perusahaan
melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada dua tahap
sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh
kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak
untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Harvest
adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai
hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Sasaran keuangan utama
dalam tahap ini, sehingga di ambil sebagai tolak ukur, adalah
memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. Tujuan
utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke
perusahaan. Untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang mampu
berkreasi diperlukan keunggulan di bidang keuangan.
Setelah itu, Kaplan dan Norton juga telah merumuskan bahwa, untuk setiap
strategi pertumbuhan, bertahan dan menuai ada tiga tema finansial yang dapat
mendorong penetapan strategi bisnis yaitu bauran dan pertumbuhan pendapatan,
penghematan biaya/peningkatan produktivitas dan pemanfaatan aktiva/strategi
investasi :
1) Bauran dan pertumbuhan pendapatan.
2) Penghematan biaya/peningkatan produktivitas.
3) Pemanfaatan aktiva/strategi investasi.
Mengukur kinerja perspektif keuangan (Amin Widjaja:2009) yang paling
dominan pada setiap perusahaan adalah tolak ukur ditinjau dari sudut pandang
keuangan berdasarkan atas konsekuensi ekonomi sebagai berikut:
i. Return On Asset (ROA) = merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui gambaran tingkat laba yang dihasilkan dengan jumlah Aset
perusahaan, dengan formulasi berikut:
Laba
ROA = x 100 %
Total Aset
ii. Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan perusahaan
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
27. dalam jangka waktu tertentu. Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai
berikut:
Laba
ROI = x 100 %
Investasi
iii. Profit Margin merupakan salah satu rasio rentabilitas yang
menggambarkan laba (rugi) bersih per penjualan yang dihasilkan
semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik, karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rumus
untuk mencari profit margin adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
đđđđđđĄ đđđđđđ = x 100%
Penjualan
iv. Current Ratio merupakan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Merupakan aset jangka
pendek (aktiva lancar) dibagi dengan hutang jangka pendek (hutang
lancar), dinyatakan dalam persen dengan formulasi :
Aktiva Lancar
đ¶đąđđđđđĄ đ đđĄđđ = x 100%
Hutang Lancar
2.3.2 Kinerja Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, Balanced Scorecard melihat aspek pelanggan
memainkan peranan penting dalam kehidupan perusahaan. Sebuah perusahaan
yang tumbuh dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin survive apabila
tidak didukung oleh pelanggan. Loyalitas tolak ukur pelanggan dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap segmen pasar yang akan menjadi
target atau sasaran. Perusahaan diharapkan mampu membuat suatu segmentasi
pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran
sesuai dengan kamampuan sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan.
Dalam perspektif pelanggan terdapat 2 kelompok pelanggan yaitu:
1. Kelompok yang pertama Care Measurement Group, terdapat lima tolak
ukur yang tergabung dalam kelompok dibawah ini :
a. Market Share, yang mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
28. b. Customer Acquisition, tingkat dimana perusahaan mampu menarik
pelanggan baru.
c. Customer Retention, tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan
hubungan dengan pelanggan lamanya.
d. Customer Satisfaction, tingkat kepuasan pelanggan terhadap kriteria
kinerja tertentu, seperti tingkat pelayanan.
e. Customer Profitability, suatu tingkat laba bersih yang diperoleh
perusahaan dari suatu target atau segmen pasar yang dilayani.
Gambar 2.2 Perspektif pelanggan dalam konsep Balanced Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:60
2. Kelompok yang kedua disebut Customer Value Proposition atau proporsi
nilai pelanggan yang menggambarkan performanceâs driver (pemicu kerja)
yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk
mencapai tingkat kepuasan loyalitas, retensi dan akuisisi pelanggan yang
tinggi. Atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga
kategori, yaitu:
a. Atribut-atribut produk dan jasa (product/service) Atribut-atribut produk-
produk jasa harga dan fasilitasnya.
b. Hubungan dengan pelanggan (customer relationship) meliputi hubungan
dengan pelanggan yang meliputi melalui pengisian produk/jasa kepada
pelanggan, termasuk dimensi respon dan waktu pengirimannya dan
bagaimana pula kesan yang timbul dari pelanggan setelah membeli
produk atau jasa perusahaan tersebut.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
29. c. Citra dan reputasi (image & reputation) dalam dimensi ini termuat faktor-
faktor yang membuat pelanggan merasa tertarik pada perusahaan seperti
hasil promosi baik secara personal (melalui pameran-pameran, door to
door) maupun lewat media masa atau elektronik ataupun ungkapan-
ungkapan yang mudah diingat oleh pelanggan.
