Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan smartphone terhadap rutinitas mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa sangat bergantung pada smartphone dan kebiasaan penggunaannya dapat mempengaruhi kebiasaan sehari-hari seperti bangun tidur dan makan sambil menggunakan smartphone.
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Smartphone
1. Pengaruh Smartphone Terhadap Rutinitas Mahasiswa
Unlam Banjarbaru
Tajrian Noor Juniardi/J1F111017
Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Jl. A. Yani Km 38.5 Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
1
first.author@
Abstrak—Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat
kecendrungan yang tinggi dalam penggunaan smartphone
dikalangan mahasiswa. Penelitian ini bertujuaan untuk
mengetahui seberapa besar smartphone berpengaruh bagi
kebiasaan mahasiswa sehari-hari. Jenis penelitian adalah
deskriptif korelasional yaitu peneliti berusaha menggambarkan
kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara
jelas dan sistematis. Teknik pengumpulan data yang digunakann
yaitu metode angket dan metode observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa unlam
banjarbaru sangat ketergantungan dengan smartphone.
Smartphone digunakan mereka sebagai tempat berbagi ilmu
tidak hanya itu saja kegunaanya juga dapat melakukan aktifitas
lain seperti memberikan info lebih cepat daripada manual.
Kebiasaan penggunaan smartphone juga dapat mempengaruhi
kebiasaan sehari-hari seperti bangun tidur yang harus selalu
memencet hape atau sekedar update status. Sampai makan pun
juga. Tangan kanan makan tangan kiri menggunakan
smartphone. Jika orang tidak bias menggunakannya dengan
baik dan benar maka dunia nyatanya akan tergantikan dengan
dunia dari smartphone tersebut
Kata Kunci—Smartphone, Pengaruh, Rutinitas, Mahasiswa
Unlam
I. PENDAHULUAN
A. Latarbelakang<heading 2>
Di era Globalisasi sekarang ini informasi-Informasi banyak
Beredar di kalangan masyarakat. bisa berupa berita, gosip,
info-info lagu, ataupun film-film yang lagi tayang dibioskop.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang
semakin cepat, orang-orang khususnya mahasiswa hampir 98%
riset mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan
teknologi yang dapat mereka akses secara 24 jam secara cepat
mudah dan biaya yang terlampau terjangkau bagi mereka.
Dengan adanya Smartphone seperti sekarang ini, orang-orang
malah lebih dimanjakan lagi. seperti membaca koran, dahulu
koran adalah sebuah informasi yang tercetak di sekumpulan
kertas yang biasa kita beli dengan uang Rp 2,000 tetapi dengan
kemajuan teknologi orang-orang dapat meakses koran hanya
melalui smartphone yang mereka miliki tanpa mengeluarkan
uang sepeserpun. Tidak hanya itu smartphone juga sangat
digemari disemua kalangan. Penggunaan instant messanger
seperti BBM yang sangat digemari oleh kau remaja sekarang.
Dijadikan tempat curhat berkenalan serta menjadi wadah atau
tempat berjualan online shop. Sangat banyak manfaat dari
penggunaan smartphone ini. Selain itu smartphone juga dapat
menjadi suatu fasilitas unik misalkan seperti menjadi remote
dari sebuah perangakat misalkan televisi. Berfungsi dapat
merekam setiap tampilan yang ada ditelevisi secara otomatis
dan dapat diputar ulang kapan pun kita mau..
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat disertai dengan ruang lingkup
untuk membatasi masalah yang akan dicari solusinya. Masalah
yang akan dicari pemecahannya dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya yang tegas dan jelas. Bentuk masalah dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1.) Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah
yang berke dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable
mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable
yang berdiri sendiri)
2.) Rumusan masalah komperatif adalah rumusan
masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu
variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda
atau pada waktu yang berbeda.
3.) Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan Antara dua
variable atau lebih. Terdapat tiga hubungan yaitu hubungan
simetris, hubungan kausal dan hubungan interaktif atau timbal
balik
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan smartphone bagi penggunanya.
Seberapa besar waktu mereka terbuang dalam pengguanaan
smartphone tersebut. Selain itu dampak yang ditimbulkan jika
penggunaan smartphone yang begitu rutin pemakaiannya
Manfaat dari Penelitian ini yaitu:
Mengetahui dampak yang ditimbulkan jika pemakaian
yang terlalu beketergsntungan dengan smartphone
Mengetahui Langkah-Langkah Antisipasi untuk tidak
terlalu berpengaruh dengan smartphone
D. Batasan Penelitian
Batasan atau ruang lingkup pada penelitian ini adalah
tempat dilakukan penelitian yaitu berada di kampus FMIPA
Unlam . Sedangkan sampel yang diambil dilakukan dengan
teknik random sampling (probability sampling)
2. II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemanfaatan Smartphone dikalangan mahasiswa
1. Smartphone
1.1 Pengertian Tentang Smartphone
Telepon cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang
mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan
fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik
yang menentukan arti telepon cerdas. Bagi beberapa orang,
telepon pintar merupakan telepon yang bekerja menggunakan
seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan
hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi.
