Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan pengawasan operasi produksi yang meliputi peramalan produksi, perencanaan produksi, dan pengawasan persediaan. Beberapa metode peramalan yang dijelaskan adalah peramalan subjektif dan objektif seperti metode Delphi, regresi linier, dan rata-rata bergerak. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan produksi berdasarkan hasil peramalan untuk menentukan jadwal produksi dan mengelola per
1. PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
Modul III : Perencanaan dan Pengawasan Operasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan peramalan produksi dengan beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil peramalan.
Mampu melakukan pengawasan dan perencanaan persediaan dengan beberapa metode.
Perencanaan dan Pengawasan Operasi
• Aktivitas utama dalam system produksi adalah perencanaan dan pengawasan operasi.
• Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk mengatur penggunaan sumber daya (resources)
yang ada dalam proses pembuatan produk/barang atau jasa yang bermanfaat dengan
melakukan optimasi terhadap tujuan perusahaan.
Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk untuk periode yang akan dating
berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.
Metode Peramalan
a. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para
ahli yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan
pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).
b.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan matematis dan statistik.
• Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
– Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)
• Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya
permintaan dimasa datang.
– Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat
(disebut metode kausal), Metode Regresi.
2. Perencanaan Operasi/produksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang harus diproduksi dengan didasarkan pada
hasil peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.
Fungsi lain
> bahan
> SDM
> Mesin
> Dll
Proses Transformasi
atau perubahan
Produk / jasa
Informasi umpan balik hasil
Untuk pengawasan proses
2. • Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi
perusahaan.
• Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
• Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
• Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana produksi.
• Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :
• Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah
permintaan dan digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
• Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
• Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan
sibuk.
• Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :
1. Metode Kualitatif
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Contoh :
Data dari hasil peramalan :
Bulan Peramalan Komulatif
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana produksi untuk 12 periode.
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln dengan menganggap persediaan
awal adalah 340 unit.
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan
terakhir, dengan persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti pada table berikut
Bln Perama
lan
Komu
latif
Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2
Persediaan
Awal
Produksi Persediaan
Akhir
Persedia
an Awal
Produksi Persediaan
Akhir
1 103 103 340 70 307 100 120 117
2 117 220 307 70 260 117 120 120
3 115 335 260 70 215 120 120 125
4 121 456 215 70 164 125 120 124
5 123 579 164 70 111 124 120 121
6 109 688 111 70 72 121 120 132
7 89 777 72 70 53 132 60 103
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
3. Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan
mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana
produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
• Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut,
berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system
distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.
• Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan
yang dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen.
4. Material Requirement Planning
• Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik
pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi
(Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk
semua item komponen produk.
5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
• Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan diantara mesin-mesin untuk mendapatkan
waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.
6. Konsep Just In Time.
• Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai
kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang paling
ekonomis dan efisien.
PERAMALAN(FORECAST)
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
– Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para
ahli yang berbeda.
– Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan
pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).
2. Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan - aturan matematis dan statistik.
– Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
> Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)
Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan
dimasa datang.
> Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut
metode kausal), Metode Regresi.
Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu variabel yang mempengaruhinya dapat
dinyatakan dengan suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb: Y = a + bx
a = b =
Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
N
xby
22 xxN
yxxyN
4. Contoh
Data penjualan produk PT “ABC” seperti pada tabel berikut, kemudian perusahaan ingin meramal
penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
455 55 385 2680
b = a =
Persamaan garis regresinya adalah
:
Y = 33,675 + 2,15 (X)
Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325
Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12) = 59,325
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13) = 61,325
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14) = 63,475
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15) = 65,925
Rata-rata Bergerak Tunggal
Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan atau
mengurangi acakan (randomness) dalam deret waktu.
F(t+1) = F(t+2) = F(t+3) = dst.
Dengan :
F(t+i) = Peramalan pada periode t+1
Xi = Nilai actual
t = Periode rata-rata bergerak
contoh
Bulan Data
Rata-rata bergerak
tiga bulanan
Rata-rata bergerak
lima bulanan
1 386 - -
2 340 - -
3 390 - -
4 368 372 -
5 425 366 -
6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
15,2
555538510
55455268010
67533
10
55
152
10
455 ,,
t
i
t
Xt
1
1
2
t
i
t
Xt
2
3
t
i
t
Xt
5. PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi dengan didasarkan pada
hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
Fungsi lain :
Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi
perusahaan.
Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
Sebag ai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana produksi.
Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan
dan digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :
1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Contoh :
Data dari hasil peramalan :
Bulan Peramalan Komulatif
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana produksi untuk 12 periode.