Untuk lebih jelasnya tentang perspektif pelanggan dalam konsep Balanced
Scorecard dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Hubungan proposisi nilai pelanggan konsep Balanced Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000
Mengukur kinerja perspektif pelanggan (Amin Widjaja:2009) yang paling
dominan pada setiap perusahaan adalah tolak ukur ditinjau dari sudut pandang
pelanggan sebagai berikut:
1) Tingkat pemerolehan pelanggan (Customer Acquistion)
Akuisisi pelanggan mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik
pelanggan baru, merupakan jumlah pelanggan baru dibagi jumlah keseluruhan
pelanggan dinyatakan dengan persen dengan formulasi :
Jumlah Pelanggan Baru
đ¶đąđ đĄđđđđ đŽđđđąđđ đĄđđđ = X 100 %
Jumlah Pelanggan
2) Tingkat Retensi Pelanggan (Customer Retention)
Retensi pelanggan mengukur sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam
mempertahankan pelanggan lama, merupakan jumlah pelanggan lama dibagi
jumlah pelanggan dinyatakan dalam persen dengan formulasi:
Jumlah Pelanggan Lama
đ¶đąđ đĄđđđđ đ đđĄđđđĄđđđ = X 100 %
Jumlah Pelanggan
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
30. 3) Profitabilitas konsumen
Profitabilitas konsumen digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan
yang berhasil dicapai PT . PIM dari pendapatan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen dalam persentase dengan formula berikut:
Laba bersih sebelum pajak
Profitabilitas konsumen = x 100%
Penjualan bersih
4) Tingkat Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index)
Pengukuran dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan atas harga
dan pelayanan perusahaan. Kepuasan konsumen mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan atas jasa yang digunakan.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, maka pengolahan data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data Kualitatif yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para responden
diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor masing-masing
pilihan jawaban dengan skala likert seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2002: 74) sebagai berikut:
Diberikan skor 1 = Sangat tidak
Diberikan skor 2 = Tidak
Diberikan skor 3 = Tidak berpendapat
Diberikan skor 4 = baik
Diberikan skor 5 = Sangat baik
2. Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari seluruh responden
akan diketahui pencapaian indeks kepuasan karyawan, seperti yang
dirumuskan oleh Sugiyono (2002; 79) sebagai berikut:
IKC = PP
Dimana :
IKC = Indeks Kepuasan Karyawan
PP = Perceived Performance
3. Setelah diketahui IKK dari seluruh responden kemudian digolongkan pada
skala a. sangat tidak puas, b. tidak puas, c. cukup, d. puas, dan e. sangat
puas.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
31. Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan indeks kepuasan
minimal dan indeks kepuasan maksimal, interval yang dapat dicari dari
pengurangan antara indeks kepuasan maksimal dengan kepuasan minimal di
bagi menjadi lima seperti yang dirumuskan oleh oleh Sugiyono (2002: 80)
sebagai berikut:
IK maks = R x PP x EX maks
IK min = R x PP x EX min
Interval = (IK maks â IK min)
Dimana :
PP = Banyaknya Pertanyaan
IK min = Jumlah Responden
EX min = Skor minimal yang bisa diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan
Mengartikan nilai minimal yang harus diperoleh responden untuk dapat
dikategorikan puas, dengan melihat nilai minimal yang harus dicapai
seluruh responden untuk bisa dikategorikan a. sangat tidak puas, b. Tidak
puas, c. cukup, d. puas, e. sangat puas.
2.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif internal bisnis, perusahaan harus mengidentifikasikan
proses internal yang penting yaitu perusahaan harus melakukannya dengan
sebaik-baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang
diinginkan karyawan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan
oleh pemegang saham (Ancella Hermawan, 1996: 56).
Analisis atau proses bisnis internal perusahaan dilakukan melalui analisis
rantai nilai (value chain analysist). Masing-masing perusahaan mempunyai
seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi karyawannya. Secara umum
Kaplan dan Norton (2000: 96) membaginya menjadi tiga prinsip dasar yaitu:
1. Inovasi (Innovation)
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang mendapatkan
perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang dilakukan dalam proses operasi.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
32. Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi kebutuhan pasar
dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
2. Operasi (Operations)
Proses ini menitikberatkan pada proses penyampaian produk dan jasa
kepada karyawan dan didistribusikan kepada pelanggan secara efisien, konsisten
dan tepat waktu. Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara
nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan mereka.
3. Layanan purna jual
Tahap terakhir dalam perspektif bisnis internal ini mencakup garansi dan
berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan
dikembalikan serta proses pembayaran.
Untuk lebih jelasnya tentang perspektif proses internal bisnis dalam konsep
Balanced Scorecard dapat dilihat pada Gambar 2.4 sebagai berikut.
Gambar 2.4. Perspektif proses bisnis internal dalam konsep Balanced Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000
Mengukur kinerja perspektif bisnis internal (Amin Widjaja:2009) yang
paling dominan pada setiap perusahaan adalah tolak ukur ditinjau dari sudut
pandang yang menelusuri tentang mengukur hasil biaya proses dengan jumlah
karyawan, yang harus diketahui oleh sebuah perusahaan agar dapat memenuhi
pendapatan produksi agar financial tersebut digunakan dalam keperluan tertentu,
sebagai berikut:
1) Proses Inovasi, meliputi inovasi pembaharuan dalam memperoleh nilai harga
operasi urea tiap tahunnya dengan formulasi berikut:
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
33. Penjualan Urea pertahun
đđđđđđ đ đđđ đŒđđđđŁđđĄđđđ =
Jumlah Produksi Urea per tahun
2) Waktu Proses Operasi (Processing Velocity Time) meliputi jumlah produksi
pupuk urea dengan melihat perbandingan jumlah produksi urea dengan jumlah
waktu operasi tiap tahun dengan formula berikut:
Jumlah Unit Produksi Urea pertahun
đđđđđđ đ đđđ đđđđ =
Jumlah Waktu Operasi pertahun
3) Proses Layanan Purna (customer service), meliputi pererat hubungan
perusahaan dalam menilai pertumbuhan produk urea yang di salurkan kepada
konsumen yang di lihat perbandingan aspek jumlah produksi urea terhadap
jumlah konsumen setiap tahunnya dengan formula berikut:
Jumlah Produksi Urea per tahun
Proses Purna Jual =
Jumlah konsumen pertahun
4) Analisa MCE (Manufacturing Cycle Efficiency) adalah konsep teknik industri
dengan cara membandingkan waktu produksi (processing time) dengan jangka
waktu siklus keseluruhan yang diperoleh dalam produksi (troughput time),
dengan formulasi sebagai berikut:
đđđđđđĄđđđ đđđđ (waktu produksi) per tahun
MCE =
đđđđąđđđđąđĄ đđđđ (keseluruhan waktu dalam produksi) pertahun
2.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam perspektif ini perusahaan berusaha mengembangkan tujuan dan
ukuran yang mendorong pertumbuhan dan pembelajaran suatu perusahaan.