Bagi yang lainnya, telepon cerdas hanyalah merupakan sebuah
telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat
elektronik), internet dan kemampuan membaca buku elektronik
(e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi
maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA. Dengan kata
lain, telepon cerdas merupakan komputer kecil yang
mempunyai kemampuan sebuah telepon. Pertumbuhan
permintaan akan alat canggih yang mudah dibawa ke manamana membuat kemajuan besar dalam pemroses, ngingatan,
layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur telepon
genggam sejak beberapa tahun ini.
Belum ada kesepakatan dalam industri ini mengenai apa
yang membuat telepon menjadi “pintar”, dan pengertian dari
telepon pintar itu pun berubah mengikuti waktu. Menurut
David Wood, Wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS,
“Telepon pintar dapat dibedakan dengan telepon genggam
biasa dengan dua cara fundamental: bagaimana mereka dibuat
dan apa yang mereka bisa lakukan.” Pengertian lainnya
memberikan penekanan berbedaan dari dua faktor ini
“Dengan menggunakan telepon pintar hanya merupakan
sebuah hanya evolusi dari jenjang-jenjang evolusi, jadi
kemungkinan alat ini pada titik tertentu...akan menjadi lebih
kecil dan kita tidak akan menyebutnya telepon lagi, tetapi ia
akan terintegrasi...kesepakatannya di sini adalah untuk
membuat alat ini menjadi se-tidak terlihat mungkin, antara
anda, dan apa yang anda ingin lakukan" kata Sacha WunschVincent pada OECD (Organisasi untuk Kerjasama dan
Pengembangan Ekonomi).
Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar
menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur,
kebanyakan telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas
surel dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi
lainnya dapat menyertakan miniatur papan ketik QWERTY,
layar sentuh atau D-pad, kamera, pengaturan daftar nama,
penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras,
kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik,
penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah internet, atau
hanya sekedar akses aman untuk membuka surel perusahaan,
seperti yang ditawarkan oleh BlackBerry. Fitur yang paling
sering ditemukan dalam telepon pintar adalah kemampuannya
menyimpan daftar nama sebanyak mungkin, tidak seperti
telepon genggam biasa yang mempunyai batasan maksimum
penyimpanan daftar nama.
1.2 Sejarah Smartphone
Telepon pintar pertama dinamakan Simon; dirancang oleh
IBM pada 1992 dan dipamerkan sebagai produk konsep tahun
itu di COMDEX, sebuah pameran komputer di Las Vegas,
Nevada. Telepon pintar tersebut dipasarkan ke publik pada
tahun 1993 dan dijual oleh BellSouth. Tidak hanya menjadi
sebuah telepon genggam, telepon pintar tersebut juga memiliki
kalender, buku telepon, jam dunia, tempat pencatat, surel,
kemampuan mengirim dan menerima faks dan permainan.
Telepon canggih tersebut tidak mempunyai tombol-tombol.
Melainkan para pengguna menggunakan layar sentuh untuk
memilih nomor telepon dengan jari atau membuat faksimile
dan memo dengan tongkat stylus. Teks dimasukkan dengan
papan ketik “prediksi” yang unik di layar. Bagi standar masa
kini, Simon merupakan produk tingkat rendah, tetapi fiturfiturnya pada saat itu sangatlah canggih.
Nokia Communicator merupakan telepon pintar pertama
Nokia, dimulai dengan Nokia 9000, pada tahun 1996. Telepon
pintar yang serupa dengan komputer tangan yang unik ini
adalah hasil dari usaha penggabungan model PDA buatan
Hewlett Packard yang sukses dan mahal dengan telepon Nokia
yang laris pada waktu itu. Nokia 9210 merupakan komunikator
berlayar warna pertama dan juga merupakan telepon pintar
sejati yang menggunakan sistem operasi. Komunikator 9500
menjadi komunikator berkamera dan ber-WiFi pertama.
Komunikator 9300 memiliki perubahan dalam bentuk yang
lebih kecil dan komunikator yang terbaru E90 menyertakan
GPS. Meskipun Nokia 9210 dapat diargumentasikan sebagai
telepon pintar sejati pertama dengan sistem operasi, Nokia
tetap menyebutnya sebagai komunikator.
Ericsson R380 dahulu terjual sebagai „telepon pintar‟ tetapi
tidak bisa menjalankan aplikasi pihak ketiga.