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/ bln dengan menganggap persediaan
awal adalah 340 unit.
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan
terakhir, dengan persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan seperti pada table berikut
Tabel Rencana Produksi
Bln Perama
lan
Komu
latif
Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2
Persediaan
Awal
Produksi Persediaan
Akhir
Persedia
an Awal
Produksi Persediaan
Akhir
1 103 103 340 70 307 100 120 117
2 117 220 307 70 260 117 120 120
3 115 335 260 70 215 120 120 125
4 121 456 215 70 164 125 120 124
5 123 579 164 70 111 124 120 121
6 109 688 111 70 72 121 120 132
7 89 777 72 70 53 132 60 103
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
6. 10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan
mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana
produksi.
PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu :
Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh
efisiensi.
Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua,
1. Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan dengan penentuan kebijakan persediaan al:
Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
Berapa jumlah persediaan pengaman.
Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat.
2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg system pengoperasian persediaan al:
Jenis bahan/barang apa yang masih ada
Dimana barang tersebut ditempatkan
Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.
Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan
1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c )
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan
Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,pengiriman pesanan, pengangkutan,
penerimaan dsb
3. Biaya persiapan (Setup Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang.
Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, persiapan gambar kerja dsb
4. Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi :
Biaya modal
Biaya gudang
Biaya asuransi
Biaya administrasi
Biaya kadaluarsa
Biaya kerusakan dan penyusutan
5. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p)
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
METODE PENGENDALIAN PERSEDIAAN
o Metode Tradisional
o Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
o Metode Kanban
o Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ
Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal dalam menentukan :
Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
Titik pemesanan kembali (RO)
Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :
Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan
Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
7. Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
Tidak ada pesanan ulang (back order)
Tidak ada diskon
Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total
biaya persediaan minimal.
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah :
D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k : ordering cost sekali pesan
h : holding cost persatuan nilai persediaan persatuan waktu
c : purchasing cost persatuan nilai persediaan
t : waktu antara satu pesanan ke pesanan berikutnya
Model Persediaan EOQ dengan pendekatan Tabel
Frekuensi
Pemesanan
(Kali)
Jumlah
Pesanan
(Unit)
Persediaan
Rata-rata
(Unit)
Biaya
Pemesanan
(Rp)
Biaya
Penyimpa
nan (Rp)
Biaya Total
(Rp)
1 12.000 6.000 50.000 1.800.000 1.850.000
2 6.000 3.000 100.000 900.000 1.000.000
3 4.000 2.000 150.000 600.000 750.000
4 3.000 1.500 200.000 450.000 650.000
5 2.400 1.200 250.000 360.000 610.000
6 2.000 1.000 300.000 300.000 600.000
7 1.714 857 350.000 257.143 607.143
8 1.500 750 400.000 225.000 625.000
Model Persediaan EOQ dengan pendekatan Grafik
Model Persediaan EOQ: Pendekatan Matematis
Notasi:
8. D = Jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S = Biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
h = Biaya penyimpanan sebagai % terhadap nilai barang
C = Harga barang (rupiah/unit)
H = h x C = Biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)
Q = Jumlah pemesanan (unit/pesanan)
F = Frekuensi pemesanan (kali/tahun)
T = Jarak waktu antar tiap pesanan (tahun, hari)
TC = Total biaya persediaan (rupiah/tahun)
BiayaPemesanan = FrekuensipesananXBiayapesanan
= D/Q.S
BiayaPenyimpanan = Persediaanrata-rataXBiayapenyimpanan
= Q/2.H
BiayaTotal = biayapemesanan+biayapenyimpanan
= D/Q . S +Q/2.H
EOQ terjadi jika biaya pemesanan = biaya penyimpanan
D/Q.S = Q/2.H
2DS=Q
2
H
Q
*
=(2DS/H)
1/2
Q
*
adalahjumlahpemesananyangmemberikanbiayatotal persediaan terendah
Q
*
dapatjugadihitungmelaluideferensiasifungsibiayatotal:
TC = D/Q . S+Q/2.H
dTC/dQ = - D/Q
2.
S + H / 2=0
D/Q
2.
S = H/2
Q
2
H = 2 D S
Q
*
=(2DS/H)
1/2
Dengan menggunakan contoh yang sama, kita memperoleh data sebagai berikut:
(2)(12.000)(50.000)
EOQ = Q
*
= = 2.000 unit
300
Frekuensi pemesanan:
D 12.000
F = = = 6 kali / tahun
Q
*
2.000
D = D = 12.000
S = S = Rp 50.000,-
h = H = 10%
C = C = Rp 3.000,-
H = H = Rp 300,- (H = h x C)