Tujuan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan faktor pendorong
dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam perspektif keuangan, karyawan
(customer), dan proses internal bisnis.
Balanced Scorecard menekankan pentingnya investasi untuk kepentingan
masa depan, dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga
fakor yang diperhatikan, (Kaplan & Norton, 2000: 174), yaitu :
1. People (Kapabilitas Pekerja)
Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih lanjut dituntut untuk dapat
berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
34. dapat memberikan usulan perbaikan. Dalam kaitannya dengan sumber daya
manusia (Kaplan & Norton, 1996), (Yuwono, 2003) ada tiga hal yang perlu
ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard:
a. Tingkat kepuasan karyawan Kepuasan karyawan merupakan suatu
kondisi untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan kepada
pelanggan dan kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal
yang penting khususnya bagi perusahaan jasa. Untuk mengukur
kepuasan pekerja, manajemen dapat membagikan angket yang berisi
perasaan mereka dalam skor 1 dengan keterangan âtidak puasâ sampai
dengan skor 3 atau 5 dengan keterangan âsangat puasâ terhadap unsur-
unsur:
1. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
2. Penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik
3. Akses informasi yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
4. Dorongan aktif untuk bekerja, kreatif dan menggunakan inisiatif.
5. Tingkat dorongan dari tenaga staf. dan
6. Kepuasan keseluruhan dengan perusahaan.
b. Tingkat perputaran karyawan (Retensi Karyawan) Retensi karyawan
adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja
terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya.
c. Produktivitas karyawan Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh
rata-rata dari peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan
proses internal, dan tingkat kepuasan karyawan. Tujuannya adalah
menghubungkan output yang dilakukan para pekerja terhadap jumlah
keseluruhan pekerja.
2. Kemampuan Sistem Informasi (Information System)
Motivasi dan keahlian karyawan diperlukan dalam mencapai tujuan
pelanggan dan bisnis internal, namun itu saja tidak cukup jika mereka tidak
memiliki informasi yang memadai. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat ini
maka diperlukan informasi yang tepat, cepat, dan akurat sebagai umpan balik.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
35. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang pelanggan, proses bisnis
internal, keuangan, dan keputusan yang dibuat oleh karyawan.
3. Motivasi, Kekuasaan, dan keselarasan (Motivation, Empowerment, and
Alignment)
Ukuran dari motivasi karyawan adalah jumlah saran per-pegawai, dimana
ukuran ini menangkap partisipasi karyawan yang sedang berlangsung dalam
memperbaiki kinerja perusahaan, dan tingkat kualitas partisipasi karyawan dalam
memberikan saran untuk peluang perbaikan.
Untuk lebih jelasnya tentang perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
(learning and growth perspective) dalam konsep Balanced Scorecard dapat
dilihat pada Gambar sebagai berikut.
Gambar 2.5 Kerangka Pengukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000
Dalam pengukuran ini, tujuan kepuasan pekerja umumnya dipandang
sebagai pendorong kedua pendorong lainnya, retensi pekerja dan produktivitas
pekerja. Tujuan kepuasan pekerja menyatakan bahwa moral pekerja dan kepuasan
kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar
perusahaan. Pekerja yang puas merupakan prakondisi bagi meningkatnya
produktivitas, daya tanggap, mutu, layanan karyawan.