Pada Oktober 2001, Handspring mengeluarkan telepon
pintar Palm OS Treo, dengan papan ketik penuh digabung
dengan jelajah jejaring tanpa kabel, surel, kalender, dan
pengatur daftar nama, dengan aplikasi pihak ketiga yang dapat
diunduh atau diselaraskan dengan komputer.
Tahun 2002, RIM mengeluakan BlackBerry pertama yang
merupakan telepon pintar pertama dengan penggunaan surel
nirkabel yang optimal dan penggunanya telah mencapai 8 juta
(sampai Juni 2007), tiga perempat pemakainya berada di
Amerika Selatan.
Handspring menyajikan telepon pintar yang popular
dipasaran Amerika dengan bergabung dengan Palm OS
berbasis Visor PDA dengan jaringan telepon GSM,
VisorPhone. Tahun 2002, Handspring menjual telepon pintar
terintegasi bernama Treo; perusahaan ini bergabung karena
penjualan PDA sudah mulai mati, tetapi telepon pintar Treo
secara cepat menjadi populer sebagai telepon berfitur PDA.
Pada tahun yang sama, Microsoft mengumumkan Windows CE
komputer kantong OS dinobatkan sebagai "Microsoft Windows
Powered Smartphone 2002".
Pada tahun 2005 Nokia menerbitkan seri-N telepon pintar
3G yang dijual bukan sebagai telepon genggam tetapi sebagai
komputer multimedia.
Android, OS untuk telepon pintar keluaran tahun 2008.
Android didukung oleh Google, bersama pengusaha piranti
keras dan lunak yang terkemuka lainnya seperti Intel, HTC,
ARM, Motorola dan eBay, yang kemudian membentuk Open
Handset Alliance.
Telepon pertama yang menggunakan Android OS adalah
HTC Dream, merk keluran dari T-Mobile sebagai G1. Fitur
telepon penuh, layar sentuh secara utuh, papan ketik
QWERTY, dan bola jalur untuk menavigasikan halaman web.
Piranti lunak cocok dengan aplikasi Google, seperti Maps,
Calendar, dan Gmail, juga Google's Chrome Lite. Aplikasi
pihak ketiga juga tersedia lewat Android Market, ada yang
gratis ataupun dengan biaya.
3. Pada Juli 2008 Apple memperkenalkan App Store dengan
aplikasi gratis dan dengan biaya. App store dapat
menyampaikan aplikasi telepon pintar yang dikembangkan
oleh pihak ketiga langsung dari iPhone atau iPod Touch
dengan WiFi atau jaringan selular tanpa menggunakan
komputer untuk mengunduh. App Store telah menjadi suatu
kesuksesan bagi Apple dan pada Juni 2009 terdapat lebih dari
50,000 aplikasi yang ada. App store menembus satu juta unduh
aplikasi pada 23 April 2009.
Mengikuti popularitas App Store dari Apple, banyak yang
membuat toko aplikasinya sendiri. Palm, Microsoft dan Nokia
telah mengumumkan toko aplikasi yang mirip milik Apple.
RIM juga baru-baru ini membuat toko aplikasinya yaitu
BlackBerry App World.
B. Minat Smartphone dikalangan Mahasiswa
1. Minat
1.1 Pengertian Minat
Pengertian minat menurut kamus bahasa indonesia, berarti
perhatian atau kesukaan pada suatu obyek Menurut Jones minat
diartikan sebagai suatu perasaan terhadap suatu obyek berupa
benda atau situasi tertentu, dan perasan suka ini
dimanifestasikan dalam bentuk reaksi nyata atau berupa anganangan saja. Perasaan ini tidak dapt ditentukan secara obyektif
tetapi hanya daapt diketahui dari pernyataan yang dibuat
subyek sendiri (Tamam, 2010).
Asher, Tiffin, dan Knight mengartikan minat sebagai sikap
atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusataan
perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau
sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman
dan akan selalu diulang. Selain itu minat juga diartikan sebagai
suatu perasaan senang yang dihasilkan dari adanya perhatian
khusus terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu.55 Hal ini
senada dengan pendapat Lukas dan Britt, di mana minat bukan
sekedar suatu proses mekanik dari perhatian karena di
dalamnya tercakup masalah peresaan (feeling) (Abdul, 2006).
Skinner mengemukakan bahwa minat selalu berhubungan
dengan obyek yang menarik indivisdu, dan obyek yang
menarik adlah yang dirasakan menyenangkan. Apabila
seseorang mempunyai minat terhadap suatu obyek maka minat
tersebut akan mendorng seseorang untuk berhubungan lebih
dekat dengan obyek tersebut, yaitu dengan melakukan aktivitas
lebih aktif dan positif demi mencapai sesuatu yang diminatinya
(Tamam, 2010).