Mengukur kinerja perspektif pelanggan (Amin Widjaja:2009)
mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun dalam menciptakan
pertumbuhan dan peningkatan kinerja perusahaan dari aspek-aspek mutu produksi
yang telah dipercaya serta karyawan dalam nilai persentase meliputi:
1) Pertukaran karyawan (Employe Turnover) melihat pertumbuhan pertukaran
karyawan di PT. PIM setiap tahunnya, dengan formula:
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
36. Jumlah Karyawan Tahun Ini
đžđđđđđŠđđ đđąđđđđŁđđ = đ„ 100%
Jumlah Karyawan Tahun Lalu
2) Pelatihan karyawan (Employee Training) mengukur peningkatan mutu
karyawan dengan membandingkan jumlah karyawan yang telah diberi
pelatihan dengan jumlah total karyawan setian tahunnya dengan formulasi :
Jumlah Karyawan Training
đžđđđđđŠđđ đđđđđđđđ = đ„ 100%
Jumlah Total Karyawan
3) Kehadiaran karyawan (Absenteeism) dengan formulasi :
Jumlah Rata â Rata Karyawan Absen
đŽđđ đđđĄđđđđ đ = đ„ 100%
Jumlah Karyawan
4) Kecelakaan (Accident), dengan formulasi:
Jumlah Kecelakaan karyawan pertahun
đŽđđđđđđđĄ = đ„ 100%
Jumlah total karyawan pertahun
5) Kepuasan karyawan (Employee Satisfaction Indek)
Pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasan karyawan
terhadap perusahaan. Hal ini adalah pra-kondisi bagi peningkatan
produktivitas, daya tanggap, mutu, dan layanan kepada pelanggan. Pengukuran
ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, pengolahan data adalah :
a. Data Kualitatif yang diperoleh dari pengesian kuesioner oleh para responden
diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor masing-masing
pilihan jawaban dengan skala likert seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2002: 74) sebagai berikut:
Diberikan skor 1 = Sangat tidak
Diberikan skor 2 = Tidak
Diberikan skor 3 = Tidak berpendapat
Diberikan skor 4 = baik
Diberikan skor 5 = Sangat baik
b. Dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari seluruh responden
akan diketahui pencapaian indeks kepuasan karyawan, seperti yang
dirumuskan oleh Sugiyono (2002:79) sebagai berikut:
IKK = PP
Dimana :
IKK = Indeks Kepuasan Karyawan
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
37. PP = Perceived Performance
c. Setelah diketahui IKK dari seluruh responden kemudian digolongkan pada
skala a. sangat tidak puas, b. tidak puas, c. cukup, d. puas, dan e. sangat
puas. Untuk menentukan skala ini terlebih dahulu ditentukan indeks
kepuasan minimal dan indeks kepuasan maksimal, interval yang dapat dicari
dari pengurangan antara indeks kepuasan maksimal dengan kepuasan
minimal di bagi menjadi lima seperti yang dirumuskan oleh oleh Sugiyono
(2002: 80) sebagai berikut:
IK maks = R x PP x EX maks
IK min = R x PP x EX min
Interval = ( IK maks â IK min )
Dimana :
PP = Banyaknya Pertanyaan
IK min = Jumlah Responden
EX min = Skor minimal yang bisa diberikan
EX maks = Skor maksimal yang bisa diberikan
Mengartikan nilai minimal yang harus diperoleh responden untuk dapat
dikategorikan puas, dengan melihat nilai minimal yang harus dicapai
seluruh responden untuk bisa dikategorikan a. sangat tidak puas, b. tidak
puas, c. cukup, d. puas, e. sangat puas.
2.4 Produktivitas
Menurut J. Ravianto, bahwa: âProduktivitas adalah suatu konsep yang
menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dari tenaga kerjaâ. Sedangkan menurut Muchdarsyah
Sinungan, bahwa: âProduktivitas adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik
(barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya, misalnya produktivitas
ukuran efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan hasil
masukanâ.
Produktivitas yang digunakan metode Balanced Scorecard adalah
produktivitas parsial. Produktivitas ini mengukur hubungan antara jumlah output
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
38. relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan untuk masing-masing
faktor input yaitu karyawan, keuangan/kapital, hasil produksi, dan energi. (S.
Sinulingga:2010).
2.5 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Produktivitas
Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor.
Produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila
pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka
produktivitas kerja akan meningkat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:
a. Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan,
lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah kemampuan
tenaga kerja.
b. Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak
dihubungkan dengan moral dan semangat kerja .
c. Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan
keadaan yakni semua karyawan dapat bekerja dengan tenang serta sistem
kompensasi yang ada.
d. Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha
meningkatkan produktivitas.
e. Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan
pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
f. Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga
kerja akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan
peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja.
g. Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban
karyawan. Sebaiknya ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.
h. Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi
produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi
mempertahankan produktivitas.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
39. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab ini penulis menguraikan langkah-langkah penelitian, agar
mempermudah penulis dalam membahas hasil penelitian di PT. Pupuk Iskandar
Muda (PIM) Aceh Utara.
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu mengeksplorasi data sesuai dengan fakta dilapangan (S.
Sinulingga, 2011) yang dalam hal ini difokuskan pada mengembangkan model
penggunaan Balanced Scorecard dalam peningkatan kinerja PT. Pupuk Iskandar
Muda (PIM) Aceh Utara.
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian
Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT. Pupuk Iskandar Muda
(PIM) Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi
Aceh â Indonesia dengan alasan bahwa implementasi Balanced Scorecard dalam
mengukur kinerja PT. PIM merupakan langkah strategi yang berdampak besar
terhadap kemampuan manajemen PT. PIM dalam melipat gandakan kinerjanya,
baik ditinjau dari aspek Keuangan maupun aspek Non-Keuangan dan diharapkan
PT. PIM akan mampu bersaing serta berkembang dengan baik.
3.2.1 Sejarah Ringkas PT. Pupuk Iskandar Muda
PT. Pupuk Iskandar Muda didirikan pada tanggal 24 Februari 1982
dihadapan Notaris Soelaiman Ardjasasmita, SH sesuai akte No. 54 dengan nama
PT. Pupuk Iskandar Muda, yang merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di bawah naungan Menteri Pendayagunaan BUMN. Pembangunan
proyek pabrik PIM ini awalnya dirintis oleh PT. PUSRI Palembang sejak 1981,
didukung dekat dengan sumber alam dan air yang merupakan bahan baku utama
pembuatan pupuk urea, lokasi pembangunan pabrik ditetapkan di Krueng
Geukueh, Kabupaten Aceh Utara yakni strategis wilayah zona industri Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara dan Pemerintah Kota Lhokseumawe. Pabrik ini
berdampingan dengan pabrik PT. Asean Aceh Fertilizer (AAF) dan pabrik gas
TEKNIK INDUSTRI
26 F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
40. alam cair Exxon Mobil, serta tersedianya sarana pelabuhan yang cukup strategis
di samping jalan raya dan transportasi yang memadai. Penandatanganan kontrak
pembangunan pabrik dilakukan 2 Oktober 1981 antara Pemerintah RI yang
dilaksanakan oleh Departemen Perindustrian Dirjen Industri Kimia Dasar dengan
kontraktor utama PT. Rekayasa Industri dari Indonesia dan Toyo Engineering
Coorporation dari Jepang. Pembangunan pabrik dimulai 13 Maret 1982 dan
selesai tiga bulan lebih awal dari rencana, pada akhir tahun 1984 pabrik mulai
berproduksi, pengapalan perdana dilakukan 17 Februari 1985. Pada tanggal 20
Maret 1985 pabrik diresmikan oleh Presiden RI dan beroperasi secara komersial
dimulai 1 April 1985.
3.2.2 Visi dan Misi PT. Pupuk Iskandar Muda
Visi dan misi PT Pupuk Iskandar Muda adalah sebagai berikut:
1. Visi: Menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia lainnya yang terkemuka
dan memiliki keunggulan-keunggulan sehingga mampu bersaing baik di
dalam negeri maupun di dunia internasional.
2. Misi:
a. Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dengan mutu sesuai
standar nasional guna memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk
menunjang swasembada pangan serta meningkatkan pangsa pasar
internasional.
b. turut aktif membina kemitraan dengan Usaha Kecil, Menengah dan
Koperasi.
c. Berperan dalam pengembangan Industri Petrokimia yang
menggunakan teknologi berwawasan lingkungan.
d. Mempunyai komitmen penuh di dalam memuaskan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan tetap memperhatikan kinerja Perusahaan agar
tumbuh dan berkembang.
3.2.3 Struktur Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu sistem dari aktivitas yang
dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama, didalam
organisasi pembagian tugas adalah suatu keharusan, pembagian tugas akhirnya
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
41. menghasilkan departemen-departemen dan Job Description dari masing-masing
departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Struktur organisasi dalam
suatu perusahaan sangat diperlukan untuk merumuskan suatu organisasi harus
dapat menunjang keberhasilan perusahaan, perusahaan yang berhasil dalam
mencapai tujuan tidak hanya tergantung pada modal dan proses industrinya tetapi
tergantung pada sistem manajemen yang baik, didalam hal ini diperlukan struktur
organisasi yang fleksibel dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dihadapi
perusahaan. Semua unsur organisasi perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik internal
maupun eksternal untuk mencapai kinerja yang disesuaikan dengan tugas pokok
masing-masing. Struktur Organisasi PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Dewan Direksi (Board Of Direction) berfungsi mengelola perusahaan
secara koorporat sesuai keputusan pemenag saham melalui kebijakan strategi
fungsional seperti: pemasaran, keunagan, pengembangan dan seluruh asset dan
potensi yang dimiliki. Secara struktural unit kerja dibawah Direksi adalah
setingkat Kompartemen yang dipimpin oleh General Manajer (Eselon-1) dan unit
kerja dibawah Kompartemen disebut Departemen dipimpin oleh Manajer
(Esselon-2).
Unsur-unsur organisasi PT Pupuk Isakndar Muda, terdiri dari:
1. Unsur Pimpinan adalah direksi yang terdiri dari: Direktur Utama,
Direktur Produksi, Teknik dan Pengembangan, Direktur Komersil, dan
Direktur SDM & Umum.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah terdiri dari : Sekretaris Perusahaan,
Satuan Pengawas Intern (SPI), Kompartemen Produksi, Kompartemen
Pemeliharaan, Kompartemen Keuangan, Kompartemen Pemasaran,
Kompartemen Sumber Daya Manusia, Kompartemen Umum.
3. Unsur Pelaksana adalah yang langsung melaksanakan proses produksi,
pemeliharaan pabrik serta pemasaran produk, yaitu: Jajaran
Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan, Kompartemen
Pemasaran.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
42. 4. Unsur Penunjang terdiri dari departemen lainnya tertera pada struktur
organisasi.
5. Unsur Pengawasan merupaka Unit kerja yang melakuka pengawasan dan
inspeksi seluruh kegiatan perusahaan meliputi operasional dan keuangan
yang terdiri dari: Satuan Pengawas Intern (SPI), Kompartemen
Pemeliharaan (Departemen Inspeksi & K2) serta Kompartemen Produksi
(Depertemen Perencanaan & Pengendalian Produksi).
3.2.4 Uraian Proses Pupuk Urea PT. Pupuk Iskandar Muda
Uraian proses produksi urea PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) adalah
sebagai berikut:
A. Bahan Baku
Secara umum, bahan baku Pabrik Pupuk Iskandar Muda dapat
dikelompokkan menjadi bahan baku. Bagian ini akan menjelaskan bahan baku
tersebut mulai Unit Utility-1,2, Unit Ammonia-2, dan Unit Urea-1.