1.2. Metode Pengukuran Minat
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran minat, menurut Nurkancana dan Sumartana,
metode pengukuran minat yaitu:
Observasi, yaitu Pengukuran minat dengan metode
observasi mempunyai satu keuntungan karena dapat
mengamati dalam kondisi yang wajar, jadi tidak dibuat-buat.
Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan
hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi
berlangsung.
Interview, pelaksanaan interview biasanya lebih baik
dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga
percakapan akan dapat berlangsung lebih bebas.
Angket atau kuesioner, Angket atau kuesioner jauh lebih
efisien dalam penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam
kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
pertanyaan dengan interview.
Inventori, adalah suatu metode untuk mengadakan
pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam kuesioner
responden menulis jawaban yang relative panjang, sedangkan
inventori responden memberi jawaban dengan memberi tanda
cek, lingkaran atau tanda yang lain yang berupa jawabanjawaban singkat.
(Darmawan, 2009)
2. Ketergantungan
2.1 Ketergantungan Media
Teori Ketergantungan Media (bahasa Inggris: Dependency
Theory) adalah teori tentang Komunikasi Masa yang
menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu
media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut
menjadi semakin penting untuk orang itu. Teori ini
diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur.
Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan
integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial
yang besar.
Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada
pemirsa sebagai penentu media, model ini memperlihatkan
bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan
kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak
bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar.
Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan
dari dua hal.
Pertama, individu akan condong menggunakan media yang
menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan
media lain yang hanya sedikit. Sebagai contoh, bila anda
menyukai Gosip, anda akan membeli tabloid gosip
dibandingkan membeli Koran Kompas, dimana porsi gosip
tentang artis hanya disediakan pada dua kolom di halaman
belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin
tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah
acara Cek dan Ricek, itu ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya
acara di televisi, dan orang ini kemungkinan sama sekali tidak
peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang
Kompas.
Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh
stabilitas sosial saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam
keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/ percaya pada
koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik
antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila
keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media
bisa turun dan individu akan lebih bergantung pada institusi institusi negara atau masyarakat untuk informasi. Sebagai
contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki
pengaruh besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media
membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk digali,
dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih
mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.
2.2 Pengaruh Smartphone sebagai sarana Pengembangan
diri
Kebiasaan mahasiswa yang sangat menjadi rutinitas seharihari yang menjadi sebuah kebiasaan yang tidak dapat
ditinggalkan yaitu :
Update status
Flood
Data privasi
Avatar
4. Komentar yang bijak
Cara penyampaian kritik dan saran
Forward berita
Ketika OOT (Out Of Topic)
Etika bertanya
Penggunaan bahasa
Sampai hal-hal sepele seperti menghargai waktu dan
bandwith orang lain.
Etika-etika tersebut sangat diperlukan bagi mahasiswa
khususnya, dan mungkin kita semua .
Itulah manfaat lain smartphone bagi mahasiswa, yang
dioptimalkan untuk sarana pengembangan diri. Disini
mahasiswa merasakan belajar dengan sarana smartphone itu
menyenangkan. Belajar sambil ditemani cemilan seadanya, dan
sambil duduk santai bahkan sambil tiduran, asal di tempat yang
sesuai, itu tidak masalah. Tidak seperti waktu dibangku
sekolah, kita belajar sambil ngemil aja dilarang, apalagi sambil
tiduran.
III. METODE PENELITIAN
Berdasarkan Analisa latar belakang penelitian, maka dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif yaitu peneliti
berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan
pada objek tertentu secara jelas dan sistematis, termasuk
penelitian korelasional karena mencari pengaruh antara
variabel bebas yaitu penggunaan internetsebagai alternatif
sumber belajar atau informasi terhadap variabel terikat yaitu
minat baca buku mahasiswa.
Lalu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Metode angket
Metode ini digunakan untuk menjaring data tentang
penggunaan Smartphone, diunakan seperti apa dan manfaatnya
seberapa besar untuk kalangan Mahasiswa. Proses penyebaran
angket dilakukan dengan cara responden diberikan kuesioner
yang berupa pertanyaan yang telah tersedia jawabannya.
2. Metode Observasi dan Dokumentasi
Observasi yaitu kegiatan yang di lakukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala atau
fenomena yang di selidiki. Observasi akan dilakukan di kelas
ataupun dikampus Fakultas MIPA UNLAM. Sedangkan di
dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
kebiasaan yang sering dilakukan pada saat pengguna
menggunakan smartphone yang mereka miliki Pengumpulan
data dengan metode ini dilakukan peneliti guna mengusahakan
berbagai macam dokumen yang mampu menggambarkan
fenomena yang diteliti.