Bahan Baku Unit Urea
1. Ammonia
Untuk memproduksi urea, unit urea membutuhkan ammonia sebagai
reaktan utama. Ammonia yang dibutuhkan oleh unit urea disuplai oleh
unit ammonia yang memproduksi ammonia.
2. CO2
Unit Urea-1 membutuhkan CO2 sebagai reaktan dalam membuat
karbamat. CO2 yang dibutuhkan ini berasal dari CO2 stripper yang
terdapat pada unit ammonia.
Karakteristik dari bahan baku ammoniak dan CO2 adalah berbentuk
senyawa berupa Gas, dengan rata-rata bertekanan 0,6 kg/cm2 Gauge dan
bertemperatur 380OC.
B. Unit Urea dan Pembuatan Urea
Dengan menggunakan proses Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved.
Unit ini mampu memproduksi pupuk urea butiran dengan kapasitas terpasang
1.725 ton/ hari atau 570.000 ton/ tahun. Urea yang telah diproses di simpan dalam
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
43. Bulk Storage ataupun dikirm ke unit pengantongan. Urea dibuat dengan
mereaksikan ammonia dengan carbondioksida, larutan urea murni dikristalkan
secara vakum, kemudian dilelehkan kembali dalam Melter dengan menggunakan
Steam sebagai pemanas. Dari atas Prilling Tower lelehan urea di teteskan yang
kemudian akan memadat setelah didinginkan dengan udara.
Pembuatan urea di Indonesia mengikuti proses produksi di Amerika Serikat.
Karena reaksi bersifat bolak-balik, pengaturan suhu dan tekanan serta konsentrasi
harus menjadi pertimbangan pada waktu pembuatan urea. Suhu yang tinggi
meningkatkan konversi, tetapi ini meminta tekanan yang lebih tinggi untuk
menghindari bahan-bahan yang sedang bereaksi berubah menjadi gas, yang dapat
mengakibatkan dekomposisi ammonium karbamat dan akhirnya menurunkan
konversi. Diagram proses produksi urea dapat dilihat pada Lampiran 2.
Garis besar pabrik urea terdiri dari 4 unit, yaitu:
1. Unit Sintesa (Seksi synthesa)
2. Unit Penguraian/Pemurnian (purifikasi)
3. Unit Daur Ulang (recovery)
4. Unit Pengkristalan dan Pembutiran (kristalisasi and prilling)
1. Unit Synthesa
Gas CO2 dari pabrik ammonia dikirim ke suction booster compressor, gas
CO2 ini ditekan dari 0,7 Kg/cm2 Gauge menjadi 30 Kg/cm2 Gauge, kemudian
ditekan lagi menjadi 250 Kg/cm2 Gauge menjadi 30 Kg/cm2 Gauge, kemudian
ditekan lagi menjadi 250Kg/cm2 Gauge pada CO2 compressor. Setelah mencapai
tekanan operasi (250 Kg/cm2G) dikirim ke reactor urea liquid ammonia juga
dikirim ke reactor urea setelah melewati ammonia, dari ammonia reservoir . Di
sini amoniak bercampur dengan amoniak dengan amoniak dari ammonia
condenser dari proses recovery system. Amoniak dari ammonia reservoir dipompa
dengan ammonia booster pump untuk menaikkan tekanan dari 17 Kg/cm2 Gauge
menjadi 24 Kg/cm2 Gauge, kemudian dipompa lagi sampai tekanan mencapai 250
Kg/cm2Gauge, dengan menggunakan pompa ammonia. Sebelum dimasukkan ke
dalam reactor urea, ammonia tersebut dilewatkan preheater guna dipanaskan
sampai temperatur 200oC dengan memakai hot water dan steam condensate
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
44. sebagai media pemanas. Di samping CO2 dan NH3, ke dalam reactor dimasukkan
juga recycle carbamat dari high pressure absorber. Selama proses sintesa, selain
reaksi di atas juga terjadi reaksi samping yaitu terbentuknya biuret dari urea.
Reaksi tersebut adalah reaksi reversible dimana variabel utama yang
mempengaruhi reaksi adalah temperatur, tekanan, komposisi feed dan waktu
reaksi.
Konversi ammonium kabamat menjadi urea berlangsung pada fase cair,
sehingga dibutuhkan temperatur dan tekanan tinggi. Temperatur dan tekanan
tinggi menambah konversi pembentukan urea, apabila temperatur rendah
menyebabkan konversi amonium karbamat menjadi urea berkurang. Kondisi
reaksi yang optimum pada temperatur 200oC dan tekanan 250 Kg/cm2 Gauge.
Karena sifat-sifat korosif dari zat-zat pereaksi dan produk di dalam reaktor maka
pada permukaan yang mengalami kontak dengan reaksi, reaktor dilapisi titanium.
Penambahan sedikit oksigen bertujuan untuk melindungi reakor sehingga
diperoleh daya tahan yang lebih lama. Karena pembuatan urea bersifat eksotermis,
maka temperatur reaktor harus dikontrol dengan benar.
2. Unit Purifikasi
Produk dari hasil reaksi sintesa terdiri dari urea, biuret, air, ammonium
karbamat dan amoniak berlebih. Proses selanjutnya diperlukan untuk memisahkan
urea dan hasil reaksi yang lain, untuk memisahkannya yaitu dengan menurunkan
tekanan sehingga ammonium karbamat terurai menjadi gas-gas amoniak dan CO2.
a. Reaksi dekomposisi ammonium karbamat
NH2 COONH4 2NH3 + CO2
Reaksi berlangsung pada temperatur 152 -165oC pengurangan tekanan
akan menaikkan temperatur sehingga akan memperbesar konversi.
Hidrolisa urea merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, karena
hidrolisa menyebabkan berkurangnya urea yang dikehendaki sebagai
produk.
b. Reaksi hidrolisa udara
NH2 CONH2 + H2O 2NH3 + CO2
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
45. Hidrolisa mudah terjadi pada suhu tinggi, tekanan rendah dan residence
time yang lama. Pembentukan biuret adalah faktor lain yang harus
diperhatikan baik dalam proses dekomposisi, maupun dalam proses
berikutnya (kristalisasi dan pembutiran).
c. Reaksi pembentukan biuret
2CO (NH2)2 NH(CONH2)2 + NH2
Reaksi ini bersifat reversible yang berlangsung pada temperatur di atas
90oC, dan tekanan parsial ammonia yang rendah. Pembentukan biuret
dapat ditekan dengan adanya kelebihan amoniak. Jumlah biuret yang
terbentuk juga dipengaruhi oleh residence time yang lama. Dekomposisi
berlangsung pada saat larutan keluar dari top reaktor urea dengan
temperatur 126oC melalui let down valve, pada saat tersebut sebagian
besar karbamat akan terurai menjadi amoniak dan CO2 yang disebabkan
turunnya tekanan sebesar 17 Kg/cm2 Gauge amoniak dan ammonium
karbamat yang tersisa selanjutnya dipisahkan dari laruran dalam
dekomposer tahap II yaitu low pressure decomposer. Untuk LPD
beroperasi dengan tekanan 2,5 Kg/cm2 Gauge dan temperatur 235oC,
sedangkan untuk gas separator terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian atas
dioperasikan pada 170oC dengan tekanan 0,3 Kg/cm2 Gauge dan bagian
bawah dioperasikan pada 92oC dengan tekanan atmosfir.
3. Unit Recovery
Campuran gas yang berupa amoniak, karbondioksida serta sedikit uap air
yang dihasilkan dari pemisahan urea yang terbentuk di dalam reaktor pada seksi
dekomposisi dikembalikan sebagai gas, larutan atau slurry untuk selanjutnya
digunakan sebagai umpan reaktor urea. Di dalam unit recovery gas-gas tersebut
diserap dengan larutan urea. Larutan urea yang dipergunakan di sini diperoleh
sebagai cairan induk dari unit kristalisasi dan pembutiran. Gas dari gas separator
dipisahkan menjadi amoniak, karbamat cair dan gas sisa di dalam off gas
condenser. Gas tersebut diserap di dalam off gas absorber bersama-sama dengan
gas yang berasal dari low pressure absorber dengan menggunakan cairan dari off
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
46. gas absorber. Cairan ini sebagian dikirim ke low pressure absorber sebagai cairan
induk penyerap gas berturut-turut di dalam low pressure absorber dan high
pressure absorber dan menghasilkan larutan karbamat yang dipakai sebagai
recycle solution.
4. Unit Kristalisasi dan Pembutiran
Larutan urea dari gas separator dengan konsentrasi 70-75% di kirim ke
Crystallizer dengan pompa urea, di sini urea divakumkan untuk mengurangi
kandungan air yang ada dalam larutan urea. Kristal-kristal yang terbentuk di
dalam vakum crystallizer dikirim ke centrifuge untuk dipisahkan dari mother
liquor, kemudian dikeringkan melalui dryer sampai kadar airnya 0,3% dengan
menggunakan udara panas. Kristal-kristal urea kering dikirim ke atas prilling
tower dengan automatic conveyer melalui fluidizing dryer di mana Kristal
dilelehkan di dalam melter. Dan lelehan tersebut turun ke head tank melalui
distributor dan spraying nozzle granulator di dalam prilling tower yang
dihembuskan dengan udara sebagai media pendingin sehingga dihasilkan butiran
urea. Urea keluar dari bagian bawah prilling tower (fluidizing cooler) diayak
melalui tromel untuk dipisahkan over size-nya dan yang memenuhi spesifikasi
selanjutnya dikirimke gudang penyimpanan (bulk storage) dengan menggunakan
belt conveyer. Butiran urea yang over size dilarutkan di dalam dissolving tank
selanjutnya dikirim ke crystallizer dan sebagian lagi dikirim ke recovery. Debu
urea dan udara bersih yang tidak terserap di buang ke atmosfir melalui urethane
foam filter. Urea yang dihasilkan berkadar air yang relatif rendah yaitu 0,3% berat
maksimum.
C. Produk PT. Pupuk Iskandar Muda
Produk manufacture PT. PIM adalah Pupuk Urea Organik yang telah di
subsidikan dari pemerintah kepada masyarakat jenis urea kapsul (prill) dan urea
butiran halus (granular)dengan berat bersih 50 kg, yang sangat bermanfaat:
1. Konsumsi pupuk anorganik akan lebih efektif dan efesien
2. Biaya pemupukan bisa ditekan
3. Pendapatan petani akan naik, oleh produktivitas yang meningkat.
4. Peningkatan produktivitas usaha tani.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
47. 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer Penelitian Lapangan (Field Research)
Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya (S.
Sinulingga, 2011). Data primer ini mengadakan wawancara (interview)
dengan bagian-bagian yang terkait dalam pembahasan ini serta berupa
hasil jawaban responden dari kuesioner mengenai kepuasan karyawan
PT. PIM tentang semangat kerja, motivasi, kondisi fisik tempat kerja dan
tentang PT. PIM secara umum.
2. Data Sekunder Tinjauan Pustaka (Library Research)
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa
keterangan yang ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya
melengkapi atau mendukung data primer (Sutrisno Hadi, 1997: 134).
Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa data mengenai
karyawan dan gambaran umum PT. PIM serta laporan kegiatan dan
keuangan PT. PIM selama tiga tahun, mulai tahun 2009 sampai 2011
serta dengan membaca literatur-literatur, karangan ilmiah serta berbagai
bahan pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi
ini.
3.4 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Yaitu data berupa angka-angka secara tertulis seperti: data neraca hasil
produksi serta laporan keuangan dan lain-lain.
b. Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa keterangan-keterangan tertulis seperti metode
pengukuran balanced scorecard, aspek-aspek manajemen pada PT.
Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
48. 3.5 Metode Analisis
Dalam menganalisa data-data yang telah diperoleh maka dapat di analisa
dengan cara sebagai berikut:
3.5.1 Populasi dan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan
non-keuangan. Data non-keuangan berupa jawaban responden dari pernyataan-
pernyataan yang diberikan merupakan suatu hal yang terpenting dalam penelitian
ini, karena data dikumpulkan melalui kuesioner. Keabsahan dari suatu hasil
penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk mengukur
variabel yang diteliti. Oleh karena itu, suatu alat pengukur perlu diuji dengan
pengujian validitas (tingkat keaslihan) dan reliabilitas (tingkat keandalan) dan
penulis akan dibantu dengan software SPSS (Statistical Package and Service
Solution) versi 16 untuk mempermudah penulis dalam perhitungan data dan hasil
uji lebih valid.
1. Uji Validitas Data
Analisis data diawali dengan validitas data. Uji validitas ini dilakukan
dengan tujuan untuk melihat sejauh mana akurasi dari alat pengukur untuk
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas pengukur menggunakan
metode person correlation.
2. Uji Reliabilitas Data
Selain harus diuji validitas, suatu penelitian juga harus diuji reliabilitas. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan
SPSS yang merupakan fasilitas untuk mengukur reliabilitas, dengan uji
statistik cronbach alpha (α) suatu variabel dikatakan reliable jika memiliki
cronbach alpha > 0.30 (S. Sinulingga, 2011).
Untuk menentukan berapa banyak sampel minimal yang dibutuhkan
populasi diketahui, menurut (S. Sinulingga, 2011) dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
49. đ
đ=
1 + đđ 2
Dimana :
n = Banyak Populasi
N = Ukuran Populasi
E = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan beberapa
sampel yang masih dapat ditolerir (batas kesalahan kurang lebih
misalnya 30% = 0.30).
3.5.2 Analisa Kuantitatif
Aspek analisis yang digunakan untuk mengimplementasikan metode
Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja PT. PIM secara kuantitatif terdiri
dari empat perspektif dan variabel-variabelnya dan wawancara dengan pimpinan
serta karyawan PT. PIM sebagaimana tersebut berikut ini:
B. Analisis financial perspective yaitu merupakan pengukuran kinerja yang
ditinjau dari sudut pandang keuangan berdasarkan atas konsekuensi
ekonomi yang dilakukan terdiri atas: return on asset, return on
investment (roi), profit margin dan current ratio.
C. Analisis customer perspective yaitu suatu analisis untuk menganalisis
kepuasan pelanggan PT. PIM Aceh Utara yang dilakukan terdiri atas:
customer acquistion, customer retention, profitabilitas konsumen dan
tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction index).
C. Internal process business perspective, salah satu ukuran kinerja balanced
scorecard, yang meliputi: proses inovasi, waktu proses operasi
(processing velocity time), proses layanan purna (customer service) dan
analisa MCE (manufacturing cycle efficiency).
D. Learning and growth perspective ini mengidentifikasikan struktur yang
harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan
kinerja perusahaan sehingga menilai aspek mutu produksi yang telah
dipercaya serta karyawan PT. PIM, dalam nilai persentase meliputi:
Pertukaran karyawan (employe turnover), pelatihan karyawan (employee
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
50. training), kehadiaran karyawan (absenteeism), kecelakaan (accident) dan
kepuasan karyawan (employee satisfaction indek).
3.5.3 Analisis Kualitatif
Metode ini merupakan metode analisis kualitatif meliputi klarifikasi visi,
misi dan tujuan kedalam rencana strategi PT. PIM. Dan juga digunakan untuk
menjelaskan hasil pengukuran masing-masing perspektif guna memperjelas
kinerja PT. PIM dari keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yaitu
perspektif keuangan, perspektif karyawan produksi, perspektif internal bisnis dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Analisa diterjemah setelah data
penyelesaian analisis kuantitatif dan menilai visi dan misi perusahaan yang sedang
berjalan.
3.6 Langkah-langkah penelitian
Prosedur penelitian dalam proposal ini dilaksanakan secara bertahap dan
sistematis, agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
target yang ingin dicapai. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan
penulis untuk menyusun skripsi ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA